Penerapan Komunikasi Lintas Budaya di Antara Perbedaan Kebudayaan

(1)

PEN ERAPAN KOM UN I KASI LI N TAS BUD AYA D I AN TARA PERBED AAN KEBUD AYAAN

D RA. LUSI AN A AN D RI AN I LUBI S, M A

Fa k u lt a s I lm u Sosia l D a n I lm u Polit ik Ju r u sa n I lm u Kom u n ik a si Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

PEN D AH ULUAN 1 .1 . La t a r Be la k a n g

Masyarak at I ndonesia sej ak dulu sudah dik enal sangat het erogen dalam berbagai aspek , sepert i adany a k eberagam an suk u bangsa, agam a, bahasa, adat ist iadat dan sebagainy a. Di lain pihak , perkem bangan dunia y ang sangat pesat saat ini dengan m obilit as dan dinam ika yang sangat t inggi, t elah m enyebabkan dunia m enuj u ke arah “ desa dunia” ( global village) yang ham pir t idak m em iliki bat as- bat as lagi sebagai ak ibat dari perkem bangan t ek nologi m odern. Oleh k arenany a m asy arak at ( dalam art i luas) harus sudah siap m enghadapi sit uasi- sit uasi baru dalam k ont eks k eberagam an k ebuday aan at au apapun nam any a. I nt erak si dan k om unik asi harus pula berj alan sat u dengan y ang lainny a, adak ah sudah saling m engenal at au pun belum pernah sam a sek ali berj um pa apalagi berkenalan.

Dalam berkom unik asi dengan k ont eks k eberagam an k ebuday aan k erap k ali m enem ui m asalah at au ham bat an- ham bat an yang t idak diharapkan sebelum nya. Misalny a saj a dalam penggunaan bahasa, lam bang- lam bang, nilai at au norm a- norm a m asyarakat dan lain sebagainya. Pada hal syarat unt uk t erj alinnya hubungan it u t ent u saj a harus ada saling pengert ian dan pert uk aran inform asi at au m ak na ant ara sat u dengan lainnya. Dari it u m em pelaj ari kom unikasi dan budaya m erupakan sat u hal y ang t idak dapat dipisahk an

Kom unikasi dan budaya m em punyai hubungan t im bal balik, sepert i dua sisi m at a uang. Budaya m enj adi bagian dari prilaku kom unikasi dan pada gilirannya kom unikasi pun t urut m enent ukan m em elihara, m engem bangkan at au m ew ariskan buday a sepert i y ang dik at ak an Edw ard T. Hall bahw a k om unik asi adalah Buday a dan Buday a adalah k om unik asi. Pada sat u sisi, kom unikasi m erupakan suat u m ekanism e unt uk m ensosialisasikan norm a- norm a buday a m asy arak at , baik secara “ horizont al” dari suat u m asy arak at k epada m asy arak at lainny a, at aupun secara v ert ikal dari suat u generasik e generasi berik ut ny a. Pada sisi lain, buday a m erupak an norm a-norm a at au nilai- nilai yang dianggap sesuai unt uk kelom pok t ert ent u ( Mulj ana, 2000: 6) .

Begit u pent ingny a peranan k om unik asi dan buday a m aupun sebalikny a, m aka penulis m erasa perlu unt uk m em buat karya ilm iah ini dengan m engam bil j udul “ Penerapan Kom unik asi Lint as Buday a Diant ara Perbedaaan Kebuday aan” .

1 .2 . M a sa la h

Masalah yang ingin dikem ukakan disini adalah :

a. Bagaim ana proses k om unik asi dalam berkom unik asi ant ar buday a ?

b. Bagaim ana penerapan bahasa v erbal dan non v erbal dalam k ont eks k om unik asi ant ar buday a ?

1 .3 . M e t ode Ke r j a

Met ode yang digunakan dalam penulisan karya ilm iah ini adalah :

a. Penulis m encoba unt uk m enguraikan dengan sej elas- j elasnya t ent ang persoalan di at as agar m ahasisw a/ i y ang m engam bil m at a k uliah ini at aupun


(2)

yang m em erlukan t ulisan ini sebagai bahan ruj ukan dapat m enget ahuinya dan m em aham iny a.

b. Penulis m encoba m em ngkait kannya dengan penggunaannya dalam

berkom unik asi dengan k ont eks k eberagam an buday a.

1 .4 . Tu j u a n Pe m ba h a sa n

1. Unt uk dapat dik et ahui oleh pem baca t ent ang penggunaan bahasa v erbal dan non verbal .

2.Unt uk dapat dik et ahui oleh pem baca t ent ang penerapan bahasa dalam k ont eks k om unik asi ant ar buday a.

1 .5 . M a n fa a t Pe m ba h a sa n

1. Unt uk dapat digunak an sebagai bahan bacaan bagi m ahasisw a/ i y ang m em erluk an t ulisan ini.

2.Sebagai m at eri pelaj aran bagi m ahasisw a/ i y ang m engam bil m at a k uliah Kom unikasi Lint as Budaya.


(3)

PERI N SI P- PERI N SI P KOM UN I KASI D ALAM PEN ERAPAN PAD A KON TEKS AN TAR BUD AYA

Bagaim ana m asalah perbedaan k ebuday aan ini j ik a dik aj i dari prinsip dasar t eor i kom unikasi ?. Unt uk m em aham i Kom unikasi Ant ar Budaya at au Kom unikasi Lint as Budaya, perlu penget ahuan t ent ang kom unikasi m anusia. Walaupun pihak-pihak yang t erlibat dalam kom unikasi ant ar budaya m em iliki lat ar belakang k ebuday aan y ang sat u sam a lain berbeda, t et api m erek a bagaim anapun j uga m enj alani dan m engalam i hal- hal sam a yang t erj adi dalam perist iw a- perist iw a k om unik asi secara um um . Art iny a prinsip- prinsip k om unik asi y ang berlangsung t et ap sam a, hanya kont eksnya saj a yang berbeda, yakni dalam hal ini khusus kont eks ant ar buday a.

A. H a k e k a t Pok ok Kom u n ik a si

Set elah m elihat secara um um pet a sit uasi dalam bidang ilm u k om unik asi saat ini, kiranya perlu dit inj au secara lebih rinci apa hakekat pokok kom unikasi. Tinj auan bisa dilihat dengan suat u asum si dasar bahw a kom unikasi ada hubungannya dengan prilaku m anusia dan pem enuhan kebut uhan unt uk berint eraksi dengan m akhluk lainnya ( com m unicat ion hunger) . Ham pir set iap orang but uh unt uk m engadakan kont ak sosial dengan orang lain. Kebut uhan ini dipenuhi m elalui saling pert ukaran pesan y ang dapat m enj em bat ani indiv idu- individu agar t idak t erisolir. Pesan- pesan diw uj udkan m elalui prilaku m anusia. Dalam hal dem ikian m aka ada dua persyarat an yang harus dipenuhi:

1. Prilak u apapun harus diam at i oleh orang lain.

2. Prilaku t ersebut harus m enim bulkan m akna bagi orang lain. I m plikasi dari k eny at aan ini adalah:

Kat a “ apapun” m engandung art i bahw a baik prilak u k om unik asi v erbal m aupun nonv erbal dapat berfungsi sebagai pesan. Pesan- pesan v erbal t erdiri dari k at a- k at a t erucapk an m aupun t ert ulis, sedangk an pesan-pesan non verbal m erupakan keseluruhan prilaku- prilaku sisanya,yang t idak t erm asuk v erbal, t et api j uga dapat dilek at k an m ak na padany a. Prilak u dapat t erj adi baik secara sadar m aupun t idak sadar. Prilak u t idak sadar t erut am a pada non v erbal.

Seringk ali prilak u j uga t erj adi t anpa ada m ak sud t ert ent u dari pelak uny a, t et api dipersepsik an dan diberik an m ak na oleh orang lain. Dengan pengert ian lain m ak na k om unik asi dapat dirum uskan secara um um sebagai : “ …sesuat u y ang t erj adi bilam an m ak na dilek at k an pada prilak u at au pada hasil/ ak ibat dari prilak u t ersebut ” . I ni berart i bahw a set iap saat seseorang m em perhat ik an prilak u at au ak ibat dari prilak u k it a sert a m em berikan m ak na padany a, m ak a k om unik asi t elah t erj adi, t anpa harus dibat asi apak ah prilak u it u dilak uk an dengan sengaj a at au t idak sengaj a, dengan m ak sud at au t anpa m ak sud.

Jika hal ini kit a renungkan lebih dalam lagi, m aka nam paknya t idak m ungkin bagi kit a unt uk bert ingkah laku. Dan j ika t ingkah laku m em iliki kem am puan kom unikasi, t ent unya t idak m ungkin pula bagi kit a unt uk berkom unikasi ( “ We can not com m unicat e” ) .

Pem bahasan m engenai pengert ian dan hak ik at k om unik asi t idak dapat m eninggalkan peninj auan at as unsur- unsur kom unikasi. Unsur- unsur kom unikasi ini selalu t erdapat dalam perist iw a kom unikasi m anapun:

1. Sum ber

Merupakan orang yang m em punyai kebut uhan unt uk berkom unikasi, yakni keinginan unt uk m em bagi keadaan int ernal sendiri, baik yang bersifat em osional m aupun inform asional dengan orang lain. Kebut uhan ini bisa


(4)

berupa keinginan unt uk m em peroleh pengakuan sosial sam pai pada keinginan unt uk m em pengaruhi sikap dan t ingkah laku orang lain.

2. Meng- encode

Karena k eadaan int ernal t idak bisa dibagi bersam a secara langsung, m ak a diperlukan sim bol- sim bol yang m ew akili. Encoding adalah suat u akt ifvit as int ernal pada sum ber dalam m encipt akan pesan m elalui pem ilihan pada sim bol- sim bol verbal dan non verbal, yang disusun berdasarkan at uran-at uran t uran-at a bahasa dan sint aksis yang berlaku pada bahasa yang digunakan. 3. Pesan

Merupakan hasil encoding. Pesan adalah seperangkat sim bol- sim bol verbal at au non verbal yang m ew akili keadaan khusus sum ber pada sat u dan t em pat t ert ent u.

4. Saluran

Merupak an sarana fisik peny am paian pesan dari sum ber k e penerim a at au yang m enghubungkan orang ke orang lain secara um um .

5. Penerim a

Adalah orang - orang yang m enerim a pesan dan dengan dem ikian t erhubungkan dengan sum ber pesan. Penerim a bisa orang yang dim aksud oleh sum ber at au orang lain y ang k ebet ulan m endapat k an k ont ak j uga dengan pesan yang dilepaskan oleh sum ber dan m em asuki saluran.

6. Men- decode

Decoding m erupak an k egiat an int ernal dari penerim a. Melalui indera, penerim a m endapat kan m acam - m acam dat a dalam bent uk “ m ent ah” , yang harus diubah kedalam pengalam an- pengalam an yang m engandung m akna. 7. Respons Penerim a

Yakni apa yang t elah diput uskan oleh penerim a unt uk dilakukan t erhadap pesan.Respons dapat bervariasi sepanj ang dim ensi m inim um sam pai m ak sim um .

8. Balikan (feedback)

Merupak an inform asi bagi sum ber sehingga ia dapat m enilai efekt ifit as kom unikasi unt uk selanj ut nya m enyesuaikan diri dengan sit uasi yang ada. 9. Gangguan (noise)

Gangguan beraneka ragam , unt uk it u harus didefinisikan dan dianalisis. Noise dapat m asuk kedalam sist em kom unikasi m anapun yang m er upakan apa saj a yang m engganggu at au m em buat kacau penyam paian pesan, t erm asuk yang bersifat fisik at au phisikis.

10. Bidang Pengalam an

Kom unikasi dapat t erj adi sej auh para pelaku m em iliki pengalam an-pengalam an y angsam a. Perbedaan dapat m engak ibat k an k om unik asi m enj adi sulit , t et api w alaupun perbedaan t idak dapat dihilangk an buk an berart i kom unikasi t idak ada harapan unt uk t erj adi.

11. Kont eks Kom unikasi

Kom unik asi selalu t erj adi dalam suat u k ont eks t ert ent u paling t idak ada t iga dim ensi:

Dim ensi fisik

Merupak an lingk ungan k onk rit dan ny at a t em pat t erj adiny a kom uniiasi, sepert i ruangan, halam an dan j alanan.

Sosial, m isalny aadat ist iadat , sit uasi rum ah,dll.

Dim ensi Norm a, m isalny a m encak up k esem ua k ehidupan m asy arak at .

B. Pr in sip H om ofili da n H e t e r ofili da la m Kom u n ik a si a n t a r Bu da ya .

Dar i pem bahasan t ent ang hakekat pokok kom unikasi sebelum nya, kit a m enget ahui bahw a ident ifik asi persam aan- persam aan m erupak an suat u aspek y ang


(5)

pent ing dalam proses pert uk aran inform asi. Sesuai dengan k onsep m engenai “ Perhim pit an k epent ingan- k epent ingan” ( ov erlapping of int erest s) m ak a persam aan m er upakan sem acam ker angka dalam kom unikasi yang t er j adi. Agar pihak- pihak y ang t erlibat dalam proses k om unik asi dapat saling m em aham iny a dan k arenany a berkom unikasi dengan efekt if, m ereka harus m em iliki sesuat u yang kurang lebih sam a dengan lat ar belakang dan pengalam an. I st ilah yang biasa digunakan unt uk m enggam bar kan keadaan yang sam a ant ar a pihak- pihak pelaku kom unikasi ini adalah hom ofili. Jelasnya hom ofili adalah deraj at persam aan dalam beberapa hal t ert ent u sepert i keyakinan, nilai, pendidikan, st at us sosial dan lain- lain, ant ara pasangan- pasangan indiv idu y ang berint erak si. ( Rogers dan Kincaid, 1981 : 127) . Perasaan- perasaan ini m em ungk ink an unt uk t ercapainy a persepsi dan m ak na y ang sam a pula t erhadap sesuat u obj ek at au perist iw a.

Tet api bagaim ana halny a dengan k om unik asi ant ar buday a y ang j ust ru bert olak dengan asum si akan adanya perbedaan- perbedaan kebudayaan?. Dilihat dari segi prinsip dasar k om unik asi t adi, m ak a perbedaan- perbedaan ini t ent u cenderung unt uk m engurangi at au m engham bat t erj adinya kom unikasi yang efekt if. Karena j ik a pesan- pesan y ang disam paik an m elam pau bat as- bat as k ebuday aan, y ang dapat t erj adi adalah apa y ang dim ak sud oleh pengirim dalam suat u k ont eks t ert ent u ak an diart ik an dalam k ont eks y ang lain lagi oleh penerim a. Dalam sit uasi ant ar buday a dem ik ian, dapat dik at ak an hany a sedik it saj a at au t idak sam a sek ali “ ko - orient asi yang m erupakan persyarat an bagi kom unikasi um um nya” . Dengan ko- orient asi yang dim aksud ialah bahw a ant ara dua pihak yang berkom unikasi seharusny a t erdapat persam aan dalam orient asi t erhadap t opik dari k om unik asi m erek a ( Sarel, 1979 : 395) . At au dapat j uga dik at ak an bahw a berdasark an prinsip hom ofili, orang cenderung unt uk berint eraksi dengan individu- individu lain yang ser upa dalam hal kar ekt er ist ik- kar ekt er ist ik sosial dengannya.

Dodd ( 1982 : 168- 170) m em buat k lasifikasi t ent ang dim ensi- dim ensi hom ofili ke dalam :

1. Hom ofili dalam penam pilan. 2. Hom ofili dalam lat ar belakang. 3. Hom ofili dalam sikap.

4. Hom ofili dalam nilai.

5. Hom ofili dalam kepribadian.

Nam un, dipandang dari sudut k epent ingan k om unik asi ant ar buday a, adany a perbedaan- perbedaan t idak m enut up kem ungkinan t erj adinya kom unikasi ant ar indiv idu- individu at au k elom pok- k elom pok buday a. Perbedaan- perbedaan bahk an dilihat sebagai kerangka at au m at riks dim ana kom unikasi t erj adi. Dalam kait an ini k irany a t eori y ang dik em uk ak an oleh Grannov et t er ( 1973) m engenai “ k ekuat an dan ikat an- ikat an lem ah ( The st rengt of w eak t ies) yang m enyarankan akan pent ingnya hubungan- hubungan het erofili dalam pert ukaran inform asi. Dalam kom unikasi m anusia, agak ny a diperluk an j uga k eseim bangan diant ara k esam aan dan t idak k esam aan, ant ara y ang sudah dianggap biasa dengan sesuat u y ang baru. Ada suat u proposisi dasar y ang m eny at ak an bahw a k ek uat an pert uk aran inform asi pada kom unikasi ( ant ara dua orang) ada hubungannya dengan deraj at het erofili ant ara m ereka. Dengan kat a lain, orang akan m enerim a hal- hal baru, yang inform asional, j ust ru m elalui ikat an- ikat an yang lem ah. Het erofili adalah deraj at perbedaan dalam beberapa hal t ert ent u ant ara pasangan- pasangan indiv idu y ang berint erak si ( Rogers dan Kincaid, 1981 : 128) .

Sej alan dengan pem ik iran t ersebut , dapat j uga dik em uk ak an suat u k onsep t ent ang equifinalit y dalam “ t eori sist em ” y ang m eny at ak an bahw a dalam suat u sist em t ert ent u m anapun ak an dapat dicapai t uj uan y ang sam a, w alaupun t elah dipergunak an t it ik t olak dan proses- proses y ang berbeda. Dem ik ian pula dalam hubungan ant ar m anusia, suat u gagasan yang t idak j auh berbeda m enyebut kan


(6)

bahw a dua orang ak an bert indak sam a, m esk ipun m erek a t elah m enerim a at au m engalam i st im uli y ang sangat berbeda ( Bennet , 1979 : 417) .

Mungk in dapat dit am bahk an j uga dalam k ait an ini pendapat dari Dood ( 1982 : 176- 177) bahw a m acam dalam k om unik asi at au hak ek at suat u sist em sosial dapat m em pengaruhi prinsip hom ofili dalam pencarian inform asi. Terut am a dalam m asyarakat “ m odern” ( ist ilah dari Dodd) , orang m encari individu- individu yang secara t eknis lebih ahli yang dapat m enunj ukkan deraj at inovat if yang m eningkat . Dengan cat at an bahw a sit uasi het erofili dem ikian dapat t erj adi j ikalau m asih dalam cak upan perbedaan y ang t idak t erlalu besar at au disebut olehny a “ Opt im al het erophili” . Toleransi t erhadap perbedaan ini dim ungkinkan, karena dalam hubungan dua orang yang secara sem purna hom ofilik, penget ahuan keduanya t ent ang inovasi ak an sam a saj aa Sehingga k eadaan ideal dalam perolehan inform asi ialah : het erofili dalam hal penget ahuan t et api cukup hom ofili dalam karakt erist ik-k araik-k t erist iik-k at au v ariabel- v ariabel lain ( m isalny a st at us sosial eik-konom i ) .

Maka bila perbedaan- perbedaan disadari at au diakui pot ensi pengaruhnya t erhadap k om unik asi, m asalahny a k em udian m ungk in t erlet ak pada cara- cara, st rat egi at au t eknik kom unikasi yang dipakai.

Dalam KAB, perbedaan- perbedaan indiv idual dapat diperbesar oleh perbedaan- perbedaan k ebuday aan. Persepsi t ent ang k ebuday aan- k ebuday aan ini adalah t it ik t olak dari asum si y ang paling dasar KAB, y ait u k ebut uhaan unt uk m enyadari dan m engakui perbedaan- perbedaan unt uk m enj em bat aninya m elalui kom unikasi.

OVERLAPPI NG OF I NTEREST

Het erophily Hom ophily het eropihily

C. Kom u n ik a si Se ba ga i Pr ose s Kon ve r ge n si

Apabila ak an dik ait k an dengan pem ik iran I nt erak sionism e Sim bolik t ent ang proses int erak si sosial y aang sifat ny a dinam ik dan berlangsung t erus m enerus t adi, m aka ada suat u m odel kom unikasi, yang m elihat pr oses kom unikasi sebagai pert ukaran ( exchange) dan pem bagian bersam a ( sharing of) inform asi selam a beberapa w ak t u t ert ent u. Dengan m odel k om unik asi ini diharapk an ak an dicapai suat u cara pendekat an y ang t idak t erik at pada k aidah at au bat asan salah sat u k ebuday aan t ert ent u saj a, t et api sebalikny a dapat m enggam bark an k eny at aan-kenyat aan yang sesungguhnya dalam m asyarakat .

Model yang dim aksud ialah Model Kom unikasi Konvergensi ( convergence m odel of com m unicat ion) , sepert i y ang diut arak an oleh Rogers dan Kincaid 1981, y ang m enek ank an k om unik asi sebagai proses pencipt aan dan pem bagian bersam a

FIELD OF

EXPERIENCE

FIELD OF EXPERIENCE


(7)

inform asi unt uk t uj uan m encapai saling pengert ian bersam a ( m ut ual underst anding) ant ara para pelak uny a ( Rogers and Kincaid, 1981 : 63)

Kom unikasi disini dilihat t idak sebagai kom unikasi yang berlangsung secara linear dari sum ber k epada penerim a, m elaink an sebagai sirkum at au m elingk ar ( cy clical) . Pihak - pihak y ang t erlibat dalam proses k om unik asi bergant i- gant i peran sebagai sum ber at aupun penerim a y ang diist ilahk an sebagai “ t ransceivers” , sam pai ak hirny a m encapai t uj uan, k epent ingan at au pengert ian bersam a. Dengan dem ik ian, kom unikasi selalu m engandung m akna adanya saling berhubungan.


(8)

BAH ASA V ERBAL D AN N ON V ERBAL D ALAM KON TEKS KOM UN I KASI AN TAR BUD AYA

Bahasa verbal m aupun nonverbal sebagai bent uk pesan yang digunakan oleh m anusia unt uk m engadakan kont ak dengan realit as lingkungannya, m em punyai persam aan dalam k eduany a :

( 1) Menggunakan sist em lam bang at au sim bol;

( 2) Merupakan sesuat u yang dihasilkan oleh individu m anusia;

( 3) Orang lain j uga m em berikan art i pada sim bol y ang dihasilkan t adi.

Berart i disini t elah t erj adi suat u proses saling m em berikan art i pada sim bol-sim bol yang disam paikan ant ara individu- individu yang berhubungan. Sarbaugh m encoba m engkait kan proses t ersebut dengan pengert ian kom unikasi dalam defenisiny a bahw a ( Sarbaugh, 1979: 2) : Kom unik asi m erupak an proses penggunaan t anda- t anda dan sim bol- sim bol y ang m endat angk an m ak na bagi orang at au orang-orang lain.

Dari pengert ian k om unik asi dem ik ian, m ak a dapat dit arik k esim pulan bahw a : ( 1) Kelangsungan kom unikasi t ergant ung pada m acam - m acam sist em t anda dan

lam bang yang digunakan;

( 2) Kom unik asi dapat t erj adi k alau m ak na sim bol y ang ada dalam diri seseorang j uga m em puny ai art i y ang sam a bagi orang lain dengan siapa ia berint erak si. ( 3) Salah sat u m asalah yang paling sering t erj adi dalam KAB ialah apabila t erdapat

perbedaan pem berian m ak na t erhadap sim bol.

Tanda dan sim bol m erupakan alat dan m at eri yang digunakan dalam int eraksi. Kem am puan m anusia unt uk m enggunakan sim bol- sim bol m enj adikannya sebagai m akhluk yang unik, yang m em bedakannya dari m akhluk hidup lainnya. Tet api kem am puan unik dan proses m elakukan sim bolisasi yang sesungguhnya rum it ini biasanya dianggap rem ah saj a oleh m anusianya sendiri, kecuali ket ika m ereka m enghadapi saat - saat sulit nya m em peroleh “ kat a yang t epat ” unt uk m enggam barkan sesuat u.

Pem bahasan t ent ang k onsep sim bol harus diaw ali dengan pem aham an t ent ang konsep t anda ( “ sign” ) . Tanda m erupakan unsur yang digunakan unt uk m ew akili unsur lain. Sem ua hal yang digunakan t anda adalah berbeda dari hal- hal yang diw akilinya. Tanda dapat digolongkan ke dalam : ( 1) t anda alam iah; dan ( 2) t anda buat an ( Faules & Alexander, 1978: 28- 30) . Tanda alam iah m erupak an fenom ena fisik yang digunakan unt uk m ew akili fenom ena lain. Misalnya : daun kering dan berguguran at au haw a dingin m enandakan dim ulainya m usim gugur. Tanda buat an m erupakan fenom ena yang m em ang dicipt akan unt uk m ew akili fenom ena lain, m isalnya : lam pu lalu lint as yang m enunj ukkan w akt u unt uk j alan at au berhent i.

Perbedaan pok ok ant ara t anda alam iah dan t anda buat an; j ik a t anda alam iah bersifat ak t if, m ak a t anda buat an bersifat int erak t if. Tanda ak t if digunak an unt uk penafsiran pribadi, sedangk an t anda int erak t if dianggap oleh dua at au lebih orang t elah dapat m ew akil sesuat u. Cont ohnya : seseorang t elah m engaj arkan kepada kit a dengan cara m enunj ukkan bahw a buah j eruk yang t ipis kulit nya, t idak keras dan halus perm ukaannya akan m anis rasanya dan banyak airnya. Ternyat a hal it u dapat kit a bukt ikan sendiri dengan m em ilih dan m akan buah j eruk ynag m em puny ai t anda- t anda sepert i disebut k an oleh orang t adi. Pengalam an ini ingin kit a t eruskan kepada orang- orang lain supaya m ereka t idak salah dalam m em ilih buah j eruk . Carany a t idak usah dengan m em baw a- baw a buah j eruk k epada set iap orang set iap k ali, t et api cuk up dengan m enggunak an k at a- k at a ( t anda buat an) unt uk m engk om unik asik anny a k epada orang – orang lain ( int erak si) . Bagi k it a sendiri,


(9)

j eruk it u t adi secara fisik m erupakan t anda alam iah yang akt if, yang digunakan unt uk m em buat penafsiran pribadi.

Tanda buat an dapat dibagi k edalam : signal dan sim bol. Signal adalah t anda buat an y ang m enghasilkan respons y ang dapat diram alkan ( predict able response) pada penerim a. Lebih j auh lagi, signal m erupak an t anda buat an y ang diharapk an at au diperkirak an ak an m enghasilkan sat u respons y ang t elah diak ui bersam a. Cont ohnya : lam pu lalulint as yang m enunj ukkan w arnah m erah yang m enyala akan m enghasilkan respons ot om at is dari siapapun yang m elihat nya unt uk berhent i at au paling t idak dapat diram alkan bahw a m erek a ak an berhent i. Mak a y ang t erj adi disini j elas bahw a orang- orang t elah dik ondisikan unt uk m em berikan respons yang sam a t erhadap sesuat u signal.

Sim bol

Sebagai m acam lainny a dari t anda buat an, sim bol m enghasilkan deraj at k et idak t ent uan k arena m ak na ganda pada penerim a dan dengan dem ik ian m enghilangkan kem ungkinan peram alan pada respons t erhadapnya. Respons t erhadap sim bol dipej ari t et api t idak dik ondisikan. Respons y ang dipelaj ari selalu dilak uk an berdasark an pengalam an unik dari m asing- m asing orang. Berlak uny a respons y ang dipelaj ari dapat digam bark an sebagai : St im ulus k e organism e k e respons ( S- O- R) . sebaliknya, respons yang dikondisikan m elukiskan keadaan : St im ulus ke respons ( S- R) . Dengan kat a lain, penyaringan t erhadap st im ulus m elalui organism e adalah m em beeak an sim bol dari signal. Signal m enghasilkan respons yang dikondisikan sim bol m enim bulkan respons yang dipelaj ari. Perbedaan dem ik ian dengan sendiriny a m engarahk an k epada k esim pulan bahw a sem ua t anda buat an dim ulai sebagai sim bol dan beberapa dari sim bol k em udian diulang- ulang dan dit eguhk an lagi berkali- k ali sehingga m em bent uk signal. Sebagai ak ibat ny a, m ak a perbedaan ant ara signal dan sim bol harus didasarkan pada respons secara fungsional dari pada at as dasar unsur- unsur dan sifat inheren yang dikandungnya.

Oleh sebab it u, t idaklah t epat at au t idak m ungkin unt uk m enyusun suat u daft ar dari t anda- t anda y ang dapat digolongk an sebagai signal at au sim bol. Dalam hal ini kont eks t em pat sesuat u t anda disam paikan pent ing peranannya dalam m enent ukan penafsiran orang yang t erhadapnya.

Penggolongan dan pem bedaan dari t anda- t anda dapat dilihat dalam skem a berik ut :

Fuction

Function

Signs

represent

Natural

Act

Artifical


(10)

function

Diam bil dari Faules & Alexander, ( 1978: 30) :

Maka sim bol dapat dikat akan m em iliki kualit as sebagai berikut : ( 1) Merupakan produk kegiat an m anusia.

( 2) Mew akili m acam - m acam bagian konkrit dan abst rak dari kenyat aan. ( 3) Mem iliki at uran- at uran unt uk penggunaannya.

( 4) Bersifat sem ena- m ena ( “ arbit rary” ) dan karena hanya bersifat m ew akili sesuat u y ang lain di luar diriny a, m ak a m ak nany a bisa berbeda- beda bagi orang y ang berlainan.

Set iap orang dapat m enerapk an m ak na indiv idual pada sim bol t ert ent u. Misalny a perny at aan : “ hari ini suram sek ali” , dapat m enggam bark an k eadaan cuaca y ang bet ul- bet ul gelap at au bisa j uga m encerm ink an k eadaan hat i y ang suram .

Sim bol dapat digolongk an m enj adi :

1. Sim bo verbal : yait u bent uk bahasa t erucapkan dan t ert ulis dengan

kat a- kat a.

2. Sim bol non verbal : yakni bent uk bahasa at au t ingkah laku t anpa kat a- kat a.

Karenany a penggunaan lam bang- lam bang dalam proses KAB dapat dit inj au dari segi:

proses- proses verbal dan proses- proses non verbal.

1 . Pr ose s- pr ose s V e r ba l :

Bent uk yang paling um um dari bahasa verbal m anusia ialah : bahasa t erucapk an. Bahasa t ert ulis adalah sek edar cara unt uk m erek am bahasa t erucapk an dengan m em buat t anda- t anda pada k ert as m aupun pada lem baran t em baga dan lain- lain. Penulisan ini m em ungkinkan m anusia unt uk m erekam dan m enyim pan penget ahuan sehingga dapat digunak an di m asa depan at au dit ransm isikan k epada generasi- generasi berik ut ny a.

1 .1 . Ba h a sa se ba ga i la m ba n g :

Bahasa t erdiri dari : sim bol- sim bol ( k at a- k at a) dan at uran- at uran penggunaannya. Sehingga kalau kit a m em pelaj ari bahasa lain, kedua hal t ersebut harus diperhat ikan: selain k at a- k at a, at uran- at uran j uga berbeda pada set iap bahasa.

Bahasa t erucapk an t erdiri dari : sim bol- sim bol, dan suara y ang dapat m ew akili benda, perasaan, gagasan. Salah sat u karakt erist ik unik dari m anusia ialah kecakepan dan kem am puannya dalam m enggunakan suara dan t anda sebagai penggant i dari benda dan perasaan. Kem am puan ini m encak up em pat k egiat an y ak ni : m enerim a, m enyim pan, m engolah dan m enyebarkan sim bol- sim bol. Kegiat an – k egiat an ini y ang m em bedak an m anusia dari m ahk luk hidup lainny a ( Sam ovar, 1981: 135) .

Signal

Conditioned

response

Simbol

Learned response


(11)

1 .2 Ba h a sa da n M a k n a :

Suat u hal yang salah bila dikat akan bahw a kat a- kat a m em punyai art i dalam dirinya. Lebih t epat unt uk dikat akan bahw a yang m em punyai m akna adalah orang-orangny a dan k at a- k at a hany a sek edar m em bangk it k an m ak na pada orang – orang. Karenany a, k at a bisa sam a persis, t et api art iny a berlainan. Mak a t idak ada y ang disebut m ak na “ sebenarny a” k arena set iap orang berdasark an pengalam an pribadinya, m enent ukan m akna bagi suat u sim bol t ert ent u. Manusia dapat m em iliki m ak na sam a, hany a sej auh m erek a m em puny ai pengalam an y ang sam a at au dapat m engant isipasik an pengalam an – pengalam an y ang sam a.

1 .3 Ba h a sa da n Ke bu da ya a n :

Dalam pengert ian y ang paling m endasar, bahasa adalah suat u sist em sim bol y ang t elah diat ur, disepak at i bersam a sert a dipelaj ari, y ang digunak an unt uk m ew ak li pengalam an- pengalam an dalam k om unit as geografik at au k ult ural t ert ent u ( Sam ovar, et . al, 1981: 19) .

Kebudayaan m engaj arkan pada m anusia unt uk m em beri nam a pada benda-benda, orang- orang, gagasan- gagasan berdasark an segi prak t isny a, k egunaanny a dan pent ingny a. Biasany a, hal y ang lebih pent ing, diberi nam a at au label secara spesifik. Misalnya pada m asyar akat yang bahan m akanan pokoknya nasi, ada kat a-k at a a-k husus sepert i : padi, beras, gabah, nasi. Cont oh lainny a adalah m asyaraa-k at Esk im o y ang m em puny ai m acam - m acam ist ilah k husus bagi m acam - m acam bent uk salj u. Dem ik ian pula orang Perancis m em berikan nam a- nam a y ang sangat t erinci dan bervariasi unt uk m enggam barkan m acam - m acam m akna dan m inum an anggurny a.

1 .4 Ba h a sa da n Ke n ya t a a n :

Menurut Edw ard Sapiur dan Benyam in Whorf, bahasa t idak saj a berperan sebagai suat u m ek anism e unt uk berlangsungny a k om unik asi, t et api j uga sebagai pedom an k e arah k eny at aan sosial ( Sam ovar, et .al,1981: 49) . Dengan k at a lain, bahasa t idak saj a m enggam bark an persepsi, pem ik iran dan pengalam an, t et api j uga dapat m enent uk an dan m em bent uk ny a.

Prinsip dem ik ian t idak j auh berbeda dari pok ok bahasan bidang st udi sosiolinguist ik ( sosiologi bahasa) yang m em pelaj ari hubungan ant ara st rukt ur bahasa at au t indak an beruj ar ( “ speech perform ance” ) dengan st ruk t ur sosial ( dalam bent uk int eraksi) .

Hubungan it u dapat dilihat sebagai berikut :

( 1) . Bahasa dan cara beruj ar ( speech) m erupakan indikat or at au pet unj uk at au pencerm inan ciri- ciri st rukt ur sosial. Misalnya st at us sosial at au posisi kelas sosial dapat dit unj uk k an dari penggunaan k at a- k at a dalam bahasa. Dengan cara analisis dem ik ian k it a dapat m enent uk an k eduduk an indiv idu dalam st ruk t ur sosial.

( 2) . St rukt ur sosial yang m enent ukan cara beruj ar at au perilaku bahasa. Dalam hal ini t erj adi perubahan- perubahan pada st andar bahasa bak u dan dialek dengan berubahny a k ont eks dan t opik pem bicaraan ( Grim shaw , 1973: 49) .

1 .5 . Ba h a sa Asin g da n M a sa la h Pe n e r j e m a h a n :

Penerj em ahan bahasa m erupakan hal yang kom pleks dan kadang- kadang bahk an bisa m em puny ai ak ibat - ak ibat y ang m em bahay ak an. Penggunaan k am us saj a t idak cukup unt uk m engat asi m asalah.

Unt uk m elakukan penerj em ahan langsung seringkali sulit , karena : ( 1) Kat a- k at a bisa m em puny ai lebih dari sat u m ak na.

( 2) Bany ak k at a- k at a y ang t erik at pada k ebuday aan, sehingga t idak ada t erj em ahan langsung.


(12)

( 3) Orient asi k ebuday aan t ert ent u dapat m em buat t erj em ahan langsung m enj adi t idak m asuk ak al ( Sam ovar,et .al. 1981: 143) .

Masalah- m asalah j uga dapat m uncul pada penggunaan penerj em ah profesional. Di sat u pihak digunak anny a penerj em ah dapat m eningk at k an k em nam puan k om unik asi secara efekt if, di lain pihak dapat m enim bulk an konsekw ensi serius kalau salah penerj em ahannya. Dari penerj em ah diharapkan kem am puan unt uk t idak saj a m em aham i art i kat a- kat a it u sendiri, t et api j uga m engert i aspek em osional, cara berpikir dan t eknik- t eknik kom unikasi dari suat u k ebuday aan. Penggunaan penerj em ah secara efekt if m engharuskan t ercipt any a ‘rapport ’ secara t iga arah, y ak ni ant ara :

- Pengirim - - - penerj em ah - Pengirim - - - penerim a

- Penerj em ah - - - penerim a

Keadaan ini sangat sulit unt uk dicapai, karena penerj em ah harus m elakukan t ugas-t uigasny a secara sim ulugas-t an pada saugas-t u w ak ugas-t u ugas-t erugas-t enugas-t u. Siugas-t uasiny a / penggunaanny a adalah sebagai cont oh di baw ah ini.

Cont oh penggunaan :

Pem bicara Penerj em ah

- Mengucapk an k alim at pert am a Mendengarkan

- Mengucapkan kalim at kedua Menerj em ahkan kalim at

pert am a, m endengarkan k alim at k edua

- Mengucapk an k alim at k et iga Mengingat k alim at pert am a,

m enerj em ahkan kalim at k edua, m endengarkan kalim at ket iga.

1 .6 . Sist e m Sa n di Ba h a sa Su bbu da y a / Su bk e lom pok :

Salah sat u cara unt uk m endalam i subbudaya/ subkelom pok adalah dengan m em pelaj ari penggunaan bahasany a. Hal ini disebabk an bahasa m erupak an suat u pengikat bagi pengikut - pengik ut subbuday a/ subekelom pok , disam ping fak t or- fak t or lainny a sepert i k eanggot aan dan part isipasi dalam k om unit as sosial dan buday a. Sehingga kelom pok- kelom pok yang t idak m em iliki bahasa khusus j arang dapat diak ui sebagai suat u subk elom pok at au subbuday a. Mak a subbuday a dan subk elom pok dapat dipelaj ari m elalui pendalam an t ent ang bahasa, nilai- nilai dan perilak u anggot a- anggot any a. Dasar pem ik iran unt uk m et ode analisis dem ik ian adalah bahw a pengalam an dan bahasa t idak dapat dipisahk an.

Dalam hal subbuday a- subbuday a y ang t erpisah j auh dari k ebuday aan dom inan, bahasa sering kali m enj adi lebih pent ing lagi peranannya. Misalnya, dalam subbuday a m eny im pang, pola- pola bahasany a dapat berkem bang m enj adi “ argot ” . Pem aham an m engenai argot pent ing unt uk m endalam i suat u subbudaya at au sub kelom pok, karena argot lebih dari sekedar bent uk bahasa khusus, m encerm inkan suat u cara hidup …. Merupak an k unci bagi sik ap, evaluasi t ent ang m anusia dan m asyarak at , cara berpikir, organisasi sosial dan t ek nologi ( Sam ovar,et .al. 1981 : 147) .

Bagi suat u subbudaya, Argot dapat m em enuhi beberapa kebut uhan pokok dan nyat a, dengan fungsinya :

a. Mem bant u subbudaya m enyim pang ( count ercult ure) dalam m enyediakan sarana unt uk m em pert ahankan diri ( self defense) . Karena banyak subbudaya y ang bergerak dalam lingk ungan y ang t idak m eny uk ainy a, anggot a-angot any a m enggunak an argot sebagai alat unt uk saling berkom unik asi di


(13)

ant ara m erek a sendiri, sedem ik ian rupa sehingga sulit bagi orang luar unt uk dapat m engert i at au m endet eksi sandi- sandi y ang dipak ai.

b. Menegask an at au m enguat k an solidarit as dan k ek om pak an k elom pok. Kadang- k adang ada deraj at k erahasiaan y ang dapat dihubungk an dengan penggunaan argot . Juga perasaan ak an ident it as dan k ebanggaan diri dapat dihubungk an dengan k esadaran sebagai bagian dari suat u k elom pok y ang t elah m engem bangkan bahasa khusus sendiri.

c. Mem bant u m encipt ak an k elom pok- k elom pok sebagai suat u k esat uan sosial y ang ny at a dan berj alan t erus. Pada m ulany a ada beberapa orang y ang berkum pul pada lokasi- lokasi khusus, m isalnya golongan w aria at au hom o. Lam a- k elam an k um pulan it u sem ak in besar dan anggot a- anggot any a m engem bangkan perbendaharaan ist ilah- ist ilah khusus, sehingga t erj adi t ransform asi dari sek edar k um pulan orang m enj adi sat u subk elom pok . ( Sam ovar, et .al , 1981 : 147- 148) .

Bahasa yang digunakan , kat a- kat a yang dipilih dan m akna bagi kat a- kat a, m em berikan penget ahuan k epada orang lain di luar k elom pok t ent ang pengalam an- pengalam an subbuday a at au sub k elom pok. Term asuk dalam hipot esis ‘Sapir- Whorp’ ialah bahw a orang biasany a m em berikan nam a at au ist ilah bagi gagasan, k onsep dan perasaan y ang ada dalam lingk unganny a. Dalam bany ak subbuday a dan sub kelom pok , ist ilah- ist ilah it u m enunj ukkan bagaim ana persepsi dan int eraksi m ereka dengan k ebuday aan dom inan.

Beberapa k arak t erist ik dari “ argot ” ialah :

( 1) Kat a- k at a dalam “ argot ” selalu berubah- ubah : perubahan biasany a dem ik ian cepat t erj adi, sehingga bany ak k at a- k at a dan ungk apan – ungk apan y ang dianggap ket inggalan j am an dalam j angka w akt u yang sangat singkat . Hal ini sengaj a dilakukan unt uk m enj aga kerahasiaan, t erut am a kalau kebudayaan dom inan sudah m em pelaj ariny a at au k at a- k at a dari “ argot ” sudah m em asuk i perbendaharaan m asyarakat um um . Kadang- kadang unt uk m enyesat kan, art i dari k at a- k at a baru y ang dipak ai sebenarny a sam pai berlaw anan dari fenom ena yang digam barkannya.

( 2) Bany ak k at a- k at a at au ungk apan – ungk apan y ang sifat ny a regional at au

k enegaraan.

2 . Pr ose s- Pr ose s N on ve r ba l

Kom unikasi nonverbal m em ainkan peranan pent ing dalam kehidupan m anusia, w alaupun hal ini sering kali t idak kit a disadari. Padahal kebanyakan ahli k om unik asi ak an sepak at apabila dik at ak an bahw a dalam int erak si t ut up m uk a um um nya, hanya 35 persen dari “ social cont ext ” suat u pesan yang disam paikan dengan k at a- k at a. Mak a ada y ang m engat ak an bahw a bahasa v erbal pent ing t et api bahasa nonv erbal t idak k alah pent ingny a, bahk an m ungk in lebih pent ing, dalam perist iw a k om unik asi. ( Sam ovar et - al, 1981: 155) .

Baik secara sadar m aupun t idak sadar, dengan m aksud m aupun t idak dengan m aksud, kit a m engirim dan m enerim a pesan nonverbal. Bahkan kit a m em buat penilaian dan k eput usan berdasark an dat a nonv erbal t ersebut .

Pesan at au perilak u nonv erbal m eny at ak an pada k it a bagaim ana m engint erprest asikan pesan- pesan lain y ang t erkandung didalam ny a, m isalny a : apa orang yang m enyat akan pesan it u serius, bercanda, m engancam dan lain- lain. Hal dem ik ian disebut : “ second- order m essage” at au “ m et o- com m unicat ion” ( Gregory Bat eson) , yakni m erangka yang m engelilingi pesan sehingga m erupakan pedom an unt uk penafsiran.

Edw ard T. Hall ( 1959) m eny ebut k an fenom ena nonv erbal ini sebagai “ silent language” ia m eny at ak an pendapat ny a bahw a k esulit an oarang AS dalam


(14)

berhubungan dengan orang- orang dengan negara- negara lain, adalah k arena kurangnya penget ahuan t ent ang kom unikasi silang budaya. Pendidikan form al t ent ang bahasa, sej arah, pem erint ahan, k ebiasaa dari negara- negara lain hany alah langkah pert am a dari suat u program m enyeluruh. Padahal suat u hal yang sam a pent ingny a adalah proses nonv erbal y ang ada dalam set iap negara di dunia dan di ant ara m acam - m acam k elom pok dalam m asing- m asing negara.

2 .1 . Pe n ge r t ia n Kom u n ik a si N on ve r ba l

Unt uk m erum usk an pengert ian “ k om unik asi nonv erbal” , biasany a ada beberapa defenisi yang digunakan secara um um :

- Kom unikasi nonverbal adalah kom unikasi t anpa kat a- kat a.

- Kom unikasi nonverbal t erj adi bila individu berkom unikasi t anpa

m enggunakan suara.

- Kom unikasi nonverbal adalah set iap hal yang dilakukan oleh seseorang

y ang diberi m ak na oleh orang lain.

- Kom unikasi nonverbal adalah suat u m engenai ekspresi, w aj ah, sent uhan,

w ak t u, gerak , sy arat , bau, erilak u m at a dan lain- lain. ( Malandro & Barker, 1983: 6) .

Kom unik asi nonv erbal adalah proses y ang dij alani oleh seorang indiv idu at au lebih pada saat m enyam paikan isyarat - isyarat nonverbal yang m em iliki pot ensi unt uk m erangsang m akna dalam pikiran individu at au individu- individu lain.

2 .2 . Pe r be da a n Kom u n ik a si V e r ba l da n N on ve r ba l

Malandro dan Barker ( 1983: 7- 8) m em bahas perbedaan ant ara k om unik asi verbal dan nonverbal dari dim ensi- dim ensi yang dim iliki oleh keduanya ant ara lain : ( 1) St rukt ur VS Nonst rukt ur :

Kom unikasi verbal sangat berst rukt ur dan m em punyai hukum at au at uran- at uran t at a bahasa. Dalam kom unikasi nonverbal ham pir t idak ada sam a sekali st rukt ur form al yang m engarahkan kom unikasi. Kebanyakan kom unikasi nonverbal t erj adi secara t idak disadari, t anpa urut an- urut an k ej adian y ang dapat diram alkan sebelum ny a. Tanpa pola y ang j elas, perilak u nonv erbal y ang sam a dapat m em beri art i y ang berbeda pada saat y ang berlainan.

( 2) Linguist ik VS Nonlinguist ik :

Linguist ik adalah ilm u yang m em pelaj ari asal usul, st rukt ur, sej arah, variasi regional dan ciri- ciri fonet ik dari bahasa. Dengan k at a lain linguist ik m em pelaj ari m acam - m acam segi bahasa verbal, yait u suat u sist em dari lam bang- lam bang yang sudah diat ur pem berian m aknanya. Sebaliknya pada kom unikasi noonverbal karena t idak adanya st rukt ur khusus, m aka sulit unt uk m em beri m akna pada lam bang. Belum ada sist em bahasa nonverbal yang didokum ent asikan, w alaupun ada usaha unt uk m em berikan art i khusus pada ekspresi – ekspresi w aj ah t ert ent u. Beberapa t eori m ungk in ak an m em berikan pengecualian pada bahasa kaum t unarungu yang berlaku universal, sekalipun ada j uga lam bang-lam bangnya yang ber sifat unik.

( 3) Sinam bung ( “ Cont inuous” ) VS t idak sinam bung ( “ Undiscont inuous” )

Kom unikasi nonverbal dianggap sinam bung, sem ent ara kom unikasi verbal didasarkan pada unit - unit yang t erput us- put us. Kom unikasi m onverbal baru berhent i bila orang y ang t erlibat dalam k om unik asi m eninggalkan suat u t em pat . Tet api selam a t ubuh, w aj ah dan k ehadiran k it a m asih dapat dipersepsik an oleh orang lain at au diri k it a sendiri, berart i k om unik asi nonv erbal dapat t erj adi. Tidak sam a halnya dengan kat a- kat a dan sim bol dalam kom unikasi nonverbal yang m em punyai t iit k aw al dan akhir yang past i.


(15)

( 4) Dipelaj ari VS didapat secara alam iah :

Jarang sekali individu yang diaj arkan cara unt uk berkom unikasi secara nonverbal. Biasany a ia hany a m engam at i dan m engalam iny a. Bahk an ada y ang berpendapat bahw a m anusia lahir dengan naluri – naluri dasar nonverbal. Sebaliknya k om unik asi v erbal adalah suat u y ang harus dipelaj ari.

( 5) Pem rosesan dalam bagian ot ak sebelah k iri VS Pem rosesan dalam bagian ot ak sebelah kanan :

Pendekat an neurofisiologik m elihat perbedaan dalam pem rosesan st im uli verbal dan nonverbal pada diri m anusia. Pendekat an ini m enj elaskan bagaim ana k ebany ak an st im uli nonv erbal diproses dalam bagian ot ak m anusia sebelah kanan, sedangkan st im uli verbal yang m em erlukan analisa dan penalaran diproses dalam bagian ot ak sebelah k iri. Dengan adany a perbedaan ini m ak a kem am puan unt uk m engirim dan m enerim a pesan berbeda pula. Kem ungkinan t erj adi bahw a indiv idu t idak m em pergunak an k em am puan ot ak it u sesuai dengan yang diperlukan pada suat u saat , sehingga m engacaukan isi pesan.

Sam ovar, Port er dan Jain m elihat perbedaan ant ara kom unikasi verbal dan nonv erbal dalam hal sebagai berik ut ( Sam ovar,et - al,1981: 160) :

( 1) Banyak perilaku nonverbal yang diat ur oleh dorongan- dorongan biologik.

Sebalikny a k om unik asi v erbal diat ur oleh at uran- at uran dan prinsip- prinsip y ang dibuat oleh m anusia, sepert i sint ak s dan t at a bahasa. Misalny a : k it a bisa secara sadar m em ut uskan unt uk berbicara, t et api dalam berbicara secara t idak sadar pipi m enj adi m erah dan m at a m enj adi berkej ap- k ej ap t erus m enerus.

( 2) Banyak kom unikasi nonverbal sert a lam bang- lam bangnya yang berm akna

universal. Sedangkan kom unikasi verbal lebih banyak yang bersifat spesifik bagi k ebuday aan t ert ent u.

( 3) Dalam k om unik asi nonv erbal bisa dilak uk an beberapa t indak an sek aligus dalam sat u w ak t u t ert ent u, sem ent ara k om unik asi v erbal t erik at pada urut an w ak t u. ( 4) Kom unikasi nonverbal dipelaj ari sej ak usia sangat dini. Sedangkan penggunaan

lam bang berupa k at a sebagai alat k om unik asi m em but uhk an sosialisasi sam pai t ingk at t ert ent u t erlebih dahulu.

( 5) Kom unik asi nonv erbal lebih dapat m em beri dam pak em osional dari pada

kom unikasi ver bal.

2 .3 Pe n ggu n a a n be r sa m a la m ba n g V e r ba l da n N on v e r ba l :

Dalam kebanyakan perist iw a kom unikasi perilaku nonverbal digunakan secara bersam a- sam a dengan bahasa v erbal ( Sam ovar, et - al, 1981: 161) :

( 1) Perilaku nonverbal m em beri aksen at au penekanan pada pesan verbal. Misalnya : m eny at ak an t erim a k asih dengan t erseny um .

( 2) Perilaku nonverbal sebagai pengulangan dari bahasa verbal. Cont ohnya : m eny at ak an arah t em pat dengan m engat ak an “ perpust ak aan t erlet ak dibelak ang gedung ini” , k em udian m engulang pesan y ang sam a dengan m enunj uk arahnya.

( 3) Tindak an nonv erbal m elengk api perny at aan v erbal. Misalny a : m engat ak an m aaf pada t em an k erena t idak dapat m em inj am k an uang; dan agar lebih dipercay a perny at aan it u dit am bah lagi dengan ekspresi m uk a sungguh-sungguh at au m em perlihat kan saku kosong.

( 4) Perilaku nonverbal sebagai penggant i dari yang verbal. Cont ohnya : m eny at ak an rasa haru t idak dengan k at a- k at a, m elaink an dengan m at a y ang berlinang- liang.


(16)

( 5) Tindakan nonverbal berlaw anan dengan unsur- unsur verbal. Misalnya : m eny at ak an sangat t ert arik pada suat u luk isan t anpa pernah m em andang sekalipun.

2 .4 . Be be r a pa Fu n gsi Kom u n ik a si N on ve r ba l

Ada lim a fungsi khusus perilaku nonverbal selam a t erj adinya int eraksi ( Sam ovar, et .al 1981 : 158) . :

1. Sebagai kesan pert am a, yang m em bent uk kerangka unt uk persepsi t erhadap m akna kom unikasi selanj ut nya. Misalnya penam pilan rapi dan anggun m em beri k esan bahw a k it a t idak boleh sem barangan m em perlak uk an seseorang.

2. Mem beri pesan m engenai hubungan, yang m enj elaskan t ingkat kedekat an hubungan. Misalnya kit a m enem pat kan diri secara fisik, j auh at au dekat , unt uk m enunj ukkan siapa yang dapat t urut dilibat kan dalam percak apan.

3. Mengungkapkan keadaan em osional ( afekt if) , m isalnya m elalui sikap t ubuh, suara ekspresi m uk a dan m at a.

4. Sebagai cara unt uk m enam pilkan gam baran diri k epada pihak lain. Cont ohnya : m em pergunakan lam bang- lam bang nonverbal sepert i m obil yang dikendarai, pakaian yang dikenakan, sebagai pesan yang diharapk an dapat m em pengaruhi orang lain dalam m enent uk an siapa diri kit a dan apakah ia m erasa perlu unt uk m eningkat kan hubungan selanj ut nya.

5. Secara sadar m aupun t idak sadar m engubah pem ikiran dan t indakan pihak lain. Misalny a m em andang dengan m uk a gusar dan m at a m elot ot agar pihak lain m enghent ikan ucapan at au t indak anny a.

2 .5 . Kom u n ik a si N on ve r ba l da n Ke bu da y a a n

Hubungan ant ara kom unikasi nonverbal dan kebudayaan j elas adanya, apabila diingat bahw a k eduany a dipelaj ari, diw ariskan dan m elibat k an pengert ian-pengert ian yang harus dim iliki bersam a. Dilihat dari segi ini, dapat dim engert i m engapa k om unik asi nonv erbal dan k ebuday aan t idak dapat dipisahk an sat u sam a lain.

Bany ak perilak u nonv erbal dipelaj ari secara k ult ural. Sebagaim ana aspek v erbal, k om unik asi nonv erbal j uga t ergant ung at au dit ent uk an oleh k ebuday aan, yait u :

( 1) Kebudayaan m enent ukan perilaku- perilaku nonverbal yang m ew akili at au

m elam bangk an pem ik iran, perasaan, k eadaan t ert ent u dari k om unik at or.

( 2) Kebudayaan m enent ukan kapan w akt u yang t epat at au layak unt uk

m engkom unikasikan pem ikiran, perasaan, keadaan int ernal. Jadi w alaupun perilaku- perilaku yang m em perlihat kan em osi ini banyak yang bersifat universal, t et api ada perbedaan- perbedaan k ebuday aan dalam m enent uk an bilam ana, oleh siaa dan dim ana em osi- em osi it u dapat diperlihat k an.

Pengenalan dan pem aham an t ent ang pengaruh k ebuday aan pada int erak si nonverbal m erupakan salah sat u kunci keberhasilan dalam KAB, karena:

( 1) Dengan m engert i pola- pola dasar penget ahuan nonverbal dalam suat u

k ebuday aan, k it a dapat m enget ahui sik ap- sik ap dasar dari k ebuday aan t ersebut . Misalny a dengan m em perhat ik an t indak t anduk para pegaw ai pria Jepang dalam m em buat pert em uan- pert em uan di rest oran pada m alam hari, k it a dapat m em pelaj ari sedik it t ent ang sik ap m erek a t erhadap pek erj aan dan w anit a.

( 2) Pola- pola perilaku nonverbal dapat m em berikan inform asi t ent ang sist em nilai suat u k ebuday aan. Misalny a : t ent ang k onsep w ak t u k ebuday aan dengan orient asi pada “ doing” ( akt if m elakukan sesuat u) sepert i AS akan cenderung


(17)

unt uk m enganggap sit uasi t anpa kat a- kat a sebagai m em buang- buang w akt u. Bagi k ebuday aan dengan orient asi pada “ being” ( k eberadaan) , suasana hening dalam pem bicaraan m em punyai nilai posit if, karena pent ing unt uk pem aham an diri dan k esadaran ak an k eadaan.

( 3) Penget ahuan t ent ang perilaku nonverbal dapat m em bant u unt uk m enekan rasa et nosent rism e. Misalnya : kit a m ungkin akan lebih m em aham i penggunaan j arak r uang oleh or ang lain, j ika kit a sadar akan kar akt er ist ik- kar akt er ist ik kebudayaan yang m endasarinya, yang m encerm inkan sesuat u t ent ang si pengguna dan k ebuday aanny a. ( Sam ovar,et .al. 1981: 162- 163)

2 .6 . M a ca m - m a ca m Pe r ila k u N on v e r ba l :

Dalam perilak u nonv erbal dapat dibagi lagi secara garis besar k e dalam ( Sam ovar, et .al., 1981: 163- 165; dan Dobb, 1982: 219- 242) ;

( 1) Penam pilan ( “ obj ect ies” ) ( 2) Gerakan badaniah ( “ Kinesics” ) ( 3) Persepsi I nderaw i ( “ Sensorics” )

( 4) Penggunaan ruang j arak ( “ Proxem ics” )

( 5) Penggunaan w ak t u ( “ Chronem ics” ) Ruben, 1984: 129- 155.

Berik ut adalah pem bahasan t ent ang cont oh- cont oh perilak u nonv erbal, khususnya dalam kont eks ant ar budaya.

( 1) . Penam pilan :

Unt uk m em ut usk an apak ah ak an m em ulai pem bicaraan dengan orang lain, t idak j arang k it a dipengaruhi oleh penam pilan. Kadang- k adang k esim pulan t ent ang k ecerdasan, st at us sosial, pek erj aan seseorang dit arik dari bagaim ana ia m enam pilkan diriny a. Misalny a : cara berpak aian.

( 2) Gerakan Badaniah ( “ kinesics” ) :

Dalam beberapa t ahun t erakhir, buku- buku dan art ikel m engenai ‘bahasa badan’ ( “ body language” ) t elah m em usat k an perhat ian pada cara- cara m anusia m enggunakan gerak isyarat badan sebagai suat u bent uk kom unikasi. St udi sist em at ik yang berupaya unt uk m enform alisasikan dan m engkordifikasikan perilaku badaniah ini disebut “ Kinesics” . St udi Kinesics m em pelaj ari bagaim ana isyarat -isy arat nonv erbal ini, baik y ang sengaj a m aupun t idak , dapat m em pengaruhi k om unik asi. Salah sat u cont oh adalah : k it a m eny at ak an sik ap k epada orang- orang lain dengan beberapa cara, m isalnya : kit a m enunj ukkan bahw a kit a m enyukai seseorang dengan m enghadapk an badan k it a padany a, buk an dengan m engelak . Juga m encondongk an bada k it a k epada orang lain m enandak an sik ap posit if k epadany a at au bisa j uga sik ap agresif.

Set iap k ebuday aan m em pert unj uk k an gerak an badan dan sik ap badan y ang baik. Misalny a dalam hal : post ur at au sik ap badan, gerak , isy arat badan, gerak an k epala, ekspresi m uk a, k ont ak m at a dan t at apan, sert a gerak an t angan dan lengan. ( 3) Persepsi I nderaw i ( “ Sensorics” )

( 3.1) Rabaan at au Sent uhan

Kebuday aan m engaj ark an pada anggot a- anggot any a sej ak k ecil t ent ang siapa y ang dapat k it a raba, bilam ana dan dim ana k it a bisa raba at au sent uh. Dalam bany ak hal j uga, k ebuday aan m engaj ark an k it a bagaim ana nafsirk an t indak an perabaan at au sent uhan.

Dalam hal berj abat an t angan j uga ada v ariasi k ebuday aanny a. Di negara j erm an orang berj abat t angan ham pir pada set iap k ali pert em uan, sehingga sedik it m odifik asiny a dari sat u sit uasi k e sit uasi y ang lain. Tet api di AS, j abat an t angan lebih digunakan unt uk m enunj ukkan perasaan, m isalnya j abat an t angan yang kuat , lem ah, at au sensual.


(18)

Set iap k ebuday aan j uga m em berikan bat asan pada bagian- bagian m ana dari badan y ang dapat disent uh, dan m ana y ang dapat diraba. Misalny a, di I ndonesia um um ny a, k epala dianggap badan y ang t erhorm at , k arenany a t idak sopan unt uk disent uh at au disenggol oleh orang lain apalagi oleh orang y ang belum dik enal. Orang Arab sebalikny a, ak an m erasa sangat t ersinggung bila bagian k eduk anny a dipegang, sedangk an k epala t idak apa- apa.

( 3.2) . Pencium an ( “ Olfact ion” ) :

I ndera pencium an dapat berfungsi sebagai saluran unt uk m em bangk it k an m ak na. Berapa cont oh dibaw ah ini m eluk iskan peranan pencium an dalam berbagai k ebuday aan.

Di negara- negara yang penduduknya t idak t erlalu banyak m engkonsum sikan daging, ada anggapan bahw a orang- orang AS m engeluarkan bau y ang t idak enak karena t erlalu banyak m akan daging. Persepsi m engenai bau m em ang berbeda ant ar sat u k ebuday aan dengan k ebuday aan lain. Jik a orang AS m erupak an pencerm inan dari k ebuday aan y ang ant i bau, m ak a di beberapa negara Arab, priany a m engingingkan kaum w anit anya unt uk m em punyai bau alam , yang dianggap sebagai perluasan dari pribadi indiv idu.

( 4) Penggunaan Ruang Jarak ( “ Proxem ics” )

Cara k it a m enggunak an ruang j arak sering k ali m eny at ak an k epada orang lain sesuat u m engenai diri kit a secara pribadi m aupun kebudayaan. At uran- at uran dan prosedur- prosedur y ang m enent uk an ruang j arak dipelaj ari sebagai bagian dari m asing- m asing k ebuday aan.

Cont oh penggunaan ruang j arak di k ant or- k ant or. Orang AS lebih suk a ada m ej a y ang m em bat asi diriny a dengan orang lain. Dalam k ebuday aan lainny a sepert i Am erik a Lat in at au I srael, m ej a dianggap m em bat asi k om unik asi, sehingga orang berusaha unt uk m endekat i pihak yang diaj ak berbicara. Orang AS lebih suka m em biarkan pint u k am ar k erj any a t erbuk a dan k alau dit ut up berart i ada suat u rahasia at au hal yang serius yang dibicarakan. Sedangkan orang Jerm an biasa m enut up pint u kam ar kerj anya dan kalau ada yang m em buka at au m asuk t anpa perm isi, dianggap sangat k urang aj ar. Orang I ndonesia belaj ar nt uk m em buat bat as t em bok dengan orang lain, y ait u dengan cara bicara dalam nada rendah at au diam . Kebiasaan ini bagi orang AS dapat dianggap sebagai “ silent t reat m ent ” y ang m enunj ukkan bahw a orang yang bersangkut an sedang m arah.

( 5) Sikap t erhadap Wakt u ( “ Chronem ics” )

Kebiasaan – k ebiasaan bisa berbeda pada m acam - m cam k ebuday aan dalam hal :

- Persiapan berkom unikasi

- Saat dim ulainy a k om unik asi

- Saat proses k om unik asi berlangsung

- Saat m engak hiri

( 6) . “ Paralanguage”

Sesungguhnya t erm asuk dalam unsur- unsur linguist ik, yait u bagaim ana at au cara sesuat u pesan diungkapkan dan bukan isi pesan it u sendiri. “ Paralanguage” m em berikan inform asi m engenai inform asi, at au apa y ang disebut “ m et ak om unik asi” ( Ruben, 1984: 115) . Term asuk dalam ny a ialah ak sen, v olum e suara, nada suara, int onasi suara, k ecepat an bicara, penggunaan w ak t u berhent i dalam bicara. Dalam bahasa t ert ulis ant ara lain penggunaan t anda- t anda, pengej aan, coret an, spasi ant ara k at a, st ruk t ur k alim at , gay a penulisan, t ulisan t angan, w arna t int a. Sem ua it u dapat m em pengaruhi reak si at au penafsiran t erhadap pesan.


(19)

Tingkat ker asnya suat u at au volum e ser ing kali m er upakan bagian dar i gaya k om unik asi suat u k ebuday aan. Dem ik ian j uga dialek at au pola int onasi bahasa dapat m enunj ukkan karakt erist ik dari penduduk suat u daerah at au negara. Dalam KAB t idak sedikit t erdapat kecenderungan unt uk m engolok- olok pola- pola int onasi yang asing at au aneh. Bahk an sering t erj adi bahw a dialek dapat m enent uk an sik ap t erhadap orang lain. Biasany a dialek y ang lain dari apa y ang dianggap sudah st andar at au bak u, ak an m em peroleh penilaian y ang k urang.

3 . M e m ba ca Ba h a sa Tu bu h

Para penelit i t elah m enem ukan bahw a dalam t ahun- t ahun belakangan ini t erdapat suat u sist em isyarat t ubuh yang ham pir sekonsist en dan sekonprehensif bahasa. Mak a suat u bidang baru y ang subur ini t elah t erbuk a unt uk dit elit i. Asum sinya bahw a gerakan- gerakan t ubuh m em punyai m akna dalam kont eks t ert ent u.

Diakui bahw a set iap budaya m em iliki bahasa t ubuhnya sendiri. Anak- anak m enyerap nuansa- nuansanya bersam a- sam a bahasa ucap. Seorang Perancis berbicara dengan cara bahasa Perancis. Seorang Am erika m enggerakkan t ubuhnya dengan cara bahasa Am erik a. Beberapa perbedaan k ebuday aan m ungk in dengan m udah dapat dik enali nam un ada j uga y ang suk ar. Lak i- lak i dan w anit a m enggunakan bahasa t ubuh dengan cara- cara yang khas m askulin dan khas fem inim . Lat ar belakang et nis, kelas sosial, gaya pribadi dan lain- lain, ini sem ua ak an m em pengaruhi bahasa t ubuh k it a.

Biasanya dalam berlangsungnya bahasa t ubuh m enggunakan sekaligus kedua- duanya yait u bahasa verbal dan bahasa non verbal. Misalnya seorang w anit a berkeluh k esah t ent ang w anit a lain “ say a t idak t ahu bagaim ana say a m enget ahuinya, t et api saya yakin bahw a ia t idak m enyukai saya” . I ni m enunj ukan t idak hanya perasaan yang diekspresikan secara non verbal nam un gerakan t ubuh, prilaku m at a dapat m em beri penafsiran/ m enguhukuhkan rasa t idak suka t ersebut .


(20)

KOM UN I KASI AN TAR BUD AYA D ALAM BERBAGAI SI TUASI PERBED AAN KEBUD AYAAN

1 . Sit u a si Kom u n ik a si An t a r Pr iba di – An t a r Bu da ya

Jik a k it a bicar a t ent ang k om unik asi ant ar pr ibadi, m ak a y ang dim ak sud adalah dua at au lebih orang t erlibat dalam k om unik asi v erbal at au nonv erbal secara langsung. Apabila k it a t am bahk an dim ensi perbedaan k ebuday aan k e dalam ny a, m ak a k it a berbicara t ent ang k om unik asi ant ar buday a. Mak a acapk ali dik at ak an j uga bahw a KAB m erupak an k om unik asi ant ar pribadi dengan perhat ian k husus pada fak t or- fak t or k ebuday aan y ang m em pengaruhiny a.

1.1 Prinsip- prinsip Hubungan Ant ar Pribadi :

KAB sangat berkait an dengan persepsi m engenai orang lain dan ak ibat dari persepsi t ersebut dapat sifat hubungan y ang t erbent uk . Misalny a, j ik a k it a m em persiapkan orang lain m em iliki nilai- nilai yang sam a dengan kit a sendiri, m aka k it a ak an lebih t ert arik padany a. At au k it a m endapat k an bahw a seseorang, selain bersifat ram ah, j uga luas penget ahuannya m engenai sesuat u t opik yang kit a senangi, m aka kom unikasi ant ar pribadi m eningkat dan t erus berkem bang berdasark an persepsi t adi. Dalam hubungan ant ar pribadi ada beberapa k onsep m endasar :

1.1.1. Hom ofilli :

Yak ni deraj at k esam aan ant ara indiv idu- individu y ang t erlibat dalam int erak si ant ar pribaid. Seringk ali k it a m endapat k an bahw a k it a lebih percay a pada orang- orang y ang sudah dik enal dari pada orang y ang m asih asing. At au k adan- k adang sesudah berkenalan dengan seseorang, k it a m erasakan t elah m enem ukan kecocokan dengannya. Salah sat u hal yang dapat m enj elask an k eadaan ini adalah persepsi ak an ident ifik asi, y ak ni dirasak an t erdapat sem acam hubungan k arena adany a k esam aan, baik dalam segi penam pilan, unsur, pendidikan, et nisit as, t em pat t inggal at au w ilayah geografik, pandangan polit ik, m oral dan lain- lain.

1.1.2 Kredibilit as :

Percay a t idak ny a seseorang k epada orang lain t ergant ung k epada beberapa fakt or yang m em pengar uhi kr eat ivit as kom unikasi :

( a) . Kom pet ensi : dengan kem am puan unt uk m enyelesaikan sesuat u

y ang dipersepsik an dengan orang lain.

( b) . Karakt er : persepsi t ent ang m oral, nilai- nilai, et ika, dan int egrit as dar i kom unikasi

( c) . Ko- orient asi : deraj at k esam aan y ang dipersepsik an m engenai t uj uan- t uj uan dan nilai- nilai.

( d) . Kharism a : deraj at k epercay aan ak an k ualit as- k ualit as

kepem im pinan khusus yang dipersepsikan, t erut am a dalam k eadaan- k eadaaan k risis dan m enent uk an.

( e) . Dinam ik a : deraj at t ent ang ent usiasm e dan perilak u- perilak u nonverbal yang dipersepsikan.

( f) . Jiw a sosial : deraj at k eram ahan y ang dipersepsik an.

Kredibilit as t idak sekedar m encakup art i pendengar m em persepsikan bisa dipercay a at au t idak ny a pem bicara, k arena st udi KAB m eliput i sifat hubungan dari kredibulit as. Kredibilit as dari m asing- m asing kom unikat or, khususnya pada t ingkat ant ar peribadi m em pengaruhi sik ap m asing- m asing t erhadap lainny a dan m encipt ak an k ondisi bagi k om unik asi ant ar buday a y ang efekt if. Rasa saling m enghargai akan m eningkat kan harapan yang t inggi t erhadap m asing- m asing, sehingga dapat dicapai hubungan yang m engunt ungkan m asing- m asing pihak.


(21)

Kredibilit as bisa berperan pent ing dalam KAB. Misalnya seseorang A dengan reput asiny a t inggi ak an int elegensi dan hasil k aryany a di int erview oleh B unt uk suat u pek erj aan,. Pada saat int erview , A berpak aian sem barangan, berbicara dengan lesuh, m enunj ukkan sikap negat if dan bert ingkah laku sedem ikian sehingga m em perk uat st ereot ip negat if t ent ang k ebuday aanny a. Ak hirny a ia t idak dit erim a dalam pekerj aannya. Mengapa ? karena kredibilit as A t idak saj a dit ent ukan oleh reput asiny a, t et api j uga m uncul dari persepsi B t ent ang A. Cont oh lain adalah t idak dit erim any a seseorang bek erj a bisa saj a disebabk an k arena fak t or ras at au k ebuday aanny a.

1.1.3 Kesediaan m em bukan diri ( Self- Disclosure) :

Terj adi bilam ana seseorang m enyam paikan inform asi t ent ang dirinya sendiri pada orang lain. Penelit ian t elah m enunj ukkan hubungan erat ant ara kesediaan m em buk a diri dengan k epercay aan, k esuk aan dan sam a- sam a m em buk a diri. Jik a saling percay a ant ar pribadi m eningk at , m ak a k esediaaan m em buk a diri j uga sem ak in m eningk at . Sebalikny a, dengan adany a k esediaan m em buk a diri, m ak a lebih besar k em ungk inanny a bahw a k esuk aan t erhadap orang lain ak an t erj adi. Walaupun belum t ent u set iap k et erbuk aan diri past i m enghasilkan dam pak posit if, t et api iklim k esediaan m em buk a diri dapat m enghasilkan k epercay aan sebagaim ana kepercayaan m em buka diri pada salah sat u pihak cenderung unt uk m endorong kesediaan m em buka diri pada pihak lainnya. Beberapa penelit ian t elah m enunj ukkan adany a perbedaan ant ara k elom pok pria dan w anit a di AS. Wanit a cenderung lebih bersedia m em buk a diri dibandingk an dengan pria, apalagi t erhadap orang- orang yang sudah m ereka kenal.

1.1.4 Dom inasi dan Subm isi :

Sebagaim ana halnya dengan dunia binat ang, kehidupan m anusia diw arnai oleh sifat , dom inasi- subm isi, m isalnya ant ara m aj ikan dan baw ahan, dokt er- pasien, orang t ua- anak , guru- m urid, dll. Sifat hubungan ini dipengaruhi oleh beberapa fak t or yang berhubungan dengan kebudayaan sepert i :

( a) Peranan :

seseorang ak an berkom unik asi dan berperilak u t ert ent u k arena peranan sosialnya m enunt ut dem ikian. Misalnya seseorang yang nam paknya galak dan k eras dalam m elak sanak an pek erj aanny a di k ant or, t erny at a dapat berlak u sim pat ik dan m eny enangk an dengan k eluarga dan t em an-t em annya.

( b) . St at us :

Persepsi m engenai st at us orang lain dapat m em pengaruhi sifat hubungan dom inasi- subm isi. Dalam k ebuday aan- k ebuday aan Asia, Afrik a dan Tim ur Tengah, um ur m erupakan indikat or st at us. Tidak dem ikian halnya dengan di AS. Seringk ali dinasehat k an pada orang- orang AS y ang bek erj a dalam sit uasi int ernasional, agar m engikut i dan m enghargai norm a- norm a yang berlak u di m asy arak at set em pat .

1.1.5 Form alit as :

Persepsi m engenai deraj at form alit as y ang k it a anggap sesuai bagi sifat hubungan. Misalnya, dengan kaw an sej aw at , t idak perlu form alit as. Konsep form alit as – inform alit as j uga pent ing art iny a dalam KAB. Cont ohny a, seseorang yang berasal dari kebudayaan yang m em andang hpent ing st rukt ur hierarki dalam hubungan ant ar pribadi, bert em u dengan seseorang yang m enganggap hubungan sebaikny a bersifat sej aj ar, m ak a ak an t im bul k esulit an. Orang pert am a ak an berbicara secara inform al dengan m enggunakan nam a kecil, sedangkan orang kedua


(22)

lebih m em ilih unt uk dipanggil dengan t it el lengkap. Hal dem ikian akan m enim bulkan suasana t idak ny am an bahk an m em aluk an.

1.1.6 Ket ert arikan ant ar Pribadi ( int erpersonal at t ract ion)

Orang biasany a m engem bangk an sik ap posit if t erhadap orang- orang lain dari segi kehadirannya, penghargaan t erhadap kem am puannya dan kekagum an akan penam pilan. Dari segi pandangan ant ar buday a, fak t or- fak t or penarik an t ersebut dapat dilihat secara t ersendiri. Keindahan fisik, m isalnya, t idak saj a dit ent ukan secara pribadi, t et api j uga bany ak oleh norm a- norm a buday a. Penelit ian- penelit ian t ent ang hom ofili m enunj ukkan bahw a ket ert arikan ant ar pribadi dapat didasarkan pada sim ilit it as et nik at au rasial. Lebih j auh lagi, ket ert arikan ant ar pribadi ant ar buday a disebabk an oleh adany a t uj uan at aupun sit uasi bersam a. Misalny a orang-orang yang m em punyai profesi sam a sebagai t ukang becak akan m em iliki solidarit as yang besar karena m erasakan senasib dalam penderit aan.

1.1.7 Hubungan- hubungan k erj a secara ant ar pribadi

Banyak perinsip- perinsip m anagem ent dan prosedur- prosedur kerj a st andard y ang t erny at a t idak dapat dit erapk an dalam sit uasi- sit uasi ant ar buday a, sehingga acapk ali diperluk an rest ruk t urisasi organisasi dan perubahan gay a m anagem ent unt uk m em enuhi kebut han- kebut uhan kebudayaan. Dapat disebut kan ant ara lain beberapa hal y ang perlu unt uk dipaham ai k arena fak t or perbedaan k ebuday aan :

- Kecepat an k erj a dan efisiensi

Dalam beberapa k ebuday aan, peny elesaian sesuat u pek erj aaan t idak seberapa dipent ingk an unt uk m engej ar w ak t u dengan berpat okan pada efisiensi, t et api lebih dipent ingk an fak t or saling m enghargai sat u sam a lain ant ara para pekerj aannya dan usaha unt uk m em bina hubungan ant ar pribadi dengan sedapat ny a m elibat k an sem ua pihak dalam proyek.

- Konsep t ent ang w akt u :

Bany ak k ebuday aan- k ebuday aan sepert i di Asia, Afrik a dan Am erika Lat in yang t idak m em andang w akt u sebagai sesuat u yang sangat dipent ingk an sepert i uang.

- Kerj a dan Persahabat an/ Pergaulan :

Ada k ebuday aan- k ebuday aan y ang m encam purkan k erj a dengan hiburan dan m em bina persahabat an dalam k ehidupan sosial. Dipihak lain, ada k ebuday aan- k ebuday aan y ang secara t egas m em isahk an pek erj aan dan k ehidupan sosial.

- Peranan yang diharapkan dari seorang m anager :

Dalam beberapa k ebuday aan, pihak m anagem ent diharapk an dapat t urut bert anggung j aw ab j uga at as keseluruhan penghidupan baw ahannya, t erm asuk m asalah- m asalah pribadi, kesehat an, kesej aht eraan anak, dan lain- lain.

- Cara m em bicarak an m asalah :

Beberapa k ebuday aan, sepert i Am erik a dan Eropa Ut ara m engharapk an orang unt uk berbicara langsung m enuj u sasaran, karena m enghem at w ak t u y ang sangat berharga. Tet api t idak sedik it j uga k ebuday aan y ang m enganggap t idak sopan unt uk berbicara langsung m em bicarakan m asalah t anpa sebelum ny a berbasa- basi, m enunggu saat ny a y ang t epat .

2 . Sit u a si Kom u n ik a si M a ssa - An t a r Bu da ya :

Sebagaim ana halny a dengan penelaahan m engenai k om unik asi ant ar pribadi, dalam m em aham i KAB sebagai proses k om unik asi m assa ini, k it apun t idak


(23)

dapat m elepaskan diri dari m asalah ant ar buday a. Salah sat u aspek y ang relev an ialah efek m edia m assa.

Dalam dua dekade sebelum pert engahan t ahun 1940- an , para ahli m edia m assa um um nya m eyakini bahw a m edia m assa dapat secara kuat m em pengaruhi khalayak yang pasif. Keyakinan ini diw akili oleh m odel j arum hipoderm ik yang sangat populer saat it u. Kem udian sej ak pert engahan t ahun 1940- an sam pai t ahun 1960, penelit i- penelit i m enggali beberapa fak t or lain y ang berperan bersam a- sam a dengan m edia m assa dan m enem ukan bahw a pengaruh m edia sangat erat hubungannya dengan seperangkat variabel lain. Maka yang disebut pengaruh m edia m assa t idak lain adalah m erupak an ak ibat dari m edia, dit am bah unsur- unsur int ervening lainnya, sepert i :

a. Jaringan- j aringan ant ar peribadi

b. Norm a- nom a, nilai- nilai kebudayaan dan pandangan m engenai dunia

c. Kat egori- k at egori dem ografi ( sepert i um ur, pendidikan pek erj aan, et nisit as dan lain- lain) sert a k eanggot aan k elom pok.

d. Mot ivasi, kebut uhan dan car- cara perm uasan kebut uhan e. Kar ekt er ist ik –kar t ekt er ist ik pr ibadi.

Jik a dem ik ian k eadaanny a, m ak a dalam hal apa saj a m edia m assa m em punyai pengaruh ? Beberapa hasil penelit ian t ent ang efek persuasif dari m edia m assa m enunj ukkan pada peranan pokok m edia m assa unt uk m enyam paikan inform asi, t et api t idak unt uk m ey ak ink an k halay ak agar m erek a berubah at au m engadopsi sesuat u. Karenanya, dapat disim pulkan bahw a m edia m assa cenderung unt uk m enyadarkan khalayak t ent ang inform asi dan m em buj uk secara t idak langsung, bersam a- sam a dengan pengaruh persuasif dari sum ber- sum ber ant ar peribadi.

Menurut Dodd ( 1982 : 256- 257) , efek persuasif m edia m assa adalah :

a. Media m assa m enj alankan fungsi m em beri kesadaran , m em bangkit kan m inat t erhadap suat u perist iw a at au gagasan m elalui penerangan langsung t ent ang eksist ensinya.

b. Media m assa m engem bangk an agenda dalam art i m enj aring perhat ian k halay ak ak an t opik - t opik k em asyarak at an y ang dianggapny a pent ing.

c. Media m assa berperan sebagai pendorong perubahan, dengan m encipt ak an iklim y ang m em udahk an t erj adiny a perubahan.

d. Media m assa bek erj a bersam a- sam a dengan dan m elalui sarana- sarana ant ar pribadi, hal m ana t ent unya t ergant ung pada sit uasi dan kondisi khalayaknya. e. Dibandingkan kom unikasi ant ar pribadi, m edia m assa kurang besar pengaruhnya

dalam persuasi unt uk pengam bilan k eput usan, t erut am a dalam m asyarak at y ang belum m aj u at au sedang berkem bang.

f. Media m assa dapat m erangsang t im bulny a desas- desus, sebab dengan sifat berit anya yang harus singkat dan padat , kadang- kadang m alah m enim bulkan k et idak - j elasan dan k eragu- raguan pada k halay ak .

3 . Kom u n ik a si An t a r Bu da y a da n Pe r u ba h a n Sosia l :

Penelaahan t ent ang KAB t idak ak an lengk ap t anpa m em perhat ik an salah sat u bidang penelit ian dalam kom unikasi, yait u perubahan sosial pandangan kom unikasi yang m endasari dari perubahan sosial ialah m engenai proses kom unikasi ant ara orang dengan orang lain t ent ang suat u pesan, y ang disebut difusi.

Difusi inovasi m enunj ukkan pada penyebaran suat u gagasan, at au t eknologi, y ang dianggap “ baru” dalam suat u k ebuday aan. Kebaruan ini bersifat relat if, k arena suat u inovasi dapat dianggap baru oleh suat u k ebuday aan t et api t idak asing lagi unt uk k ebuday aan lain, t ergant ung dari w ilay ah geografik sist em sosial buday any a.

Difusi t idak saj a m eny angk ut “ siapa berbicara dengan siapa” , t et api t erlebih lagi m erupak an proses k om unik asi ant ar pribadi y ang dit erapk an dengan t uj uan


(24)

m em buj uk, m endorong perubahan sosial at au perkem bangan m asyarakat . Penelit ian t ent ang Difusi t idak saj a m em pelaj ari sej um lah v ariabel k om unik asi v ariabel, sosial dan dem ografik dalam proses Difusi, t et api j uga m enggali ak ibat - ak ibat dari kesadaran m engenai pesan, yakni penerim aan ( “ adopt ion” ) at au penolakan ( “ rej ect ions” ) suat u inovasi. Keseluruhan proses m em akan beberapa w akt u, karena orang t erkena dan m em berikan reak si t erhadap pesan dan w ak t u- w ak t u y ang berlainan. Mak a, difusi m erupak an peny ebaran inform asi baru pada t ingk at “ grass root s” yang biasanya diarahkan unt uk perubahan sosial.

4 . Kom u n ik a si An t a r Bu da ya da n Ak u lt u r a si :

Jik a seseorang m em asuk i alam k ebuday aan baru, t im bul m em acam kegelisahan dalam dirinya. Kecenderungan dalam m enghadapi sesuat u yang baru ini bersifat alam i dan norm al. Tet api perasaan it u dapat m engarah pada rasa t ak ut , t idak percay a diri, t ek anan dan frust asi. Apabila hal dem ik ian t erj adi pada seseorang, m aka dikat akan ia sedang m engalam i “ cult ur e shock” , yakni m asa khusus t r ansisi sert a perasaan- perasaan unik y ang t im bul dalam diri orang set elah ia m em asuk i suat u k ebuday aan baru.

Orang yang m engalam i fenom ena “ cult ure shock” ini akan m erasakan gej ala- gej ala fisik sepert i pusing, sak it perut , t idak bisa t idur, k et ak ut an y ang berlebihan t erhadap hal y ang k urang bersih dan k urang sehat , t idak berday a dan m enarik diri, t ak ut dit ipu, diram pok, diluk ai, m elam un, k esepian, disorient asi dll. ( Dodd, 1982: 97- 98) . Karena sifat ny a y ang cenderung disorient asi, “ cult ure shock ” , m engham bat KAB yang efekt if.

4.1 Tahap- Tahap “ Cult ure Shock”

Tahap- t ahap y ang dilalui seseorang dalam m engalam i proses t ransisi t ersebut t elah dit elit i oleh beberapa ahli ( Dodd, 1982: 98) :

a. “ Harapan besar” ( “ eager expect at ion” ) :

Dalam t ahap ini, orang t ersebut m erencanak an unt uk m em asuk i k ebuday aan k edua at au k ebuday aan baru. Rencana t ersebut dibuat ny a dengan bersem angat , w alaupun ada perasaan w as- w as dalam m eny ongsong kem ungkinan yang bisa t erj adi. Sekalipun dem ikian, ia dengan opt im is m enghadapi m asa depan dan perencanaan dilanj ut kan.

b. “ Sem ua begit u indah” ( every t hing is beaut iful” ) :

Dalam t ahap ini segala sesuat u yang baru t erasa m enyenangkan. Walaupun m ungk in beberapa gej ala sepert i t idak bisa t idur at au perasaan gelisah dialam i, t et api rasa k eingin – t ahuan dan ent usiasm e dengan cepat dapat m engat asi perasaan t ersebut . Beberapa ahli m eny ebut t ahap ini sebagai “ bula m adu” . Dari penelit ian- penelit ian diket ahuui bahw a t ahap ini biasanya berlangsung beberapa m inggu sam pai enam bulan.

c. “ Sem ua t idak m enyenangkan” ( “ everyt hing is aw ful” )

Masa bulan m adu t elah usai. Sek arang segala sesuat u t elah t erasa t idak m eny enangk an. Set elah beberapa lam a, k et idak - puasan, k et idak - sabaran, kegelisahan m ulai t erasa. Nam paknya sem akin sulit unt uk berkom unikasi dan segalany a t erasa asing. Unt uk m engat asi ras ini ada beberapa cara y ang dit em puh. Sepert i dengan cara m elaw an yait u dengan m engej ek, m em andang rendah dan bert indak secara et nosent rik ; k adang- k adang j uga m elak uk an k ek erasan dengan m erusah benda- benda secara fisik , sehingga dapat m enim bulkan kesulit an hukum bagi dirinya sendiri. Tahap selanj ut nya m elarikan diri dan m engadakan penyaringan sert a pelent uran.


(25)

Set elah beberap bulan berselang, orang t ersebut m enem uk an diriny a dalam k eadaan dapat m enilai hal y ang posit if dan negat if secara seim bang. Ak hirny a ia t elah m em pelaj ari bany ak t ent ang k ebuday aan baru di luar k ebuday aanny a.

Dari pem bahasan di at as, ak ult urasi t idak t erj adi secara sam a dalam k ehidupan set iap orang. Dem ik ian pula sebagian orang berm ot ivasi unt uk berak ult urasi, sebagian laginy a t idak . I nt egrasi t ot al berlangsung secara bert ahap dan t ergant ung pada beberapa fact or. Nam pak ny a j uga unt uk m asa depan, pluralism e k ebuday aan m asih ak an m erupak an suat u k eny at aan. Tant angan bagi set iap kom unikat or ant ar budaya ialah unt uk m em aham i dinam ika kont ak k ebuday aan, perinsip- perinsip ak ult urasi, cult ure shock dan m enerapk anny a pada hubungan- hubungan yang berm anfaat .


(1)

lebih m em ilih unt uk dipanggil dengan t it el lengkap. Hal dem ikian akan m enim bulkan suasana t idak ny am an bahk an m em aluk an.

1.1.6 Ket ert arikan ant ar Pribadi ( int erpersonal at t ract ion)

Orang biasany a m engem bangk an sik ap posit if t erhadap orang- orang lain dari segi kehadirannya, penghargaan t erhadap kem am puannya dan kekagum an akan penam pilan. Dari segi pandangan ant ar buday a, fak t or- fak t or penarik an t ersebut dapat dilihat secara t ersendiri. Keindahan fisik, m isalnya, t idak saj a dit ent ukan secara pribadi, t et api j uga bany ak oleh norm a- norm a buday a. Penelit ian- penelit ian t ent ang hom ofili m enunj ukkan bahw a ket ert arikan ant ar pribadi dapat didasarkan pada sim ilit it as et nik at au rasial. Lebih j auh lagi, ket ert arikan ant ar pribadi ant ar buday a disebabk an oleh adany a t uj uan at aupun sit uasi bersam a. Misalny a orang-orang yang m em punyai profesi sam a sebagai t ukang becak akan m em iliki solidarit as yang besar karena m erasakan senasib dalam penderit aan.

1.1.7 Hubungan- hubungan k erj a secara ant ar pribadi

Banyak perinsip- perinsip m anagem ent dan prosedur- prosedur kerj a st andard y ang t erny at a t idak dapat dit erapk an dalam sit uasi- sit uasi ant ar buday a, sehingga acapk ali diperluk an rest ruk t urisasi organisasi dan perubahan gay a m anagem ent unt uk m em enuhi kebut han- kebut uhan kebudayaan. Dapat disebut kan ant ara lain beberapa hal y ang perlu unt uk dipaham ai k arena fak t or perbedaan k ebuday aan :

- Kecepat an k erj a dan efisiensi

Dalam beberapa k ebuday aan, peny elesaian sesuat u pek erj aaan t idak seberapa dipent ingk an unt uk m engej ar w ak t u dengan berpat okan pada efisiensi, t et api lebih dipent ingk an fak t or saling m enghargai sat u sam a lain ant ara para pekerj aannya dan usaha unt uk m em bina hubungan ant ar pribadi dengan sedapat ny a m elibat k an sem ua pihak dalam proyek.

- Konsep t ent ang w akt u :

Bany ak k ebuday aan- k ebuday aan sepert i di Asia, Afrik a dan Am erika Lat in yang t idak m em andang w akt u sebagai sesuat u yang sangat dipent ingk an sepert i uang.

- Kerj a dan Persahabat an/ Pergaulan :

Ada k ebuday aan- k ebuday aan y ang m encam purkan k erj a dengan hiburan dan m em bina persahabat an dalam k ehidupan sosial. Dipihak lain, ada k ebuday aan- k ebuday aan y ang secara t egas m em isahk an pek erj aan dan k ehidupan sosial.

- Peranan yang diharapkan dari seorang m anager :

Dalam beberapa k ebuday aan, pihak m anagem ent diharapk an dapat t urut bert anggung j aw ab j uga at as keseluruhan penghidupan baw ahannya, t erm asuk m asalah- m asalah pribadi, kesehat an, kesej aht eraan anak, dan lain- lain.

- Cara m em bicarak an m asalah :

Beberapa k ebuday aan, sepert i Am erik a dan Eropa Ut ara m engharapk an orang unt uk berbicara langsung m enuj u sasaran, karena m enghem at w ak t u y ang sangat berharga. Tet api t idak sedik it j uga k ebuday aan y ang m enganggap t idak sopan unt uk berbicara langsung m em bicarakan m asalah t anpa sebelum ny a berbasa- basi, m enunggu saat ny a y ang t epat .

2 . Sit u a si Kom u n ik a si M a ssa - An t a r Bu da ya :

Sebagaim ana halny a dengan penelaahan m engenai k om unik asi ant ar pribadi, dalam m em aham i KAB sebagai proses k om unik asi m assa ini, k it apun t idak


(2)

dapat m elepaskan diri dari m asalah ant ar buday a. Salah sat u aspek y ang relev an ialah efek m edia m assa.

Dalam dua dekade sebelum pert engahan t ahun 1940- an , para ahli m edia m assa um um nya m eyakini bahw a m edia m assa dapat secara kuat m em pengaruhi khalayak yang pasif. Keyakinan ini diw akili oleh m odel j arum hipoderm ik yang sangat populer saat it u. Kem udian sej ak pert engahan t ahun 1940- an sam pai t ahun 1960, penelit i- penelit i m enggali beberapa fak t or lain y ang berperan bersam a- sam a dengan m edia m assa dan m enem ukan bahw a pengaruh m edia sangat erat hubungannya dengan seperangkat variabel lain. Maka yang disebut pengaruh m edia m assa t idak lain adalah m erupak an ak ibat dari m edia, dit am bah unsur- unsur int ervening lainnya, sepert i :

a. Jaringan- j aringan ant ar peribadi

b. Norm a- nom a, nilai- nilai kebudayaan dan pandangan m engenai dunia

c. Kat egori- k at egori dem ografi ( sepert i um ur, pendidikan pek erj aan, et nisit as dan lain- lain) sert a k eanggot aan k elom pok.

d. Mot ivasi, kebut uhan dan car- cara perm uasan kebut uhan e. Kar ekt er ist ik –kar t ekt er ist ik pr ibadi.

Jik a dem ik ian k eadaanny a, m ak a dalam hal apa saj a m edia m assa m em punyai pengaruh ? Beberapa hasil penelit ian t ent ang efek persuasif dari m edia m assa m enunj ukkan pada peranan pokok m edia m assa unt uk m enyam paikan inform asi, t et api t idak unt uk m ey ak ink an k halay ak agar m erek a berubah at au m engadopsi sesuat u. Karenanya, dapat disim pulkan bahw a m edia m assa cenderung unt uk m enyadarkan khalayak t ent ang inform asi dan m em buj uk secara t idak langsung, bersam a- sam a dengan pengaruh persuasif dari sum ber- sum ber ant ar peribadi.

Menurut Dodd ( 1982 : 256- 257) , efek persuasif m edia m assa adalah :

a. Media m assa m enj alankan fungsi m em beri kesadaran , m em bangkit kan m inat t erhadap suat u perist iw a at au gagasan m elalui penerangan langsung t ent ang eksist ensinya.

b. Media m assa m engem bangk an agenda dalam art i m enj aring perhat ian k halay ak ak an t opik - t opik k em asyarak at an y ang dianggapny a pent ing.

c. Media m assa berperan sebagai pendorong perubahan, dengan m encipt ak an iklim y ang m em udahk an t erj adiny a perubahan.

d. Media m assa bek erj a bersam a- sam a dengan dan m elalui sarana- sarana ant ar pribadi, hal m ana t ent unya t ergant ung pada sit uasi dan kondisi khalayaknya. e. Dibandingkan kom unikasi ant ar pribadi, m edia m assa kurang besar pengaruhnya

dalam persuasi unt uk pengam bilan k eput usan, t erut am a dalam m asyarak at y ang belum m aj u at au sedang berkem bang.

f. Media m assa dapat m erangsang t im bulny a desas- desus, sebab dengan sifat berit anya yang harus singkat dan padat , kadang- kadang m alah m enim bulkan k et idak - j elasan dan k eragu- raguan pada k halay ak .

3 . Kom u n ik a si An t a r Bu da y a da n Pe r u ba h a n Sosia l :

Penelaahan t ent ang KAB t idak ak an lengk ap t anpa m em perhat ik an salah sat u bidang penelit ian dalam kom unikasi, yait u perubahan sosial pandangan kom unikasi yang m endasari dari perubahan sosial ialah m engenai proses kom unikasi ant ara orang dengan orang lain t ent ang suat u pesan, y ang disebut difusi.

Difusi inovasi m enunj ukkan pada penyebaran suat u gagasan, at au t eknologi, y ang dianggap “ baru” dalam suat u k ebuday aan. Kebaruan ini bersifat relat if, k arena suat u inovasi dapat dianggap baru oleh suat u k ebuday aan t et api t idak asing lagi unt uk k ebuday aan lain, t ergant ung dari w ilay ah geografik sist em sosial buday any a.


(3)

m em buj uk, m endorong perubahan sosial at au perkem bangan m asyarakat . Penelit ian t ent ang Difusi t idak saj a m em pelaj ari sej um lah v ariabel k om unik asi v ariabel, sosial dan dem ografik dalam proses Difusi, t et api j uga m enggali ak ibat - ak ibat dari kesadaran m engenai pesan, yakni penerim aan ( “ adopt ion” ) at au penolakan ( “ rej ect ions” ) suat u inovasi. Keseluruhan proses m em akan beberapa w akt u, karena orang t erkena dan m em berikan reak si t erhadap pesan dan w ak t u- w ak t u y ang berlainan. Mak a, difusi m erupak an peny ebaran inform asi baru pada t ingk at “ grass

root s” yang biasanya diarahkan unt uk perubahan sosial. 4 . Kom u n ik a si An t a r Bu da ya da n Ak u lt u r a si :

Jik a seseorang m em asuk i alam k ebuday aan baru, t im bul m em acam kegelisahan dalam dirinya. Kecenderungan dalam m enghadapi sesuat u yang baru ini bersifat alam i dan norm al. Tet api perasaan it u dapat m engarah pada rasa t ak ut , t idak percay a diri, t ek anan dan frust asi. Apabila hal dem ik ian t erj adi pada seseorang, m aka dikat akan ia sedang m engalam i “ cult ur e shock” , yakni m asa khusus t r ansisi sert a perasaan- perasaan unik y ang t im bul dalam diri orang set elah ia m em asuk i suat u k ebuday aan baru.

Orang yang m engalam i fenom ena “ cult ure shock” ini akan m erasakan gej ala- gej ala fisik sepert i pusing, sak it perut , t idak bisa t idur, k et ak ut an y ang berlebihan t erhadap hal y ang k urang bersih dan k urang sehat , t idak berday a dan m enarik diri, t ak ut dit ipu, diram pok, diluk ai, m elam un, k esepian, disorient asi dll. ( Dodd, 1982: 97- 98) . Karena sifat ny a y ang cenderung disorient asi, “ cult ure shock ” , m engham bat KAB yang efekt if.

4.1 Tahap- Tahap “ Cult ure Shock”

Tahap- t ahap y ang dilalui seseorang dalam m engalam i proses t ransisi t ersebut t elah dit elit i oleh beberapa ahli ( Dodd, 1982: 98) :

a. “ Harapan besar” ( “ eager expect at ion” ) :

Dalam t ahap ini, orang t ersebut m erencanak an unt uk m em asuk i k ebuday aan k edua at au k ebuday aan baru. Rencana t ersebut dibuat ny a dengan bersem angat , w alaupun ada perasaan w as- w as dalam m eny ongsong kem ungkinan yang bisa t erj adi. Sekalipun dem ikian, ia dengan opt im is m enghadapi m asa depan dan perencanaan dilanj ut kan.

b. “ Sem ua begit u indah” ( every t hing is beaut iful” ) :

Dalam t ahap ini segala sesuat u yang baru t erasa m enyenangkan. Walaupun m ungk in beberapa gej ala sepert i t idak bisa t idur at au perasaan gelisah dialam i, t et api rasa k eingin – t ahuan dan ent usiasm e dengan cepat dapat m engat asi perasaan t ersebut . Beberapa ahli m eny ebut t ahap ini sebagai “ bula m adu” . Dari penelit ian- penelit ian diket ahuui bahw a t ahap ini biasanya berlangsung beberapa m inggu sam pai enam bulan.

c. “ Sem ua t idak m enyenangkan” ( “ everyt hing is aw ful” )

Masa bulan m adu t elah usai. Sek arang segala sesuat u t elah t erasa t idak m eny enangk an. Set elah beberapa lam a, k et idak - puasan, k et idak - sabaran, kegelisahan m ulai t erasa. Nam paknya sem akin sulit unt uk berkom unikasi dan segalany a t erasa asing. Unt uk m engat asi ras ini ada beberapa cara y ang dit em puh. Sepert i dengan cara m elaw an yait u dengan m engej ek, m em andang rendah dan bert indak secara et nosent rik ; k adang- k adang j uga m elak uk an k ek erasan dengan m erusah benda- benda secara fisik , sehingga dapat m enim bulkan kesulit an hukum bagi dirinya sendiri. Tahap selanj ut nya m elarikan diri dan m engadakan penyaringan sert a pelent uran.


(4)

Set elah beberap bulan berselang, orang t ersebut m enem uk an diriny a dalam k eadaan dapat m enilai hal y ang posit if dan negat if secara seim bang. Ak hirny a ia t elah m em pelaj ari bany ak t ent ang k ebuday aan baru di luar k ebuday aanny a.

Dari pem bahasan di at as, ak ult urasi t idak t erj adi secara sam a dalam k ehidupan set iap orang. Dem ik ian pula sebagian orang berm ot ivasi unt uk berak ult urasi, sebagian laginy a t idak . I nt egrasi t ot al berlangsung secara bert ahap dan t ergant ung pada beberapa fact or. Nam pak ny a j uga unt uk m asa depan, pluralism e k ebuday aan m asih ak an m erupak an suat u k eny at aan. Tant angan bagi set iap kom unikat or ant ar budaya ialah unt uk m em aham i dinam ika kont ak k ebuday aan, perinsip- perinsip ak ult urasi, cult ure shock dan m enerapk anny a pada hubungan- hubungan yang berm anfaat .


(5)

PEN UTUP

5 .1 . Ke sim pu la n

Perbedaan k ebuday aan dan gay a- gay a k om unik asi berpot ensi unt uk m enim bulk an m asalah- m asalah dalam berkom unik asi lint as buday a. Tet api t idak saj a perbedaan, m elainkan j uga lebih pent ing lagi adalah kesulit an unt uk m engakui perbedaan yang m enyebabkan m asalah serius dan m engancam kelancaran KAB. Mak a k esadaran ak an v ariasi k ebuday aan, dit am bah dengan k em auan unt uk m enghargai v ariasi t ersebut ak an sangat m endorong hubungan ant ar k ebuday aan.

Melalui pengalam an- pengalam an lint as buday a , k it a m enj adi lebih t erbuk a dan t oleran dalam m enghadapi k eganj ilan- k eganj ilan buday a. Bila ini dit unj ang dengan st udi form al t ent ang k onsep buday a, k it a t idak hany a m em peroleh pandangan- pandangan baru unt uk m em perbaiki hubungan- hubungan kit a dengan orang lain, nam un k it a pun m enj adi sadar ak an dam pak buday a asli k it a pada diri k it a. Pem aham an buday a dapat m engurangi dam pak gegar buday a ( cult ure shock ) dan m eningk at k an pengalam an- pengalam an ant ar buday a.

Unt uk m em aham i perbedaan- perbedaan buday a lebih efekt if, penulis berpendapat bahw a langk ah pert am a dalam proses ini adalah m eningk at k an k esadaran buday a seseorang secara um um . Orang harus m em aham i k onsep buday a dan ciri- cirinya sebelum ia m em peroleh m anfaat yang sebaik- baiknya. Disam ping it u, dengan m em aham i bahasa verbal m aupun non verbal dari pihak- pihak yang berkom unikasi akan m em udahkan berlangsungnya proses kom unikasi dan dalam pencapaian m ak na di ant ara k eduany a.

5 .2 . Sa r a n

1. Disar ankan agar st udi Kom unikasi Lint as Budaya at au disebut j uga Kom unikasi Ant ar Buday a perlu diberik an k epada m ahasisw a/ i t idak hany a y ang bergabung

pada j urusan I lm u kom unikasi saj a. Perlu j uga kepada disiplin ilm u lainnya sepert i ; Ant ropologi, Sast ra, Paraw isat a, Ekonom i dan fakult as lain –lainnya. 2. Hendaknya pem aham an t ent ang penerapan Kom unikasi Lint as Budaya ini t idak

hanya di lingkungan Sivit as Akadem ika saj a, nam un perlu diperluas kepada m asyarakat unt uk m enghindari konplik- konplik SARA yang dapat m engancam k et enangan dan k eny am anan hidup berm asy arak at .


(6)

D AFTAR PUSTAKA

Dodd.Carley.H. 1982. Dynam ics of I nt ercult ural Com m unicat ion. Dubuque : Wm .C. Brow n Com pany Publishers.

I kat an Sarj ana Kom unik asi I ndonesia. 1999. Kom unik asi dan Buday a. Jurnal. Jak art a.

Lubis, Suw ardi. 1999. Kom unikasi Ant ar Budaya. St udi Kasus Et nik Bat ak Toba dan

Et nik Cina. USU Press. Medan.

Mulyana. Deddy dan Jalaluddin Rahm at . 1989. Kom unikasi Ant ar Buday a. Rem aj a Rosdakarya. Bandung.

Sunarw inadi.I lya. Kom unikasi Ant ar Buday a. Pusat Ant ar Universit as I lm u- I lm u Sosial. Universit as I ndonesia. Jakart a.

Sam ov ar,et .al. 1981. Underst anding I nt ercult ural Com m unicat ion. Belm ont California : Wodsw ort h Publishing Com pany.