26
Gambar 18. Rangkaian elektronik sistem kontrol
4.2 Perangkat Lunak Pengolahan Citra
4.2.1 Penentuan Nilai Batas Segmentasi Nilai batas segmentasi ditentukan untuk mengetahui apakah piksel tersebut berupa obyek yaitu
gulma atau latar gambar yaitu lahan. Nilai ambang batas yang digunakan dapat berupa kombinasi warna RGB atau Hue. Penentuan nilai ini dilakukan dengan memilih sebuah gambar input yang dapat
membedakan lahan dan gulma dengan jelas. Nilai rataan R, G, B, dan Hue dari piksel yang berada dalam satu kolom diambil dengan menggunakan aplikasi. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat pada
Lampiran 3. Gambar 19 menunjukkan hasil interpretasi data ke dalam bentuk grafik dengan sumbu-x
menunjukkan kolom piksel pada gambar dan sumbu-y adalah nilai RGB dan Hue untuk masing- masing kolom piksel pada gambar. Terlihat jelas bahwa nilai Green dan Blue tidak dapat
merepresentasikan apakah kolom piksel tersebut merupakan gulma ataupun tanah dengan jelas. Berbeda dengan nilai Red dan Hue, keduanya memperlihatkan perubahan nilai ketika kolom piksel
dari gambar beralih dari lahan ke gulma. Akan tetapi, perubahan nilai Hue lebih signifikan dibanding perubahan nilai Red yang terjadi. Oleh karena itu, untuk melakukan proses segmentasi digunakan nilai
Hue. Selanjutnya adalah menentukan nilai batas dari nilai Hue yang dapat menunjukkan bahwa
piksel tersebut merepresentasikan gulma atau lahan Gambar 20. Cara yang digunakan adalah dengan menarik garis lurus memotong sumbu-y dan sejajar dengan sumbu-x sehingga diperoleh bagian atas
garis menunjukkan gulma dan bagian bawah garis menunjukkan lahan. Dengan cara tersebut nilai batas segmentasi yang diperoleh adalah nilai Hue sebesar 46.5
o
.
Sensor Magnet Komunikasi Data
Motor Sprayer Catu Daya
27
Gambar 19. Nilai rataan RGB dan Hue dalam pemilihan Threshold value
Gambar 20. Penentuan nilai Hue sebagai nilai dari proses Thresholding
28
Gambar 21. Perbandingan hasil pengolahan citra dengan gambar yang diambil dengan kamera berbeda
Penggunaan Hue sebagai nilai batas untuk melakukan segmentasi pada pengolahan gambar memiliki karakteristik tertentu. Salah satunya adalah hanya dapat diterapkan pada gambar yang
diambil dengan kamera beresolusi tinggi dan fokus atau tidak kabur. Hal ini dapat dibuktikan dengan membandingkan beberapa gambar lahan terbuka dari penelitian yang dilakukan oleh Winandar 2010
dengan gambar dari penelitian sebelumnya oleh Solahudin 2010 setelah melalui proses pengolahan citra pada aplikasi yang dibuat. Adapun perbandingan keduanya dapat dilihat pada Gambar 21.
Pada gambar tersebut, hasil pengolahan citra untuk gambar bagian bawah menunjukkan keakuratan yang rendah pada proses segmentasi dengan menggunakan nilai Hue. Tanah dan gulma
tidak seluruhnya berhasil dibedakan satu sama lain. Karena pada gambar ini, nilai Hue untuk gulma dan tanah tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
4.2.2 Klasifikasi Tingkat Kepadatan Gulma Kepadatan gulma sebagai hasil dari filterisasi citra terbagi dalam empat kelompok yang telah
dijelaskan sebelumnya ditentukan dengan metode general. Rataan nilai hijau dari seluruh gambar yang diolah dibagi menjadi empat bagian dengan interval nilai yang sama. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut.
29
Tabel 15. Interval nilai hijau piksel untuk klasifikasi tingkat kepadatan gulma KELAS
Rataan Nilai Hijau Keterangan
Batas Bawah Batas Atas
1 0.00
38.22 Tidak ada
2 38.22
76.45 Jarang
3 76.45
114.67 Sedang
4 114.67
255 Padat
4.2.3 Pengiriman dan Penerimaan Data USB port yang akan digunakan pada komputer jinjing diatur dengan menggunakan baudrate
dan data bits yang sama dengan pengaturan pada mikrokontroler. Tabel 16 menampilkan pengaturan yang diberikan pada USB Port pada komputer jinjing.
Tabel 16. Konfigurasi USB Port untuk komunikasi data Properties
Keterangan Nama Port
COM6 Baud Rate
9600 Data Bits
8 Parity
None Stop Bits
1 4.2.4 Peta Perlakuan
Setelah aplikasi melakukan seluruh proses, aplikasi dapat memvisualisasikan tingkat kepadatan gulma yang telah diperoleh dari proses pengolahan citra sebelumnya ke dalam bentuk peta. Gambar
22 menunjukkan peta perlakuan yang terbentuk dari data sekunder yang digunakan baik untuk 1 data kelas kepadatan kolom kiri maupun 4 data kelas kepadatan per citra kolom tengah dan hasil
perbandingan keduanya kolom kanan. Total nilai dari perbandingan kolom kanan pada Gambar 22 adalah -1.75. Tanda negatif
menunjukkan bahwa pada kasus ini dengan data sekunder yang digunakan akan menngonsumsi cairan lebih sedikit jika menggunakan perlakuan dengan pembagian citra menjadi 4 bagian dibandingkan
dengan menggunakan perlakuan citra tunggal.
30
Gambar 22. Peta perlakuan pengendalian gulma
31
4.3 Mikrokontroler