Pengolahan Data Input Menjalankan model SWAT

Tabel 9 Luas penggunaan lahan sub DAS Ciliwung Hulu No Penggunaan lahan Luas ha Persen 1 Hutan Primer 257,7 1,8 2 Hutan Sekunder 2.855,3 19,9 3 Kebun Campuran 5.444,2 38,0 4 Perkebunan 2.213,2 15,5 5 Permukiman 1.005,2 7,0 6 SemakBelukar 94,3 0,7 7 Tanah Terbuka 20,2 0,1 8 TegalanLadang 2.435,7 17,0 Jumlah 14.325,8 100,0 Gambar 13 Peta penggunaan lahan sub DAS Ciliwung Hulu Tahun 2010 V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Delineasi Sub DAS

Data input DEM yang berisi informasi topografi sub DAS Ciliwung Hulu diproses dalam SWAT dengan menggunakan Watershed Delineator. Dari hasil delineasi tersebut terbentuk 28 sub sub DAS Gambar 14. Pembagian sub sub DAS merupakan prosedur dalam model SWAT yang membagi wilayah berdasarkan topografi dan jaringan sungai. Pembagian HRU Hydrologi Response Unit dilakukan dengan menggunakan threshold sebesar 20 penggunaan lahan, 10 jenis tanah dan 20 kemiringan lereng. Titik outlet pengamatan debit terletak pada sub sub DAS nomer 1 yaitu di desa Katulampa, Bogor. Data debit pengukuran dari outlet Katulampa digunakan sebagai data primer dibandingkan dengan data debit simulasi dalam model SWAT. Gambar 14 Sub DAS hasil delineasi model SWAT Data input yang terdapat dalam sub sub DAS mencakup informasi jenis tanah, penggunaan lahan, topografi dan HRU. Luas sub sub DAS yang terbentuk antara 45,90 ha sampai dengan 1.167,75 ha. Luasan tiap sub sub DAS dapat dilihat pada Lampiran 3.

5.2 Parameterisasi Model

Parameter yang digunakan dalam proses kalibrasi suatu model dapat berbeda antar suatu DAS karena setiap DAS memiliki karakteristik tersendiri yang bervariasi. Nilai parameter simulasi disesuaikan untuk menghasilkan keluaran yang mendekati nilai yang adaptif di lapangan. Parameter yang sensitif terhadap perubahan debit yaitu CN2, ESCO, EPCO, GW_REVAP, GWQMN dan RCHRG_DP Santhi et al. 2006. Jha et al. 2010 mengemukakan bahwa parameter yang sensitif terhadap nilai debit adalah CN, SOL AWC, GW_DELAY, GW_Alfa dan SURLAG. Parameter yang digunakan dalam proses kalibrasi pada sub DAS Ciliwung Hulu Tabel 10 yaitu bilangan kurva aliran permukaan CN, faktor alpha aliran dasar ALPHA_BF, lama ‘delay’ air bawah tanah GW_DELAY, ketinggian minimum aliran dasar GWQMN, koefisien revap air bawah tanah GW_REVAP, fraksi perkolasi perairan dalam RCHRG_DP, faktor evaporasi tanah ESCO, faktor uptake tanaman EPCO, nilai Manning untuk saluran utama CH_N2, hantaran hidrolik pada saluran utama aluvium CH_K2, faktor alpha aliran dasar untuk ‘bank storage’ALPHA_BNK dan koefisien lag aliran permukaan SURLAG. Simulasi dilakukan untuk menentukan nilai yang optimal sesuai kondisi di lapangan. Parameter bilangan kurva aliran permukaan, faktor evaporasi tanah dan faktor uptake tanaman digunakan dalam kalibrasi model karena mempunyai pengaruh terhadap jumlah aliran permukaan. Besaran nilai bilangan kurva dapat memprediksi jumlah aliran permukaan atau infiltrasi akibat curah hujan. Faktor evaporasi tanah merupakan parameter yang menentukan jumlah air dalam tanah yang akan mempengaruhi bilangan kurva aliran permukaan dan proses infiltrasi yang terjadi. Faktor uptake tanaman mempunyai pengaruh terhadap aliran permukaan karena kemampuan akar tanaman yang dapat menyerap air dan mempunyai pengaruh terhadap transpirasi sehingga dengan demikian memiliki dampak terhadap kelembaban tanah. Parameter alpha aliran dasar, lama ‘delay’ air bawah tanah, koefisien revap air bawah tanah, ketinggian minimum aliran dasar dan fraksi perkolasi perairan dalam digunakan karena mempengaruhi aliran air bawah tanah. Selain itu parameter nilai Manning untuk saluran utama, hantaran hidrolik pada saluran utama aluvium, faktor alpha aliran dasar untuk ‘bank storage’ dan koefisien lag aliran permukaan digunakan dalam proses kalibrasi karena mempengaruhi bentuk hidrograf. Tabel 10. Parameter sensitif terhadap debit aliran dalam model SWAT No Parameter Nilai awal 1 CN2.mgt bilangan kurva aliran permukaan 25-74 2 ALPHA_BF.gw faktor alpha aliran dasar 0,94 3 GW-DELAY.gw lama ‘delay’ air bawah tanah 31 4 GWQMN.gw ketinggian minimum aliran dasar 350 5 GW_REVAP.gw koefisien revap air bawah tanah 0,2 6 RCHRG_DP.gw fraksi perkolasi perairan dalam 0,05 7 ESCO.hru faktor evaporasi tanah 1 8 EPCO.hru faktor uptake tanaman 1 9 CH_N2.rte nilai Manning untuk saluran utama 0,1 10 CH_K2.rte hantaran hidrolik 25 11 ALPHA_BNK.rte faktor alpha aliran dasar ‘bank storage’ 0,94 12 SURLAG.bsn koefisien lag aliran permukaan 3

5.2 Kalibrasi Debit Aliran

Kalibrasi merupakan proses pemilihan kombinasi parameter untuk meningkatkan koherensi antara respon hidrologi yang diamatidiukur dengan hasil simulasi. Kalibrasi model dilakukan untuk mendapatkan kondisi yang adaptif di lapangan. Untuk mengetahui hubungan antara hasil simulasi output model dengan keadaan di alam maka hasil simulasi model tersebut perlu dibandingkan dengan data observasi. Kemudian dilakukan penyesuaian nilai parameter- parameter yang berpengaruh terhadap kondisi hidrologi kawasan DAS sehingga pada akhirnya diperoleh hasil simulasi yang mendekati nilai observasi. Kalibrasi dilakukan dengan membandingkan data harian observasi dengan data simulasi selama 2 bulan Februari dan Maret tahun 2008 dan 2009. Evaluasi