4. melaksanakan pembinaan, pengawasan serta penyempurnaan dalam penetapan norma-norma keselamatan kerja di bidang pencegahan
kebakaran.
35
Pada tingkat daerah di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perlindungan dan Perawatan Tenaga Kerja terdapat pengawas-pengawas keselamatan kerja
yang memeriksa perusahaan-perusahaan tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan persyaratan keselamatan kerja. Selain itu, pengawas perburuhan akan pula
memeriksa tentang kecelakaan akibat kerja. Di samping organisasi tersebut, terdapat pula Perum Astek yang berkantor pusat di Jakarta dan cabang-cabangnya
di daerah-daerah. Kecelakaan akibat kerja dipertanggungkan kepada perum ini dan perum tersebut akan membayar ganti rugi serta ongkos-ongkos perawatan dan
lain-lainnya manakala tertanggung menderita kecelakaan.
b. Organisasi Tingkat Perusahaan
Organisasi keselamatan kerja di tingkat perusahaan ada dua jenis, yaitu: 1. Organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi perusahaan yang biasa
disebut bidang, bagian dan lain-lain keselamatan kerja. Oleh karena merupakan bagian organisasi perusahaan maka tugas yang diberikan bersifat
kontinyu yakni pelaksanaannya menetap dan anggarannya tersendiri, dokter perusahaan dan lain-lain.
2. Panitia Keselamatan Kerja yang terdiri dari wakil pimpinan perusahaan, wakil buruh, teknisi keselamatan kerja, dokter perusahaan dan lain-lain.
35
Suma’mur P.K. 2, Op.Cit., hal. 26
49
Analisis persepsi pegawai..., Hesti Novi Iriani, FISIP UI, 2008
Pembentukan panitia ini dilakukan atas dasar kewajiban yang tercantum di dalam undang-undang.
36
Adapun tujuan keselamatan pada tingkat perusahaan adalah sebagai berikut: 1. pencegahan terjadinya kecelakaan,
2. pencegahan terjadinya penyakit-penyakit akibat kerja, 3. pencegahan atau penekanan menjadi sekecil-kecilnya terjadinya kematian
akibat kecelakaan oleh karena pekerjaan, 4. pencegahan atau penekanan menjadi sekecil-kecilnya cacat akibat pekerjaan,
5. pengamanan material, konstruksi, bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, pesawat-pesawat, instalasi-instalasi dan lain-lain,
6. peningkatan produktivitas kerja atas dasar tingkat keamanan kerja yang tinggi,
7. penghindaran pemborosan tenaga kerja, modal, alat-alat dan sumber produksi lainnya sewaktu bekerja,
8. pemeliharaan tempat kerja yang bersih, sehat, nyaman dan aman, serta 9. peningkatan dan pengamanan produksi dalam rangka industrialisasi dan
pembangunan.
37
c. Organisasi-Organisasi Lain
Ikatan Higene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja didirikan pada tanggal 27 Juli 1971 di Jakarta. Tujuan dari ikatan ini adalah:
36
Ibid., hal. 27
37
Ibid.
50
Analisis persepsi pegawai..., Hesti Novi Iriani, FISIP UI, 2008
1. menunjang terlaksananya tugas-tugas pemerintah khususnya di bidang peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan tenaga kerja di perusahaan,
industri, perkebunan dan pertanian melalui keselamatan kerja. 2. menuju tercapainya keseragaman tindak di dalam menanggulangi masalah
keselamatan kerja.
38
Serta usaha-usaha dari ikatan meliputi: 1. menghimpun dan meningkatkan kerjasama antara para dokter perusahaan,
ahli-ahli higene perusahaan dan kesehatan kerja serta ahli-ahli keselamatan kerja di Indonesia,
2. menuju usaha-usaha peningkatan keahlian para anggota dalam bidang-bidang keselamatan kerja dan pengintegrasiannya dalam pembangunan,
3. memajukan usaha-usaha riset, pendidikan dan penerangan dalam bidang- bidang keselamatan kerja,
4. mengusahakan perbaikan kondisi kerja dan taraf hidup tenaga kerja bangsa Indonesia serta mengurangi faktor-faktor sosial yang menjurus kepada
kemelaratan dan kemunduran melalui keselamatan kerja, 5. dan lain-lain sebagainya.
39
2. Panitia Keselamatan