xlix kamu tak pistol kakinya” kemudian senjata api milik
Handoko diletakkan di pinggangnya dan digunakan untuk mengancam orang-orang dan juga mengatakan
lagi “apa bosmu maksudnya Ir.Agung pa sudah tidak tedas sama pistol” belum sempat para terdakwa
membawa SPM Smash yang kreditnya macet itu terdakwa I ANDI TRIYONO bin SUKIMAN
terdakwa II ONGEN LAUTL bin NIKOLAS LATUL serta HANDOKO dan RUDIYANTO
ditangkap petugas Polisi dari Polsek Miri;
- Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam
pada Pasal 368 ayat 1 jo Pasal 55 ayat 1 KUHP.
e. Fakta hukum yang diperoleh berdasarkan pemeriksaan di
Pengadilan
1 Saksi Sukidi merupakan nasabah Adira Finance, mengambil kredit
sepeda motor, Vega R No Pol AD 2913 GE dengan uang muka Rp. 1.700.000,00 dan angsuran sebesar Rp. 380.000,00 yang harus
dibayar setiap bulannya dalam kurun waktu 4 tahun. Ia mengadakan perjanjian kredit dengan PT. Adira atas nama
Hartatik, yang notabene adalah anak dari temannya, Sugiman. Sehingga ketika ada masalah dengan tunggakan pembayaran
kredit, yang ditagih adalah Sukidi, dan karena ada kesalahan dari terdakwa maka yang ditarik adalah motor milik Sukidi.
2 Saksi Sukidi dikatakan lancar dalam pembayaran kredit dari bulan
pertama sampai bulan ke enam, namun mulai menunggak pada bulan ke tujuh hingga bulan ke 13.
3 PT. Adira telah mengirimkan surat peringatan dan surat teguran
atas keterlambatan pembayaran tersebut, namun dialamatkan kepada Hartatik yang namanya digunakan sebagai debitur,
l sehingga saksi Sukidi tidak mengetahui adanya surat teguran
tersebut. 4
Karena keadaan ini, maka PT. Adira bermaksud melakukan penagihan tunggakan kredit dan atau penarikan unit sepeda motor
yang dikredit tersebut apabila debitur telah benar-benar tidak dapat melunasi kredit motornya tersebut.
5 PT. Adira mengadakan perjanjian dengan seorang pihak ketiga
untuk melakukan penagihan , yang telah biasa melakukan kerjasama dengan PT. Adira, yaitu terdakwa I ANDI TRIYONO
bin SUKIMAN, yang menurut keterangan dari terdakwa telah berhasil melakukan penarikan sepeda motor sebanyak kurang lebih
40 buah tanpa adanya masalah yang terjadi. 6
PT. Adira Cabang Sragen tidak mengadakan perjanjian maupun memberikan surat kuasa kepada terdakwa II Ongen Latul bin
Nikolas Latul. 7
Dalam perjanjian tersebut selain dijelaskan mengenai surat tugas untuk melakukan penagihan dan surat kuasa untuk melakukan
penarikan terhadap sepeda motor, juga dibahas mengenai fee atau imbalan yang akan didapat oleh terdakwa apabila berhasil
melaksanakan tugasnya, yaitu sebesar Rp. 750.000,00. 8
Setelah adanya perjanjian tersebut, PT. Adira memberikan surat kuasa, tanda terima, dan tanda setoran macet. Dalam surat kuasa
dijelaskan bahwa kewenangan terdakwa hanyalah sebatas menarik sepeda motor yang menunggak setoran pembayaran kreditnya.
Surat kuasa ditanda tangani oleh Manager PT. Adira Cabang Sragen.
9 Ada batasan-batasan yang telah disampaikan PT. Adira kepada
pihak ketiga untuk menarik sepeda motor yang kreditnya macet tersebut, dan tidak boleh dengan kekerasan.
10 Tidak ada perintah dari PT. Adira untuk membawa alat ataupun
senjata api saat pihak ketiga melakukan penagihan
li 11
Saksi Suharsono bin Suyoto yang merupakan Kepala Cabang Adira Finance Sragen menyebutkan bahwa dalam perjanjian tidak
ada perintah untuk mengambil sepeda motor yang lain apabila sepeda motor yang hendak ditarik tidak dapat ditemukan oleh
terdakwa. 12
Ketika akan melakukan penagihan terdakwa tidak pernah meminta ijin, setelah mendapat surat kuasa, namun hanya melakukan
semacam konfirmasi ketika akan menjalankan tugas. 13
Pada hari Senin tanggal 17 November 2008, terdakwa I mengajak terdakwa II yaitu ONGEN LATUL bin NIKOLAS LATUL yang
merupakan debt collector Adira wilayah Surakarta untuk melakukan penagihan.
14 Terdakwa II menghubungi temannya seorang anggota TNI AURI
yang sebelumnya pernah ia ajak untuk menagih tunggakan kredit mobil di daerah Gunung Kidul, yaitu Rudiyanto.
15 Rudiyanto juga menghubungi temannya yang juga angota TNI
yang bertugas di Kodim Wonogiri, yaitu Handoko untuk diajak turut serta melakukan penagihan.
16 Terdakwa maupun saksi Rudiyanto tidak membawa alat khusus
untuk melakukan penagihan akan tetapi saksi Handoko telah menunjukkan senjata yang ia bawa kepada terdakwa I dan II serta
saksi Rudiyanto sebelum melakukan penagihan 17
Para terdakwa serta kedua saksi melakukan penagihan ke rumah Hartatik dan kemudian diantar ke rumah saksi Sukidi.
18 Setelah tidak berhasil menagih maupun menarik sepada motor
Vega R No Pol AD 2913 GE terdakwa I mengambil secara paksa sepeda motor Tossa No Pol W 5010 LJ
19 Ketika beranjak keluar dari rumah saksi Sukidi, saksi Handoko
meledakkan senjata api yang sebelumnya telah ia gunakan untuk menakut-nakuti saksi Sukidi,dan saksi Yatin
lii 20
Mulyatno hanyalah pemakai dan pemilik identitas yang digunakan dalam persyaratan kredit, sedangkan yang bertanggung jawab atas
kredit motor tersebut adalah Ir.Agung Purnomo yang merupakan atasan dari Mulyatno
21 Di TKP kedua terdakwa melakukan pembentakan dan
pengancaman kepada pembantu dan anak-anak dari saksi Ir. Agung Purnomo. hingga menangis karena ketakutan. Namun baik
terdakwa maupun kedua saksi yang turut serta melakukan penagihan tidak masuk ke dalam rumah melainkan hanya sebatas
duduk atupun berdiri di teras rumah. 22
Yang dilakukan saksi Handoko Di TKP ke 2 : a
Menunjukkan senjata api yang ia bawa kepada orang-orang yang berada di tempat tersebut dengan tujuan menakut-
nakuti, namun tanpa meledakkannya seperti yang ia lakukan di TKP pertama;
b Mengatakan kepada saksi Mulyanto “apa kepala bosmu
sudah tidak mempan pluru?” c
Mengatakan kepada saksi Taufik Tri Handoyo “hei berhenti dulu” dengan maksud untuk mencegah saksi
masuk ke rumah saksi Ir.Agung Purnomo. d
Mengucapkan perkataan-perkataan tersebut dengan volume keras dan intonasi tertentu yang sifatnya mengancam.
Hingga dalam keterangan saksi yang diberikannya secara tertulis ia mengakui telah melakukan perbuatan yang tidak
menyenangkan serta pemerasan dengan ancaman kekerasan 23
Ketika terdakwa saksi Rudiyanto serta saksi Handoko melakukan kekerasan di rumah Ir.Agung Purnomo, pembantu di rumah
tersebut menelepon majikannya, dan selanjutnya Ir.Agung Purnomo menelepon PT. Adira untuk melakukan konfirmasi.
Setelah itu Ir. Agung Purnomo juga menelepon Poltabes Surakarta dan dihubungkan dengan Polwil Surakarta dan Polsek Gemolong.
liii 24
Selanjutnya sebelum saksi Ir.Agung Purnomo pulang ke rumah telah datang Petugas dari Polsek Miri, yang menangkap terdakwa
serta kedua saksi rekan terdakwa yang ikut melakukaan penagihan. Semua saksi yang berada di TKP juga turut serta dibawa ke Polsek
Miri untuk dimintai keterangan pada saat itu juga 25
Ketika diperiksa di Polsek Miri, saksi Handoko sudah tidak membawa senjata api, dan setelah diadakan pemeriksaan ia
mengakui memang membawa senjata api yang telah ia sembunyikan di rumah saksi Ir.Agung Purnomo.
26 Bukti berupa senjata api milik Handoko ditemukan oleh saksi Edris
Slamet dan saksi Yuli Kurniadi di dekat tiang lumbung padi di depan rumah Ir.Agung Purnomo, malam setelah para saksi pulang
dari Polsek Miri untuk dimintai keterangan oleh Polisi. 27
Ketika melakukan penagihan, saksi Rudiyanto dan saksi Handoko yang merupakaan anggota TNI sedang tidak dalam keadaan
bertugas, tidak membawa nama jabatan, serta tidak membawa surat perintah dari atasan untuk melakukan hal tersebut.
28 Saksi Handoko merupakan anggota TNI AD anggota Kodim 0728
Wonogiri, dan atas kasus ini, juga akan menjalani Persidangan Militer di lingkungan kedinasannya, namun hingga persidangan
kasus terdakwa belum dilakukan karena masih menunggu panggilan dari Denpom.
Dari kasus yang telah dijelaskan tersebut, selanjutnya penulis akan membahas dan mengkaji lebih lanjut mengenai pengaturan tindak
pidana pemerasan yang dilakukan secara bersama-sama dalam hukum pidana, serta dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan
kasus tersebut di PN Sragen.
f. Hasil Wawancara dengan pihak yang terkait.