10
2.2.2 Morfologi
Tubuh udang vannamei dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala yang menyatu dengan bagian dada cephalothorax dan bagian tubuh sampai ekor
abdomen. Bagian cephalothorax terlindung oleh kulit kitin yang disebut karapaks. Bagian ujung cephalotorax meruncing dan bergerigi yang disebut rostrum Lestari,
2009. Udang vannamei memiliki dua gerigi di bagian ventral rostrum, sedangkan di bagian dorsalnya memiliki 8-9 gerigi. Jumlah keseluruhan ruas badan udang
vannamei umumnya sebanyak 20 buah. Cephalotorax terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan delapan ruas di bagian dada. Ruas ke-1 terdapat mata
bertangkai, sedangkan pada ruas ke-2 dan ke-3 terdapat antenna dan antennula yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium. Rahang mandibula terdapat pada ruas
ke-3 yang berfungsi sebagai alat untuk menghancurkan makanan sehingga dapat masuk ke dalam mulut Zulkarnain, 2011.
Gambar 4.
Morfologi udang vannamei Litopenaeus vannamei Kahfi,2013.
11 Bagian dada udang vannamei terdapat 8 ruas yang masing-masing ruas terdiri dari
anggota badan yang biasa disebut thoracopoda. Thoracopoda ke-1 sampai ke-3 dinamakan maxilliped yang berfungsi sebagai pembantu mulut dalam memegang
makanan. Thoracopoda ke-4 sampai ke-8 berfungsi sebagai kaki jalan periopoda. Bagian abdomen udang vannamei terdapat 6 ruas. Ruas ke-1 sampai ke-5 merupakan
bagian kaki renang pleopoda, sedangkan pada ruas ke-6 berbentuk pipih dan melebar yang dinamakan uropoda yang bersama-sama dengan telson berfungsi
sebagai kemudi saat berenang Zulkarnain, 2011.
2.2.3. Perkembangan dan Pertumbuhan Larva Udang Vannamei
Hampir sama dengan udang windu proses pertumbuhan udang vannamei dengan mengalami beberapa perubahan bentuk dan pergantian kulit moulting. Secara umum
pergantian kulit larva dimulai dari menetas sampai menjadi post larva PL sampai udang dewasa. Ada empat fase larva udang vannamei yaitu : fase nauplius, zoea,
mysis dan post larva PL. Secara umum proses perkembangan udang vannamei dapat
terlihat pada Gambar 5.
12
Gambar 5. Siklus Hidup Udang Vannamei Wyban dan Sweeney, 1991.
2.3. Mekanisme Pertahanan Udang
Lapisan kutikula merupakan organ pertahanan pertama yang memegang peran penting dalam melawan patogen potensial dan kerusakan fisik. Kutikula terdiri dari
lipid, protein dan kalsium yang menutupi insang, esophagus dan abdomen Alday- sanz,1995.
Udang memiliki suatu respon imunitas yang merupakan upaya proteksi terhadap infeksi penyakit. Sistem imunitas udang dapat bekerja baik spesifik maupun
nonspesifik Alifuddin 2002. Udang tidak memiliki immunoglobulin dan T-limposit yang dapat mendeteksi adanya benda asing yang masuk, maka mekanisme pertahanan
utama dari udang adalah sistem pertahanan seluler yang bekerja memfagosit benda asing yang masuk.