PERAN PEMERINTAH BANGKALAN DALAM PENYELASAIAN KONFLIK ANTARA NELAYAN BANGKALAN DENGAN NELAYAN PASURUAN (Studi di Desa Batah Barat Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan)

PERAN PEMERINTAH BANGKALAN DALAM PENYELASAIAN KONFLIK
ANTARA NELAYAN BANGKALAN DENGAN NELAYAN PASURUAN
(Studi di Desa Batah Barat Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan )
Oleh: RIDHA RAMADHANSYAH ( 02230077 )
government science
Dibuat: 2008-04-09 , dengan 3 file(s).

Keywords: Peran Pemerintah, Penyelesaian Konflik, Nelayan
Penelitian ini dilatar belakangi oleh Peranan Indonesia cukup besar dalam perikanan dunia,
sudah diketahui bahwa pada daerah-daerah pantai dimana jumlah nelayan cukup banyak,
sehingga terjadi penangkapan secara berlebihan (over eksploitasi) dari sumber-sumber
perikanan, overeksploitasi sumber daya ikan mengakibatkan terjadinya konflik antar nelayan.
Konflik antar nelayan di Bangkalan sudah sering terjadi seperti halnya di Jawa Timur sejak tahun
70-an. Berawal kekalahan persaiangan antara nelayan tradisional dengan nelayan modern.
Pertikaian akibat kecemburuan ini berlangsung hingga tahun 80-an. Pada tahun 90-an keadaan
konflik bergeser tidak hanya antara nelayan tradisional dan nelayan modern, tetapi juga antar
nelayan tradisional itu sendiri.
Dari hal tersebut di atas peneliti ingin mengetahui Bagaimana peran yang dilakukan Pemerintah
Daerah Bangkalan dalam penyelesaian konflik antar nelayan Pasuruan dengan nelayan
Bangkalan, khususnya di desa Batah Barat Kecamatan Kwanyar.Teori yang digunakan untuk
menunjang penelitian ini adalah teori tentang teori konflik yang dikembangkan oleh Pelly Udai

yang menyatakan bahwa salah satu sumber konflik disebabkan oleh perebutan sumber daya dan
ketimpangan alat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Subjek penelitian didapat dengan
melakukan wawancara. Pihak-pihak yang diwawancarai meliputi: Kepala Dinas Perikanan dan
Kelautan, Kepolisian Daerah Kecamatan Kwanyar, Kecamatan Kwanyar (Camat), Kepala desa
Batah Barat, Kelompok nelayan Desa Batah Barat. Analsis data yang digunakan adalah analisis
data kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan peran Pemerintah Kabupaten Bangkalan sebagai mediasi yaitu
dalam konflik ini berperan sebagai fasilitator dalam proses penyelesaian konflik dengan
menggunakan pendekatan persuasif secara institusional. Dengan cara berkoordinasi dengan
Dinas Perikanan dan Kelautan membangun Gedung Pos Keamanan Laut Terpadu
(POSKAMLADU) yang bermarkas di Desa Batah Barat Kecamatan Kwanyar, Pemerintah
daerah bekerja sama dengan Mapolsek Kwanyar untuk menjaga suasana kondusif di Kecamatan
Kwanyar, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangkalan, POSKAMLADU yang selalu
berkoordinasi dengan petugas POLAIR / AIRNUD Surabaya dalam penjagaan dan pengamanan
di tengah laut, Pemerintah daerah membentuk tim untuk melakukan pendekatan kepada Tokoh
masyarakat, Pemerintah Daerah memberikan pembinaan masyarakat nelayan Kwanyar.
Hasil penelitian memberi kesimpulan bahwa Sebab terjadinya konflik nelayan Batah Barat
Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan adalah terjadinya penyerobotan wilayah
penangkapan ikan oleh nelayan lain diwilayah perairan Kwanyar (Batah Barat), Peranan

pemerintah Daerah Bangkalan dalam penyelesaian konflik antar nelayan Pasuruan dengan
nelayan Bangkalan berkaitan dengan tahapan penyelesaian, Kendala dalam Penyelesaian konflik
antar nelayan Pasuruan dengan nelayan Bangkalan adalah Intensitas frekuensi pemantauan /
monitoring pengamanan perairan Kwanyar oleh Tim POSKAMLADU Batah Barat belum

maksimal. Untuk itulah diperlukan dukungan yang penuh dari pemerintah untuk mengatasi
konflik dengan membuat kebijakan yang benar – benar mendukung penyelesaian konlik.
Masyarkat bekerjasama dengan pemerintah untuk mejaga dan melestarikan Sumber Daya Ikan
(SDI).
The background of this research overshadow by Role of big enough Indonesia in fishery of
world, have been known at coastal areas where amount of fisherman quite a lot, so that happened
arrest redundantly (exploitation over) from source of fishery, fish resource over exploitation
result the happening of conflict between fisherman. Conflict between fisherman in Bangkalan
have often happened in East Java since year 70-an. Early drubbing of emulation is happened
between traditional fishermen with modern fisherman. Conflict of this was jealousy effect take
place till year 80-an. In the year 90-an situation of conflict do not only between traditional
fisherman and modern fisherman, but also between traditional fisherman of itself.
From the mentioned above researcher wish to know How conducted by role Local Government
Of Bangkalan in solving of conflict between fisherman of Pasuruan with fisherman of
Bangkalan, specially in countryside of Batah West District of Kwanyar. the theory of its was

used to support this research, this theory about conflict theory developed by Pelly Udai
expressing that one of source of conflict because of struggling of appliance Lameness and
resource. This research represents descriptive research. Technique data collecting use interview,
documentation and observation. Research Subject got by interview. Sides held an interview with
to cover: Head On duty Fishery and Oceanic, Police Area District Of Kwanyar, District Of
Kwanyar ( Sub-Regency chief), Head Countryside of Batah West, Group Fisherman Countryside
of Batah West. Analyses Data is used descriptive data analysis qualitative.
Result of research show role of Government of Sub-Province of Bangkalan as mediation that is
in this conflict personate facilitators in course of solving of conflict by using approach of
persuasive institutionally. By coordinating On duty Fishery and Oceanic develop; build
Inwrought Building Post Security Sea ( POSKAMLADU) which have station in Countryside of
Batah West District of Kwanyar, Local government cooperate with Mapolsek Kwanyar to take
care of atmosphere of conducive in District Of Kwanyar, On duty Oceanic and Fishery Of SubProvince of Bangkalan, POSKAMLADU which always co-ordinate with officer of POLAIR /
AIRNUD Surabaya in security and custody in the middle of sea, Local government form team to
[do/conduct] approach to Elite figure, Local Government give construction of fisherman society
of Kwanyar.
Result of research give conclusion that the happening of fisherman conflict of Batah West
District Of Kwanyar Sub-Province of Bangkalan is the happening of illegal occupancy of region
arrest of fish by other fisherman [is] region territorial water of Kwanyar ( Batah West), Role of
local government of Bangkalan in solving of conflict between fisherman of Pasuruan with

fisherman of Bangkalan relate to solution step, Constraint in Solving of conflict between
fisherman of Pasuruan with fisherman of Bangkalan [is] Intensity monitoring frequency /
monitoring security of territorial water of Kwanyar by Team of POSKAMLADU Batah West not
yet is maximal. To that's needed [by] support which is full from government to overcome
conflict by making real correct policy - correctness support the solving of conflict. The citizen
has a work along with government to take care of and preserve Resource Fish.