Bioflok dari air limbah lele Bioflok dari bakteri Lactobacillus casei

molase Ekasari, 2008; Kuhn et al., 2008, 2009; Samocha et al., 2007, atau bahan-bahan pati seperti tepung tapioka, tepung jagung, tepung terigu dan sorgum Avnimelech, 1999; Hari et al., 2004; Van Wyk Avnimelech, 2007. Teknologi bioflok terbukti sangat bermanfaat pada budidaya ikan, baik secara ekonomis maupun ekologis Avnimelech, 1999; De Schryver et al., 2008; dan Crab et al., 2007. Purnomo 2012 menyatakan bahwa penambahan sumber karbohidrat mampu meningkatkan kelimpahan bakteri pada media budidaya dan berpengaruh terhadap hasil produksi.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan selama 2 bulan yaitu pada bulan April-Mei 2015, bertempat di Laboratorium Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain wadah pemeliharaan berupa kolam terpal berukuran 0,5x0,5x0,5 m sebanyak 12 buah, blower, timbangan digital, kolam beton 2 buah, tandon air, DO meter, termometer, pH meter, scope net, ember plastik, alat tulis, penggaris, dan kertas label. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain bakteri Bacillus sp., bakteri Lactobacillus casei, air limbah budidaya lele, benih ikan nila ukuran 3-5 cm sebanyak 600 ekor, air tawar, molase, dan pakan.

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian menggunakan desain rancangan acak lengkap RAL yang dibagi kedalam empat perlakuan dan masing-masing terdiri dari tiga kali ulangan. Adapun perlakuan yang digunakan sebagai berikut: 1. Perlakuan A : Pemeliharaan ikan nila tanpa bioflok kontrol; 2. Perlakuan B : Pemeliharaan ikan nila pada media bioflok dengan sumber bakteri berasal dari air limbah budidaya ikan lele; 3. Perlakuan C : Pemeliharaan ikan nila pada media bioflok dengan bakteri Lactobacillus casei; 4. Perlakuan D : Pemeliharaan ikan nila pada media bioflok dengan bakteri Bacillus sp. Denah lokasi kolam: D2 A1 C1 C2 C3 D1 D1 A2 B1 B2 A3 B3