Sistem Informasi KTP Offline

sejalan dengan pendapat Kroenke bahwa sistem informasi memberikan nilai tambah terhadap proses, produksi, kualitas, manajemen, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah serta keunggulan kompetitif yang tentu saja sangat berguna bagi kegiatan bisnis dalam Kadir, 2002:5. Uraian yang dikemukakan oleh Kroenke adalah mengenai kemampuan sistem informasi pada suatu manajemen perusahaan yang berorientasi bisnis. Banyak keuntungan yang di dapat oleh suatu perusahaan dengan penerapan sistem informasi manajemen. Alter mengemukakan terdapat empat peranan penting sistem informasi dalam organisasi, yaitu: 1 Berpartisipasi dalam pelaksanaan tugas 2 Mengaitkan perencanaan, pengerjaan, dan pengendalian dalam sebuah subsistem 3 Mengkoordinasikan subsistem- subsistem 4 Mengintegrasikan subsistem- subsistem dalam Kadir, 2002:8. Sebuah organisasi memiliki beberapa subsietem. Masing-masing subsistem memiliki kegiatan perencanaan, pengerjaan dan pengendalian tersendiri. Koordinasi antar subsistem dapat dilakukan dengan berbagai informasi. Oleh karena itu, sistem informasi sangat berperan dalam pelaksanaan tugas suatu organisasi.

2.4 Sistem Informasi KTP Offline

Sebagaimana bentuk Sistem KTP Offline yang diterapkan Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan bahwa pengembangan pelayanan publik dibidang kependudukan perlu dimulai dengan pengembangan sistem administrasi kependudukan yang didasarkan pada proses pendaftaran penduduk, pencatatan sipil serta pengelolaan informasi kependudukan dengan menggunakan teknologi informasi modern. KTP Offline merupakan program pemerintah dalam rangka memberikan perlindungan, pengakuan, penentuan status pribadi dan status hukum setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh Penduduk Indonesia dan Warga Negara Indonesia. Sebagaimana proses pelayanan loket di industri jasa, sistem elektronik pendukung juga terdiri dari komponen-komponen: a. fungsi pelayanan front-office b. fungsi pemrosesan back-office c. fungsi manajemen data dan dokumen dan d. fungsi pelaporan dan mekanisme interfacing data dengan sistem sistem eksternal. Sumber: Kepmendagri 24:2006. Teknik yang sudah lazim untuk sistem seperti ini adalah dengan terminology: Client-Server: Sistem terdistribusi yang menempatkan modul-modul intidasar di perangkat terpusat server yang diakses bersama oleh modul-modul di terminalloket sebagai client. Three Tiered: Sistem yang memisahkan fungsi pada tiga tataran yang berbeda, yaitu: 1 perangkat antar-muka, 2 perangkat logika aplikasi dan 3 perangkat penyimpanan basis data. Bila dinilai layak, peningkatan kinerja layanan dapat dilakukan juga antara lain dengan menyediakan akses tambahan terhadap informasi dan status layanan melalui media: telepon dengan menyediakan fasilitas call-center Internet dengan penyelenggaraan penayangan situs web melalui fasilitas webserver. Tampak bahwa pembentukan sistem informasi mencakup kajian–kajian tentang, pengorganisasian dan pengisian formasi unit pelayanan, ketatalaksanaan dan proses pembuatan dan perpanjangan KTP, pengadaan sarana dan prasarana fasilitas fisik unit, sistem pelayanan berbasiskan teknologi informasi.

2.5 Electronic Government e-Government