11
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Sistem Produksi Toyota.
Sistem produksi Toyota dikembangkan dan dipromosikan oleh Toyota Motor Corporation dan telah dipakai oleh banyak perusahaan Jepang sebagai ekor dari
krisis minyak di tahun 1973. Tujuan utama dari sistem ini adalah menyingkirkan, lewat aktivitas perbaikan, berbagai jenis pemborosan yang tersembunyi dalam
perusahaan misalnya sediaan atau tenaga kerja yang terlalu banyak. Sistem produksi Toyota adalah suatu metode ampuh untuk membuat produk karena
sistem ini merupakan alat efektif untuk menghasilkan tujuan akhir – laba. Untuk mencapai pengurangan biaya, produksi harus dengan cepat dan secara fleksibel
menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan pasar tanpa kelebihan waktu yang tak berguna. Gagasan semacam itu dicapai dengan konsep Just In Time :
menghasilkan barang yang diperlukan, dalam jumlah yang diperlukan, dan pada waktu diperlukan.
2.2. Just In Time dan Autonomasi.
Suatu aliran produksi yang terus-menerus, atau penyesuaian kepada perubahan permintaan dalam hal jumlah dan variasi, diciptakan dengan
12
mencapai dua konsep pokok : Just In Time dan Autonomasi. Dua konsep ini merupakan tiang utama bagi sistem produksi Toyota.
Just In Time JIT pada dasarnya bermaksud menghasilkan unit yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada waktu diperlukan. Autonomasi
dalam bahasa Jepang, “Ninbenno-aru Jidoka,” sering disingkat menjadi “Jidoka” dapat dengan longgar diterjemahkan sebagai pengendalian cacat secara
otonom. Ia mendukung JIT dengan tidak memungkinkan unit cacat dari proses terdahulu untuk mengalir ke proses berikutnya dan mengacaukannya.
Dalam sistem Toyota, kita perlu melihat aliran produksi secara terbalik; dengan kata lain, orang dari suatu proses tertentu pergi ke proses terdahulu untuk
mengambil unit yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada waktu diperlukan. Proses terdahulu itu hanya memproduksi unit secukupnya untuk
menggantikan unit yang telah diambil. Metode ini disebut sistem tarik.
2.3. Sistem Kanban.