Analisis Kimia Analisis data

5 Perlakuan pakan disusun dengan menggunakan metode rancangan acak lengkap. Skema tata letak akuarium dapat dilihat pada Lampiran 2. Pakan diberikan dua kali sehari yaitu pukul 09.00 dan 15.00 WIB. Pakan diberikan secara at satiation. Kegiatan harian yang dilakukan adalah pengukuran suhu, pemberian pakan dan pengumpulan feses. Pengukuran kecernaan dilakukan dengan mengumpulkan feses ikan dan dianalisis pada akhir pemeliharaan. Pengumpulan feses dilakukan lima hari setelah pemberian pakan perlakuan Silva, 1989.

2.4 Analisis Kimia

Analisis proksimat yang dilakukan meliputi pengukuran kadar air, protein, lemak, abu, serat kasar, dan BETN. Pengukuran kadar air dengan melakukan pemanasan bahan di dalam oven pada suhu 100⁰C selama 6 jam, kadar protein dihitung menggunakan metode Kjeldahl sedangkan lemak kering dan abu masing- masing diukur dengan metode Soxchlet dan pemanasan di dalam tanur 600⁰C, serat kasar diukur dengan pelarutan sampel dengan asam dan basa kuat Takeuchi, 1988. Metode analisis proksimat dapat dilihat pada Lampiran 3. Analisis kecernaan dilakukan dengan pengukuran kromium Cr 2 O 3 pakan dan feses ikan melalui pemanasan bahan dengan asam kuat HNO 3 dan HCLO 4 kemudian dilakukan pembacaan absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 350 nm Lied et al., 1982 dalam Tytler Calow, 1985. Metode analisis Cr 2 O 3 dapat dilihat pada Lampiran 4 Takeuchi, 1988.

2.5 Analisis data

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan dan tiga ulangan. Data kecernaan protein, kecernaan energi dan kecernaan bahan pakan pada penelitian ini diolah menggunakan SPSS 16 serta uji lanjut menggunakan uji Duncan. 2.6 Kecernaan Parameter kecernaan yang dihitung berdasarkan Watanabe 1988 dan NRC 1993 adalah sebagai berikut: Kecernaan protein = 100-[100 x aa’ x b’b] 6 Energi tercerna kkal100g pakan = Energi pakan – Energi feses x nn’ Kecernaan energi = [Energi tercernaEnergi pakan] x 100 Kecernaan bahan = ADT-0,7AD0,3 Keterangan : a = Cr 2 O 3 dalam pakan a’ = Cr 2 O 3 dalam feses b = protein dalam pakan b’ = protein dalam feses n = mg Cr 2 O 3 gram pakan n’ = mg Cr 2 O 3 gram feses ADT = nilai kecernaan pakan uji AD = nilai kecernaan pakan acuan 7

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Pakan yang telah dibuat dianalisis untuk mengetahui komposisi proksimat pakan tersebut. Hasil analisis proksimat bahan dan pakan uji kulit ubi kayu terdapat pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Komposisi proksimat bahan uji kulit ubi kayu dalam bobot kering Parameter Perlakuan bahan kulit ubi kayu Kontrol NaOH Kapang Bakteri Protein 9,79 6,01 20,85 11,92 Lemak 1,73 2,7 2,46 1,32 Serat Kasar 8,04 5,48 7,92 5,07 Abu 7,22 5,43 10,8 6,18 BETN 73,22 80,38 57,97 75,51 GEkkal100gram pakan 371,29 388,59 377,56 388,75 Keterangan : Kontrol = kulit ubi kayu tanpa rekayasa NaOH = kulit ubi kayu direndam NaOH 3 Kapang = kulit ubi kayu fermentasi kapang Trichoderma viride dan Phanerochaete chrysosporium Bakteri = kulit ubi kayu fermentasi bakteri Bacillus megaterium BETN = Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen GE = Gross Energy 1 gram protein = 5,6 kkal GE 1 gram karbohidratBETN = 4,1 kkal GE 1 gram lemak = 9,4 kkal GE Watanabe, 1988 Tabel 3. Komposisi proksimat pakan uji ikan nila Oreochromis niloticus dalam bobot kering Parameter Perlakuan pakan kulit ubi kayu Kontrol NaOH Kapang Bakteri Protein 22,37 20,92 24,51 22,48 Lemak 5,47 5,39 5,11 6,20 Serat kasar 4,71 4,68 4,92 5,11 Kadar abu 10,60 9,95 11,55 10,41 BETN 43,15 40,94 46,09 44,20 GE kkal100gram pakan 353,605 335,672 374,259 365,388 Keterangan : kontrol = kulit ubi kayu tanpa rekayasa NaOH = kulit ubi kayu direndam NaOH 3 Kapang = kulit ubi kayu fermentasi kapang Trichoderma viride dan Phanerochaete chrysosporium Bakteri = kulit ubi kayu fermentasi bakteri Bacillus megaterium BETN = Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen GE = Gross Energy 1 gram protein = 5,6 kkal GE 1 gram karbohidratBETN = 4,1 kkal GE 1 gram lemak = 9,4 kkal GE Watanabe, 1988