Legio Maria Paguyuban Santo Yusup Stasi Dalem SSV

2.4.14 PaguyubanIbu-Ibu Stasi

Paguyuban Ibu-Ibu Stasi ST.Mariaini diketuai oleh Ibu Anastasia Srimaryani ini pada awalnya dibawah naungan wanita katolik, namun sekarang sudah tidak ada kaitan dengan WK, kini berdiri sebagai paguyuban Ibu stasi. Visi, misitujuan dari paguyuban ini adalah ikut ambil bagian dalam pelayanan gereja. Kegiatan- kegiatan yang dilakukan antara lain pertemuan rutin sebulansekali, kunjungan social, kunjungan kekeluarga room yang pernah berkarya di parkoi Wedi, mengurus ‘’Rumah Tangga Pasturan’’. Tugas tata laksana dan koor di Gereja, dan kegiatan lain berupa rekoleksi.

2.4.15 Legio Maria

Legio Maria Presidium Benteng Gading terletak di wilayah Bendo, Gayamharjo, Prambanan. Legio Maria yang diketuai olehRindi Antika dan Ag.Purnomo ini berdiri pada tanggal 3 mei 1976. Pada awal berdiri, Legio Maria memiliki 10 anggota. Melalui kegiatan doa yang dilaksanakan setiap sabtu malam, Legio Maria bertujuan untuk menguduskan anggota-anggota dan memancarkan kesucian ke jiwa-jiwa di dunia.

2.4.16 Paguyuban Santo Yusup Stasi Dalem

Pengurusperiode 2007-2012 Ketua : HR. Sumadi Sekretaris : T. Budaya Bendahara : F.Mulyadi UrusanSosial : R.HeruKrisna UrusanArisan : T.Sugito UrusanHumas : F.X. Suparno Paguyuban santo Yusup Stasi Dalem yang berdiri tahun 1990, semula bergabung dengan Stasi Wedi dan Stasi Bayat.Kemudian masing-masing stasi menjadi paguyuban mandiri. Tujuan utama paguyuban adalah menabung untuk biaya pendidikan. Setiap anggota menyimpan simpanan wajib sebesar Rp. 100.000 dan setiap bulan menabung minimal Rp. 5.000anggota.Setiap tahun diselenggarakan RAT pada bulan april dan pada RAT tersebut jumlah tabungan tiap anggota diseragamkan. Bagi anggota yang kurang dari tabungan yang ditentukan wajib menambah, sedangkan bagi yang kelebihan uang, kelebihannya dikembalikan. Paguyuban mengadakan pertemuan satu bulan sekali di rumah anggota secara bergilir dalam acara rutin : 1. Doa Pembuka 2. BinaIman 3. Tabungan dan Arisan serta simpan pinjam Pinjaman diangsur 10 kali dengan bunga 1bulan.Kini jumlah anggota ada 21 orang.

2.4.17 SSV

Tahun 1830an, setelah runtuhnya monarki Bourbon di Perancis, agama mulai ditinggalkan orang.Sebaliknya paham ateisme semakin meningkat.Frederic Ozanam yang pada saat itu berusia 20 tahun mengajak teman-temannya untuk berdiskusi dan akhirnya memutuskan apa yang bisa mereka perbuat bagi orang miskin. Pada tanggal 23 april 1833 terbentuklah konferensi cinta kasih dengan anggota Frederic Ozanam bersama 6 orang temannya dan guru Frederic bernama Emmanuel Bailly. Konferensi ini didirikan untuk menghayati iman katolik dengan lebih kokoh lewat persahabatan dan karya nyata bagi orang miskin serta sebagai jawaban atas serangan mahasiswa beraliran “kiri” yang menanyakan apa yang bisa dilakukan gereja katolik untuk masyarakat. Ozanam danrekan-rekannya menyadari bahwa bicara saja tidak akan pernah member ikesaksian penuh tentang kebenaran iman mereka. Aksi pertama mereka adalah mengumpulkan uang yang mereka miliki dan membeli kayu bakar untuk diberikan kepada seorang janda miskin. Tahun 1855 secara resmi kelompok kecil itu memutuskan untuk memberi nama Serikat Santo Vincentius SSV sesuai dengan nama santo pelindungkarya social. Atau sering dikenal sebagai St. Vincentius de Paul Society yang tersebar di lebih dari 140 negara termasuk Indonesia. Di stasi dalem banyak umat yang mengikuti kegiatan SSV di bawah koordinasi SSV dewan daerah dalem yang termasuk dalam SSV Dewan wilayah Klaten. Konferensi Don Bosco Jalia dalah konferensi pertama yang berdiri tahun 1974, kemudian mendapat pengakuan dari Paris tahun 1975.Bapak St. Kalija merupakan ketua konferensi yang pada awalnya bergabung dengan Dewan Daerah Madiunini. Kemudian Konferensi Don Bosco menjadi pelopor SSV di Dalem. Konferensi remaja pertama di DD Dalem adalah Konf. St. Maria Sendang Srinningsih. Konferensi ini mengajak anggotanya yang masih muda untuk peduli dan memperhatikan orang lain. Kegiatannya meliputi kunjungan orang sakit, kunjungan keluarga danlansia, kegiatan kunjungan tidak hanya berkutat membawa bantuan tetapi lebih pada pemberitaan sapaan pada orang lain terutama pada simbah-simbah yang jauh dari anak dan cucu. Demikian cerita singkat SSV yang ingin turut serta dalam karya pelayanan terhadap sesama meneladan Beato Frederic Ozanam dan Santo Vincentius.

2.4.18 Koor Mapan