pilihan,  c  harus  jelas  dan  gamblang.
6
Prinsip  lain  dari  perjanjian  kerja  harus saling  jujur  dan  tidak  mengkhianati  perjanjian  kerja,  hal  itu  sesuai  dalam  al-
Qur’an surat al-Baqarah ayat 279 dan al-Maidah ayat 1.
2. Jenis Perjanjian Kerja
Dilihat dari segi jangka waktu pembuatan perjanjian kerja, dapat dibagi 2 dua  jenis,  yaitu  perjanjian  kerja  waktu  tertentu  PKWTdan  Perjanjian  kerja
waktu tidak tertentu PKWTT sebagai berikut: a
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Perjanjian  kerja  waktu  tertentu  PKWT  adalah  perjanjian  kerja  antara
pekerja  dengan  pengusaha  untuk  mengadakan  hubungan  kerja  dalam  waktu tertentu dan untuk pekerjaan tertentu.
7
Tidak semua jenis  pekerjaan dapat  dibuat dengan perjanjian kerja waktu tertentu. Pasal 57 Ayat 1 UU 132003 mensyaratkan bentuk PKWT harus tertulis
dan  mempunyai  2  kualifikasi  yang  didasarkan  pada  jangka  waktu  dan  PKWT yang didasarkan pada selesainya suatu pekerjaan tertentu Pasal  56 Ayat  2UU
132003.  Secara  limitatif,  Pasal  59  juga  menyebutkan  bahwa  PKWT  hanya dapat diterapkan untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis, sifat dan kegiatan
pekerjaannya  akan  selesai  dalam  waktu  tertentu,  yaitu  pekerjaan  yang  sekali selesai  atau
yang  sementara  sifatnya,  pekerjaan yang  diperkirakan
6
Chairuman  Pasaribu  dan  Suhrawardi  K.  Lubis,  Hukum  Perjanjian  dalam  Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2004, hal. 2-3
7
F.X. Djulmiaji, Perjanjian Kerja Edisi Revisi, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hal. 67
penyelesaiannya  dalam  waktu  yang  tidak  terlalu  lama,  paling  lama  3  tahun, pekerjaan  yang  bersifat  musiman  dan  pekerjaan  yang  berhubungan  dengan
produk  baru,  atau  produk  tambahan  yang  masih  dalam  percobaan  atau penjajagan.
8
b Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu
Perjanjian Kerja Waktu  Tidak Tertentu PKWTT,  yaitu perjanjian kerja antara pekerjaburuh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja tetap.
Masa  berlakunya  PKWTT  berakhir  sampai  pekerja  memasuki  usia  pensiun, pekerja  diputus  hubungan  kerjanya,  pekerja  meninggal  dunia.  Bentuk  PKWTT
adalah  fakultatif  yaitu  diserahkan  kepada  para  pihak  untuk  merumuskan  bentuk perjanjian  baik  tertulis  maupun  tidak  tertulis.  Hanya  saja  berdasarkan  Pasal  63
Ayat  1  ditetapkan  bahwa  apabila  PKWTT  dibuat  secara  lisan,  ada  kewajiban pengusaha  untuk  membuat  surat  pengangkatan  bagi  pekerjaburuh  yang
bersangkutan. PKWTT dapat mensyaratkan masa percobaan kerja paling lama 3 tiga bulan dan dalam hal demikian, pengusaha dilarang untuk membayar upah
di  bawah  upah  minimum  yang  berlaku.  Hal  ini  dijelaskan  dalam  Pasal  60  Ayat 1 dan 2 UU 132003 tentang Ketenagakerjaan.
9
8
Lihat juga YLBHI,  Panduan Bantuan Hukum  di Indonesia, Jakarta: YLBHI, 2014, hal. 156
9
Lihat juga YLBHI,  Panduan Bantuan Hukum  di Indonesia, Jakarta: YLBHI,  2014, hal. 157-158
3. Ketentuan Hukum Perjanjian Kerja
Suatu  perjanjian  yang  telah  memenuhi  syarat-syarat  tertentu  bisa dikatakan  sebagai  suatu  perjanjian  yang  sah  dan  sebagai  akibatnya  perjanjian
akan  mengikat  sebagai  undang-undang  bagi  mereka  yang  membuatnya.  Oleh karena  itu  agar  keberadaan  suatu  perjanjian  diakui  oleh  undang-undang  legally
concluded  contract  haruslah  sesuai  dengan  syarat-syarat  yang  telah  ditentukan oleh undang-undang.
Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat pasal 1320 KUH perdata yaitu:
a Sepakat merekat yang mengikatkan diri,
b Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian,
c Suatu hal tertentu
d Suatu sebab yang halal.
Kesepakatan  kedua  belah  pihak  yang  melakukan  perjanjian  haruslah bersepakat  setuju  dengan  tanpa  adanya  paksaan  atau  tekanan  dari  pihak  lain.
Tidak  adanya  kekeliruan  atau  penipuan  oleh  salah  satu  pihak.  Oleh  karena  itu kesepakatan  adalah  unsur  utama.  Kecakapan  membuat  suatu  perjanjian
maksudnya  mereka  yang  dikategorikan  sebagai  pendukung  hak  dan  kewajiban adalah  orang  atau  badan  hukum.  Sedangkan  suatu  sebab  yang  halal  maksudnya
ialah  tidak  dilarang  oleh  undang-undang,  tidak  bertentangan  dengan  kesusilaan dan ketertiban umum.
Ketentuan  Pasal  51  1  UUK  menyatakan  bahwa  Perjanjian  Kerja  dapat dibuat  secara  tertulis  maupun  lisan.  Meskipun  demikian,  ketentuan  Pasal  54  1
UUK setidak-tidaknya harus mencakup: a
Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha; b
Nama, jenis kelamin, umur dan alamat pekerjaburuh; c
Jabatan atau jenis pekerjaan; d
Tempat pekerjaan; e
Besarnya upah dan cara pembayarannya; f
Syarat-syarat  kerja  yang  memuat  hak  dan  kewajiban  pengusaha  dan pekerjaburuh;
g Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja;
h Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan
i Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.
Ketentuan  tentang  syarat-syarat  di  atas  tidak  diperlengkapi  secara
memadai dengan sanksi yang memaksakan pentaatan. Sekalipun begitu, ketentuan perundang-undangan  di  atas  setidak-tidaknya  mengindikasikan  apa  yang
diharapkan termuat dalam perjanjian kerja yang dibuat tertulis. Fakta bahwa tidak disyaratkan  perjanjian  kerja  dibuat  tertulis  dilandaskan  pemikiran  praktikal,
karena dalam banyak kasus para pihak tidak menuliskan kesepakatan yang dibuat antara  mereka.  Jika  perjanjian  lisan  demikian  dinyatakan  cacat  hukum,  maka
artinya pekerjaburuh tidak akan dapat mendapat perlindungan yang layak.
B. Upah Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif
1.
Pengertian Upah
Upah  memegang  peranan  penting  dalam  hubungan  kerja  perjanjian
kerja, bahkan dapat dikatakan bahwa tujuan utama seorang pekerja bekerja pada pengusaha adalah untuk  memperoleh upah. Sehingga jika tidak ada unsur upah,
maka  suatu  hubungan  tersebut  bukan  merupakan  hubungan  kerja.  Menurut beberapa  ahli,  Upah  merupakan  bentuk  penghargaan  yang  diberikan  oleh
pengusaha  setelah  buruh  menyerahkan  tenaga  dan  pikirannya  dalam  proses produksi.  Buruh  bersedia  untuk  bekerja  menyerahkan  tenaga  dan  pikirannya
untuk  mendapatkan  upah.
10
Upah  harus  diberikan  dalam  bentuk  uang  sebagai imbalan  dari  pengusaha  kepada  buruh  yang  besarnya  ditetapkan  sebelumnya
seperti dalam bentuk tertulis atau tidak. Ditinjau dari beberapa komponen, bentuk upah ada banyak macamnya, yaitu:
a Upah Pokok, yaitu upah dasar yang dibayarkan kepaa pekerja menurut
tingkat atau jenis pekerjaan, dan besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan;
b Tunjangan Tetap, yaitu tunjangan yang diberikan bersamaan dengan upah
tiap bulannya. Tunjangan ini diberikan dengan tidak dipengaruhi dengan jumlah ketidak hadiran;
10
YLBHI, Panduan Bantuan Hukum  di Indonesia, Jakarta: YLBHI, 2014, hal. 161
c Tunjangan Tidak Tetap, yaitu tunjangan yang diberikan bersamaan dengan
upah tiap bulannya. Tunjangan ini hanya diberikan bila buruh masuk kerja.
Upah  dibayarkan  bila  buruh  melakukan  pekerjaan.  Prinsip  ini  dikenal
engan istilah No Work No Pay
“tak ada kerja, tak ada upah”. Meskipun begitu, ada  pengecualian  dalam  hal  ini.  Yaitu  bila  buruh    cuti,  mogok  yang  sah,  buruh
sakit, menjalankan
kewajiban terhadap
negara, menjalankan
ibadah, melaksanakan tugas serikat, dan melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan.
Dalam  keadaaan  buruh  sakit  sehingga  tidak  dapat  melaksanakan  pekerjaaan, upah buruh tetap dibayar dengan besaran  yang ditentukan dan wajib dibayarkan
oleh pengusaha.
Adapun istilah upah dalam islam ditemukan dengan padanan ijarah yang berasal  dari    kata
“al-Ajru” yang berarti “al-Iwadlu ganti” yang berarti upah atau imbalan.
11
Istilah ini ditemukan dalam surat at-Thalaq ayat 6, yang mana di dalam ayat itu dikatakan:
… 
 
…
“Apabila  mereka  wanita-wanita  menyusukan  anak  kalian,  Maka berikanlah kepada mereka upah-
upahnya” QS at-Thalaq 65: 6
11
Sayyid  Sabiq,  Fiqh  Sunnah,  Beirut:  Daar  al-Tsaqafah  al-Islamiyyah,  t.Th,  Juz.  III, hal. 138, lihat juga Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT. Rajagrafindo, 2008, hal.113
Dalam  hadits  juga  terdapat  banyak  menyinggung  mengenai  upah,  salah satunya  adalah  hadits  yang  diiriwatkan  oleh  Ibnu  Majah,
dari  „Abdullah  ibn „Umar berkata, Rasulullah Saw Bersabda:
هقرع  ّفجي  ْنأ لْبق هر ْجأ ريجأا اوطْعأ
“Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.”
12
Hadits  di  atas  menawarkan  kepada  seluruh  pnyedia  jasa  pengusaha untuk memberikan upah kepada buruh sesuai dengan berakhirya kerja itu sendiri.
Dalam  hukum  Islam  juga  telah  menawarkan  suatu  penyelesaian  yang  sangat tepat, baik mengenai masalah upah maupun, masalah perlindungan kepentingan-
kepentingan terhadap pekerja maupun pengusaha. Upah ditentukan dengan cara yang paling bijaksana tanpa merugikan kedua belah pihak. Buruh mendapat upah
yang  telah  dijanjikan  tanpa  merampas  hak  majikan  yang  sah.  Begitu  pula majikan  tidak  dibenarkan  menindas  golongan  pekerja,  dengan  mengambil  hak
mereka  yang  sah.  Dalam  al-Quran  diperintahkan  dengan  jelas  agar  para pengusaha  membayar  upah  pekerja  selaras  dengan  tugas  yang  mereka  lakukan
dan pada saat yang sama juga menjaga kepentingan mereka sendiri.
12
Muhammad ibn Yazid Abu Abdullah al-Quzwaini, Sunan Ibn Majah, Beirut: Daar al- FIkr, t.th, Juz. II, hal. 817
2. Macam-Macam Upah
Prinsip yang melandasi peraturan perundang-undangan berkenaan dengan pengupahan  ialah  bahwa  setiap  pekerjaburuh  berhak  memperoleh  penghasilan
yang  memenuhi  penghidupan  yang  layak  bagi  kemanusiaan  Pasal  88  UUK. Berlandaskan  pada  ketentuan  itu,  maka  pemerintah  mewajibkan  diri  sendiri
untuk  mengembangkan  kebijakan  pengupahan  yang  melindungi  pekerjaburuh. Dalam  penjelasan  ketentuan  di  atas,  upah  wajib  necessary  income
diterjemahkan  sebagai  upah  yang  memungkinkan  buruhpekerja  memenuhi penghidupan yang layak. Beranjak dari ketentuan itu pula, buruhpekerja dengan
pekerjaan  yang  mereka  lakukan  harus  dapat  memperoleh  upah  dalam  jumlah tertentu  yang  memungkinkan  mereka  untuk  secara  masuk  akal  memenuhi
penghidupan  diri  sendiri  dan  keluarga  mereka.  Tercakup  ke  dalam  itu  ialah kemampuan  untuk  memenuhi  kebutuhan  pangan,  sansang,  papan,  pendidikan,
pemeliharaan  kesehatan,  rekreasi  dan  jaminan  hari  tua.  Kiranya  jelas  bahwa penguraian  pengertian  upah  seperti  ini  mencerminkan  program  masa  depan
daripada situasi kondisi aktual Indonesia. Di  dalam  ketentuan  yang  sama  ditetapkan  pula  bahwa  kebijakan
pengupahan  yang  dikembangkan  pemerintah  harus  mencakup  6  pokok  hal sebagai berikut:
a Upah Minimum;
b Upah kerja lembur;
c Upah tidak masuk kerja karena berhalangan;
d Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan di luar pekerjaannya;
e Upah karena menjalankan waktu istirahat kerjanya;
f Bentuk dan cara pembayaran upah;
3. Sistem Pengupahan
Sistem  upah  merupakan  kerangka  pengelolaan  prihal  bagaimana  upah diatur dan ditetapan. Sistem upah di Indonesia pada umunya didasarkan pada tiga
fungsi, yaitu: a.
Menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluaraga. b.
Mencerminkan imbalan atas hasil kerja seseorang c.
Menyediakan insentif untuk mendorng meningkatkan produktivitas kerja. Untuk  mengatur  sistem  pengupahan  di  Indonesia,  pemerintah  sudah
membuat  membuat  rambu-rambunya  dalam  UU  No  13  tahun  2003  tentang ketenagakerjaan. Selain itu, sudah dibuat pula Keputusan Presiden No 107 tahun
2004  tentang  Dewan  Pengupahan,  Keputusan  Menteri  Tenaga  Kerja  dan Transmigrasi NoKEP-231MEN2003.
13
Dewan  pengupahan  adalah  suatu  lembaga  nonstruktural  yang  bersifat tripartit. Secara struktural terdiri atas:
a Dewan Pengupahan Nasional Depenas yang dibentuk oleh Preside
b Dewan Pengupahan Provinsi Depeprov yang dibentuk oleh Gubernur
13
Keputusan Presiden No 107 tahun 2004 tentang Dewan Pengupahan
c Dewan  Pengupahan  KotaKabuptan  DepekabDepeko  yang  dibentuk  oleh
BupatiWalikota. Tugas  dari  Dewan  Pengupahan  adalah memberikan  saran  dan
pertimbangan  kepada  pemerintah  dalam  rangka  perumusan  kebijakan pengupahan
dan pengembangan
sistem pengupahan
nasionalprovinsikabupatenkota.  Seperti  dalam  penentuan  Upah  Minimum Provinsi UMP dan Upah Minimum KotaKabupaten UMK.
Upah  Minimum  Provinsi  dan  Upah  Minimum  KabupatenKota Untuk  mengatur  tentang  ketentuan  upah  minimum  provinsi  dan  upah  minimum
kabupatenkota, pemerintah membuat  peraturan  yaitu Peraturan Menteri  Tenaga Kerja  No  Per-01MEN1999  dan  diperbaharui  pada  tahun  2000  menjadi
Peraturan  Menteri  Tenaga  Kerja  No  Per-226MEN2000  tentang  Upah Minimum.
Upah  minimum  menurut  peraturan  tersebut  adalah upah  minimum terendah yang terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap. Upah minimum terdiri
atas  Upah  Minimum  Provinsi  UMP,  Upah  Minimum  Sektoral  Provinsi  UMS Provinsi,  Upah  Minimum  KotaKabupaten  UMK,  Upah  Minimum  Sektoral
KabupatenKota. Upah  minimum  provinsi  adalah upah  minimum  yang  berlaku  untuk
seluruh  kabupatenkota  di  suatu  provinsi,  sedangkan  Upah  minimum  sektoral
provinsi  adalah  upah  minimum  yang  berlaku  secara  sektoral  diseluruh kabupatenkota di suatu provinsi.
Adapun  upah  minimum  kabupatenkota  adalah upah  minimum  yang berlaku  di  daerah  kabupatenkota.  Sedangkan  upah  minimum  sektoral
kabupatenkota  adalah  upah  minimum  yang  berlaku  secara  sektroal  di  daerah kabupatenkota.
Adapun  Ketentuan  tentang  struktur  dan  skala  upah  di  Idonesia  sudah  di atur  dalam  Keputusan  Menteri  Tenaga  Kerja  dan  Transmigrasi  Nomor
KEP.49MENIV2004 tentang Ketentuan Struktur dan Skala Upah. Struktur  upah  adalah susunan  tingkat  upah  dari  yang  terendah  sampai
yang tertinggi atau dari yang tertinggi sampai yang terendah. Adapun skala upah adalah kisaran nilai nominal upah untuk setiap kelompok jabatan.
Dasar pertimbangan untuk menyusun struktur upah terdiri atas: 1. Struktur organisasi
2. Rasio perbedaan bobot pekerjaan antar jabatan 3. Kemampuan perusahaan.
4. Biaya keseluruhan tenaga kerja. 5. Upah minimum
6. Kondisi pasar Sedangkan  dalam  penyusunan  skala  upah  dapat  dilakukan  melalui  dua
pendekatan yaitu: 1. Skala tunggal, yaitu skala upah dengan ketentuan setiap jabatan pada golongan
jabatan yang sama mempunyai upah yang sama 2.  Skala  ganda,  yaitu  skala  upah  dengan  ketentuan  setia  golongan  jabatan
mempunyai nilai upah nominal terendah dan tertinggi.
33
BAB III KRONOLOGIS KASUS PERBUDAKAN DI PABRIK CV. CAHAYA LOGAM
DI DAERAH KEC. SEPATAN TIMUR KAB. TANGERANG A.
Profil Perusahaan
Di desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, Yuki Irawan 41 pemilik CV. Cahaya Logam adalah seorang pendatang. Sekitar
15 tahun lalu yuki pernah mengontrak di tanah petak dekat dengan rumah gedongnya kini. Yuki berbisnis mengolah limbah alumunium foil jadi alumunium
batangan. Usahanya itu sukses.
1
Yuki kemudian membeli rumah bertingkat yang kini dijadikan pabrik percetakan wajan atau kuali. Namun di balik keberhasilan itu rupanya menyimpan
borok. Yuki diketahui menyekap buruh di pabriknya selama berbulan-bulan, praktik penyekapan di pabrik kuali di Tangerang itu terkuak setelah dua buruh
yang bekerja di pabrik itu berhasil melarikan diri setelah 3 bulan dipekerjakan dengan tidak layak.
Yuki irawan, dikenal warga sebagai sosok berduit. Pemilik CV. Cahaya Logam itu dekat dengan aparat desa, polisi hingga tentara.
1
Wawancara  Pribadi  dengan  Ketua  Rt  Bayur  Opak,  Desa  Lebak  Wangi,  Kecamatan Sepatan Timur, Bapak Salmin., 5 Mei 2015
Banyaknya aparat yang datang di tempat pembuatan panci yang dikelola oleh  Yuki  Irawan  tersebut,  membuat  warga  sekitar  beranggapan  bahwa
perusahaan  itu  legal.  ”  kata  Kepala  Dinas  Tenaga  Kerja  Kabupaten  Tangerang Heri Heryanto.
Polres Kota Tangerang, pada hari Sabtu 35 menggerebek Pabrik CV. Cahaya Logam, produsen alumunium batangan dan panci di Kampung Bayur
Opak Rt0306, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang dan terdapat 35 pekerja pabrik diduga mendapatkan perlakuan kasar
dari majikan dan orang suruhannya. Dari hasil pengecekan, tempat usaha industri itu tidak mempunyai izin Industri dari Dinas Pemda Kabupaten Tangerang,
namun hanya ada Surat Keterangan Usaha dari Kecamatan Cikupa tetapi lokasi usaha di Kecamatan Sepatan.
Saat ini, kepolisian telah menahan lima orang yang dijadikan tersangka terkait kasus itu yakni Yuki Irawan 41 sebagai pemilik pabrik serta empat anak
buahnya yakni Tedi Sukarno 35, Sudirman 34, Nurdin alias Umar 25, dan Jaya 30.
B. Kronologis Kasus
Kurang  lebih  1  tahun  lalu  tragedi  pelecehan  martabat  manusia  terjadi  di bumi  negeri  tercinta  ini,  tepatnya  di  Kampung  Bayur  Opak  RT  0306,  Desa
Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, terkuak setelah
dua buruh yang bekerja di pabrik itu berhasil melarikan diri. Andi Gunawan 20 tahun  dan  Junaidi  22  kabur  setelah  tiga  bulan  dipekerjakan  dengan  tidak
layak.
2
Dalam  waktu  enam  bulan  dia  bekerja  di  pabrik  milik   Yuki  Irawan  itu, tidak  sepeser  pun  uang  yang  diterima  para  buruh.  Setiap  hari,  para  buruh  harus
bekerja lebih dari 12 jam untuk membuat 200 panci. Jika tidak mencapai target, lanjutnya, para pekerja akan disiksa dan dipukul. Mereka bekerja mulai jam 5.30
pagi  hingga  jam  1  malam,  hanya  .  mereka  hanya  diberi  makan  nasi  putih,  tahu dan  tempe.Usai  bekerja,  para  pekerja  tinggal  di  sebuah  ruangan  berukuran  4
meter  x  6  meter  yang  berada  di  belakang  pabrik.  Di  dalam  ruangan  kecil  itu terdapat kamar mandi, namun tidak ada ventilasi udara, dan mereka hanya diberi
dua tikar yang sudah rusak untuk tidur. Ruangan itu kemudian dikunci dari luar. Para  pekerja  yang  rata-rata  berumur  17  hingga  24  tahun  ini  hanya
memiliki satu baju yang melekat di tubuh,  karena menurutnya  baju, ponsel dan uang  yang mereka bawa dari kampung disita oleh sang majikan ketika baru tiba
di  pabrik  tersebut.  Para  pekerja  diiming-imingi  mendapat  gaji  Rp  600  ribu  per bulannya.
3
Kondisi  di  sana  sangat  memprihatinkan,  tidak  layak  untuk  ditiduri. Para  pekerja  sering  diancam  oleh  mandor-mandor  dan  bos  Yuki,  akan  dipukuli
sampai mati, mayatnya langsung mau dibuang di laut kalau jika macam-macam di  sana.  Tindakan  tidak  manusiawi  yang  diberikan  kepada  para  buruh  di  pabrik
panci  itu  membuat  sejumlah  pekerja  berusaha  untuk  melarikan  diri  tapi  gagal.
2
Wawancara Pribadi dengan Kepala Desa Lebak Wangi Kecamatan Sepatan Timur, Ibu Siti Zubaedah., 4 Mei 2015
3
Wawancara Pribadi dengan Ibu Siti Zubaedah, 4 Mei 2015
Berikut pernyataan dari salah satu buruh bernama Darmin, “Itu ada yang kejar, tentara  itu,  saya  langsung  lari  tapi  ketangkap  juga.  Ditarik  langsung  dipukuli
sebentar terus saya diteriakin maling sama tentara itu, terus warga pada kumpul lalu saya bilang saya bukan maling. Saya pekerja tidak betah, lalu  warga pergi.
Terus saya diikat sama tentara terus dibawa ke mes. Saya ditelanjangi, dipukuli, ditendang, ditampar, dikurung di WC satu malam terus besokannya kerja lagi.
4
C. Duduk Permasalahan
Seperti  yang  diberitakan  di  beberapa  media  dan  hasil  analis  wawancara narasumber,  kronologis  kasus  terkuaknya  kasus  diawali  dari  laporan  seorang
buruh  ke  Kepala  Desa  Jamali,  Cece  Rusmana,  yang  kemudian  ditindaklanjuti dengan  mendatangi  lokasi  pabrik  di  Tangerang  didampingi  personel
Bhanbinkamtibmas. Dikutip dari media, saat itu kami mendapatkan laporan dari salah seorang
korban  yang  berasal  dari  Mande  dan  Lampung.  Mereka  melaporkan mendapatkan  penyiksaan  selama  bekerja  di  pabrik  itu.  Sekitar  tanggal  23
Februari kita datang ke lokasi pabrik. Kita bertemu langsung dengan bosnya dan para  buruh.  Tapi  kedatangan  kita  yang  pertama,  para  buruh  mengaku  tidak  ada
masalah  apa-apa.  Rupanya  sudah  di-setting  sama  bosnya,  terang  Cece  kepada INILAH di Kantor P2TP2A Kabupaten Cianjur, Minggu 552013.
4
http:sylhadisaputri.blogspot.com201306makalah-perbudakan-di-tanggerang.html