MOTIF – MOTIF PENGGUNAAN PATH SEBAGAI MEDIA CYBERBULLY (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2013 )
MOTIF – MOTIF PENGGUNAAN PATH SEBAGAI MEDIA CYBERBULLY
(Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2013 )
Oleh : Faisal Rinaldi
08220285
Dosen Pembimbing 1 : Drs. Farid Rusman M.Si Dosen Pembimbing 2 : Widya Yutanti, MA
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
(2)
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian... 4
1 Manfaat Akademis ... 4
2 Manfaat Praktis ... 4
E. Batasan Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Pengertian Komunikasi ... 6
B. Proses Komunikasi ... C. Macam – Macam Konteks Komunikasi ... D. Konteks Komunikasi Sebagai Media Sosial... E. Media Sosial Sebagai Media Komunikasi ... 14
F. Macam-macam Motif... 23
G. Cyberbully...18
H. Kerangka Pemikiran ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A. Metode Penelitian Survey ... 29
B. Tipe dan Pendekatan Penelitian... 29
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29
D. Populasi dan Sample ... 30
1 Populasi ... 30
2 Sample ... 31
E. Tekhnik Analisis Data ... 31
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32
1 Validitas ... 32
2 Reliabilitas... 32
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 34
A. Gambaran Umum Path ... 34
(3)
B. Gambaran Umum Jurusan IlmuKomunikasi FISIP-UMM ... 40
1 Sejarah Umum Jurusan Ilmu Komunikasi ... 40
2 Visi,Misi dan Tujuan Jurusan Ilmu Komunikasi ... 42
3 Gambaran Umun Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2013 ... 43
BAB V MOTIF PENGGUNA PATH ... 46
A. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Perhatian ... 46
B. Uji Instrumen ... 50
1 Uji Validitas ... 50
2 Uji Reliabilitas ... 55
C. Karakteristik Responden Berdasarkan Motif ... 61
1. Motif Diversion ... 61
2. Motif Interpersonal Utillity ... 69
3. Motif Relaxation ... 73
4. Motif Surveylance ... 75
5. Motif Knowledge ... 78
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 81
A. Kesimpulan... 81
B. Saran ... 83
1. Saran Akademis ... 83
2. Saran Sosial ... 83
(4)
Daftar Pustaka
Badjuri, Adi. 2010. Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu Baksin, Askurifai. 2009. Jurnalistik Televisi. Bandung: Rosda Karya
Hamidi, 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: Umm Press Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi Massa. Jakarta:
Kencana Prenada Media.
Morrisan. 2008. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta:Penerbit Salemba Humanika
Naratama. 2004. Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: Gramedia
Nurudin. 1997. Televisi Agama Baru Masyarakat Modern. Malang: Umm Press _______. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta:Raja Grafindo Persada
(5)
Panjaitan, Erica L. & TM. Dhani Iqbal. 2006. Matinya Rating Televisi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Wahyudi, JB. 1994. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. Jakarta: Gramedia Sumber non buku:
Tetangga Masa Gitu? Episode 80 “Pesta Hallowen”
https://www.youtube.com/watch?v=JsB9HyKwJjM. di akses pada tanggal l1 Desember 2014
NET TV
http://www.netmedia.co.id/program/tetangga-masa-gitu di akses pada tanggal 23 September 2014
Wikipedia
http://id.wikipedia.org/wiki/NET. Di akses pada tanggal 23 September 20014
Penelitian Terdahulu
Hendra, Rudi, 2012. “Pemaknaan Sensualitas dalam Tayangan Kakek Kakek Narsis Trans Tv (Studi Resepsi Pada Masyarakat di Perumahan Simpang Batu Permata Tlogomas Malang)”. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Malang.
Kuesuma, Shella, 2014. “Efektivitas Twitter sebagai Media Informasi Mahasiswa (Studi Deskriptif Akun @ikomumm pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2013 )”. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Malang.
(6)
(7)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan dan penggunaan akan teknologi informasi yang diaplikasikan dengan Internet dalam segala bidang seperti e-banking, e-commerce, e-government,e-education dan banyak lagi telah menjadi sesuatu yang lumrah. Bahkan apabila masyarakat terutama yang hidup di kota besar tidak tersentuhan dengan persoalan teknologi informasi dapat dipandang terbelakang atau ”Gaptek”. Internet telah menciptakan dunia baru yang dinamakan cyberspace yaitu sebuah dunia komunikasi berbasis computer yang menawarkan realitas yang baru berbentuk virtual (tidak langsung dan tidak nyata).
Perkembangan teknologi media yang semakin hari semakin meningkat baik teknologi dan penggunaannya, membawa banyak dampak baik positif maupun negatif. Tentunya untuk yang bersifat positif kita semua harus mensyukurinya karena banyak manfaat dan kemudahan yang didapat dari teknologi ini, misalnya kita dapat melakukan transaksi perbankan kapan saja dengan e-banking, e-commerce juga membuat kita mudah melakukan pembelian maupun penjualan suatu barang tanpa mengenal tempat. Mencari referensi atau informasi mengenai ilmu pengetahuan juga bukan hal yang sulit dengan adanya e-library dan banyak lagi kemudahan yang didapatkan dengan perkembangan teknologi media seperti Internet. Tentunya, tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi Internet membawa dampak negatif yang tidak kalah banyak dengan manfaat yang ada. Dalam penggunaan internet yang di luar kendali
(8)
2
pengawasan orang tua bisa saja menyebabkan beberapa kasus kejahatan dalam internet yang lebih dikenal dengan istilah cybercrime, ada begitu banyak ancaman yang mengintai. Salah satu ancaman para penjelajah dunia maya adalah cyberbullying
Cyberbullying merupakan aksi di mana pelaku bertindak di luar batas kepada orang lain dengan cara mengirim atau memposting materi yang dapat merusak kredibilitas, menghina atau melakukan serangan social dalam berbagai bentuk dengan memanfaatkan internet atau teknologi digital lainnya sebagai medianya. Medianya bisa berupa SMS, e-mail, status di facebook, twitter, path, Path dan sebagainya, baik yang melalui komputer ataupun ponsel. Sebagai mana yang sudah di ketahui media-media yang menjadi tempat berakarnya cyberbullying sangat familiar dengan remaja pada saat dan tentu saja remaja itu juga yang menjadi sasaran kejahatan ini.
Cyberbullying lebih mudah dilakukan daripada kekerasan konvensional karena si pelaku tidak perlu berhadapan muka dengan orang lain yang menjadi targetnya. Mereka bisa mengatakan hal-hal yang buruk dan dengan mudah mengintimidasi korbannya karena mereka berada di belakang layar komputer atau menatap layar telelpon seluler tanpa harus melihat akibat yang ditimbulkan pada diri korban. Peristiwa cyberbullying juga tidak mudah diidentifikasikan orang lain, seperti orang tua atau guru karena tidak jarang anak-anak remaja ini juga mempunyai kode-kode berupa singkatan kata atau emoticon internet yang tidak dapat dimengerti selain oleh mereka sendiri. Harus diwaspadai bahwa kasus cyberbullying ini seperti gunung es.Korban sendiri lebih sering malas mengaku. Ini karena bila mereka mengaku biasanya akses mereka akan internet (maupun HP) akan dibatasi. Korban juga terkadang malas mengaku karena sulitnya mencari pelaku cyber bullying atau
(9)
3
membuktikan bahwa si pelaku benar-benar bersalah.Ini menyebabkan munculnya kondisi gunung es tadi. Tujuannya adalah untuk mengganggu, mengancam,mempermalukan, menghina,mengucilkan secara sosial, atau merusak reputasi orang lain.
Cyberbully merupakan aksi di mana pelaku bertindak di luar batas kepada orang lain dengan cara mengirim atau memposting materi yang dapat merusak kredibilitas, menghina atau melakukan serangan sosial dalam berbagai bentuk. Serangan dilakukan dengan memanfaatkan internet atau teknologi digital, bisa berupa SMS, e-mail, Facebook, Twitter, Path, Path, chatroom dan sebagainya.
Cyberbully, seperti yang kita ketahui adalah tindakan yang tidak menyenangkan yang dilakukan seseorang terhadap orang lain untuk memojokkan, menjatuhkan pamor, mencemarkan nama baik, atau sekedar untuk membuat korban tertekan secara mental. Dengan semakin maraknya jejaring sosial, maka media untuk melakukan cyberbully pun semakin terbuka luas. Pelaku umumnya merasa bully jenis ini lebih aman, karena tidak perlu melihat secara langsung dampak yang diderita korban.
Ini bukan hal baru sebenarnya di dunia maya. Sejak jejaring sosial marak digunakan tahun 2004, kasus cyber bullying mulai bermunculan. Seperti halnya pembajakan akun twitter pejabat pemerintahan Indonesia yang sering mencuat di media massa. Dan kasus terbaru yang masih fresh merupakan pembajakan akun Path salah satu personil duo serigala yang mengupload foto setengah telanjang personilnya. Responden dalam penelitian ini yaitu anak Ilmu Komunikasi angkatan 2013 Universitas Muhammadiyah Malang. Hal ini ditujukan kepada mahasiswa yang pada
(10)
4
dasarnya memasuki usia remaja. Para remaja inilah yang aktif-aktifnya menggunakan sosial media. Karena keunikan fenomena yang telah dijelaskan sebelumnya, Sehingga
peneliti melakukan penelitian mengenai “Motif - Motif Penggunaan Path sebagai
Media Cyberbully (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2013)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah peneliti paparkan, peneliti akan merumuskan permasalahan yang akan diteliti dengan menitik beratkan pada Motif-motif apa sajakah yang mendorong pengguna Path untuk melakukan tindakan cyberbully dan juga untuk mengetahui seberapa besar motif mereka dibalik sebuah cyberbully diantara motif-motif lainnya.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motif –motif apa saja yang mendorong pengguna Path untuk melakukan tindakan cyberbully.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis
a. Memberikan konstribusi untuk perkembangan studi komunikasi.
b. Menjadikan refrensi penelitian dimasa mendatang terhadap media komunikasi dan informasi.
(11)
5
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan wawasan serta masukan bagi pengguna sosial media dan juga sebagai bahan evaluasi pengguna sosial media terhadap tindakan cyberbully.
E. Batas Penelitian
Batas responden Penelitian ini terfokus pada mahasiswa jurusan ilmu komunikasi angkatan 2013 Universitas Muhammadiyah Malang.
(1)
(2)
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan dan penggunaan akan teknologi informasi yang diaplikasikan dengan Internet dalam segala bidang seperti e-banking, e-commerce, e-government,e-education dan banyak lagi telah menjadi sesuatu yang lumrah. Bahkan apabila masyarakat terutama yang hidup di kota besar tidak tersentuhan dengan persoalan
teknologi informasi dapat dipandang terbelakang atau ”Gaptek”. Internet telah
menciptakan dunia baru yang dinamakan cyberspace yaitu sebuah dunia komunikasi berbasis computer yang menawarkan realitas yang baru berbentuk virtual (tidak langsung dan tidak nyata).
Perkembangan teknologi media yang semakin hari semakin meningkat baik teknologi dan penggunaannya, membawa banyak dampak baik positif maupun negatif. Tentunya untuk yang bersifat positif kita semua harus mensyukurinya karena banyak manfaat dan kemudahan yang didapat dari teknologi ini, misalnya kita dapat melakukan transaksi perbankan kapan saja dengan e-banking, e-commerce juga membuat kita mudah melakukan pembelian maupun penjualan suatu barang tanpa mengenal tempat. Mencari referensi atau informasi mengenai ilmu pengetahuan juga bukan hal yang sulit dengan adanya e-library dan banyak lagi kemudahan yang didapatkan dengan perkembangan teknologi media seperti Internet. Tentunya, tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi Internet membawa dampak negatif yang tidak kalah banyak dengan manfaat yang ada. Dalam penggunaan internet yang di luar kendali
(3)
2 pengawasan orang tua bisa saja menyebabkan beberapa kasus kejahatan dalam internet yang lebih dikenal dengan istilah cybercrime, ada begitu banyak ancaman yang mengintai. Salah satu ancaman para penjelajah dunia maya adalah cyberbullying
Cyberbullying merupakan aksi di mana pelaku bertindak di luar batas kepada orang lain dengan cara mengirim atau memposting materi yang dapat merusak kredibilitas, menghina atau melakukan serangan social dalam berbagai bentuk dengan memanfaatkan internet atau teknologi digital lainnya sebagai medianya. Medianya bisa berupa SMS, e-mail, status di facebook, twitter, path, Path dan sebagainya, baik yang melalui komputer ataupun ponsel. Sebagai mana yang sudah di ketahui media-media yang menjadi tempat berakarnya cyberbullying sangat familiar dengan remaja pada saat dan tentu saja remaja itu juga yang menjadi sasaran kejahatan ini.
Cyberbullying lebih mudah dilakukan daripada kekerasan konvensional karena si pelaku tidak perlu berhadapan muka dengan orang lain yang menjadi targetnya. Mereka bisa mengatakan hal-hal yang buruk dan dengan mudah mengintimidasi korbannya karena mereka berada di belakang layar komputer atau menatap layar telelpon seluler tanpa harus melihat akibat yang ditimbulkan pada diri korban. Peristiwa cyberbullying juga tidak mudah diidentifikasikan orang lain, seperti orang tua atau guru karena tidak jarang anak-anak remaja ini juga mempunyai kode-kode berupa singkatan kata atau emoticon internet yang tidak dapat dimengerti selain oleh mereka sendiri. Harus diwaspadai bahwa kasus cyberbullying ini seperti gunung es.Korban sendiri lebih sering malas mengaku. Ini karena bila mereka mengaku biasanya akses mereka akan internet (maupun HP) akan dibatasi. Korban juga terkadang malas mengaku karena sulitnya mencari pelaku cyber bullying atau
(4)
3 membuktikan bahwa si pelaku benar-benar bersalah.Ini menyebabkan munculnya kondisi gunung es tadi. Tujuannya adalah untuk mengganggu, mengancam,mempermalukan, menghina,mengucilkan secara sosial, atau merusak reputasi orang lain.
Cyberbully merupakan aksi di mana pelaku bertindak di luar batas kepada orang lain dengan cara mengirim atau memposting materi yang dapat merusak kredibilitas, menghina atau melakukan serangan sosial dalam berbagai bentuk. Serangan dilakukan dengan memanfaatkan internet atau teknologi digital, bisa berupa SMS, e-mail, Facebook, Twitter, Path, Path, chatroom dan sebagainya.
Cyberbully, seperti yang kita ketahui adalah tindakan yang tidak menyenangkan yang dilakukan seseorang terhadap orang lain untuk memojokkan, menjatuhkan pamor, mencemarkan nama baik, atau sekedar untuk membuat korban tertekan secara mental. Dengan semakin maraknya jejaring sosial, maka media untuk melakukan cyberbully pun semakin terbuka luas. Pelaku umumnya merasa bully jenis ini lebih aman, karena tidak perlu melihat secara langsung dampak yang diderita korban.
Ini bukan hal baru sebenarnya di dunia maya. Sejak jejaring sosial marak digunakan tahun 2004, kasus cyber bullying mulai bermunculan. Seperti halnya pembajakan akun twitter pejabat pemerintahan Indonesia yang sering mencuat di media massa. Dan kasus terbaru yang masih fresh merupakan pembajakan akun Path salah satu personil duo serigala yang mengupload foto setengah telanjang personilnya. Responden dalam penelitian ini yaitu anak Ilmu Komunikasi angkatan 2013 Universitas Muhammadiyah Malang. Hal ini ditujukan kepada mahasiswa yang pada
(5)
4 dasarnya memasuki usia remaja. Para remaja inilah yang aktif-aktifnya menggunakan sosial media. Karena keunikan fenomena yang telah dijelaskan sebelumnya, Sehingga
peneliti melakukan penelitian mengenai “Motif - Motif Penggunaan Path sebagai
Media Cyberbully (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2013)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah peneliti paparkan, peneliti akan merumuskan permasalahan yang akan diteliti dengan menitik beratkan pada Motif-motif apa sajakah yang mendorong pengguna Path untuk melakukan tindakan cyberbully dan juga untuk mengetahui seberapa besar motif mereka dibalik sebuah cyberbully diantara motif-motif lainnya.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motif –motif apa saja yang mendorong pengguna Path untuk melakukan tindakan cyberbully.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis
a. Memberikan konstribusi untuk perkembangan studi komunikasi.
b. Menjadikan refrensi penelitian dimasa mendatang terhadap media komunikasi dan informasi.
(6)
5 2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan wawasan serta masukan bagi pengguna sosial media dan juga sebagai bahan evaluasi pengguna sosial media terhadap tindakan cyberbully.
E. Batas Penelitian
Batas responden Penelitian ini terfokus pada mahasiswa jurusan ilmu komunikasi angkatan 2013 Universitas Muhammadiyah Malang.