insfrastruktur jalan, maka kerusakan lingkungan yang lebih luas tidak bisa dihindari apabila kegiatan penambangan semakin masif dan penggunaan alat berat tidak bisa
dicegah. Selama ini kegiatan penambangan hanya mengandalkan cangkul, sekop dan kendaraan double gardan untuk pengangkutan dari area tambang ke stockpille lapangan,
penggunaan alat sederhana ini karena produk yang dihasilkan hanya raw material. Jika permintaan konsentrat meningkat dan pembanguna smelter terealisasi maka penggunaan
alat-alat sederhana untuk kegiatan menambang sudak tidak efisien lagi, sehingga penggunaan alat berat susah untuk dihindarkan.
Beberapa dampak negatif akibat pertambangan jika tidak terkendali antara lain sebagai berikut:
1. Kerusakan lahan bekas tambang dan lahan pertanian 2. Dalam jangka panjang, pertambangan adalah penyumbang terbesar lahan sangat
kritis yang susah dikembalikan lagi sesuai fungsi awalnya. 3. Pencemaran baik tanah, air maupun udara. Misalnya debu, gas beracun, bunyi dll.
4. Kerusakan terumbu karang dan lenyapnya sebagian keanekaragaman hayati. 5. Air tambang asam yang beracun yang jika dialirkan ke sungai yang akhirnya ke laut
akan merusak ekosistem dan sumber daya pesisir dan laut. 6. Menyebabkan berbagai penyakit dan mengganggu kesehatan.
7. Sarana dan prasarana seperti jalan rusak berat. Selain faktor teknis penggunaan alat berat dalam pengerukan pasir pantai,
terdapat faktor lain yang bisa memicu kerusakan lingkungan, antara lain: 1. Adanya perbedaan kepentingan antara kepentingan lingkungan vs kepentingan
ekonomi, politik. Kepentingan ekonomi dan politik akan mendorong eksploitasi yang berlebihan sehingga melupakan kaidah-kaidah penambangan yang ramah
lingkungan.
2. Penegakkan hukum yang belum baik. Penegakan hokum yang kurang baik akan menjadikan para penambang yangmerusak lingkungan merasa dibiarkan dan
dibenarkan tindakannya. Pada contoh kasus kerusakan jalan akibat pengangkutan pasir besi berupakan bagian dari penegakan hokum yang belum baik.
3. Aturan yang dibuat seringkali mengakomodasi beberapa kepentingan dengan bahkan mengabaikan unsur lingkungan.
4. Aturan yang tidak dilaksanakan dengan konsisten. 5. Dalam prakteknya otonomi daerah menyebabkan pertambangan maju pesat dan
nyaris tidak terkendali. Sebenarnya ada beberapa upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap
dampak yang ditimbulkan oleh penambangan pasir besi, dapat ditempuh dengan beberapa pendekatan, antara lain :
1. Pendekatan teknologi, dengan orientasi teknologi preventif controlprotective
yaitu pengembangan sarana jalanjalur khusus untuk pengangkutan pasir besi, atau perbaikan kualitas jalan sehingga kerusakan jalan dapat dihindari.
2. Pendekatan lingkungan yang ditujukan bagi penataan lingkungan sehingga akan terhindar dari kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan lingkungan. Penanaman
bakau dan mangrove secara terpadu untuk mencegah terjadinya abrasi pantai. 3. Pendekatan administratif yang mengikat semua pihak dalam kegiatan pengusahaan
penambangan pasir besi tersebut untuk mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku.
4. Pendekatan edukatif, kepada masyarakat yang dilakukan serta dikembangkan untuk membina dan memberikan penyuluhanpenerangan terus menerus memotivasi
perubahan perilaku dan membangkitkan kesadaran untuk ikut memelihara kelestarian lingkungan.
d. Harga Pasar Jatuh
Jatuhnya harga pasir besi merupakan ancaman tersendiri bagi usaha panambangan pasir besi. Sebagaimana produk-produk lain ketika biaya produksi
melebihi penerimaan penjualan maka sudah dipastikan kerugian akan dialami para pengusaha. Meskipun harga pasir besi domestik selama ini terus meningkat dan sedikit
mengalami tekanan ketika harga internasional mengalami kejatuhan, namun peluang terjadinya kejatuhan harga selalu ada ketika harga global terus menurun dan selama ini
harga domestik selalu dipengaruhi oleh harga global. Harga yang terus merosot menyebabkan harga jual lebih rendah dari biaya produksi perusahaan.
Berikut ini hasil analisis faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan penambangan pasir besi di Kabupaten Cianjur. Proses analisis ini menggunakan matriks
strategi faktor eksternal yang disajiakan pada tabel berikut ini.
Tabel 44. Matriks Strategi Eksternal Pengelolaan Pasir Besi yang Berkelanjutan
Faktor Strategi Eksternal Bobot
Rating Skor
Peluang:
a. Pembentukan BUMD Smelter 0,196
3,0 0,594
b. Perbaikan kualitas jalan 0,136
2,9 0,391
c. Pengangkutan via laut 0,117
2,7 0,322
d. Memproduksi turunan pasir besi 0,039
1,0 0,039
Jumlah 0,5
1,35
Ancaman
a. Penutupan tambang 0,036
1,8 0,064
b. Ilegal mining 0,125
2,5 0,313
c. Kerusakan lingkungan lebih luas 0,202
3,3 0,667
d. Harga jatuh 0,127
1,4 0,179
Jumlah 0,5
1,22
Berdasarkan tabel di atas, faktor peluang yang memperoleh rating tertinggi dengan rating 3 agak kuat adalah pembentukan BUMD smelter, sementara perbaikan
kualitas jalan memiliki rating 2,9. Pengangkutan via laut mendapatkan rating 2,8 dan yang paling rendah adalah memproduksi turunan pasir besi sebesar 1 sangat lemah.
Pada kolom peluang ini skor terbesar adalah pembentukan BUMD smelter sebesar 0,594.
Pada kolom faktor ancaman rating terbesar adalah terjadinya kerusakan lingkungan lebih luas dengan nilai rating 3,3 disusul dengan illegal mining sebasar 2,5
dan rating terendah adalah harga jatuh dengan nilai rating 1,4. Nilai skor terbesar masih pada terjadinya kerusakan lingkungan lebih luas lagi dengan skor 0,667.
Matriks Internal Eksternal IE
Matriks internal dan eksternal digunakan untuk memposisikan strategi pengembangan usaha penambangan pasir besi di Kabupaten Cianjur yang didapat dari
jumlah skor dari masing-masing faktor internal dan faktor eksternal. Hasil analisis matriks internal dan eksternal dapat dilihat pada berikut ini.
Tabel 45. Hasil Anaslis Matriks Strategi Internal Eksternal Pengeloaan Pasir Besi yang Berkelanjutan
Nilai Jumlah Skor Faktor Strategi Internal 4 Tinggi 3 Rata-Rata 2 Lemah 1
1 GROWTH
Konsentrasi melalui Integrasi Vertikal
2 GROWTH
Konsentrasi melalui Integrasi Horizontal
3 RETRENCHMENT
Turn around
4 STABILTY
Hati-Hati 5
GROWTH Konsentrasi melalui
Integrasi Horizontal STABILTY
Tidak ada perubahan profit strategi
6 RETRENCHMENT
Captive company atau Divestmen
7 GROWTH
Diversifikasi konsentrik
8 GROWTH
Diversifikasi konglomerat
9 RETRENCHMENT
Bangkrut atau
likuidasi Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa strategi pengembangan
kegiatan penambangan pasir besi di Kabupaten Cianjur berada dalam sel 5. Artinya pengembangan kegiatan penambangan pasir besi di Kabupaten Cianjur memerlukan
Growth Strategy yaitu strategi yang didesain untuk pertumbuhan sendiri atau stability strategi yaitu penerapan strategi yang dilakukan tanpa mengubah arah strategi yang
telah ditetapkan.
Analisis Matriks Strategic Position and Action Evaluation SPACE
Berdasarkan hasil analisis faktor internal dan faktor eksternal kegiatan penambangan pasir besi di Kabupaten Cianjur dapat diketahui bahwa selisih skor antara
kekuatan dan kelemahan pada matriks faktor internal adalah 0.07 dan selisi skor antara peluang dan ancaman pada matriks faktor eksternal sebesar 0.15. Berdasarkan
kombinasi kedua skor ini dilakukan pemetaan posisi di dalam matriks space sehingga diperoleh garis pertemuan yang akan menentukan kuadran strategi seperti pada gambar
berikut. Nilai Jum
lah Skor F
aktor S tra
tegi Ekster
na l
Tinggi
Rata- Rata
Lemah 3
2 1
2.57 2.47