Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas
EFEK APLIKASI OSMOCONDITIONING PADA BENIH TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI
(Gylcine max L.) DALAM KONDISI CEKAMAN SALINITAS
SKRIPSI
OLEH:
INDRA SETIAWAN
040307021/Pemuliaan Tanaman
PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
EFEK APLIKASI OSMOCONDITIONING PADA BENIH TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI
(Gylcine max L.) DALAM KONDISI CEKAMAN SALINITAS
SKRIPSI
OLEH:
INDRA SETIAWAN
040307021/Pemuliaan Tanaman
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana
di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Disetujui Oleh:
Komisi pembimbing
(Ir. Isman Nuriadi)
Anggota
(Ir. Emmy Harso Kardhinata Msc)
Ketua
PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
The experiment aims to study of effect osmoconditioning aplication
on seed in growth and production of some varieties soybean in salinity stress. The
experiment was held from December 2007 until April 2008 at experiment field
Medan Area University, Medan. It was used randomized block design with three
factor and two replication. The first factor is soybean varieties: Anjasmoro and
Sinabung. The second factor is sanility consentrate of the NaCl salt : 0 g/l, 3 g/l,
6 g/l and 9 g/l. The thrid factor is osmoconditioning consentrate : 0 M, 0.01 M,
0.05 M and 0.1 M. The experiment result that varieties has significant different to
germination persentage at after 3 days and 5 days planted, plant height after 2
weeks to 6 weeks planted, weight of fresh and dry leaf, weight of fresh and dry
root, weight of dry seed per plant, and 100 seed weight. Salinity of NaCl salt
significanlty affected to germination persentage at after 3 days and 5 days planted,
plant height after 2 weeks to 6 weeks planted, weight of dry seed per plant, and
100 seed weight. The osmoconditioning significanlty affected to germination
persentage at after 3 days and 5 days planted, plant height after 2 weeks to
6 weeks planted, water content relative, and weight of dry root. The interaction
between the varieties and the salinity of NaCl salt significanlty affected to weight
of fresh and dry leaf. The interaction between the varieties and the
osmoconditioning significanlty affected to plant height after 2 weeks to 6 weeks
planted and weight of dry leaf. The interaction between the salinity of NaCl salt
and the osmoconditioning not significanlty. The interaction of the varieties, the
the salinity of NaCl salt, and the osmoconditioning significanlty affected to plant
weight of dry leaf.
Key word: soybean, the salinity of NaCl salt, the osmoconditioning
i
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek aplikasi osmoconditioning
pada benih terhadap pertumbuhan dan produksi beberapa varietas kedelai dalam
kondisi cekaman salinitas. Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2007
hingga April 2008 di lahan percobaan Universitas Medan Area, Medan. Penelitian
ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 faktor dan 2
ulangan. Faktor pertama adalah varietas kacang kedelai : Anjasmoro dan
Sinabung. Faktor kedua adalah konsentrasi cekaman salinitas garam NaCl : 0 g/l,
3 g/l, 6 g/l, dan 9 g/l. Faktor ketiga adalah konsentrasi osmoconditionig : 0 M,
0.01 M, 0.05 M, dan 0.1 M. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas berbeda
nyata terhadap persentase perkecambahan 3 HST hingga 5 HST, tinggi tanaman 2
MST hingga 6 MST, bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk,
bobot kering akar, bobot kering biji per tanaman dan bobot 100 biji. Cekaman
salinitas garam NaCl berpengaruh nyata terhadap persentase perkecambahan 3
HST dan 5 HST, tinggi tanaman 2 MST hingga 6 MST, bobot kering biji per
tanaman dan bobot 100 biji. Osmoconditoning berpengaruh nyata terhadap
persentase perkecambahan 3 HST dan 5 HST, tinggi tanaman 2 MST hingga 6
MST, parameter kadar air relatif (KAR) daun dan bobot kering akar. Interaksi
perlakuan varietas dan cekaman salinitas garam NaCl berpengaruh nyata terhadap
bobot basah tajuk dan bobot kering tajuk. Interaksi perlakuan varietas dan
osmoconditioning berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2 MST hingga
6 MST, dan bobot kering tajuk. Interaksi perlakuan cekaman salinitas garam NaCl
dan osmoconditioning belum berpengaruh nyata terhadap semua parameter
pengamatan. Interaksi perlakuan varietas, cekaman salinitas garam NaCl dan
osmoconditioning berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering tajuk.
Kata kunci : kacang kedelai, cekaman salinitas garam NaCl, osmoconditioning.
ii
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Indra Setiawan dilahirkan di Indrapura pada tanggal 22 Oktober 1986.
Anak pertama dari tiga bersaudara, putra dari pasangan Ayahanda Amran Dasuki
dan Ibunda Siti Nafsiah.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis adalah: tahun 1998
penulis tamat dari SD 017961 Kedai Kawat, tahun 2001 tamat dari SLTP Negeri
4 Pulau Rakyat, tahun 2004 tamat dari SMA Negeri 1 Pulau Rakyat.
Terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara Medan tahun 2004, pada jurusan Budidaya Pertanian dengan Program Studi
Pemuliaan Tanaman melalui jalur Panduan Minat dan Prestasi (PMP).
Penulis pernah menjadi Asisten di Laboratorium Genetika Dasar,
Laboratorium Biologi dan Laboratorium Pemuliaan Tanaman Membiak Vegetatif.
Selama kuliah, penulis pernah menjadi juara 2 lomba karya tulis mahasiswa dalam
rangka Dies Natalies Fakultas Pertanian ke-50.
Pengalaman di bidang kemasyarakatan, penulis peroleh saat mengikuti
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di perkebunan kelapa sawit kebun Laras PTPN IV
kabupaten Simalungun, Sumatera Utara pada bulan Juli sampai Agustus 2006.
iii
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Judul dari skripsi ini adalah “Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih
terhadap
Pertumbuhan
dan
Produksi
beberapa
Varietas
Kedelai (Glycine max L.) dalam Kondisi Cekaman Salinitas”, yang merupakan
salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Ir. E. Harso Kardhinata, MSc selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak
Ir. Isman Nuriadi selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
Ungkapan syukur dan terima kasih yang tak terhingga kepada Allah SWT
yang telah mengkaruniakan Ayahanda Amran Dasuki dan Ibunda Siti Nafsiah
yang telah menyayangi, mangasihi dan mendidik penulis, serta adik-adikku
tercinta Wira dan Titin. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada
teman-teman terbaikku Rully, Armin, Fazrin, Mahyuni, Trisna, Anisa, Reza,
Paramita, Royhansyah dan Satriya Sandi PET `07 yang telah banyak membantu
penulis dalam melaksanakan penelitian, dan memberikan masukan serta
dukungannya kepada penulis dan terkhusus buat Baida Soraya.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman di Program Studi
Pemuliaan Tanaman dan Agronomi yang telah banyak membantu dalam
iv
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
perkuliahan. Tidak lupa juga teman-teman yang berada di BKM Al-Mukhlisin
Fakultas Pertanian.
Akhir kata penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini di masa mendatang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca, Amin.
Medan, Mei 2008
Penulis
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih
v Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
ABSTRACT ..........................................................................................
Hal
i
ABSTRAK.............................................................................................
ii
RIWAYAT HIDUP ...............................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...........................................................................
iv
DAFTAR ISI .........................................................................................
vi
DAFTAR TABEL .................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
xv
PENDAHULUAN
Latar Belakang .........................................................................
Tujuan Penelitian......................................................................
Hipotesis Penelitian ..................................................................
Kegunaan Penelitian .................................................................
1
4
4
5
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman .......................................................................
Syarat Tumbuh .........................................................................
Tanah...............................................................................
Iklim ................................................................................
Salinitas....................................................................................
Pengaruh Salinitas terhadap Tanaman.......................................
Mekanisme Toleransi Tanaman terhadap Cekaman Salinitas ....
Osmoconditioning ....................................................................
6
8
8
9
10
13
18
22
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................
Bahan dan Alat ..........................................................................
Metode Penelitian ......................................................................
28
28
28
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan ........................................................................
Persiapan Media Tanam ............................................................
Aplikasi Garam NaCl ................................................................
Aplikasi Osmoconditioning .......................................................
Penanaman ...............................................................................
Pemupukan................................................................................
Pemeliharaan .............................................................................
32
32
32
32
33
33
34
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman
vi Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
Penyiraman ......................................................................
Penyulaman .....................................................................
Penyiangan ......................................................................
Pengendalian Hama dan Penyakit ....................................
Panen .........................................................................................
Pengamatan Parameter
Persentase Perkecambahan (%) ........................................
Tinggi Tanaman (cm) ......................................................
Kadar Air Relatif (KAR) Daun (%)..................................
Bobot Basah Tajuk (g) .....................................................
Bobot Basah Akar (g) ......................................................
Bobot Kering Tajuk (g) ....................................................
Bobot Kering Akar (g) .....................................................
Bobot Kering Biji per Tanaman (g) ..................................
Bobot 100 Biji (g) ............................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil..........................................................................................
Persentase Perkecambahan (%) ........................................
Tinggi Tanaman (cm) ......................................................
Kadar Air Relatif (KAR) Daun (%)..................................
Bobot Basah Tajuk (g) .....................................................
Bobot Basah Akar (g) ......................................................
Bobot Kering Tajuk (g) ....................................................
Bobot Kering Akar (g) .....................................................
Bobot Kering Biji per Tanaman (g) ..................................
Bobot 100 Biji (g) ............................................................
Pembahasan..............................................................................
Perbedaan Varietas terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Kacang Kedelai ...............................................................
Pengaruh Cekaman Salinitas Garam NaCl terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Kacang Kedelai .....................
Pengaruh Osmoconditoning terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Kacang Kedelai .................................................
Respon Interaksi Perlakuan Varietas dan Cekaman
Salinitas Garam NaCl terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Kacang Kedelai .................................................
Respon Interaksi Perlakuan Varietas dan
Osmoconditioning terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Kacang Kedelai ...............................................................
Respon Interaksi Perlakuan Cekaman Salinitas Garam
NaCl dan Osmoconditioning terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Kacang Kedelai .................................................
Respon Interaksi Perlakuan Varietas, Cekaman Salinitas
Garam NaCl dan Osmoconditioning terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Kacang Kedelai .....................
34
34
34
34
35
35
35
35
36
36
36
36
36
36
38
39
48
63
66
70
73
78
82
85
90
90
91
94
96
99
100
101
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada
viiBenih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ........................................................................
Saran ..................................................................................
104
105
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada viii
Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Hal
1. Kriteria Salinitas Tanah untuk Kondisi Kadar Garam yang Ditemukan
pada Tanah.........................................................................................
12
2. Rataan Persentase Perkecambahan pada Perlakuan Varietas, Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditionig......................................
40
3. Rataan Persentase Perkecambahan (%) 3 HST pada Perlakuan Varietas
dan Cekaman Salinitas Garam NaCl .................................................
40
4. Rataan Persentase Perkecambahan (%) 3 HST pada Perlakuan Varietas
dan Osmoconditioning ......................................................................
42
5. Rataan Persentase Perkecambahan (%) 3 HST pada Perlakuan
Cekaman Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning ....................
43
6. Rataan Persentase Perkecambahan (%) 3 HST pada Perlakuan
Varietas, Cekaman Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditionin .......
44
7. Rataan Persentase Perkecambahan (%) 5 HST pada Perlakuan Varietas
dan Cekaman Salinitas Garam NaCl ..................................................
44
8. Rataan Persentase Perkecambahan (%) 5 HST pada Perlakuan
Varietas dan Osmoconditioning..........................................................
46
9. Rataan Persentase Perkecambahan (%) 5 HST pada Perlakuan
Cekaman Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................
47
10. Rataan Persentase Perkecambahan (%) 5 HST pada Perlakuan
Varietas, Cekaman Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning ......
48
11. Rataan Tinggi Tanaman pada Perlakuan Varietas, Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditionig.......................................
49
12. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 2 MST pada Perlakuan Varietas dan
Cekaman Salinitas Garam NaCl .........................................................
49
13. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 2 MST pada Perlakuan Varietas dan
Osmoconditioning .............................................................................
51
14. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 2 MST pada Perlakuan Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................................
53
15. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 2 MST pada Perlakuan Varietas,
Cekaman Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................
53
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada
ix Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
16. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 4 MST pada Perlakuan Varietas dan
Cekaman Salinitas Garam NaCl .........................................................
54
17. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 4 MST pada Perlakuan Varietas dan
Osmoconditioning ..............................................................................
55
18. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 4 MST pada Perlakuan Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................................
57
19. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 4 MST pada Perlakuan Varietas,
Cekaman Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................
58
20. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 6 MST pada Perlakuan Varietas dan
Cekaman Salinitas Garam NaCl .........................................................
58
21. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 6 MST pada Perlakuan Varietas dan
Osmoconditioning ..............................................................................
60
22. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 6 MST pada Perlakuan Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................................
62
23. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 6 MST pada Perlakuan Varietas,
Cekaman Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................
63
24. Rataan Kadar Air Relatif (KAR) Daun (%) pada Perlakuan Varietas
dan Cekaman Salinitas Garam NaCl ...................................................
64
25. Rataan Kadar Air Relatif (KAR) Daun (%) pada Perlakuan Varietas
dan Osmoconditioning .......................................................................
64
26. Rataan Kadar Air Relatif (KAR) Daun (%) pada Perlakuan Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................................
65
27. Rataan Kadar Air Relatif (KAR) Daun (%) pada Perlakuan Varietas,
Cekaman Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................
66
28. Rataan Bobot Basah Tajuk (g) pada Perlakuan Varietas dan Cekaman
Salinitas Garam NaCl .........................................................................
67
29. Rataan Bobot Basah Tajuk (g) pada Perlakuan Varietas dan
Osmoconditioning ..............................................................................
69
30. Rataan Bobot Basah Tajuk (g) pada Perlakuan Cekaman Salinitas
Garam NaCl dan Osmoconditioning ...................................................
69
31. Rataan Bobot Basah Tajuk (g) pada Perlakuan Varietas, Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................................
71
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada
x Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
32. Rataan Bobot Basah Akar (g) pada Perlakuan Varietas dan Cekaman
Salinitas Garam NaCl .........................................................................
71
33. Rataan Bobot Basah Akar (g) pada Perlakuan Varietas dan
Osmoconditioning ..............................................................................
72
34. Rataan Bobot Basah Akar (g) pada Perlakuan Cekaman Salinitas
Garam NaCl dan Osmoconditioning ...................................................
72
35. Rataan Bobot Basah Akar (g) pada Perlakuan Varietas, Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................................
73
36. Rataan Bobot Kering Tajuk (g) pada Perlakuan Varietas dan
Cekaman Salinitas Garam NaCl .........................................................
74
37. Rataan Bobot Kering Tajuk (g) pada Perlakuan Varietas dan
Osmoconditioning ..............................................................................
75
38. Rataan Bobot Kering Tajuk (g) pada Perlakuan Cekaman Salinitas
Garam NaCl dan Osmoconditioning ...................................................
76
39. Rataan Bobot Kering Tajuk (g) pada Perlakuan Varietas, Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................................
77
40. Rataan Bobot Kering Akar (g) pada Perlakuan Varietas dan
Cekaman Salinitas Garam NaCl .........................................................
79
41. Rataan Bobot Kering Akar (g) pada Perlakuan Varietas dan
Osmoconditioning ..............................................................................
80
42. Rataan Bobot Kering Akar (g) pada Perlakuan Cekaman Salinitas
Garam NaCl dan Osmoconditioning ...................................................
81
43. Rataan Bobot Kering Akar (g) pada Perlakuan Varietas, Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................................
81
44. Rataan Bobot Kering Biji per Tanaman (g) pada Perlakuan Varietas
dan Cekaman Salinitas Garam NaCl .................................................
82
45. Rataan Bobot Kering Biji per Tanaman (g) pada Perlakuan Varietas
dan Osmoconditioning .......................................................................
84
46. Rataan Bobot Kering Biji per Tanaman (g) pada Perlakuan Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................................
85
47. Rataan Bobot Kering Biji per Tanaman (g) pada Perlakuan
Varietas, Cekaman Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning ......
85
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada
xi Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
48. Rataan Bobot 100 Biji (g) pada Perlakuan Varietas dan Cekaman
Salinitas Garam NaCl .........................................................................
86
49. Rataan Bobot 100 Biji (g) pada Perlakuan Varietas dan
Osmoconditioning ..............................................................................
88
50. Rataan Bobot 100 Biji (g) pada Perlakuan Cekaman Salinitas Garam
NaCl dan Osmoconditioning ..............................................................
88
51. Rataan Bobot 100 Biji (g) pada Perlakuan Varietas, Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................................
89
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
xii
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Hal
1. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Persentase Perkecambahan
3 HST ................................................................................................
41
2. Grafik Pengaruh Cekaman Salinitas Garam NaCl terhadap Persentase
Perkecambahan 3 HST .......................................................................
42
3. Grafik Pengaruh Osmoconditioning terhadap Persentase
Perkecambahan 3 HST .......................................................................
43
4. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Persentase perkecambahan
5 HST ................................................................................................
45
5. Grafik Pengaruh Cekaman Salinitas Garam NaCl terhadap Persentase
Perkecambahan 5 HST ......................................................................
46
6. Grafik Pengaruh Osmoconditioning terhadap Persentase
Perkecambahan 5 HST .......................................................................
47
7. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Tinggi Tanaman 2 MST .......
50
8. Grafik Pengaruh Cekaman Salinitas Garam NaCl terhadap Tinggi
Tanaman 2 MST ................................................................................
51
9. Grafik Pengaruh Osmoconditioning terhadap Tinggi Tanaman
2 MST................................................................................................
52
10. Histogram Pengaruh Interaksi Varietas dan Osmoconditioning
terhadap Tinggi Tanaman 2 MST .......................................................
52
11. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Tinggi Tanaman 4 MST .......
54
12. Grafik Pengaruh Cekaman Salinitas Garam NaCl terhadap Tinggi
Tanaman 4 MST ................................................................................
55
13. Grafik Pengaruh Osmoconditioning terhadap Tinggi Tanaman
4 MST................................................................................................
56
14. Histogram Pengaruh Interaksi Varietas dan Osmoconditioning
terhadap Tinggi Tanaman 4 MST .......................................................
57
15. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Tinggi Tanaman 6 MST .......
59
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
Grafik Pengaruh Cekaman Salinitas Garam NaCl terhadap Tinggi
Tanaman 6 MST ................................................................................
60
16. Grafik Pengaruh Osmoconditioning terhadap Tinggi Tanaman ...........
61
17. Histogram Pengaruh Interaksi Varietas dan Osmoconditioning
terhadap Tinggi Tanaman 6 MST .......................................................
62
18. Grafik Pengaruh Osmoconditioning terhadap KAR Daun ...................
65
19. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Bobot Basah Tajuk ...............
67
20. Histogram Pengaruh Interaksi Varietas dan Osmoconditioning
terhadap Bobot Basah Tajuk...............................................................
68
21. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Bobot Basah Akar ................
71
22. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Bobot Kering Tajuk .............
74
23. Histogram Pengaruh Interaksi Varietas dan Cekaman Salinitas Garam
NaCl terhadap Bobot Kering Tajuk ....................................................
75
24. Histogram Pengaruh Interaksi Varietas dan Osmoconditioning
terhadap Bobot Kering Tajuk .............................................................
76
25. Histogram Pengaruh Interaksi Varietas dan Osmoconditioning
terhadap Bobot Kering Tajuk .............................................................
78
26. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Bobot Kering Akar...............
79
27. Grafik Pengaruh Osmoconditioning terhadap Bobot Kering Akar ......
80
28. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Bobot Kering Biji per
Tanaman ............................................................................................
83
29. Grafik Pengaruh Cekaman Salinitas Garam NaCl terhadap Bobot
Kering Biji per Tanaman ....................................................................
84
30. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Bobot 100 Biji .....................
87
31. Grafik Pengaruh Cekaman Salinitas Garam NaCl terhadap
Bobot 100 Biji....................................................................................
87
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Deskripsi Kedelai Varietas Anjasmoro ...............................................
Hal
110
2. Deskripsi Kedelai Varietas Sinabung..................................................
111
3. Bagan Penelitian ................................................................................
112
4. Bagan Tanaman per Plot ....................................................................
113
5. Rencana Kegiatan Penelitian ..............................................................
114
6. Data Pengamatan Persentase Perkecambahan 3 HST (%) ...................
115
7. Transformasi Arcus p Data Pengamatan Persentase Perkecambahan
3 HST (%)..........................................................................................
116
8. Sidik Ragam Persentase Perkecambahan 3 HST (%) ..........................
116
9. Data Pengamatan Persentase Perkecambahan 5 HST (%) ...................
117
10. Transformasi Arcus p Data Pengamatan Persentase Perkecambahan
5 HST (%)..........................................................................................
118
11. Sidik Ragam Persentase Perkecambahan 5 HST (%) ..........................
118
12. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST (cm) .................................
119
13. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST (cm) .......................................
119
14. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 4 MST (cm) .................................
120
15. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MST (cm) .......................................
120
16. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 6 MST (cm) .................................
121
17. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MST (cm) .......................................
121
18. Data Pengamatan Kadar Air Relatif (KAR) Daun (%) ........................
222
19. Sidik Ragam Kadar Air Relatif (KAR) Daun (%) ...............................
222
20. Data Pengamatan Bobot Basah Tajuk (g) ...........................................
223
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada
xvBenih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
21. Sidik Ragam Bobot Basah Tajuk (g) ..................................................
223
22. Data Pengamatan Bobot Basah Akar (g) .............................................
124
23. Sidik Ragam Bobot Basah Akar (g) ....................................................
124
24. Data Pengamatan Bobot Kering Tajuk (g) ..........................................
125
25. Sidik Ragam Bobot Kering Tajuk (g) .................................................
125
26. Data Pengamatan Bobot Kering Akar (g) ...........................................
126
27. Sidik Ragam Bobot Kering Akar (g) ..................................................
126
28. Data Pengamatan Bobot Kering Biji per Tanaman (g) ........................
127
29. Sidik Ragam Bobot Kering Biji per Tanaman (g) ...............................
127
30. Data Pengamatan Bobot 100 Biji (g) ..................................................
128
31. Sidik Ragam Bobot 100 Biji (g) .........................................................
128
32. Foto Tanaman Kacang Kedelai di Lahan Penelitian ............................
129
33. Foto Tanaman Kacang Kedelai pada Setiap Kombinasi Perlakuan......
130
34. Foto Biji pada Setiap Kombinasi Perlakuan ........................................
135
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
xvi
USU Repository © 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kedelai (Glycine max) dikenal sebagai tanaman pangan dan tanaman
sayuran. Tanaman kedelai diketahui telah dibudidayakan pada 3000 SM di bagian
Utara Cina. Jenis liar dari tipe yang dibudidayakan ini tidak diketahui, tetapi
diyakini berasal dari suatu jenis kedelai merambat dari Asia Utara. Kedelai
dibawa ke Amerika Utara pada masa kolonial, pada saat itu tidak merupakan
tanaman utama, hingga perang dunia II berakhir. Kedelai digunakan sebagai
sumber makanan terpenting di beberapa negara Cina, Korea, Jepang dan
Manchuria (Splittstoesser, 1984).
Di Indonesia kedelai mulai dilaporkan pada zaman Rumphius (abad
ke-17). Pada waktu itu kedelai dibudidayakan sebagai tanaman makanan dan
pupuk hijau. Sampai saat ini di Indonesia kedelai banyak ditanam di dataran
rendah yang tidak banyak mengandung air, misalnya di pesisir Utara Jawa Timur,
Jawa Tengah, Jawa Barat, Gorontalo (Sulawasi Utara), Sulawesi Tenggara dan
Lampung, Sumatera Selatan dan Bali (Andrianto dan Indarto, 2004).
Pemanfaatan kedelai oleh masyarakat kita misalnya sebagai bahan
makanan dan ransum ternak peliharaan seperti ayam. Sebagai bahan makanan
pada umumnya kedelai tidak langsung dimasak melainkan diolah terlebih dahulu,
sesuai dengan kegunaannya, misalnya dibuat tempe, tahu, kecap, tauco, dan taoge.
Selain itu, di era industrialisasi saat ini kedelai sudah diolah menjadi aneka bahan
makanan, susu kedelai dan minuman sari kedelai yang kemudian dikemas dalam
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada1Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
botol serta penyedap rasa makanan dengan kandungan prootein yang tinggi
(Andrianto dan Indarto, 2004).
Produksi kedelai dalam negeri dari tahun ke tahun terus merosot. Tahun
1992 luas panen kedelai lokal 1.665.706 hektar dan sembilan tahun kemudian,
tahun 2001 turun menjadi 723.029 hektar. Pada tahun 2005, atau empat tahun
kemudian, luas penen turun lagi menjadi 621.541 hektar dengan produksi
808.353 ton. Tahun 2006 menjadi 580.534 hektar dengan produksi 747.611 ton
dan tahun 2007 menjadi 56.824 hektar dengan produksi 598.029 ton atau hanya
tinggal 27,4% dari luas panen 1992 (Harian Kompas, 2008).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara (2006),
produksi kedelai Sumatera Utara tahun 2005 sebesar 15.793 ton atau menurun
40.18 % dibanding produksi tahun 1997 sebanyak 93.303 ton, namun mengalami
kenaikan bila dibandingkan produksi tahun 2003 dan 2004 yang hanya sebesar
10.466 ton dan 12.333 ton. Luas panen juga mengalami kenaikan sejak tahun
2003 dari total 9.910 hektar menjadi 13.787 hektar dengan rata-rata produksi per
hektar pada tahun 2003 sebesar 10,56 kw/ha menjadi 11,48 kw/ha pada
tahun 2005.
Untuk meningkatkan kapasitas produksi pangan nasional tersebut,
Indonesia masih memiliki potensi lahan untuk perluasan usaha tani. Dari luas
lahan yang sesuai untuk usaha pertanian sebesar 100,8 juta hektar, telah
dimanfaatkan 68,8 juta hektar, sehingga lahan yang belum dimanfaatkan sekitar
32 juta hektar. Selain itu, terdapat potensi lahan untuk usaha pertanian berupa
lahan terlantar 11,5 juta hektar serta perkarangan 5,4 juta hektar, dan belum
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
termasuk
lahan
gambut
dan
lebak
yang
potensinya
cukup
besar
(Syafa’at dan Simatupang, 2006).
Lahan pasang surut dan lahan sulfat masam, terutama yang mengalami
reklamasi, umumnya mengandung kadar garam yang tinggi sebagai akibat dari
luapan pasang secara langsung atau resapan penyusupan air laut. Lahan sulfat
masam yang terletak dekat dengan muara laut atau pesisir pantai umumnya
mengandung salinitas tinggi. Kelarutan sulfat yang dihasilkan dari oksidasi pirit
pada lahan yang telah direklamasi akan diikuti oleh peningkatan salinitas
(Noor, 2004).
Faktor salinitas pada media tanam dapat
mempengaruhi proses
perkecambahan benih. Hal ini disebabkan karena faktor salinitas dapat
menurunkan potensial air pada media tanam sehingga menghambat penyerapan air
oleh benih yang berkecambah. Perlakuan osmoconditioning pada benih dengan
menggunakan larutan osmotik yang berpotensial air rendah memungkinkan benih
untuk dapat mengabsorbsi air secara terkontrol. Jumlah air yang diabsorbsi oleh
benih suatu proses osmoconditioning berlangsung adalah bervariasi bergantung
pada larutan osmotik yang digunakan. Apabila keseimbangan air telah tercapai,
maka kandungan air di dalam benih akan di pertahankan (Rini dkk, 2005).
Berdasarkan penelitian Rini dkk (2005) diketahui bahwa, pengamatan
terhadap persentase perkecambahan benih sorgum pada tanah salin menunjukkan
bahwa perlakuan osmoconditioning dengan menggunakan masing-masing Na2SO4
0,2 M dan NH4Cl 0,2 M berpengaruh nyata. Pada penelitian jagung menunjukkan
bahwa perlakuan osmoconditioning dengan K2 SO4 1,5% dapat meningkatkan
persentase perkecambahan jagung pada tanah salin sedangkan dengan
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
menggunakan konsentrasi yang lebih tinggi yaitu 4,5% dapat menghambat
perkecambahan jagung.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk dapat melakukan
penelitian efek aplikasi osmoconditioning pada benih terhadap pertumbuhan dan
produksi beberapa varietas kedelai dalam kondisi cekaman salinitas.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui efek aplikasi osmoconditioning pada benih terhadap
pertumbuhan dan produksi beberapa varietas kedelai (Glycine max L.) dalam
kondisi cekaman salinitas
Hipotesis Penelitian
1. Ada perbedaan antar varietas terhadap pertumbuhan dan produksi kacang
kedelai
2. Ada pengaruh cekaman salinitas garam NaCl terhadap pertumbuhan dan
produksi kacang kedelai
3. Ada pengaruh konsentrasi osmoconditioning terhadap pertumbuhan dan
produksi kacang kedelai
4. Ada interaksi antara varietas dan cekaman salinitas terhadap pertumbuhan dan
produksi kedelai
5. Ada interaksi antara varietas dan konsentrasi osmoconditioning terhadap
pertumbuhan dan produksi kacang kedelai
6. Ada interaksi antara cekaman salinitas dan konsentrasi osmoconditioning
terhadap pertumbuhan dan produksi kacang kedelai
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
7. Ada
interaksi
antara
varietas,
cekaman
salinitas
dan
konsentrasi
osmoconditioning terhadap pertumbuhan dan produksi kacang kedelai.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Sharma (1993) tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Polypetales
Family
: Papilionaceae
Genus
: Glycine
Species
: Glycine max (L.) Merill
Sistem perakaran kedelai adalah akar tunggang yang terdiri dari akar
utama dan akar cabang. Selain sebagai penyerap unsur hara dan penyangga
tanaman, pada perakaran kedelai ini adalah merupakan tempat terbentuknya
bintil/nodul
akar
yang
berfungsi
sebagai
tempat
bakteri
Rhizobium
(Rahman dan Tambas, 1986).
Kedelai adalah tanaman setahun yang tumbuh tegak (tinggi 70-150 cm).
Menyemak
berbulu
halus
(pubescens),
dengan
sistem
perakaran
luas
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Waktu tanaman kedelai masih sangat muda,
atau setelah fase menjadi kecambah dan saat keping biji belum jatuh, batang dapat
dibedakan menjadi dua. Bagian batang di bawah keping biji yang belum lepas
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman
6 Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
disebut hypokotil, sedangkan bagian di atas keping biji disebut epycotyl. Batang
kedelai tersebut berwarna ungu atau hijau (Andrianto dan Indarto, 2004).
Terdapat empat tipe daun yang berbeda, yaitu kotiledon atau daun biji,
daun primer sederhana, daun bertiga, dan daun profila. Daun primer sederhana
berbentuk telur (oval) berupa daun tunggal (unifoliat) dan bertangkai sepanjang
1-2 cm, terletak berseberangan pada buku pertama di atas kotiledon. Daun-daun
berikutnya daun bertiga (trifoliat), namun adakalanya terbentuk daun berempat
atau daun berlima (Hidayat dalam Somaatmadja dkk, 1985).
Kultivar kedelai memiliki bunga bergerombol terdiri atas 3-15 bunga yang
tersusun pada ketiak daun. Karekteristik bunganya seperti famili Papilionaceae
lainnya, yaitu corolla (mahkota bunga) terdiri atas 5 petal yang menutupi sebuah
pistil dan 10 stamen (benang sari). 9 stamen berkembang membentuk seludang
yang mengelilingi putik, sedangkan stamen yang kesepuluh terpisah bebas
(Poehlman and Sleper, 1995)
Banyaknya polong bergantung pada jenisnya. Ada jenis kedelai yang
menghasilkan banyak polong, ada pula yang sedikit. Berat masing-masing biji pun
berbeda-beda, ada yang bisa mencapai berat 50-500 gram per 100 butir biji. Selain
itu warna biji juga berbeda-beda. Perbedaan warna biji dapat dilihat pada belahan
biji ataupun pada selaput biji, biasanya kuning atau hijau transparan (tembus
cahaya). Ada pula biji yang berwarna gelap kecoklat-coklatan sampai hitam, atau
berbintik-bintik (Andrianto dan Indarto, 2004).
Semua varietas kedelai mempunyai bulu pada batang, cabang, daun dan
polong-polongnya. Lebat atau tidaknya bulu serta kasar atau halusnya bulu
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
tergantung dari varietas masing-masing. Begitu pula warna bulu berbeda-beda,
ada
yang
berwarna
coklat
dan
ada
pula
yang
putih
kehijauan
(Andrianto dan Indarto, 2004).
Syarat Tumbuh
Tanah
Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah asal drainase dan
aerasi tanah cukup baik. Tanah-tanah yang cocok yaitu alluvial, regosol,
grumosol, latosol, dan andosol. Pada tanah-tanah padzolik merah kuning dan
tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik,
kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah yang
cukup (Andrianto dan Indarto, 2004).
Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu
persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam
pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan
menyebabkan busuknya akar
(http://www.warintek.bantul.go.id/web.php?mod=basisdata, 2008).
Kedelai termasuk tanaman yang mampu beradaptasi terhadap berbagai
agroklimat, menghendaki tanah yang cukup gembur, tekstur lempung berpasir dan
liat. Tanaman kedelai dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang mengandung
bahan organik dan pH antara 5,5-7 (optimal 6,7). Tanah hendaknya mengandung
cukup air tapi tidak sampai tergenang (Departemen Pertanian, 1996).
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
Iklim
Pada awalnya kedelai merupakan tanaman subtropika hari pendek, namun
setelah didomestikasi dapat menghasilkan banyak kultivar yang dapat beradaptasi
terhadap lintang yang berbeda. Kemampuannya untuk ditanam di mana saja
adalah keunggulan utama tanaman ini. Pertumbuhan optimum tercapai pada suhu
20-25 0C. Suhu 12-20 0C adalah suhu yang sesuai bagi sebagian besar proses
pertumbuhan tanaman, tetapi dapat menunda proses perkecambahan benih dan
pemunculan biji. Pada suhu yang lebih tinggi dari 30 0C, fotorespirasi cenderung
mengurangi hasil fotosintesis (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Kedelai menghendaki air yang cukup pada masa pertumbuhannya
terutama pada saat pengisian biji. Curah hujan yang optimal untuk budidaya
kedelai adalah 100-200 mm/bulan. Tanaman kedelai dapat tumbuh pada
ketinggian 0-900 meter di atas permukaan laut (Departemen Pertanian, 1996).
Kedelai merupakan tanaman hari pendek, yakni tidak akan berbunga bila
lama penyinaran (panjang hari) melampaui batas kritis. Setiap varietas
mempunyai panjang hari kritis. Apabila lama penyinaran kurang dari batas kritis,
maka kedelai akan berbunga. Dengan lama penyinaran 12 jam, hampir semua
varietas
umumnya
kedelai
berbunga
tanam. Apabila
tersebut
dapat
akan
berbunga
beragam
lama
dari
penyinaran
meneruskan
dan
20
tergantung
hingga
melebihi
pertumbuhan
dari
60
varietasnya,
hari
setelah
periode
kritis,
tanaman
vegetatifnya
tanpa
berbunga
(Baharsjah, Suardi, dan Las dalam Somaatmadja dkk, 1985).
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
Salinitas
Salinitas atau kegaraman yaitu kadar garam yang dapat diukur secara tidak
langsung dari nilai daya hantar listrik (DHL) suspensinya dengan satuan
µ mho/cm yang ditera pada suhu 25 0C (Sutedjo, 2004).
Salinitas berkaitan erat dengan keadaan pengerasan yang buruk akibat dari
pengelolaan air yang kurang baik, seperti sistem jaringan pengerasan yang kurang
lancar, fungsi pintu-pintu air yang kurang baik, konstruksi tanggul yang kurang
pejal sehingga rembesan air dapat menembus dinding tanggul, dan kondisi tanah
lapisan bawah yang masih mentah sehingga mudah mengalami runtuhan
(Noor, 2004).
Notohadiprawiro (1999) menyatakan bahwa garam-garam yang ada dalam
tanah terdiri kebanyakan atas berbagai proporsi kation Na, Ca dan Mg serta anion
Cl dan SO4. Penyusun yang biasanya hanya terdapat dalam jumlah sedikit ialah
kation K dan anion bikarbonat, karbonat nitrat, dan borat. Hubungan daya hantar
listrik (DHL) dengan tekanan osmosis dan dengan kadar garam bergantung pada
macam garam. Pada DHL sama tekanan osmosis meningkat dalam urutan
MgSO4
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI
(Gylcine max L.) DALAM KONDISI CEKAMAN SALINITAS
SKRIPSI
OLEH:
INDRA SETIAWAN
040307021/Pemuliaan Tanaman
PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
EFEK APLIKASI OSMOCONDITIONING PADA BENIH TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI
(Gylcine max L.) DALAM KONDISI CEKAMAN SALINITAS
SKRIPSI
OLEH:
INDRA SETIAWAN
040307021/Pemuliaan Tanaman
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana
di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Disetujui Oleh:
Komisi pembimbing
(Ir. Isman Nuriadi)
Anggota
(Ir. Emmy Harso Kardhinata Msc)
Ketua
PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
The experiment aims to study of effect osmoconditioning aplication
on seed in growth and production of some varieties soybean in salinity stress. The
experiment was held from December 2007 until April 2008 at experiment field
Medan Area University, Medan. It was used randomized block design with three
factor and two replication. The first factor is soybean varieties: Anjasmoro and
Sinabung. The second factor is sanility consentrate of the NaCl salt : 0 g/l, 3 g/l,
6 g/l and 9 g/l. The thrid factor is osmoconditioning consentrate : 0 M, 0.01 M,
0.05 M and 0.1 M. The experiment result that varieties has significant different to
germination persentage at after 3 days and 5 days planted, plant height after 2
weeks to 6 weeks planted, weight of fresh and dry leaf, weight of fresh and dry
root, weight of dry seed per plant, and 100 seed weight. Salinity of NaCl salt
significanlty affected to germination persentage at after 3 days and 5 days planted,
plant height after 2 weeks to 6 weeks planted, weight of dry seed per plant, and
100 seed weight. The osmoconditioning significanlty affected to germination
persentage at after 3 days and 5 days planted, plant height after 2 weeks to
6 weeks planted, water content relative, and weight of dry root. The interaction
between the varieties and the salinity of NaCl salt significanlty affected to weight
of fresh and dry leaf. The interaction between the varieties and the
osmoconditioning significanlty affected to plant height after 2 weeks to 6 weeks
planted and weight of dry leaf. The interaction between the salinity of NaCl salt
and the osmoconditioning not significanlty. The interaction of the varieties, the
the salinity of NaCl salt, and the osmoconditioning significanlty affected to plant
weight of dry leaf.
Key word: soybean, the salinity of NaCl salt, the osmoconditioning
i
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek aplikasi osmoconditioning
pada benih terhadap pertumbuhan dan produksi beberapa varietas kedelai dalam
kondisi cekaman salinitas. Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2007
hingga April 2008 di lahan percobaan Universitas Medan Area, Medan. Penelitian
ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 faktor dan 2
ulangan. Faktor pertama adalah varietas kacang kedelai : Anjasmoro dan
Sinabung. Faktor kedua adalah konsentrasi cekaman salinitas garam NaCl : 0 g/l,
3 g/l, 6 g/l, dan 9 g/l. Faktor ketiga adalah konsentrasi osmoconditionig : 0 M,
0.01 M, 0.05 M, dan 0.1 M. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas berbeda
nyata terhadap persentase perkecambahan 3 HST hingga 5 HST, tinggi tanaman 2
MST hingga 6 MST, bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk,
bobot kering akar, bobot kering biji per tanaman dan bobot 100 biji. Cekaman
salinitas garam NaCl berpengaruh nyata terhadap persentase perkecambahan 3
HST dan 5 HST, tinggi tanaman 2 MST hingga 6 MST, bobot kering biji per
tanaman dan bobot 100 biji. Osmoconditoning berpengaruh nyata terhadap
persentase perkecambahan 3 HST dan 5 HST, tinggi tanaman 2 MST hingga 6
MST, parameter kadar air relatif (KAR) daun dan bobot kering akar. Interaksi
perlakuan varietas dan cekaman salinitas garam NaCl berpengaruh nyata terhadap
bobot basah tajuk dan bobot kering tajuk. Interaksi perlakuan varietas dan
osmoconditioning berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2 MST hingga
6 MST, dan bobot kering tajuk. Interaksi perlakuan cekaman salinitas garam NaCl
dan osmoconditioning belum berpengaruh nyata terhadap semua parameter
pengamatan. Interaksi perlakuan varietas, cekaman salinitas garam NaCl dan
osmoconditioning berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering tajuk.
Kata kunci : kacang kedelai, cekaman salinitas garam NaCl, osmoconditioning.
ii
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Indra Setiawan dilahirkan di Indrapura pada tanggal 22 Oktober 1986.
Anak pertama dari tiga bersaudara, putra dari pasangan Ayahanda Amran Dasuki
dan Ibunda Siti Nafsiah.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis adalah: tahun 1998
penulis tamat dari SD 017961 Kedai Kawat, tahun 2001 tamat dari SLTP Negeri
4 Pulau Rakyat, tahun 2004 tamat dari SMA Negeri 1 Pulau Rakyat.
Terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara Medan tahun 2004, pada jurusan Budidaya Pertanian dengan Program Studi
Pemuliaan Tanaman melalui jalur Panduan Minat dan Prestasi (PMP).
Penulis pernah menjadi Asisten di Laboratorium Genetika Dasar,
Laboratorium Biologi dan Laboratorium Pemuliaan Tanaman Membiak Vegetatif.
Selama kuliah, penulis pernah menjadi juara 2 lomba karya tulis mahasiswa dalam
rangka Dies Natalies Fakultas Pertanian ke-50.
Pengalaman di bidang kemasyarakatan, penulis peroleh saat mengikuti
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di perkebunan kelapa sawit kebun Laras PTPN IV
kabupaten Simalungun, Sumatera Utara pada bulan Juli sampai Agustus 2006.
iii
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Judul dari skripsi ini adalah “Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih
terhadap
Pertumbuhan
dan
Produksi
beberapa
Varietas
Kedelai (Glycine max L.) dalam Kondisi Cekaman Salinitas”, yang merupakan
salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Ir. E. Harso Kardhinata, MSc selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak
Ir. Isman Nuriadi selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
Ungkapan syukur dan terima kasih yang tak terhingga kepada Allah SWT
yang telah mengkaruniakan Ayahanda Amran Dasuki dan Ibunda Siti Nafsiah
yang telah menyayangi, mangasihi dan mendidik penulis, serta adik-adikku
tercinta Wira dan Titin. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada
teman-teman terbaikku Rully, Armin, Fazrin, Mahyuni, Trisna, Anisa, Reza,
Paramita, Royhansyah dan Satriya Sandi PET `07 yang telah banyak membantu
penulis dalam melaksanakan penelitian, dan memberikan masukan serta
dukungannya kepada penulis dan terkhusus buat Baida Soraya.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman di Program Studi
Pemuliaan Tanaman dan Agronomi yang telah banyak membantu dalam
iv
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
perkuliahan. Tidak lupa juga teman-teman yang berada di BKM Al-Mukhlisin
Fakultas Pertanian.
Akhir kata penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini di masa mendatang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca, Amin.
Medan, Mei 2008
Penulis
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih
v Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
ABSTRACT ..........................................................................................
Hal
i
ABSTRAK.............................................................................................
ii
RIWAYAT HIDUP ...............................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...........................................................................
iv
DAFTAR ISI .........................................................................................
vi
DAFTAR TABEL .................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
xv
PENDAHULUAN
Latar Belakang .........................................................................
Tujuan Penelitian......................................................................
Hipotesis Penelitian ..................................................................
Kegunaan Penelitian .................................................................
1
4
4
5
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman .......................................................................
Syarat Tumbuh .........................................................................
Tanah...............................................................................
Iklim ................................................................................
Salinitas....................................................................................
Pengaruh Salinitas terhadap Tanaman.......................................
Mekanisme Toleransi Tanaman terhadap Cekaman Salinitas ....
Osmoconditioning ....................................................................
6
8
8
9
10
13
18
22
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................
Bahan dan Alat ..........................................................................
Metode Penelitian ......................................................................
28
28
28
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan ........................................................................
Persiapan Media Tanam ............................................................
Aplikasi Garam NaCl ................................................................
Aplikasi Osmoconditioning .......................................................
Penanaman ...............................................................................
Pemupukan................................................................................
Pemeliharaan .............................................................................
32
32
32
32
33
33
34
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman
vi Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
Penyiraman ......................................................................
Penyulaman .....................................................................
Penyiangan ......................................................................
Pengendalian Hama dan Penyakit ....................................
Panen .........................................................................................
Pengamatan Parameter
Persentase Perkecambahan (%) ........................................
Tinggi Tanaman (cm) ......................................................
Kadar Air Relatif (KAR) Daun (%)..................................
Bobot Basah Tajuk (g) .....................................................
Bobot Basah Akar (g) ......................................................
Bobot Kering Tajuk (g) ....................................................
Bobot Kering Akar (g) .....................................................
Bobot Kering Biji per Tanaman (g) ..................................
Bobot 100 Biji (g) ............................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil..........................................................................................
Persentase Perkecambahan (%) ........................................
Tinggi Tanaman (cm) ......................................................
Kadar Air Relatif (KAR) Daun (%)..................................
Bobot Basah Tajuk (g) .....................................................
Bobot Basah Akar (g) ......................................................
Bobot Kering Tajuk (g) ....................................................
Bobot Kering Akar (g) .....................................................
Bobot Kering Biji per Tanaman (g) ..................................
Bobot 100 Biji (g) ............................................................
Pembahasan..............................................................................
Perbedaan Varietas terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Kacang Kedelai ...............................................................
Pengaruh Cekaman Salinitas Garam NaCl terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Kacang Kedelai .....................
Pengaruh Osmoconditoning terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Kacang Kedelai .................................................
Respon Interaksi Perlakuan Varietas dan Cekaman
Salinitas Garam NaCl terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Kacang Kedelai .................................................
Respon Interaksi Perlakuan Varietas dan
Osmoconditioning terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Kacang Kedelai ...............................................................
Respon Interaksi Perlakuan Cekaman Salinitas Garam
NaCl dan Osmoconditioning terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Kacang Kedelai .................................................
Respon Interaksi Perlakuan Varietas, Cekaman Salinitas
Garam NaCl dan Osmoconditioning terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Kacang Kedelai .....................
34
34
34
34
35
35
35
35
36
36
36
36
36
36
38
39
48
63
66
70
73
78
82
85
90
90
91
94
96
99
100
101
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada
viiBenih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ........................................................................
Saran ..................................................................................
104
105
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada viii
Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Hal
1. Kriteria Salinitas Tanah untuk Kondisi Kadar Garam yang Ditemukan
pada Tanah.........................................................................................
12
2. Rataan Persentase Perkecambahan pada Perlakuan Varietas, Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditionig......................................
40
3. Rataan Persentase Perkecambahan (%) 3 HST pada Perlakuan Varietas
dan Cekaman Salinitas Garam NaCl .................................................
40
4. Rataan Persentase Perkecambahan (%) 3 HST pada Perlakuan Varietas
dan Osmoconditioning ......................................................................
42
5. Rataan Persentase Perkecambahan (%) 3 HST pada Perlakuan
Cekaman Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning ....................
43
6. Rataan Persentase Perkecambahan (%) 3 HST pada Perlakuan
Varietas, Cekaman Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditionin .......
44
7. Rataan Persentase Perkecambahan (%) 5 HST pada Perlakuan Varietas
dan Cekaman Salinitas Garam NaCl ..................................................
44
8. Rataan Persentase Perkecambahan (%) 5 HST pada Perlakuan
Varietas dan Osmoconditioning..........................................................
46
9. Rataan Persentase Perkecambahan (%) 5 HST pada Perlakuan
Cekaman Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................
47
10. Rataan Persentase Perkecambahan (%) 5 HST pada Perlakuan
Varietas, Cekaman Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning ......
48
11. Rataan Tinggi Tanaman pada Perlakuan Varietas, Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditionig.......................................
49
12. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 2 MST pada Perlakuan Varietas dan
Cekaman Salinitas Garam NaCl .........................................................
49
13. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 2 MST pada Perlakuan Varietas dan
Osmoconditioning .............................................................................
51
14. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 2 MST pada Perlakuan Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................................
53
15. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 2 MST pada Perlakuan Varietas,
Cekaman Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................
53
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada
ix Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
16. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 4 MST pada Perlakuan Varietas dan
Cekaman Salinitas Garam NaCl .........................................................
54
17. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 4 MST pada Perlakuan Varietas dan
Osmoconditioning ..............................................................................
55
18. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 4 MST pada Perlakuan Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................................
57
19. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 4 MST pada Perlakuan Varietas,
Cekaman Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................
58
20. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 6 MST pada Perlakuan Varietas dan
Cekaman Salinitas Garam NaCl .........................................................
58
21. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 6 MST pada Perlakuan Varietas dan
Osmoconditioning ..............................................................................
60
22. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 6 MST pada Perlakuan Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................................
62
23. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 6 MST pada Perlakuan Varietas,
Cekaman Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................
63
24. Rataan Kadar Air Relatif (KAR) Daun (%) pada Perlakuan Varietas
dan Cekaman Salinitas Garam NaCl ...................................................
64
25. Rataan Kadar Air Relatif (KAR) Daun (%) pada Perlakuan Varietas
dan Osmoconditioning .......................................................................
64
26. Rataan Kadar Air Relatif (KAR) Daun (%) pada Perlakuan Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................................
65
27. Rataan Kadar Air Relatif (KAR) Daun (%) pada Perlakuan Varietas,
Cekaman Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................
66
28. Rataan Bobot Basah Tajuk (g) pada Perlakuan Varietas dan Cekaman
Salinitas Garam NaCl .........................................................................
67
29. Rataan Bobot Basah Tajuk (g) pada Perlakuan Varietas dan
Osmoconditioning ..............................................................................
69
30. Rataan Bobot Basah Tajuk (g) pada Perlakuan Cekaman Salinitas
Garam NaCl dan Osmoconditioning ...................................................
69
31. Rataan Bobot Basah Tajuk (g) pada Perlakuan Varietas, Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................................
71
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada
x Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
32. Rataan Bobot Basah Akar (g) pada Perlakuan Varietas dan Cekaman
Salinitas Garam NaCl .........................................................................
71
33. Rataan Bobot Basah Akar (g) pada Perlakuan Varietas dan
Osmoconditioning ..............................................................................
72
34. Rataan Bobot Basah Akar (g) pada Perlakuan Cekaman Salinitas
Garam NaCl dan Osmoconditioning ...................................................
72
35. Rataan Bobot Basah Akar (g) pada Perlakuan Varietas, Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................................
73
36. Rataan Bobot Kering Tajuk (g) pada Perlakuan Varietas dan
Cekaman Salinitas Garam NaCl .........................................................
74
37. Rataan Bobot Kering Tajuk (g) pada Perlakuan Varietas dan
Osmoconditioning ..............................................................................
75
38. Rataan Bobot Kering Tajuk (g) pada Perlakuan Cekaman Salinitas
Garam NaCl dan Osmoconditioning ...................................................
76
39. Rataan Bobot Kering Tajuk (g) pada Perlakuan Varietas, Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................................
77
40. Rataan Bobot Kering Akar (g) pada Perlakuan Varietas dan
Cekaman Salinitas Garam NaCl .........................................................
79
41. Rataan Bobot Kering Akar (g) pada Perlakuan Varietas dan
Osmoconditioning ..............................................................................
80
42. Rataan Bobot Kering Akar (g) pada Perlakuan Cekaman Salinitas
Garam NaCl dan Osmoconditioning ...................................................
81
43. Rataan Bobot Kering Akar (g) pada Perlakuan Varietas, Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................................
81
44. Rataan Bobot Kering Biji per Tanaman (g) pada Perlakuan Varietas
dan Cekaman Salinitas Garam NaCl .................................................
82
45. Rataan Bobot Kering Biji per Tanaman (g) pada Perlakuan Varietas
dan Osmoconditioning .......................................................................
84
46. Rataan Bobot Kering Biji per Tanaman (g) pada Perlakuan Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................................
85
47. Rataan Bobot Kering Biji per Tanaman (g) pada Perlakuan
Varietas, Cekaman Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning ......
85
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada
xi Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
48. Rataan Bobot 100 Biji (g) pada Perlakuan Varietas dan Cekaman
Salinitas Garam NaCl .........................................................................
86
49. Rataan Bobot 100 Biji (g) pada Perlakuan Varietas dan
Osmoconditioning ..............................................................................
88
50. Rataan Bobot 100 Biji (g) pada Perlakuan Cekaman Salinitas Garam
NaCl dan Osmoconditioning ..............................................................
88
51. Rataan Bobot 100 Biji (g) pada Perlakuan Varietas, Cekaman
Salinitas Garam NaCl dan Osmoconditioning .....................................
89
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
xii
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Hal
1. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Persentase Perkecambahan
3 HST ................................................................................................
41
2. Grafik Pengaruh Cekaman Salinitas Garam NaCl terhadap Persentase
Perkecambahan 3 HST .......................................................................
42
3. Grafik Pengaruh Osmoconditioning terhadap Persentase
Perkecambahan 3 HST .......................................................................
43
4. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Persentase perkecambahan
5 HST ................................................................................................
45
5. Grafik Pengaruh Cekaman Salinitas Garam NaCl terhadap Persentase
Perkecambahan 5 HST ......................................................................
46
6. Grafik Pengaruh Osmoconditioning terhadap Persentase
Perkecambahan 5 HST .......................................................................
47
7. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Tinggi Tanaman 2 MST .......
50
8. Grafik Pengaruh Cekaman Salinitas Garam NaCl terhadap Tinggi
Tanaman 2 MST ................................................................................
51
9. Grafik Pengaruh Osmoconditioning terhadap Tinggi Tanaman
2 MST................................................................................................
52
10. Histogram Pengaruh Interaksi Varietas dan Osmoconditioning
terhadap Tinggi Tanaman 2 MST .......................................................
52
11. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Tinggi Tanaman 4 MST .......
54
12. Grafik Pengaruh Cekaman Salinitas Garam NaCl terhadap Tinggi
Tanaman 4 MST ................................................................................
55
13. Grafik Pengaruh Osmoconditioning terhadap Tinggi Tanaman
4 MST................................................................................................
56
14. Histogram Pengaruh Interaksi Varietas dan Osmoconditioning
terhadap Tinggi Tanaman 4 MST .......................................................
57
15. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Tinggi Tanaman 6 MST .......
59
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
Grafik Pengaruh Cekaman Salinitas Garam NaCl terhadap Tinggi
Tanaman 6 MST ................................................................................
60
16. Grafik Pengaruh Osmoconditioning terhadap Tinggi Tanaman ...........
61
17. Histogram Pengaruh Interaksi Varietas dan Osmoconditioning
terhadap Tinggi Tanaman 6 MST .......................................................
62
18. Grafik Pengaruh Osmoconditioning terhadap KAR Daun ...................
65
19. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Bobot Basah Tajuk ...............
67
20. Histogram Pengaruh Interaksi Varietas dan Osmoconditioning
terhadap Bobot Basah Tajuk...............................................................
68
21. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Bobot Basah Akar ................
71
22. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Bobot Kering Tajuk .............
74
23. Histogram Pengaruh Interaksi Varietas dan Cekaman Salinitas Garam
NaCl terhadap Bobot Kering Tajuk ....................................................
75
24. Histogram Pengaruh Interaksi Varietas dan Osmoconditioning
terhadap Bobot Kering Tajuk .............................................................
76
25. Histogram Pengaruh Interaksi Varietas dan Osmoconditioning
terhadap Bobot Kering Tajuk .............................................................
78
26. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Bobot Kering Akar...............
79
27. Grafik Pengaruh Osmoconditioning terhadap Bobot Kering Akar ......
80
28. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Bobot Kering Biji per
Tanaman ............................................................................................
83
29. Grafik Pengaruh Cekaman Salinitas Garam NaCl terhadap Bobot
Kering Biji per Tanaman ....................................................................
84
30. Histogram Perbedaan Varietas terhadap Bobot 100 Biji .....................
87
31. Grafik Pengaruh Cekaman Salinitas Garam NaCl terhadap
Bobot 100 Biji....................................................................................
87
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Deskripsi Kedelai Varietas Anjasmoro ...............................................
Hal
110
2. Deskripsi Kedelai Varietas Sinabung..................................................
111
3. Bagan Penelitian ................................................................................
112
4. Bagan Tanaman per Plot ....................................................................
113
5. Rencana Kegiatan Penelitian ..............................................................
114
6. Data Pengamatan Persentase Perkecambahan 3 HST (%) ...................
115
7. Transformasi Arcus p Data Pengamatan Persentase Perkecambahan
3 HST (%)..........................................................................................
116
8. Sidik Ragam Persentase Perkecambahan 3 HST (%) ..........................
116
9. Data Pengamatan Persentase Perkecambahan 5 HST (%) ...................
117
10. Transformasi Arcus p Data Pengamatan Persentase Perkecambahan
5 HST (%)..........................................................................................
118
11. Sidik Ragam Persentase Perkecambahan 5 HST (%) ..........................
118
12. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST (cm) .................................
119
13. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST (cm) .......................................
119
14. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 4 MST (cm) .................................
120
15. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MST (cm) .......................................
120
16. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 6 MST (cm) .................................
121
17. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MST (cm) .......................................
121
18. Data Pengamatan Kadar Air Relatif (KAR) Daun (%) ........................
222
19. Sidik Ragam Kadar Air Relatif (KAR) Daun (%) ...............................
222
20. Data Pengamatan Bobot Basah Tajuk (g) ...........................................
223
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada
xvBenih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
21. Sidik Ragam Bobot Basah Tajuk (g) ..................................................
223
22. Data Pengamatan Bobot Basah Akar (g) .............................................
124
23. Sidik Ragam Bobot Basah Akar (g) ....................................................
124
24. Data Pengamatan Bobot Kering Tajuk (g) ..........................................
125
25. Sidik Ragam Bobot Kering Tajuk (g) .................................................
125
26. Data Pengamatan Bobot Kering Akar (g) ...........................................
126
27. Sidik Ragam Bobot Kering Akar (g) ..................................................
126
28. Data Pengamatan Bobot Kering Biji per Tanaman (g) ........................
127
29. Sidik Ragam Bobot Kering Biji per Tanaman (g) ...............................
127
30. Data Pengamatan Bobot 100 Biji (g) ..................................................
128
31. Sidik Ragam Bobot 100 Biji (g) .........................................................
128
32. Foto Tanaman Kacang Kedelai di Lahan Penelitian ............................
129
33. Foto Tanaman Kacang Kedelai pada Setiap Kombinasi Perlakuan......
130
34. Foto Biji pada Setiap Kombinasi Perlakuan ........................................
135
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
xvi
USU Repository © 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kedelai (Glycine max) dikenal sebagai tanaman pangan dan tanaman
sayuran. Tanaman kedelai diketahui telah dibudidayakan pada 3000 SM di bagian
Utara Cina. Jenis liar dari tipe yang dibudidayakan ini tidak diketahui, tetapi
diyakini berasal dari suatu jenis kedelai merambat dari Asia Utara. Kedelai
dibawa ke Amerika Utara pada masa kolonial, pada saat itu tidak merupakan
tanaman utama, hingga perang dunia II berakhir. Kedelai digunakan sebagai
sumber makanan terpenting di beberapa negara Cina, Korea, Jepang dan
Manchuria (Splittstoesser, 1984).
Di Indonesia kedelai mulai dilaporkan pada zaman Rumphius (abad
ke-17). Pada waktu itu kedelai dibudidayakan sebagai tanaman makanan dan
pupuk hijau. Sampai saat ini di Indonesia kedelai banyak ditanam di dataran
rendah yang tidak banyak mengandung air, misalnya di pesisir Utara Jawa Timur,
Jawa Tengah, Jawa Barat, Gorontalo (Sulawasi Utara), Sulawesi Tenggara dan
Lampung, Sumatera Selatan dan Bali (Andrianto dan Indarto, 2004).
Pemanfaatan kedelai oleh masyarakat kita misalnya sebagai bahan
makanan dan ransum ternak peliharaan seperti ayam. Sebagai bahan makanan
pada umumnya kedelai tidak langsung dimasak melainkan diolah terlebih dahulu,
sesuai dengan kegunaannya, misalnya dibuat tempe, tahu, kecap, tauco, dan taoge.
Selain itu, di era industrialisasi saat ini kedelai sudah diolah menjadi aneka bahan
makanan, susu kedelai dan minuman sari kedelai yang kemudian dikemas dalam
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada1Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
botol serta penyedap rasa makanan dengan kandungan prootein yang tinggi
(Andrianto dan Indarto, 2004).
Produksi kedelai dalam negeri dari tahun ke tahun terus merosot. Tahun
1992 luas panen kedelai lokal 1.665.706 hektar dan sembilan tahun kemudian,
tahun 2001 turun menjadi 723.029 hektar. Pada tahun 2005, atau empat tahun
kemudian, luas penen turun lagi menjadi 621.541 hektar dengan produksi
808.353 ton. Tahun 2006 menjadi 580.534 hektar dengan produksi 747.611 ton
dan tahun 2007 menjadi 56.824 hektar dengan produksi 598.029 ton atau hanya
tinggal 27,4% dari luas panen 1992 (Harian Kompas, 2008).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara (2006),
produksi kedelai Sumatera Utara tahun 2005 sebesar 15.793 ton atau menurun
40.18 % dibanding produksi tahun 1997 sebanyak 93.303 ton, namun mengalami
kenaikan bila dibandingkan produksi tahun 2003 dan 2004 yang hanya sebesar
10.466 ton dan 12.333 ton. Luas panen juga mengalami kenaikan sejak tahun
2003 dari total 9.910 hektar menjadi 13.787 hektar dengan rata-rata produksi per
hektar pada tahun 2003 sebesar 10,56 kw/ha menjadi 11,48 kw/ha pada
tahun 2005.
Untuk meningkatkan kapasitas produksi pangan nasional tersebut,
Indonesia masih memiliki potensi lahan untuk perluasan usaha tani. Dari luas
lahan yang sesuai untuk usaha pertanian sebesar 100,8 juta hektar, telah
dimanfaatkan 68,8 juta hektar, sehingga lahan yang belum dimanfaatkan sekitar
32 juta hektar. Selain itu, terdapat potensi lahan untuk usaha pertanian berupa
lahan terlantar 11,5 juta hektar serta perkarangan 5,4 juta hektar, dan belum
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
termasuk
lahan
gambut
dan
lebak
yang
potensinya
cukup
besar
(Syafa’at dan Simatupang, 2006).
Lahan pasang surut dan lahan sulfat masam, terutama yang mengalami
reklamasi, umumnya mengandung kadar garam yang tinggi sebagai akibat dari
luapan pasang secara langsung atau resapan penyusupan air laut. Lahan sulfat
masam yang terletak dekat dengan muara laut atau pesisir pantai umumnya
mengandung salinitas tinggi. Kelarutan sulfat yang dihasilkan dari oksidasi pirit
pada lahan yang telah direklamasi akan diikuti oleh peningkatan salinitas
(Noor, 2004).
Faktor salinitas pada media tanam dapat
mempengaruhi proses
perkecambahan benih. Hal ini disebabkan karena faktor salinitas dapat
menurunkan potensial air pada media tanam sehingga menghambat penyerapan air
oleh benih yang berkecambah. Perlakuan osmoconditioning pada benih dengan
menggunakan larutan osmotik yang berpotensial air rendah memungkinkan benih
untuk dapat mengabsorbsi air secara terkontrol. Jumlah air yang diabsorbsi oleh
benih suatu proses osmoconditioning berlangsung adalah bervariasi bergantung
pada larutan osmotik yang digunakan. Apabila keseimbangan air telah tercapai,
maka kandungan air di dalam benih akan di pertahankan (Rini dkk, 2005).
Berdasarkan penelitian Rini dkk (2005) diketahui bahwa, pengamatan
terhadap persentase perkecambahan benih sorgum pada tanah salin menunjukkan
bahwa perlakuan osmoconditioning dengan menggunakan masing-masing Na2SO4
0,2 M dan NH4Cl 0,2 M berpengaruh nyata. Pada penelitian jagung menunjukkan
bahwa perlakuan osmoconditioning dengan K2 SO4 1,5% dapat meningkatkan
persentase perkecambahan jagung pada tanah salin sedangkan dengan
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
menggunakan konsentrasi yang lebih tinggi yaitu 4,5% dapat menghambat
perkecambahan jagung.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk dapat melakukan
penelitian efek aplikasi osmoconditioning pada benih terhadap pertumbuhan dan
produksi beberapa varietas kedelai dalam kondisi cekaman salinitas.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui efek aplikasi osmoconditioning pada benih terhadap
pertumbuhan dan produksi beberapa varietas kedelai (Glycine max L.) dalam
kondisi cekaman salinitas
Hipotesis Penelitian
1. Ada perbedaan antar varietas terhadap pertumbuhan dan produksi kacang
kedelai
2. Ada pengaruh cekaman salinitas garam NaCl terhadap pertumbuhan dan
produksi kacang kedelai
3. Ada pengaruh konsentrasi osmoconditioning terhadap pertumbuhan dan
produksi kacang kedelai
4. Ada interaksi antara varietas dan cekaman salinitas terhadap pertumbuhan dan
produksi kedelai
5. Ada interaksi antara varietas dan konsentrasi osmoconditioning terhadap
pertumbuhan dan produksi kacang kedelai
6. Ada interaksi antara cekaman salinitas dan konsentrasi osmoconditioning
terhadap pertumbuhan dan produksi kacang kedelai
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
7. Ada
interaksi
antara
varietas,
cekaman
salinitas
dan
konsentrasi
osmoconditioning terhadap pertumbuhan dan produksi kacang kedelai.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Sharma (1993) tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Polypetales
Family
: Papilionaceae
Genus
: Glycine
Species
: Glycine max (L.) Merill
Sistem perakaran kedelai adalah akar tunggang yang terdiri dari akar
utama dan akar cabang. Selain sebagai penyerap unsur hara dan penyangga
tanaman, pada perakaran kedelai ini adalah merupakan tempat terbentuknya
bintil/nodul
akar
yang
berfungsi
sebagai
tempat
bakteri
Rhizobium
(Rahman dan Tambas, 1986).
Kedelai adalah tanaman setahun yang tumbuh tegak (tinggi 70-150 cm).
Menyemak
berbulu
halus
(pubescens),
dengan
sistem
perakaran
luas
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Waktu tanaman kedelai masih sangat muda,
atau setelah fase menjadi kecambah dan saat keping biji belum jatuh, batang dapat
dibedakan menjadi dua. Bagian batang di bawah keping biji yang belum lepas
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman
6 Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
disebut hypokotil, sedangkan bagian di atas keping biji disebut epycotyl. Batang
kedelai tersebut berwarna ungu atau hijau (Andrianto dan Indarto, 2004).
Terdapat empat tipe daun yang berbeda, yaitu kotiledon atau daun biji,
daun primer sederhana, daun bertiga, dan daun profila. Daun primer sederhana
berbentuk telur (oval) berupa daun tunggal (unifoliat) dan bertangkai sepanjang
1-2 cm, terletak berseberangan pada buku pertama di atas kotiledon. Daun-daun
berikutnya daun bertiga (trifoliat), namun adakalanya terbentuk daun berempat
atau daun berlima (Hidayat dalam Somaatmadja dkk, 1985).
Kultivar kedelai memiliki bunga bergerombol terdiri atas 3-15 bunga yang
tersusun pada ketiak daun. Karekteristik bunganya seperti famili Papilionaceae
lainnya, yaitu corolla (mahkota bunga) terdiri atas 5 petal yang menutupi sebuah
pistil dan 10 stamen (benang sari). 9 stamen berkembang membentuk seludang
yang mengelilingi putik, sedangkan stamen yang kesepuluh terpisah bebas
(Poehlman and Sleper, 1995)
Banyaknya polong bergantung pada jenisnya. Ada jenis kedelai yang
menghasilkan banyak polong, ada pula yang sedikit. Berat masing-masing biji pun
berbeda-beda, ada yang bisa mencapai berat 50-500 gram per 100 butir biji. Selain
itu warna biji juga berbeda-beda. Perbedaan warna biji dapat dilihat pada belahan
biji ataupun pada selaput biji, biasanya kuning atau hijau transparan (tembus
cahaya). Ada pula biji yang berwarna gelap kecoklat-coklatan sampai hitam, atau
berbintik-bintik (Andrianto dan Indarto, 2004).
Semua varietas kedelai mempunyai bulu pada batang, cabang, daun dan
polong-polongnya. Lebat atau tidaknya bulu serta kasar atau halusnya bulu
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
tergantung dari varietas masing-masing. Begitu pula warna bulu berbeda-beda,
ada
yang
berwarna
coklat
dan
ada
pula
yang
putih
kehijauan
(Andrianto dan Indarto, 2004).
Syarat Tumbuh
Tanah
Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah asal drainase dan
aerasi tanah cukup baik. Tanah-tanah yang cocok yaitu alluvial, regosol,
grumosol, latosol, dan andosol. Pada tanah-tanah padzolik merah kuning dan
tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik,
kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah yang
cukup (Andrianto dan Indarto, 2004).
Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu
persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam
pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan
menyebabkan busuknya akar
(http://www.warintek.bantul.go.id/web.php?mod=basisdata, 2008).
Kedelai termasuk tanaman yang mampu beradaptasi terhadap berbagai
agroklimat, menghendaki tanah yang cukup gembur, tekstur lempung berpasir dan
liat. Tanaman kedelai dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang mengandung
bahan organik dan pH antara 5,5-7 (optimal 6,7). Tanah hendaknya mengandung
cukup air tapi tidak sampai tergenang (Departemen Pertanian, 1996).
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
Iklim
Pada awalnya kedelai merupakan tanaman subtropika hari pendek, namun
setelah didomestikasi dapat menghasilkan banyak kultivar yang dapat beradaptasi
terhadap lintang yang berbeda. Kemampuannya untuk ditanam di mana saja
adalah keunggulan utama tanaman ini. Pertumbuhan optimum tercapai pada suhu
20-25 0C. Suhu 12-20 0C adalah suhu yang sesuai bagi sebagian besar proses
pertumbuhan tanaman, tetapi dapat menunda proses perkecambahan benih dan
pemunculan biji. Pada suhu yang lebih tinggi dari 30 0C, fotorespirasi cenderung
mengurangi hasil fotosintesis (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Kedelai menghendaki air yang cukup pada masa pertumbuhannya
terutama pada saat pengisian biji. Curah hujan yang optimal untuk budidaya
kedelai adalah 100-200 mm/bulan. Tanaman kedelai dapat tumbuh pada
ketinggian 0-900 meter di atas permukaan laut (Departemen Pertanian, 1996).
Kedelai merupakan tanaman hari pendek, yakni tidak akan berbunga bila
lama penyinaran (panjang hari) melampaui batas kritis. Setiap varietas
mempunyai panjang hari kritis. Apabila lama penyinaran kurang dari batas kritis,
maka kedelai akan berbunga. Dengan lama penyinaran 12 jam, hampir semua
varietas
umumnya
kedelai
berbunga
tanam. Apabila
tersebut
dapat
akan
berbunga
beragam
lama
dari
penyinaran
meneruskan
dan
20
tergantung
hingga
melebihi
pertumbuhan
dari
60
varietasnya,
hari
setelah
periode
kritis,
tanaman
vegetatifnya
tanpa
berbunga
(Baharsjah, Suardi, dan Las dalam Somaatmadja dkk, 1985).
Indra Setiawan : Efek Aplikasi Osmoconditioning Pada Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Gylcine max L.) Dalam Kondisi Cekaman Salinitas, 2008.
USU Repository © 2009
Salinitas
Salinitas atau kegaraman yaitu kadar garam yang dapat diukur secara tidak
langsung dari nilai daya hantar listrik (DHL) suspensinya dengan satuan
µ mho/cm yang ditera pada suhu 25 0C (Sutedjo, 2004).
Salinitas berkaitan erat dengan keadaan pengerasan yang buruk akibat dari
pengelolaan air yang kurang baik, seperti sistem jaringan pengerasan yang kurang
lancar, fungsi pintu-pintu air yang kurang baik, konstruksi tanggul yang kurang
pejal sehingga rembesan air dapat menembus dinding tanggul, dan kondisi tanah
lapisan bawah yang masih mentah sehingga mudah mengalami runtuhan
(Noor, 2004).
Notohadiprawiro (1999) menyatakan bahwa garam-garam yang ada dalam
tanah terdiri kebanyakan atas berbagai proporsi kation Na, Ca dan Mg serta anion
Cl dan SO4. Penyusun yang biasanya hanya terdapat dalam jumlah sedikit ialah
kation K dan anion bikarbonat, karbonat nitrat, dan borat. Hubungan daya hantar
listrik (DHL) dengan tekanan osmosis dan dengan kadar garam bergantung pada
macam garam. Pada DHL sama tekanan osmosis meningkat dalam urutan
MgSO4