Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit Kab. Deli Serdang Untuk Tanaman Mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.)

(1)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN DI DESA RUMAH PILPIL

KEC. SIBOLANGIT KAB. DELI SERDANG UNTUK TANAMAN

MANGGA (Mangifera spp), SIRSAK

(Annona muricata L.) DAN JAMBU METE

(Anacardium occidentale L.)

Usulan Penelitian

oleh

MARTHINA NADAPDAP 030303012

Ilmu Tanah

DEPARTEMEN ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN DI DESA RUMAH PILPIL

KEC. SIBOLANGIT KAB. DELI SERDANG UNTUK TANAMAN

MANGGA (Mangifera spp), SIRSAK

(Annona muricata L.) DAN JAMBU METE

(Anacardium occidentale L.)

Usulan Penelitian

oleh

MARTHINA NADAPDAP 030303012

Ilmu Tanah

Usulan Penelitian Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan Penelitian di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

Diketahui Oleh

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Masri Sitanggang, MP Ir. Posma Marbun, MP

DEPARTEMEN ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

ABSTRACT

“Land evaluation on Rumah Pilpil Village Sibolangit Subdistric . Deli Serdang Distric for Manggo (Mangifera spp), Soursop (Annona muricata L.) dan Ceshew (Anacardium occidentale L.) Suitability”. The purpose of study was to find out the land suitability classes for mango (Mangifera spp), soursop

(Annona muricata L.) and cashew (Anacardium accidentale L.) on Rumah Pilpil village, Subdistric of Sinabung, Deli Serdang Distric. This research started from September 2007 until May 2008.

The soil sample ware taked with the depth of 0-30 cm, 30-60 cm with grid type detail method. Land evaluation use five degree of limitation that following procedure of FAO (1981) and Sys, et all (1993) and modified by Sehgal (1996).

The result of study showing that land suitability of mango on P1 is moderately suitable (S2csf) with limiting factor are climate, fisic properties and chemical properties and on P2 is moderately suitable (S2ctf ) with limiting factor are climate, topography and fisic properties. The class of land suitability for soursop are marginally suitable both of P1 and P2, the limiting factor is the climate. The class of land suitability for cashew on P1 is moderately suitable (S2csf) with limiting factor are climate, fisic properties and chemical properties and on P2 is moderately suitable (S2ctf) with limiting factor are climate, topography and chemical properties.


(4)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

ABSTRAK

“Evaluasi Kesesuaian Lahan di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang untuk Tanaman Mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona

muricata L.) dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.)”. tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui kesesuaian lahan untuk tanaman mangga (Mangifera spp), sirsak (Annona muricata L.) dan jambu mete (Anacardium accidentale L.) di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang . Penelitian ini dilakukan dari bulan September 2007- Mei 2008.

Contoh tanah diambil dari kedalaman 0- 30 cm, 30 – 60 cm, 60-90 cm dengan metode grid tipe detail. Evaluasi lahan menggunakan 5 derajat pembatas mengikuti prosedur FAO (1981) dan Sys, dkk (1993) yang dimodifikasi oleh Sehgal (1996).

Hasil penelitian menunjukan bahwa kelas kesesuian lahan potensial untuk tanaman mangga pada P1 adalah sedang sesuai (S2csf) dengan faktor pembatas keadaan iklim, sifat fisik tanah dan sifat kimia tanah dan P2 adalah sedang sesuai (S2ctf ) dengan factor pembatas keadaan iklim, topografi dan sifat kimia tanah. Kelas kesesuaian lahan untuk tanaman sirsak pada P1 dan P2 adalah kurang sesuai (S3c) dengan factor pembatas keadaan iklim. Kelas kesesuaian lahan untuk tanaman jambu mete pada P1 adalah sedang sesuai (S2csf) dengan faktor pembatas keadaan iklim, sifat fisik tanah, dan sifat kimia tanah, dan pada P2 adalah sedang sesuai (S2ctf) dengan factor pembatas keadaan iklim, topografi dan sifat kima tanah.


(5)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Padang Belangka pada tanggal 18 Maret 1985 dari Ayah H. Nadapdap dan Ibu H. Sinaga. Penulis merupakan putri ke dua dari empat orang bersaudara.

Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 3 Padang Sidimpuan dan pada tahun 2003 lulus seleksi masuk USU melalui jalur SPMB. Penulis memilih Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. Socfin Indonesia Kebun Tanah Gambus Kecamatan Limapulu Kabupaten Batubara.


(6)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010. KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini sesuai dengan waku yang diharapkan.

Adapun judul dari usulan penelitian ini adalah “Evaluasi Kesesuaian Lahan di Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit Kab. Deli Serdang Untuk Tanaman Mangga (Mangifa spp), Sirsak ( Annona muricata L.) dan Jambu Mete ( Anacardium

occidentale L.) sebagai salah satu syarat melaksanakan penelitian.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. Masri Sutanggang, MP, selaku ketua komisi pembimbing dan kepada Ibu Ir.Posma Marbu, MP, selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberi masukan pada penulis, dan juga kepada teman-teman yang telah banyak membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada usulan penelitian ini sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan usulan penelitian ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Februari 2008


(7)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Survei Tanah ... 4

Evaluasi Lahan ... 6

Faktor-Faktor Pembatas dan Karakteristik Lahan Temperatur Udara ... 8

Curah Hujan ... 8

Media Perakaran Drainase ... 9

Tekstur ... 9

Kedalaman Efektif ... 9

Retensi Hara Kapasitas Tukar Kation ... 10

pH Tanah ... 11

Kejenuhan Basa ... 11

C-Organik ... 12

Terrain Lereng ... 13

Karakteristik Tanaman Mangga (Mangifera spp) ... 14

Sirsak (Annona muricata L.) ... 16

Jambu Mete (Anacardium occidentale L.) ... 17


(8)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

Bahan dan Alat ... 20

Metode Penelitian ... 20

Pelaksanaan Penelitian ... 21

Tahapan Persiapan ... 21

Tahapan Kegiatan di Lapangan ... 21

Analisis Laboratorium ... 22

Analisis Kesesuaian Lahan ... 22

Parameter yang Diamati ... 24

Data Lapangan ... 24

Data Laboratorium ... 25

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Lokasi Penelitian ... 26

Fisiografi ... 26

Iklim ... 26

Geologi dan Hidrologi ... 27

Vegetasi dan Tata Guna Lahan ... 27

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 28

Pembahasan ... 34

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 37

Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 38 LAMPIRAN


(9)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pembagian Zona Klimatologi ... 8

Tabel 2. Kelas Kemiringan Lereng ... 15

Tabel 3. Hasil Pengamatan Lapangan dari Kedua Profil ... 28

Tabel 4. Data Sifat Kimia Tanah... 28

Tabel 5. Kelas Tekstur Tanah ... 29

Tabel 6. Karakteristik Tanah yang digunakan untuk Evaluasi Lahan .... 30

Tabel 7. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Mangga... 31

Tabel 8. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Sirsak ... 32


(10)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

Hal Data Suhu Udara di Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit

Kab. Deli Serdang ... 40 Data Curah Hujan di Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit

Kab. Deli Serdang ... 41 Data Pengamatan Lapangan di Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit

Kab. Deli Serdang ... 42 Data Analisis Laboratorium di Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit

Kab. Deli Serdang ... 43 Data Deskripsi Profil Tanah Unit Lahan Landai (KL 5%) P1 di

Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit Kab. Deli Serdang ... 44 Data Deskripsi Profil Tanah Unit Lahan Berbukit (KL 13%) P2 di

Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit Kab. Deli Serdang ... 45 Kriteria Evaluasi Lahan untuk Tanaman Mangga (Mangifera spp)

menurut Sys, dkk 1993 ... 46 Kriteria Evaluasi Lahan untuk Tanaman Jambu Mete

(Anacardium occidentale L.) menurut Sys, dkk 1993 ... 47 Kriteria Evaluasi Lahan untuk Tanaman Sirsak (Annona muricata L.)

menurut Sys, dkk 1993 ... 48 Peta Kemiringan Lereng Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit Kab.

Deli Serdang ... 49 Peta Jenis Tanah di Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit Kab.

Deli Serdang... 50 Peta Kesesuain Lahan untuk Tanaman Mangga (Mangifera, spp) di

Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit Kab. Deli Serdang ... 51 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Sirsak (Annona muricata L.) di

Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit Kab. Deli Serdang ... 52 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jambu Mete (Anacardium occidental L.) Di Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit Kab. Deli Serdang ... 53


(11)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki banyak fungsi penting dalam ekosistem, diantaranya adalah sebagai pertumbuhan tanaman, habitat bagi jasad tanah, media bagi konstruksi, sistem daur ulang bagi unsur-unsur hara dan sisa-sisa organik serta sistem bagi pasokan dan penjernihan air. Mengingat tanah memainkan peran amat penting dalam ekosistem kita, maka kita harus berhati-hati dalam mengelola dan melindunginya dari kerusakan.

Mempertahankan lahan sesuai dengan potensinya merupakan usaha yang seharusnya semakin ditingkatkan lagi ditengah semakin beragamnya penggunaan lahan. Hal ini penting dilakukan supaya lahan tersebut dapat memberikan hasil yang produktif dan berkelanjutan dalam pengelolaannya.

Setiap usaha pertanian menitik beratkan kepada tingginya produksi yang akan dicapai. Hal ini dapat dicapai bila didasari atas pemahaman kondisi lahan dengan komoditi pertanian yang dikembangkan. Oleh sebab itu, suatu lahan perlu dievaluasi sehingga komoditas yang akan dikembangkan dapat memberikan hasil yang optimal.

Evaluasi lahan merupakan suatu proses pendugaan potensi lahan untuk macam-macam penggunaan (Dent dan Young, 1981). Evaluasi lahan merupakan alat yang biasa digunakan dalam proyek perencanaan. Alat ini sangat fleksibel, bergantung pada keperluan dan komoditas wilayah yang hendak dievaluasi (Abdullah,1993).

Evaluasi kesesuaian lahan mempunyai penekanan yang tajam yaitu mencari lokasi yang mempunyai sifar-sifat positif dalam hubungannya dalam keberhasilan


(12)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

produksi. Penilaian kesesuaian lahan pada dasarnya dapat berupa pemilihan lahan yang sesuai untuk tanaman tertentu. Hal ini dapat dilakuakan dengan menginterpretasikan peta tanah dalam kaitannya dengan kesesuaian untuk berbagai tanaman dan tindakan pengelolaan yang diperlukan (Sitorus,1985).

Pengembangan areal pertanian merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan kwalitas dan produksi pertanian. Di dalam pengembangan areal pertanian diperlukan suatu survei serta evaluasi lahan guna menentukan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman tertentu.

Desa Rumah Pilpil merupakan desa dengan mayoritas penduduk berprofesi sebagai petani. Kebanyakan dari lahan-lahan pertanian yang mereka punyai dijadikan lahan campuran antara tanaman keras dan buah. Walaupun telah dilakukan instensifikasi lahan tetapi keadaan perekonomian petani di daerah tersebut belumlah dapat dikatakan sukses. Hal inilah yang mendasari pentingnya evaluasi lahan di daerah tersebut.Tanaman mangga (Mangifera spp), sirsak (Annona muricata L.), dan jambu mete (Anacardium occidentale L) merupakan tanaman jenis buah yang diharapkan memiliki nilai jual yang tinggi baik di pasar lokal maupun dipasar internasional. Mengingat ketiga jenis tanaman kayu berbuah ini bisa di manfaatkan bukan hanya buahnya tetapi dapat dimanfaatkan menjadi tanaman konservasi. Jadi selain untuk meningkatkan pendapatan para petani tanaman ini juga dapat dimanfaatkan menjadi tanaman konservasi agar terlaksana sistem pertanian yang berkesinambungan.


(13)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kelas kesesuaian lahan bagi tanaman mangga (Manggifera spp), sirsak (Annona muricata L.) dan jambu mete (Anacardium

occidentale L.) di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.

Kegunaan Penelitian

− Sebagai sumber informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan tentang evaluasi kesesuaian lahan di Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit Kab. Deli Serdang untuk tanaman mangga (Manggifera spp),sirsak(Annona muricata L.) dan jambu mete (Anacardium occidentale L.).

− Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan


(14)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

TINJAUAN PUSTAKA Survei Tanah

Survei tanah merupakan kegiatan pengumpulan data kimia, fisika dan biologi di lapangan maupun laboratorium dengan tujuan pendugaan penggunaan lahan baik secara umum maupun secara khusus. Suatu survei tanah memiliki keguanan yang tinggi jika teliti dalam memetakannya (Abdullah,1993).

Tujuan survei dapat dipandang dari dua segi yaitu, segi pertama, unuk memberikan atau menyediakan informasi kepada pemakai tentang lahan, bentuk wilayah dan keadaan lain yang perlu diperhatikan. Kedua, untuk menyediakan informasi yang akan membantu penggambilan keputusan tentang penggunaan lahan dan rencana pengembangan wilayah yang akan disurvei, misalnya untuk penentuan areal pertanian, kehutanan dan detail penggunaan budidaya (Hakim,dkk,1986).

Beberapa sistem survei tanah berdasarkan Rayes (2006) yaitu:

1 Survei grid dilakukan pada lahan yang datar atau peta dasar kurang lengkap. Jarak pengamatan di lakuakn secara teratur pada jarak tertentu untuk menghasilkan jalur segi empat (rectagular grid) diseluruh daerah survei.

2 Survei fisiografi (IFU) survei ini diawali dengan melakukan interpretasi foto udara untuk mendeliniasi landform yang terdapat pada daerah yang disurvei, diikuti dengan pengecekan ke lapangan terhadap komposisi suatu peta biasanya hanya di derah pewakil.

3 Metode grid bebas merupakan perpaduan grid dan metode fisiografi, pengamatan dilakukan seperti pada grid tetapi jarak pengamatan tidak perlu sama dalam dua arah, tergantung fisiografi daerah survei.


(15)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

4 Survei nonsistematik dilakukan untuk mengatasi kekurangan waktu pengamatan di lapangan. Peta dasar dan data penunjang lengkap serta berdasaarkan hasil interpretasi foto udara.

Survei kontinu, dilakukan bila serupa dengan grid tetapi jarak pengamatannya tidak sama jauh serta peta dasar dan data penunjangnya topografi, geologi, iklim dan sebagainya yang berpengaruh terhadap penggelolaan tanahnya. Disusun pula rekomendasi-rekomendasi mengenai pengelolaan tanah yang efektif dan efesien untuk meningkatkan produksi berdasarkan sifat tanah, lahan dan kebutuhan tanaman. Sesuai dengan tujuan tanah terinci disamping peta tanah disusun pula peta-peta lain seperti kemampuan lahan yang semuanya sebagai pelengkap bagi hasil survei tanah (Darmawidjaya,1999)

Evaluasi Lahan

Evaluasi adalah proses penilaian penampilan (performance) lahan jika dipergunakan untuk tujuan tetentu, meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei dan bentuk lahan, vegetasi, tanah, iklim dan aspek lahan lainnya, agar dapat mengidentifikasi dan membuat perbandingan berbagai tipe penggunaan lahan yang mungkin dikembangkan. Evaluasi lahan sebagai proses penelaahan dan interpretasi data dasar tanah, vegetasi, iklim dan komponen lahan lainnya agar dapat mengidentifikasi dan membuat perbandingan antara berbagai alternatif penggunaan lahan dalam sosial ekonomi yang sederhana (Arsyad,1989).

Evaluasi lahan merupakan suatu proses pendugaan potensi sumber daya lahan untuk berbagai penggunaan. Proses klasifikasi lahan pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua pendekatan atau metode yaitu metode faktor pembatas dan metode parametrik. Pada metode faktor pembatas setiap sifat-sifat lahan atau kwalitas lahan disusun secara berurutan mulai dari yang paling baik (yang memiliki pembatas paling


(16)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

rendah ) hingga yang terburuk yang terbesar penghambatnya ). Masing-masing kelas disusun tabel kriteria untuk penggunaan tertentu sedemikian rupa sehingga faktor pembatas terkecil untuk kelas terbaik dan faktor pembatas terbesar jatuh ke kelas terburuk (Rayes, 2006 ).

Dalam penilaian kelas kesesuaian lahan menurut Seghal (1996) digolongkan atas dasar kelas kesesuaian lahan sebagai berikut:

Kelas S1 : sangat sesuai atau very suitable, suatu lahan dengan tidak ada atau hanya beberapa pembatas ringan.

Kelas S1- 2 : sesuai atau suitable, suatu lahan dengan pembatas ringan dan tidak lebih dari satu pembatas sedang yang dapat diperbaiki.

Kelas S2 : sesuai sedang atau moderately suitable, suatu lahan yang memiliki lebih dari empat pembatas ringan dan tidak lebih dari tiga pembatas sedang (moderat) yang dapat diperbaiki

Kelas S3 : kurang sesuai atau marginally suitable, suatu lahan yang memiliki pembatas lebih dari tiga pembatas sedang (moderat) dan atau tidak lebih dari satu pembatas yang berat

Kelas N1 : tidak sesuai aktual dan sesuai potensial atau actually unsuitable and

potentially suitable, suatu lahan yang memiliki factor pembatas yang

sangat berat dan dapat diperbaiki.

Kelas N2 : tidak sesuai potensial dan aktual atau actually and potentially unsuitable, suatu lahan yang memiliki faktor pembatas sangat berat yang tidak dapat diperbaiki ( Sitanggang, 2002).

Salah satu metode mengevaluasikan lahan yang sering dilakukan adalah metode limitation, dimana proses evaluasi lahan di dasarkan pada besarnya tingkat faktor pembatas dari karakteristik lahan tersebut. Jika faktor pembatasnya tidak ada


(17)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

diberi nilai 0, sedikit faktor pembatas diberi nilai 1, sedang 2 , banyak 3 dan dangat banyak dibei nilai 4 (Zulkifli,1989)

Faktor-Faktor Pembatas dan Karakteristik Lahan Iklim

Temperatur Udara

Temperatur atau suhu merupakan derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan beberapa tipe termometer. Suhu merupakan ukuraan energi kinetis rata-rata dari pergerakan molekul. Energi matahari dalam bentuk elektrometrik hanya kira-kira 20% yang diserap oleh atmosfer, sisanya dirubah dahulu oleh bumi menjadi sinar panjang gelombang. Perubahan ini terjadi dipermukaan daratan dan permukaan lautan yang dapat menyerap lebih atmosfer yang lebih jernih (Guslim,1996).

Curah Hujan

Merupakan curah hujan rata-rata dan dinyatakan dalam satuan mm. Menurut Oldeman daerah agroklimat dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang terdapat pada table di bawah

Tabel 1. Pembagian Zona Agro Klimatologi

Zona Agroklimat

Kriteria Sub Zona

Agroklimat

Jumlah Bulan Basah

Jumlah Bulan Kering

A Sangat lembab A1

A2

10-12 10-12

1 2

B Lembab B1

B2 B3 7-9 7-9 7-9 2 2-3 4-5


(18)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

C2 C3 5-6 5-6 2-3 4-5

D Kering D1

D2 D3 D4 3-4 3-4 3-4 3-4 2 2-3 4-6 >6

E Sangat kering E1

E2 E3 E4 3 3 3 3 2 2-3 4-6 >6 Sumber : Dasar-Dasar Klimatologi (Guslim, 1996).

Media Perakaran Drainase

Drainase menyatakan kecepatan air menghilang dari tanah terutama oleh aliran permukaan dan gerakan turun ke lapisan bawah. Pembuatan fasilitas drainase mutlak diperlukan didaerah-daerah dimana muka airnya dekat dengan permukaan tanah; yang dimaksudkan untuk membuang air berlebih, terutama pada lapisan atas sehingga aerasi tanah yang baik tetap dipertahankan

(Hakim, dkk,1986).

Drainase tanah menurut Rayes (2006) diklasifikasikan sebagai berikut:

d0 : berlebihan (excessively drained); air yang berlebh segera keluar dari tanah dan tanah hanya akan menahan sedikit air sehingga tanaman akan segera mengalami kekurangan air.


(19)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

d1 : baik, tanah memiliki peredaran udara yang baik, seluruh profil dari atas sampai kebawah (150 cm) berwarna terang yang seragam dan tidak terdapat bercak-bercak kuning, coklat atau kelabu.

d2 : agak baik, tanah mempunyai peredaran udara yang baik didaerah perakaran. Tidak terdapat bercak-bercak kuning, coklat atau kelabu pada lapisan atas dabn bagian lapisan bawah (sampai sekitar 60 cm dari permukaan tanah).

d3 : agak buruk, lapisan atas tanah mempunyai peredaran udara yang baik, tidak terdapat bercak warna kuning, coklat atau kelabu. Bercak-bercak terdapat pada seluruh bagian lapisan bawah (sekitar 40 cm dari permukaan tanah).

d4 : buruk, bagian bawah lapisan atas (dekat permukaan) terdapat warna atau bercak berwarna kelabu, coklat atau kekuningan.

d5 : sangat buruk, seluruh lapisan sampai permukaan tanah berwarna kelabu dan tanah lapisan bawah berwarna kelabu atau terdapat bercak-bercak berwarna kebiru-biruan atau terdapat air yang tergenang di permuaan tanah dalam waktu yang lama sehingga menghambat pertumbuhan.

Tekstur

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat yang dinyatakan dalam persen (%). Fraksi pasir, debu dan liat dapat dibedakan berdasarkan ukuran partikel, jika < 0,002 mm (liat), 0,002-0,05 mm (debu), 0,05-0,2 mm (pasir). Berdasarkan ini maka tekstur tanah diberi batasan sebagai perbandingan nisbi pisahan-pisahan tanah di dalam suatu volume massa tanah (Poerwowidodo,1991).

Tekstur tanah menurut Hardjowigwno (1995) diklasifikasikan sebagai berikut: t1 : tanah bertekstur halus, meliputi tekstur liat berpasir, liat berdebu dan liat t2 : tanah bertekstur agak halus, meliputi tekstur lempung liat berpasir,


(20)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

lempung berliat dan lempung liat berdebu

t3 : tanah bertekstur sedang, meliputi tekstur lempung, lempung berdebu dan debu

t4 : tanah bertekstur agak kasar, meliputi tekstur lempung berpasir, lempung berpasir halus, dan lempung berpasir sangat halus

t5 : tanah bertekstur kasar, meliputi tekstur pasir berlempung dan pasir.

Kedalaman Efektif

Kedalaman efektif menyatakan dalamnya lapisan tanah dalam cm yang dapat dipakai untuk perkembangan perakaran dari tanaman yang dievaluasi atau kedalaman yang masih dapat ditembus oleh akar tanaman (Hardjowigeno, 1995).

Kedalaman efektif tanah merupakan kedalaman tanah yang baik bagi pertumbuhan akar tanaman, yaitu sampai pada lapisan yang tidak dapat ditembus oleh akar tanaman. Lapisan tersebut dapat berupa lithik, lapisan padas keras, padas liat, paadas rapuh, atau phlintit (Rayes, 2006)

Kedalam efektif tanah menurut Rayes (2006) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

k0 : > 90cm (dalam) k1 : 90-50 cm (sedang) k2 : 50-25cm (dangkal) k3 : <25cm (sangat dangkal).

Retensi Hara

Kapasitas Tukar Kation

Kapasitas tukar kation (KTK) menyatakan kapasitas tukar kation dari fraksi liat atau dapat didefenisikan sebagai kapasitas tanah untuk menjerap dan


(21)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

mempertukarkan kation. KTK biasanya dinyatakaan dalam milli ekuivalen per 100gram tanah. Kation-kation yang bebeda dapat mempunyai kemampuan yang berbeda untuk menukarkan kation yang dijerap. Jumlah yang dijerap sering tidak setara dengan yang ditukarkan. Ion-ion divaalent biasanya diikat lebih kuat dari ion-ion monovalent, sehingga lebih sulit dipertukarkan (Tan,1991).

Kapasitas tukar kation sangat berguna untuk:

 Kesuburan tanah sebagai petunjuk dalam penyediaan unsur hara

 Genesis sebagai penunjuk jenis-jenis mineral- mineral liat yang ditentukan dalam tanah maupun petunjuk untuk tingkat pelapukan (Hardjowigeno,1993)

pH Tanah

Reaksi tanah menunjukan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukan banyaknya konsentrasi ion hidrogen H+ di dalam tanah. Semakin tinggi kadar ion H+ dalam tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Didalam tanah selain ion H+ terdapat pula ion OH- yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya ion H+ (Hardjowigeno,1995).

Pengaruh pH yang umum terbesar pada pertumbuhan tanaman adalah pengaruh pH tanah terhadap persediaan unsur hara. Keasaman tanah mempunyai dua kompenen:

1. Ion H+ yang aktif dalam larutan tanah 2. Ion H+ yang dapat dipertukarkan

Kedua bentuk tersebut cenderung berada dalam keseimbangan sehingga perubahan pada yang satu mengakibatkan perubahan yang lain. Apabila basa ditambahkan pada tanah yang asam, ion H+ yang terlarut dinetralisasi dan sebagian ion H+ yang dapat dipertukarkan dengan perlahan berkurang. Ion H+ yang terlarut akan menurun dan pH tanah lambat laun akan meningkat


(22)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

(Foth, 1994)

Kejenuhan Basa

Kejenuhan basa sering dianggap sebagai petunjuk kesuburan tanah, kemudahan pelepasan kation terjerap untuk tanaman tergantung pada tingkat kejenuhan basa. Suatu tanah dianggap sangat subur jika kejenuhan basa >80%, kesuburan sedang jika kejenuhan basanya antara 80-50%, dan tidak subur jika kejenuhan basanya <50%. Suatu tanah dengan kejenuhan basa sebesar 80% akan melepaskan basa-basa yang dapat dipertukarkan lebih mudah daripada tanah yang sama dengan kejenuhan basa 50%. Pengapuran merupakan cara yang umum untuk meningkatkan persen kejenuhan basa (Tan, 1991).

Data tentang persentase kejenuhan basa dari berbagai tanah menunjukan variasi yang luas. Misalnya kompleks koloid tanah didaerah arid, praktis jenuh dengan basa, sebaliknya didaerah lembab, karena pertukatran ion dan pencucian, ternyata kation logam yang diadsorbsi relative rendah dan hidrogen yang diadsorbsi lebih tinggi. Perbedaan seperti ini sangat penting, tidak hanya dari segi kesuburan tanah (Buckman and Brady, 1982).

C-organik

Bahan organik tanah merupakan hasil perombakan dan penyusunan yang dilakukan jasad renik tanah, senyawa penyusun adalah tidak jauh berbeda dengan senyawa aslinya, yang tentunya dalam hal ini ada berbagai tambahan bahan seperti glukosiamin ( hasil metabolisme jasad renik) (Sutedjo dan Kartasapoetra, 1991).

Didalam tanah sumber asli bahan organik adalah jaringan tumbuhan. Dalam keadaan alami bagian diatas tanah, akar pohon, semak-semak, rumput dan tanaman tingkat rendah lainnya tiap tahun menyediakan sebagian besar bahan organik. Sebagian besar bahan tumbuhan bisa diangkut sebagai hasil panen, tetapi beberapa


(23)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

bagian diatas tanah dan semua akar di tinggalkan. Oleh karena bahan akar menjadi bagian horizon di bawahnya (Buckman and Brady, 1982).

Alkalinitas

ESP (Exchangeable Sodium Percentage)

ESP (Exchangeable Sodium Percentage) adalah perbandingan antara Na-dd (Na+) di permuakaan tanah dengan yang larut pada tanah. Nilai natrium dapat ditukar ini dapat di hitung dengan rumus:

ESP= Na-dd x 100% KTK (Ritung, dkk, 2007).

Terrain Lereng

Kemiringan lereng umumnya dinyatakan dalam persen (%) yang merupakan tangen dari derajat kemiringan lereng tersebut. Makin curam lereng maka kesesuaian lahan makin berkurang. Pada umumnya dianggap bahwa kemiringan lereng lebih dari 30% tidak cocok lagi untuk tanaman pangan (Hardjowigeno, 1995).

Kemiringan lereng, panjang dan bentuk lereng semuanya mempengaruhi besarnya erosi dan aliran permukaan. Kemiringan lereng tercatat atau dapat diketahui pada peta tanah. Kemiringan lereng perlu diamati adalah pengaruhnya terhadap penggelolaan tanah. Panjang dan bentuk lereng seringkali dapat menjadi petunjuk jenis tanah tertentu, dan pengaruhnya pada penggunaan dan penggelolaan tanah dapat dievaluasi sebagai bagian suatu peta (Arsyad, 1989).

Berdasarkan FAO (1981) yang membedakan atas tiga kemiringan lereng yaitu: Tabel 2. Kelas Kemiringan Lereng


(24)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

A datar-landai 0-8

B bergelombang-berbukit 8-30

C terjal >30

Karakteristik Tanaman 1. Mangga (Mangifera spp).

Mangga (Mangifera spp) merupakan buah tropis yang populer dan pembudidayaannya telah meluas. Mangga banyak mengandung banyak vitamin A dan vitamin C yang sangat dibutuhkan manusia. Selain itu mangga juga mengandung kalori, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, kalium, mangnesium dan sedikit lemak. Oleh karena kepopulerannya yang mendunia sehingga sebahagian masyarakat menjulukinya sebagai king of the fruits (Paimin, 2003).

Mangga pertamakali ditemukan tumbuh liar di hutan di India, kemudian menyebar ke kawasan Indo-Burma. Pembudidayaan sudah dilakukan sejak 4.000 tahun lalu saat diketahui bahwa buahnya sebagai sumber gizi. Sedangkan kayu dari tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar dan tanamannya dapat digunakan sebagai pelindung dari iklim yang tidak bersahabat (Paimin, 2003).

Syarat Tumbuh Iklim

Tanaman mangga dapat tumbuh dan berproduksi di daerah tropis maupun subtropis. Di daerah tropika Indonesia mangga tumbuh baik didataren rendah sampai tinggi mencapai ketinggian 800 m dpl, namun ketinggian yang optimal untuk tanaman mangga adalah 300 m dpl. Semakin tinggi lokasinya maka semakin menurun kwalitas mangga dan umur pemanenannya pun semakin lama (Paimin, 2006).

Tanaman mangga membutuhkan pergantian musim kemarau dan musim hujan yang nyata, yakni sedikitnya 4-6 bulan kering dan curah hujan 1.000 mm/tahun atau <


(25)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

60 mm/bulan. Pada proses pembungaan membutuhkan 4-5 bulan kering, sedangkan pada proses pembuahan membutuhkan minimal 1 bulan kering setelah pembungaan (Rukmana, 1999).

Suhu udara yang ideal untuk tanaman mangga adalah 27o-30oC dan tidak terdapat angin kencang dan angin panas. Penyinaran matahari yang di butuhkan tanaman sekitar 50%-80% (Rukmana, 1999).

Tanah

Tanaman mangga mempunyai daya penyesuaian yang tinggi terhadap berbagai jenis tanah. Namun, pertumbuhan mangga yang optimal membutuhkan jenis tanah berpasir, lempung atau agak liat. Keadaan tanah yang ideal untuk tanaman mangga adalah jenis tanah yang subur, gembur , mengandung bahan organik yang tinggi, drainase yang baik dan pH optimal antara 5,5-6,0. Tanaman mangga juga membutuhkan solum yang dalam mengingat akar tanaman ini panjang agar sistem perakaran tidak terganggu (Rukmana, 1999).

Tanaman mangga toleran terhadap kekeringan, namun untuk menjamin pertumbuhan dan produksi membutuhkan keadaan air tanah yang memadai. Air tanah yang ideal adalah tidak lebih dari 150cm dari permukaan tanah. Kemiringan lereng untuk tanaman mangga tidak lebih dari 30o, oleh karena itu maka tanah yang baik untuk tanaman mangga adalah tanah yang landai- berbukit (Paimin, 2006).

2. Sirsak (Annona muricata L.)

Sirsak bukanlah tanaman asli Indonesia. Tanaman ini merupakan tanaman asli dari Amerika Selatan tepatnya Meksiko. Tanaman ini diduga masuk di Indonesia dibawa oleh Belanda pada masa penjajahan. Dan karena inilah sehingga sirsak dikenal juga dengan nama nangka belanda (Sunarjo, 2005).


(26)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

Sirsak mulai menonjol di pasaran karena terkenal dengan sumber vitamin C-nya. Kandungan vitamin C daging sirsak manis sebesar 20 mg/100g bahan, sedangkan pada sirsak asam sebesar 81,7 mg/100 g bahan. Selain kandungan Vitamin C, keharuman buah sirsak jugamerupakan daya tarik tersendiri bagi konsumen. Namun, bijinya yang berbentuk gepeng dan berwarna kehitaman tidak enak dimakan dan beracun (Sunarjo, 2005).

Syarat Tumbuh Iklim

Suhu Udara yang sesuai untuk tanaman sirsak adalah 22-32oC. curah hujan yang dibutuhkan oleh tanaman sirsak adalah 1500-3000 mm/tahun. Sebaiknya curah hujan merata disepanjang tahun. Lokasi yang disenangi oleh tanaman sirsak adalah lokasi dengan lahan yang terbuka, tidak ada naungan, dan tidak ada kabut. Tanaman sirsak memerlukan sinar matahari 50-70%. Oleh karena itu, ditempat yang ternaungi oleh pohan besar tanaman sirsak akan berbuah lebih sedikit (Sunarjo, 2005).

Tanaman sirsak tidak cocok ditanam di tempat yang tergenang air. Sebaiknya lahan yang akan ditanami tanaman sirsak memiliki kedalaman air tanah lebih dari 50cm atau sebaiknya lebih dari 200 cm. Hal ini disebabkan oleh karena akar sirsak yang panjang sehingga jika air tanahnya dangkal maka sistem aerasinya akan terganggu (Sunarjo, 2005).

Tanah

Sirsak dapat tumbuh pada semua jenis tanah dengan derajat kemasaman (pH) antara 5-7. Jadi tanah yang sesuai adalah tanah yang agak masam sampai agak alkalis. Namun, tanah yang mengandung bahan organik yang tinggi sangat digemari (Sunarjo, 2005)


(27)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

Ketinggian tempat antara 100-1000m dpl ( diatas permuakaan laut ) sangat disukai oleh sirsak. Pada daerah dengan ketinggian diatas 1000 m dpl atau dataran tinggi dan penggunungan tanaman sirsak tumbuh lambat sekali dan sangat lama berbuah (Sunarjo, 2005).

3. Jambu Mete (Anacardium occidendale L.)

Jambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brazil Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut Portugis ke India 425 tahun yang lalu, kemudian menyebar kedaerah tropis dan subtropis lainnya dari India jambu mete di bawa ke Indonesia yang pertama kali di tanam di Ambon Maluku (Darwis, 2007).

Tanaman jambu mete merupakan tanaman dengan kwalitas ekspor yang banyak manfaatnya, mulai dari akar, batang, daun dan buahnya (kacang mete). Buah mete semu dapat diolah menjadi sari buah mete. Kulit kayu jambu mete mengandung cairan berwarna coklat yang berubah warna jika terkena udara sehingga dapat digunakan sebagai tinta. Batangnya dapat digunakan menjadi obat kumur. Akar jambu mete berfungsi sebagai obat pencahar. Daun jambu mete yang muda dapat digunakan sebagai lalap (Prihatman, 2008)

Syarat Tumbuh Iklim

Tanaman jambu mete sangat menyukai sinar matahari. Apabila tanaman jambu mete kekurangan sinar matahari, maka produktivitasnya akan menurun atau tidak akan berbuah jika ada tanaman pelindungnya. Suhu harian untuk tanaman ini yaiatu 25-35oC tetapi yang optimum adalah 15-25oC (Prihatman, 2000).

Jambu mete paling cocok dibudidayakan di daerah-daerah dengan kelembaban nisbi antara70-80%. Akan tetapi, jambu mete masih dapat bertoleransi pada tingkat


(28)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

kelembaban 60-70%. Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan jambu mete adalah 1000-2000 mm/tahun dengan 4-6 bulan kering (Prihatman, 2000).

Tanah

Jenis tanah yang paling cocok untuk tanaman jambu mete adalah tanah yang mengandung fraksi pasir, jenis tanah dengan tekstur lempung berpasir juga sangan disenangi oleh tanaman ini (Prihatman, 2000).

Jambu mete sangat cocok ditanam pada tanah dengan drajat kemasaman (pH) antara 6,3-7,3, tetapi masih bisa juka ditanam di tanah dengan pH 5,5-6,3. Tanaman jambu mete dapat ditanam di daerah dengan ketinggian tempat antara 1-1200 meter dpl. Tetapi ketinggian tempat yang optimum untuk tanaman ini adalah 700 m dpl (Prihatman, 2000).


(29)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Rumah Pilpil Kec.Sibolangit Kab. Deli Serdang pada posisi 98o34’6’’BT- 98o34’11,9’’BT dan 03o17’47”LU- 03o17’53”LU dengan ketinggian tempat 747 m dpl. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2007 sampai dengan Mei 2008.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah sampel tanah yang di peroleh dari lapangan dari setiap unit lahan pada lokasi penelitian, peta jenis tanah dengan skala 1: 50.000, peta lokasi penelitian skala 1:50.00, peta kemiringan lereng 1:

50.000 di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang serta bahan kimia untuk analisis tanah

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah, GPS (Global Posision System), clinometer, altimeter, bor tanah, buku Munsel Soil Colour Chart, kompas, kertas lebel, kantong plastik, spidol, alat tulis, serta alat-alat kimia untuk keperluan

analisis.

Metode Penelitian

Metode evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode survei sistem grid. Sedangkan penilaian kesesuaian lahan dengan menggunakan perbandingan (matching) antara kebutuhan lahan oleh tanaman (Land Requitment)

dengan sifat lahan (Land Characteristic) yang didasarkan oleh faktor pembatas utama.

Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian dilakukan tiga tahap kegiatan berupa tahap persiapan, tahap pelaksanaan di lapangan, dan tahap analisis di laboratorium.

Tahap Persiapan

Kegiatan dilakukan pada tahap ini adalah telaah pustaka, penyusunan usulan penelitian, melengkapi alat-alat yang digunakan dalam penelitian, serta mempersiapkan survei tanah yang meliputi pendeskripsian pemboran tanah di


(30)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

Tahapan Kegiatan di Lapangan

1. Penentuan daerah pengambilan sampel tanah yaitu berdasarkan perbedaan kelas kemiringan lereng atau perbedaan unit lahan. Kemudian dilakukan pemboran berdasarkan sistem grid.

2. Pengambilan sampel tanah untuk kebutuhan analisis kimia di laboratorium. Tanah yang diambil dari profil dan pengeboran pada kedalaman 0-30 cm, 30-60 cm masing-masing 2 kg, kemudian didekompositkan.

3. Dilakukan diskripsi profil tanah pada unit lahan P1 dan unit lahan P2 untuk

mengetahui perkembangan tanah, keadaan drainase tanah, kedalaman efektif serta kedalaman batuan.


(31)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

Analisis Laboratorium

Sampel tanah yang dianalisa berasal dari lapangan kemudian dianalisa di Laboratorium yang meliputi sifat fisik dan kimia tanah. Sifat-sifat tanah ini baik fisik

maupun kimia berguna untuk mengkelaskan lahan berdasarkan kriteria kelas kesesuaian lahan menurut FAO (1976) dam Sys, dkk (1993), dan Sehgal (1996).

Analisis Kesesuaian Lahan

Untuk kesesuaian lahan untuk tanaman mangga (Mangifera spp), tanaman sirsak (Annona muricata L.)dan jambu mete (Anacardium occidentale L.) dievaluasi

dengan membandingkan karakteristik lahan dan persyaratan tumbuh tanaman yang ditentukan oleh FAO (1976) dam Sys, dkk (1993), dan Sehgal (1996), dengan menggunakan 4 kategori dan 5 derajat pembatas yaitu tanpa pembatas 0, sanpai

pembaras yang paling berat 4.

Sub kelas : menyatakan jenis faktor pembatas pada masing-masing kelas. Dalam satu sub-kelas dapat mempunyai lebih dari satu faktor pembatas, untuk itu pembatas yang

paling dominan diletakan di depan.

Paremeter yang Diamati

Paremeter yang diamati dibagi atas data yang diambil dilapangan dan hasil dataanalisa laboratorium.

Data Lapangan

- Temperatur, yaitu rata-rata temperatur (oC) tahunan Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang yang diperoleh dari BMG Sampali Medan selama 10 tahun terakhir dari tahun 1997-2006 - Ketersediaan air, yaitu curah hujan per tahun, yaitu besar curah hujan

dalam rata-rata > 10 tahun (mm) di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang yang diambil dari BMG Sampali Medan

- Drainase tanah dengan penggalian profil tanah, yang berguna dalam pengelolaan tanah.

- Kedalaman efektif (cm) dengan penggalian profil tanah pada masing-masing unit lahan


(32)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

- Kemiringan lereng dengan menggunakan clinometer dan GPS.

Data Laboratorium

- Tekstur dengan metode hidrometer untuk mengetahui persen (%) dari pasir,debu dan liat

- pH H2O dengan metode elektrometrik untuk mengetahui kemasaman tanah

- KTK dengan metode NH4Oac pH 7 untuk mengetahui banyaknya

kation-kation tukar dalam kompleks serapan.

- KB dengan metode (%) dengan metode ekstraksi 1N NH4Oac pH 7 untuk

mengetahui persen basa-basa tukar yaitu K, Na, Ca, Mg, Fe - C-organik (%) dengan metode Walkley and Black.


(33)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang, berjarak sekitar 50 Km dari kota Medan. Daerah ini berada pada ketinggian 700-747 meter diatas permukaan laut, dengan luas wilayah sekitar 310 ha.

Desa Rumah Pilpil merupakan lokasi penelitian yang mudah dijangkau karena berada pada lokasi yang strategis di mana di sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pancur batu, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Barus Jahe, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sibiru-biru, sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kutalimbaru. Hal tersebut menyebabkan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dalam hal perhubungan dan transportasi.

Fisiografi

Adapun fisiografi wilayahnya dominan berbukit dengan bentuk lereng yang kompleks. Dalam arti relief makro landai hingga berbukit sedangkan relief mikro berbuki ( 5%-13%).

Iklim

Iklim merupakan faktor penting yang mempengaruhi tanah maupun tanaman. Faktor iklim yang paling penting adalah curah hujan dan temperatur yang keduanya saling mempengaruhi. Lokasi penelitian ini termasuk daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi setiap tahunnya. Curah hujan rata-rata per tahun pada Desa Rumah


(34)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang sebesar 105,5 mm/tahun. Sedangkan temperatur rata-rata sebesar 19,14 0C.

Geologi dan Hidrologi

Satuan peta lahan dan tanah (SPT) Desa Rumah Pilpil dominan terdiri atas Dystrandepts dan cukup mengandung Hydrandepts. Tanah lokasi penelitian termasuk tanah Inseptisol dan memiliki bahan induk Andesit yang subur karena mengandung mika dan kaya kalium sebagai unsur makro.

Vegetasi dan Tata Guna Lahan

Pola penggunaan lahan di Desa Rumah Pilpil secara garis besar sudah terpengaruhi oleh campur tangan manusia. Secara umum penggunaan lahannya dipakai dalam bentuk kebun campuran. Selain itu terdapat juga penggunaan lahan untuk perkebunan, persawahan, serta perkampungan. Vegetasi terdiri dari sebagian besar tanaman buah dan sayuran seperti jeruk manis, pisang, kelapa, semak-semak, dan lain-lain. Status kepemilikan tanah ada yang merupakan tanah negara, hak guna usaha dan hak milik.


(35)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Hasil

Data Lapangan

Hasil pengamatan di lapangan pada kedua profil dapat dilihat pada Table 3. Tabel 3: Hasil Pengamatan Lapangan dari Kedua Profil

Profil Curah Hujan (mm/tahun)

Temperatur (oC)

Kedalaman Efektif

(cm)

Drainase Kemiringan Lereng (%)

P1 1020,2 19,14 90 Baik 5

P2 1020,2 19,14 135 Baik 13

Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa curah hujan pada P1 dan P2 adalah sebesar 1020,2 mm/tahun, dengan temperatur 19,14oC dan kedalam efektif pada P1 yaitu 90 cm dan P2 sebesar 135 cm. Drainase di kedua profil baik, dan kemiringan lereng pada P1 sebesar 5% dan P2 sebesar 13%.

Sifat Kimia

Hasil analisa laboratorium untuk sifat kimia tanah antara lain pH, Kapasitas Tukar Kation, Kejenuhan Basa, alkalinitas dan C-Organik dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4: Data Sifat Kimia Tanah

Profil Kedalaman Efektif (cm)

Kemiringan Lereng (%)

pH H2O

KTK (me/100g tnh) KB (%) ESP (%) C-Organik (%)

P1 90 5 6,69 19,07 21,87 0.89 1,78

P2 135 13 6,37 18,36 20,53 0.65 1,31

Berdasarkan data didatas dapat diketahui bahwa pH pada P1 lebih tinggi bila dibandingkan dengan pH yang ada pada P2 yaitu sebesar 6,69 sedangkan pada P2 hanya sebesar 6,37. Untuk nilai KTK pada P1 adalah 19,07 me/100 g tanah sedangkan P2 sebesar 18,36 me/100 g tanah. Kejenuhan Basa pada kedua profil tanah tidak


(36)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

memiliki perbedaan yang signifikan yaitu 21,87 % pada P1 dan 20,53 % pada P2. Nilai alkalinitas pada P1 adalah sebesar 0,89% dan pada 0,65 %. C-organik pada P1 sebesar 1,78 % sedangkan pada P2 sebesar 1,31%.

Sifat Fisik Tanah

Hasil analisis laboratorium untuk tekstur tanah untuk kedua profil dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5: Kelas Tekstur Tanah Profil Kedalam

Efektif (cm)

Kemiringan Lereng (%)

Fraksi Tanah Tekstur

Pasir (%)

Debu (%)

Liat (%)

P1 90 5 85,1 10,0 4,9 SL

P2 135 13 83,1 12,0 4,9 SL

Keterangan: SL= pasir berlempung

Dapat dilihat pada Tabel 5, baik pada P1 dan P2 yang paling mendominasi adalah fraksi pasir, yaitu masing-masing 85,1 untuk P1 dan 83,1 untuk P2. Jadi dapat disimpulkan bahwa tektur tanah adalah pasir berlempung.


(37)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010. Evaluasi Kesesuaian Lahan

Data yang dibutuhkan untuk evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman mangga (Mangifera, spp), sirsak (Annona muricata L.) dan jambu mete (Anacardium

ocidentale L.) dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6: Karakteristik Tanah yang Digunakan untuk Evaluasi Lahan

Karakteristik Lahan Simbol P1 P2

Keadaan Iklim

- Curah hujan (mm/tahun ) - Temperatur (oC)

c 1020,2 19,14 1020,2 19,14 Topografi

-Kemiringan Lereng (%) t 5 13

Drainase w baik baik

Sifat Fisik - Tekstur

- Kedalaman Efektif (cm)

s SL 90 SL 135 Sifat Kimia

- KTK ( me/100 g tanah) - KB (%)

- pH H2O

- C- Organik (%)

f 19,07 21,87 6,69 1,78 18,36 20,53 6,37 1,31 Alkalinitas ESP (%) n


(38)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

1. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Mangga (Mangifera, spp)

Setelah membandingkan hasil pengamatan lapang dan analisa laboratorium dengan kriteria tumbuh tanaman mangga ( Mangifera, spp ) diperoleh nilai kesesuian pada Tabel 7

Tabel 7: Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Mangga (Mangifera, spp)

Karakteristik Lahan Simbol P1 P2

Keadaan Iklim

- Curah hujan (mm/tahun ) - Temperatur (oC)

c 1 2 1 2 Topografi

-Kemiringan Lereng (%) t 1 2

Drainase w 1 1

Sifat Fisik - Tekstur

- Kedalaman Efektif (cm)

s 0 2 0 1 Sifat Kimia

- KTK ( me/100 g tanah) - KB (%)

- pH H2O

- C- Organik (%)

f 0 2 0 1 0 2 0 1 Alkalinitas ESP (%) n

0 0

Kelas kesesuaian lahan aktual S2csf S2ctf

Kelas kesesuaian lahan potensial S2cs S2c Keterangan:

Derajat Pembatas Kelas Kesesuaian

0 ( Tidak Ada Pembatas) 1 ( Pembatas Ringan ) 2 ( Pembatas Sedang ) 3 ( Pembatas Berat )

4 ( Pembatas Sangat Berat ) S1 S1-S2 S2 S3 N1-N2


(39)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

2. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Sirsak (Annona muricata L.)

Setelah membandingkan hasil pengamatan lapang dan analisa laboratorium dengan kriteria tumbuh tanaman sirsak ( Annona muricata L.) diperoleh nilai kesesuian pada Tabel 8

Tabel 8: Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman sirsak (Annona muricata L.)

Karakteristik Lahan Simbol P1 P2

Keadaan Iklim

- Curah hujan (mm/tahun ) - Temperatur (oC)

c 3 3 3 3 Topografi

-Kemiringan Lereng (%) t 1 2

Drainase w 1 1

Sifat Fisik - Tekstur

- Kedalaman Efektif (cm)

s 0 2 0 1 Sifat Kimia

- KTK ( me/100 g tanah) - KB (%)

- pH H2O

- C- Organik (%)

f 0 1 0 0 0 1 0 1 Alkalinitas ESP (%) n

0 0

Kelas kesesuaian lahan aktual S3c S3c Kelas kesesuaian lahan potensial S3c S3c


(40)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

3. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jambu Mete (Anacardium ocidentale L.)

Setelah membandingkan hasil pengamatan lapang dan analisa laboratorium dengan kriteria tumbuh tanaman jambu mete ( Anacardium ocidentale L.) diperoleh nilai kesesuian pada Tabel 9

Tabel 9: Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman jambu mete(Anacardium occidental L.)

Karakteristik Lahan Simbol P1 P2

Keadaan Iklim

- Curah hujan (mm/tahun ) - Temperatur (oC)

c 2 2 2 2 Topografi

-Kemiringan Lereng (%) t 1 2

Drainase w 1 1

Sifat Fisik - Tekstur

- Kedalaman Efektif (cm)

s 0 2 0 1 Sifat Kimia

- KTK ( me/100 g tanah) - KB (%)

- pH H2O

- C- Organik (%)

f 0 1 0 0 0 1 0 1 Alkalinitas ESP (%) n

0 0

Kelas kesesuaian lahan aktual S2cs S2ct Kelas kesesuaian lahan potensial S2cs S2c


(41)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

Pembahasan

Pada Tabel 6 menunjukan bahwa curah hujan pada daerah penelitian adalah 1020,2 mm/tahun, data ini diperoleh selama 10 tahun terakhir dari daerah penelitian. Temperature pada daerah penelitian adalah 19,140C. Nilai dari temperatur ini sesuai untuk tanaman mangga dan jambu mete tetapi kurang sesuai dengan tanaman sirsak. Nilai temperatur ini perlu diketahui untuk melihat kelembaban tanah dalam proses perkecambahan biji. Faktor pengevaluasian lahan pada daerah penelitian adalah kemiringan lereng. Terdapat dua jenis kemiringan lereng di daerah penelitian yaitu 5% (P1) dan 13%(P2). Berdasarkan FAO (1981) bahwa unit lahan 5% (P1) tersebut dikelompokan dalam kelas A yaitu unit lahan datar – landai antara 0-8%, sedangkan unit lahan 13 % (P2) dikelompokan dalam B yaitu unit lahan bergelombang-berbukit antara 8-30%.

Pada Tabel 7 terlihat kelas kesesuaian lahan untuk tanaman mangga pada P1

( unit lahan 5%) adalah sedang sesuai ( S2csf) dengan faktor pembatas sedang yaitu temperatur, kedalaman efektif dan kejenuhan basa. Faktor pembatas ini dapat diatasi dengan melakukan penambahan bahan organik dan dengan cara pengapuran, hal ini sangat sesuai dengan pernyataan Tan (1991) yang menyatakan bahwa pengapuran merupakan cara yang umum dilkukan untuk meningkatkan kejenuhan basa. Faktor pembatas lainnya seperti temperatur dan kedalaman efektif merupakan pembatas yang sangat sulit untuk diperbaiki. Maka kesesuaian lahan potensial di P1 (unit lahan 3%) untuk tanaman mangga menjadi S2cs.

Kelas kesesuaian lahan untuk tanaman mangga pada P2 ( unit lahan 13%) yang ditunjukan pada table 7 adalah sedang sesuai S2ctf dengan faktor pembatas


(42)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

sedang yaitu temperatur, kemiringan lereng, dan kejenuhan basa. Temperatur pada P2 sebesar 19,140C, temperatur ini tidak sesuai dengan syarat tumbuh tanaman mangga. Karena suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman mangga adalah 270C . Hal ini sesuai dengan pernyataan Rukmana (1999) yang menyatakan bahwa suhu udara yang ideal untuk tanaman mangga adalah 270C- 300C. Temperatur merupakan faktor pembatas yang sulit untuk diperbaiki. Kejenuhan basa dapat diperbaiki dengan cara penambahan bahan organik dan pengapuran. Kemiringan lereng dapat diatasi dengan metode mekanik, seperti pembuatan teras dan tapak kuda. Maka keseuaian lahan potensial untuk tanaman P2 (unit lahan 13%) menjadi S2c

Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa kelas kesesuaian lahan untuk tanaman sirsak, baik pada P1 (unit lahan 5%) dan P2 (unit lahan 13%) adalah sama yaitu kurang sesuai (S3c), dengan faktor pembatas berat pada keadaan iklim baik curah hujan maupun temperatur. Curah hujan maupun temperatur merupakan faktor pembatas yang sulit untuk diperbaiki. Curah hujan baik pada P1 dan P2 sebesar 1020,2mm/tahun, sedangkan curah hujan yang optimal untuk tanaman sirsak menurut Sunarjo (2005) adalah sebesar 1500-3000 mm/tahun. Hal ini diduga karena tanaman sirsak merupakan tanaman yang memerlukan penyinaran matahari yang lama ( long

day plant) sehingga proses transpirasi yang terjadi pada tanaman ini juga tinggi.

Untuk melaksanakan proses tersebut dibutuhkan jumlah air yang banyak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sunarjo yang mengatakan bahwa tanaman sirsak membutuhkan sinar matahari sebanyak 50-70%. Oleh karena itu , ditempat yang ternaungi oleh pohon besar tanaman sirsak akan berbuah lebih sedikit.

Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa kelas kesesuaian lahan untuk tanaman jambu mete untuk P1 (unit lahan 5%) adalah sedang sesuai (S2cs), dengan faktor pembtas


(43)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

sedang untuk keadaan iklim baik curah hujan dan temperatur dan kedalaman efektif. Faktor pembatas curah hujan dan temperatur merupakan faktor pembatas yang sangat sulit untuk diperbaiki.

Kesesuaian lahan untuk tanama jambu mete untuk P2 (unit lahan 13%) yang dapat dilihat pada Tabel 9 yaitu sedang sesuai (S2ct), dengan faktor pembatas sedang yaitu keadaan iklim dan kemiringan lereng. Kemiringan lereng dapat diatasi dengan metode mekanik, seperti pembuatan teras dan tapak kuda. Kemiringan lereng perlu diperhatikan, karena kemiringan lereng juga dapat mempengaruhi bahaya erosi pada suatu bentang lahan, dan juga untuk pengelolaan lahan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arsyad (1989) yang menyatakan bahwa kemiringan lereng, panjang dan bentuk lereng mempengaruhu erosi dan aliran permukaan. Setelah dilakukan perbaikan pada faktor pembatas maka kelas kesesuaian lahan pada P2 dapat naik satu tingkat, maka kelas kesesuaian lahan potensial untuk tanaman jambu mete di P2 (unit lahan 13%) adalah S2c.


(44)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman mangga ( Mangifera spp) pada P1 yaitu sedang sesuai (S2csf) dengan faktor pembatas sedang yaitu temperatur, kedalaman efektif dan kejenuhan basa, dan pada P2 yaitu sedang sesuai (S2ctf ) dengan faktor pembatas sedang yaitu temperatur, kemiringan lereng dan kejenuhan basa, dan kesesuaian lahan potensial untuk tanaman mangga pada P1 yaitu S2cs dan pada P2 yaitu S2c.

2. Kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman sirsak ( Annona muricata L.) pada P1 dan P2 yaitu kurang sesuai (S3c) dengan faktor pembatas berat yaitu keadaan iklim dan kesesuaian lahan potensialnya yaitu pada baik pada P1 dan P2 yaitu S3c.

3. Kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman jambu mete (Anacardium

occidentale L.) pada P1 yaitu sedang sesuai (S2cs) dengan faktor pembatas

temperatur, kedalaman efektif, dan kejenuhan basa sedangkan pada P2 yaitu sedang sesuai (S2ctf) dengan faktor pembatas temperatur, kemiringan lereng dan kejenuhan basa dan kesesuaian lahan potensial untuk P1 adalah S2cs dan pada P1 adalah S2c.

Saran

Perlu dilakukan upaya perbaikan yaitu pembuatan terrasering di Desa Rumah Pilpil untuk meminimalkan kemiringan lereng sebagai faktor pembatas, serta


(45)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

pemberian bahan organik dan pengapuran untuk meningkatkan kejenuhan basa pada ketiga jenis tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T. S.,1993. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. Penebar Swadaya, Jakarta Arsyad, S., 1989. Konservasi Tanah dan Air. Institut Pertanian Bogor Press, Bogor Buckman, H. O and N. C. Brady, 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Soegiman Bhatara.

Karya Aksara Jakarta

Darmawidjaya, I., 1999. Klasifikasi Tanah, Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah dan Pelaksanaan Pertanian di Indonesia. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta

Darwis, M., 2007. Jambu Mete (Anacardium occidentale L.). Ar-Rahmah, Bogor FAO, 1981. http://www.iiasa.ac.at/Research/LUC/GAEZ/landres/terslopes.htm

Foth, H. D., 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Terjemahan S. Adisoemarno, Erlangga, Jakarta

Guslim, 1996. Klimatologi Pertanian. Cetakan ke XI. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

Hakim, N.,M. Y. Nyakpa., A. M. Lubis., S. G. Nugroho., M. A. Diha., G. B. Hong.,

dan H. H. Bailey., 1986. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung

Press, Lampung

Hardjowigeno, S., 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Presindo, Jakarta

Hardjowigeno, S., 1995. Ilmu Tanah. Akademika Presindo, Jakarta

Paimin, F., R., 2003. Bertanam Mangga Ala Petani Thailand. Penebar Swadaya, Jakarta

Poerwowidodo, 1991. Genesa Tanah, Proses Genesa dan Morfologi. Rajawali Press, Jakarta

Prihatman, K., 2000. Jambu Mete (Anacardium occidentale L.) dari Sumber Informasi Managemen Pembangunan di Pedesaan, BAPPENAS di aksess 2008 dari http://www.ristek.go.id


(46)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

Rayes, M., 2006. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit Andi. Yogyakarta

Ritung S., Wahyuno, Agus F., dan Hidayat. 2007. Evaluasi kesesuaian Lahan untuk Tanaman Mangga. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Center.

http://www.worldforestry.org/sea/publication/file/manual/pcf

Rukmana, R., 1999. Mangga, Budidaya dan Pascapanen. Kanisius, Jakarta

Sitanggang, M. 2002. Characterization and Classification of Soil in Westershed Area of Shikokpur, Gurgaon District (Harayana). Jurnal Penelitian Pertanian. Universitas Brawijaya

Sunarjo. H., 2005. Sirsak Srikaya, Budidaya untuk Menghasilkan Buah Prima. Penebar Swadaya, Jakarta

Sutedjo, M. M., dan A. G. Kartasapoetra, 1991. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta, Jakarta

Tan, K., H.,1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Terjemahan D. H. Geonadi. Universitas Gadja Mada Press, Yogyakarta

Zulkifli, N., 1989. Pemanfaatan Beberapa Metode Untuk Mengevaluasi Lahan, Dalam Prosiding Seminar Nasional V HITI, Medan


(47)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

Lampiran 1 : Data Suhu Udara di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.

Bulan/Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Total Rataan

Januari 20,9 18,3 19,0 19,4 19,7 18,5 19,0 18,9 18,9 18,3 190.9 19.09

Februari 20,1 18,7 19,4 19,0 19,0 18,2 19,1 19,8 19,8 19,4 191,7 19,17

Maret 20,3 18,9 18,9 20,1 19,5 19,1 18,8 19,0 19,0 20,1 193.6 19,36

April 19,9 19,2 19,2 20,1 19,3 19,3 18,9 19,3 19,3 20,1 194,3 19,43

Mei 20,4 19.0 19,7 20,2 19,7 19,7 19,0 19,4 19.4 19,9 196,1 19,61

Juni 19,8 19,8 19,2 20,3 19,2 19,0 19,1 19,3 19,3 19,7 195,3 19,53

Juli 19,5 12,9 19,4 20,0 19,2 19,3 18,0 19,0 19,0 19,2 185,5 18,55

Agustus 20,3 18,9 19,6 19,3 19,1 19,0 19,1 19,0 18,2 19,8 192,0 19.20

September 19,0 19,1 19,6 19,0 18,3 19,6 18,0 18,9 18,9 18,4 189,0 18,90

Oktober 19,8 17,1 19,8 19,4 19,1 19,1 18,8 19,0 19,0 19,0 189,8 18,98

November 19,9 18,1 19,5 19,0 19,0 19,3 19,2 18,9 18,9 19,2 191,7 19,17

Desember 18,7 17,1 19,5 19,3 18,6 19,4 19,2 19,0 19,0 17,6 187,4 18,74

Total 238,60 217,1 233,8 235,1 229,70 229,5 226,20 229,5 228,9 230.7 2461.3 246.1

Rataan 19.8 18.09 19,4 19,59 19,14 19,13 18.85 19,1 19,08 19,23 205.11 19,14


(48)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

Lampiran 2 : Data Curah Hujan di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.

Bulan/Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Total Rataan

Januari 91 55 87 67 65 69 96 230 110 196 1066 106.6

Februari 135 61 154 67 60 57 148 76 23 25 806 80.6

Maret 322 28 61 101 42 101 184 30 96 82 1053 105.3

April 81 46 186 74 85 77 96 121 125 205 1096 109.6

Mei 26 25 46 21 112 106 52 27 151 134 700 70

Juni 47 41 54 36 126 51 29 76 34 78 572 57.2

Juli 110 54 63 44 66 60 66 32 34 78 607 60.7

Agustus 186 77 84 43 102 152 37 46 67 128 922 92.2

September 62 97 24 85 156 259 210 194 115 134 1336 133.6

Oktober 186 41 119 22 120 262 64 178 189 313 1494 149.4

November 126 34 56 275 205 282 123 115 115 161 1492 149.2

Desember 110 - 232 50 123 174 83 80 80 384 1316 146.22

Total 1482 559 1166 885 1262 1656 1188 1205 1139 1918 12460 1260.6

Rataan 123.5 46.58 97,17 73.75 105,17 137,5 99 100.42 94.92 159,8 1038.3 105.05

Sumber : Badan Meterologi dan Geofisika, Sampali Medan

Lampiran 3 : Data Pengamatan Lapangan Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.


(49)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

Unit lahan Parameter Keterangan

SPT1

(unit lahan datar-landai)

Ketinggian tempat Kemiringan lereng (%) Drainase

Kedalaman efektif (cm)

747 meter dpl. 5 %

Baik 90 cm SPT2 (bergelombang-

berbukit)

Ketinggian tempat Kemiringan lereng (%) Drainase

Kedalaman efektif (cm)

745 meter dpl 13 %

Baik 135 cm

Lampiran 4 : Data Analisis Laboratorium Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.

Unit lahan Parameter Keterangan


(50)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

(unit lahan berbukit) KTK (me/100 gr tanah) pH H2O

Kadar C-organik (%) Kejenuhan basa (%) ESP

19,07 6,69 1,78 21,87 0,89 SPT2 (unit lahan landai) Tekstur tanah

KTK (me/100 gr tanah) pH H2O

Kadar C-organik (%) Kejenuhan basa (%) ESP

Pasir berlempung 18,36

6,37 1,31 20,53 0,65

Lampiran 5 : Data Deskripsi Profil Tanah Pada Unit Lahan Landai (KL 5%) SPT2 di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.

Horison Kedalaman Keterangan

A1 11-32 cm Coklat gelap (10 YR 3/3), lembab, pasir


(51)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

A2

AB

B1

C

32-52 cm

52-73 cm

73-115 cm 115-150 cm

drainase baik, gembur, beralih jelas dan nyata ke... Coklat gelap kekuningan (10 YR 4/4), pasir berlempung, lepas, gembur, perakaran banyak, drainase baik, beralih nyata landai ke...

Coklat agak kekuningan (10 YR 4/6), pasir berlempung, remah, gumpal bersudut, sedang, perakaran sedikit, tanpa bercak, beralih nyata datar ke...

Coklat kuning (10 YR 5/6), lembab, sedang, gumpal bersudut, sedang, teguh, dan rata ke...

Kuning kemerahan (10 YR 6/3), pasir berlempung, sedang, gumpal, sedikit batuan, teguh.

Lampiran 6 : Data Deskripsi Profil Tanah Pada Unit Lahan Berbukit (13%) SPT1 di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.


(52)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

Oa/Ap

A1

AB

B1

C

0-11 cm

11-32 cm

52-73 cm

73-115 cm

115-150 cm

Hitam (10 YR 2/2), pasir berlempung, remah butir, sedang, lemah, perakaran banyak tanpa bercak-bercak, tanpa karatan, drainase baik, beralih nyata datar ke...

Coklat gelap (10 YR 3/3), lembab, pasir berlempung, remah, halus, batuan tidak ada, drainase baik, gembur, beralih jelas dan nyata ke... Coklat agak kekuningan (10 YR 4/6), pasir berlempung, remah, gumpal bersudut, sedang, perakaran sedikit, tanpa bercak, beralih nyata datar ke...

Coklat kuning (10 YR 5/6), lembab, sedang, gumpal bersudut, sedang, teguh, dan rata ke...

Kuning kemerahan (10 YR 6/3), pasir berlempung, sedang, gumpal, sedikit batuan, teguh.


(53)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

Lampiran 7 : Kriteria untuk evaluasi lahan untuk tanaman Mangga (Mangifera spp) menurut Sys,dkk 1993

Karakteristik lahan Drajat Pembatas dan Kelas Kesesuaian Lahan

0 1 2 3 4 5

S1 S1-S2 S2 S3 N1 N2

Keadaan Iklim (c)

Curah hujan (mm) Temperatur (oC)

>2000 25-24 2000-1000 24-22 1000-500 22-18 500-250 18-15 - - <250 <15 Topografi

Kemiringan lereng (%) Drainase 0-4 cepat 4-8 baik 8-16 buruk 16-30 - 30-50 - >50 -

Sifat Fisik tanah (s)

Tekstur

Kedalaman Efektif (cm)

L,SiL,S L,Si >150 Si,Cs,SCl, Lfs,SiCl,Cl 150-100 C,fs, Lcs 100-50 C,Sc 50-25 - - Cm,Sicm <25

Ketersesiaan Hara (f)

KTK (cmol/(+)kg tnh) KB pH H2O C-Organik >4 >50 6,4-6,0 6,4-6,8 >2 4-2,8 50-35 6,0-5,5 6,8-7,8 2-1,2 2,8-1,6 35-20 5,5-5 7,8-8,0 1,2-0,8 <1,6 <20 5-4,5 8,0-8,2 <0,8 - - <4,5 - - - - >8,2 Alkalinitas (n)

ESP(%) 0-8 8-15 15-20 20-25 - >25

Sumber: Sys, dkk, 1993. Land Crop Requirements Part III

Keterangan: C (liat), SiC(liat bedebu), SiCl (lempung liat berdebu), Si (debu), SiL (lempung berdebu), CL (lempung berliat), LS ( pasir berlempung), LcS ( pasir kwarsa berlempung), Cm ( liat massif), SiCm ( liat berlempung massif)


(54)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

Lampiran 8: Kriteria untuk evaluasi lahan untuk tanaman jambu mete ( Anacardium occidentale L.) menurut Sys, dkk, 1993

Karakteristik lahan Drajat Pembatas dan Kelas Kesesuaian Lahan

0 1 2 3 4 5

S1 S1-S2 S2 S3 N1 N2

Keadaan Iklim (c)

Curah hujan (mm) Temperatur (oC)

1800-1600 >25 1600-1200 25-22 1200-800 22-20 800-500 <20 - - <500 - Topografi

Kemiringan lereng (%) Erosi (W) Drainase 0-4 F0 cepat 4-8 - baik 8-16 - sedang 16-30 - buruk 30-50 - - >50 F1+ -

Sifat Fisik tanah (s)

Tekstur

Kedalaman Efektif (cm)

C,SiC,SiCl, Cl,SiL,SC >150 C,L,C,Lfs ,SCL 150-100 C,fs 100-50 S,cs 50-25 - - Cm,Sicm <25

Ketersesiaan Hara (f)

KTK (cmol/(+)kg tnh) KB pH H2O C-Organik >2,8 >35 6,0-5,5 >1,5 2,8-1,6 35-20 5,5-5,2 1,5-0,8 <1,6 <20 5,2-4,8 <0,8 - - 4,8-4,5 - - - <4,5 - - - - - Alkalinitas (n)

ESP(%) 0-15 - - - - >15

Sumber: Sys, dkk, 1993. Land Crop Requirements Part III

Keterangan: C (liat), SiC(liat bedebu), SiCl (lempung liat berdebu), Si (debu), SiL (lempung berdebu), CL (lempung berliat), LS ( pasir berlempung), LcS ( pasir kwarsa berlempung), Cm ( liat massif), SiCm ( liat berlempung massif)


(55)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

Lampiran 9: Kriteria untuk evaluasi lahan untuk tanaman Sirsak ( Annona muricata L.) menurut Sys, dkk,1993

Karakteristik lahan Drajat Pembatas dan Kelas Kesesuaian Lahan

0 1 2 3 4 5

S1 S1-S2 S2 S3 N1 N2

Keadaan Iklim (c)

Curah hujan (mm)

Temperatur (oC) 2000-1800 >25 1800-1600 25-23 1600-1200 23-20 1200-800 <20 - - <800 - Topografi

Kemiringan lereng (%) Drainase 0-4 cepat 4-8 baik 8-16 sedang 16-30 - 30-50 - >50 -

Sifat Fisik tanah (s)

Tekstur

Kedalaman Efektif (cm)

C,SiC,SiCl, Cl,SiL,SC >150 C,L,C,Lfs,S CL 150-100 C,fs 100-50 S,cs 50-25 - - Cm,Sicm <25

Ketersesiaan Hara (f)

KTK (cmol/(+)kg tnh) KB pH H2O C-Organik >2,8 >35 6,0-5,5 >1,5 2,8-1,6 35-20 5,5-5,2 1,5-0,8 <1,6 <20 5,2-4,8 <0,8 - - 4,8-4,5 - - - <4,5 - - - - - Alkalinitas (n)

ESP(%) 0-15 - - - - >15

Sumber: Sys, dkk, 1993. Land Crop Requirements Part III

Keterangan: C (liat), SiC(liat bedebu), SiCl (lempung liat berdebu), Si (debu), SiL (lempung berdebu), CL (lempung berliat), LS ( pasir berlempung), LcS ( pasir kwarsa berlempung), Cm ( liat massif), SiCm ( liat berlempung massif)


(56)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.


(57)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.


(58)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.


(59)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.


(60)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.


(61)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.


(1)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

Lampiran 11: Gambar Profil Dengan Unit Lahan 5%


(2)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.

Lampiran 12: Gambar Profil Dengan Unit Lahan 13%


(3)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.


(4)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.


(5)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.


(6)

Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.