BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum

(1)

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-teori Umum.

Teori-teori umum ini merupakan teori-teori yang umum yang berkaitan dengan dunia Teknologi Informasi dan komputer.

2.1.1 Sistem Informasi.

Sistem Informasi adalah kumpulan dari orang, data, prosedur, proses, dan interface yang saling berinteraksi untuk mendukung (support) dan meningkatkan operasi sehari-hari (day-to-day). Sedangkan Teknologi Informasi adalah kombinasi antara teknologi komputer ( software dan hardware ) dengan teknologi komunikasi (data, gambar, suara, dan jaringan) (Whitten et al, 2001).

Sistem Informasi dibangun oleh data-data. Data adalah fakta mentah tentang organisasi ( data kepegawaian, data gaji, dll ) dan transaksi bisnis ( penjualan, pembelian, peminjaman, dll). Sedangkan informasi adalah kumpulan dari data-data yang telah diorganisasi oleh suati proses sehingga mempunyai arti(Whitten et al, 2001). Sistem Informasi bertugas untuk mengelola data-data yang ada untuk menjadi informasi yang berguna dan mengelola informasi yang ada. Sistem informasi ini diwujudkan dalam sebuah aplikasi yang dapat berbasis desktop (Desktop Aplication) atau web (Web Aplication) yaitu Manajemen Sistem Informasi (Management Infrmation system).


(2)

Sistem informasi terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu: 1. Front-Office Information System.

Adalah sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis yang berhubungan dengan pelanggan (customers). Contoh dari sistem informasi ini adalah sistem informasi penjualan, sistem informasi peminjama buku, dan lain-lain (Whitten et al, 2001).

2. Back-Office Information System.

Adalah sistem informasi yang mendukung operasi bisnis internal perusahaan. Contoh dari sistem informasi ini adalah sistem informasi kepegawaian, sistem informasi akuntansi, dan lain-lain. Penelitian yang kami lakukan adalah untuk pengembangan Back-Office Information System, karena penelitian yang kami lakukan adalah untuk mendukung operasi bisnis internal perusahaan (Whitten et al, 2001).

2.1.2 Sistem Basis Data (Database System). 2.1.2.1 Pengertian Basis Data.

Database adalah kumpulan dari banyak data yang terhubung secara logika yang menggambarkan perusahaan, dan deskripsi dari data itu, yang didisain untuk memenuhi kebutuhan informasi perusahaan. Database dapat digunakan secara bersama-sama dari seluruh departemen. Seluruh data perusahaan dikumpulkan ke dalam satu database perusahaan (Connoly dan


(3)

Begg, 2002). Dalam database, ada tiga hal yang menyusun sebuah database, yaitu entiti, atribu, dan relasi.

Database Managament System (DBMS) adalah sitem prangkat lunak (software) yang memungkinkan pengguna (user) untuk mendefinisikan, membuat, mengatur, dan mengotrol akses ke database. Lingkungan pembentuk DBMS adalah Hardware, Software, Data, People, dan Prosedur (Connoly dan Begg, 2002).

Keuntungan penggunaan DBMS adalah kontrol terhadap data redundancy (data yang berduplikat atau berlebih), Konsistensi data, mendapatkan informasi yang lebih dari jumlah data yang sama dibandingken dengan tidak menggunakan DBMS, berbagi data untuk dapat diakses oleh bagian apa saja, meningkatkan integritas data, meningkatkan keamanan data, penghematan dari segi ekonomi, meningkatkan pengaksesan data, meningkatkan produktivitas perusahaan, memudahkan pemeliharaan data, meningkatkan backup dan pelayanan recovery.

2.1.2.2 Perancangan Basis Data.

Dalam melakukan perancangan database, kita dapat mengikuti suatu urutan database development life cycle (DBLC). Langkah-langkah dari database life cycle dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Connoly dan Begg, 2002) :


(4)

Gambar 2.1: Database Life Cycle.

Database Planning

Dalam tahap ini, kita merencanakan tahapan-tahapan apa aja yang akn dipakai untuk melakukan perancangan database. Ada tiga masalah pokok dalam merumuskan suatu strategi sistem informasi, yaitu :

1. Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan penentuan kebutuhan sistem informasi berikutnya.

2. Mengevaluasi sistem informasi yang ada sekarang untuk menentukan kekuatan dan kelemahan yang ada.

Database planning

System definition

Requirement collection and analysis

Database design

Conceptual database design

Logical database design

Physical database design

Application design DBMS selection (optional)

Implementation

Data conversion & loading

Testing

Operational maintenance Prototyping (optional)


(5)

3. Penilaian kesempatan peluang teknologi informasi yang menghasilkan keuntungan yang kompetitif.

Perencanaan basis data perlu juga meliputi pengembangan standard yang mengontrol bagaimana data akan dikumpulkan, bagaimana format harus diterapkan, dokumentasi apa saja yang diperlukan, dan bagaimana rancangan dan implementasi dapat diproses. Dalam merancang suatu standard yang baik harus menyediakan suatu basis untuk staff pelatihan dan mengukur pengendalian mutu, dan dapat memastikan bahwa pekerjaan yang ada menyesuaikan diri kepada suatu pola teladan, tanpa tergantung dengan ketrampilan dan pengalaman staff.

System Definition

Adalah menentukan ruang lingkup dari aplikasi basis data yang akan dibuat termasuk pengguna dan tempat di mana aplikasi basis data tersebut diterapkan. Sebelum mencoba untuk merancang suatu aplikasi basis data, sangatlah penting bahwa pertama kali kita harus mengidentifikasi batasan-batasan sistem yang ada dan bagaimana sistem tersebut dapat menghubungkan dengan bagian lain yang terdapat dalam sistem informasi organisasi / perusahaan. Dan juga sangatlah penting bahwa kita harus menentukan batasan-batasan sistem tidak hanya area aplikasi dan para pemakai yang sekarang, tetapi juga aplikasi para pemakai masa depan.

Suatu aplikasi basis data mungkin punya satu atau lebih user views dan mengidentifikasi user views adalah suatu hal yang penting dalam


(6)

mengembangkan suatu aplikasi basis data, sebab dapat membantu untuk memastikan bahwa tidak ada pengguna utama dalam basis data tersebut terlupakan ketika mengembangkan kebutuhan untuk aplikasi basis data yang baru. User views sangat membantu dalam pengembangan aplikasi basis data yang relatif kompleks karena user views dapat membuat basis data tersebut dipecah ke dalam bagian-bagian yang dapat dikendalikan.

User views menggambarkan apa yang diperlukan suatu aplikasi basis data dalam kaitan dengan data yang disimpan dan transaksi untuk dilakukan atas data tersebut. Kebutuhan user views mungkin beda dengan view yang bersangkutan atau tumpang tindih dengan view yang lain.

Requirement Collection and Analysis

Tahapan ini merupakan tahapan untuk mengumpulkan informasi dari perusahaan. Metode yang sering dilakukan adalah metode Fact Finding, yaitu dengan menggunakan salah satu metode seperti: wawancara, dokumentasi, penelitian, kuisioner, dan observasi ke lapangan atau perusahaan.

Database Design

Tahapan ini merupakan tahapan yang paling penting, karena pda tahapan ini prancangan database yang akan dibuat dilaksanakan. Perancangan basis data dimulai ketika analisis terhadap suatu kebutuhan perusahaan telah dilakukan. Di dalam perancangan basis data terdapat suatu metodologi yang membantu dalam membuat suatu basis data. Yang dimaksud dengan metodologi perancangan


(7)

basis data adalah sebuah pendekatan struktur yang mencakup prosedur, teknik, alat bantu dan tujuan dokumentasi untuk mendukung dan memberi sarana dalam proses perancangan basis data terdiri dari tahap-tahap yang membantu para perancang dengan teknik yang tepat dalam setiap merancang basis data. Metodologi perancangan basis data juga membantu perancang untuk merancanakan, mengatur dan mengevaluasi pengembangan dari proyek pembuatan basis data tersebut. Dalam metodologi perancangan basis data, proses perancangan dibagi menjadi 3 bagian yaitu Conceptual Database Design, Logial Database Design, dan Physical Database Design.

Conceptual Database Design, yaitu proses membangun suatu model informasi yang digunakan dalam perusahaan yang tidak bergantung pada pertimbangan fisik. Conceptual Database Design meliputi pembuatan sebuah konseptual data model sebagai bagian dari perusahaan. Data model dibangun menggunakan informasi yang didokumentasi dari user requirement. Conceptual Database Design secara keseluruhan terbebas dari detil penerapannya, seperti DBMS software, aplikasi program, programming language, hardware platform atau pertimbangan fisik lainnya.

Logical Database Design adalah proses membangun suatu model informasi yang digunakan dalam perusahaan yang berdasarkan pada sebuah model data yang spesifik, tetapi tidak bergantung pada sebuah DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya. Konseptual data model yang dibuat pada tahap sebelumnya disempurnakan dan dipetakan menjadi sebuah logikal data model.


(8)

Physical Database Design dilakukan untuk memutuskan struktur logic secara fisik yang diimplementasikan ke dalam tujuan DBMS, para perancang juga harus membuat keputusan mengenai bagaimana basis data tersebut dapat diimplementasikan / diterapkan dalam perusahaan. Oleh karena itu, Physical Database Design untuk meningkatkan kinerja dari basis data tersebut dapat mempengaruhi logikal data model.

DBMS Selection

Pemilihan DBMS dilakukan untuk memilih DBMS yang cocok atau sesuai dengan aplikasi basis data yang dibuat. Bagaimanapun pemilihan DBMS bisa dilakukan pada setiap waktu sebelum melakukan logical design yang menyajikan informasi cukup mengenai kebutuhan sistem seperti performance, security, dan integrity constrain. Walaupun pemilihan DBMS mungkin jarang, tetapi ketika kebutuhan perusahaan sedang diperluas atau sistem yang berjalan digantikan, mungkin menjadi perlu kadang-kadang untuk mengevaluasi produk DBMS yang baru. Suatu pendekatan sederhana dalam melakukan DBMS adalah dengan mencocokan DMS dengan kebutuhan. Secara khusus DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas seperti :

1. Mengijinkan user untuk menentukan basis data, biasanya melalui Data Definition Language ( DDL ). DDL mengijinkan user untuk

memspesifikasi tipe data dan struktur dan batasan-batasan data yang bisa disimpan di basis data.


(9)

2. Mengijinkan user untuk insert, update, delete, dan retrieve data dari basis data, biasanya melalui Data Manipulation Language ( DML ) 3. DBMS menyediakan akses kontrol ke basis data.

Contohnya antara lain :

a. Security System, di mana mencegah user autorisasi untuk mengakses basis data.

b. Integrity System, di mana menangani konsistensi penyimpanan data.

c. Concurrency Control System, di mana mengijinkan basis data untuk diakses secara share.

d. Recovery Control System, di mana basis data bisa di-restore pada saat terjadi kesalahan pada hardware ataupun software.

e. User-Acessible Catalog, di mana berisi deskripsi data di dalam basis data.

Langkah-langkah untuk memilih database adalah :

1. Menggambarkan cakupan tugas berdasarkan kebutuhan perusahaan.

2. Membuat perbandingan mengenai dua atau tiga produk DBMS. 3. Mengevaluasi produk-produk DBMS tersebut.

4. Merekomendasi pemilihan DBMS dan membuat laporan hasil dari evaluasi produk DBMS tersebut.


(10)

Application Design

Perancangan user menghubungkan program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis data tersebut. Mengamati desain aplikasi dan basis data itu adalah aktivitas paralel pada aplikasi basis data life cycle. Dalam banyak kasus, tidaklah mungkin untuk melengkapi atau menyudahi desain aplikasi itu sampai perancangan basis data terhadap dirinya sendiri yang sedang berlangsung. Pada sisi lain, basis data ada untuk mendukung aplikasi tersebut, dan demikian harus ada suatu informasi antar desain aplikasi dan desain basis data.

Kita harus memastikan bahwa semua kemampuan menyatakan spesifikasi kebutuhan pemakai ada di dalam desain aplikasi untuk aplikasi basis data. Ini melibatkan program aplikasi mengakses basis data akan merancang transaksi tersebut ke dalam akses basis data.

Sebagai tambahan terhadap perancangan bagaimana kemampuan yang diperlukan atau diharapkan untuk dapat tercapai, maka kita harus mendesain seorang user yang sesuai untuk menghubungkan ke aplikasi basis data tersebut. Alat penghubung ini menyajikan informasi yang diperlukan sehingga mudah dioperasikan. Bagaimanapun, haruslah dikenali bahwa alat penghubung mungkin adalah salah satu dari komponen yang paling utama dari sistem itu. Pada sisi lain jika alat penghubung tidak mempunyai satupun karakteristik maka sistem akan menyebabkan permasalahan.


(11)

Prototyping

Prototype adalah merupakan suatu model aplikasi basis data yang mempunyai semua corak yang diperlukan dan menyediakan semua kemampuan sistem. Tujuan utama untuk mengembangkan suatu aplikasi prototype database adalah agar user dapat mengidentifikasi fitur sistem menjadi bekerja dengan baik. Jika memungkinkan, pemakai dapat memberikan saran untuk mengadakan perbaikan atau bahkan fitur baru dalam aplikasi basis data tersebut. Keuntungan prototype adalah relatif murah dan cepat dalam proses pembuatannya.

Ada dua strategi prototyping, yaitu requirements prototyping dan evolutionary prototyping. Requirements Prototyping adalah prototype yang menentukan kebutuhan-kebutuhan yang diusulkan aplikasi basis data dan jika kebutuhan-kebutuhan sudah dilengkapi maka prototype tidak dipakai atau dibuang. Sedangkan Evolutionary Prototyping, adalah prototype yang sama dengan requirements prototyping, tetapi perbedaannya bisa digunakan untuk perkembangan lebih lanjut menjadi aplikasi kerja basis data.

Implementation

Implementasi merupakan perwujudan fisik dari basis data dan desain aplikasi. Pada tahap penyelesaian desain kita dapat menerapkan basis data dan program aplikasi yang telah kita buat. Implementasi basis data dicapai dengan menggunakan Data Definition Language ( DDL ) yang telah kita pilih dalam melakukan DBMS atau dengan menggunakan Graphical User Interface ( GUI ) yang menyediakan fungsional yang sama dengan pernyataan DDL yang


(12)

digunakan untuk menciptakan struktur basis data tersebut. User Views juga diterapkan pada langkah implementasi.

Program aplikasi diterapkan dengan menggunakan bahasa generasi keempat atau ketiga yang lebih disukai. Bagian dari program aplikasi ini adalah transaksi basis data, yang diterapkan dengan menggunakan Data Manipualtion Language ( DML ). Transaksi basis data juga dapat dibuat dalam bahasa pemrograman seperti Visual Basic, Delphi, C, C++, Java, COBOL, Fortran, Ada, atau Pascal. Kita juga menerapkan komponen lain dari desain aplikasi seperti layar menu, format masukkan data dan laporan.

Pengendalian keamanan dan integritas untuk aplikasi juga telah diterapkan. Sebagian dari kendali ini telah diterapkan dengan menggunakan DDL, tetapi yang lain mungkin perlu untuk digambarkan di luar dari DDL. Sebagai contoh kegunaan yang disediakan DBMS kendali sistem operasi.

Data Conversion and Loading

Pemindahan data yang ada ke dalam basis data yang baru dan mengubah aplikasi yang sedang berjalan agar dapat digunakan dalam basis data yang baru. Langkah ini diperlukan hanya ketika suatu sistem basis data lama digantikan dengan sistem basis data yang baru. Sekarang ini suatu DBMS mempunyai kegunaan memasukkan file ke dalam basis data yang baru, dan kemudian secara otomatis mengubah data ke dalam format yang diperlukan oleh file basis data yang baru. Jika bisa diterapkan, pengembang dapat mengubah dan


(13)

menggunakan program aplikasi dari sistem yang lama untuk digunakan oleh sistem yang baru.

Testing

Testing adalah proses melaksanakan program aplikasi dengan tujuan menemukan kesalahan. Sebelum diterapkan dalam suatu sistem, basis data harus dilakukan pengujian atau testing terlebih dahulu. Dalam hal ini kita harus hati-hati dalam perencanaan strategi test dan data harus realistis sedemikian sehingga keseluruhan proses pengujian sesuai dengan metodenya dan dengan kaku dilaksanakan. Sesungguhnya, pengujian tidak bisa menunjukkan tidak adanya kesalahan, hal tersebut dapat dilakukan apabila dengan menggunakan suatu perangkat lunak. Jika pengujian diselenggarakan dengan sukses, maka akan membongkar kesalahan pada program aplikasi dan mungkin struktur basis data. Sebagai manfaat sekunder, pengujian mempertunjukkan bahwa basis data dan program aplikasi nampak seperti bekerja menurut spesifikasi mereka dan kebutuhan nampak seperti dicukupi.

Seperti saat merancang suatu basis data, maka dalam melakukan testing para pemakai sistem yang baru harus dilibatkan untuk menguji proses aplikasi dan basis data tersebut. Situasi yang ideal untuk pengujian sistem adalah mempunyai suatu test basis data pada suatu sistem perangkat keras, tetapi ini sering tidak tersedia. Jika data real diharapkan untuk digunakan, maka penting untuk mempunyai backup. Setelah pengujian diselesaikan, maka sistem aplikasi basis data ini telah siap untuk digunakan.


(14)

Operational Maintenance

Dalam langkah-langkah sebelumnya, aplikasi basis data telah secara penuh diterapkan dan diuji. Sistem sekarang pindah ke suatu langkah pemeliharaan yang melibatkan aktivitas berikut ini :

1. Monitoring Performance dari sistem. Jika performance jatuh di bawah suatu tingkatan yang bisa diterima, maka penyetelan atau reorganisasi basis data mungkin diperlukan.

2. Maintaining dan meningkatkan aplikasi basis data. Kebutuhan harus disatukan ke dalam aplikasi basis data melalui tahap-tahap sebelumnya yang terdapat dalam database life cycle.

Ketika aplikasi basis data sedang beroperasi, perlu dilakukan monitoring secara dekat untuk memastikan bahwa performance dalam tingkatan yang bisa diterima. Suatu DBMS secara normal menyediakan berbagai kegunaan untuk membantu administrasi basis data yang mencakup kegunaan untuk mengisi data ke dalam suatu basis data dan untuk memonitor sistem tersebut. Kegunaan yang mengijinkan sistem melakukan monitoring secara berdampingan atau berhadapan informasi sebagai contoh, pemakaian basis data untuk efisiensi dan query strategi pelaksanaan. Database Administrator (DBA) dapat menggunakan informasi ini untuk men-setting sistem dan untuk memberi performance yang lebih baik, sebagai contoh, dengan menciptakan index tambahan untuk mempercepat query, dengan mengubah struktur basis data, atau dengan melakukan kombinasi terhadap tabel yang ada.


(15)

Monitoring proses akan terus berlanjut sepanjang seluruh hidup suatu aplikasi basis data tersebut dan pada waktu tertentu boleh melakukan reorganisasi basis data untuk mencukupi kebutuhan sistem. Peubahan ini menyediakan informasi pada evolusi sistem dan sumber daya yang pada masa yang akan datang mungkin diperlukan. Hal ini memungkinkan DBA untuk terlibat dalam perencanaan kapasitas dan untuk melakukan penyesuaian rencana. Jika DBMS kekurangan kegunaan tertentu, DBA dapat mengembangkan kegunaan yang diperlukan atau membeli tools tambahan, jika tersedia.

2.1.3 Perancangan Perangkat Lunak (software). 2.1.3.1 Pengertian Perangkat Lunak

Perangkat lunak adalah suatu perintah (program komputer) yang apabila dieksekusi akan memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan (Pressman, 2002). Perangkat lunak terdiri dari struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara proporsional. Fungsi dari perangkat lunak ada dua (2), yaitu: sebagai produk dan sebagai kendaraan pengantar produk

Sebagai produk, perangkat lunak adalah sebuah program aplikasi yang mempunyai fungsi atau tugas tertentu, seperti program microsoft office (word, exel, power point, dll). Sebagai kendaraan pengantar produk, perangkat lunak adalah sebuah program perantara dan sebagai penjamin atau


(16)

fasilitator suatu program berjalan sempurna, seperti sistem operasi, sistem kontrol komputer, sistem jaringan, dan lain-lain.

Perangkat lunak memiliki karakteristik-karakteristik. Karakteristik-karakteristik itu adalah:

1. Perangkat lunak dibangun dan dikembangkan.

Proses pengembangan prangkat lunak tidak sama dengan proses pengembangan suatu produk yang berbentu fisik, seperti chip. Biaya perangkat lunak paling besar berasal dari fase pengembangan perangkat luna itu sendiri, tidak seperti perangkat keras, dimana biaya terpusa pada material dan proses maufaktur perangkat keras tersebut.

2. Perangkat lunak tidak pernah usang.

Kalau perangkat keras akan mengalami kegagalan hardware akibat dari masa pakai tertentu. Hal ini bisa diakibatkan karena panas, debu, dan lain-lain. Berbeda dengan perangkat keras, perangkat lunak sekali dikembangkan tidak akan pernah rusak karena tidak mempunyai wujud fisik, namun, perangkat lunak dapat mengalami penurunan kualitas karena mengalami ketidaksesuaian fungsi dengan keinginan pemakai.


(17)

3. Sebaian besar perangkat lunak dibangun secara custum-built, serta tidak dapat dirakit dari komponen yang sudah ada.

Hal ini dapat dengan mudah dilihat dari kenyaaan, bahwa tidak ada katalog perangkat lunak, sedangkan kita dapat menemui katalog perangkat keras (misalnya jenis-jenis IC dengan kode dan fungsinya) ketika akan mendesain sebuah perangkat keras.

2.1.3.2 Perancangan Peragkat Lunak.

Metode perancangan perangkat lunak ada beberapa, yaitu Sistem sekuensial ( Water Fall Model ), Rapid Aplication Design (RAD), Model Spiral, Model Pertambahan, Model Rakitan Komponen, Model Perkembangan Konkruen. Namun, yang peling umum dipakai dan yang kami pakai dalam penelitian kami adalah Sistem Sekuensial atau yang sering disebut dengan System Development Life Cycle (SDLC).

SDLC terdiri dari 4 Tahapan (Britton, 2002), yaitu: 1. Tahap Analisis.

Tahapan ini terjadi proses pengumpulan kebutuhan (requirement engineering) yang diidentifikasikan dan difokuskan pada perangkat lunak. Analisis ini bertujuan agar perekayasa memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja, dan antar muka yang dibutuhkan. 2. Tahap Desain.

Tahap ini terjadi proses penterjemahan kebutuhan kedalam sutu sistem perangkat lunak. Pada tahap ini, dilakukan perancanga struktur


(18)

data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detil prosedural (algoritma).

3. Tahap Implementasi (coding).

Tahap ini dilakukan proses coding atau proses menterjemahkan desain kedalam sebuah bahasa yang dimengerti mesin.

4. Tahap Pengetesan (testing).

Tahap ini dilkukan pengujian terhadap program yang telah berjalan. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kesalahan sintaks, keslahan logika, dan kesalahan runtime.

2.1.4 Interaksi Manusia dan Komputer (Human Computer Interaction).

Pengguna sistem komputer (user) terbagi menjadi dua bagian, yaitu: Expert User dan Novice User. Expert User adalah pengguna komputer yang telah berpengalaman dan telah menghabidkan waktu yang cukup lama menggunakan program aplikasi tertentu. Novice user adalah pengguna kompueter yang mempunyai sedikit pengalaman dalam menggunakan komputer dan hanya mempunyai sedikit waktu untuk berinteraksi dengan komputer. Maka dari itu, perancangan antar muka (interface) tidak mudah agar aplikasi yang kita buat dapat diterima, baik oleh expert user dan novice user.

Antar muka pemakai (user interfce) adalah jembatan antara manusia dengan komputer. Antar muka merupakan alat bantu manusia berinteraksi dengan komputer atau sitem komputer. Antar muka terdiri dari dua macam,


(19)

yaitu berbasis text (Command Line Interface) dan berbasis grafik (Graphical User Interface). Untuk merancang sebuah interface, harus menggunakan panduan tiga (3) pilar perancangan dan delapan aturan emas ( 8 Golden Rule of User Interface) antar muka. Tiga pilar perancangan tersebut adalah: dokumen, pedoman, dan proses, user interface software tools, dan ulasan pakar dan uji usability.

Gambar 2.2: Tiga (3) Pilar Perancangan.

Sedangkan delapan aturan emas yaitu:

1. Antar muka harus mempunyai instruksi apa yang akan dilakukan selanjutnya.

2. Layar harus diformat sehingga mempunyai tampilan umum yang sama. 3. Pesan, instruksi, atau informasi harus ditampilkan cukup lama sehingga


(20)

4. Menggunakan atribut tampilan yang unik untuk menandakan sesuatu. 5. Nilai-nilai awal yang harus diisi oleh pengguna harus ditulis atau

ditampilkan.

6. Antisipasi error yang kemungkinan pengguna akan ciptakan.

7. Pengguna tidak boleh diizinkan untuk meneruskan menjalankan program apabila masih terdapat error.

8. Apabila pengguna melakukan sesuatu yang dapat sangat membahayakan sistem, maka harus ada mekanisme keyboard lock dan instruction message.

2.2 Teori-teori Khusus.

Teori-teori Khusus ini merupakan teori-teori yang khusus yang berkaitan dengan penelitian.

2.2.1 Sistem Asuransi.

Menurut UU No. 2/1992 mengenai Usaha Perasuransian , maka pengertian perusahaan Reasuransi ialah perusahaan yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh Perusahaan Asuransi Kerugian dan atau Perusahaan Asuransi Jiwa. Reasuransi merupakan suatu sistem penyebaran, dimana penanggung menyebarkan seluruh/sebagian dari pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung lain. Pihak yang menyerahkan pertanggungan (tertanggung) disebut ceding company, dan pihak yang menerima pertanggungan (penanggung) disebut reinsurer atau reasuradur. Fungsi reasuransi adalah:


(21)

1. Memperbesar Kapasitas Akseptasi

Suatu fakta bahwa perusahaan Asuransi mempunyai modal yang terbatas. Dengan modalnya yang terbatas itu, Asuradur tidak leluasa untuk melakukan akseptasi terhadap risiko-risiko yang diterimanya. Singkat kata, sesuai peraturan perundangan perusahaan Asuransi hanya diperkenankan mempunyai Retensi Sendiri sebesar 10% dari Modal Sendirinya. Sebagai contoh bila “Perisai” mempunyai Modal sebesar IDR 10 Milyar, maka maksimum risiko yang boleh diaksep hanyalah sebesar IDR 1 Milyar. Kalau kita melihat kondisi sekarang, sudah sangat banyak harta benda yang nilainya jauh melebihi angka IDR 1 Milyar. Maka kapasitas yang hanya sebesar IDR 1 Milyar itu tentu saja sangat tidak relevan. Bila seandainya ia tidak mempunyai back-up Reasuransi, tentunya “Perisai” tidak diperkenankan menutup pertanggungan di atas IDR 1Milyar.

Bila kemudian “Perisai” menerima penawaran untuk meng-cover harta benda senilai IDR 5 Milyar, apa yang harus dilakukannya? Menolak risiko tersebut? Hanya menerima yang IDR 1 Milyar, sedangkan sisanya adalah tanggungan nasabah sendiri? Atau meminta nasabah untuk mencari perusahaan asuransi lain yang mau menanggung IDR 4 Milyar tadi? Menurut hemat saya, dan bila saya sebagai Nasabah, tentunya saya tidak mau repot mencari beberapa perusahaan yang mau mengasuransikan harta benda saya. Lain halnya kalau memang harta benda saya bernilai sangat tinggi, tentunya saya akan mendistribusikan risiko ke beberapa Asuradur (co-insurance).


(22)

Menjawab pemasalahan diatas, Reasuransi tidak memberikan solusi atas kapasitas akseptasi terbatas yang dimiliki Asuradur.Bila “Perisai” mempunyai dukungan Reasuransi, maka dengan tetap mengandalkan Net Retensi-nya sebesar IDR 1 Milyar tadi, ia bisa melakukan akseptasi terhadap risiko-risiko yang nilainya jauh melebihi IDR 1 Milyar. Misalnya untuk risiko sebesar IDR 5 Milyar. Maka risiko sejumlah IDR 1 Milyar, tetap menjadi Net Retensi, sedangkan sisa sebesar IDR 4 Milyar dialihkan ke Reasuradur (entah secara Treaty atau secara Fakultatif ).

2. Menciptakan Stabilitas Keuangan

Dalam menghadapi risiko yang penuh dengan ketidakpastian, tidak ada seorangpun, baik Tertanggung, Asuradur maupun Reasuradur, yang tahu secara pasti apakah risiko tersebut nantinya akan menimbulkan kerugian. Selain dampak kerugian yang tentunya tidak sedikit, bila kita melihat dari sisi keuangan, tentunya tiap individu ataupun Organisasi, akan mengalami fluktuasi keuangan bilamana mengalami kerugian. Misalnya seseorang yang kehilangan mobil senilai IDR 100 juta. Bila saja ia mempunyai uang yang cukup, tentunya untuk dapat mengembalikan kondisi dimana ia memiliki mobil tadi, maka ia harus mengeluarkan uang senilai IDR 100 juta. Hal tersebut tentu mengganggu cash flow keuangan. Yang tadinya tidak ada rencana mengeluarkan uang sebesar IDR 100 juta, sekarang harus melakukannya. Itu kalau orang tersebut mempunyai kondisi keuangan yang memadai. Untuk yang tidak, tentu lebih dramatis lagi, bagaimana ia harus mengumpulkan uang untuk dapat membeli


(23)

mobil.Sebagai bagian dari Manajemen Risiko, Reasuransi dapat menghilangkan ketidakpastian keuangan tadi. Asuradur dapat menentukan seberapa besar kerugian yang mau dan mampu dideritanya, selebihnya menjadi beban Reasuradur

3. Meningkatkan Rasa Percaya Diri dan Memberikan Ketentraman Hati Dari penjelasan di atas bahwa dengan Reasuransi, Asuradur bisa mendapatkan kapasitas akseptasi yang jauh lebih besar dari yang sesungguhnya ia miliki. Tentunya secara tidak langsung akan menimbulkan rasa percaya diri, utamanya dapat bersaing memperebutkan risiko yang besar. Nasabah sendiri tentunya lebih senang mempertanggungkan harta bendanya ke Asuradur yang mempunyai kapasitas askeptasi lebih besar.

Dari penjelasan kedua, juga diperoleh suatu keyakinan bahwa Asuradur hanya akan menderita kerugian sebesar nilai tertentu dimana sisanya dialihkan ke Reasuradur. Dengan adanya keyakinan itu, maka tentunya Asuradur akan merasa aman dan tidak lagi was-was atau khawatir bahwa bila Tertanggungnya mengalami kerugian, hal itu akan membebani dirinya. Keyakinan ini yang nantinya akan memberikan ketentraman hati, dan Asuradur dapat berkonsentrasi penuh dalam meraih produksi premi. Sebenarnya fungsi ini serupa dengan harapan bagi Nasabah membeli proteksi Asuransi, yaitu mendapatkan “peace of mind”.


(24)

4. Memberikan Perlindungan atas Risiko Katastropis

Seperti disebutkan sebelumya, bahwa malapetaka bisa saja terjadi tanpa bisa diduga kapan dan berapa besarnya. Bila Asuradur mengalami klaim yang bertubi-tubi atau sangat besar nilainya, bukan tidak mungkin ia mengalami default atau bangkrut karena tidak mampu membayar liabiality-nya. Bila “Perisai” mendapat tuntutan klaim atas kerusakan mobil senilai IDR 100 juta, tentu nilai tersebut tidaklah material dan dapat dibayar dengan murah oleh Asuradur. Namun bagaimana bila tuntutan itu secara bersamaan diajukan oleh 1000 pemegang polisnya, apakah “Perisai” masih akan mampu membayar IDR 100 Milyar? Menjawab pertanyaan seperti itulah, Reasuransi datang membawa jawaban untuk menanggulangi risiko yang bersifat katastropis. Intinya, dengan melakukan pengalihan risiko yang sifatnya katastropis, Asuradur dapat terhindar dari kerugian yang severity-nya sangat tinggi.

5. Melakukan Penyebaran Risiko

Sama halnya penyebaran risiko yang dilakukan oleh seorang Tertanggung ke perusahaan Asuransi, maka sewajarnya hal ini dilakukan pula oleh perusahaan Asuransi kepada perusahaan Reasuransi, dan seterusnya. Untuk menghindari rasa khawatir akan risiko yang terlalu besar, selain menanggung sebagian risiko, Asurasur tentunya akan melakukan penyebaran lebih lanjut terhadap risiko yang diaksepnya dari Tertanggung. Sebagian risiko yang dialihkan ini terdapat dalam mekanisme Reasuransi. Metode penyebarannya sebaiknya dilakukan ke beberapa Reasuradur, untuk meminimalisasi risiko


(25)

hambatan recovery klaim. Logikanya, risiko yang dibagi cukup merata kepada beberapa Reasuradur akan lebih mudah ditagihkan dibandingkan bila hanya dilimpahkan kepada satu Reasuradur saja.

Pada contoh tersebut, dapat kita lihat bahwa dari satu Risiko yang sangat besar, namun dengan distribusi risiko yang cukup merata, akan lebih acceptable dan managable bilamana terjadi kerugian. Lain halnya bila, risiko dialihkan oleh Asuradur hanya ke Reasuradur “A” saja misalnya, maka beban sebesar IDR 99 Milyar hanya akan ditanggung sendiri.

2.2.2 Microsoft .NET.

Menurut Duthie (2003, p3) Microsoft .NET ialah istilah umum yang mencakup sejumlah teknologi yang baru dikeluarkan oleh Microsoft. Sebagai suatu kesatuan, teknologi ini ialah perubahan paling penting pada platform pengembangan Microsoft sejak pergeseran dari 16 bit ke 32 bit.

Microsoft .NET mencakup teknologi berikut ini : • .NET Framework

• .NET Enterprise Servers

• Bahasa-bahasa pemrogramandan tool-tool bahasa .NET

Dengan lahirnya .NET muncullah beberapa konsep baru yang juga merupakan evolusi di dunia komputer. Konsep .NET secara sederhana sebenarnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu:


(26)

Ide ini memungkinkan suatu aplikasi diinstalasi di semua operating system(Microsoft Windows, UNIX, Mac, dsb.),adapun yang membuat hal tersebut dapat dilakukan ialah dengan melakukan perubahan pada sisi Application Engine atau dalam hal ini adalah .NET Engine (sering disebut sebagai CLR-Common Language Runtime Engine).Aplikasi .NET berdiri di atas .NET Engine jadi hanya .NET Engine nyalah yang diharapkan bisa mensupport operating system tertentu.

2. Integrasi.

Dengan konsep ini sebuah aplikasi di suatu platform bisa berkomunikasi dengan mudah dengan aplikasi pada platform lain, contohnya aplikasi Microsoft di platform Windows bisa berkomunikasi dengan aplikasi IBM di platform UNIX.Artinya aplikasi .NET yang kita buat tidak tertutup dan bisa diakses dari luar. Dengan teknologi .NET komunikasi bisa dilakukan dengan menggunakan jaringan publik internet yaitu dengan XML dan WebService. XML atau eXtensible Markup Language merupakan format data universal yang sudah standar secara worldwide. XML digunakan sebagai format data universal dalam komunikasi antar aplikasi yang berbeda platform.

Dari sisi Application Development, pembuatan aplikasi web menjadi sangat lebih mudah dan lebih cepat. Salah satu contohnya adalah pembuatan aplikasi ASP.NET yang sama mudahnya dengan pembuatan aplikasi Visual Basic 6.0. ASP.NET mengambil fitur-fitur terbaik dari kompetitor ASP yaitu JSP dan ColdFussion. Konsep Object Oriented Programming JSP yang telah


(27)

dimodifikasi diterapkan di ASP.NET. Sedangkan konsep Server Control ASP.NET(yang memperpendek waktu pembuatan aplikasi dan memungkinkan gaya pemrograman ala Visual Basic 6.0) sedikit banyak merupakan modifikasi dari teknologi ColdFussion. Contoh lainnya adalah pembuatan Web Service juga bisa dilakukan dengan sangat mudah dan dalam waktu yang sangat singkat. Selain itu untuk mempermudah proses pembelajaran pada .NET, .NET Engine mensupport banyak bahasa pemrograman antara lain adalah: Visual Basic.NET, C#, C++ Managed, J#, COBOL, RPG, FORTRAN, PASCAL, dsb.

Dari sisi functionalities terjadi peningkatan karena hal-hal yang dulu hanya bisa dilakukan oleh programmer Visual C++ sekarang juga bisa dilakukan oleh programmer Visual Basic.NET (termasuk meningkatnya kemampuan Object Oriented Programming-nya). Dari sisi performance juga banyak dilakukan perubahan-perubahan pada .NET Engine yang mendukung performance seperti adanya feature caching.

Dari sisi security sejak awal .NET Engine dirancang untuk menangkal serangan hacker. Serangan hacker yang paling umum yaitu Buffer Overrun yang dapat menyebabkan Denial Of Service atau tidak bekerjanya suatu Service pada sebuah komputer sudah dapat ditangkal dengan adanya Type Safety Checking. Selain itu .NET juga mendukung banyak fungsi Cryptograhy yang dapat digunakan untuk mengacak data sehingga tidak dapat dibaca dengan mudah.

NET Platform merupakan satu set kumpulan teknologi yang memungkinkan teknologi Internet ditransformasikan ke dalam platform


(28)

distributed computing dengan skalabilitas dan kompatibilitas tinggi. Secara teknikal, .NET Platform menyediakan konsep pemrograman dengan library dan modul-modul baru yang konsisten, terlepas dari jenis bahasa pemrograman yang digunakan..NET Platform menyediakan hal-hal berikut bagi para developer :

1. Language independent, dengan programming model yang konsisten di semua tier aplikasi yang dibangun.

2. Interoperability dan kompatibilitas antar aplikasi. 3. Kemudahan migrasi dari teknologi yang ada saat ini.

4. Dukungan penuh terhadap berbagai teknologi standar yang digunakan dalam platform internet, antara lain HTTP, XML, SOAP dan HTML.

Keuntungan menggunakan .NET :

1. Multi Language

Arsitektur .NET bersifat terbuka, sehingga memungkinkan berbagai bahasa pemrograman mengakses CLR dengan mulus. Banyak kalangan menyebut .NET sebagai “open source” versi Microsoft. Saat ini .NET dapat diprogram menggunakan Visual Basic.NET, C++.NET, Visual C#, Jscript, dan J#. Berbagai third Party yang dapat digunakan adalah COBOL, Eiffel, Smalltalk, Perl, Phyton, ML, Pascal, dan Delphi.


(29)

DLL merupakan blok atau modul-modul obyek dari sebuah aplikasi. Peranannya sangat penting, sekaligus memusingkan. Sering terjadi dalam dunia windows, kompatibilitas dan registrasi DLL di masing-masing Workstation menjadi isu besar dalam deployment aplikasi.

3. Strong Typing dan Type Safety

Bila anda pernah menggunakan VB6, pendefinisian tipe data bukanlah sesuatu yang mutlak wajib dilakukan karena VB akan mendefinisikan primitive data type, suatu type default untuk masing-masing angka atau karakter yang terdapat dalam variabel. Hal ini sebenarnya kurang baik karena dapat memboroskan memory dan merupakan sumber bug. .NET menyediakan strong typing, dimana setiap variabel wajib didefiniskan scope dan tipe datanya. Demikian pula dengan fasilitas type safety yang sangat bermanfaat untuk membantu dalam coding pemrograman, terutama fasilitas intellisense yang membimbing pemrogram dalam menentukan property, method, maupun function yang akan dipakai.

4. Cross Platform Possibility

.Net menyimpan dan mengirim data dalam bentuk XML yang merupakan format data universal di internet. Dengan demikian integrasi data antar platform lebih mudah dilakukan, selama platform tersebut mendukung XML. Representasi konsep ini adalah dataset, suatu cache data yang berbentuk XML dan dapat diakses dengan mudah. Sebuah data dapat diparsing antar tier


(30)

aplikasi, baik dari database, middle tier, maupun aplikasi klien dalam format XML. Manipulasi format data dalam bentuk XML, .txt, maupun .rtf merupakan sesuatu yang menantang para programmer untuk membuat aplikasi lintas platform.

5. Code Once, More Application

Interface pemrograman bersifat konsisten, dengan object model yang sama pada setiap bahasa yang digunakan. Suatu object baik berbentuk class, library, maupun web services dapat diakses dengan mudah oleh berbagai aplikasi windows maupun web. Hal ini lebih menghemat waktu para pengembang, dimana sebuah object dapat dibuat sekaligus untuk aplikasi Web, Windows, dan bahkan console application berbasis DOS.

.NET Framework adalah teknologi inti yang menyediakan berbagai library untuk digunakan oleh aplikasi di atasnya. Komponen inti .NET Framework adalah Common Language Runtime (CLR) yang menyediakan run time environment untuk aplikasi yang dibangun menggunakan Visual Studio .NET, terlepas dari jenis bahasa pemrogramannya. Dengan adanya CLR tersebut, programmer dapat menikmati consistent object model dalam mengakses berbagai komponen library. Dengan demikian penggunaan bahasa pemrograman dalam dunia .NET adalah lebih ke masalah selera, dan bukan pada kelebihan maupun kekurangan masing-masing bahasa.


(31)

Hal tersebut dapat dilakukan karena semua bahasa pemrograman yang mensupport .NET mengakses library yang sama di dalam .NET Framework, dengan object model yang konsisten, dengan run time file yang sama. Bahasa adalah sekedar skin atau theme, bukan senjata sakti. Bagi seorang .Net Developer, pemahaman terhadap konsep dan object model .NET Framework adalah jauh lebih penting daripada bahasa pemrograman itu sendiri.

Tujuan Desain Framework .NET ialah :

1. Infrastruktur Komponen Komponen disini artinya adalah komponen COM (Component Object Model) untuk referensi ke suatu modul binary seperti DLL atau EXE.

2. Pengaturan Memory secara otomatis (sering juga disebut “garbage collection”).

3. Pengaturan Standard version.

4. Multiplatform support.

2.2.2.1 Visual Studio .NET

Visual Studio .NET menyediakan tools bagi para developer untuk membangun aplikasi yang berjalan di .Net Framework. VS.Net membawa perubahan besar dalam gaya pemrograman, karena setiap programmer dituntut untuk memahami .NET object model dan Object Oriented Programming dengan baik, jika tidak ingin menghasilkan aplikasi dengan performa rendah.


(32)

VS.Net juga semakin mempertipis jarak antara Windows Programmer dengan Web Programmer. Dunia scripting yang akrab bagi programmer web akan sulit ditemukan dalam .NET, karena pemrograman web sudah bersifat full object oriented, dengan fasilitas event driven programming sebagaimana layaknya windows programming. Pemrograman web menjadi lebih mudah dan menyenangkan bagi para programmer windows.

2.2.2.2 Visual Basic .NET

Visual BAsic .NET menyediakan platform pengembangan aplikasi Deskop ataupun Web terdepan yang diciptakan dewasa ini. Yang membuat VB.NET menjadi sebuah revolusi ialah pembuatannya yang didasarkan pada platform baru Microsoft .NET, atau lebih tepatnya .NET Framework.

VB.NET berbeda dari VB6 dalam hal kaidah pemrograman, terutama dengan fasilitas strong typing dan code safety. Di samping itu, sifat .NET Framework yang dirancang dengan nuansa OOP juga harus diikuti, sehingga VB.NET dapat dikatakan sebagi full OOP programming. Hal tersebut mungkin bukanlah barang baru bagi anda pemakai Java atau C, tetapi merupakan hal baru bagi kebanyakan programmer VB6. Dengan demikian, mempelajari VB.NET berarti meningkatkan skill veteran VB klasik, sejajar pemrogram berbasis OOP lainnya.

VB.NET memiliki beberapa kelebihan dibandingkan teknologi terdahulu, yaitu : • Kemudahan mengakses berbagai library .NET Framework secara konsisten dan


(33)

• Penggunaan berbagai macam bahasa pemrograman secara penuh misalnya C#, J# dan visual C++. Selain itu tersedia berbagai web control yang dapat digunakan membangun aplikasi secara cepat.

Perbedaan Visual Basic 6 dengan Visual Basic .NET yaitu :

o Antar Muka yang terintegrasi (IDE).

o Perubahan konsep dan mekanisme penyimpanan project.

o Perubahan Bahasa Visual Basic 6.0 dan versi yang dibawah didesain

untuk membuat program berbasis Windows, Visual Basic .NET dirancang untuk membuat aplikasi XML Web Service. Untuk keperluan ini, Visual Basic .NET menghasilkan kode program yang dikenal secara umum saat dijalankan. Format file ini adalah XML.

o Perubahan Batas Array.

o Perubahan deklarasi besar Array.

o Visual Basic .NET memperbaharui deklarasi besar array agar bisa

bekerja sama dengan bahasa pemrograman lain.

o Perubahan Tipe Data.

o Visual Basic .NET memperbaharui tipe data agar bisa bekerja sama

dengan bahasa pemrograman lain dan common langguage runtime (CLR). Karena hal ini deklarasi tipe data, penggunaan dan konversi berubah.


(34)

Function Format digunakan untuk mengubah tampilan data sesuai yang Anda inginkan. Hasil dari function Format adalah string. Misal Anda ingin mengubah tampilan tanggal, atau menampilkan angka dalam format currency. Function format di Visual Basic .NET diperbaharui untuk mengikuti spesifikasi Common Langguage Runtime untuk memformat data.

2.2.3 Data Flow Diagram.

Data Flow Diagram (DFD) adalah alat bantu yang menggambarkan aliran data pada sebuah sistem dan proses yang terjadi di sistem. DFD digunakan untuk memodelkan proses pada suatu perusahaan. DFD ini terdiri dari external entity dan proses.

DFD terdiri dari simbol-simbol, yaitu:

1. Kotak merupakan simbol yang berarti external agent atau external entiti. 2. Bulatan merupakan simbol proses yag harus dilakukan.

3. Kotak terbuka menggambarkan penyimpanan data atau sering dianggap file atau database.

4. Tanda Panah menggambarkan aliran data, yaitu input atau output dari atau ke proses.

2.2.4 Jaringan Komputer.

Jaringan komputer merupakan salah satu teknologi yang sangat penting di bidang teknologi informasi. Ada 3 macam jenis jaringan komputer, yaitu :


(35)

1. Local Area Network (LAN)

Jaringan komputer yang dibatasi oleh area geografis yang relatif kecil dan umumnya dibatasi oleh area seperti perkantoran atau sekolah dan biasanya ruang lingkup yang dicakupnya tidak lebih dari 2 Km persegi.

Dalam LAN, ada satu komputer yang dijadikan sebuah server. Server digunakan untuk menyimpan berbagai macam software yang digunakan untuk mengatur jaringan ataupun sebagai software yang digunakan oleh komputer-komputer yang terhubung dalam jaringan tersebut (komputer-komputer klien).

User yang membutuhkan aplikasi yang sering dipakai dan disimpan di server, dapat mendownloadnya dan menyimpannya di komputer lokalnya yang kemudian dapat langsung dipakai. User juga dapat melakukan pencetakan ke printer atau servis layanan lainnya dalam jaringan.

LAN di desain untuk:

• Beroperasi pada wilayah geografi yang terbatas.

• Memunkinkan banyak user untuk mengakses media dengan kecepatan. tinggi

• Menyediakan koneksi ke layanan local setiap saat ( seperti printer dan file di server ).

• Menghubungkan peralatan yang berdekatan.

2. Metropolitan Area Network

Sebuah MAN (Metropolitan Area Network), biasanya mencakup area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar wilayah dalam satu propinsi atau


(36)

MAN juga dapat menghubungkan beberapa LAN menjadi suatu bagian jaringan yang lebih besar lagi. Sebagai contoh dari MAN yaitu : Sebuah kantor X, memiliki cabang di Jawa Tengah yaitu pada kota Semarang, Purwokerto dan Pekalongan. Kantor cabang tersebut saling terhubung satu sama lain. Hubungan antar kantor-kantor cabang tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan media seperti Leased Line, Jalur telepon, ISDN.

3. Wide Area Network

Jaringan komputer yang ruang lingkupnya sudah terpisahkan oleh batas geografis dan biasanya sebagai penghubungnya sudah menggunakan media satelit ataupun kabel bawah laut sebagai contoh keseluruhan jaringan bank besar yang ada di seluruh Indonesia ataupun yang ada di negara-negara lain.

WAN didesain untuk :

• Beroperasi pada wilayah geografis yang sangat luas.

• Memungkinkan akses melalui interface serial yang beroperasi pada kecepatan yang rendah.

• Menyediakan konektifitas fulltime dan parttime.

• Menghubungkan peralatan yang dipisahkan oleh wilayah yang luas, bahkan secara global.

Pada awal perkembangan LAN, MAN dan WAN terjadi banyak kekacauan. Pada awal tahun 1980an, terjadi perkembangan yang pesat pada jaringan komputer. Beberapa perusahaan pembuatan peralatan jaringan komputer menyadari bahwa dengan adanya jaringan komputer, maka efisiensi


(37)

kerja semakin meningkat. Sehingga menyebabkan banyak perusahaan mulai menerapkan sistem komputer jaringan.

Oleh sebab itu, beberapa perusahaan pembuat peralatan jaringan komputer mulai berlomba-lomba memperkenalkan produk dan teknologi terbaru mereka. Pada pertengahan tahun 1980an, perusahaan-perusahaan pembuat peralatan jaringan mulai menyadari sebuah hal yang sangat penting dan merugikan banyak perusahaan, yaitu semakin tidak terkendalinya pemakaian peralatan jaringan komputer yang berbeda-beda (merk, spesifikasi, teknologi, dll). Masing-masing perusahaan pembuatan peralatan jaringan komputer membuat produknya dengan menggunakan teknologi yang berbeda satu sama lain. Hal ini mengakibatkan komputer-komputer tersebut tidak dapat saling terhubung, dikarenakan perbedaan perusahaan manufakturnya.

Pada akhirnya terbentuklah sebuah organisasi kecil yang mulai mengendalikan perbedaan-perbedaan yang terjadi akibat pesatnya perkembangan teknologi saat itu. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dibuatlah sebuah standarisasi terhadap teknologi-teknologi jaringan yang akan dipakai. Standarisasi tersebut kemudian diresmikan oleh suatu Badan Standar Internasional (ISO).

Model Referensi OSI, dikenalkan pada tahun 1984 yang menyediakan suatu standar desain komunikasi pada jaringan komputer. Model referensi OSI ini memiliki kompatibilitas yang tinggi antara produk / teknologi yang dikembangkan oleh beberapa perusahaan pembuatan peralatan jaringan komputer yang berbeda. Model Referensi OSI memungkinkan kita untuk


(38)

melihat fungsi dari jaringan pada setiap layernya. Hal yang lebih penting, model OSI adalah sebuah framework yang dapat mempermudah mengerti bagaimana perjalanan sebuah informasi ke dalam jaringan. Kita dapat menggunakan Model Referensi OSI untuk menvisualisasikan bagaimana informasi atau data paket dapat berjalan di dalam aplikasi/program melalui media komunikasi menuju ke aplikasi/program lainnya yang terletak pada komputer yang lain pada satu jaringan meskipun penerima maupun pengirim memiliki media jaringan yang berbeda.

Pada Model Referensi OSI, ada 7 buah layer yang pada tiap layernya mengilustrasikan fungsi-fungsi jaringan. Pembagian fungsi-fungsi jaringan ini disebut layering. Pembagian sebuah jaringan kedalam 7 buah layer memiliki keuntungan sebagai berikut :

1. Memecah komunikasi jaringan ke bagian yang lebih kecil/sederhana. 2. Standarisasi komponen-komponen jaringan yg dikembangkan oleh

beberapa perusahaan yang berbeda.

3. Memungkinkan peralatan jaringan dan software yang berbeda dapat berkomunikasi satu sama lain.

4. Mencegah perubahan pada satu layer yang dapat mengganggu kinerja layer yang lain.

5. Memecah model komunikasi jaringan ke bentuk yang lebih sederhana untuk lebih mudah dipelajari.


(39)

Gambar 2.3: 7 OSI Layer.

Pada setiap layer pada OSI, memiliki sebuah set fungsi yang dikerjakan agar suatu paket data dapat dikirim dari sumber ke tujuan pada suatu jaringan. Layer-layer tersebut adalah:

1. Layer 7 : Layer Application

Layer ini adalah layer yang paling dekat dengan user/pengguna, layer ini menyediakan sebuah layanan jaringan kepada pengguna aplikasi. Layer ini berbeda dengan layer lainnya yang dapat menyediakan layanan kepada layer lain. Sebagai contoh : program pengolah kata, email, ftp, dll.

2. Layer 6 : Layer Presentation

Layer ini mengelola informasi yang disediakan oleh layer aplikasi (application layer) supaya informasi yang dikirimkan dapat dibaca oleh layer aplikasi pada sistem lain. Jika diperlukan, pada layer ini dapat menerjemahkan beberapa data format yang berbeda, kompresi, dan enkripsi.


(40)

3. Layer 5 : Layer Session

Sesuai dengan namanya, layer ini berfungsi untuk menyelenggarakan, mengatur dan memutuskan sesi komunikasi. Session layer menyediakan servis kepada layer presentation. Layer ini juga mensinkronisasi dialog diantara dua host layer presentation dan mengatur pertukaran data.

4. Layer 4 : Layer Transport

Layer transport mensegmentasi data dari pengirim dan merakit kembali data ke dalam sebuah data stream pada komputer penerima. Pada layer ini juga menyediakan servis komunikasi. Dalam menyediakan sebuah servis yang reliabel pada layer ini menyediakan error detection dan recovery serta flow control. Layer Transport berfungsi sebagai pemecah informasi menjadi paket-paket data yang akan dikirim dan penyusun kembali paket-paket data menjadi sebuah informasi yang diterima. Batasan antara layer Session dan layer Transport dapat dikaitkan dengan batasan antara logikal protokol dan media (fisik) protokol, dimana layer Application, Presentation dan Session berhubungan dengan sebuah aplikasi logikal, sedangkan tiga layer dibawah berhubungan dengan cara pengiriman data. Transport Layer juga berfungsi menyediakan servis metode pengiriman data untuk melindungi layer diatasnya dari implementasi detil layer dibawahnya.

5. Layer 3 : Layer Network

Layer Network lebih sedikit kompleks dalam menyediakan koneksi. Layer ini dapat melakukan pemilihan jalur terbaik dalam komunikasi jaringan yang terpisah secara geografis (Path Selection)


(41)

6. Layer 2 : Layer Data Link

Layer Data Link berfungsi menghasilkan alamat fisik (physical addressing), pesan-pesan kesalahan (error notification), pemesanan pengiriman data (flow control).

7. Layer 1 : Layer Physical

Layer Physical berkaitan dengan karakteristik tinggi tegangan, periode perubahan tegangan, lebar jalur komunikasi (bandwith), jarak maksimum komunikasi, konektor, dll.


(1)

MAN juga dapat menghubungkan beberapa LAN menjadi suatu bagian jaringan yang lebih besar lagi. Sebagai contoh dari MAN yaitu : Sebuah kantor X, memiliki cabang di Jawa Tengah yaitu pada kota Semarang, Purwokerto dan Pekalongan. Kantor cabang tersebut saling terhubung satu sama lain. Hubungan antar kantor-kantor cabang tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan media seperti Leased Line, Jalur telepon, ISDN.

3. Wide Area Network

Jaringan komputer yang ruang lingkupnya sudah terpisahkan oleh batas geografis dan biasanya sebagai penghubungnya sudah menggunakan media satelit ataupun kabel bawah laut sebagai contoh keseluruhan jaringan bank besar yang ada di seluruh Indonesia ataupun yang ada di negara-negara lain.

WAN didesain untuk :

• Beroperasi pada wilayah geografis yang sangat luas.

• Memungkinkan akses melalui interface serial yang beroperasi pada kecepatan yang rendah.

• Menyediakan konektifitas fulltime dan parttime.

• Menghubungkan peralatan yang dipisahkan oleh wilayah yang luas, bahkan secara global.

Pada awal perkembangan LAN, MAN dan WAN terjadi banyak kekacauan. Pada awal tahun 1980an, terjadi perkembangan yang pesat pada jaringan komputer. Beberapa perusahaan pembuatan peralatan jaringan komputer menyadari bahwa dengan adanya jaringan komputer, maka efisiensi


(2)

kerja semakin meningkat. Sehingga menyebabkan banyak perusahaan mulai menerapkan sistem komputer jaringan.

Oleh sebab itu, beberapa perusahaan pembuat peralatan jaringan komputer mulai berlomba-lomba memperkenalkan produk dan teknologi terbaru mereka. Pada pertengahan tahun 1980an, perusahaan-perusahaan pembuat peralatan jaringan mulai menyadari sebuah hal yang sangat penting dan merugikan banyak perusahaan, yaitu semakin tidak terkendalinya pemakaian peralatan jaringan komputer yang berbeda-beda (merk, spesifikasi, teknologi, dll). Masing-masing perusahaan pembuatan peralatan jaringan komputer membuat produknya dengan menggunakan teknologi yang berbeda satu sama lain. Hal ini mengakibatkan komputer-komputer tersebut tidak dapat saling terhubung, dikarenakan perbedaan perusahaan manufakturnya.

Pada akhirnya terbentuklah sebuah organisasi kecil yang mulai mengendalikan perbedaan-perbedaan yang terjadi akibat pesatnya perkembangan teknologi saat itu. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dibuatlah sebuah standarisasi terhadap teknologi-teknologi jaringan yang akan dipakai. Standarisasi tersebut kemudian diresmikan oleh suatu Badan Standar Internasional (ISO).

Model Referensi OSI, dikenalkan pada tahun 1984 yang menyediakan suatu standar desain komunikasi pada jaringan komputer. Model referensi OSI ini memiliki kompatibilitas yang tinggi antara produk / teknologi yang dikembangkan oleh beberapa perusahaan pembuatan peralatan jaringan komputer yang berbeda. Model Referensi OSI memungkinkan kita untuk


(3)

melihat fungsi dari jaringan pada setiap layernya. Hal yang lebih penting, model OSI adalah sebuah framework yang dapat mempermudah mengerti bagaimana perjalanan sebuah informasi ke dalam jaringan. Kita dapat menggunakan Model Referensi OSI untuk menvisualisasikan bagaimana informasi atau data paket dapat berjalan di dalam aplikasi/program melalui media komunikasi menuju ke aplikasi/program lainnya yang terletak pada komputer yang lain pada satu jaringan meskipun penerima maupun pengirim memiliki media jaringan yang berbeda.

Pada Model Referensi OSI, ada 7 buah layer yang pada tiap layernya mengilustrasikan fungsi-fungsi jaringan. Pembagian fungsi-fungsi jaringan ini disebut layering. Pembagian sebuah jaringan kedalam 7 buah layer memiliki keuntungan sebagai berikut :

1. Memecah komunikasi jaringan ke bagian yang lebih kecil/sederhana. 2. Standarisasi komponen-komponen jaringan yg dikembangkan oleh

beberapa perusahaan yang berbeda.

3. Memungkinkan peralatan jaringan dan software yang berbeda dapat berkomunikasi satu sama lain.

4. Mencegah perubahan pada satu layer yang dapat mengganggu kinerja layer yang lain.

5. Memecah model komunikasi jaringan ke bentuk yang lebih sederhana untuk lebih mudah dipelajari.


(4)

Gambar 2.3: 7 OSI Layer.

Pada setiap layer pada OSI, memiliki sebuah set fungsi yang dikerjakan agar suatu paket data dapat dikirim dari sumber ke tujuan pada suatu jaringan. Layer-layer tersebut adalah:

1. Layer 7 : Layer Application

Layer ini adalah layer yang paling dekat dengan user/pengguna, layer ini menyediakan sebuah layanan jaringan kepada pengguna aplikasi. Layer ini berbeda dengan layer lainnya yang dapat menyediakan layanan kepada layer lain. Sebagai contoh : program pengolah kata, email, ftp, dll.

2. Layer 6 : Layer Presentation

Layer ini mengelola informasi yang disediakan oleh layer aplikasi (application layer) supaya informasi yang dikirimkan dapat dibaca oleh layer aplikasi pada sistem lain. Jika diperlukan, pada layer ini dapat menerjemahkan beberapa data format yang berbeda, kompresi, dan enkripsi.


(5)

3. Layer 5 : Layer Session

Sesuai dengan namanya, layer ini berfungsi untuk menyelenggarakan, mengatur dan memutuskan sesi komunikasi. Session layer menyediakan servis kepada layer presentation. Layer ini juga mensinkronisasi dialog diantara dua host layer presentation dan mengatur pertukaran data.

4. Layer 4 : Layer Transport

Layer transport mensegmentasi data dari pengirim dan merakit kembali data ke dalam sebuah data stream pada komputer penerima. Pada layer ini juga menyediakan servis komunikasi. Dalam menyediakan sebuah servis yang reliabel pada layer ini menyediakan error detection dan recovery serta flow control. Layer Transport berfungsi sebagai pemecah informasi menjadi paket-paket data yang akan dikirim dan penyusun kembali paket-paket data menjadi sebuah informasi yang diterima. Batasan antara layer Session dan layer Transport dapat dikaitkan dengan batasan antara logikal protokol dan media (fisik) protokol, dimana layer Application, Presentation dan Session berhubungan dengan sebuah aplikasi logikal, sedangkan tiga layer dibawah berhubungan dengan cara pengiriman data. Transport Layer juga berfungsi menyediakan servis metode pengiriman data untuk melindungi layer diatasnya dari implementasi detil layer dibawahnya.

5. Layer 3 : Layer Network

Layer Network lebih sedikit kompleks dalam menyediakan koneksi. Layer ini dapat melakukan pemilihan jalur terbaik dalam komunikasi jaringan yang terpisah secara geografis (Path Selection)


(6)

6. Layer 2 : Layer Data Link

Layer Data Link berfungsi menghasilkan alamat fisik (physical addressing), pesan-pesan kesalahan (error notification), pemesanan pengiriman data (flow control).

7. Layer 1 : Layer Physical

Layer Physical berkaitan dengan karakteristik tinggi tegangan, periode perubahan tegangan, lebar jalur komunikasi (bandwith), jarak maksimum komunikasi, konektor, dll.