Jurnal Peningkatan Sikap Demokratis Siswa Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Pkn | Makalah Dan Jurnal Gratis

PENELITIAN

PENINGKATAN SIKAP DEMOKRATIS SISWA
MELALUI METODE BERMAIN PERAN
DALAM PEMBELAJARAN PKn
Titin Sunaryati
MI Al Muhajirien. Jl. Cendana II No 84 Jakapermai Bekasi.
Abstract
The research is to find the increasing of democratic affective in PKn learning trhough Role Play
Methode. This reasearch was implemented at MI Al Muhajirien Jakapermai Bekasi with 40 students
as subject of research.This is an action research by using Kemmis and Taggart model in two cycles.
Each cycle consists of planning, acting, observing and reflecting.The qualitative result of this action
research showed that student democratic affective can increase the student personality with good
character and the implementation of role play method made students happy and active .In other side
the quantitative result showed the increasing of percentage anquete from 55% to 68% in cycle I and
become 92,5 % in cycle II. In both cycles, students achieved the minimum mastery criteria. The
observation result of activity of role play methode of both teacher and students in cycle II achieved
100% of mastery learning.Finally from both qualitative data and quantitative data indicate that PKn
learning activities by using role play method can increase the democratic affective of students

I. Pendahuluan

Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang terpenting
dalam kehidupan, Setiap warga negara di Indonesia berhak mendapatkan pendidikan. Dalam
UUD Dasar 1945 disebutkan bahwa negara kita
ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas dan
berkarakter.
Lingkungan sekolah merupakan pendidikan
yang kedua, guru berusaha menanamkan nilainilai karakter seperti menghargai, disiplin, bertanggung jawab atau kejujuran. Nilai-nilai tersebut dapat diwujudkan dengan melihat out put pembelajaran yang dapat dilihat dari sikap siswa setelah
mendapat pembelajaran di sekolah. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk
menjadi warganegara Indonesia yang cerdas,

terampil, dan berkarakter. Dalam mewujudkan
tujuan mata pelajaran PKn di atas guru merupakan salah satu fasilitator yang berperan besar atas
terwujudnya tujuan tersebut dengan berusaha menanamkan nilai-nilai dalam proses pembelajaran
di sekolah. Dalam kenyataan di lapangan peneliti
masih menemui gaya mengajar guru yang monoton satu arah tanpa ada interaksi yang hidup. Guru
hanya menggunakan metode yang umum dan
konvensional yaitu duduk, dengar, catat, dan hafal.

Metode yang digunakan guru cendrung satu arah
dan hanya mengembangkan satu aspek pembelajaran yaitu kognitif.
Peneliti memilih metode bermain peran karana menurut peneliti metode ini dapat mengembangkan kreativitas siswa, memupuk keberanian,
dan melatih ketrampilan siswa dalam mencari
solusi pada satu permasalahan yang dihadapi.
Peneliti melihat masih menemui siswa yang
kurang berkarakter terhadap guru maupun

Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012

| 155

Peningkatan Sikap Demokratis Siswa Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran PKn
terhadap sesama teman, diperkuat oleh hasil
bidang studi PKn yang rendah pada semester I
dengan rerata 6,2.
Berdasarkan uraian di atas bahwa salah satu

tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam
keputusan bersama rakyat. Juan Linz yang dikutip

oleh Hyronimus Rowa (1996:83) mendefinisikan
demokrasi sebagai berikut :

faktor yang penting yang diduga menyebabkan
rendahnya sikap demokratis dalam pelajaran PKn
adalah karena masih ditemui guru yang menggunakan metode yang tidak bervariasi. Peneliti

“We shall call a political system democratic
when it allows the free formulation of political preferences, through the use of basic freedoms of
association, information, and communication, for

tertarik untuk melakukan penelitian tindakan untuk
meningkatkan sikap demokratis dalam pelajaran
PKn melalui metode bermain peran pada siswa
kelas II MI Al Muhajirien Jakapermai, maka perlu

the purpose of free competition between leaders
to validate at regular intervals by non violent means
their claim to rule; a democratic system does this
without excluding any effective political office from


penelitian untuk menganalisis lebih dalam dan
konfrehensif.

that competition or probibiting any members of
the political community from expressing their preference by norms requiring the use of force to enforce them”.

II.

Kajian Pustaka

Pengertian Sikap Demokratis
Calhoum & Acocella dalam Alex Sobur
(2003:359) mengemukakan “An anttitude is a
cluster of ingrained beliefs and feelings about a

H.A.R. Tilaar (1999:180) menjelaskan Pengembangkan sikap demokratis bukan hanya
membentuk jati diri individu yang bhineka, tetapi
didukung juga oleh sistem yang mengembangkan


certain object and a presisposition to act toward
that object in a certain way”. Zanna & Rempel
(2009:82) dalam bukunya Psikologi Sosial Tim
Fakultas Psikologi UI mendefinisikan sikap “A fa-

sikap demokratis tersebut. Sistem pendidikan
harus konfrehensif yang tercermin dalam proses
belajar mengajar dengan mengembangkan sikap
saling menghargai karena berbeda pendapat,

vorable or unfavorable evaluative reaction toward
something or someone exhibited in one’s belief,
feelings or intended behavior” Sedangkan
menurut Eagly dan Chaiken (2009:82)

kreatif dan bebas bertanggung jawab.
Seperti sebuah negara, sekolah juga merupakan suatu organisasi, layaknya masyarakat mini
yang memiliki pejabat, warga dan peraturan.

menyatakan “Attitude is a psychological tendency

that is expressed by evaluating a particular entity
with some degree of favor or disfavor”.
Seorang ahli psikologi W.J. Thomas berpen-

Sekolah merupakan sebuah organisasi, yakni unit
sosial yang sengaja dibentuk oleh beberapa orang
yang satu sama lain berkoordinasi dalam melaksanakan tujuannya untuk mencapai tujuan ber-

dapat bahwa sikap sebagai suatu kesadaran
individu yang menentukan perbuatan-perbuatan
yang nyata ataupun yang mungkin akan terjadi di
dalam kegiatan-kegiatan sosial. Pada tiap sikap

sama. Tujuannya yaitu mendidik anak-anak dan
mengantarkan mereka menuju fase kedewasaan,
agar mereka mandiri baik secara psikologis,
biologis, maupun sosial.

mempunyai 3 aspek sebagai berikut:
(1) Aspek kognitif: yaitu terkait dengan pikiran

berupa pengolahan, pengalaman, dan
keyakinan tentang objek

Dengan demikian yang dimaksud dengan
sikap demokratis adalah ekspresi dari nilai-nilai
kreativitas, kesanggupan mengeluarkan pendapat, menghargai pendapat orang lain, dan melak-

(2) Aspek afektif:berwujud perasaan-perasaan
tertentu yang ditujukan kepada objek-objek
tertentu.
(3) Aspek konatif: adalah kecendrungan untuk

sanakan hasil keputusan bersama dengan tanggung jawab sehingga melakukan tindakan prilaku
yg diinginkan meliputi kompenen kognitif, afektif,
dan konatif.

berbuat sesuatu objek.
Demokrasi adalah keadaan negara di mana
dalam sistem pemerintahnya, kedaulatan di


Pengertian Mata Pelajaran PKn
Menurut Zamroni (2010:7) Pendidikan

156 |

Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012

Titin Sunaryati
kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi
untuk bertujuan mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui
aktivitas menanamkan kesadaran kepada gene-

Pengertian Metode Bermain Peran
Menurut Smaldino dalam Benny A. Pribadi,
bahwa metode pembelajaran merupakan proses
atau prosedur yang digunakan oleh guru atau

rasi baru tentang kesadaran bahwa demokrasi
adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling
menjamin hak-hak warga masyarakat.

Dalam pandangan lainnya tentang pendidikan

instruktur untuk mencapai tujuan atau kompetensi.
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dapat
membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran
atau melakukan internalisasi terhadap isi atau

kewarganegaraan dalam lembaga pendidikan
seperti yang dinyatakan dalam kurikulum KTSP
bahwa mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang mem-

materi pembelajaran.
Menurut Bruce Joyce, Marsha Weil dan Emily
Calhoun (2009:290) mengungkapkan, metode
bermain peran yaitu :

fokuskan pada pembentukan warganegara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak
dan kewajibannya untuk menjadi warganegara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter.


In role playing, students explore human relations problems by enacting problem situations and
then discussing the enactments. Together, students can explore feelings, attitudes, values, and

Dari uraian di muka dapat disimpulkan bahwa
Sikap Demokratis Siswa dalam Pembelajaran
PKn adalah ekspresi dari nilai-nilai kreativitas,
kesanggupan mengeluarkan pendapat, meng-

problem solving strategies.
Senada dengan pendapat Linda Campbell
(2005:81), bermain peran memberikan kepada
guru dan siswa kebebasan dalam mengkreasikan

hargai pendapat orang lain, dan melaksanakan
hasil keputusan bersama dengan tanggung jawab
sehingga melakukan tindakan prilaku yg diingikan
meliputi kompenen kognitif, afektif, dan konatif,

permainan dari topik pelajaran yang mementingkan proses dari permainan daripada hasilnya.

Wilbert J. McKeachie dkk (1994:167) mendefinisikan Role playing is the setting up of more or less

untuk pembentukan jati diri, watak peserta didik
menjadi warga negara yang baik, dengan indikator; Aspek kognitif (1) keyakinan tentang gagasan
atau ide, (2) Keyakinan tentang kesanggupan

unstructured situations in which students’ behaviors are improvised to fit in with their conceptions
of roles to which they have been assigned.”
Metode bermain peran merujuk kepada

mengeluarkan pendapat, (3) Keyakinan tentang
menghargai pendapat orang lain, (4) keyakinan
tentang melaksanakan hasil keputusan bersama
dengan tanggung jawab. Aspek afektif; (1) Pera-

dimensi pribadi dan dimensi sosial. Dimensi pribadi bertujuan untuk membantu siswa menemukan jati diri dari belajar di lingkungan sekelilingnya.
Sedangkan dilihat dari dimensi sosial, bermain

saan suka tidak suka tentang gagasan atau ide,
(2) Perasaan suka tidak suka tentang kesanggupan mengeluarkan pendapat, (3) Perasaan
suka tidak suka tentang menghargai pendapat

peran memberi kesempatan kepada siswa untuk
bekerja sama dalam menganalisis situasi-situasi
sosial terutama hubungan antarpribadi mereka.
Salah satu keuntungan dari bermain peran adalah

orang lain, (4) Perasaan suka tidak suka tentang
melaksanakan hasil keputusan bersama dengan
tanggung jawab. Aspek konatif (1) Perbuatan yang
dapat diamati tentang gagasan atau ide, (2)

mengajarkan informasi dan juga mengembangkan interpersonal, intra personal serta kecakapan
memecahkan masalah.
Menurut Fannie Shaftel dan George Shaftel

Perbuatan yang dapat diamati tentang kesanggupan mengeluarkan pendapat, (3) Perbuatan
yang dapat diamati tentang menghargai pendapat
orang lain, (4) Perbuatan yang dapat diamati

dalam Bruce Joyce, Marsha Weil dan Emily
Calhoun (2009:294) mengilustrasikan 9 tahapan
bermain peran yaitu :
1. Warm Up the Group: Identily or introduce

tentang melaksanakan hasil keputusan bersama
dengan tanggung jawab.

2.

problem, make problem explicit.
Interpret problem story, explore issues, explain role playing.

Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012

| 157

Peningkatan Sikap Demokratis Siswa Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran PKn
3.
4.
5.
6.
7.

Select Participants : Analyze roles, select role
players.
Set the Stage : Set line of action, restate
roles, get Inside ploblem situation.

McTaggart. Proses pembelajaran setiap siklus
meliputi (1) perencanaan (2) pelaksanakan tindakan (3) pengamatan (4) refleksi. Dengan pengambilan data kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaan

Prepare the Observers : Decide what to look
for, assign Observation tasks.
Enact : Begin role play, maintain role play,
break role play.

melibatkan rekan sejawat sebagai pengamat.
Pengumpulan data
Dalam Penelitian ini tekhnik pengumpulan

Discuss and Evaluate : Review action of role
play, (events, positions, realism), discuss
major focus,develop next enactment.
Reenact : Play revised roles; suggest next,

data diperoleh melalui observasi, catatan
lapangan, rekaman audio dan visual serta hasil
angket Sikap Demokratis siswa.

step or behavioral alternatives.
9. Discuss and Evaluate : As in phase six
10. Share Experiences and Generalize : Relate
problem situation to realexperience and cur-

IV. Hasil Analisis Dan Pembahasan
A. Deskripsi Data Siklus I
Pada Siklus I kegiatan pembelajaran yakni :
1. Guru memberikan pengarahan tata cara

rent problems, explore general principles of
behavior.

2.

Dengan demikian yang dimaksud metode

3.

dan gambaran singkat skenorio.
Guru berdiskusi karakter tokoh, memilih,
menawarkan peran kepada siswa.
Siswa mempelajari skenorio, simulasi

bermain peran adalah cara belajar dengan mengeksplorasi kemampuan siswa dalam memerankan suatu peranan yang diciptakan situasi tertentu
tentang masalah-masalah sosial, yang pada

4.
5.
6.

peran dengan kesesuaian alat.
Siswa yang ditunjuk sebagai pengamat.
Siswa menampilkan bermain peran
Guru bersama siswa mengevaluasi atas

8.

prosesnya siswa akan merasakan, menempatkan
dirinya kepada orang lain sehingga siswa dapat
mengetahui watak dan merasakan perasaan orang lain melalui proses pemanasan, pemilihan
pemainan, penataan panggung, penunjukkan
beberapa siswa sebagai pengamat, pelaksanaan
permainan peran, pelaksaan diskusi dan evaluasi
pelaksanaan bermain peran oleh guru dan siswa,

7.
8.
9.

penampilan pertama
Siswa menampilkan ulang yang kedua
Guru membahas lebih diarahkan pada
realitas kehidupan
Siswa berbagi pengalaman serta menyimpulkan kepada sesama teman.

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I

permainan ulang bermain peran, pembahasan
diskusi dan evaluasi yang lebih diarahkan pada
realitas, dengan berbagi pengalaman serta
pengambilan kesimpulan tentang pelaksanaan

ada catatan dari pengamat / kolaborator, guru
dalam menjelaskan pada langkah kedelapan lebih
diarahkan pada realitas keseharian siswa kurang
mendalam. Adapun aktivitas siswa pada saat

bermain peran.

penampilan masih belum maksimal dengan
kurang kondusifnya kelas, masih ada yang teriak,
ngobrol dan lupa akan skenorio musyawarah

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di
MI Al Muhajirien Bekasi . Dilaksanakan pada bulan
April sampai Juni 2012 Tahun Pelajaran 20112012.
III. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian tindakan kelas model Kemmis &

158 |

B. Deskripsi Data Siklus II
Pada Siklus II kegiatan pembelajaran yakni :
1. Guru memberikan pengarahan tata cara
dan gambaran singkat skenorio.
2.
3.

Guru berdiskusi karakter tokoh, memilih,
menawarkan peran kepada siswa.
Siswa mempelajari skenorio, simulasi

Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012

Titin Sunaryati
4.
5.
6.
7.
8.
9.

peran dengan kesesuaian alat.
Siswa yang ditunjuk sebagai pengamat.
Siswa menampilkan bermain peran
Guru bersama siswa mengevaluasi atas

Tabel 1.1.
Distribusi Hasil Nilai Angket Sikap Demokratis
Siswa dalam Pembelajaran PKn Siklus I

penampilan pertama
Siswa menampilkan ulang yang kedua
Guru membahas lebih diarahkan pada
realitas kehidupan
Siswa berbagi pengalaman serta menyimpulkan kepada sesama teman.

Berdasarkan catatan lapangan ketika dilakukan pembelajaran dengan metode bermain peran
guru sudah baik. Siswa sudah hafal, memahami
dan menghayati peran sesuai alur cerita dan
dialognya, serta siswa yang berperan sebagai

b)

pengamat sudah baik melakoni perannya. Adapun
suasana ketika proses penampilan kelas tenang,
tertib dan antusias siswa tinggi. Dari hasil
pengamatan pengamat selama proses
pembelajaran, guru dan siswa 100% dapat
memperagakan metode bermain peran.
C. Pembahasan
1.

Analisis Data Tindakan Siklus I
a) Analisis Data Peningkatan Sikap Demokratis Siswa dalam Pembelajaran PKn
Pada siklus I karakter yang paling
kuat dikuasai siswa berurut dari yang
tertinggi sampai yang terendah adalah
percaya diri (52,5%), keberanian (47%),
menghargai (42,5%), toleran (27,5%)
dan terakhir tanggung jawab (17 %).
Dapat disimpulkan karakter yang paling
kuat dikuasai pada siklus I adalah sikap
percaya diri (52%) dan yang paling
lemah sikap tanggung jawab (17%).
Secara kuantitatif (data dapat dilihat
pada lampiran pengamatan aktivitas
siswa), distribusi hasil nilai angket disaji-

Analisis Data Pengamatan Kegiatan
Pembelajaran PKn, dengan Menggunakan Metode Bermain Peran Siklus I.
Dari hasil pengamatan dan refleksi
di analisis bahwa ada beberapa kekurangan ditemui pada aktivitas guru setiap langkah metode bermain peran.
Yaitu guru dalam penyampaian materi
belum maksimal menghubungkan nilainilai demokratis pada realitas kehidupan
siswa. Guru kurang memberikan apresiasi kepada para siswa dan sedikit memberikan kesempatan kepada siswa berbagi pengalaman kepada teman. Adapun dari aktivitas siswa situasi kelas
belum tertib, dan ada beberapa siswa
yang tidak antusias dalam bermain
peran.
Jumlah skor pengamatan aktivitas
guru yang diperoleh pada tindakan I
adalah 31 atau 86%. Adapun jumlah
skor siswa adalah 24 atau 67% (dapat
dilihat pada lampiran). Selengkapnya
disajikan dalam tabel 1.3. berikut.

kan dalam tabel 1.1. berikut:

Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012

| 159

Peningkatan Sikap Demokratis Siswa Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran PKn
Tabel 1.2.
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Melalui Metode Bermain
Peran pada Siklus I

Dari hasil analisis siklus I di atas, maka dapat
disimpulkan tindakan yang dilakukan belum
tuntas, sehingga harus ditingkatkan pada

Secara kuantitatif siswa diberikan
angket berupa 25 pernyataan tentang
pembelajaran PKn sikap demokratis

kekurangan yang ada, dan diputuskan untuk
melanjutkan pada siklus II.

dalam musyawarah, kemudian
diperoleh (dapat dilihat pada lampiran),
maka data nilai angket siswa disajikan
dalam tabel 4.5 berikut:

2.

Analisis Data Tindakan Siklus II
a)

Analisis Data Peningkatan Sikap Demokratis Siswa dalam Pembelajaran PKn
Siklus II
Pada siklus II karakter yang paling

Tabel 1.3.
Distrubusi Hasil Nilai Angket Sikap Demokratis
Siswa dalam Pembelajaran PKn Siklus II.

kuat dikuasai siswa berurut dari yang
tertinggi sampai yang terendah adalah
menghargai (95%), Percaya diri
(92,5%), Keberanian (87,5%), tanggung
jawab (85,0%) dan terakhir toleran
(80%). Jadi dapat disimpulkan bahwa
karakter yang paling kuat dikuasai pada
siklus I adalah sikap menghargai (95%)
dan yang paling lemah adalah sikap
tanggung jawab (80%). Adapun
gambaran secara visual dapat dilihat
pada diagram batang di bawah ini :

Dari analisis data di atas bahwa siswa yang
belum tuntas mencapai KKM
ada pada interval nilai 5,5 - 5,9
sampai 7,0 - 7,4 yaitu ada 6
siswa 7,5 %). Sedangkan nilai
yang dikategorikan tuntas yaitu
pada interval 7,5 – 7,9 sampai
9,5 – 10.0 ada 34 siswa
(92,5%) dan siklus II nilai rata-

rata satu kelas 8,75. Peningkatan sikap demokratis dengan
bermain peran telah mencapai
Gambar 4.3. Hasil Karakter yang Diharapkan dari Sikap Demokratis target (melebihi 80 % jumlah
siswa yang mencapai KKM).
Siswa dalam Pembelajaran PKn Siklus II

160 |

Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012

Titin Sunaryati
b)

Analisis Data Pengamatan kegiatan
pembelajaran PKn, dengan Menggunakan Metode Bermain Peran
Tabel di bawah ini adalah Hasil

presentasi hasil guru dan siswa 100%.
Berdasarkan data catatan lapangan, dan
dokumentasi, dari proses pembelajaran serta
berdasarkan pada teori yang dikaji peneliti, maka

Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa
Melalui Metode Bermain Peran dalam
Pembelajaran PKn pada Siklus II yaitu :

dapat diinterpretasikan bahwa telah terjadi
peningkatan yang signifikan dalam pembelajaran
PKn tentang sikap demokratis siswa melalui
metode ber-

Tabel 1.4.
main peran.
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Melalui Metode Bermain Peran dalam
ImplementasiPembelajaran PKn pada Siklus II
nya dapat dikembangkan
pada pembelajaran materi
yang lain yang
menekankan
pada peningBerdasarkan hasil analisis siklus II, dapat
disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan yang
signifikan pada pembelajaran PKn sikap
demokratis melalui metode bermain peran dalam
musyawarah.Tindakan pembelajaran yang
dilakukan telah tuntas mencapai 100 % (mastery
learning), dengan meningkatkan dan melengkapi
kelemahan serta kekurangan pada siklus I. Oleh
karena itu, tindakan tidak dilanjutkan pada siklus
berikutnya.

katan bersikap demokratis.
V.

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.

Kesimpulan
1. Pembelajaran dengan menggunakan
metode bermain peran dapat meningkatkan sikap demokratis siswa dalam
2.

pembelajaran PKn.
Pembelajaran PKn tentang sikap demokratis melalui metode bermain peran
dalam musyawarah dapat membuat
siswa bersikap menghargai, toleran,
percaya diri, penuh keberanian dan
bertanggung jawab serta termotivasi
untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar

3.

Interpretasi Hasil Analisis
Perbandingan hasil analisis data pengamatan
aktivitas melalui metode bermain guru dan siswa
disajikan juga dalam gambar diagram berikut :
3.

di kelas dengan tertib.
Dari hasil pengamatan aktivitas guru dan
siswa melalui metode bermain peran
pada siklus II mencapai 100% (mastery
learning)..

B. Implikasi
1. Secara teoritik, metode bermain peran
Gambar 4.7. Perbandingan Hasil Pengamatan
Aktivitas Guru dan Siswa melalui Metode
Bermain Peran Siklus I dan II
2.
Pada diagram gambar 4.7. pada siklus I
presentasi keberhasilan guru baru mencapai 86%
dan siswa 67 %, sedangkan pada siklus II
Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012

tentang sikap dapat menstimulus, siswa
untuk mengekspresikan perasaannya
dalam bentuk lisan dan prilaku.
Secara Praktis Penerapan metode bermain peran menjadikan guru sebagai
fasilitator dan bagi siswa menstimulus
percaya diri dan bekerjasama.

| 161

Peningkatan Sikap Demokratis Siswa Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran PKn
C. Saran
1. Bagi siswa hendaknya dapat memanfaatkan kesempatan untuk lebih mengeksplor kemampuannya,antusias, aktif

2.

dengan etika dan estetika yang baik,

sopan dan tertib.
Bagi peneliti diharapkan dapat meneliti
dibidang yang sejenis pada tingkat kelas
yang
berbeda dengan proses refleksi yang lebih bervariasi.

Daftar Pustaka

Campbell,Linda. Metode Praktis Pembelajaran Berbasis. Depok: Intuisi Press , 2004.
Joyce,Bruce. Marsha Weil dan Emily Calhoun. Models of Teaching, Boston: Pearson,2012..
Sobur ,Alex. Psikologi Umum. Bandung:Pustaka Setia, 2003.
Syafiie, Inu Kencana. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung: PT Refika Aditama, 2010.
Syamsudin, Erman “Pengaruh Sikap Atas Profesi, Lingkungan Kerja, dan Ketrampilan Teknis terhadap
Kinerja pamong Belajar di sanggar Kegiatan Belajar Jawa Barat,” Jurnal Ilmiah VISI,2009
Tilaar , H.A.R. Pendidikan Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung:PT Remaja
Rosdakarya.1999.
Tim Fakultas Psikologi UI. “Psikologi Sosia,l” Salemba Humanika. Jakarta. 2009.
Trianto, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011.
Ubaedillah, A. Demokrasi. Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2010.
Uno, Hamzah B. Budiningsih,Iffah. Panjaitan, Keysar. Model Pembelajaran Gorontalo: BMT Nurul
Jannah.PT Bumi, 2004.

162 |

Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012