hidroksil yang reaktif. Aplikasi kitosan dalam berbagai bidang tergantung sifat – sifat kationik, biologi dan kimianya Sandford dan Hutchings, 1987.
2.2.5. Kelarutan Kitosan
Kitosan yang disebut juga dengan β-1,4-2 amino-2-dioksi-D-glukosa merupakan senyawa yang sedikit larut dalam HCl, HNO
3
, dan H
3
PO
4
dan tidak larut dalam H
2
SO
4
. Kitosan tidak beracun, mudah mengalami biodegradasi dan bersifat polielektrolitik. Disamping itu kitosan dapat dengan mudah berinteraksi dengan zat-
zat organik lainnya seperti protein. Oleh karena itu, kitosan relatif lebih banyak digunakan pada berbagai bidang industri terapan dan industri kesehatan. Kitosan tidak
larut dalam air, pelarut-pelarut organik, juga tidak larut dalam alkali dan asam-asam mineral pada pH di atas 6,5. Dengan adanya sejumlah asam, maka dapat larut dalam
air-metanol, air-etanol, air-aseton, dan campuran lainnya. Kitosan larut dalam asam formiat dan asam asetat dan menurut Peniston dalam 20 asam sitrat juga dapat larut.
Asam organik lainnya juga tidak dapat melarutkan kitosan, asam-asam anorganik lainnya pada pH tertentu setelah distirer dan dipanaskan dan asam sitrat juga dapat
melarutkan kitosan pada sebagian kecil setelah beberapa waktu akan terbentuk endapan putih yang menyerupai jelly. Widodo. A, 2005
2.3. Karboksimetil Kitosan KMK
Karboksimetil kitosan KMK merupakan bahan alam yang berasal dari hewan yaitu senyawa turunan kitosan. Kitosan merupakan hasil deasetilasi kehilangan gugus
asetil kitin. Kitin diisolasi dari kulit Crustacea sp, misalnya udang, ketam dan kepiting, serangga; jamur serta ragi Fernandes-Kim, 2004. Karboksimetil kitosan
dapat digunakan sebagai inhibitor korosi dalam media asam dan air Cheng dkk., 2007; Erna dkk., 2009. Karboksimetil kitosan merupakan inhibitor yang baik dan
berpotensi karena mengandung gugus fungsi -COOH, -OH dan –NH
2
dalam molekulnya yang kaya akan pasangan elektron bebas dan sumbernya sangat melimpah
di alam setelah selulosa. Tetapi penggunaan KMK sebagai inhibitor dalam air gambut
Universitas Sumatera Utara
belum ada laporan. Oleh karena itu, melalui penelitian penggunaan KMK sebagai inhibitor diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis produk kitosan secara
umum dan dapat digunakan secara luas.
Gambar 2.2. Struktur karboksimetil kitosan dalam suasana asam dan basa
Secara garis besar pembuatan karboksimetil kitosan meliputi pelarutan kitosan dengan asam asetat 1 untuk membebaskan kitosan dari bahan-bahan lain
yang tidak larut, selanjutnya larutan kitosan tersebut dipresipitasi menggunakan larutan NaOH 5 hingga terbentuk gel kitosan yang berwarna putih. Gel kitosan yang
diperoleh kemudian ditambah dengan asam monokloroasetat dengan rasio antara kitosan : asam monokloroasetat adalah 1 : 0,9bb secara perlahan lahan. Proses
eterifikasi dilakukan pada suhu 60,75, dan 90 C selama 4 jam. Setelah proses eterifikasi selesai dilakukan pengaturan tingakat keasaman hingga mencapai pH 5
menggunakan larutan NaOH 0,5, selanjutanya dilakukan proses presipitasi menggunakan isopropil alkohol dengan rasio filtrat kitosan larut air dengan isopropil
alkohol 1:2. Serat kitosan yang diperoleh kemudian diangin anginkan hingga kering dan selanjutnya digiling menjadi tepung kitosan larut air Basmal et al.,2005.
2.4. Reaksi Alkalisasi dan Eterifikasi