4. 2 Kegunaan Penelitian Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

Inggris tersebut lalu di Indonesiakan menjadi “manajemen” atau “menejemen” 13 . Seiring pendapat diatas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengelolaan berarti penyelenggaraan. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraanpengurusan agar suatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien. Menurut Drs. Winarno Hamiseno, pengelolaan adalah substansi dari mengelola. Sedangkan mengelola berarti suatu tindakan yang dimulai dari penyusunan data, merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian 14 . Sedangkan Pengertian dari pengelolaan itu sendiri menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri R. I. Nomor 4 tahun 2007 adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, penilaian, pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

2.3 Pengertian Desa

Desa sebagai tempat tinggal kelompok masyarakat tertentu ditimbulkan oleh berbagai unsur, yaitu : a. Sifat manusia sebagai mahkluk sosial; b. Unsur kejiwaan; c. Alam sekeliling manusia; d. Kepentingan yang sama; 13Surachmin. Azas dan Prinsip Hukum Serta Pembangunan Negara. Jakarta: Yayasan Gema Yustisia Indonesia. 2009. Hlm 14. 14Ibid. e. Bahaya dari luar. Dalam kelompok masyarakat tersebut kemudian terjalin hubungan antar individu yang melandasi hubungan kekerabatan, tempat tinggal dan kesamaan kepentingan. Dalam desa tersebut terdapat adanya kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum, adat istiadat, dan kebiasaan yang masih hidup dan tetap diakui. Menurut Prof. Ter Haar, yang dimaksud dengan masyarakat hukum yaitu suatu lingkungan kehidupan penduduk yang mempunyai tata susunan sebagai berikut: a. Tata susunan kekal; b. Mempunyai harta kekayaan sendiri wilayah dan sumber kehidupan dab pendapatan; c. Mempunyai pengurus sendiri; d. Merupakan suatu unit atau suatu kesatuan yang kompleks terhadap pihak luar. Sedangkan menurut Hazairin, masyarakat-masyarakat hukum adat seperti desa di Jawa, marga di Sumatera Selatan, nagari di Minangkabau, kuria di Tapanuli,wanua di Sulawesi Selatan adalah kesatuan-kesatuan kemasyarakatan yang mempunyai kelengkapankelengkapan untuk sanggup berdiri sendiri yaitu mempunyai kesatuan hukum, kesatuan penguasa dan kesatuan lingkungan hidup berdasarkan hak bersama atas tanah dan air bagi semua anggotanya. Bentuk hukum kekeluargaannya patrilineal, matrilineal, atau parental mempengaruhi sistem pemerintahannya terutama berlandaskan atas pertanian, peternakan, perikanan, dan pemungutan hasil hutan dan hasil air, ditambah sedikit juga perburuan binatang liar, pertambangan dan kerajinan tangan. Semua anggotanya