Sulfonasi Metil Ester TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2 Hasil Analisis Sifat Fisiko Kimia Minyak Jarak Pagar.
No. Sifat Fisiko Kimia Nilai
Satuan
1 Bilangan asam
63,84 mg KOH g minyak
2 Bilangan iod
97,24 mg Iod g minyak
3 Bilangan penyabunan
211,09 mg KOHg minyak
3 Kadar air
0,36 4
Kandungan asam lemak bebas 32,08
5 Densitas
0,91 gcm
3
6 Viskositas 30
o
C 52,60
Cp Bilangan asam minyak jarak adalah sebesar 63,84 mg KOHg minyak
Tabel 2. Bilangan asam merupakan jumlah milligram KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak
Ketaren, 1986. Jika dibandingkan dengan CPO maupun produk turunan CPO lainnya seperti olein dan stearin, bilangan asam minyak jarak pagar relatif lebih
tinggi. Hal ini dapat disebabkan karena adanya kerusakan minyak pada saat pengepresan maupun selama penyimpanan biji dan minyak sebelum diolah
menjadi metil ester. Kandungan asam lemak bebas FFA minyak jarak pagar yang digunakan
cukup tinggi yaitu 32,08 . Tingginya nilai kandungan asam lemak bebas minyak tersebut terjadi karena adanya reaksi hidolisis asam lemak maupun oksidasi asam
lemak. Reaksi hidrolisis asam lemak dapat terjadi pada saat masih dalam bentuk biji maupun saat proses pengendapan sludge. Pada umumnya biji jarak pagar
dikeringkan dengan cara penjemuran di bawah sinar matahari. Adanya fluktuasi suhu pengeringan dan tidak seragamnya kualitas pengeringan pada biji jarak pagar
serta kondisi penyimpanan konvensional diduga menjadi pemicu utama terjadinya peningkatan laju reaksi hidolisis pada biji jarak pagar. Kandungan asam lemak
pada biji jarak pagar akan meningkat seiring dengan waktu penyimpanan. Selain hidrolisis, peningkatan kandungan asam lemak bebas pada minyak jarak juga
dapat disebabkan karena adanya reaksi oksidasi asam lemak akibat cahaya maupun kontak dengan udara pada saat pengepresan dan pemisahan sludge.
Tingginya jumlah asam lemak tak jenuh pada minyak jarak juga menyebabkan semakin mudahnya minyak tersebut mengalami oksidasi Hamilton, 1983.
Kandungan asam lemak bebas FFA menjadi parameter utama dalam proses esterifikasi-transesterifikasi. Nilai asam lemak bebas FFA dijadikan
acuan dalam menentukan tahapan proses produksi metil ester, jumlah pereaksi maupun katalis yang akan digunakan. Gerpen et al. 2004 menyatakan bahwa
untuk mengkonversi minyak dengan kandungan asam lemak bebas tinggi 5 menjadi metil ester harus melalui tahapan esterifikasi terlebih dahulu
menggunakan katalis asam asam sulfat. Proses ini mampu mengkonversi asam lemak menjadi metil ester secara cepat dan efektif. Walaupun terjadi pembentukan
air dalam proses esterifikasi, namun dapat ditekan dengan menambahkan metanol berlebih, sehingga air akan terdilusi ke tingkat yang tidak membatasi reaksi.
Menurut Gerpen et al. 2004 pada proses produksi metil ester, asam lemak bebas akan menyebabkan terjadinya deaktivasi katalis, sehingga mengganggu
konversi minyak menjadi metil ester. Asam lemak bebas juga dapat bereaksi dengan sodium metoksida membentuk sabun yang menyulitkan pemisahan metil
ester dan gliserol, sehingga terjadi penurunan metil ester yang dihasilkan Sanford 2009; Formo 1954. Pelepasan air pada proses pembentukan sabun juga akan
menyebabkan terjadinya reaksi hidrolisis trigliserida, sehingga pembentukan sabun menjadi lebih banyak
Hasil analisis bilangan iod minyak jarak pagar adalah sebesar 97,24 mg Iodg minyak. Bilangan iod menunjukkan derajat ketidakjenuhan atau jumlah
ikatan rangkap yang terdapat pada minyak. Nilai bilangan iod minyak jarak pagar tersebut lebih tinggi jika dibadingkan dengan minyak sawit maupun turunannya.
Bilangan iod minyak sawit CPO adalah 51,40, olein 56,10-60,60 dan stearin adalah 29,91 mg Ig ME. Tingginya bilangan iod pada minyak jarak pagar
menunjukkan banyaknya ikatan rangkap pada komponen penyusun minyak. Berdasarkan hasil analisa GC, komponen dominan asam lemak penyusun minyak
jarak adalah asam oleat dengan ikatan rangkap pada rantai ke 1 dan 2 C18:1 dan C18;2. Jumlah asam lemak oleat pada minyak jarak mencapai 63,30- 90,00
Gubitz et al. 1999.