Pengangkutan Pasir Besi Via Laut.

lebih 120 KM. Bagi kendaraan pengangkut pasir besi akan dibutuhkan waktu berjam- jam untuk sampai ke konsumen yang berlokasi di Kabupaten Bogor, Jakarta atau Bekasi. Waktu pengiriman dan biaya pengangkutan bisa dikurangi dengan pengangkutan via laut dengan menggunakan kapal tongkang. Memang diperlukan volume yang cukup besar untuk sekali angkut dengan menggunakan kapal tongkang, namun hal ini bisa diatasi dengan pengiriman bersama beberapa perusahaan atau UPR sehingga jumlah pasir besi yang dikirim bisa memenuhi kapasitas angkut kapal. Pengangkutan via laut akan berdampak secara langsung pada ruas jalan yang selama ini dilewati kendaraan pengangkut pasir besi. Jika selama ini kendaraan pengangkut pasir besi menjadi penyebab utama kerusakan jalan, maka setelah pasir besi diangkut via laut diharapkan kerusakan jalan tidak terjadi lagi, sendainya terjadi juga kerusakan merupakan kerusakan ringan yang segera bisa diatasi. Pengendara kendaraan dan penumpang yang melewati ruas ini juga merasa tidak dirugikan akibat kehilangan waktu tempuh dan peningkatakan konsumsi BBM. c. Pembuatan Produk Turunan Pasir Besi Diversifikasi Produk Deversifikasi produk turunan pasir besi bisa menjadi alternatif peluang untuk meningkatkan keuntungan dan pendapatan asli daerah. Dengan pengolahan pasir besi maka perusahaan mendapatkan keuntungan dari nilai tambah dari produk turunan pasir besi, dan pemerintah akan mendapatkan tambahan pajak dan retribusi dari produk baru tersebut. Bagi UPR peningkatan nilai tambah pasir besi dapat dilakukan dengan melakukan pengolahan pasir besi menjadi konsentrat berkadar besi tertentu dengan menggunakan magnetic separator. Sebagian UPR dan perusahaan pemegang IUP memiliki peralatan ini, namun jarang digunakan karena mayoritas order dari konsumen berupa raw material terseleksi. Mereka lebih suka melayani pesanan yang kontinu, jumlahnya banyak dan penanganannya mudah. Namun dalam jangka panjang upaya pengolahan ini tetap harus digulirkan agar keuntungan perusahaan lebih besar. Upaya yang bisa dilakukan adalah melakukan promosi produk konsentrat pasir besi dari Cianjur Selatan ke beberapa perusahaan yang biasa menerima material konsentrat pasir besi. Promosi ini dilakukan dalam rangka meningkatkan trust konsumen kepada produsen sehingga mereka merasa yakin dengan jaminan kualitas konsentrat pasir besi dari Cianjur Selatan. Upaya peningkatan nilai tambah berikutnya yang bisa dilakukan adalah membangun smelter skala kecil, meskipun pemerintah daerah memiliki peluang membangun smelter tapi bagi perusahaan peluang ini juga bisa mereka ambil. Walupun dalam kenyataannya sebagian besar perusahaan pemegang IUP dan UPR belum mampu membangun smelter skala kecil namun dalam jangka panjang bisa diagendakan oleh mereka baik dengan mendatangkan investor baru atau membentuk gabungan usaha penambangan pasir besi. Produk-produk turunan pasir besi yang dihasilkan oleh smelter berupa spons iron dan pig iron memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi dibandingkan raw material. Dengan memproduksi dan menjual produk yang bernilai ekonomi tinggi keuntungan perusahaan dan UPR diharapkan dapat meningkat tajam. Ancaman a. Penutupan Tambang Penutupan kegiatan penambangan merupakan ancaman yang cukup serius dalam kegiatan penambangan pasir besi, jika penutupan benar-benar terjadi dan berlaku bagi semua perusahaan maka secara otomatis seluruh aktivitas penambangan berhenti dan perusahaan mengalami kebangkrutan. Pekerja dan karyawan perusahaan tambang juga terancam dirumahkan. Secara ekonomi akan berdampak pada peningkatan angka pengangangguran di wilatah setempat, dan perputaran ekonomi yang salama ini di stimulus oleh kegiatan penambangan pasir besi akan melambat. Penutupan tambang dimungkinkan terjadi dan bisa dilakukan oleh pihak pemerintah atau masyarakat. Pemerintah bisa membekukan aktivitas penambangan jika secara nyata berdampak luas pada kerusakan lingkungan berupa kerusakan ekosistem pantai, insfrastruktur, dan menurunnya derajat kesehatan masyarakat karena pencemaran, di satu sisi penerimaan pemerintah sangat rendah karena merebaknya illegal mining. Kondisi seperti ini bisa mendorong berbagai pihak baik masyarakat secara langsung, pada ahli dan LSM memberikan tekanan kepada pemerintah untuk menutup aktivitas penambangan.

b. Merebaknya Ilegal Mining

Ilegal mining merupakan ancaman yang berbahaya bagi pemerintah dan lingkungan. Dengan penambangan semacam ini pemerintah tidak mendapatkan hak yang seharusnya mereka dapatkan dari kegiatan penambangan pasir besi, akibatnya penerimaan pemrintah menjadi rendah padahal kegiatan penambangan berlangsung marak. Ilegal minning juga berdampak pada kerusakan lingkungan lebih luas karene penambangan semacam ini biasanya kurang memperhatikan kaidah penambangan yang ramah lingkungan. Berdasarkan wawancara dengan pengusaha dan para pekerja tambang yang mengetahui aktivitas bongkar muat pasir besi, penambangan ilegal sudah terjadi pada kegiatan penambangan pasir besi di pantai Cianjur Selatan, nilainya mencapai 30 produksi pasir besi yang dilaporkan ke pemerintah. Penambangan ilegal ini sebenarnya dilakukan oleh perusahaan yang legal namun mereka tidak melaporkan penjualannya kepada pemerintah. Hal ini biasanya ditempuh dengan cara membeli surat jalan yang palsu untuk proses pengiriman ke konsumen. Konsumen sendiri tidak bisa membedakan antara yang asli dan palsu, selain itu perusahaan yang mengirimkan adalah perusahaan yang legal, sehingga bagi konsumen transaksi yang mereka lakukan adalah sah, padahal barang yang diterima berasal dari illegal minning.

c. Kerusakan Lingkungan yang Lebih Luas

Aktifitas pertambangan dianggap seperti uang logam yang memiliki dua sisi yang saling berlawanan, yaitu sebagai sumber kemakmuran sekaligus perusak lingkungan yang sangat potensial. Sebagai sumber kemakmuran, sektor ini menyokong pendapatan negara selama bertahun-tahun. Sebagai perusak lingkungan, pertambangan terbuka open pit mining dapat mengubah secara total baik iklim dan tanah akibat seluruh lapisan tanah di atas deposit bahan tambang disingkirkan. Hilangnya vegetasi secara tidak langsung ikut menghilangkan fungsi ekosistem pantai sebagai pengatur tata air, pengendali abrasi dan banjir rob. Kerusakan lingkungan yang lebih luas dapat terjadi kapan saja. Jika kegiatan panambangan pasir besi di Kabupaten Cianjur baru mengakibatkan kerusakan insfrastruktur jalan, maka kerusakan lingkungan yang lebih luas tidak bisa dihindari apabila kegiatan penambangan semakin masif dan penggunaan alat berat tidak bisa dicegah. Selama ini kegiatan penambangan hanya mengandalkan cangkul, sekop dan kendaraan double gardan untuk pengangkutan dari area tambang ke stockpille lapangan, penggunaan alat sederhana ini karena produk yang dihasilkan hanya raw material. Jika permintaan konsentrat meningkat dan pembanguna smelter terealisasi maka penggunaan alat-alat sederhana untuk kegiatan menambang sudak tidak efisien lagi, sehingga penggunaan alat berat susah untuk dihindarkan. Beberapa dampak negatif akibat pertambangan jika tidak terkendali antara lain sebagai berikut: 1. Kerusakan lahan bekas tambang dan lahan pertanian 2. Dalam jangka panjang, pertambangan adalah penyumbang terbesar lahan sangat kritis yang susah dikembalikan lagi sesuai fungsi awalnya. 3. Pencemaran baik tanah, air maupun udara. Misalnya debu, gas beracun, bunyi dll. 4. Kerusakan terumbu karang dan lenyapnya sebagian keanekaragaman hayati. 5. Air tambang asam yang beracun yang jika dialirkan ke sungai yang akhirnya ke laut akan merusak ekosistem dan sumber daya pesisir dan laut. 6. Menyebabkan berbagai penyakit dan mengganggu kesehatan. 7. Sarana dan prasarana seperti jalan rusak berat. Selain faktor teknis penggunaan alat berat dalam pengerukan pasir pantai, terdapat faktor lain yang bisa memicu kerusakan lingkungan, antara lain: 1. Adanya perbedaan kepentingan antara kepentingan lingkungan vs kepentingan ekonomi, politik. Kepentingan ekonomi dan politik akan mendorong eksploitasi yang berlebihan sehingga melupakan kaidah-kaidah penambangan yang ramah lingkungan. 2. Penegakkan hukum yang belum baik. Penegakan hokum yang kurang baik akan menjadikan para penambang yangmerusak lingkungan merasa dibiarkan dan dibenarkan tindakannya. Pada contoh kasus kerusakan jalan akibat pengangkutan pasir besi berupakan bagian dari penegakan hokum yang belum baik. 3. Aturan yang dibuat seringkali mengakomodasi beberapa kepentingan dengan bahkan mengabaikan unsur lingkungan. 4. Aturan yang tidak dilaksanakan dengan konsisten. 5. Dalam prakteknya otonomi daerah menyebabkan pertambangan maju pesat dan nyaris tidak terkendali. Sebenarnya ada beberapa upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh penambangan pasir besi, dapat ditempuh dengan beberapa pendekatan, antara lain : 1. Pendekatan teknologi, dengan orientasi teknologi preventif controlprotective yaitu pengembangan sarana jalanjalur khusus untuk pengangkutan pasir besi, atau perbaikan kualitas jalan sehingga kerusakan jalan dapat dihindari. 2. Pendekatan lingkungan yang ditujukan bagi penataan lingkungan sehingga akan terhindar dari kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan lingkungan. Penanaman bakau dan mangrove secara terpadu untuk mencegah terjadinya abrasi pantai. 3. Pendekatan administratif yang mengikat semua pihak dalam kegiatan pengusahaan penambangan pasir besi tersebut untuk mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku. 4. Pendekatan edukatif, kepada masyarakat yang dilakukan serta dikembangkan untuk membina dan memberikan penyuluhanpenerangan terus menerus memotivasi