Single Tube Falling Film Reaktor STFR
                                                                                Tingginya  jumlah  asam  lemak  tak  jenuh  pada  minyak  jarak  juga  menyebabkan semakin mudahnya minyak tersebut mengalami oksidasi Hamilton, 1983.
Kandungan  asam  lemak  bebas  FFA  menjadi  parameter  utama  dalam proses  esterifikasi-transesterifikasi.    Nilai  asam  lemak  bebas  FFA  dijadikan
acuan  dalam  menentukan    tahapan  proses  produksi  metil  ester,  jumlah  pereaksi maupun  katalis  yang  akan  digunakan.  Gerpen  et  al.  2004  menyatakan  bahwa
untuk mengkonversi minyak dengan kandungan asam lemak bebas tinggi  5 menjadi  metil  ester  harus  melalui  tahapan  esterifikasi  terlebih  dahulu
menggunakan katalis asam asam sulfat.  Proses ini mampu mengkonversi asam lemak menjadi metil ester secara cepat dan efektif. Walaupun terjadi pembentukan
air dalam proses esterifikasi, namun dapat ditekan dengan menambahkan metanol berlebih, sehingga air akan terdilusi ke tingkat yang tidak membatasi reaksi.
Menurut Gerpen et al. 2004 pada proses produksi metil ester, asam lemak bebas  akan  menyebabkan  terjadinya  deaktivasi  katalis,  sehingga  mengganggu
konversi  minyak  menjadi  metil  ester.  Asam  lemak  bebas  juga  dapat  bereaksi dengan  sodium  metoksida  membentuk  sabun  yang  menyulitkan  pemisahan  metil
ester dan gliserol, sehingga terjadi penurunan metil ester yang dihasilkan Sanford 2009;  Formo  1954.    Pelepasan  air  pada  proses  pembentukan  sabun  juga  akan
menyebabkan  terjadinya  reaksi  hidrolisis  trigliserida,  sehingga  pembentukan sabun menjadi lebih banyak
Hasil  analisis  bilangan  iod  minyak  jarak  pagar  adalah  sebesar  97,24  mg Iodg  minyak.  Bilangan  iod  menunjukkan  derajat  ketidakjenuhan  atau  jumlah
ikatan rangkap yang terdapat pada minyak.  Nilai bilangan iod minyak jarak pagar tersebut  lebih  tinggi  jika  dibadingkan  dengan  minyak  sawit  maupun  turunannya.
Bilangan  iod  minyak  sawit  CPO  adalah  51,40,  olein  56,10-60,60  dan  stearin adalah  29,91  mg  Ig  ME.    Tingginya  bilangan  iod  pada  minyak  jarak  pagar
menunjukkan  banyaknya  ikatan  rangkap  pada  komponen  penyusun  minyak. Berdasarkan hasil analisa GC, komponen dominan asam lemak penyusun minyak
jarak adalah asam oleat dengan ikatan rangkap pada rantai ke 1 dan 2 C18:1 dan C18;2.  Jumlah  asam  lemak  oleat  pada  minyak  jarak  mencapai  63,30-  90,00
Gubitz et al. 1999.
Kandungan  air  pada  minyak  jarak  merupakan  salah  satu  faktor  penting yang  harus  diperhatikan  sebelum  proses  ester-transesterifikasi.  Kandungan  air
pada bahan baku metil ester masih dapat ditolelir hingga 1  Gerpen et al. 2004. Data hasil analisis pada Tabel 5 menunjukkan kadar air minyak jarak pagar adalah
0,36  ,  sehingga  tidak  memerlukan  proses  pengeringan  sebelum  reaksi esterifikasi-transesterifikasi.  Adanya  air  pada  bahan  baku  metil  etser  tidak
dikehendaki karena dapat menyebabkan hidrolisis trigliserida menjadi digliserida. Hidrolisis  trigliserida  menjadi  digliserida  akan  terus  berlanjut  membentuk  asam
lemak bebas dan dapat membentuk sabun jika bereaksi dengan katalis basa. Selain menyebabkan terjadinya hidrolisis trigliserida, air yang terdapat pada minyak juga
dapat  bereaksi  dengan  katalis  selama  reaksi  transesterifikasi  membentuk  sabun dan  emulsi.  Terbentuknya  emulsi  dan  sabun  yang  berlebih  akan  menyebakan
kesulitan pada saat pencucian metil ester serta menurunkan rendemen. Bilangan penyabunan merupakan miligram kalium hidroksida KOH yang
diperlukan untuk  menyabunkan 1 gram  lemak atau minyak pada kondisi  tertentu SNI, 1992.  Bilangan penyabunan dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis
minyak  atau  lemak  karena  lemak  atau  minyak  memiliki  bilangan  penyabunan tertentu.  Berdasarkan  hasil  analisis,  minyak  jarak  yang  digunakan  dalam
penelitian ini memiliki bilangan penyabunan sebesar 211,09 mg KOHg minyak. Bilangan penyabunan mengukur bobot molekul atau panjang rantai karbon
asam  lemak  dalam  suatu  bahan.  Menurut  Sanford  et  al.  2009,  semakin  tinggi bilangan  penyabunan  menunjukkan  asam  lemak  penyusun  trigliserida  memiliki
panjang rantai karbon pendek.  Semakin pendek rantai karbon asam lemak, maka semakin banyak kandungan  asam  lemak dalam  1 gram  lemak, sehingga  semakin
banyak  kebutuhan  KOH  untuk  menyabunkannya.  Demikian  pula  semakin  tinggi bobot molekul asam lemak semakin panjang rantai karbon penyusun trigliserida,
maka semakin sedikit asam lemak penyusunnya, sehingga KOH  yang diperlukan untuk penyabunan semakin sedikit.
Densitas  dan  viskositas  merupakan  karakter  fisik  dari  minyak  jarak  yang diamati.  Densitas merupakan ukuran massa per unit volume dari bahan atau zat.
Nilai  densitas  minyak  jarak  pagar  hasil  analisa  adalah  0,91  gcm
3
.  Viskositas berkaitan  erat  dengan  kemampuan  bahan  untuk  mengalir.  Makin  kental  suatu
cairan,  makin  besar  gaya  yang  dibutuhkan  untuk  membuatnya  mengalir  pada kecepatan tertentu. Viskositas minyak jarak yang digunakan adalah 52,60 Cp.
4.2. Sifat Fisiko Kimia Metil Ester Jarak Pagar
Metil  ester  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  dihasilkan  dari  dua tahapan  reaksi  yaitu  esterifikasi  dan  transesterifikasi.  Esterifikasi  merupakan
konversi  asam  lemak  bebas  menjadi  ester.  Menurut  Setyaningsih  et  al.  2007 nilai  kandungan  asam  lemak  bebas  FFA  pada  minyak  merupakan  dasar  dalam
penentuan  kebutuhan  metanol  dan  katalis  asam  yang  diperlukan  dalam  proses esterifikasi.  Minyak  jarak  pagar  dipanaskan  pada  suhu  ±  55
C,  kemudian ditambahkan methanol 225  dari nilai  FFA dan katalis  asam  sulfat  5  dari
nilai  FFA.  Setelah  dilakukan  pengadukan  selama  1  jam  campuran  tersebut dipisahkan  dari  bahan-bahan  selain  ester.  Secara  umum  reaksi  esterifikasi  asam-
asam lemak ditunjukkan oleh persamaan berikut Gambar 12.
Gambar 12  Reaksi esterifikasi asam lemak Hui, 1996 Reaksi  esterifikasi  minyak  jarak  merupakan  reaksi  kesetimbangan  yang
lambat,  walaupun  telah  dipercepat  menggunakan  katalis  asam  sulfat.  Posisi kesetimbangan  reaksi  esterifikasi  juga  tidak  berpihak  kepada  pembentukan  metil
ester,  sehingga  diperlukan  reaktan  metanol  dalam  jumlah  berlebih,  pemisahan produk ikutan air dari fase reaksi dan pengontrolan suhu reaksi di bawah 120
C agar  konversi  asam  lemak  bebas  menjadi  metil  ester  sempurna.  Selanjutnya
dilakukan proses transesterifikasi untuk mengubah trigliserida menjadi alkil ester asam  lemak.  Proses  transesterifikasi  menggunakan  alkohol  sebesar  15    dari
bahan  baku  dan  katalis  basa  1  dari  bahan  baku.  Beberapa  faktor  yang  dapat berpengaruh  diantaranya  rasio  mol  alkoholminyak,  temperatur,  kemurnian
reaktan khususnya kadar air dan kadar asam. Untuk meningkatkan pembentukan
H
2
SO
4
alkil  ester  dan  memudahkan  pemisahan  gliserol  yang  terbentuk,  maka  perlu memperhitungkan stokiometri reaksi transesterifikasi  Gambar 13.
Gambar 13  Proses transesterifikasi trigliserida Gerpen  et al. 2004 Mekanisme  reaksi  transesterifikasi  terdiri  dari  beberapa  tahapan  yaitu
reaksi  basa  dengan  alkohol  membentuk  alkoksida  dan  katalis  yang  terprotonasi membentuk  senyawa  aktif.  Pada  saat  terjadi  reaksi  basa  dengan  alkohol,
nukleofilik  menyerang  alkoksida  pada  gugus  karbonil  trigliserida  membentuk intermediet tetrahedral persamaan reaksi 2, dari alkil ester dan anion digliserida
terbentuk.  Selanjutnya  protonasi  katalis  membentuk  senyawa  aktif  persamaan reaksi 4 yang dapat bereaksi dengan molekul alkohol untuk memulai alur proses
katalisis  yang  lain.    Digliserida  dan  monogliserida  diubah  melalui  mekanisme yang  sama  untuk  menghasilkan  campuran  alkil  ester  dan  gliserol.  Secara  rinci
mekanisme  proses  transesterifikasi  minyak  dengan  katalis  basa  disajikan  pada Gambar 14.
Data  analisis  sifat  fisiko  kimia  metil  ester  diperlukan  untuk  mengetahui karakteristik  metil  ester  yang  dihasilkan.  Beberapa  sifat  fisiko  kimia  metil  ester
yang  dianalisis  antara  lain  :  bilangan  penyabunan,  bilangan  asam,  bilangan  iod, kadar  air,  densitas,  viskositas  dan  gliserol  total.  Data  hasil  analisa  sifat  fisiko
kimia metil ester jarak pagar disajikan pada Tabel 3.
Alkohol Alkil ester
Katalis
Trigliserida Alkohol
Katalis
Trigliserida Gliserol
Alkil ester Alkohol
Kkkktalis
Trigliserida Katalis
                                            
                