Kendaraan Pengangkutan Pasir Besi Menyebabkan Kerusakan Jalan

pihak yang merasa dirugikan dengan adanya kegiatan pengangkutan pasir besi yang melebihai kapasitas kemampuan jalan. Akan tetapi keluhan juga disampaikan oleh pengguna jalan, terutama mereka yang melalui jalan propinsi ruas Sindangbarang- Cianjur dan ruas Warungdanas-Cinangsi. Pada ruas Sindangbarang-Cianjur mayoritas responden mengatakan bahwa kerusakan jalan juga disebabkan pengangkutan pasir besi yang melewati ruas jalan tersebut. Dinas Binamarga Kabupaten Cianjur juga mengeluhkan hal yang sama dengan adanya kerusakan jalan ruas Warungdanas-Cinangsi. Terlebih lagi ruas ini spesifikasi jalannya di bawah kelas jalan propinsi. Kerusakan parah pada ruas ini tidak bisa dihindarkan ketika kendaraan pengangkut pasir besi lalu lalang setiap hari, dan sebagian kendaraan tersebut adalah tronton pengangkut pasir besi dengan kemampuan mengangkut beban 26-36 ton. Meskipun tidak semua truk pengangkut pasir besi yang melintasi ruas ini truk tronton, tetapi karena kelas kemampuan jalan pada ruas ini spesifikasinya lebih rendah dari ruas jalan propinsi maka kerusakan parah pada ruas ini tidak bisa dihindari. Berikut ini tabel mastriks pembobotan faktor kekuatan internal dari usaha penambangan pasir besi di Kabupaten Cianjur. Tabel 43. Matriks Strategi Internal Pengelolaan Pasir Besi yang Berkelanjutan Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor Kekuatan: a. Kualitas pasir besi 0,036 1,8 0,063 b. Ketersediaan SDM 0,048 1,4 0,067 c. Eksistensi UPR 0,126 2,8 0,354 d. Legalitas usaha yang didukung regulasi 0,126 3,0 0,381 e. Tersedianya sarana pengangkutan pasir besi 0,138 2,9 0,406 Jumlah 0,5 1,27 Kelemahan a. Sistem kemitraan perusahaan penambangan kurang berjalan 0,029 1,1 0,032 b. Perusahaan tergantung pasar lokal karena larangan ekspor bahan mentah 0,063 2,3 0,144 c. Perusahaan mengandalkan penjualan raw material 0,138 2,6 0,361 d. Kemampuan modal UPR masih rendah 0,092 1,4 0,130 e. Kendaraan pengangkutan pasir besi menyebabkan kerusakan jalan 0,173 3,1 0,535 Jumlah 0,5 1,20 Dalam kolom faktor kekuatan, rating tertinggi dimiliki regulasi pemda dengan rating 3 agak kuat, sementara tersedianya sarana dan prasarana memiliki nilai rating 2,9. Keberadaan UPR mendapatkan rating 2,8 dan rating paling rendah adalah ketersediaan SDM sebesar 1,4. Namun pada kolom kekuatan ini skor terbesar adalah tersedianya sarana dan prasarana pengangkutan pasir besi sebesar 0,406. Adapun dalam kolom faktor kelemahan rating terbesar adalah terjadinya kerusakan jalan di luar area pertambangan sebesar 3,1 disusul perusahaan mengandalkan penjualan raw material sebesar 2,6 dan rating terendah adalah kemitraan perusahaan kurang berjalan dengan nilai rating 1,1. Skor terbesar pada kolom ini adalah terjadinya kerusakan jalan dengan skor 0,535. Analisis Faktor Strategi Eksternal Tujuan menganalisis faktor strategi eksternal untuk mengetahui kemungkinan peluang dan ancaman dalam kegiatan penambangan pasir besi di Kabupaten Cianjur. Berikut ini faktor-faktor peluang dan ancaman tersebut. Peluang a. Pembentukan BUMD Smelter Pembentukan BUMD ini merupakan peluang yang bisa direalisasikan jika ada dorongan berbagai pihak khususnya pemerintah daerah dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat DPRD II. Pembentukan BUMD smelter pasir besi sangat penting untuk direalisasikan karena akan membawa dampak ekonomi yang cukup tinggi bagi Pemda Cianjur dan perusahaan yang mensuplai raw material. Bagi pemerintah daerah penerimaan pendapatan asli daerah PAD akan semakin meningkat dengan tambahan keuntungan dari usaha BUMD Smelter. Skala smelter yang akan dibangun bisa menyesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah, apakah skala besar, sedang atau smelter mini. Bagi perusahaan pensuplai raw material baik pemegang IUP ataupun UPR, dengan adanya smelter mereka dapat memangkas biaya produksi dari pemotongan biaya distribusi pasir besi ke konsumen. Apabila smelter milik Pemda Cianjur dibangun di lokasi penambangan maka jarak distribusi pasir besi sangat dekat sehingga perusahaan dapat memperoleh keuntungan lebih tinggi dari penghematan biaya distribusi. Keuntungan yang lebih besar diharapkan berimbas pada peningkatan upah para pekerja tambang sehingga mereka semakin sejahtera. Smelter sendiri sangat penting untuk direalisasikan karena merupakan implementasi dari amanah Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara dimana mulai tahun 2014 semua perusahaan tambang diharuskan melakukan kegiatan pengolahan logam mineral agar menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Bagi UPR dan perusahaan yang bermodal terbatas tentunya merealisasikan ketentuan pemerintah ini sangat sulit, maka pemerintah bisa bekerjasama dengan mereka dengan membangun smelter. Hasil olahan dari smelter ini bisa berupa spons iron atau pig iron. Kedua produk ini bisa dipasarkan ke industri peleburan baja. Pembentukan BUMD Smelter selain untuk meningkatkan PAD juga untuk mendorong pemerintah daerah lebih aktif dalam pengelolaan penambangan pasir besi secara langsung sehingga keuntungan bisa dinikmati pemerintah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Namun sebaliknya jika smelter ini dibangun oleh swasta maka keuntungan terbesar akan mengalir ke mereka dan pemerintah hanya mendapatkan royalty, pajak dan land rent yang nilainya tidak seberapa dibandingkan keuntungan perusahaan. b. Perbaikan Kualitas Jalan Ruas jalan yang dilalui kendaraan dengan tonase di atas beban maksimum yang dibolehkan, maka akan berakibat pada kerusakan jalan tersebut. Atau spesifikasi jalan yang tidak sesuai dengan kenyataanya dengan kata lain kualitas jalan lebih rendah dari yang seharusnya juga akan mempercepat kerusakan jalan jika beban kendaraan yang melintas melebihi kelas kemampuannya. Hal ini terjadi pada jalan-jalan yang dilalui truk pengangkut pasir besi, terutama ruas Sindangbarang-Cianjur dan ruas Warungdanas-Cinangsi. Jalan propinsi dan kabupaten umumnya dirancang untuk kendaraan dengan beban maksimal 8 ton, tapi kendaraan pengangkut pasir besi pada umumnya membawa beban lebih dari 8 ton, hal ini berakibat pada kerusakan jalan pada tiap ruas yang dilaluinya. Kerusakan tersebut sebenarnya bisa diatasi dengan pengaspalan yang berkualitas, perbaikan struktur jalan dan perawatan jalan. Pada ruas jalan yang tanahnya terindikasi labil dan basah perlu penguatan strukturnya, sehingga ketika jalan diaspal dengan spesifikasi hot mix yang bagus tidak lagi terjadi pergerakan tanah atau genangan air yang mempercepat kerusakan jalan. Perbaikan jalan pada ruas Sindangbarang- Cibeber umumnya hanya berupa penambalan jalan yang berlubang atau rusak, sehingga dalam jangka waktu yang lama jalan tidak lagi terlihat sebagai jalan hot mix, tapi jalan biasa yang disana sini penuh tambalan. Perbaikan jalan pada ruas jalan ini perlu diperbaiki yaitu dengan meningkatkan kualitas pengaspalan hot mix, perbaikan struktur jalan yang tanahnya labil dan basah, serta perawatan rutin. Selain itu sangsi bagi kendaraan yang membawa muatan diatas tonase yang diijinkan harus dipertegas, sehingga hal ini akan lebih menertibkan kendaraan yang membawa pasir besi agar kerdaraan tersebut membawa beban sesuai dengan ketentuannya. Truk pengangkut pasir besi yang melintasi jalan kabupaten sebaiknya dialihkan ke ruas jalan yang kelas kemampuan jalannya lebih tinggi. Ruas Warungdanas-Cinangsi sebenarnya tidak cocok dilalui angkutan pasir besi, karena kualitas jalnnya di bawah jalan propinsi. Seharusnya rute tersebut bisa dialihkan kea rah Jalan Baru-Cinangsi yang merupakan jalan propinsi. Pengalihan ini memang memberikan tambahan jarak lebih jauh tetapi efek kerusakan jalan dapat dikurangi, terlebih ruas Jalan Baru-Cinangsi memiliki kulaitas bagus dan terbiasa dilalui kendaraan tronton menuju Kec. Jonggol Kabupaten Bogor.

c. Pengangkutan Pasir Besi Via Laut.

Pengangkutan pasir besi melalui laut merupakan peluang yang akan mengurangi dampak kerusakan lingkungan. Bebarapa daerah yang telah memiliki pelabuhan pengangkutan pasir besi menggunakan kapal tongkang merupakan aktivitas yang biasa. Pantai Cianjur selatan yang membentang sepanjang 75 KM memiliki potensi untuk dibangun pelabuhan, sehingga pengangkutan pasir besi bisa melalui jalur laut. Akan tetapi pembangunan pelabuhan ini memerlukan perencanaan yang lebih matang karena menyangkut anggaran yang tidak kecil. Pembangunan pelabuhan juga akan berdampak pada peningkatan lalu lintas barang selain pasir besi melalui laut, dan hal ini akan mendorong kemajuan ekonomi daerah setempat. Pembangunan pelabuhan di Pantai Cianjur Selatan sebenarnya sangat cocok dan strategis karena akan mempermudah dan mempercepat lalu lintas barang yang pengirimannya lambat atau berdampak pada kerusakan infrastruktur. Sebagaimana diketahui jarak Kota Cianjur dengan pantai terdekat yaitu pantai Sindangbarang kurang lebih 120 KM. Bagi kendaraan pengangkut pasir besi akan dibutuhkan waktu berjam- jam untuk sampai ke konsumen yang berlokasi di Kabupaten Bogor, Jakarta atau Bekasi. Waktu pengiriman dan biaya pengangkutan bisa dikurangi dengan pengangkutan via laut dengan menggunakan kapal tongkang. Memang diperlukan volume yang cukup besar untuk sekali angkut dengan menggunakan kapal tongkang, namun hal ini bisa diatasi dengan pengiriman bersama beberapa perusahaan atau UPR sehingga jumlah pasir besi yang dikirim bisa memenuhi kapasitas angkut kapal. Pengangkutan via laut akan berdampak secara langsung pada ruas jalan yang selama ini dilewati kendaraan pengangkut pasir besi. Jika selama ini kendaraan pengangkut pasir besi menjadi penyebab utama kerusakan jalan, maka setelah pasir besi diangkut via laut diharapkan kerusakan jalan tidak terjadi lagi, sendainya terjadi juga kerusakan merupakan kerusakan ringan yang segera bisa diatasi. Pengendara kendaraan dan penumpang yang melewati ruas ini juga merasa tidak dirugikan akibat kehilangan waktu tempuh dan peningkatakan konsumsi BBM. c. Pembuatan Produk Turunan Pasir Besi Diversifikasi Produk Deversifikasi produk turunan pasir besi bisa menjadi alternatif peluang untuk meningkatkan keuntungan dan pendapatan asli daerah. Dengan pengolahan pasir besi maka perusahaan mendapatkan keuntungan dari nilai tambah dari produk turunan pasir besi, dan pemerintah akan mendapatkan tambahan pajak dan retribusi dari produk baru tersebut. Bagi UPR peningkatan nilai tambah pasir besi dapat dilakukan dengan melakukan pengolahan pasir besi menjadi konsentrat berkadar besi tertentu dengan menggunakan magnetic separator. Sebagian UPR dan perusahaan pemegang IUP memiliki peralatan ini, namun jarang digunakan karena mayoritas order dari konsumen berupa raw material terseleksi. Mereka lebih suka melayani pesanan yang kontinu, jumlahnya banyak dan penanganannya mudah. Namun dalam jangka panjang upaya pengolahan ini tetap harus digulirkan agar keuntungan perusahaan lebih besar. Upaya yang bisa dilakukan adalah melakukan promosi produk konsentrat pasir besi dari Cianjur Selatan ke beberapa perusahaan yang biasa menerima material konsentrat pasir besi. Promosi ini dilakukan dalam rangka meningkatkan trust konsumen kepada produsen sehingga mereka merasa yakin dengan jaminan kualitas konsentrat pasir besi dari Cianjur Selatan. Upaya peningkatan nilai tambah berikutnya yang bisa dilakukan adalah membangun smelter skala kecil, meskipun pemerintah daerah memiliki peluang membangun smelter tapi bagi perusahaan peluang ini juga bisa mereka ambil. Walupun dalam kenyataannya sebagian besar perusahaan pemegang IUP dan UPR belum mampu membangun smelter skala kecil namun dalam jangka panjang bisa diagendakan oleh mereka baik dengan mendatangkan investor baru atau membentuk gabungan usaha penambangan pasir besi. Produk-produk turunan pasir besi yang dihasilkan oleh smelter berupa spons iron dan pig iron memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi dibandingkan raw material. Dengan memproduksi dan menjual produk yang bernilai ekonomi tinggi keuntungan perusahaan dan UPR diharapkan dapat meningkat tajam. Ancaman a. Penutupan Tambang Penutupan kegiatan penambangan merupakan ancaman yang cukup serius dalam kegiatan penambangan pasir besi, jika penutupan benar-benar terjadi dan berlaku bagi semua perusahaan maka secara otomatis seluruh aktivitas penambangan berhenti dan