Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Produktivitas Kedelai (Glyicine max (L.)Merril.) Hasil Radiasi Ultraviolet

(1)

SKRIPSI

HANNA OMEGA TOBING 080805049

DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PENGARUH CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril.) HASIL RADIASI ULTRAVIOLET

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

HANNA OMEGA TOBING 080805049

DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

(4)

Judul : PENGARUH CEKAMAN KEKERINGAN

TERHADAP PRODUKTIVITAS KEDELAI

(Glyicine max (L.) Merril.) HASIL RADIASI ULTRAVIOLET

Kategori : SKRIPSI

Nama : HANNA OMEGA TOBING

Nomor Induk Mahasiswa : 080805049

Program Studi : SARJANA (S-1) BIOLOGI Departemen : BIOLOGI

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Pembimbing 2

Disetujui di

Medan, Oktober 2013

Pembimbing 1

Dra. Isnaini Nurwahyuni, M.Sc Dra. Elimasni, M.Si

NIP. 199600523 198502 2 001 NIP. 19650524 199103 2 001

Disetujui oleh

Departemen Biologi FMIPA USU Ketua,

Dr. Nursahara Pasaribu, M.Sc NIP. 19630123 199003 2 001


(5)

PERNYATAAN

PENGARUH CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril.) HASIL RADIASI ULTRAVIOLET

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Oktober 2013

Hanna Omega Tobing 080805049


(6)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa menyertai dan melimpahkan kasihNya yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Produktivitas Kedelai (Glyicine max (L.)Merril.) Hasil Radiasi Ultraviolet”. Skripsi ini merupakan syarat untuk meraih gelar Sarjana Sains di Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra. Elimasni, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Dra. Isnaini Nurwahyuni, M.Sc selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan nasehat dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Suci Rahayu, M.Si selaku Dosen Penguji I dan Bapak Dr. Salomo Hutahaean, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Prof.Dr.Syafruddin Ilyas, M.Biomed selaku Dosen Pembimbing Akademik yang banyak memberikan motivasi dan dorongan sehingga penulis tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Teristimewa kepada seluruh keluarga besar Lumbantobing terkhusus orangtua tercinta, Bapak S. Lumbantobing dan Ibu N.Sianturi yang selalu bersabar dan mendoakan penulis dan terimakasih kepada saudara-saudara yang kukasihi Arty, Asty, Rina, Theo, Firman dan Marshal yang selalu memberikan motivasi dan menghibur penulis dalam menghadapi perkuliahan dan skripsi. Terimakasih terkhusus kepada Holy Grail (Ferdinand, Rohana, Rosima dan Destry), Theophilos dan Lamb of God sebagai keluarga bertumbuh secara rohani, dan tidak lupa kepada sahabat terbaik Rani, Pestaria, Evi, Anna dan seluruh mahasiswa/i Biologi angkatan 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan namun penulis berharap karya yang sederhana ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Kiranya kasih Tuhan senantiasa beserta kita semua. Amin.


(7)

PENGARUH CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril.) HASIL RADIASI ULTRAVIOLET

ABSTRAK

Penelitian tentang pengaruh cekaman kekeringan terhadap produktivitas kacang kedelai (Glycine max (L.) Merril.) hasil radiasi ultraviolet telah dilakukan di Laboratorium Genetika, Departemen Biologi, Fakultas MIPA dan uji lapangan dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial, dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu jenis biji: biji kacang kedelai tanpa radiasi UV (normal) dan biji kacang kedelai hasil radiasi UV dengan daya penyinaran 10 watt dengan waktu 10 menit. Faktor kedua yaitu kadar air tanah terdiri dari 100, 75, 50 dan 25% Kapasitas Lapang (KL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kadar air tanah yang berbeda dapat meningkatkan secara nyata tinggi tanaman, jumlah bunga, berat kering biji, dan biomassa. Hasil yang terbaik diperoleh dari tanaman hasil radiasi dengan kadar air tanah 25% KL (A4B1).


(8)

THE EFFECT OF DROUGHT STRESS TO SOYBEAN PRODUCTIVITY (Glycine max (L.)Merril.) AFTER ULTRAVIOLET RADIATION

ABSTRACT

The effect of drought stress to soybean productivity has been done in Genetic Laboratory, Natural Sciences Faculty and green house at Agriculture Faculty, University of Sumatera Utara, Medan. The experiment design was used complete factorial randomized with 2 factors. The first factor is type of seed: normal seed and seed after ultraviolet radiation 10 watt 10 minutes, the second factor is field capacity: 100, 75, 50, and 25%. The result of the experiment shows that different of water capacity caused significant different to the plant height, number of flower, dry weight seed, and dry weight of plant. The best result obtained in soybean after ultraviolet radiation in highly drought stress that is in 25% field capacity.


(9)

DAFTAR ISI Halaman Persetujuan Pernyataan Penghargaan Abstrak Abstract Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

Bab 1 Pendahuluan

1.1. Latar Belakang 1.2. Permasalahan 1.3. Tujuan Penelitian 1.4. Hipotesis

1.5. Manfaat Bab 2 Tinjauan Pustaka

2.1. Botani Tanaman Kedelai

2.2. Syarat Tumbuh kedelai (Glycine max( L.)Merril.) 2.2.1 Iklim

2.2.2 Tanah

2.3. Pemuliaan melalui radiasi 2.4. Sinar Ultraviolet

Bab 3 Metode Penelitian 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan

3.3. Prosedur Penelitian

3.3.1. Persiapan Media tanam

3.3.2. Perlakuan Terhadap Cekaman Kekeringan

3.3.3. Parameter Pengamatan

3.3.4. Analisis Data

Bab 4 Hasil Dan Pembahasan 4.1. Tinggi Tanaman

4.2. Jumlah Daun 4.3. Jumlah Cabang

4.4. Jumlah Bunga 4.5. Jumlah Biji

4.6. Berat Kering Biji 4.7. Berat Kering Biomassa

4.8. Volume Akar

i ii iii iv v vi viii ix x 1 1 2 3 3 3 4 4 5 5 5 6 7 9 9 9 9 9 10 11 12 13 13 15 16 17 19 21 22 24


(10)

4.9. Persentase Tanaman Tumbuh

Bab 5 Kesimpulan Dan Saran 5.1. Kesimpulan

5.2. Saran Daftar Pustaka

Lampiran

25 26 26 26 27 30


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

3.1.1 Kombinasi perlakuan 10

4.1.1 Interaksi antara kadar air tanah dan biji terhadap 13 tinggi tanaman

4.1.2 Interaksi antara kadar air tanah dan biji terhadap 15 jumlah daun

4.1.3 Interaksi antara kadar air tanah dan biji terhadap 16 jumlah cabang

4.1.4 Interaksi antara kadar air tanah dan biji terhadap 18 jumlah bunga

4.1.5 Interaksi antara kadar air tanah dan biji terhadap 19 jumlah biji

4.1.6 Interaksi antara kadar air tanah dan biji terhadap 21 berat kering biji

4.1.7 Interaksi antara kadar air tanah dan biji terhadap 22 berat kering biomassa


(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman 4.1.1 Histogram pengaruh kadar air tanah dan radiasi terhadap 14

tinggi tanaman

4.1.2 Histogram pengaruh kadar air tanah dan radiasi terhadap 15 jumlah daun

4.1.3 Histogram pengaruh kadar air tanah dan radiasi terhadap 17 jumlah cabang

4.1.4 Histogram pengaruh kadar air tanah dan radiasi terhadap 18 jumlah bunga

4.1.5 Histogram pengaruh kadar air tanah dan radiasi terhadap 19 jumlah biji

4.1.6 Histogram pengaruh kadar air tanah dan radiasi terhadap 21 berat kering biji

4.1.7 Histogram pengaruh kadar air tanah dan radiasi terhadap 22 berat kering biomassa

4.1.8 Histogram pengaruh kadar air tanah dan radiasi terhadap 24 volume akar

4.1.9 Histogram pengaruh kadar air tanah dan radiasi terhadap 25 persentase tanaman yang tumbuh


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran Halaman A Deskripsi kedelai (Glycine max (L.)Merril.) varietas

Anjasmoro

30

B Data mentah pertumbuhan 31

C D

Hasil Uji Statistik Analisis Tanah

41 49


(14)

PENGARUH CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril.) HASIL RADIASI ULTRAVIOLET

ABSTRAK

Penelitian tentang pengaruh cekaman kekeringan terhadap produktivitas kacang kedelai (Glycine max (L.) Merril.) hasil radiasi ultraviolet telah dilakukan di Laboratorium Genetika, Departemen Biologi, Fakultas MIPA dan uji lapangan dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial, dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu jenis biji: biji kacang kedelai tanpa radiasi UV (normal) dan biji kacang kedelai hasil radiasi UV dengan daya penyinaran 10 watt dengan waktu 10 menit. Faktor kedua yaitu kadar air tanah terdiri dari 100, 75, 50 dan 25% Kapasitas Lapang (KL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kadar air tanah yang berbeda dapat meningkatkan secara nyata tinggi tanaman, jumlah bunga, berat kering biji, dan biomassa. Hasil yang terbaik diperoleh dari tanaman hasil radiasi dengan kadar air tanah 25% KL (A4B1).


(15)

THE EFFECT OF DROUGHT STRESS TO SOYBEAN PRODUCTIVITY (Glycine max (L.)Merril.) AFTER ULTRAVIOLET RADIATION

ABSTRACT

The effect of drought stress to soybean productivity has been done in Genetic Laboratory, Natural Sciences Faculty and green house at Agriculture Faculty, University of Sumatera Utara, Medan. The experiment design was used complete factorial randomized with 2 factors. The first factor is type of seed: normal seed and seed after ultraviolet radiation 10 watt 10 minutes, the second factor is field capacity: 100, 75, 50, and 25%. The result of the experiment shows that different of water capacity caused significant different to the plant height, number of flower, dry weight seed, and dry weight of plant. The best result obtained in soybean after ultraviolet radiation in highly drought stress that is in 25% field capacity.


(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kedelai digunakan sebagai bahan pangan, pakan ternak dan bahan baku industri. Kedelai kaya protein sehingga dapat digunakan untuk mengatasi penyakit busung lapar, menurunkan kolesterol darah dan penghasil antioksidan yang dapat mencegah kanker. Kedelai juga memiliki potensi untuk menumbuhkembangkan industri kecil dan menengah (Poehlman dan Sleper, 2005). Peningkatan jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pangan sehat menyebabkan permintaan kedelai semakin meningkat.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) produksi kedelai di Indonesia hanya dapat memenuhi 20-30% kebutuhan kedelai masyarakat Indonesia dan selebihnya dipenuhi dengan impor. Usaha dibutuhkan untuk meningkatkan produksi kedelai, agar kebutuhan kedelai dapat terpenuhi. Sofia (2012) menyatakan bahwa salah satu usaha meningkatkan produksi kedelai dapat dilakukan melalui peningkatan perluasan area tanam dengan memanfaatkan lahan kering. Indonesia memiliki lahan kering yang cukup luas dibandingkan dengan lahan berpengairan sehingga sangat berpotensi meningkatkan luas area tanam.

Balai Penelitian Dan Perkembangan Pertanian (2008) menyatakan bahwa produksi tanaman kacang kedelai khususnya varietas Anjasmoro mencapai 2-2,25 ton/ha. Menurut Hamim dkk. (1996) kendala kekurangan air terutama pada musim kemarau sering menyebabkan terjadinya cekaman kekeringan yang mengakibatkan produksi kedelai menurun. Agar lahan kering di Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai area tanam kedelai maka diperlukan varietas kedelai yang memiliki sifat toleran terhadap cekaman kekeringan.


(17)

Sampai saat ini varietas unggul kedelai yang memiliki sifat toleran terhadap cekaman kekeringan masih sedikit. Program pemuliaan perlu dilakukan untuk menghasilkan varietas kedelai yang toleran kekeringan dengan produktivitas tinggi dan mutu biji baik. Metode pemuliaan yang dapat memberi

peluang keberhasilan yang cukup besar adalah dengan mutasi radiasi (Asadi, 2011).

Radiasi UV merupakan salah satu cara yang digunakan dalam pemuliaan tanaman. Penggunaan radiasi UV dapat memperbaiki morfologi tumbuhan dan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Nasir, 2002). Berdasarkan penelitian Sulastri (2010), diperoleh bahwa radiasi UV-C pada panjang gelombang 254 nm dengan lama radiasi 60 menit mampu meningkatkan variasi somaklonal kalus alfalfa dan memiliki toleransi terhadap salinitas tinggi dan kekeringan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memperoleh tanaman kedelai yang memiliki pertumbuhan dan produktivitas yang baik setelah diberi radiasi UV.

1.2Permasalahan

Usaha agribisnis di lahan kering sampai saat ini masih belum efisien dan belum berdaya saing, hal ini disebabkan karena varietas yang toleran kekeringan terbatas (Sulastri, 2010). Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan suatu cara yang tepat, efisien dan efektif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut adalah dengan menghasilkan tanaman yang memiliki toleransi cekaman kekeringan melalui proses radiasi. Asadi (2011) menyatakan bahwa, di beberapa negara telah dihasilkan sekitar 1.585 varietas unggul mutan, 64% diantaranya berasal dari mutasi dengan radiasi sinar gamma. Namun untuk pemuliaan tanaman dengan mutasi sinar UV sangat jarang dilakukan. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian ini.


(18)

1.3Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kacang kedelai varietas Anjasmoro yang tahan terhadap cekaman kekeringan setelah radiasi UV.

1.4Hipotesis

Radiasi UV menghasilkan kacang kedelai varietas Anjasmoro yang mampu tumbuh dan berproduksi pada kondisi cekaman kekeringan.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat sebagai informasi awal tentang varietas kedelai yang tahan terhadap cekaman kekeringan setelah diberi perlakuan UV.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Kedelai

Menurut Pandey (2003) tanaman kedelai memiliki klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Pabales

Famili : Papilionaceae Genus : Glycine

Spesies : Glycine max (L.) Merril.

Morfologi kedelai didukung oleh komponen utama, yaitu akar, batang, daun, biji dan polong. Sistem perakaran kedelai terdiri dari akar tunggang dan akar sekunder yang tumbuh hari ke-4 setelah tanaman berkecambah. Akar kedelai memiliki bintil akar yang merupakan koloni Rhizobium japonicum yang berfungsi untuk fiksasi nitrogen dari udara (Singh, 2010). Pandey, (1987) mengatakan bahwa kedelai memiliki daun tipe trifoliate. Daun pertama yang terbentuk berupa sepasang daun tunggal yang kemudian diikuti terbentuknya daun ke-3 dan ke-4. Cabang berkembang setelah tinggi tanaman mencapai 20 cm. Jumlah cabang kedelai tergantung pada varietas dan kerapatan tanaman. Kedelai umumnya berbunga pada minggu ke-3 atau minggu ke-4. Umur berbunga kedelai berbeda pada tiap varietas. Bunga kedelai yang akan berkembang menjadi polong hanya 40%. Temperatur tinggi (≥350

C) dan ketersediaan air sangat mempengaruhi proses pengisian polong.


(20)

2.2 Syarat Tumbuh 2.2.1 Iklim

Kedelai tidak dapat tumbuh pada tanah dengan air tergenang karena dapat menyebabkan kebusukan akar. Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan kedelai mengalami kematian. Kebutuhan air pada kedelai berkisar 350-450 mm (Singh, 2010). Kedelai tumbuh baik pada daerah tropis dan pada suhu 200C-350C. Pertumbuhan kedelai juga sangat dipengaruhi oleh lama penyinaran. Kedelai dapat tumbuh dengan baik pada tempat yang mendapatkan penyinaran penuh. Kedelai mengalami pertumbuhan yang kurang baik pada tempat teduh atau kekurangan cahaya (Pandey, 1987).

Farid (2006) menjelaskan bahwa ketersediaan air merupakan faktor penting yang harus diperhatikan pada saat penanaman kedelai. Masa pembungaan dan pengisian polong/biji merupakan masa kritis tanaman kedelai terhadap kekurangan air. Cekaman kekeringan yang terjadi selama pembungaan mengakibatkan penurunan jumlah bunga dan polong muda. Apabila kekeringan berlanjut ke periode pembentukan dan pengisian polong/biji dapat mengakibatkan hasil produksi menurun.

Cekaman kekeringan pada tanaman dapat terjadi karena ketersediaan air dalam tanah tidak cukup dan transpirasi yang berlebihan. Cekaman kekeringan mempengaruhi pertumbuhan, proses fisiologi dan biokimia tanaman juga dapat menyebabkan terjadinya modifikasi anatomi dan morfologi (Islami dan Utomo, 1995).

2.2.2 Tanah

Tanah merupakan media tempat tumbuh tanaman, dan tempat penyediaan hara dan air. Tekstur dan struktur tanah perlu diperhatikan untuk mendukung


(21)

pertumbuhan tanaman yang baik agar mampu memberikan produksi yang tinggi (Islami dan Utomo, 1995).

Kedelai memerlukan tekstur tanah yang lempung berpasir agar dapat tumbuh dengan baik. Tekstur dan struktur tanah dapat mempengaruhi jumlah

Rhizobium japonicum sehingga mempengaruhi fiksasi nitrogen. Tanah yang mengandung terlalu banyak pasir dapat menurunkan jumlah Rhizobium japonicum

yang terdapat dalam bintil akar. Kedelai dapat tumbuh dengan baik pada pH tanah antara 5,5-6,5 (Singh, 2010).

2.3 Pemuliaan Melalui Mutasi Radiasi

Mutasi dapat digunakan untuk meningkatkan keragaman plasma nutfah. Mutasi dapat terjadi pada tingkat gen atau kromosom. Berdasarkan tipe perubahan yang terjadi, mutasi diklasifikasikan atas: (1) Mutasi genomik yang menyebabkan perubahan jumlah kromosom. (2) Mutasi struktural yang mengakibatkan perubahan struktur kromosom (duplikasi dan translokasi segmen kromosom). (3) Mutasi gen, yaitu perubahan pada urutan basa nukleotida karena terjadi delesi atau substitusi (Acquaah, 2007).

Dalam Asadi (2011), dikatakan bahwa mutasi dapat menimbulkan keragaman genetik yang berguna dalam pemuliaan tanaman. Pemuliaan mutasi dapat digunakan untuk memperoleh varietas unggul dengan memperbaiki sifat jelek tanaman dan tetap mempertahankan sifat baiknya. Tingkat keberhasilan radiasi sangat ditentukan oleh radiosensitivitas tanaman yang diradiasi karena tanaman memiliki tingkat radiosensitivitas yang bervariasi.

Ada dua jenis bahan mutagen, yaitu mutagen kimia dan mutagen fisik. Mutagen kimia pada umumnya berasal dari senyawa kimia yang memiliki gugus

alkil, seperti ethylmethanesulphonate (EMS), diethylsulfat (DES),


(22)

urea (MNH) (Soedjono, 2003). Pada proses pemuliaan tanaman penggunaan

mutagen kimia masih sedikit dilakukan karena penggunaan mutagen fisik pada

tanaman lebih dianjurkan dibandingkan dengan mutagen kimia, karena penggunaan mutagen fisik menghasilkan frekuensi mutasi yang lebih tinggi akibat perubahan rantai kimia pada DNA dan delesi atau substitusi pada nukleotida

(Qosim dkk., 2007; Acquah, 2007).

Mutagen fisik terdiri dari: (1) Sinar X: sinar lemah dengan tegangan

rendah dan memiliki panjang gelombang yang tinggi (150-0,15 A0). (2) Sinar

Gamma: sinar kuat yang memiliki panjang gelombang lebih pendek dari sinar X dan memiliki daya tembus yang lebih kuat. (3) Sinar UV: memiliki panjang

gelombang antara sinar X (50-0,15A0) dan cahaya tampak (7.800-3.800A0). (4)

Partikel Alfa: berasal dari isotop tidak stabil dan bermuatan positif dengan daya tembus yang rendah. (5) Partikel Beta: berasal dari isotop tidak stabil dan

bermuatan negatif dengan daya tembus tinggi (Mugiono, 1991).

Asadi (2011) menyatakan bahwa keragaman tanaman melalui induksi mutasi radiasi dapat dilakukan pada organ reproduksi tanaman (biji, setek batang, serbuk sari dan akar rhizobium). Penggunaan teknologi nuklir dalam pemuliaan tanaman mampu menginduksi mutasi pada materi genetik. Kemampuan tersebut dimungkinkan karena nuklir memiliki energi cukup tinggi untuk mengakibatkan perubahan pada struktur atau komposisi materi genetik tanaman. Perubahan tersebut terjadi secara mendadak, acak, dan diwariskan pada generasi berikutnya.

2.4 Radiasi Ultrviolet

Berdasarkan panjang gelombang, UV terdiri dari UV-A (315-400 nm), UV-B (280-314) dan UV-C (100-279 nm). UV-C memiliki panjang gelombang yang

paling pendek sehingga tidak mampu mencapai permukaan bumi karena tertahan


(23)

dan UV-B sehingga dapat menyebabkan perubahan genetik mahluk hidup (Lee et al., 2013).

Sinar UV sering digunakan sebagai mutagen untuk memperlakukan biji-bijian dan serbuk sari. Radiasi UV tidak memiliki cukup energi untuk menginduksi ionisasi seperti sinar gamma, walaupun demikian UV dapat diserap oleh substansi tertentu seperti basa purin (guanine dan sitosin) dan basa primidin (adenine dan timin). Sinar UV menyebabkan terbentuknya thymine-dimer pada untai DNA yang sama, laju mutasi berbanding lurus dengan dosis radiasi. Dosis tinggi dengan waktu yang lebih singkat akan lebih mutagenetik daripada dosis rendah dengan waktu yang lama. Mutasi pada sel somatik dapat menyebabkan perubahan pada fenotipe yang sering dikatakan kanker (Lewis, 1997; Nasir, 2002).

Kemampuan makhluk hidup untuk menyerap UV berbeda-beda, tetapi penyerapan maksimum terjadi pada panjang gelombang 260-265 nm. Semakin tinggi panjang gelombang maka kemampuan DNA untuk menyerap radiasi semakin berkurang (Valtonen, 1961). Pemberian radiasi UV dengan panjang gelombang tinggi maka lama penyinaran harus pendek dan sebaliknya, apabila pemberian radiasi UV dengan panjang gelombang pendek, maka lama penyinaran harus panjang (Harm, 1980).


(24)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 s/d Maret 2013 di Laboratorium Tanah dan rumah kaca Fakultas Pertanian, Laboratorium Ilmu Dasar dan Laboratorium Genetika. Departemen Biologi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.

3.2 Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan adalah ember, gayung, polibag 10 kg, penggaris, alat tulis, kertas label, timbangan, tali, oven, timbangan analitik, gelas beaker, gelas ukur 10 ml, pinset, label gantung dan kamera digital. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kacang kedelai varietas Anjasmoro (deskripsi terdapat pada lampiran A, hlm. 30) yang diberi perlakuan radiasi ultraviolet 10 watt dengan lama penyinaran 10 menit, air, tanah, pasir dan kompos.

3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Persiapan Media Tanam

Polibag berukuran 10 kg diisi dengan pasir, kompos dan tanah dengan perbandingan 1:1:1. Media diambil sebanyak 10 gram untuk digunakan sebagai sampel analisis tanah (Lampiran D, hlm. 49). Hasil analisis tanah digunakan untuk menghitung kapasitas lapang. Kapasitas lapang digunakan untuk perlakuan kekeringan pada tanaman.


(25)

Menurut Sulastri (2010), kapasitas lapang didefinisikan sebagai kemampuan maksimum tanah untuk menyerap air melawan gaya gravitasi. Kapasitas lapang (%)= berat air (g) x 100

berat kering mutlak tanah (g)

3.3.2 Perlakuan Terhadap Cekaman Kekeringan

Penelitian ini menggunaka Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) yang terdiri dari 2 faktor perlakuan.

Faktor I : Jenis Biji

B0 : Biji tanpa perlakuan radiasi

B1 : Biji hasil radiasi

Faktor II : Kadar Air Tanah

A1 : Kadar air tanah 100% Kapasitas Lapang

A2 : Kadar air tanah 75% Kapasitas Lapang

A3 : Kadar air tanah 50% Kapasitas Lapang

A4 : Kadar air tanah 25% Kapasitas Lapang

Kombinasi perlakuan berjumlah 8. Tabel 3.1.1 Kombinasi perlakuan

Air Biji

A1 A2 A3 A4

B0 A1B0 A2B0 A3B0 A4B0

B1 A1B1 A2B1 A3B1 A4B1

Jumlah ulangan dari setiap perlakuan dan kontrol adalah 6. Jumlah ulangan diperoleh dari rumus:

(t-1) (n-1 )≥ 15 t = jumlah ulangan n = jumlah perlakuan Maka total unit percobaan adalah 48 tanaman.

Pada awal penanaman sampai dengan 2 minggu setelah penanaman semua polibag dibuat dalam kondisi 100% kapasitas lapang. Pada perlakuan kekeringan setiap polibag disiram dengan air yang telah ditentukan jumlahnya. Penyiraman dilakukan setiap minggu sampai tanaman dipanen.


(26)

3.3.3 Parameter Pengamatan

Kedelai yang ditanam dalam polibag diamati setiap perkembangan yang terjadi.

a. Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai ke pucuk tanaman dengan menggunakan meteran.

b. Jumlah Daun

Jumlah daun dihitung setelah helai daun pertama muncul. c. Jumlah Cabang

Jumlah cabang daun dihitung setelah tanaman umur 4-5 minggu. d. Jumlah Bunga

Jumlah bunga dihitung pada saat bunga pertama muncul. e. Jumlah Biji per tanaman

Jumlah biji dihitung setelah tanaman kedelai dipanen dan dihitung jumlah biji per polong pada tiap tanaman.

f. Berat Kering Biji per tanaman

Berat kering biji diperoleh setelah biji dimasukkan ke dalam oven pada suhu 90°C selama 48 jam.

g. Berat Kering Biomassa

Berat kering biomassa diukur setelah bahan dioven pada suhu 90°C selama 48 jam.

h. Volume Akar

Pengukuran volume akar menggunakan metode grafimetrik yaitu dengan menggunakan gelas ukur yang diisi air penuh, kemudian akar dimasukkan ke dalamnya. Volume air yang bertambah adalah volume akar tersebut.

i. Persentase Tanaman Yang Tumbuh.

Dihitung persentase kacang kedelai yang berhasil tumbuh dengan rumus Jumlah benih yang tumbuh x 100%


(27)

3.3.4 Analisis Data

Data diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16 dengan menggunakan analisis General Linear Model (GLM) Univariate.


(28)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pertumbuhan Tanaman

Parameter pertumbuhan kacang kedelai (Glycine max(L.)Merril.) yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, jumlah bunga, jumlah biji, berat kering biji, berat kering biomassa, volume akar dan persentase tanaman yang tumbuh.

4.1.1 Tinggi Tanaman

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan setiap minggu. Hasil uji statistik (Lampiran C, hlm. 41) menunjukkan adanya pengaruh yang nyata antara faktor kadar air tanah terhadap tinggi tanaman kedelai. Pengaruh kadar air tanah pada tinggi tanaman dapat dilihat pada Tabel 4.1.1

Tabel 4.1.1 Interaksi kadar air tanah dan biji terhadap tinggi tanaman kedelai

Air

Biji A1 A2 A3 A4 Rata-rata

B0 67,48 57,31 63,71 68,58 64,27

B1 58,21 49,23 75,93 71,95 63,83

Rata-rata 62,85ab 53,27b 69,82a 70,26a

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan nilai yang berbeda nyata pada taraf uji 5 %. A1: 100% Kapasitas Lapang (KL), A2: 75% KL, A3B0: 50% KL,

A4B0:25% KL, B0: tanpa radiasi, B1:hasil radiasi.

Berdasarkan Tabel 4.1.1 dapat dilihat bahwa tinggi tanaman berbeda nyata pada 4 tingkat kadar air tanahdimana pada A2 berbeda nyata dengan A3 dan

A4. Rata-rata tertinggi pengaruh kadar air tanah terhadap tinggi tanaman diperoleh

pada tingkat kadar air tanah 25% (A4). Sirappa dan Susanto (2008), menyatakan

bahwa cekaman kekeringan pada phase generatif menghasilkan tinggi tanaman yang sama dengan tanaman yang memperoleh pengairan penuh/optimal selama


(29)

pertumbuhan. Pada faktor biji tidak menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman kedelai. Histogram pengaruh kadar air tanah dan radiasi terhadap tinggi tanaman kedelai dapat dilihat pada Gambar 4.1.1

Gambar 4.1.1 Pengaruh kadar air tanah dan radiasi terhadap tinggi tanaman

Keterangan : A1: 100% Kapasitas Lapang (KL), A2: 75% KL, A3B0: 50% KL,

A4B0: 25% KL.

Berdasarkan Gambar 4.1.1 dapat dilihat bahwa tanaman hasil radiasi dengan pemberian air 50% (A3B1) memiliki tinggi tanaman yang tertinggi. Hal ini

mungkin disebabkan karena radiasi UV telah memberikan pengaruh terhadap genotipe sehingga tanaman toleran kekeringan. Menurut Kadir (2011) tanaman perlakuan radiasi memiliki toleransi terhadap cekaman kekeringan dan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang lebih baik dibanding dengan tanaman tanpa radiasi. Sifat toleransi yang dimiliki oleh genotipe mutan terhadap cekaman kekeringan merupakan ekspresi genotipe dalam upaya melawan cekaman kekeringan. Sifat tersebut timbul dari proses mutasi melalui penggunaan radiasi.

Berdasarkan hasil di atas, tinggi tanaman kedelai tanpa radiasi tidak berbeda nyata pada semua perlakuan pemberian air dan memiliki rata-rata tinggi tanaman yang hampir sama (Lampiran B, Tabel 1). Namun pada tanaman hasil radiasi tinggi tanaman semakin meningkat seiring dengan penurunan pemberian air. Dari hasil penelitian Syaiful (2012) juga didapatkan tanaman kedelai perlakuan radiasi yang diberikan cekaman kekeringan memiliki tinggi tanaman yang berbeda nyata antara tanaman hasil radiasi dan tanaman tanpa radiasi dimana


(30)

pada tanaman radiasi mengalami penambahan tinggi tanaman pada kondisi kekeringan.

4.1.2 Jumlah Daun

Pengamatan jumlah daun dilakukan pada setiap minggu. Hasil uji statistik pengaruh kadar air tanah dan jenis biji terhadap jumlah daun dapat dilihat pada Tabel 4.1.2

Tabel 4.1.2 Interaksi kadar air tanah dan biji terhadap jumlah daun kedelai Air

Biji

A1 A2 A3 A4 Rata-rata

B0 14,66 12,83 14,50 14,33 14,08a

B1

9,33 8,00 10,83 15,83 11,00b Rata-rata 12,00 10,41 12,67 15,08

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan nilai yang berbeda nyata pada taraf uji 5 %. A1: 100% Kapasita Lapang (KL), A2: 75% KL, A3B0: 50% KL,

A4B0:25% KL, B0: tanpa radiasi, B1:hasil radiasi

Berdasarkan Tabel 4.1.2 dapat dilihat bahwa jumlah daun berbeda nyata terhadap faktor jenis biji namun pada faktor kadar air tanah tidak menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun kedelai. Biji tanpa hasil radiasi (B0) memiliki rata-rata jumlah daun terbanyak. Histogram pengaruh pemberian air

terhadap jumlah daun kedelai tanpa radiasi dan hasil radiasi dapat dilihat pada Gambar 4.1.2

Gambar 4.1.2 Pengaruh kadar air tanah dan radiasi terhadap jumlah daun. Keterangan : A1: 100% Kapaitas Lapang (KL), A2: 75% KL, A3B0: 50% KL,


(31)

Dari histogram dapat dilihat bahwa jumlah daun tanaman hasil radiasi semakin meningkat seiring dengan penurunan pemberian air (Lampiran B, Tabel 2). Jumlah daun terbanyak terdapat pada tanaman hasil radiasi dengan pemberian air tanah 25% (A4B1) yaitu 15,83. Hal tersebut mungkin akibat dari pemberian

radiasi menyebabkan perubahan genotipe tanaman sehingga berpengaruh pada gen yang mengatur pembentukan daun. Pengaruh sinar radiasi dapat mempengaruhi proses metabolisme dan fisiologi dari sel atau tanaman sehingga dapat menyebabkan perubahan jumlah daun, persentasi survival, dan ukuran daun (Bhatia et al., 2001; Purba, 2005).

4.1.3 Jumlah Cabang

Pengamatan jumlah cabang dilakukan pada setiap minggu. Hasil uji statistik (Lampiran C, hlm. 43) menunjukkan tidak adanya pengaruh yang nyata antara faktor kadar air tanah dan faktor jenis biji terhadap jumlah cabang kedelai. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.3

Tabel 4.1.3 Interaksi kadar air tanah dan biji terhadap jumlah cabang kedelai

Air Biji

A1 A2 A3 A4 Rata-rata

B0 8,33a 8,00ab 8,00ab 7,33ab 7,91

B1 2,83b

4,50ab 6,33ab 11,16a 6,20

Rata-rata 5,58 6,25 7,16 9,25

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan nilai yang berbeda nyata pada taraf uji 5 %. A1: 100% Kapasitas Lapang (KL), A2: 75% KL, A3B0: 50% KL,

A4B0:25% KL, B0: tanpa radiasi, B1:hasil radiasi

Berdasarkan Tabel 4.1.3 dapat dilihat bahwa interaksi antara faktor kadar air tanah dan jenis biji memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah cabang. Hanafiah (1993) menyatakan bahwa pada suatu percobaan jika 2 faktor utama perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata sedangkan interaksinya memberikan pengaruh nyata pada suatu tanaman, maka sebaiknya kedua faktor utama harus diuji secara bersama agar dapat menghasilkan produktivitas yang


(32)

lebih baik. Histogram pengaruh pemberian air terhadap jumlah cabang kedelai tanpa radiasi dan hasil radiasi dapat dilihat pada Gambar 4.1.3

Gambar 4.1.3 Pengaruh kadar air dan radiasi terhadap jumlah cabang.

Keterangan : A1: 100% Kapasitas Lapang (KL), A2: 75% KL, A3B0: 50% KL,

A4B0: 25% KL.

Dari histogram pada Gambar 4.1.3 dapat dilihat bahwa jumlah cabang tanaman tanpa radiasi tidak berpengaruh terhadap perlakuan kadar air tanah, rata-rata jumlah cabang pada seluruh tanaman tanpa radiasi hampir sama (Lampiran B, Tabel 3). Pada tanaman hasil radiasi pengaruh kadar air terhadap jumlah cabang lebih bervariasi, jumlah cabang semakin meningkat seiring dengan penurunan pemberian air. Rata-rata jumlah cabang terbanyak terdapat pada tanaman hasil radiasi dengan pemberian air 25% (A4B1) yaitu 11,16. Peningkatan jumlah cabang

pada kedelai hasil radiasi mungkin disebabkan karena radiasi UV mempengaruhi proses pembentukan cabang. Hasil yang sama juga diperoleh Tah (2006) pada kacang hijau hasil radiasi sinar gamma 30 krad mampu meningkatkan jumlah cabang. Radiasi mampu menimbulkan keragaman genetik tanaman dan mempengaruhi berbagai karakter morfologi tanaman seperti jumlah cabang. Keragaman genetik pada suatu tanaman akan menghasilkan genotipe unggul dan dapat diturunkan pada generasi selanjutnya (Poehlman dan Sleper, 1995; Hermon dan Sumarjan, 2011)


(33)

4.1.4 Jumlah Bunga

Pengamatan jumlah bunga dilakukan pada setiap minggu. Hasil uji statistik (Lampiran C, hlm. 44) menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap jumlah bunga kedelai. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.4

Tabel 4.1.4 Interaksi kadar air tanah dan biji terhadap jumlah bunga kedelai Air

Biji

A1 A2 A3 A4 Rata-rata

B0

3,83 3,50 3,83 4,50 3,91

B1

2,16 1,00 1,50 7,33 3,00

Rata-rata 3,00b 2,25b 2,66b 5,91a

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan nilai yang berbeda nyata pada taraf uji 5 %. A1: 100% Kapasitas Lapang (KL), A2: 75% KL, A3B0: 50% KL,

A4B0:25% KL, B0: tanpa radiasi, B1:hasil radiasi

Berdasarkan Tabel 4.1.4 dapat dilihat bahwa jumlah bunga berbeda nyata terhadap faktor kadar air tanah namun pada faktor jenis biji menunjukkan tidak adanya pengaruh yang nyata. Pada kadar air tanah 25%(A4) rata-rata jumlah

bunga yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan A1, A2 dan A3. Tingginya

jumlah bunga pada A4 disebabkan karena tanaman mampu melakukan mekanisme

toleransi terhadap kekeringan sehingga tidak mempengaruhi pembentukan bunga (Sulastri, 2010). Histogram pengaruh kadar air tanah terhadap jumlah bunga kedelai tanpa radiasi dan hasil radiasi dapat dilihat pada Gambar 4.1.4

Gambar 4.1.4 Pengaruh kadar air tanah dan radiasi terhadap jumlah bunga tanaman

Keterangan : A1: 100% Kapasitas Lapang (KL), A2: 75% KL, A3B0: 50% KL,


(34)

Dari Gambar 4.1.4 di atas dapat dilihat bahwa pada tanaman hasil radiasi dengan pemberian air 25% (A4B1) memiliki rata-rata jumlah bunga tertinggi

(7,33). Tah (2006) menyatakan bahwa tanaman hasil mutasi dapat meningkatkan produktivitas, kandungan protein, dan meningkatkan pembungaan tanaman. Dari hasil penelitiaan Sofia (2012) ditemukan bahwa radiasi gamma dosis rendah (20Gy) pada kedelai telah berhasil memperbaiki atau merubah karakter kuantitatif yang diinginkan yang berhubungan dengan peningkatan jumlah bunga dan berat biji per tanaman. Sakin (2002) juga menyatakan bahwa peningkatan jumlah cabang pada tanaman hasil radiasi dapat meningkatkan jumlah bunga dan jumlah polong terbentuk.

4.1.5 Jumlah Biji

Jumlah biji tanaman dihitung pada saat tanaman telah dipanen. Uji secara statistik pengaruh kadar air tanah dan jenis biji dapat dilihat pada Tabel 4.1.5

Tabel 4.1.5 Interaksi air dan biji terhadap jumlah biji kedelai Air

Biji

A1 A2 A3 A4 Rata-rata

B0 20,50 14,00 19,16 17,83 17,87a

B1

7,16 6,50 9,50 20,50 10,91b Rata-rata 13,83 10,25 14,33 19,16

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan nilai yang berbeda nyata pada taraf uji 5 %. A1: 100% Kapaitas Lapang (KL), A2: 75% KL, A3B0: 50% KL,

A4B0:25% KL, B0: tanpa radiasi, B1:hasil radiasi

Dari Tabel 4.1.5 dapat dilihat bahwa faktor jenis biji memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah biji kedelai, sedangkan faktor kadar air tanah dan interaksinya tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (Lampiran C, hlm. 45 ). Histogram jumlah biji tanaman dapat dilihat pada Gambar 4.1.5


(35)

Gambar 4.1.5. Pengaruh kadar air dan radiasi terhadap jumlah biji tanaman Keterangan : A1: 100% Kapasitas Lapang (KL), A2: 75% KL, A3B0: 50% KL,

A4B0:25% KL.

Dari histogram pada Gambar 4.1.5. di atas dapat dilihat bahwa jumlah biji tanaman tanpa radiasi tidak menunjukkan perbedaan yang cukup besar, rata-rata jumlah biji pada tanpa radiasi hampir sama (Lampiran B, Tabel 5). Pada jumlah biji tanaman hasil radiasi, perlakuan pemberian air memberikan pengaruh yang berbeda antar perlakuan, rata-rata jumlah biji semakin meningkat seiring dengan penurunan pemberian air.

Ritche (1980), menyatakan bahwa proses pengisian biji dan translokasi fotosintat sensitif terhadap cekaman air. Jika terjadi cekaman kekeringan pada masa pengisian biji maka akan terjadi pengurangan produksi biji. Akan tetapi dari histogram dapat dilihat jumlah biji tertinggi diperoleh dari tanaman hasil radiasi dengan kapasitas air terendah 25% (A4B1). Harsono dkk. (2003) mengungkapkan

bahwa tanaman yang memiliki genotipe toleran terhadap cekaman kekeringan mempunyai transpirasi lebih rendah, fotosintesis lebih tinggi, menggunakan air lebih efisien dan mampu memberikan hasil polong lebih tinggi dibanding genotipe peka. Asadi (2011) melaporkan bahwa hasil penelitian di BATAN telah memperoleh kacang tanah genotipe Singa hasil radiasi Gamma 30 Gy yang memiliki katahanan pada cekaman kekeringan dan memiliki produktivitas lebih baik dibandingkan tanaman kontrol. Hal ini disebabkan karena tanaman mutan


(36)

mempunyai transpirasi lebih rendah, fotosintesis lebih tinggi dan lebih efisien dalam penggunaan air.

4.1.6 Berat Kering Biji

Berat kering biji ditimbang pada saat biji telah dipanen dan dikeringkan dalam oven. Pengaruh faktor kadar air tanah dan jenis biji terhadap berat kering biji dapat dilihat pada Tabel 4.1.6

Tabel 4.1.6 Interaksi kadar air tanah dan biji terhadap berat kering biji kedelai

Air Biji

A1 A2 A3 A4 Rata-rata

B0 0,76 0,53 0,75 0,91 0,74

B1

0,56 0,51 0,58 1,23 0,72

Rata-rata 0,66b 0,52b 0,66b 1,07a

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan nilai yang berbeda nyata pada taraf uji 5 %. A1: 100% Kapasitas Lapang (KL), A2: 75% KL, A3B0: 50% KL,

A4B0:25% KL, B0: tanpa radiasi, B1:hasil radiasi.

Dari Tabel 4.1.6 dapat dilihat bahwa faktor kadar air tanah memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat kering biji kedelai, sedangkan faktor jenis biji dan interaksinya tidak memberikan pengaruh yang nyata. (Lampiran C, hlm. 46). Histogram berat kering biji dapat dilihat pada Gambar 4.1.6

Gambar 4.1.6 Pengaruh kadar air tanah dan radiasi terhadap berat kering biji.

Keterangan : A1: 100% Kapasitas Lapang (KL), A2: 75% KL, A3B0: 50% KL,


(37)

Dari histogram pada Gambar 4.1.6 di atas dapat dilihat bahwa tanaman hasil radiasi dengan perlakuan pemberian air tanah 25% (A4B1) memiliki berat

kering biji tertinggi (1,23). Hal ini mungkin disebabkan karena radiasi UV telah meningkatkan fotosintesis tanaman sehingga meningkatkan berat biji suatu tanaman. Sofia dan Tah (2012) melaporkan bahwa penggunaan radiasi sinar gamma dosis rendah (20 Gy) pada benih kedelai dapat meningkatkan toleransi terhadap kekeringan, memininumkan kehilangan jumlah polong dan meningkatkan fotosintesis, produksi polong, berat biji, kandungan protein dan karakter-karakter kuantitatif lainnya yang bersifat diwariskan.

Blum (2005) menyatakan bahwa jika hasil suatu genotipe lebih baik dari pada genotipe lainnya pada kondisi cekaman kekeringan, maka genotipe tersebut relatif toleran pada kondisi kekeringan.

4.1.7 Berat Kering Biomassa

Pengamatan berat kering biomassa dilakukan setelah tanaman dipanen. Pengaruh faktor kadar air tanah dan jenis biji terhadap berat kering biomassa dapat dilihat pada Tabel 4.1.7.

Tabel 4.1.7 Interaksi kadar air tanah dan biji terhadap berat kering biomassa kedelai

Air Biji

A1 A2 A3 A4 Rata-rata

B0 0,76 0,53 0,75 0,91 0,74a

B1 0,56 0,51 0,58 1,23 0,72b

Rata-rata 0,66b 0,52b 0,66b 1,07a

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan nilai yang berbeda nyata pada taraf uji 5 %. A1: 100% Kapasitas Lapang, A2: 75% KL, A3B0: 50% KL,

A4B0:25% KL, B0: tanpa radiasi, B1:hasil radiasi

Berdasarkan Tabel 4.1.7 dapat dilihat bahwa faktor kadar air tanah dan jenis biji memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat kering biomassa namun interaksi keduanya tidak berbeda nyata (Lampiran C, hlm. 47). Histogram berat kering biomassa dapat dilihat pada Gambar 4.1.7


(38)

Gambar 4.1.7 Pengaruh kadar air tanah dan radiasi terhadap berat kering biomassa.

Keterangan : A1: 100% Kapasitas Lapang (KL), A2: 75% KL, A3B0: 50% KL,

A4B0:25% KL.

Dari Gambar 4.1.7 di atas dapat dilihat pengaruh kadar air tanah pada berat kering tanaman tanpa radiasi tidak terlalu berbeda pada tiap perlakuan, namun pada tanaman hasil radiasi berat kering biomassa semakin meningkat seiring dengan penurunan pemberian air yang diberikan. Hal ini mungkin disebabkan karena peningkatan jumlah daun pada tanaman hasil radiasi. Jumlah daun yang semakin banyak berpengaruh terhadap berat biomassa suatu tanaman. Menurut Loveless (1991), daun merupakan organ tanaman yang berfungsi untuk tempat fotosintesis, hasil fotosintesis sangat berpengaruh pada biomassa tanaman. Selain itu, daun memiliki pigmen utama dalam fotosintesis yang mampu meningkatkan efisiensi fotosintesis, sehingga bahan kering yang dapat ditimbun tanaman lebih banyak.

Berat kering tanaman tertinggi terdapat pada tanaman hasil radiasi dengan pemberian air tanah 25% (A4B1) yang memiliki berat kering 1,86 gram. Hal ini

juga diungkapkan oleh Arif et al. (2010) yang menyatakan benih dengan perlakuan radiasi menghasilkan berat kering tanaman paling tinggi karena tanaman radiasi memiliki efisiensi dalam penggunaan air. Harsono (2003) mengatakan bahwa efisiensi penggunaan air merupakan salah satu perilaku fisiologi yang berhubungan dengan ketahanan tanaman terhadap cekaman kekeringan sehingga mempengaruhi total biomassa yang dihasilkan tanaman pada kondisi tercekam kekeringan.


(39)

4.1.8 Volume Akar

Volume akar tanaman diukur setelah tanaman telah dipanen pada minggu terakhir. Hasil uji secara statistik (Lampiran C. hlm. 48) pada volume akar tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata pada tanaman. Histogram volume akar dapat dilihat pada Gambar 4.1.8

Gambar 4.1.8 Pengaruh kadar air dan radiasi terhadap volume akar tanaman.

Keterangan : A1: 100% Kapasitas Lapang (KL), A2: 75% KL, A3B0: 50% KL,

A4B0:25% KL.

Dari histogram pada Gambar 4.1.8 di atas dapat dilihat pengaruh kadar air tanah terhadap volume akar tanaman tanpa radiasi dengan pemberian air tanah 50% (A3B0) memiliki volume akar terbesar, pada tanaman hasil radiasi volume

akar terbesar terdapat pada tanaman dengan pemberian air 100% (A1B1). Secara

keseluruhan volume akar terbesar terdapat pada tanaman hasil radiasi 100% (A1B1) dengan volume akar 2,8 ml. Namun secara keseluruhan cekaman

kekeringan ternyata tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap volume akar. Hal ini terjadi juga pada pertumbuhan akar tanaman jagung dan gandum yang tidak mengalami penurunan pada cekaman kekeringan (Sacks et al., 1997).

Respon pertumbuhan suatu tanaman terhadap kekeringan tergantung pada fase pertumbuhan pada saat cekaman kekeringan. Pada tanaman kedelai, cekaman kekeringan yang terjadi pada akhir tahap vegetatif atau pada awal tahap generatif


(40)

(R1-R2), menyebabkan peningkatan pertumbuhan akar, sedangkan cekaman kekeringan pada tahap R4 (pembentukan polong) dan R5 (pengisian biji) pertumbuhan akar tidak dipengaruhi lagi (Manavalan et al., 2009).

4.1.9 Persentase Tanaman Tumbuh

Pengamatan tanaman yang tumbuh dilakukan pada tiap minggu pengamatan sampai pada minggu terakhir. Histogram persentase tanaman yang tumbuh dapat dilihat pada Gambar 4.1.9

Gambar 4.1.9 Histogram pengaruh kadar air tanah dan radiasi terhadap persentase tanaman yang tumbuh.

Keterangan : A1: 100% Kapasitas Lapang (KL), A2: 75% KL, A3B0: 50% KL,

A4B0:25% KL.

Dari histogram pada Gambar 4.1.9 dapat dilihat pengaruh kadar air pada seluruh tanaman tidak memberikan pengaruh yang signifikan, seluruh tanaman 100% tetap hidup walaupun diberikan cekaman kekeringan. Hal ini mungkin disebabkan karena faktor lingkungan seperti iklim dan curah hujan pada saat melakukan penelitian sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Dimana pada saat melakukan penelitian terdapat curah hujan yang cukup tinggi sehingga mempengaruhi proses transpirasi tanaman. Transpirasi tanaman akan rendah apabila lingkungan memiliki curah hujan yang tinggi sehingga sedikit kemungkinan tanaman mengalami cekaman kekeringan.


(41)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kadar air tanah yang berbeda pada tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril.) meningkatkan secara nyata tinggi tanaman, jumlah bunga, berat kering biji, dan biomassa. Tanaman hasil radiasi memberikan hasil yang lebih baik pada tingkat cekaman kekeringan tertinggi (25% Kapasitas Lapang).

5.2 Saran

Penelitian pengaruh cekaman kekeringan terhadap produktivitas kedelai (Glycine max (L.)Merril.) hasil radiasi Ultraviolet sebaiknya dilakukan pada lahan pertanian agar hasil yang didapatkan lebih akurat.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Acquaah, G. 2007. Principles of Plant Genetics and Breeding. Blacwell Publishing. USA.

Arif, M., Tariq, M., Kan, M. U., Khan. A., Khan. M. J. and Munir, I. 2010. Effect of Seed Priming on Growth Parameters of Soybean. Botany (42)4: 2803-2812.

Asadi. 2011. Pemanfaatan Sinar Radiasi dalam Pemuliaan Tanaman. Warta

Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3(1):7.

Balai Penelitian Dan Perkembangan Pertanian. 2008. Teknologi Budidaya Kedelai. Agroinovasi. Lampung.

Bhatia CR, Maluszynski M, Nichterlein K, Van Zanten L. 2001. Grain Legume Cultivars Derived from Induced Mutations, and Mutations Affecting Nodulation. Mutation Breeding Review 13: 1-44.

Blum A. 2005. Drought Resistance, Water-Use Efficiency, and Yield potential – are they Compatible, Dissonant, or Mutually Exclusive?. Australian Journal of Agricultural Research 56 : 1159-1168.

Farid, M. 2006. Seleksi Kedelai Tahan Kekeringan Dan Salinitas Secara InVitro Dengan NaCl. Agrivigor 6(1). 65-74.

Hamim, D., Sopandie dan M. Jusuf. 1996. Beberapa Karakteristik Morfologi dan Fisiologi Kedelai Toleran dan Peka Terhadap Cekaman Kekeringan.

Hayati 3(1):30-34.

Harm, W. 1980. Biological Effect of Ultraviolet Radiation. Dalam Ginting, S.R.

Mutasi Induksi Caladium bicolor (W.Ait)Vent. Menggunakan sinar Ultraviolet. [Skripsi]. Medan. Fakultas MIPA. Universitas Sumatera Utara. Harsono. A., Tohari, Indradewa, D., dan Adisarwanto. T. 2003. Ketahanan dan Aktifitas Fisiologi Beberapa Genotipe Kacang Tanah Pada Cekaman Kekeringan. Ilmu Pertanian (10)2: 51-62.

Hermon, F. A dan Sumarjan. 2011. Uji Daya Hasil Beberapa Galur Mutan Kacang Tanah Hasil Iradiasi Sinar Gamma. Crop Agro 4(2):21-27

Islami, T. dan W.H. Utomo. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Semarang Press. Semarang.


(43)

Kadir, Abdul. 2011. Respon Genotipe Padi Mutan Hasil Iradiasi Sinar Gamma Terhadap Cekaman Kekeringan. Agrivigor 10(3): 235-246.

Lee, C. H., Jeong, J. H., Seo, J.W., Shin, C.G., Kim, Y.S., In, J.G., Yang, D.C., Yi, J.S. dan Choi, Y.E. 2013. Molecular Mechanisms of UV-Induced Apoptosis and Its Effects on Skin Residential Cells: The Implication in UV-Based Phototherapy. International Journal of Molecular Sciences 4: 6417.

Lestari, E. G. 2006. Hubungan Antara Kerapatan Stomata Dengan Ketahanan Kekeringan Pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Tomuti Dan IR 64.

Biodiversitas 7(1). 44-48.

Lewis, R. 1997. Human Genetics Concepts and Application. Second Edition. WEB. USA.

Loveless, A.R. 1991. Prinsip Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik, Jilid 1. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Mugiono, 2001. Pemuliaan Tanaman Dengan Teknik Mutasi. Badan Tenaga Nuklir Nasional, Pusat Pendidikan dan Pelatihan. Jakarta.

Nasir, M. 2002. Bioteknologi, Potensi dan Keberhasilan dalam Bidang Pertanian.

PT. Raja Gravindo Persada. Jakarta.

Nurtjahya, Edy. 2011. Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Pertumbuhan Dan produksi Padi Lokan Banka di Media Sandyclaypasca Penambangan Timah. Enviagro 3(1):14.

Pandey, B. P. 2003. A Textbook of Botany Angiosperms Taxonomy. S.Chand & Company LTD. New Delhi.

Pandey, R. K. 1987. A Farmer’s Primer on Growing Soybean on Riceland.

International Rice Research Institute. Philipina.

Poehlman, J. M. and D. A. Sleper, 1995. Beerding Field Crops. Pamina Publishing Corporation. New Delhi.

Purba, Y.S. 2005. Perbaikan Genetika Gymura pseudochina (L.) DC dengan iradiasi sinar Gamma VM1. Laporan Teknik. Pusat Penelitian LIPI. Jakarta.

Qosim, W.A., Purwanto, R., Wattimena, A. dan Witjaksono. 2007. Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma Terhadap Kapasitas Regenerasi Kalus Nodular Manggis. Hayati Journal of Biosciences 14(4). 140-144.


(44)

Ritche, J. T. 1980. Climate and soil water. Dalam Mapegau. 2006. Pengaruh Cekaman Air terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril). Jambi. Universitas Jambi.

Sakin, M. A. 2002. The use of Induced Micro-Mutation for Quantitative Traits After EMS and Gamma Ray Treatments in Durum Wheat Breeding.

Pakistan Journal of Applied Science (2)12: 1102-1107.

Singh, Guriqbal. 2010. The Soybean. Botany, Production and Uses. Department of Plant Breeding and Genetics Punjab Agricultural University. Ludhiana India.

Sirappa, M.P. and A.N. Susanto. 2008. The Development of Nuts on Irrigated Lowland Rice Field at Buru Island, Maluku. Budidaya Pertanian. 4: 64-72.

Soedjono, S. 2003. Aplikasi Mutasi Induksi dan Variasi Somaklonal Dalam Pemuliaan Tanaman. Litbang Pertanian 22(2): 72.

Sofia, D. 2012. Perbaikan Karakter Agronomi Dan Adaptasi Terhadap Cekaman Kekeringan Pada Kedelai (Glycine max (L.) Merril.) Melalui Iradiasi Sinar Gamma Dosis rendah. IPB. Bogor.

Sulastri. 2010. Pengembangan Alfalfa Tropis Toleran Kekeringan Hasil Radiasi Sinar UV-C: Seleksi In Vitro, In Vivo dan Uji Multilokasi. Pusat Teknologi Produksi Pertanian Kedeputian Teknologi agroindustri dan Bioteknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta.

Syaiful. 2012. Peran Conditioning Benih Dalam Meningkatkan Daya Adaptasi Tanaman Kedelai Terhadap Stress Kekeringan. [Skripsi]. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Tah, P. R. 2006. Studies on Gamma Ray Induced Mutations in Mungbean (Vigna radiata (L.) Wilczek). Asian Journal of Plant Science 5(1):61-70.


(45)

LAMPIRAN

Lampiran A. Deskripsi tanaman kacang kedelai (Glycine max(L)Merril.) varietas Anjasmoro

No. Deskripsi Keterangan

1. Dilepas pada tahun 22 Oktober 2001 2. Nomor galur Mansuria 395-49-4

3. Asal Seleksi masa dari populasi galur murni Mansuria

4. Warna hipokotil Ungu

5. Warna epikotil Ungu

6. Warna daun Hijau

7. Warna bunga Ungu muda

8. Warna kulit biji Kuning

9. Warna hilum biji Kuning kecoklatan 10. Warna polong masak Coklat muda

11. Warna bulu Putih

12. Bentuk daun Oval

13. Ukuran daun Lebar

14. Tipe tumbuh Determinit

15. Tinggi tanaman 64-68 cm 16. Umur berbunga 35,7-39,4 hari 17. Umur polong masak 82,5-95,5 hari 18. Jumlah Cabang 2,9-5,6 cabang 19. Jumlah buku batang

utama

12,9-14,8 20. Berat 100 biji 14,8-15,3 g 21. Kandungan protein 41,8-42,05 % 22. Kandungan lemak 17,2-18,6 23. Perkecambahan 76-78 %

24. Kerebahan Tahan rebah

25. Ketahanan terhadap penyakit

Moderat tahan karat daun

26. Hasil 2,03-2,25 ton/ha

27. Sifat lain Polong tidak mudah pecah 28. No. SK. Pelepasan 537/Kpts/TP.240/10/2001


(46)

Lampiran B. Data mentah pertumbuhan

Tabel 1. Tinggi Tanaman

Perlakuan Minggu

1 1 2 2 3 4 5 6 7 8 9

A1B0 1 17.9 37 52.7 54.8 60 62.3 63.7 64.5 66.2

A1B0 2 20.2 32.8 47.9 52 58.3 68 68.6 69.2 69.2

A1B0 3 19 28.5 34 34.9 43.2 53 55.3 61 61

A1B0 4 12.5 29.5 52 54 72.3 80 81.5 84.8 84.9

A1B0 5 13 28 57 63.7 69 42.2 60.3 61.7 61.7

A1B0 6 27.6 36 38.2 39 41 61.8 61.8 61.9 61.9

Jumlah 110.2 191.8 281. 298.4 343.8 367.3 391.2 403.1 404

Rata-rata 18.36 31.96 46.9 49.733 57.3 61.21 65.2 67.183 67.4

A2B0 1 25.8 26.5 30 32 35.3 36.2 37.4 38 43.8

A2B0 2 19 27.3 36 37.8 45.5 51.1 52.2 55.5 56.8

A2B0 3 21.5 25.9 38.4 39.8 43.2 54.8 64.9 65.4 65.4

A2B0 4 19.2 29 34 36 47 54.2 69.2 70 70

A2B0 5 17 30.1 39.9 43 49 50.9 50.9 51.5 51.5

A2B0 6 25.2 35 40 42.1 47.3 54.2 55.7 56.1 56.4

Jumlah 127.7 173.8 218. 230.7 267.3 301.4 330.3 336.5 343

Rata-rata 22.96 28.96 36.3 38.45 44.55 50.23 55.05 56.06 57.1

A3B0 1 22.1 37 69 78.7 81.2 64.8 89.4 89.9 89.9

A3B0 2 20 33 45.2 76 86.9 57.2 58.5 61.5 66

A3B0 3 17.8 28.5 42 43 46 47.7 48.1 48.9 48.9

A3B0 4 19 29.5 32 34 36 38.3 42.5 43.2 43.2

A3B0 5 18.8 28 37 40.5 52.3 41.9 42.6 43.1 52.3

A3B0 6 22.2 35.8 56.2 71.8 76 76.6 77.6 77.9 82

Jumlah 119.9 191.8 281.4 344 378.4 326.5 358.7 364.5 382

Rata-rata 19.98 31.96 46.9 57.333 63.06 54.416 59.78 60.75 63.7

A4B0 1 25.3 36 43 45 61 61.7 62 62.8 67

A4B0 2 22 32.5 41.3 43.5 49 55.3 56.9 57.5 57.8

A4B0 3 19 27.8 54 71 77 96.2 97.5 105.8 106.

A4B0 4 20.7 31 39.9 43 44.5 45.5 47.3 49.2 51.5

A4B0 5 21 32.5 44 44.5 54 59.2 60 60 60

A4B0 6 19.7 29 38.9 40 45.3 52.3 64.4 67 68.5

Jumlah 127.7 188.8 261.1 287 330.8 370.2 388.1 402.3

4 411

Rata-rata 21.28 31.46 43.51 47.83 55.13 61.7 64.68 67.05 68.5

A1B1 1 29.7 36.5 52.8 58.5 65.4 70.2 75 78.7 80

A1B1 2 24 30.2 41 48 50.2 52 53 53.5 53.7

A1B1 3 22.5 29 30 32 42 51.2 55.7 59.5 59.5

A1B1 4 21.8 29 39.2 41 64.4 44.2 45.5 46.3 46.3

A1B1 5 23.7 30.3 43 53.5 61.3 61.3 61.4 61.4 62

A1B1 6 17.5 24 34.1 35 39 43.5 47.3 47.8 47.8

Jumlah 139.2 179 240.1 268 322.3 322.4 337.9 347.2

3 349

Rata-rata 23.2 29.83 40.01 44.66 53.71 53.733 56.31 57.866 58.2

A2B1 1 25.7 33 42.8 44 54 54.3 55.5 56.5 60

A2B1 2 22.2 24.9 31.9 33 34.5 33.1 33.2 33.4 33.6

A2B1 3 27 36 45 49 50.5 50.6 50.8 51.3 51.3

A2B1 4 23 34 40.9 44.9 47 43.2 43.5 44 44

A2B1 5 21.5 34.7 44.6 48 49.7 50.1 50.3 50.5 50.5


(47)

Jumlah 147.6 193.5 242.2 257 285.2 285.2 288.9 291.7 295.4

Rata-rata 24.6 32.25 40.36 42.9 47.53 47.53 48.15 48.61 49.23

A3B1 1 25.7 35.5 43 45.8 52.8 47.3 52.5 68.2 68.5

A3B1 2 16.2 19 29.4 38 40.5 42.3 44.1 45.2 45.2

A3B1 3 26 37 62.8 64.8 76 77.2 78.2 78.5 78.5

A3B1 4 24.9 35 54 69.9 77.1 68.9 69.1 69.1 69.5

A3B1 5 29.8 44.3 62.9 77 89.9 99.2 101 101.5 101.7

A3B1 6 27 37.5 67.9 73.2 82.2 84.3 84.9 92.1 92.2

Jumlah 149.6 208.3 320 368 418.5 419.2 429.8 454.6 455.6

Rata-rata 24.93 34.71 53.33 61.4 69.75 69.86 71.63 75.76 75.93

A4B11 17 33 37.8 38 39.2 45.1 50.3 50.9 51.2

A4B1 2 17.5 32.5 38 52 82.2 84.2 85 86.8 86.9

A4B1 3 19.2 33 48.7 59.6 62 67.1 68.3 68.6 68.8

A4B1 4 15 37 37 53.7 75 83.2 86 87.9 87.9

A4B1 5 12.8 30.4 51 55 62 67.4 69.2 69.9 69.9

A4B1 6 21 27.6 39.8 42 77.5 56.2 64.5 67 67

Jumlah 102.5 193.5 252.3 300. 397.9 403.2 423.3 431.1 431.7


(48)

Tabel 2. Jumlah Daun

Perlakuan Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8 9

A1B0 1 2 6 6 4 6 12 15 18 18

A1B0 2 2 5 7 8 10 13 17 17 17

A1B0 3 2 5 5 6 7 10 11 14 16

A1B0 4 2 5 5 7 10 13 16 22 22

A1B0 5 2 4 5 7 7 5 9 9 9

A1B0 6 2 6 6 7 5 9 6 6 6

Jumlah 12.00 31.00 34.00 39.00 45.00 62.00 74.00 86.00 88.00

Rata-rata 2.00 5.16 5.66 6.50 7.50 10.33 12.33 14.33 14.66

A2B0 1 2 4 5 6 7 10 13 14 16

A2B0 2 2 6 6 7 6 9 12 14 14

A2B0 3 2 5 6 6 5 6 8 9 9

A2B0 4 2 5 4 4 6 10 6 12 12

A2B0 5 2 4 6 7 8 12 13 14 14

A2B0 6 2 4 6 7 6 7 10 12 12

Jumlah 12.00 28.00 33.00 37.00 38.00 54.00 62.00 75.00 77.00

Rata-rata 2.00 4.66 5.50 6.16 6.33 9.00 10.33 12.5 12.83

A3B01 2 6 6 7 9 9 10 15 16

A3B0 2 2 5 6 8 6 12 16 19 19

A3B0 3 2 5 4 6 8 9 11 11 11

A3B0 4 2 5 5 6 5 6 7 8 8

A3B0 5 2 4 6 7 6 8 12 13 14

A3B0 6 2 6 6 7 9 16 19 19 19

Jumlah 12.00 31.00 33.00 41.00 43.00 60.00 75.00 85.00 87.00

Rat-rata 2.00 5.16 5.50 6.83 7.16 10.00 12.5 14.16 14.5

A4B0 1 2 4 6 8 12 14 16 15 14

A4B0 12 2 6 6 8 10 16 17 19 18

A4B0 13 2 6 7 7 8 17 16 17 17

A4B0 14 2 5 5 4 5 9 10 13 13

A4B0 15 2 6 6 7 8 13 15 16 16

A4B0 16 2 6 6 4 4 4 8 8 8

Jumlah 12.00 33.00 36.00 38.00 47.00 73.00 82.00 88.00 86.00

Rata-rata 2.00 5.50 6.00 6.33 7.83 12.16 13.66 14.66 14.33

A1B1 1 2 6 6 7 8 9 10 8 10

A1B1 2 2 5 6 7 7 7 8 10 9


(49)

A1B1 4 2 6 6 7 6 4 7 12 8

A1B1 5 2 5 6 7 9 9 9 9 9

A1B1 6 2 8 8 8 8 12 13 12 13

Jumlah 12.00 35.00 40.00 42.00 43.00 48.00 54.00 58.00 56.00

Rata-rata 2.00 5.83 6.66 7.00 7.16 8.00 9.00 9.66 9.33

A2B1 1 2 6 6 7 7 11 11 10 10

A2B1 2 2 5 5 4 4 2 2 3 3

A2B1 3 2 6 6 6 5 6 12 6 6

A2B1 4 2 6 6 7 7 12 12 11 11

A2B1 5 2 6 6 7 6 7 8 8 7

A2B1 6 2 6 6 6 8 11 11 11 11

Jumlah 12.00 35.00 35.00 37.00 37.00 49.00 56.00 49.00 48.00

Rata-rata 2.00 5.83 5.83 6.16 6.16 8.16 9.33 8.16 8.00

A3B1 1 2 6 6 7 6 4 5 5 5

A3B12 2 6 6 4 4 5 5 6 6

A3B1 3 2 6 6 7 10 10 10 10 10

A3B1 4 2 6 7 9 7 9 11 11 11

A3B15 2 6 6 7 10 15 17 17 15

A3B16 2 5 6 9 10 12 16 18 18

Jumlah 12.00 35.00 37.00 43.00 47.00 55.00 64.00 67.00 65.00

Rata-rata 2.00 5.83 6.16 7.16 7.83 9.16 10.66 11.16 10.83

A4B11 2 6 6 5 4 7 10 10 10

A4B1 2 2 6 6 5 14 17 16 16 15

A4B13 2 6 6 13 16 21 20 14 12

A4B14 2 6 6 7 8 15 21 21 21

A4B15 2 4 6 8 12 18 19 19 19

A4B1 6 2 7 7 8 8 15 18 18 18

Jumlah 12.00 37.00 37.00 47.00 62.00 93.00 104.00 98.00 95.00


(50)

Tabel 3. Jumlah Bunga

Perlakuan Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8 9

A1B01 0 0 0 0 1 7 5 8 8

A1B02 0 0 0 0 8 10 10 8 3

A1B0 3 0 0 0 0 0 5 5 7 2

A1B0 4 0 0 0 0 3 7 14 13 10

A1B0 5 0 0 0 0 2 4 4 0 0

A1B0 6 0 0 0 1 3 7 0 0 0

Jumlah 0 0 0 1.00 17.00 40.00 38.00 36.00 23.00

Rata-rata 0 0 0 0.16 2.83 6.66 6.33 6.00 3.83

A2B0 1 0 0 0 0 0 0 3 5 3

A2B02 0 0 0 0 2 3 3 6 5

A2B03 0 0 0 0 0 6 3 4 4

A2B04 0 0 0 0 1 5 9 2 4

A2B05 0 0 0 0 1 4 0 2 2

A2B06 0 0 0 0 1 8 0 0 3

Jumlah 0 0 0 0 5.00 26.00 18.00 19.00 21.00

Rata-rata 0 0 0 0 0.83 4.33 3.00 3.16 3.50

A3B01 0 0 0 0 0 5 1 4 6

A3B02 0 0 0 0 0 19 7 11 5

A3B0 3 0 0 0 0 5 4 5 4 0

A3B04 0 0 0 0 1 0 2 5 3

A3B05 0 0 0 0 1 6 2 4 5

A3B06 0 0 0 0 4 12 11 9 4

Jumlah 0 0 0 0 11.00 46.00 28.00 37.00 23.00

Rat-rata 0 0 0 0 1.83 7.66 4.66 6.16 3.83

A4B01 0 0 0 1 19 7 20 3 13

A4B02 0 0 0 0 3 5 2 5 0

A4B03 0 0 0 0 6 13 20 4 4

A4B04 0 0 0 0 1 1 2 3 3

A4B05 0 0 0 0 3 9 9 14 7

A4B06 0 0 0 0 0 4 2 4 0

Jumlah 0 0 0 1.00 32.00 39.00 55.00 33.00 27.00

Rata-rata 0 0 0 0.16 5.33 6.50 9.16 5.50 4.50

A1B11 0 0 0 0 5 4 5 3 3

A1B12 0 0 0 0 2 3 4 2 3


(51)

A1B1 4 0 0 0 1 2 1 6 7 1

A1B1 5 0 0 0 0 5 4 1 2 1

A1B1 6 0 0 0 2 5 11 5 7 3

Jumlah 0 0 0 3.00 23.00 36.00 23.00 23.00 13.00

Rata-rata

0 0 0 0.50 3.83 6.00 3.83 3.83 2.16

A2B11 0 0 0 0 3 5 7 7 3

A2B1 2 0 0 0 0 2 3 1 3 1

A2B1 3 0 0 0 0 0 2 3 0 0

A2B1 4 0 0 0 1 5 4 8 2 0

A2B1 5 0 0 0 0 3 5 1 4 2

A2B1 6 0 0 0 0 3 10 5 3 0

Jumlah 0 0 0 1.00 16.00 29.00 25.00 19.00 6.00

Rata-rata 0 0 0 0.16 2.66 4.83 4.16 3.16 1.00

A3B11 0 0 0 0 8 6 1 2 1

A3B12 0 0 0 0 0 5 4 0 1

A3B1 3 0 0 0 0 6 6 1 1 2

A3B1 4 0 0 0 0 3 3 1 2 0

A3B1 5 0 0 0 0 9 15 10 8 4

A3B1 6 0 0 0 0 4 7 1 2 1

Jumlah 0 0 0 0 30.00 42.00 18.00 15.00 9.00

Rata-rata 0 0 0 0 5.00 7.00 3.00 2.50 1.50

A4B1 1 0 0 0 0 3 10 2 2 3

A4B1 2 0 0 0 0 9 14 15 13 2

A4B1 3 0 0 0 1 14 12 19 8 16

A4B1 4 0 0 0 0 4 4 13 12 15

A4B1 5 0 0 0 0 9 15 13 5 4

A4B1 6 0 0 0 0 3 9 6 7 4

Jumlah 0 0 0 1.00 42.00 64.00 68.00 47.00 44.00


(52)

Tabel 4. Jumlah Cabang

Perlakuan Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8 9

A1B0 1 0 0 0 0 0 4 11 8 8

A1B02 0 0 0 2 3 8 6 9 9

A1B0 0 0 0 0 0 2 0 6 11

A4B04 0 0 0 0 6 6 9 18 18

A1B05 0 0 0 2 2 2 4 4 4

A1B0 6 0 0 0 0 2 4 2 0 0

Jumlah 0 0 0 4.00 13.00 26.00 32.00 45.00 50.00

Rata-rata 0 0 0 0.66 2.16 4.33 5.33 7.50 8.33

A2B01 0 0 0 0 2 4 2 5 9

A2B02 0 0 0 0 0 2 1 9 10

A2B03 0 0 0 0 0 0 1 4 4

A4B04 0 0 0 0 0 5 2 7 7

A2B0 5 0 0 0 0 0 8 8 9 9

A2B06 0 0 0 0 0 2 5 9 9

Jumlah 0 0 0 0 2.00 21.00 19.00 43.00 48.00

Rata-rata 0 0 0 0 0.33 3.5 3.16 7.16 8.00

A3B0 1 0 0 0 0 2 2 5 10 14

A3B02 0 0 0 1 1 7 12 10 10

A3B03 0 0 0 0 0 0 3 5 5

33B0 4 0 0 0 0 0 2 2 4 4

A3B05 0 0 0 0 0 2 9 10 11

A4B0 6 0 0 0 0 4 8 15 4 4

Jumlah 0 0 0 1.00 7.00 21.00 46.00 43.00 48.00

Rat-rata 0 0 0 0.16 1.16 3.50 7.66 7.16 8.00

A4B01 0 0 0 0 4 5 5 7 5

A4B0 2 0 0 0 0 0 8 9 9 2

A4B03 0 0 0 2 2 5 5 8 3

A4B0 4 0 0 0 0 4 7 4 8 8

A4B05 0 0 0 0 2 8 12 11 5

A4B06 0 0 0 0 0 0 0 1 4

Jumlah 0 0 0 2.00 12.00 33.00 35.00 44.00 27.00

Rata-rata 0 0 0 0.33 2.00 5.50 5.83 7.33 4.50

A3B1 1 0 0 0 0 0 0 0 4 4

A3B12 0 0 0 2 2 2 0 0 0


(53)

A3B1 4 0 0 0 0 0 0 4 5 1

A3B1 5 0 0 0 0 0 0 2 2 2

A3B1 6 0 1 2 2 2 5 5 6 8

Jumlah 0 1.00 2.00 4.00 4.00 9.00 13.00 19.00 17.00

Rata-rata 0 0.16 0.33 0.66 0.66 1.50 2.16 3.16 2.83

A2B1 1 0 0 0 0 0 4 5 5 5

A2B1 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2

A2B1 3 0 0 0 0 0 2 6 3 3

A2B1 4 0 0 0 0 3 5 5 8 8

A2B1 5 0 0 0 0 0 2 4 5 5

A2B1 6 0 0 0 0 0 4 4 4 4

Jumlah 0 0 0 0 3.00 17.00 24.00 27.00 27.00

Rata-rata 0 0 0 0 0.50 2.83 4.00 4.50 4.50

A3B1 1 0 0 0 0 0 0 2 2 2

A3B1 2 0 0 1 1 1 1 0 0 0

A3B1 3 0 0 0 0 3 4 6 6 6

A3B1 4 0 0 0 3 3 4 7 7 7

A3B1 5 0 0 0 0 3 4 9 9 9

A3B16 0 0 0 0 0 8 6 14 14

Jumlah 0 0 1.00 4.00 10.00 21.00 30.00 38.00 38.00

Rata-rata 0 0 0.16 0.66 1.66 3.50 5.00 6.33 6.33

A4B11 0 0 0 2 2 2 5 5 5

A4B1 2 0 0 0 0 6 6 6 9 8

A4B1 3 0 0 0 6 9 15 14 11 12

A4B1 4 0 0 0 0 0 8 8 16 16

A4B1 5 0 0 0 3 6 12 12 13 13

A4B1 6 0 0 0 0 0 8 13 13 13

Jumlah 0 0 0 11.00 23.00 51.00 58.00 67.00 67.00


(54)

Tabel 5. Berat Kering (g)

Perlakuan Ulangan Biomassa Biji

A1B0 1 1.8 0.5

2 1.7 1.4

3 1.6 0.7

4 3.3 1.2

5 0.4 0.4

6 0.4 0.4

Jumlah 9.2 4.6

Rata-rata 1.533 0.766

A2B0 1 1.4 0.2

2 1.3 0.7

3 0.8 0.4

4 1.3 0.8

5 0.5 0.3

6 1.6 0.8

Jumlah 6.9 3.2

Rata-rata 1.15 0.533

A3B0 1 1.7 0.4

2 2.2 0.7

3 0.8 0.8

4 0.8 0.3

5 1.7 0.6

6 2.1 1.7

Jumlah 9.3 4.5

Rata-rata 1.55 0.75

A4B0 1 1.5 1.5

2 1.8 1

3 1.6 1.1

4 1.5 0.6

5 1.6 0.9

6 1.2 0.4

Jumlah 9.2 5.5

Rata-rata 1.533 0.916

A1B1 1 1 1

2 0.6 0.4

3 0.5 0.7

4 0.4 0

5 0.6 0.6

6 1 0.7

Jumlah 4.1 3.4

Rata-rata 0.6833 0.5666

A2B1 1 1.4 0.9

2 0.3 0


(55)

4 0.7 0.9

5 0.6 0.6

6 0.7 0.7

Jumlah 4.2 3.1

Rata-rata 0.7 0.51666

A3B1 1 0.6 0.3

2 0.4 0

3 0.7 0.5

4 1.6 0.6

5 1.6 1.5

6 1.3 0.6

Jumlah 6.2 3.5

Rata-rata 1.0333 0.5833

A4B1 1 1.5 0.8

2 2.5 1.8

3 2 1.3

4 2.6 1.4

5 1 1

6 1.6 1.1

Jumlah 11.2 7.4

Rata-rata 1.866 1.233

Tabel 6. Volume Akar

Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata

1 2 3 4 5 6

A1B0 2 1.9 2.6 0.9 0.6 1 9 1.5

A2B0 0.6 0.6 3 2 0.4 1.4 8 1.3333

A3B0 6.4 2 1.4 3 2.2 2.4 17.4 2.9

A4B0 2 2 2 2 2 2 12 2

A1B1 0.6 5 6 0.4 2.6 2.4 17 2.833

A2B1 8 0.4 0.4 0.4 4 0.6 13.8 2.3

A3B1 0.4 3 0.2 2 0.6 1.4 7.6 1.266


(56)

Lampiran C. Hasil Uji Statistik

1. Tinggi Tanaman

Between-Subjects Factors

Value Label N

AIR 1 100KL 12

2 75 KL 12

3 50 KL 12

4 25 KL 12

BENIH 1 BENIH TANPA RADIASI 24

2 BENIH HASIL RADIASI 24

Tests of Between-Subjects Effects

Variable:TINGGITANAMAN

Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Model 200150.777a 8 25018.847 114.823 .000

AIR 2274.457 3 758.152 3.480 .025

BENIH 2.341 1 2.341 .011 .918

AIR * BENIH 933.038 3 311.013 1.427 .249

Error 8715.643 40 217.891

Total 208866.420 48

a. R Squared = .958 (Adjusted R Squared = .950)

Multiple Comparisons TINGGITANAMAN

LSD

(I) AIR (J) AIR

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound

100KL 75 KL 9.5750 6.02621 .120 -2.6044 21.7544

50 KL -6.9750 6.02621 .254 -19.1544 5.2044

25 KL -7.4167 6.02621 .226 -19.5961 4.7628

75 KL 100KL -9.5750 6.02621 .120 -21.7544 2.6044

50 KL -16.5500* 6.02621 .009 -28.7294 -4.3706

25 KL -16.9917* 6.02621 .007 -29.1711 -4.8122

50 KL 100KL 6.9750 6.02621 .254 -5.2044 19.1544

75 KL 16.5500* 6.02621 .009 4.3706 28.7294

25 KL -.4417 6.02621 .942 -12.6211 11.7378

25 KL 100KL 7.4167 6.02621 .226 -4.7628 19.5961

75 KL 16.9917* 6.02621 .007 4.8122 29.1711

50 KL .4417 6.02621 .942 -11.7378 12.6211

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 217.891. *. The mean difference is significant at the 0.05 level.


(57)

2. Jumlah Daun

Between-Subjects Factors

Value Label N

AIR 1 100 KL 12

2 75 KL 12

3 50 KL 12

4 25 KL 12

BENIH 1 BENIH TANPA RADIASI 24

2 BENIH HASIL RADIASI 24

Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:JUMLAHDAUN

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Model 7888.000a 8 986.000 59.577 .000

AIR 135.417 3 45.139 2.727 .057

BENIH 114.083 1 114.083 6.893 .012

AIR * BENIH 88.417 3 29.472 1.781 .166

Error 662.000 40 16.550

Total 8550.000 48


(58)

3. Jumlah Cabang

Between-Subjects Factors

Value Label N

AIR 1 100 KL 12

2 75 KL 12

3 50 KL 12

4 50 KL 12

BENIH 1 BENIH TANPA RADIASI 24

2 BENIH HASIL RADIASI 24

Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:JUMLAHCABANG

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Model 2665.833a 8 333.229 21.253 .000

AIR 91.729 3 30.576 1.950 .137

BENIH 35.021 1 35.021 2.234 .143

AIR * BENIH 144.896 3 48.299 3.080 .038

Error 627.167 40 15.679

Total 3293.000 48

Multiple Comparisons JUMLAHCABANG

LSD

(I) AIR (J) AIR

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound

100 KL 75 KL -.6667 1.61654 .682 -3.9338 2.6005

50 KL -1.5833 1.61654 .333 -4.8505 1.6838

25 KL -3.6667* 1.61654 .029 -6.9338 -.3995

75 KL 100 KL .6667 1.61654 .682 -2.6005 3.9338

50 KL -.9167 1.61654 .574 -4.1838 2.3505

25 KL -3.0000 1.61654 .071 -6.2671 .2671

50 KL 100 KL 1.5833 1.61654 .333 -1.6838 4.8505

75 KL .9167 1.61654 .574 -2.3505 4.1838

25 KL -2.0833 1.61654 .205 -5.3505 1.1838

25 KL 100 KL 3.6667* 1.61654 .029 .3995 6.9338

75 KL 3.0000 1.61654 .071 -.2671 6.2671

50 KL 2.0833 1.61654 .205 -1.1838 5.3505


(59)

4. Jumlah Bunga

Between-Subjects Factors

Value Label N

AIR 1 100 KL 12

2 75 KL 12

3 50 KL 12

4 25 KL 12

BENIH 1 BENIH TANPA RADIASI 24

2 BENIH HASIL RADIASI 24

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:JUMLAHBUNGA

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Model 741.667a 8 92.708 7.986 .000

AIR 100.083 3 33.361 2.874 .048

BENIH 10.083 1 10.083 .869 .357

AIR * BENIH 57.417 3 19.139 1.649 .193

Error 464.333 40 11.608

Total 1206.000 48

Multiple Comparisons

JUMLAHBUNGA LSD

(I) AIR (J) AIR Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound

100 KL 75 KL .7500 1.39094 .593 -2.0612 3.5612

50 KL .3333 1.39094 .812 -2.4779 3.1445

25 KL -2.9167* 1.39094 .042 -5.7279 -.1055

75 KL 100 KL -.7500 1.39094 .593 -3.5612 2.0612

50 KL -.4167 1.39094 .766 -3.2279 2.3945

25 KL -3.6667* 1.39094 .012 -6.4779 -.8555

50 KL 100 KL -.3333 1.39094 .812 -3.1445 2.4779

75 KL .4167 1.39094 .766 -2.3945 3.2279

25 KL -3.2500* 1.39094 .025 -6.0612 -.4388

25 KL 100 KL 2.9167* 1.39094 .042 .1055 5.7279

75 KL 3.6667* 1.39094 .012 .8555 6.4779

50 KL 3.2500* 1.39094 .025 .4388 6.0612


(60)

5. Jumlah Biji

Between-Subjects Factors

Value Label N

AIR 1 100 KL 12

2 75 KL 12

3 50 KL 12

4 25 KL 12

BENIH 1

BENIH TANPA RADIASI 24

2 BENIH HASIL RADIASI 24

Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:JUMLAHBIJI

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Model 11434.500a 8 1429.312 19.603 .000

AIR 483.229 3 161.076 2.209 .102

BENIH 581.021 1 581.021 7.969 .007

AIR * BENIH 422.729 3 140.910 1.933 .140

Error 2916.500 40 72.913

Total 14351.000 48


(61)

6. Berat Kering Biji

Between-Subjects Factors

Value Label N

AIR 1 100 KL 12

2 75 KL 12

3 50 KL 12

4 25 KL 12

BENIH 1 BENIH HASIL RADIASI 24

2 BENIH TANPA RADIASI 24

Tests of Between-Subjects Effects Dependent

Variable:BERATKERINGBIJI

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Model 28.347a 8 3.543 21.431 .000

AIR 2.028 3 .676 4.089 .013

BENIH .003 1 .003 .020 .888

AIR * BENIH .502 3 .167 1.011 .398

Error 6.613 40 .165

Total 34.960 48

a. R Squared = .811 (Adjusted R Squared = .773)

Multiple Comparisons

BERATKERINGBIJI LSD

(I) AIR (J) AIR

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound

Upper Bound

100 KL 75 KL .1417 .16600 .399 -.1938 .4772

50 KL .0000 .16600 1.000 -.3355 .3355

25 KL -.4083* .16600 .018 -.7438 -.0728

75 KL 100 KL -.1417 .16600 .399 -.4772 .1938

50 KL -.1417 .16600 .399 -.4772 .1938

25 KL -.5500* .16600 .002 -.8855 -.2145

50 KL 100 KL .0000 .16600 1.000 -.3355 .3355

75 KL .1417 .16600 .399 -.1938 .4772

25 KL -.4083* .16600 .018 -.7438 -.0728

25 KL 100 KL .4083* .16600 .018 .0728 .7438

75 KL .5500* .16600 .002 .2145 .8855

50 KL .4083* .16600 .018 .0728 .7438


(1)

4.

Jumlah Bunga

Between-Subjects Factors

Value Label N

AIR 1 100 KL 12

2 75 KL 12

3 50 KL 12

4 25 KL 12

BENIH 1 BENIH TANPA RADIASI 24

2 BENIH HASIL RADIASI 24

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:JUMLAHBUNGA

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Model 741.667a 8 92.708 7.986 .000

AIR 100.083 3 33.361 2.874 .048

BENIH 10.083 1 10.083 .869 .357

AIR * BENIH 57.417 3 19.139 1.649 .193

Error 464.333 40 11.608

Total 1206.000 48

Multiple Comparisons

JUMLAHBUNGA LSD

(I) AIR (J) AIR Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 100 KL 75 KL .7500 1.39094 .593 -2.0612 3.5612

50 KL .3333 1.39094 .812 -2.4779 3.1445 25 KL -2.9167* 1.39094 .042 -5.7279 -.1055 75 KL 100 KL -.7500 1.39094 .593 -3.5612 2.0612 50 KL -.4167 1.39094 .766 -3.2279 2.3945 25 KL -3.6667* 1.39094 .012 -6.4779 -.8555 50 KL 100 KL -.3333 1.39094 .812 -3.1445 2.4779 75 KL .4167 1.39094 .766 -2.3945 3.2279 25 KL -3.2500* 1.39094 .025 -6.0612 -.4388 25 KL 100 KL 2.9167* 1.39094 .042 .1055 5.7279 75 KL 3.6667* 1.39094 .012 .8555 6.4779 50 KL 3.2500* 1.39094 .025 .4388 6.0612 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.


(2)

5.

Jumlah Biji

Between-Subjects Factors

Value Label N

AIR 1 100 KL 12

2 75 KL 12

3 50 KL 12

4 25 KL 12

BENIH 1

BENIH TANPA RADIASI 24

2 BENIH HASIL RADIASI 24

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:JUMLAHBIJI

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Model 11434.500a 8 1429.312 19.603 .000

AIR 483.229 3 161.076 2.209 .102

BENIH 581.021 1 581.021 7.969 .007

AIR * BENIH 422.729 3 140.910 1.933 .140

Error 2916.500 40 72.913

Total 14351.000 48


(3)

6.

Berat Kering Biji

Between-Subjects Factors

Value Label N

AIR 1 100 KL 12

2 75 KL 12

3 50 KL 12

4 25 KL 12

BENIH 1 BENIH HASIL RADIASI 24

2 BENIH TANPA RADIASI 24

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent

Variable:BERATKERINGBIJI

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Model 28.347a 8 3.543 21.431 .000

AIR 2.028 3 .676 4.089 .013

BENIH .003 1 .003 .020 .888

AIR * BENIH .502 3 .167 1.011 .398

Error 6.613 40 .165

Total 34.960 48

a. R Squared = .811 (Adjusted R Squared = .773)

Multiple Comparisons

BERATKERINGBIJI LSD

(I) AIR (J) AIR

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound

Upper Bound 100 KL 75 KL .1417 .16600 .399 -.1938 .4772

50 KL .0000 .16600 1.000 -.3355 .3355 25 KL -.4083* .16600 .018 -.7438 -.0728 75 KL 100 KL -.1417 .16600 .399 -.4772 .1938 50 KL -.1417 .16600 .399 -.4772 .1938 25 KL -.5500* .16600 .002 -.8855 -.2145 50 KL 100 KL .0000 .16600 1.000 -.3355 .3355 75 KL .1417 .16600 .399 -.1938 .4772 25 KL -.4083* .16600 .018 -.7438 -.0728 25 KL 100 KL .4083* .16600 .018 .0728 .7438 75 KL .5500* .16600 .002 .2145 .8855 50 KL .4083* .16600 .018 .0728 .7438 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.


(4)

7. Berat Kering Biomassa

Between-Subjects Factors

Value Label N

AIR 1 100 KL 12

2 75 KL 12

3 50 KL 12

4 25 KL 12

BENIH 1 BENIH TANPA RADIASI 24

2 BENIH HASIL RADIASI 24

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:BERATKERINGBIOMASSA

Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Model 83.618a 8 10.452 31.936 .000

AIR 3.957 3 1.319 4.030 .014

BENIH 1.650 1 1.650 5.042 .030

AIR * BENIH 2.259 3 .753 2.301 .092

Error 13.092 40 .327

Total 96.710 48

a. R Squared = .865 (Adjusted R Squared = .838)

Multiple Comparisons

BERATKERINGBIOMASSA LSD

(I) AIR (J) AIR

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

100 KL 75 KL .1833 .23356 .437 -.2887 .6554

50 KL -.1833 .23356 .437 -.6554 .2887

25 KL -.5917* .23356 .015 -1.0637 -.1196

75 KL 100 KL -.1833 .23356 .437 -.6554 .2887

50 KL -.3667 .23356 .124 -.8387 .1054

25 KL -.7750* .23356 .002 -1.2470 -.3030

50 KL 100 KL .1833 .23356 .437 -.2887 .6554

75 KL .3667 .23356 .124 -.1054 .8387

25 KL -.4083 .23356 .088 -.8804 .0637

25 KL 100 KL .5917* .23356 .015 .1196 1.0637

75 KL .7750* .23356 .002 .3030 1.2470

50 KL .4083 .23356 .088 -.0637 .8804


(5)

8. Volume Akar

Between-Subjects Factors

Value Label N

AIR 1 100 KL 12

2 75 KL 12

3 50 KL 12

4 25 KL 12

BENIH 1

BENIH TANPA RADIASI 24

2 BENIH HASIL RADIASI 24

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:VOLUMEAKAR

Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Model 203.520a 8 25.440 9.209 .000

AIR 1.247 3 .416 .150 .929

BENIH .053 1 .053 .019 .890

AIR * BENIH 16.567 3 5.522 1.999 .130

Error 110.500 40 2.762

Total 314.020 48

a. R Squared = .648 (Adjusted R Squared = .578)


(6)