BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah sumber dari segala ilmu pengetahuan yang sudah sewajarnya kita menjadikan Al-Qur’an sebagai pusat ilmu pengetahuan. Tidak hanya itu, Al-Qur’an
merupakan satu-satunya kitab yang tiada satupun manusia di muka bumi ini yang mampu menandinginya.
Sungguh sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa kitab-kitab selain Al-Qur’an dizaman sekarang tidak akan pernah mampu untuk menyamai dengan Al-Qur’an itu sendiri,
perhatikanlah berapa biji manusia dari kalangan Nasrani yang dapat dengan baik menghafal kitab mereka Injil, perhatikan pula siapa saja yang telah menghafal kitab Taurat dari
kalangan yahudi, niscaya akan sangat sulit sekali kita temui diantara mereka sebagai seorang penghafal kitab yang benar-benar hafal diluar kepala, belum lagi mereka selalu merubah isi-
isi atau kandungan dalam kitab mereka, keaslian kemurnian dan keontetikan dari kitab-kitab mereka sangat-sangat lemah. Mereka kaum Yahudi dan Nasrani telah mengubah-ubah
kebenaran dengan yang bathil, mereka juga tidak dapat membedakan mana yang perkataan nabi mereka dan mana yang perkataan sahabat, semua campur aduk menjadi satu ditambah
lagi perubahan-perubahan ayat yang sering mereka bolak-balikkan. Berbeda dengan kaum Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Allah
Subhanahu Wata’ala telah berjanji untuk menjaga kitab-Nya. dizaman inilah zaman ke emasan islam terindah dalam sejarah. Disinilah sinar agama Allah dapat terus menerangi
bumi hingga saat ini. Disinilah mulai nampak berbagai macam ilmu pengetahuan yang terus berkembang dari agama yang di ridhai Allah ini, seperti ilmu Aqidah, Tafsir, Hadits, Fiqih,
Adab dan lain sebagainya. Sungguh beruntung kita hidup menjadi kaum Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Karena dizaman kitalah satu-satunya zaman yang telah mempelajari ilmu hadits, dengan ilmu hadits dengan perantara berbagai macam pesan dari telinga ke telinga, hingga dari kitab ke
kitab, melalui tangan-tangan para ulama salaf asshaliih yang dengan sungguh-sungguh mereka berdakwah serta menulis sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan cinta
dan perasaan.
1
Sehingga Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang sejatinya telah wafat, seakan terasa masih hidup. Seakan kita juga masih bisa berjumpa dengan beliau melalui sabda-sabdanya
meski zaman terus berjalan ditelan waktu.
B. Rumusah Masalah