7
Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto 2006:134, yang menyatakan
bahwa: “Jika jumlah populasi penelitian
dibawah 100 maka sebaiknya diambil semua, tetapi jika jumlah populasinya
diatas 100 maka jumlah sampelnya dapat diambil 10-15 atau 20
– 25 atau
lebih tergantung
dari ketersediaan waktu, tenaga, dan
dana serta
kemampuan peneliti
termasuk sempit luasnya wilayah penelitian.”
3.4 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan
data yang
dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan dan
mengumpulkan data
adalah menggunakan metode survey. Menurut
Sugiyono 2009:6
metode survey
didefinisikan sebagai berikut: “εetode survey digunakan untuk
mendapatkan data
dari tempat
tertentu yang alamiah bukan buatan, peneliti melakukan perlakuan dalam
pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan
kuesioner, test,
wawancara”. Teknik
pengumpulan data
yang dilakukan penulis dilakukan dengan metode
survey menggunakan kuesioner. Menurut Umi Narimawati, dkk. 2010:40 kuesioner
didefinisikan sebagai berikut:
“Kuesioner adalah
teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk kemudian dijawabnya.
Kuesioner yang
digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data
tersebut nantinya
akan dihitung
secara statistik. Kuesioner tersebut berisi
daftar pertanyaan
yang ditunjukkan kepada responden yang
berhubungan dalam penelitian ini”. Sebelum kuesioner digunakan untuk
pengumpulan data
yang sebenarnya,
terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang
sama dengan
karakteristik populasi
penelitian. Menurut Umi Narimawati, dkk. 2010:41 uji coba didefinisikan sebagai
berikut: “Uji coba dilakukan untuk mengetahui
tingkat kesahihan validitas dan kekonsistenan reliabilitas alat ukur
penelitian, sehingga diperoleh item- item pertanyaan yang layak untuk
digunakan sebagai alat ukur untuk
pengumpulan data penelitian”.
3.5 Metode Pengujian Data 3.5.1 Metode Analisis
Metode analisis
adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil
observasi lapangan,
dan dokumentasi
dengan cara
mengorganisasikan data
kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh sendiri maupun oleh orang
lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data
yang telah
diuraikan dengan
menggunakan metode
deskriptif dan
verifikatif. Analisis verifikatif dalam penelitian ini
dengan menggunakan alat uji statistik yaitu dengan uji persamaan strukturan berbasis
variance atau yang lebih dikenal dengan nama
Partial Least
Square PLS
menggunakan software SmartPLS 2.0. Menurut Imam Ghozali 2006:1
metode Partial
Least Square
PLS dijelaskan sebagai berikut:
“εodel persamaan
strukturan berbasis variance PLS mampu
menggambarkan variabel laten tak terukur
langsung dan
diukur menggunakan
indikator-indikator variable manifest
”. Penulis menggunakan Partial Least
Square PLS dengan alasan bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan variabel laten tidak terukur langsung yang dapat diukur berdasarkan
pada
indikator-indikatornya variable
manifest, serta secara bersama-sama melibatkan tingkat kekeliruan pengukuran
error. Sehingga
penulis dapat
menganalisis secara
lebih terperinci
indikator-indikator dari variabel laten yang merefleksikan paling kuat dan paling lemah
variabel laten yang mengikutkan tingkat kekeliruannya.
8
Langkah-langkah dalam
metode Partial Least Square yang dilakukan dalam
penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Merancang Model Pengukuran
Model pengukuran outer model adalah
model yang
menghubungkan variabel laten dengan variabel manifest.
Untuk variabel laten manajemen laba terdiri dari 3 variabel manifest. Kemudian untuk
variabel laten sanksi perpajakan terdiri dari 4 variabel manifest dan untuk variabel laten
kepatuhan perpajakan terdiri dari 5 variabel manifest.
2. Merancang Model Struktural
Model struktural inner model pada penelitian ini terdiri dari satu variabel laten
eksogen Manajemen laba dan Sanksi perpajakan
dan satu
variabel laten
endogen Kepatuhan perpajakan. Inner model yang kadang disebut juga dengan
inner relation
structural model
dan substantive
theory, yaitu
untuk menggambarkan hubungan antar variabel
laten berdasarkan pada substantive theory, dengan model persamaannya dapat ditulis
seperti di bawah ini:
Imam Ghozali 2006:22
Dimana dan
adalah koefisien jalur
yang menghubungkan
prediktor endogen dan variabel laten eksogen
dan sepanjang range indeks i dan b dan
adalah inner residual variabel. 3. Mengkonstruksi Diagram Jalur
Hubungan antar
variabel pada
sebuah diagram alur yang secara khusus dapat membantu dalam menggambarkan
rangkaian hubungan sebab akibat antar konstruk dari model teoritis yang telah
dibangun pada tahap pertama. Diagram alur menggambarkan hubungan antar konstruk
dengan anak panah yang digambarkan lurus
menunjukan hubungan
kausal langsung dari suatu konstruk ke konstruk
lainya. Konstruk eksogen dikenal dengan independent variable yang diprediksi oleh
variabel yang lain dalam model. Konstruk ekosgen adalah konstruk yang dituju oleh
garis dengan satu ujung panah.
Secara lengkap model srtuktural pada penelitian ini dapat digambarkan pada
gambar 3.1. Untuk memahami Gambar tersebut,
pada tabel 3.1 akan dijelaskan mengenai lambang-lambang statistik yang digunakan
dalam model struktural. 4. Menjabarkan Diagram Alur ke dalam
Persamaan Matematis
Berdasarkan konsep model penelitian pada tahap dua diatas dapat diformulasikan
dalam bentuk matematis. Persamaan yang dibangun dari diagram alur yang konversi
terdiri atas:
a. Persamaan inner model, menyatakan hubungan kausalitas untuk menguji
hipotesis. b. Persamaan
outer model
model pengukuran,
menyatakan hubungan
kausalitas antara
indikator dengan
variabel penelitia latent. Formulasi bentuk persamaan struktural
sebagai berikut: PP
= λ
1
ξ+ Persamaan pengukuran variabel laten pada
penelitian ini dijabarkan sebagai berikut : 1. Model
pengukuran untuk
variabel eksogen
X
1.1
= λ
1
ξ
1
+
1
X
1.2
= λ
2
ξ
1
+
2
X
1.3
= λ
3
ξ
1
+
3
X
2.1
= λ
4
ξ
2
+
4
X
2.2
= λ
5
ξ
2
+
5
X
2.3
= λ
6
ξ
2
+
6
X
2.4
= λ
6
ξ
7
+
7
2. Model pengukuran
untuk variabel
endogen Y
1=
λ
8
+
1
Y
2=
λ
9
+
2
Y
3=
λ
10
+
3
Y
4=
λ
11
+
4
Y
5=
λ
12
+
5
5. Estimasi
Estimasi menurut Imam Ghozali 2006:85, pada tahapan ini adalah :
“Nilai , s dan yang terdapat pada langkah
keempat diestimasi
menggunakan program Smart PLS. Dasar yang digunakan untuk dalam
etimasi adalah resampling dengan Bootestrapping yang dikembangkan
oleh Geisser Stone. Tahap pertama dalam
estimasi menghasilkan
penduga bobot weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi
untuk inner model dan outer model, tahap ketiga menghasilkan estimasi
ί =Ʃί ʝ
ί
ξί + Ʃƅγʝ.ƅξƅ + ʝ
9
means dan
parameter lokasi
konstanta ”.
6. Uji Kecocokan Model Goodness of Fit
Uji kecocokan model pada structural equation modeling melalui pendekatan
partial least square terdiri dari tiga jenis, yaitu uji kecocokan model pengukuran dan
uji kecocokan model struktural dan uji kecocokan seluruh modelmodel gabungan.
a. Outer Model