dapatkan selain menjadi sinden. Namun dengan tekat yang kuat untuk mejadi sinden, mereka bisa menunjukkan ke keluarga bahwa pilihan mereka tidak salah
dan bahkan membuat mereka lebih dewasa, lebih mandiri dan mencukupi kebutuhan hidup mereka.
Dari penelitian yang sudah dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam dengan informan, penulis menggambarkan model terbentuknya konsep
diri sinden campursari di kota Kediri sebagai berikut:
Gambar 4.4
Model Terbentuknya Konsep Diri Sinden Campursari di Kota Kediri
Sumber : Peneliti 2012
Keluarga Teman
Masyarakat Audience
Sinden Campursari
116
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisa dari bab sebelumnya, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sinden Campursari
Pada zaman modern ini, dimana teknologi sudah mulai canggih dan kemajuan musik yang begitu pesat dengan berbagai arasemen musiknya ,
teryata masih ada orang-orang yang memeilih menekuni dunia seni tradisonal yang hampir tidak dikenali oleh generasi muda bangsa ini, yaitu
sinden campursari, menjadi seorang sinden bukanlah tuntutan, namun pilihan hidup yang ingin mengangkat nilai nilai budaya seni lewat sebuah
musik yang dikemas dengan secara tradisional, bahkan keberadaan sinden untuk saat ini mulai dikenal oleh masyarakat luas karena banyak media-
media yang mengangkat nama siden di mata masyarakat, tak heran jika sinden saat ini sangat digemari oleh masyarakat khususnya masyarakat di
daerah jawa. 2.
Society Keluarga, Teman, dan Lingkungan Mereka
memandang Sinden
campursari adalah
profesi yang
menjanjanjikan di dunia kesenian tradisonal jawa selain itu juga menghargai keberadaan sinden-sinden tersebut di tengah-tengah mereka,
karena sinden-sinden tersebut berjuang untuk tetap mempertahankan dan
melestarikan kebudayaan jawa yang mulai memudar di tengah-tengah perkembangan zaman yang semakin maju setiap hari.
3. Konsep diri
Konsep diri sinden campursari adalah sebuah konsep dimana mereka bertindak sesuai dengan pandangan terhadap diri mereka sendiri.dan
orang lain terhadap diri mereka. Pandangan sikap society yang sudah bisa menerima mereka secara terbuka, menyurutkan tentang pemikiran
negative yang dulu sempat diterima mereka ditengah-tengah lingkungan mereka tinggal. Namun dengan tetap berkarya dan menjaga etika yang
baik, mereka berhasil menunjukkan bahwa profesi sinden tidak dekat dengan hal-hal negatif. Bahkan mereka banggga dan senang dengan dunia
profesi sinden sebagai sumber mata pencaharian mereka setiap hari dengan cara menghibur masyarakat dengan nilai-nilai kesenian jawa.
5.2 Saran
Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti harus mampu memberikan sesuatu yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, instansi atau
lembaga yang berkaitan dengan penelitian ini. Ada pun saran-saran yang peneliti berikan setelah meneliti fenomena ini adalah:
1. Mulailah mempelajari dan mengingat nilai-nilai budaya daerah dimana
kita berada saat ini, agar tidak hilang seiring perkembangan zaman, sebaiknya ada pelajaran kesenian daerah baik di jenjang pendidikan
tingkat dasar hingga di jenjang pendidikan tingkat tinggi. Karena dengan
mempelajari budaya yang kita miliki menujukkan dari mana kita berasal dan siapa nenek moyang kita.
2. Sebaiknya sinden –sinden campurasri terus berkarier dan berkarya serta
mulai melebarkan sayap karier mereka yang lebih tinggi, agar masyarakat luas mengetahui keberadan mereka sekaligus dikenal lebih dalam lagi agar
masyarakat sadar akan nilai-nilai budaya yang hampir hilang di tengah- tengah masyarakat Indonesia dan generasi muda Indonesia berniat untuk
mempelajari salah budaya bangsa Indonesia ini. 3.
Sebaiknya masyarakat pulau jawa mulai berpartisipasi melestarikan music campursari dan sinden campursari yang sangat kental akan nilai-nilai
budaya tradisonal agar tidak tergerus dengan perkemabngan zaman dan teknologi, serta mulai berpartisipasi memperkenalkan kesenian sinden
kepada generasi muda bangsa ini.
75
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A.Chaedar.2002.Pokoknya Kualitatif .PT.dunia Pustaka Jaya.Bandung. Burn,R.B.1993,Konsep
Diri, Teori,
Pengukuran, Perkembangan
dan Perilaku.Jakarta:PT.Arcan.
Calhoun,J.F dan Accocella, J.R.1995. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Edisi III.Diterjemahkan oleh Satmoko.
Semarang : IKIP Semarang Press. Creswell,John W.1997, Qualitative Inguiry and Research Design. California:
Sage Publication,Inc Devito,Joseph A.1995. Komunikasi Antar Manusia. New York :Profesional books
terj Efendy,Onong Uchjana.2003.Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. PT.Citra
Aditya Bakti, Bandung. Gerungan, W,A. 2002. Psikologi Sosial. Bandung:PT.Refika Aditama.
Hurlock, E.B.1994.Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi V.Jakarta:Erlangga.
Kaye, Michael. 1994. Comunication Management. Sydney: Prentice Hall. King,Robert G. 1979
.”Fundamental Of Human Communication”.New York: Macmillan Publishing Co.
Littlejohn, Stephen W.2005. Theories Of Human Communication. Bandung. Moleong, Lexy J.2006. Metode penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Mulyana, Deddy.2005.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung:PT.Remaja
Rosdakarya Pearsone , Judy C.1987.Interpersonal Communication.Dubuque, Iowa: Wm.C.
Brown Publishers. Polomo, Margareth M, Sosiologi Komtemporer, Rajawali, Jakarta, 2004.
Rahmat, Jalaludin.2001, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.