“Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi
keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba-rugi. Pada waktu akhir- akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk
menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak
dibagikan laba yang ditahan.” Sedangkan pengertian laporan keuangan menurut S. Munawir 2004:2
adalah : “Laporan keuangan pada dasarnya adalah dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data-
data perusahaan.” Definisi analisa laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap
2009:189-190 adalah sebagai berikut : “Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan
keputusan yang tepat.”
2.1.4 Metode Analisa Bank Environment
Menurut Teguh Pudjo Muljono dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan 2000:51 untuk mengetahui sejauh mana kemampuan bersaing
suatu banksuatu cabang, ataupun dalam rangka mengetahui pangsa pasar yang bersangkutan maka diperlukan analisis bank environment yang bermanfaat untuk
a. Untuk mengetahui daya saingpangsa pasar dari suatu bank baik secara
regional maupun nasional. b.
Untuk mengetahui tingkat laju perkembangan rate of growth dari industri- industri perbankan dalam skala regional maupun nasional.
c. Dengan membandingkan butir a dan butir b diatas akan dapat diukur tingkat
perkembangan yang riil dari suatu bank. Agar analisa ini menghasilkan kesimpulan yang memuaskan maka perlu
diadakan beberapa kombinasi analisa antara lain : a.
Sesama bank sejenis, misalnya antara bank swasta dengan bank swasta lainnya secara total.
b. Membandingkan dengan perkembangan bank jenis lain-lain misalnya antara
bank swasta dengan bank pemerintah ataupun sebaliknya. c.
Antara bank yang bersangkutan dengan kegiatan industri bank secara keseluruhan.
d. Sedangkan untuk cabang perbandingkannya dapat dikombinasikan juga
seperti butir a sampai dengan c di atas ataupun diperbandingkan dengan kegiatan bank yang bersangkutan secara keseluruhangabungan seluruh
cabang yang ada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut :
Tabel 2.1 Bank ABCD
Analisa Bank Environment - Giro Periode 20A sd 20E
Tahun Bank ABCD
Bank-Bank Lainnya Pangsa Pasar
Rp Rp
Bank ABCD
20.A 100.000
100 250.000
100 40
20.B 116.750
116,75 286.500
114,60 40,75
20.C 158.180
158,18 507.400
202,96 31,17
20.D 229.410
229,41 884.425
353,77 25,93
20.E 257.260
257,26 981.100
392,49 26,22
1 = Rp 1.000.000,- tahun 20.A = 100
Apabila data tabel di atas disajikan dalam bentuk grafik akan menghasilkan gambar sebagai berikut :
Grafik 2.1 Perkembangan Giro
Periode 20 A sd 20 E
Grafik 2.2 BANK ABCD
Perkembangan Pangsa Pasar Giro Periode 20 A SD 20 E
250 286,5
507,4 884,425
981,1
100 116,75
158,18 229,41
257,26 200
400 600
800 1000
1200
20 A 20 B
20 C 20 D
20 E
Rupi a
h
Tahun
BBL BANK ABCD
40 40,75
31,17 25,93
26,22
5 10
15 20
25 30
35 40
45
20 A 20 B
20 C 20 D
20 E
Tahun
BANK ABCD
Dari data di atas dapat diambil kesimpulan-kesimpulan antara lain : Dari tabel 2.1 dapat diperoleh kesimpulan baik secara absolute maupun secara
relative menunjukkan bahwa perkembangan giro Bank ABCD selama 5 tahun menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, karena mengalami
kenaikan sebanyak 2
⁄
kali dari tahun ke tahun mengalami perkembangan rata-rata 60.
Kesimpulan di atas akan menjadi salah setelah diadakan perbandingan dengan bank laindalam analisa environment seperti di bawah ini
Dari grafik 2.2 dapat disimpulkan bahwa laju perkembangan bank lain dibandingkan dengan Bank ABCD jauh lebih pesat, hingga kata lain secara
relative Bank ABCD tersebut mengalami kemunduran dengan bank lain.
2.1.5 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No. Judul Penelitian
Penulis Tahun
Hasil Penelitian
1. Analisis Pengaruh Dana
Pihak Ketiga, Bopo, Car Dan Ldr Terhadap
Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan Yang
Go Public Di Bursa Efek Indonesia BEI
Periode 2005-2008 Bambang
Sudiyatno dan Jati
Suroso 2010
Dana pihak ketiga DPK berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja bank ROA. Berarti
semakin banyak dana pihak ketiga yang bias dihimpun
bank, maka semakin tinggi kinerja bank ROA.
2. Pangsa Pasar Dana
Pihak Ketiga Dan Return On Assets
Bank Umum Di Indonesia
I Made Sudana dan
Chorry Sulistyowati
2010 Pangsa pasar DPK
secara parsial mempunyai pengaruh
negatif signifikan terhadap ROA,
sedangkan CAR, LDR,
size dan kepemilikan owner secara parsial
berpengaruh positif signifikan terhadap
ROA.
Variabel PPDPK mempunyai pengaruh
negatif terhadap ROA, karena porsi DPK
terbesar bersumber dari deposito yang biaya
dananya mahal dan adanya kredit
bermasalah atau NPL yang tinggi, sehingga
menaikkan biaya dana bank dan menurunkan
ROA.
2.2 Kerangka Pemikiran
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kegiatan dari suatu bank yaitu menghimpun dana dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit.
Kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok yang salah satu sumber dananya berasal dari masyarakat yaitu sumber dana pihak
ketiga. Pengertian dana pihak ketiga menurut Thomas Suyatno 1999:38 yaitu :
“Simpanan pihak ketiga adalah berupa penyimpanan sejumlah uang di bank dalam bentuk Giro, Tabungan, Deposito, dan Rekening Koran.
Simpanan ini dilakukan dengan kesepakatan atau perjanjian antara pihak
nasabah dengan bank”. Menurut Muljono 2000:153 mendefinisikan dana pihak ketiga yaitu :