Indikator Belanja Modal Belanja Modal

a. Belanja Modal Tanah Belanja modal tanah terdiri dari pengadaan tanah yang termasuk dalam pengadaan tanah untuk bangunan gedung mauun pengadaan tanah untuk bangunan bukan gedung. b. Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja modal peralatan dan mesin merupakan pengadaan alat-alat besar darat, juga merupakan pengadaan alat angkutan darat bermotor dan pengadaan alat kantor. c. Belanja Modal Gedung dan Bangunan Merupakan pengeluaran untuk pengadaan gedung dan bangunan meliputi tempat kerja, tinggal dan tempat ibadah. d. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Merupakan pengeluaran untuk jalan yang termasuk jalan negara, provinsi, kabupatenkota, desa, khusus bangunan irigasi, meliputi bangunan air irigasi, jaringan irigasi, listrik, telfon. e. Belanja Modal Aset Tetap Lainnnya Merupakan pengeluaran untuk pengadaan aset tetap lainnya meliputi buku, barang-barang perpustakaan, alat-alat pemerintah. Menurut Erlina dan Rasdianto 2013:121 komponen Belanja Modal meliputi : 1. Belanja Modal Tanah Belanja Modal Tanah adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaanpembeliaanpembebasan penyelesaian, balik nama dan sewa tanah, pengosongan, pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertipikat, dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai. 2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Modal Peralatan dan Mesin adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaan, penambahan, penggantian, dan peningkatan kapasitas peralatan dan mesin serta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12 dua belas bulan dan sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai. 3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan Belanja Modal Gedung dan Bangunan adalah pengeluaran biaya yang digunakan untuk pengadaanpenambahanpenggantian, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai. 4. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian peningkatan pembangunan pembuatan serta perawatan, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan irigasi dan jaringan yang menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan jaringan dimaksud dalam kondisi siap pakai. 5. Belanja Modal Fisik Lainnya Belanja Modal Fisik Lainnya adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaanpenambahanpenggantian peningkatan pembangunanpembuatan serta perawatan terhadap fisik lainnya yang tidak dapat dikategorikan kedalam kriteria belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, dan jalan irigasi dan jaringan, termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal kontrak sewa beli, pembelian barang-barang kesenian, barang purbakala dan barang untuk museum, hewan ternak dan tanaman, buku-buku, dan jurnal ilmiah.

2.1.3.3 Perhitungan Belanja Modal

Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, yang dikutip oleh Abdul Hafiz Tanjung 2014:50, belanja modal diukur dengan formula sebagai berikut : Sumber : Abdul Hafiz Tanjung 2014:50 Menurut PP Nomor 24 Tahun 2005, yang dikutip oleh Mursyidi 2013:69, rumusan belanja modal adalah sebagai berikut : Sumber : Mursyidi 2013:69 Sumber : Mursyidi 2013:69

2.2 Kerangka Pemikiran

Dana Alokasi Khusus DAK dalam Undang-Undang Nomor 33 Pasal 1 angka 23 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Keuangan Pusat dan Keuangan Daerah, yang menyebutkan bahwa “Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.” Menurut UU No. 25 Tahun 1999, DAK dapat dialokasikan dari APBN kepada daerah tertentu untuk membiayai kebutuhan khusus dengan memperhatikan tersedianya dana dalam APBN. DAK digunakan untuk menutup kesenjangan pelayanan publik antar daerah dengan memberi prioritas pada bidang Belanja Modal = Belanja Tanah + Belanja Peralatan dan Mesin + Belanja Gedung dan Bangunan + Belanja Jalan,Irigasi dan Jaringan + Belanja Aset Tetap Lainnya + Belanja Aset Lainnya Belanja Modal = Belanja Tanah + Belanja Peralatan dan Mesin + Belanja Gedung dan Bangunan + Belanja Jalan,Irigasi dan Jaringan + Belanja Aset Tetap Lainnya + Belanja Aset Lainnya pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kelautan dan perikanan, pertanian, prasarana pemerintahan daerah, dan lingkungan hidup. Apabila dikelola dengan baik, DAK yang secara khusus digunakan untuk pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasarana fisik ini dapat membantu menanggulangi kemiskinan dan secara umum dapat digunakan untuk membangun perekonomian nasional Ni Luh Dina Selvia Martini, dkk, 2014. Menurut Peraturan Pemerintah nomor 71, sisa Lebih pembiayaan anggaran SiLPA adalah selisih lebih kurang antara realisasi pendapatan – LRA dan belanja, serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan dalam APBNAPBD selama satu periode pelaporan Setio Sapto Nugroho, 2012 : 7. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran SiLPA merupakan selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran. Jumlah sisa lebih pembiayaan anggaran yang ideal perlu ditentukan sebagai salah satu dasar evalusasi pelaksanaan programkegiatan pemda kotakabupaten. Pelampauan target sisa lebih pembiayaan anggaran yang bersumber dari pelampauan target pemda dan efisiensi sangat diharapkan, sedangkan yang bersumber dari ditiadakannya programkegiatan pembangunan apalagi dalam jumlah yang tidak wajar sangat merugikan masyarakat Ida Mentayani, 2013. Sisa lebih pembiayaan anggaran SiLPA yang cenderung besar menunjukkan lemahnya eksekutif di bidang perencanaan dan pengelolaan dana. Sebagian besar SiLPA digunakan belanja langsung berupa belanja modal yang secara langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Jumlah belanja langsung dapat beupa pembangunan infrastruktur, pengadaan aset, dan sebagainya Ardhini, 2011.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 90 92

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TERHADAP BELANJA MODAL, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN PENDAPATAN PER KAPITA

0 6 66

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, dan Belanja Modal terhadap Alokasi Belanja Pegawai pada Pemerintah Kab/Kota di Sumatera Utara

0 4 95

Pengaruh Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah , Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana Bagi Hasil Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat

2 11 108

PENDAHULUAN Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Terhadap Belanja Modal Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah Periode 2013-2014.

0 3 11

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, dan Belanja Modal terhadap Alokasi Belanja Pegawai pada Pemerintah Kab Kota di Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, dan Belanja Modal terhadap Alokasi Belanja Pegawai pada Pemerintah Kab Kota di Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, dan Belanja Modal terhadap Alokasi Belanja Pegawai pada Pemerintah Kab Kota di Sumatera Utara

0 0 8

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 12