Peternakan Ayam Ras Petelur

Gambar 1 Pelaksanaan pengujian pullorum pada peternakan Ayam Bibit Breeder Distanak 2006 Peternakan pembibitan dinyatakan bebas penyakit pullorum, apabila dari pengujian pertama dan pengujian ulangan tidak ditemukan reaktor yang dikukuhkan dengan sertifikat bebas pullorum dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang Distanak 2006.

b. Peternakan Ayam Ras Petelur

Pada tahun 2005 di Wilayah Kabupaten Tangerang terdapat 50 peternakan ayam ras petelur dengan populasi total berjumlah 3.110.000 ekor dengan produksi telur ayam ras sebesar 27.737.766 kgtahun Distanak 2005. Data peternakan ayam ras petelur di Kabupaten Tangerang dapat dilihat pada tabel 1. Peternak ayam ras petelur di Kabupaten Tangerang, sebagian besar memelihara ayam ras mulai dari ayam berumur satu hari dengan menggunakan sistem kandang litter yang beralaskan sekam padi atau serbuk gergaji hingga ayam berumur 14 atau 16 minggu. Setelah ayam mencapai umur 18-21 minggu, ayam sudah mendekati masa produksi dan harus dipindah ke kandang layer dengan sistem cage. Bahan cage pada umumnya terbuat dari bambu atau kawat dengan tempat ransum maupun air minum ditempatkan di luar cage dengan bentuk trough. Tempat air minum ditempatkan di atas tempat ransum, agar ransum tidak mengotori air minum. Beberapa peternakan sudah menggunakan nipple untuk tempat air minum ayam sehingga air minum tidak berceceran di sekitar lokasi kandang. Tabel 1 Jumlah peternakan dan populasi ayam ras petelur di Kab. Tangerang Tahun 2005. No. Kecamatan Nama Farm Populasi ekor No. Kecamatan Nama Farm Populasi ekor 1. 2. 3. Legok Curug Ps. Kemis 1. Buana 2. Langsing 3. Koming 4. Budi 5. Atung 6. Babat 7. Tungki 8. Teddy 9. Trijaya 10. Ayung 11. LM 12. KM 13. Garuda 14. LC 15. YS 16. HS 17. S Jaya 18. Darmaw 19. Hidup J 20. Tanto 21. S Multi 22. Acun 23. HO 24. SIH 25. Kurnia 80.000 70.000 60.000 45.000 80.000 75.000 60.000 60.000 60.000 45.000 60.000 60.000 60.000 65.000 65.000 60.000 50.000 80.000 60.000 55.000 70.000 60.000 65.000 60.000 45.000 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Kemeri Panongan Pd. Aren Ciputat Cikupa Cisoka Pagedangan 26. TKK 27. Gloria 28. Kemeri 29. Napoya 30. Asia J 31. Sinar F 32. Klebet 33. Abadi 34. Timur J 35. Garuda 36. SH 37. Sumber 38. Rudy 39. SR 40. Eden 41. Eden P 42. Arman 43. AEC 44. Dunia 45. Soka 46. TA 47. YA 48. LA 49. Ok Kio 50. Tuti F 55.000 85.000 60.000 30.000 80.000 75.000 65.000 60.000 75.000 65.000 65.000 60.000 60.000 65.000 60.000 65.000 65.000 85.000 80.000 60.000 60.000 20.000 45.000 40.000 80.000 Sub Total 1.550.000 Sub Total 1.560.000 T o t a l 3.110.000 Sumber : Distanak Kabupaten Tangerang 2005 Usaha pencegahan penyakit dilakukan dengan melakukan vaksinasi dengan memberikan vaksin New Castledisease, Infectious Bursal Disease, Cholera, Coccidiosis, Coryza, Chronic Respiratory Disease dan Avian Influenza Distanak 2005. Pelaksanaan vaksinasi terhadap S. Enteritidis di Indonesia tidak direkomendasikan, karena antibodi yang terbentuk pascavaksinasi dapat ’mengacaukan” pemeriksaan uji pullorum yang dilakukan akibat adanya reaksi silang antara Salmonella spp. yang terdapat dalam satu Grup. Sesuai dengan klasifikasi struktur antigenik menurut Skema Kaufman-White, bakteri S. Enteritidis dan S. Pullorum termasuk dalam grup D yang memiliki kesamaan struktur antigenik somatik yaitu O 1,9,12 Ariyanti et al. 2004. Untuk menurunkan biaya produksi, para peternak pada umumnya membuat ransum sendiri self mixing dari berbagai jenis bahan baku, antara lain : jagung kuning, dedak halus, bungkil kedelai, bungkil kelapa, tepung ikan dan tepung kerang. Dari data yang diperoleh, 40 peternak ayam ras di Kabupaten Tangerang telah menggunakan probiotik dalam air minum sebagai pengganti pemacu pertumbuhan growth promotor yang biasanya dicampurkan dalam pakan ternak. Dosis probiotik yang digunakan adalah 2 mlliter air minum yang diberikan setiap hari menjelang masa produksi atau bila kondisi kesehatan ayam terlihat menurun. Pemilihan penggunaan probiotik dalam air minum dilakukan untuk menghindari resistensi antibiotika dan membuat konsistensi feces menjadi lebih kering sehingga mengurangi bau dan lalat disekitar lokasi peternakan. Probiotik Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang diaplikasikan secara oral dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan ternak dengan cara memanipulasi komposisi bakteri yang ada dalam saluran pencernaan ternak. Alternatif penggunaan probiotik yang dilakukan oleh para peternak disebabkan karena beberapa negara telah melakukan pelarangan penggunaan antibiotika sebagai growth promotor serta kecenderungan terjadinya resistensi bakteri-bakteri patogen terhadap antibiotika tertentu Revolledo et al. 2006. Berdasarkan hasil pengujian beberapa serotipe Salmonella yang berasal dari spesimen hewan dengan 17 jenis antibiotika, diperoleh hasil bahwa terjadi resistensi terhadap antibiotika-antibiotika tersebut yang umumnya selain digunakan untuk pengobatan manusia dan hewan, juga di bidang industri peternakan digunakan sebagai growth promotor Headrick Cray 2001. Sebagian besar probiotik yang digunakan sebagai aditif tergolong dalam jenis bakteri, diantaranya species Lactobacillus L. acidophilus, L. lactis, L. plantarum dan Bifidobacterium B. bifidum, B. thermophilum, disamping itu terdapat juga bakteri Streptococcus lactis dan jenis fungi seperti Aspergilus niger dan Aspergilus oryzue. Terdapat monostrain, multistrain dan multispecies probiotik. Monostrain probiotik mengandung satu strain bakteri dari satu species, multistrain probiotik mengandung lebih dari satu strain bakteri dari satu species atau genus yang sama, sedangkan multispecies probiotik mengandung beberapa strain bakteri dari species atau genus yang berbeda Timmerman et al. 2004. Hingga saat ini, belum dapat dipastikan mekanisme kerja probiotik dalam mengurangi infeksi bakteri patogen dalam tubuh induk semang. Lactobacillus mempunyai kemampuan untuk mencegah perlekatan, perkembangbiakan dan menurunkan patogenitas bakteri enteropatogen. Mekanisme lainnya, yaitu dengan memproduksi rantai pendek asam lemak terbang sehingga akan menurunkan pH lumen usus dimana hal ini merupakan kondisi yang tidak mendukung bagi perkembangan bakteri enteropatogen, menghasilkan substansi yang bersifat menghambat metabolit yang diperlukan oleh bakteri patogen dan memproduksi senyawa spesifik seperti bakteriosin yang bersifat bakterisidal. Penelitian terhadap reaksi imunologi dari pemberian probiotik saat ini terus dikembangkan, Lactobacillus mampu meningkatkan imunitas mukosal dan sistemik saluran pencernaan terhadap bakteri enteropatogen dengan meningkatkan produksi dari SIgA Secretory IgA. Efek immmune-modulation bakteri yang terdapat dalam probiotik juga dimiliki oleh mekanisme lain yang disebut dengan competitive exclusion CE yaitu suatu mekanisme bakteri untuk memanipulasi komposisi mikrobiota intestinal. Kedua mekanisme ini, mampu mencegah infeksi bakteri enteropatogen seperti Salmonella dengan cara mempertahankan kondisi optimal dari usus induk semang dan menjaga kestabilan mikroflora normal usus. Kondisi kesehatan induk semang merupakan faktor penting yang mempengarungi kinerja probiotik untuk menghambat infeksi bakteri enteropatogen Nemeth et al. 2006 Tellez et al. 2001. Mekanisme immuno- modulation probiotik dan competitive exclusion dalam usus unggas, dapat dilihat pada gambar 2 berikut. Gambar 2 Mekanisme immuno-modulation probiotik dan Competitive Exclusion dalam usus unggas Revolledo et al. 2006 Keterangan gambar : SIgA=Sekresi IgA; CE=Competitive Exclusion; SIL=Sel Intraepitelial; ILI=Intraepitelial Limfosit Intestinal; LPL=lamina propria limfosit T limfosit aktivasi; LB= Limfosit B; LT=Limfosit T; M sel=sel yang berfungsi untuk mengirimkan antigen dari lumen intestinal ke usus unggas; KS=Komponen Sekresi. Mekanisme kerja : Penangkapan antigen : 1. antigen dapat dikenali secara langsung oleh Intraepitelial Limfosit Intestinal ILI yang kemudian mengirimkan sinyalnya pada lamina propia; 2. pada saat antigen ditangkap oleh sel-sel M , terdapat 2 kemungkinan untuk menstimulasi terjadinya respon imunologi : a antigen langsung ditangkap oleh makrofag atau sel-sel dendrit, yang mampu memproses untuk menghasilkan Limfosit T LT pada lamina propia; atau b antigen akan mengaktifkan sel-sel B, yang akan menstimulasi LT pada lamina propia; 3. Antigen dapat ditangkap oleh Sel Intraepitelial SIL melalui proses endositosis. SIL mempunyai kemampuan seperti LT untuk memproses antigen. SigA akan memproduksi : LT aktivasi dan menghasilkan sitokin yang akan menstimulir aktivasi Limfosit B LB dan pada akhirnya sel plasma akan menghasilkan IgA. Pada akhirnya produksi IgA akan menghambat perlekatan antigen di permukaan mukosa usus unggas. SIL Sekresi IgA SIgA ILI Komponen Sekresi KS Sitokin Peningkatan Imunitas Mukosa Usus Struktur Telur Telur ayam mempunyai struktur sangat khusus, yaitu mengandung zat gizi yang cukup untuk mengembangkan sel yang telah dibuahi menjadi seekor anak ayam Puslitnak 2000. Telur secara umum terbagi atas kulit telur kerabang, putih telur albumen dan kuning telur. Pada umumnya telur ayam berbentuk bulat lonjong, tetapi ada sebagian kecil telur mempunyai bentuk yang abnormal. Perbedaan bentuk itu dapat terjadi karena adanya faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah sifat genetis, umur ayam pada waktu bertelur, sifat-sifat biologis sewaktu bertelur dan sifat-sifat fisiologis yang terdapat pada induknya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besarnya telur antara lain bangsa ayam, umur, perubahan musim sewaktu bertelur, sifat keturunan, umur pembuahan, bobot badan induk dan pakan yang diberikan pada ayam yang bersangkutan AEB 2005.

a. Kerabang Telur