Topografi. Geologi teknik. Pondasi. Bahan waduk. Bangunan pelimpah. Bangunan penyadap.

Suatu waduk dilengkapi dengan bangunan pelimpah spillway. Aliran melalui bangunan pelimpah tergantung pada lebar bangunan pelimpah B, tinggi peluao H dan koefisien debit C yang diberikan oleh bentuk berikut : Q = C . B. H 32 2-76 Nilai koefisien debit C = 2 Triatmodjo, 2008.

2.12. PERENCANAAN WADUK

2.12.1. Pemilihan Lokasi Waduk

Untuk menentukan lokasi waduk harus memperhatikan beberapa faktor yaitu : 1. Tempat waduk merupakan cekungan yang cukup untuk menampung air, terutama pada lokasi yang keadaan geotekniknya tidak lolos air, sehingga kehilangan airnya hanya sedikit. 2. Lokasinya terletak di daerah manfaat yang memerlukan air sehingga jaringan distribusinya tidak begitu panjang dan tidak banyak kehilangan energi. 3. Lokasi waduk terletak di dekat jalan, sehingga jalan masuk access road tidak begitu panjang dan lebih mudah ditempuh. Soedibyo, 1993.

2.12.2. Aspek – Aspek dalam Pembangunan Waduk.

Beberapa aspek terpenting yang perlu dipelajari untuk dapat merealisasikan gagasan pembangunan suatu waduk adalah :

1. Topografi.

Jika ditinjauan dari aspek topografi saja, maka pada alur sungai yang dalam tetapi sempit waduk beton akan lebih menguntungkan, sebaliknya pada alur sungai yang dangkal tetapi lebar, waduk urugan akan lebih menguntungkan Soedibyo, 1993.

2. Geologi teknik.

Pada hakekatnya penelitian geologi teknik perlu dilakukan, tidak hanya di daerah sekitar tempat kedudukan calon waduk yang akan dibangun, tetapi harus pula diadakan penelitian di daerah calon waduk dan sekitarnya untuk mengidentifikasi adanya celah yang mengakibatkan kebocoran ataupun kemungkinan adanya daerah yang mudah longsor sliding zones Soedibyo, 1993.

3. Pondasi.

Pada dasarnya bendungan urugan dapat dibangun di atas hampir semua keadaan topografi dan geologi yang dijumpai, sedangkan waduk beton hanya mungkin dibangun di atas pondasi yang kokoh Soedibyo, 1993.

4. Bahan waduk.

Didasarkan atas pemikiran, bahwa tipe waduk yang paling ekonomis yang harus dipilih, maka dipandang perlu memperhatikan hal–hal sebagai berikut : a Kualitas dan kuantitas bahan yang mungkin terdapat di sekitar tempat kedudukan calon waduk. b Jarak pengangkutannya dari daerah penggalian borrow–pits and quarry–areas ke tempat penimbunan calon tubuh waduk. Akan sangat menguntungkan apabila tempat pengambilan bahan baku dan bahan tanah terlatak pada suatu daerah yang berdekatan dengan calon tubuh waduk Soedibyo, 1993.

5. Bangunan pelimpah.

Apabila debit banjir suatu waduk diperkirakan akan berkapasitas besar dibandingkan dengan volume waduk dan jika ditinjau dari kondisi topografinya penempatan suatu bangunan pelimpah akan mengalami kesukaran, maka alternatif waduk urugan mungkin secara teknis akan sukar untuk dipertanggungjawabkan dan waduk beton mungkin akan lebih memadai dan penelitian serta analisa selanjutnya akan lebih mendalam terhadap kemungkinan pembangunan waduk beton perlu dilaksanakan Soedibyo, 1993.

6. Bangunan penyadap.

Umumnya air yang disadap dari waduk digunakan untuk irigasi, pembangkit tenaga listrik, air minum, pengendali banjir, penggelontoran dan lain–lainnya. Seharusnya diperhatikan kemungkinan tipe bangunan penyadap yang berfungsi ganda, sesuai dengan tujuan pembangunan waduk yang bersangkutan, misalnya air penggelontoran dikeluarkan lewat terowongan pembuangan, penggelontor lumpur atau terowongan pelimpah banjir dan kesemuanya didasarkan pada pertimbangan ekonomis Soedibyo, 1993.

7. Lain–lain.