Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS
KEDELAI ( Glycine max (L.) Merrill) TERHADAP PEMUPUKAN
NITROGEN DAN FOSFOR

SKRIPSI
OLEH:
ANDAR LAUREL SITEPU
040307008
BDP-Pemuliaan Tanaman

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS

KEDELAI ( Glycine max (L.) Merrill) TERHADAP PEMUPUKAN
NITROGEN DAN FOSFOR

SKRIPSI
OLEH:
ANDAR LAUREL SITEPU
040307008
BDP-Pemuliaan Tanaman

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.

Disetujui oleh :

Disetujui oleh :

( Ir. Mbue Kata Bangun, MP)
Ketua Pembimbing
NIP : 130 802 482


(Ir. Isman Nuriadi)
Anggota Pembimbing
NIP : 130 810 742

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

ABSTRACK

The objective of this research was to study of Respon Growth and Produce
Some Variety Soy of Fertilization of Nitrogen and Phosphorus. The research was

held a Agriculture faculty, North Sumatera University, Medan, conducted from
Agustus to November 2008.
The design used in this research use the random Device of Factorial group
by 2 ( two) is factor that is : first factor is varietas soy by 2 type consisted of : V1 :
Anjasmoro variety; V2 : Willis varity. Second factor is concentrastion of : K1 : 50
kg/ha, 30 kg/ha; K2 : 50 kg/ha, 60 kg/ha; 50 kg/ha, 90 kg/ha ; 100 kg/ha, 30
kg/ha; 100 kg/ha, 60 kg/ha; 100 kg/ha, 90 kg/ha; 150 kg/ha, 30 kg/ha; 150 kg/ha,
60 kg/ha, 150 kg/ha, 90 kg; 100 kg/ha, 0 kg/ha; 0 kg/ha, 60 kg/ha.
Perseption result of from this reserch is high of crop, age flower the, sum
up the branch, age harvest the, amount of seed place, sum up the seed, poduce and
wight 100 seed.
The result of analisis data is statistically obtained by that fertiliazation
treatment have an effect on the reality of age flower the, varietas differ the reality
ti high of crop, age flower the, age harvest the, amount polong, sum up the seed
and wight 100 seed. Interaction of both differing reality to high of crop 4 MST

Key word : Fertilization of N and P, varietas, soy.

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.

USU Repository © 2009

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Respon Pertumbuhan dan
Produksi beberapa Varietas Kedelai terhadap Pemupukan Nitrogen dan Fosfor.
Penelitian ini dilaksankan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan dari bulan Agutus hingga November 2008.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan Acak
Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama yaitu :
Varietas Kedelai dengan 2 (dua ) jenis yaitu varietas Anjasmoro dan Willis, dan
faktor keua yaitu : Perbandingan kombinasi dosis pupuk Nitrogen dan fosfor
dengan 11 (sebelas) jenis.
Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah
cabang, umur panen, jumlah polong, jumlah biji, produksi per tanaman dan bobot
100 biji.
Dari hasil analisis data secara statistik diperoleh bahwa perlakuan
pemupukan berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, varietas berbeda nyata
terhadap tinggi tanaman, umur berbunga, umur panen, jumlah polong, jumlah biji
dan bobot 100 biji. Interaksiantara pupuk dengan varietas belum berbeda nyata
terhadap semua parameter.

Kata kunci : Pemupukan N dan P, Varietas, Kedelai

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

RIWAYAT HIDUP

Andar Laurel Sitepu dilahirkan di Sidikalang pada tanggal 22 Oktober
1985 dari Ayahanda Padin Effendi Sitepu, BA dan Ibunda Loide Br. Sagala.
Penulis merupakan putra ketujuh dari tujuh bersaudara.
Adapun pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah SD Negeri
030285 Sidikalang lulus tahun 1998, SMP Negeri 2 Sidikalang lulus tahun 2001,
SMU Negeri 2 Sidikalang lulus tahun 2004. Terdaftar sebagai mahasiswa
Pemuliaan Tanaman Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara pada tahun 2004 melalui jalur SPMB.
Penulis pernah menjadi Asisten di Laboratorium Zat Pengatur Tumbuh
(ZPT) Fakultas Pertanian Universitas Utara pada periode 2007/2008 dan
2008/2009 dan juga aktif dalam organisasi HIMADITA (Himpunan Mahasiswa
Budidaya Pertanian).

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN III
(Persero) Kebun Rambutan Afdeling 3 Kabupaten Tebing Tinggi, Sumatera Utara
pada bulan Juni – Agustus 2008.

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul “Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai
(Glycine max (L.) Merrill) Terhadap Pemupukan Nitrogen dan Fosfor”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Bapak Ir. Mbue Kata Bangun, MP selaku ketua komisi
pembimbing dan Bapak Ir. Isman Nuriadi selaku Anggota pembimbing yang
telah banyak membantu dan membimbing dalam menyusun dan menyelesaikan
skripsi ini, dan juga kepada para dosen dan staf pengajar mata kuliah yang telah
memberi ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih yang tulus dan rasa hormat penulis sampaikan kepada

Ayahanda Padin Effendi Sitepu, BA dan Ibunda Loide br. Sagala tercinta yang
telah membesarkan penulis dengan segenap cinta, kasih sayang dan pengertian
serta pengorbanan yang tak terhingga, dan juga kepada kak Santa, bang Foker,
bang Sutan, bang Surya, bang Roga dan bang Johannes yang telah mendukung
penulis selama penulisan skripsi ini. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih
kepada sahabat-sahabat terbaikku Novilda, Alex, Rici, Goido, Trisna, Nicolas,
Junaedi, Fazrin, Roy dkk dan kepada abang-kakak seperti bang Frans, Kak Sri dan
Kak Yanti terimakasih atas bantuan, saran, dukungan serta kebersamaannya.
Terimakasih juga kepada adik-adik junior 2005, 2006 dan 2007 yakni Sanjos,
Fernando, Rapi, Anto, Nangon, Benni, Philip, Eka dkk yang telah bersedia
membantu selama penelitian serta terimakasih kepada semua pihak yang telah

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

membantu dan memberikan masukan kepada penulis yang tidak tersebutkan satu
persatu, terima kasih.
Terima kasih juga kepada teman-teman di rogram Studi Pemuliaan
Tanaman dan Agronomi yang telah banyak membantu dalam perkuliahan. Tidak

lupa kepada rekan-rekan di Laboratorium Zat Pengatur Tumbuh Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, terima kasih atas dukungan dan
kebersamaannya.
Akhir kata penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak
demi kesempurnaan skripsi ini dimasa mendatang. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi kita semua.

Medan,

Februari 2009
Penulis

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Hal
ABSTRACT ...............................................................................................

i
ABSTRAK ..................................................................................................

ii

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................

iii

KATA PENGANTAR ................................................................................

iv

DAFTAR ISI ...............................................................................................

vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................

viii


DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

x

PENDAHULUAN
Latar Belakang ...............................................................................
Tujuan Penelitian............................................................................
Hipotesis Penelitian ......................................................................
Kegunaan Penelitian ......................................................................

1
3
3
3


TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman .............................................................................
Syarat Tumbuh ...............................................................................
Iklim ..................................................................................
Tanah .................................................................................
Pupuk Nitrogen dan Fosfor ..............................................................
Varietas ...........................................................................................

4
6
6
7
8
11

BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu ........................................................................
Bahan dan Alat ...............................................................................
Metode Penelitian ...........................................................................

13
13
14

PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan ............................................................................
Persiapan MediaTanam ................................................................
Persiapan benih ............................................................................
Aplikasi Pemupukan ........................................................................
Penanaman ....................................................................................
Pemeliharaan Tanaman..................................................................
Penyiraman ........................................................................
Penjarangan .......................................................................

16
16
16
16
17
17
17
16

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

Penyisipan .........................................................................
Pembumbunan.......................................................................
Penyiangan ........................................................................
Pengendalian Hama dan Penyakit ......................................
Pembuangan Bunga Jantan .............................................................
Panen.................................................................................................
Pengamatan Parameter ...................................................................
Tinggi Tanaman (cm).........................................................
Umur Mulai Bebunga (HST) ..............................................
Jumlah Cabang (cabang) ....................................................
Umur Panen (HST) ............................................................
Jumlah Polong per Tanaman (polong) ................................
Jumlah Biji per Tanaman (biji) ...........................................
Produksi per Tanaman (gr) .................................................
Bobot 100 Biji (gr) ............................................................

16
16
16
16
17
17
18
18
18
18
18
18
18
18
19

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil................................................................................................. 21
Tinggi Tanaman (cm)......................................................... 21
Jumlah Cabang (cabang) .................................................... 23
Umur Mulai Bebunga (HST) .............................................. 24
Umur Panen (HST) ............................................................ 25
Jumlah Polong per Tanaman (polong) ................................ 27
Jumlah Biji per Tanaman (biji) ........................................... 28
Produksi per Tanaman (gr) ................................................. 30
Bobot 100 Biji (gr) ............................................................ 31
Pembahasan ....................................................................................... 34
Perbedaan Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Kedelai ............................................................................... 34
Pengaruh Pemupukan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Kedelai .............................................................................. 35
Interaksi Varietas dengan Pemupukan Terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Kedelai ......................................................... 36
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ....................................................................................
Saran ..............................................................................................

37
37

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Hal
1. Rataan Tinggi Tanaman (cm) pada Perlakuan Pemupukan dan
Varietas Kedelai .....................................................................................

22

2. Rataan Umur Mulai Berbunga pada Perlakuan Pemupukan dan
Varietas Kedelai ....................................................................................

23

3. Rataan Jumlah Cabang per Tanaman (cabang) pada Perlakuan
Pemupukan dan Varietas Kedelai ............................................................

25

4. Rataan Umur Panen (HST) pada Perlakuan Pemupukan dan
Varietas Kedelai ......................................................................................

26

5. Rataan Jumlah Polong (polong) pada Perlakuan Pemupukan dan
Varietas Kedelai ......................................................................................

27

6. Rataan Jumlah Biji (biji) pada Perlakuan Pemupukan dan
Varietas Kedelai ......................................................................................

29

7. Rataan Produksi per Tanaman (gr) pada Perlakuan Pemupukan dan
Varietas Kedelai ......................................................................................

30

8. Rataan Bobot 100 Biji (gr) pada Perlakuan Pemupukan dan
Varietas Kedelai ......................................................................................

32

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Hal
1. Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Dua Varietas Kedelai .................. 22
2. Histogram Rataan Umur Mulai Berbunga (HST) .....................................

24

3. Histogram Rataan Umur Panen (HST) .....................................................

27

4. Histogram Rataan Jumlah Polong per Tanaman (polong) ........................

28

5. Histogram Rataan Jumlah Biji per Tanaman (biji) ...................................

29

6. Histogram Rataan Produksi per Tanaman (gr) ..........................................

31

7. Histogram Rataan Bobot 100 Biji (gr) ......................................................

33

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Hal
1. Deskripsi Jagung Varietas BISI 2, P12 dan Arjuna ................................. 36
2. Bagan Penelitian ....................................................................................

37

3. Jadwal Kegiatan Penelitian .....................................................................

38

4. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST(cm) ......................................

39

5. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST ....................................................

39

6. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 4 MST(cm) ......................................

40

7. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MST ....................................................

40

8. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 6 MST(cm) ......................................

41

9. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MST ......................................................

41

10. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 8 MST(cm) ......................................

42

11. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 8 MST ....................................................

42

12. Data Pengamatan Jumlah Tongkol per Tanaman (buah) ..........................

43

13. Sidik Ragam Jumlah Tongkol per Tanaman ..........................................

43

14. Data pengamatan bobot tongkol berklobot (g) ........................................

44

15. Sidik Ragam Bobot Tongkol Berklobot .................................................

44

16. Data Pengamatan Bobot Tongkol Bersih (g) ............................................

45

17. Sidik Ragam Bobot Tongkol Bersih ......................................................

45

18. Data Pengamatan Panjang Tongkol (cm) ................................................

46

19. Sidik Ragam Panjang Tongkol ..............................................................

46

20. Data Pengamatan Diameter Tongkol (cm) ..............................................

47

21. Sidik Ragam Diameter Tongkol .............................................................

47

22. Data Pengamatan Jumlah Tongkol Yang Dapat Dipasarkan (buah) ........

48

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

23. Sidik Ragam Jumlah Tongkol Yang Dapat Dipasarkan ..........................

48

24. Foto Lahan Lahan Penelitian ..................................................................

49

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kedelai merupakan komoditas pangan utama ketiga setelah padi dan
jagung. Permintaan kedelai untuk konsumsi, pakan ternak dan bahan baku
industri dari tahun ke tahun terus meningkat. Peningkatan kebutuhan kedelai tidak
seimbang dengan produksinya Sumarno (1999) mengemukakan bahwa masalah
utama penyebab kekurangan produksi kedelai adalah luas panen yang belum
memadai, masih rendah dari pada kebutuhan. Sedangkan upaya peningkatan
produksi dengan cara intensifikasi pada areal yang telah ada kurang memberikan
tambahan produksi karena kurangnya tindakan nyata di lapangan. Oleh karena itu,
upaya pencukupan produksi kedelai harus ditekankan pada penambahan areal
panen baru.
Produksi kedelai Sumatera Utara 2006 sebesar 7.042 ton, turun sebesar
8751 ton atau 55,41 persen dibandingkan produksi kedelai tahun 2005. Penurunan
produksi kedelai disebabkan penurunan luas panen sebesar 7476 hektar atau
54,22 persen. (BPS Provinsi Sumatera Utara, 2007).
Permintaan kedelai dari tahun ke tahun meningkat sejalan dengan
pertambahan penduduk dan berkembangnya usaha agroindustri berbahan baku
kedelai. Hingga saat ini produksi dalam negeri belum mampu mengimbangi
permintaan sehingga harus impor. Dalam upaya mengurangi impor yang semakin
meningkat, perlu dilakukan upaya peningkatan produksi di dalam negeri, baik
melalui peningkatan produktivitas maupun melalui perluasan areal tanam. Upaya

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

perluasan areal tanam kiranya perlu mendapat perhatian yang tinggi. Sumber daya
lahan kering yang terdapat di Indonesia masih cukup luas bagi pengembangan
areal pertanian termasuk bagi perluasan areal kedelai.
Rekomendasi pemupukan untuk kedelai untuk areal tertentu belum
diperoleh lengkap. Dalam skala penelitian dilaporkan bahwa viabilitas benih
benih dihasilkan dapat ditingkatkan dengan pemupukan yang tepat. Kekurangan
atau kelebihan pupuk N dan P menurunkan viabilitas benih. Sehubungan dengan
ini, dosis pupuk yang dikemukakan dibawah ini produksi kedelai non benih dapat
diuji kembali jika akan digunakan untuk menghasilkan benih. Di lahan tegalan,
pada musim manapun, disarankan menggunakan pupuk organik sebanyak 3-5
ton/ha disamping 50-100 kg urea, 50-100 TSP, dan 50-75 kg KCl per hektar. Pada
tanah masam diperlukan pengapuran sebanyak 1,5 kali kandungan Aldd dengan
cara menyebar dan mengaduknya merata sedalam + 15 cm, atau sebanyak 300500 kg/ha barisan tanaman (Mugnisjah dan Setiawan, 1995) .
Terjadinya akses permintaan kedelai yang begitu besar akhir-akhir ini
disebabkan oleh beberapa hal seperti : (1)Dari segi permintaan ,(2)Dari segi
penawaran (suplai); masih rendahnya rata-rata produktivitas disebabkan oleh
penerapan teknologi benih terutama mutu dan dosis pupuk yang tidak sesuai
dengan rekomendasi (Manwan. dkk,1990. dalam Sirappa. dkk., 2004).
Dari permasalahan diatas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas
Kedelai (Glycine max (L) Merrill ) Terhadap Pemupukan Nitrogen dan Fosfor.

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas
Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Terhadap Pemupukan Nitrogen dan Fosfor.
Hipotesis Penelitian
1. Ada Perbedaan Pertumbuhan dan Produksi dari Beberapa Varietas
Tanaman Kedelai.
2. Ada Perbedaan Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen dan Fosfor Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Tanaman Kedelai.
3. Adanya interaksi antara varietas dengan pupuk Nitrogen dan Fosfor
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Tanaman Kedelai.
Kegunaan Peneitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat melakukan penelitian di Fakultas
Pertanian Universitas sumatera Utara, Medan.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutukan.

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Hidajat (1985), dalam Somaatmadja, dkk (1985), Klasifikasi dari
tanaman kedelai adalah sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Subdivisio

Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Ordo

: Polypetales

Famili

: Leguminosea (Papilionaceae)

Genus

: Glycine

Spesies

: Glycine max (L.) Merrill
Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

mencapai 2 meter, akar-akar sampingnya menyebar mendatar sejauh 2,5 meter
pada kedalaman 10 sampai 15 cm, jika ada bakteri Rhizobium japonicum akan
terbentuk bintil-bintil akar (Somaatmadja, 1993).
Batang kedelai berasal dari poros janin. Bagian terpenting dari proses janin
ialah hipokotil dan bakal akar, yang merupakan sebagai dari poros hipokotil akar.
Bagian batang kecambah di atas kotiledon disebut epikotil. Semasa pertumbuhan
vegetatif, titik tumbuh dari epikotil membentuk primordial daun dan kuncup
ketiak, Plumula muncul kepermukaan tanah bersama dengan kotiledon, letaknya
diantara kedua kotiledon, jaringan batang dan daun terbentuk dari pertumbuhan
dan perkembangan plumula. Kuncup-kuncup ketiak tumbuh membentuk cabang
ordo pertama dari batang utama. Jumlah buku dan ruas yang membentuk batang

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

utama tergantung dari reaksi genetipa terhadap panjangnya hari dan dari tipe
tumbuh, yaitu diterminat dan interminat. Panjang batang hanya sekitar 15 cm.
Apabila kultivar tipe interminat yang sesuai untuk daerah hari pendek ditanam
didaerah berhari panjang maka tanaman cenderung merambat dan batang dapat
mencapai panjang beberapa meter (Hidajat, 1985 dalam Somaatmadja,dkk, 1985).
Kedelai berbatang semak dengan tinggi 30-100 cm. Batang dapat
dibedakan membentuk 3-6 cabang. Tipe pertumbuhan dapat dibedakan menjadi 3
macam yakni determinit, indeterminit dan semi determinit. Batang kedelai
berwarna ungu dominan berwarna hijau (Departemen Pertanian, 1990).
Daunnya berselang-seling beranak daun tiga, licin atau berbulu, tangkai
daun panjang terutama untuk daun-daun yang berada dibagian bawah, anak daun
bundar telur samapi bentuk lanset (3-10) cm x (2-6) cm, pinggirannya rata,
pangkal membulat, ujungnya lancip sampai tumpul (Somaatmadja, 1993).
Bunga kedelai tergolong bunga sempurna, yaitu setiap bunga memiliki
alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat

masih tetutup

(kleistogamus) sehingga kemungkinan penyerbukan silang amat kecil. Bunga
kedelai dapat berwarna ungu atau putih. Tangkai bunga yang tumbuh dari ketiak
daun

bernama rasim, kuncup-kuncup ketiak daun bagian bawah batang

berkembang menjadi bunga. Jumlah bunga yang terbentuk pada ketiak daun amat
beragam. Saat bunga terbuka penuh merupakan saat pembuahan atau mungkin
satu hari setelah pembuahan (Hidajat, 1985 dalam Somaatmadja, dkk, 1985).
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai
alat jantan dan betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih
tertutup sehingga kemungkinan perkawinan silang akan sangat kecil. Tidak semua
Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

bunga dapat menjadi polong, walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna
(Departemen Pertanian, 1990).
Umunya sebagian terbesar kultivar kedelai polongnya berisi 2 sampai 3
buah biji. Polong kedelai berbentuk rata atau agak melengkung dan panjangnya
berkisar antara 2 cm hingga 7 cm. Polong muda berwarna hijau dan ditumbuhi
trikhoma. Warna polong matang beragam antara kuning hingga kuning kelabu,
cokelat atau hitam. Warna polong disebakan oleh adanya pigmen karotin dan
santofil, oleh warna trikhona dan oleh ada atau tidaknya pigmen antosiani
(Hidajat, 1985 dalam Somaatmadja, dkk, 1985).
Berat masing-masing biji pun berbeda-beda, ada yang bisa mencapai 50500 gram per 1000 butir biji. Warna biji pun berbeda-beda. Perbedaan warna biji
dapat dilihat pada belahan biji ataupun pada selaput biji, biasanya kuning atau
hijau transparan (tembus cahaya). Disamping itu ada pula biji yang berwarna
gelap, kecoklatan sampai hitam atau bintik-bintik (Andrianto dan Indarto, 2004).
Syarat Tumbuh
Iklim
Kedelai menghendaki air yang cukup pada masa pertumbuhannya,
terutama pada saat pengisian biji. Curah hujan yang optimal untuk budidaya
kedelai adalah 100-200 mm/ bulan, sedangkan tanaman kedelai dapat tumbuh
baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan
(Departemen Pertanian, 1996).
Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis
dan sub tropis. Sebagian barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

cocok bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada
jagung. Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di darah yang memiliki curah hujan
sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman
kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan. Suhu yang
dikehendaki antara 21-24 oC, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan
tanaman kedelai antara 23-27 oC. Pada proses perkecambahan benih kedelai
memerlukan

suhu

yang

cocok

sekitar

30

o

C.

(http://warintek.ristek.go.idpertanian/kedelai.pdf, 2008).
Tanaman kedelai dapat tumbuh baik sampai ketinggian 1500 m. suhu
nmerupakan faktor terpenting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Perkecambahan optimal terjadi pada suhu 30oC. Pada linkungan yang optimal, biji
kedelai berkecambah setelah 4 hari tanam, sedangkan pada suhu sekitar 10oC biji
baru berkecambah sekitar 2 minggu tanam. Pertumbuhan terbaik terjadi pada suhu
29,4oC dan menurun bila suhu lebih rendah.Pada tanaman kedelai, radiasi
matahari optimum untuk

fotosintesis maksimal adalah sebesar 0,3-0,8

kal/cm2/menit. Bardasarkan keragaman radiasi matahari, fotosintesis tertinggi
kedelai pada jam 10 pagi,(Baharsyah, dkk, 1985 dalam Somaatmadja,dkk, 1985).
Tanah
Kedelai termasuk tanaman yang mampu beradaptasi terhadap agroklimat,
menghendaki tanah yang cukup gembur, tekstur lempung berpasir dan liat.
Tanaman kedelai dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang mengandung bahan
organik dan pH antara 5,5-7 (optimal 6,7). Tanah hendaknya mengandung cukup
air tapi tidak sampai tergenang (Departemen Pertanian, 1996).

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

Pada dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang terlalu basah,
Tetapi air tetap tersedia, kedelai tidak menuntun struktur tanah yang khusus
sebagai suatu persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur
dan agak asam pun kedelai dapat tunbuh dengan baik, asal tidak tergenang air
yang akar menyebabkan busuknya akar. Kedelai juga membutuhkan tanah yang
kaya akan humus atau bahan organik. Toleransi keasaman tanah sebagai syarat
tumbuh bagi kedelai adalah pH = 5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat
tumbuh. Dalam pembudidayaan tanaman kedelai, sebaiknya dipilih lokasi yang
topograpi tanahanya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras atau tanggul.
Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl
(http://warintek.ristek.go.idpertanian/kedelai.pdf, 2008).
Pupuk Nitrogen dan Fosfor
Pupuk merupakan suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik,
bila ditambahkan ke dalam tanah atau ke tanaman, dapat memperbaiki sifat fisik,
sifat kimia,sifat biologi tanah dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Cara-cara atau metode serta usaha-usaha yang dilakukan dalam pemberian pupuk
atau unsure hara ke dalam tanah atau ke tanaman yang sesuai yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanaman yang normal (Hasibuan, 2004).
Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman yang
pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagianbagian vegetatif tanaman seperti daun, batang dan akar, tetapi kalau terlalu banyak
dapat menghambat pembungaan dan pembuahan pada tanaman. Fungsi nitrogen
yang selengkapnya bagi tanaman adalah sebagai berikut :

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

1. Untu meningkatkan pertumbuhan tanaman.
2. Dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebat dengan warna
yang lebih hijau, Kekurangan N menyebabkan khlorosis (pada daun muda
berwarna kuning).
3. Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tumbuhan.
4. Meningkatkan kwalitas tanaman penghasil daun-daunan.
5. Meningkatkan berkembangbiaknya mikro-organisme di dalam tanah
(Sutedjo, 2002).
Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat (NO3) dan ion
ammonium (NH4+). Sebagian besar Nitrogen di serap dalam bentuk ion nitrat
karena ion nitrat tersebut bermuatan negatife sehingga selalu berada didalam
larutan tanah, ion nitrat lebih mudah tercuci oleh aliran air (Novizan, 2005).
N atmosfer secara simbiotik difiksasi didalam bintil akar legume. Bentuk
N ini dapat kembali ke dalam tanah melalui berbagai mekanisme sebagai berikut:
1. Perjalanan utama yang lain dari N fiksasi simbiotis dari tanah ke tanah
adalah melalui ekskresi langsung dari akar yang hidup dan dari bintil akar.
Lebih kurang 60 % N tanah bertambah dalam legume berasal dari ekskresi
hara mikro bebas ini didukung oleh kepentingan ekskresi yang ditujukan
oleh banyak sekali perambahan N tahunan kedalam tanah.
2. Dekomposisi jaringan akar yang mati dan nodul sumber penting
pengkayan N tanah. Total berat nodul 244 kg/ha telah dihitung untuk
legume A.rubara. analisis ini menunjukan bahwa nodul memang kaya N.

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

3. mikro free-living nitrogen fixing, dapat merupakan sumber penambahan
yang ditambahkan ke rhizosfer. Sebanyak 1/3 dari total N tanah
disumbangkan oleh mikroorganisme
(Lie and Mulders 1981).
Urea berupa senyawa kimia organik : CO (NH2)2 , berbentuk kristal
berwarna putih, tetapi dalam perdaganganberbentuk butir-butir tengah + 1 mm.
Kadar N-nya 45-46 %; untuk perhitungan-perhitungan kasaarnya diambil 45%,
sifat-sifatnya :
-

Termasuk golongan pupuk yang higroskopik , pada kelembaban nisbi 73%
sudah mulai menarik uap air dari udara.

-

Larut dalam air, Dalam tanah urea dirubah oleh bakteri menjadi
ammoniumkarbonat.

Proses

selanjutnya

adalah

analog

dengan

ammoniumsulfat.
-

Reaksi fisiologisnya adalah asam lemah, angka pengapurannya 80.

(Sosrosoedirdjo, dkk, 1992)
Fosfat umumnya diberikan dalam bentuk ortomolekul (PO43-) bentuk
polimilekul, atau bentuk mineral (apatit) tetapi terutama yang dipakai dalam
bentuk orto. Tergantung pada kation molekuler yang berasosiasi dan derajat
penjenuhan tiga muatan negatif anion ortofosfat oleh kation yang berasosiasi.
Oleh karena P diserap tanaman dalam bentuk anion H2PO4- atau HPO42-, maka
bentuk-bentuk ion inilah yang perlu ada di dalam larutan tanah untuk dapat
dipergunakan tanaman. Efektivitas pupuk fosfat yang diberikan kedalam tanah
dipengaruhi oleh dua faktor yakni ukuran butiran pupuk. Makin halus ukuran
butir, efektivitasnya makin tinggi, artinya pupuk yang diberikan akan cepat larut

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

dan membentuk H2PO4 di dalam larutan tanah sehingga dapat mempercepat
tanaman menyerap unsur tersebut (Hasibuan, 2004).
Superfosfat rangkap bahan pokoknya adalah sama dengan E.S.,
Perbedaannya pupuk ini tidak mengandung gips dan kandungan P2O5 jauh lebih
tinggi yaitu antara 36-38%. Pupuk ini sudah lama dikenal di Indonesia dengan
nama dubblesuperfosfat atau D.S. Berpuluh-puluh tahun merupakan pupuk fosfat
buatan yang terpenting yang diimpor ke Indonesia dari negeri Belanda. Baru
setelah hubungan dengan luar negeri Belanda diputuskan, Perhatian ditunjukan
pada superfosfat Amerika dengan kadar P2O5 yang lebih tinggi yang sekarang
dikenal deengan nama triple-superfosfat atau T.S. D.S dan T.S kedua-duanya
berwarna abu-abu, hanya D.S merupakan serbuk, Sedangkan T.S merupakan
butran-butiran (granulated) (Sosrosoedirdjo, dkk 1992)
Sebagaimana penetapan jarak tanam dan populasi, pemupukan untuk
produksi kedelai nonbenih juga disesuaikan dengan pola tanam dan jenis lahan.
Dilahan sawah pada MK I (pola tanam padi-palawija-palaiwija) dan MK II (pola
tanam padi-padi-palawija) hanya diperlukan urea 50 kg/ha pada saat tanam, paket
ini sesuai untuk wilayah supra insus. Pada tanah Grumusol diperlukan 50 kg urea,
75 kg TSP, dan 100 kg KCl per hektar, sedangkan pada tanah hidromof 100 kg
urea , 75 kg TSP, dan 100 kg KCl per hektar . Pupuk diberikan disamping
barisan tanaman pada kedalaman + 7 cm. Pada MK (pola tanam padi-palawijapalawija) digunakan 50 kg urea,

100 kg

TSP dan 100 kg KCl per hektar

(Mugnisjah dan Setiawan, 1995).
Bila pupuk fosfat larut di dalam air ditambahkan kedalam tanah, maka
terjadi reaksi-reaksi kimia yang kompleks akan berlangsung di dalam tanah.
Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

Butiran pupuk akan menyerap air tanah disekitarnya dan memasuki bagian dalam
butir-butir pupuk dan melarutkan fosfat yang akhirnya menghasilkan larutan jenuh
atau mendekati jenuh dan fosfat yang terlarut ini selanjutnya berdifusi keluar dari
butir-butir pupuk memasuki larutan tanah (Hasibuan, 2004).
Kedelai, seperti halnya kacang-kacangan lain, Mengikat Nitrogen dengan
bantuan Bakteri secara simbiosis. Dalam proses fiksasi nitrogen dari udara oleh
Rhizobium dalam bintil akar akan terbentuk senyawa hidroksilamin atau amoniak.
Dengan adanya asam oksaloasetat dan asam keto-glutarat, N2 disintesis menjadi
asam amino atau protein. Kedua macam asam ini dihasilkan dari proses respirasi
dalam siklus Kreb. Dalam proses fiksasi N2 ini perana ATP (Adenosin trifosfat)
sebagai sumber tenaga sangat penting. ATP dihasilkan dari fotosintesis atau
respirasi sebagai sumber tenaga dan pertumbuhan. Radiasi matahari secara tidak
langsung

mempengaruhi

proses

metabolisme

tanaman,

yaitu

dengan

dihasilkannya sumber tenaga dalam bentuk ATP. Proses fotosintesis meningkat
dengan meningkatnya radiasi sampai batas – batas optimum, dimana ATP yang
dihasilkan cukup besar (Baharsyah, dkk, 1985 dalam Somaatmadja,dkk, 1985).
Varietas
Varietas unggul kedelai mempunyai keunggulan tertentu dibandingkan
dengan varietas local, keunggulan dapat berupa hasil yang lebih tinggi , batang
lebih pendek (genjah), lebih tahan terhadap hama /penyakit dan lain-lain. Kedelai
yang ungguluntuk suatu daerah belum tentu unggul didaerah lain tergantung
kepada topografi, iklim dan cara tanam. Varietas yang bijinya kecil pada
umumnya lebih sesuai untuk dataran tinggi. Varietas kedelai dapat ditanam

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

sampai beberapa generasi tanpa mengalami kemunduran asal kemurnian benihnya
tetap dijaga (Departemen Pertanian, 1990).
Program pemuliaan tanaman kedelai memerlukan banyak informasi
tentang sifat-sifat agronomi, komponen hasil, keragaman fenotopik dan genotipik
dari plasma nutfah yang dimiliki.Informasi-informasi tersebut serta implikasinya
terhadap perbaikan kuantitas dan kwalitas hasil taaman kedelai sampai sekarang
masih terbatas. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terhadapgenotipegenotipe yang ada untuk mendapatkan beberapa informasiyang diperlukan bagi
program pemuliaan tanaman, sehingga arah pemuliaan tanaman keelai menjadi
lebih jelas (Surwandi, dkk, 2002).
Untuk mempertahankan kemurnian agar seragam dan keunggulanya tetap
dimiliki perlu mempelajari sifat-sifat morfologis tanaman seperti tipe tumbuh,
warna hipokotil, warna bunga, warna bulu, umur berbunga dan sifat-sifat seperti
tinggi tanaman, ukuran biji dan ukuran daun. Pengenalan atau identifikasi varietas
unggul adalah suatu teknik untuk menentukan apakah yang dihadapi tersebut
adalahbenar varietas unggul yag dimaksudkan. Pelaksanaannya dapat dilakukan
dengan mempergunakan alat pegangan berupa deskripsi varietas (gain, 2000).
Variasi yang ditimbulkanada yang langsung dapat dilihat, misalnya
adanya perbedaan warna bunga, daun dan bentuk biji (ada ang berkerut, ada yang
tidak) ini disebut variasi yang kwalitatif. Namun adapula variasi yang
memerlukan pengamatan dengan pengukuran, misalnya tingkat produksi, jumlah
anakan, tinggi tanaman dan lainnya (Mangoendidjojo, 2003).

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara dan di Laboratoriun Sentral Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara dengan ketinggian tempat + 25 meter dpl, yang dilakukan pada
bulan Juli 2008 sampai dengan bulan Oktober 2008.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 (dua) benih Varietas
kedelai yaitu Varietas Anjasmoro dan Willis sebagai obyek yang diamati, Top
soil, kompos dengan perbandingan 2:1 sebagai media tanam, Pupuk Urea (50
kg/ha, 100 kg/ha, 150 kg/ha), pupuk SP-36 (30 kg/ha, 60 kg/ha, 90 kg/ha), pupuk
KCl (60 kg/ha), Insektisida Matador 2 cc/l, Fungisida Dithane 45 2 cc/l air,
polibag ukuran 10 kg sebagai tempat media tanam dan bahan-bahan lain yang
mendukung Penelitian ini.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk
membersihkan lahan, gembor sebagai alat untuk menyiram lahan, meteran sebagai
alat untuk mengukur luas lahan dan tinggi tanaman, hansprayer sebagai alat
aplikasi insektisida dan fungisida, pacak untuk mengukur lahan, tali plastik untuk
membatasi lahan, timbangan analitik untuk menimbang pupuk, amplop sebagai
tempat polong, oven sebagai alat pengering, plastik kecil untuk tempat pupuk,
kertas label untuk penanda perlakuan di polibag, plastik gula ¼ kg untuk tempat
kertas label, alat tulis untuk menulis data dan alat-alat lain yang mendukung
penelitian ini.
Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial
dengan 2 faktor yaitu :
1. Varietas kedelai dengan 2 (dua) jenis terdiri dari :
V1

: Varietas Anjasmoro

V2

: Varietas Willis

2. Perbandingan kombinasi dosis pupuk Nitrogen dan Fosfor dengan 11
(sebelas) jenis terdiri dari :
K1

: 50 kg/ha urea, 30 kg/ha TSP

K2

: 50 kg/ha urea, 60 kg/ha TSP

K3

: 50 kg/ha urea, 90 kg/ha TSP

K4

: 100 kg/ha urea, 30 kg/ha TSP

K5

: 100 kg/ha urea, 60 kg/ha TSP

K6

: 100 kg/ha urea, 90 kg/ha TSP

K7

: 150 kg/ha urea, 30 kg/ha TSP

K8

: 150 kg/ha urea, 60 kg/ha TSP

K9

: 150 kg/ha urea, 90 kg/ha TSP

K10

: 100 kg/ha urea, 0 kg/ha TSP

K11

:

0 kg/ha urea, 60 kg/ha TSP

Kombinasi perlakuan

: 22 Kombinasi

Jumlah ulangan

: 2 ulangan

Jumlah Plot

: 44 Plot

Ukuran Plot

: 70 x 50 cm

Jarak antar Blok

: 50 cm

Jarak antar Plot

: 30 cm

Jumlah tanaman/plot

: 2 tanaman

Jumlah tanaman sampel/plot

: 2 tanaman

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

Jumlah tanaman seluruhnya

: 88 tanaman

Jumlah tanaman sampel seluruhnya : 88 tanaman
Data yang diperoleh, dianalisis dengan sidk ragam linier sebagai berikut :
Yijk

= µ + ρi + αj + β k + (αβ)jk +
i = 1.2

Yijk

j = 1,2

ijk

k = 1,2,...,11

= Hasil pengamatan pada blok ke-i dengan varietas (V) pada taraf ke-j
dan perbandingan pupuk (K) pada taraf ke-k.

µ

= Nilai tengah

ρi

= Efek blok ke-i

αj

= Efek varietas pada taraf ke-j

βk

= Efek perbandingan pupuk pada taraf ke-k

(αβ)jk= Efek interaksi varietas pada taraf ke-j dan perbandingan pupuk pada
taraf
ijk

ke-k

= Efek galat pada blok ke-i yang disebabkan varietas pada taraf ke-j dan
perbandingan pupuk pada taraf ke-k.
Jika perlakuan yang diperoleh menunjukkan pengaruh dan berbeda nyata

melalui analisis sidik ragam, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur
(BNJ) pada taraf 5% (Bangun, 1991)

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Lahan
Areal yang digunakan untuk penelitian terlebih dahulu diukur sesuai
kebutuhan, lalu dibersihkan dari gulma yang ada sehingga benar-benar bersih.
Setelah itu dibentuk blok-blok sebanyak 2 blok dengan jarak antar blok 50 cm.
Setiap blok dibagi menjadi 22 plot dengan jarak antar plot 30 cm. Pada sekeliling
areal dibuat areal drainase sedalam 50 cm untuk menghindari adanya
penggenangan air disekitarnya.
Persiapan Media Tanam
Tempat atau media tanam yang digunakan adalah polibag 10 kg dan media
tanam yang digunakan adalah campuran top soil dan kompos dengan
perbandingan 2 :1. Pengisian media tanam dilakukan sampai batas 5 cm dari
mulut polibag bagian atas.
Persiapan Benih
Disiapkan benih dari 2 varietas yang akan ditanam sesuai perlakuan ,
sebelumnya direndam terlebih dahulu dalam air selama + 30 menit

untuk

mempercepat perkecambahan.
Aplikasi Pemupukan
Aplikasi pemupukan dilakukan sebelum penanaman dengan cara
mencampurkan pupuk dengan Media tanam top soil dengan kompos dengan
perbandingan 2 :1. Untuk KCl pemupukan dilakukan sama dosisnya untuk semua
perlakuan dengan KCl 60 kg/ha, Untuk Urea pemupukan dilakukan 2 kali, 1/3

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

diberikan pada saat tanam dan 2/3 diberikan pada saat 3 minggu setelah tanam
(MST), Sedangkan pupuk TSP diberikan saat penanaman.
Penanaman
Benih ditanam setelah benih direndam terlebih dahulu dalam air selama
+ 30 menit untuk mempercepat perkecambahan. Benih ditanam dengan 2-3 benih/
lubang dan kedalaman tugal 2-3 cm, lalu ditutup dengan kompos.
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yakni pagi dan sore dengan
menggunakan gembor, penyiraman dilakukakan sesuai dengan kondisi lapangan.
Penjarangan
Penjarangan dilakukan pada 2 MST yakni dipilih tanaman yang
pertumbuhannya kurang baik atau abnormal. Penjarangan dilakukan dengan
memotong tanaman.
Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan dengan cara membuat gundukan tanah di
sekeliling tanaman, Pembumbunan dilakukan agar tanaman agar tanaman tidak
mudah rebah dan berdiri tegak.
Penyiangan
Penyiangan ke-1 dilakukan pada umur 2-3 MST, penyiangan ke-2
dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 MST, Penyiangan
dilakukan secara manual dengan membersihkan dengan cara mencabut gulma
yang ada disekitar tanaman, untuk menghindari persaingan dalam mendapatkan

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

unsur hara dari dalam tanah. Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi di
lapangan.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan
insektisida Matador 2 cc/liter air dan fungisida Dithane 45 M 2 cc/liter air,
Penyemprotan dilakukan pada waktu yang berbeda tergantung jenis hama dan
pola penyerangannya. Penyemprotan disesuaikan dengan kondisi di lapangan
dengan menggunakan handsprayer.
Pemanenan
Panen dilakukan setelah biji pada polong sudah mencapai kriteria panen
seperti warna daun menguning, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari warna
hijau menjadi kuning kecokelatan, batang berwarna kuning kecokelataan dan
gundul.
Pengamatan Parameter
Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan meteran, tinggi tanaman
diukur mulai dari permukaan media tanaman sampai ketitik tumbuh. Pengamatan
tinggi tanaman dimulai setelah tanaman berumur 2 MST sampai tanaman mulai
berbunga.
Jumlah cabang (buah)
Jumlah cabang dihitung dengan cara menghitung seluruh cabang utama
yang ada pada setiap

tanaman. Pengamatan jumlah cabang dimulai setelah

tamaman 2 MST sampai panen.

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

Umur mulai berbunga (HST)
Umur berbunga dihitung saat bunga pertama sudah muncul dalam satu
tanaman.
Umur panen (MST)
Umur panen dihitung mulai dari penaman benih hinga tanaman siap untuk
di panen dengan menunjukkan kriteria panen yakni daun menguning dan
kecoklat-coklatan.
Jumlah polong per tanaman (buah)
Jumlah polong dihitung dengan cara menghitung polong yang tumbuh
sempurna.jumlah polong dapat diketahui dengan menghitung semua polong yang
terbentuk pada setiap tanaman.Pengamatan dilakukan pada saat panen.
Jumlah biji per tanaman (buah)
Jumlah biji dihitung dengan cara menghitung biji yang ada pada polong
setiap perlakuan.
Produksi per tanaman (gr)
Perhitungan produksi per sampel dilakukan dengan cara menimbang bobot
buah per tanaman setiap perlakuan dengan menggunakan timbangan analitik
Bobot 100 biji (gr)
Diambil 100 biji dari masing-masing varietas

pada tanaman sampel

kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik. Penimbangan
dilakukan dengan menimbang 100 biji dari masing-masing perlakuan. Untuk
tanaman yang tidak mencapai 100 biji, maka dikonversikan dengan menggunakan
rumus 100/X x bobot X, dimana, X= jumlah biji.

Andar Laurel Sitepu : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill)
Terhadap Pemupukan Nitrogen Dan Fosfor, 2008.
USU Repository © 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Dari hasil yang diperoleh perlaukan varietas berpengaruh nyata terhadap
parameter Tinggi tanaman 2 MST, 4 MST, 6 MST, umur mulai berbunga, umur
panen, jumlah polong per tanaman, jumlah biji per tanaman dan bobot 100 biji.
Perlakuan pemupukan hanya berpengaruh nyata terhadap umur mulai berbunga.
Sedangkan interaksi antara varietas dan pemupukan berpengaruh nyata terhadap
parameter tinggi tanaman 4 MST dan parameter produksi per tanaman dan belum
berpengaruh nyata terhadap semua perameter yang diamati.
Tinggi Tanaman
Dari hasil pengamatan