Kerangka Pemikiran PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRAT DENGAN KADAR PROTEIN KASAR YANG BERBEDA PADA RANSUM BASAL TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN KECERNAAN BAHAN ORGANIK KAMBING BOERAWA PASCA SAPIH

5 menghasilkan kecernaan yang tinggi pula Mc Donald, Edwards dan Greenhalgh, 1987. Perbaikan kualitas nutrisi protein ternak ruminansia dapat ditempuh dengan meningkatkan pasokan protein asal mikroba dan protein asal pakan yang lolos terdegradasi. Peningkatan jumlah kandungan protein yang berasal dari konsentrat mengakibatkan mikroba rumen lebih mudah dan lebih cepat berkembang populasinya sehingga kecernaan bahan kering dan bahan organik akan meningkat. Pemberian pakan yang memiliki nilai nutrisi tinggi maka nilai kecernaan zat makanan tersebut akan meningkat Arora, 1996. Penambahan konsentrat dengan kadar protein kasar 13, 16, dan 19 dalam ransum basal diharapkan mampu meningkatkan kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik bagi kambing boerawa pasca sapih.

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah: 1 terdapat pengaruh penambahan konsentrat dengan kadar protein kasar yang berbeda pada ransum basal terhadap kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik kambing Boerawa pasca sapih; 2 terdapat penambahan konsentrat terbaik pada ransum basal terhadap kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik kambing Boerawa pasca sapih.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pakan Ternak

Devendra dan Burns 1994 menyatakan bahwa kambing menyukai pakan beragam dan tidak bisa tumbuh dengan baik bila terus diberi pakan yang sama dalam jangka waktu yang lama. Kambing bisa membedakan rasa pahit, manis, asin, dan asam, serta mempunyai toleransi yang lebih tinggi akan rasa pahit dari pada sapi, sehingga kambing dapat memakan lebih banyak jenis tanaman. Pakan kambing sebagian besar terdiri dari hijauan yaitu rumput dan daun-daunan, untuk kambing dewasa dibutuhkan sekitar 6 kg hijauan ekor hari Sosroamidjojo, 1990. Agar ternak dapat mencapai produksi yang optimal, maka pakan yang diberikan harus mencukupi zat-zat yang dibutuhkan seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air, serta sesuai dengan kebutuhan ternak. Kebutuhan protein dan energi ternak ruminansia tergantung pada beberapa faktor termasuk bobot hidup, pertambahan bobot tubuh, dan komposisi pakan Soeparno, 1994. Hasil penelitian menyatakan bahwa rata-rata konsumsi bahan kering pakan ternak kambing adalah 3,21 dari bobot tubuh Kearl, 1982. Ternak yang sedang tumbuh membutuhkan energi untuk hidup pokok, pertumbuhan, gerak otot, dan sintesis jaringan baru. Apabila ternak diberi pakan protein dan energi yang melebihi kebutuhan hidup pokoknya, maka ternak tersebut akan menggunakan kelebihan nutrien pakan untuk pertumbuhan dan produksi. Salah satu ukuran energi dalam ransum adalah Total Digestible Nutrient TDN. Kebutuhan energi untuk kambing dengan berat 20 kg menurut Nutrient Requirement Council 1981 adalah 0,27 kg TDN atau 0,96 Mkal yang setara dengan 0,10 Mkalkg BB 0,75 untuk hidup pokok, bila diikuti dengan pertambahan bobot badan sebesar 50 ghari maka kebutuhan MEnya menjadi 1,32 Mkal atau setara dengan 0,14 Mkalkg BB 0,75

B. Konsentrat

Istilah “concentrates” digunakan untuk menerangkan bahan makanan yang serat kasarnya rendah dan tinggi daya cernanya. Bahan penyusunnya biji-bijian dan sebagian besar hasil ikutannya Anggorodi, 1994. Konsentrat merupakan pakan penguat yang terdiri dari bahan baku yang kaya akan karbohidrat dan protein, seperti jagung kuning, bekatul, dedak gandum, dan bungkil-bungkilan. Konsentrat untuk ternak kambing umumnya disebut pakan penguat atau bahan baku pakan yang memiliki kandungan serat kasar kurang dari 18 persen dan mudah dicerna Murtidjo, 1993. Tujuan pemberian konsentrat dalam pakan ternak kambing adalah untuk meningkatkan daya guna pakan, menambah unsur pakan yang defisien, serta meningkatkan konsumsi dan kecernan pakan. Dengan pemberian konsentrat, mikrobia dalam rumen cenderung akan memanfaatkan pakan konsentrat terlebih

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN ZEOLIT BERAMONIUM DAN MINERAL ORGANIK PADA RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN KECERNAAN BAHAN ORGANIK PADA SAPI PO

0 6 47

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRAT DENGAN KADAR PROTEIN KASAR YANG BERBEDA PADA RANSUM BASAL TERHADAP PERFORMANS KAMBING BOERAWA PASCA SAPIH

2 41 46

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRAT DAN ZEOLIT BERAMONIUM DALAM RANSUM TERHADAP KONSUMSI BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA KAMBING BOERAWA

1 4 31

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRAT DENGAN KADAR PROTEIN KASAR YANG BERBEDA PADA RANSUM BASAL TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN KECERNAAN SERAT KASAR KAMBING BOERAWA PASCA SAPIH

3 59 48

Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik Dan Protein Kasar Ransum Yang Mengandung Ampas Teh Pada Kelinci Persilangan Lepas Sapih

0 7 69

Pengaruh imbangan jerami padi fermentasi dengan konsentrat terhadap kecernaan bahan organik dan bahan kering dalam ransum domba lokal jantan

0 5 48

PENGARUH PENGGANTIAN KONSENTRAT DENGAN TEPUNG SAMPAH ORGANIK DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA LOKAL JANTAN

0 4 59

PENGARUH SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L CARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, KECERNAAN BAHAN ORGANIK DAN KECERNAAN SERAT KASAR DOMBA LOKAL JANTAN

0 10 90

PENGARUH PENGOLAHAN DAN KELAPA SAWIT TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, PROTEIN KASAR SECARA IN-VITRO.

0 1 6

Kecernaan Bahan kering dan Nutrien Ransum pada Kambing Peranakan Etawah yang diberi Hijauan beragam dengan Aras Konsentrat Molamik berbeda.

0 2 7