kegiatan organisasi untuk menjamin supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya” Martadisastra, 2002:92.
Berdasarkan uraian diatas jelas, bahwa pengawasan menghendaki adanya tujuan-tujuan dan rencana-rencana serta orientasi waktu pelaksanaan pengawasan.
Jelasnya pengawasan mesti berpedoman terhadap perencanaan yang telah diputuskan, perintah terhadap pelaksanaan pekerjaan, tujuan danatau
kebijaksanaan yang telah ditentukan sebelumnya.
2.8.1 Fungsi Pengawasan
Secara konseptual dan filosofis, pentingnya pengawasan berangkat dari kenyataan bahwa manusia penyelenggara kegiatan operasional merupakan mahluk
yang tidak sempurna dan secara inheren memiliki keterbatasan, baik dalam arti interprestasi makna suatu rencana, kemampuan, pengetahuan maupun
keterampilan. Pengawasan yang baik adalah pengawasan yang dapat segera mengadakan perbaikan dari penyimpangan, sesaat atau beberapa saat sesudah
penyimpangan terjadi. Fungsi pengawasan adalah fungsi terakhir dari proses manajemen, fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan dalam pelaksanaan
proses manajemen. Menurut Soewarno Handayaningrat dalam bukunya Pengantar Studi Ilmu
Administrasi dan Manajemen menyebutkan fungsi pengawasan, sebagai berikut: 1. Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas
dan wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan; 2. Mendidik para pejabat supaya mereka melaksanakan pekerjaannya sesuai
dengan prosedur yang telah ditentukan; 3. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, kelalaian dan kelemahan,
supaya tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan; 4. Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan, supaya pelaksanaan
pekerjaan tidak mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan.
Handayaningrat, 1994:144. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, bahwa fungsi dari pengawasan
untuk mempertebal rasa tanggung jawab, untuk mendidik supaya sesuai dengan prosedur dalam menjalankan pekerjaannya dan mencegah terjadinya
penyimpangan serta untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan atau penyimpangan yang terjadi.
Menurut pendapat Ukasah Martadisastra dalam bukunya Azas-Azas Manajemen Konsep dan Aplikasinya menyebutkan fungsi pengawasan, yaitu:
1. Melakukan pemeriksaan, artinya melihat segala sesuatunya dengan benar dan dengan sebenarnya.
2. Pencocokan, artinya membandingkan antara yang semestinya dengan kenyataan, sesuai tau tidak.
3. Pengecekan, artinya ingin mengetahui kebenaran benar tidaknya sesuatu itu dilakukan.
4. Pengendalian, artinya mengusahakan supaya pekerjaan-pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan serta berhasil
sesuai dengan yang dikehendakinya. Martadisastra, 2002:95.
Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, dalam fungsi pengawasan kegiatan yang dilakukan adala melakukan pemeriksaan, pencocokan
dan pengecekan untuk mengetahui sesuatu yang sebenarnya serta pengendalian supaya rencana yang telah ditetapkan dapat berhasil dalam pelaksanaannya..
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Sondang P. Siagian dalam bukunya Manajemen Statejik menyebutkan fungsi pengawasan, sebagai berikut:
1. Menjamin bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan dalam suatu organisasi didasarkan pada suatu rencana yang ditetapkan sebelumnya;
2. Mencegah terjadinya devisiasi dalam operasional suatu perencanaan, sehingga berbagai kegiatan operasional yang sedang berlangsung
terlaksana dengan baik sesuai dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang setinggi mungkin;
3. Memberikan pengarahan tentang prosedur yang benar sesuai dengan rencananya.
Siagian, 2005:259.
Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan, bahwa fungsi pengawasan adalah suatu proses untuk mengamati pekerjaan yang telah
dilaksanakan, menilainya dan mengkoreksi bila perlu, dengan maksud supaya pelaksanaan daripada sebuah pekerjaan dapat sesuai dengan rencana semula.
2.8.2 Syarat-Syarat Pengawasan