pengaruh buruk permainan judi online dapat diatasi dengan adanya dorongan dari keluarga, sekolah dan masyarakat dalam membentuk prososial remaja.
Pertama, keluarga khususnya orang tua perlu lebih intensif pendekatannya kepada anak remaja dalam menanggapi pengaruh judi online. Misalnya,
orang tua membuat sebuah peraturan mengenai waktu bermain judi online. Kedua, sekolah pun perlu ikut andil dalam merubah kebiasaan remaja yang
kurang dalam prestasi belajarnya akibat terlalu banyak bermain judi online. Bagaimana pun juga sekolah adalah rumah kedua bagi para siswa, karena
hampir setengah hari dihabiskan di sekolah. Sekolah dapat memberikan intensif belajar sehingga kesempatan anak untuk bermain judi online sangat
kurang. Misalnya, anak setiap hari diberi pekerjaan sekolah dan tugas-tugas kelompok. Bagi remaja yang gemar bermain judi online dapat diberikan tugas
untuk mencari dampak dari bermain judi online. Tugas ini memang dikhususkan bagi remaja yang bermain judi online.
Ketiga, masyarakat khususnya orang-orang yang mempunyai warung internet warnet online dapat memberikan kontribusinya dalam menanggulangi efek
buruk dari permainan judi online terhadap remaja dengan cara filterisasi situs situs dan link internet yang dapat membuat perilaku menyimpang remaja.
6. Tinjauan Terhadap Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik
Sebelum ada Undang-Undang ITE, tindak pidana perjudian telah diatur dalam KUHP, dalam hal ini termuat pada Pasal 303 KUHP. Menurut Pasal
303 KUHP, yang dihukum adalah pihak yang mengadakan atau memberi
kesempatan bermain judi sebagai mata pencaharian, pihak yang sengaja memberi kesempatan bermain judi kepada umum serta turut bermain judi
sebagai mata pencaharian. Sementara itu, Pasal 303 KUHP diterapkan pada orang yang mempergunakan
kesempatan untuk bermain judi sebagaimana diatur dalam Pasal 303 KUHP. Tindak pidana yang diatur dalam Pasal 303 KUHP hanya meminta aparat
untuk membuktikan bahwa telah terjadi perjudian dan orang yang ditangkap adalah bandarnya, atau setidaknya terlibat dalam suatu praktik perjudian.
Terkait dengan aspek hukum yang berlaku dalam transaksi e-commerce terutama dalam upaya untuk melindungi konsumen, Undang-Undang No 11
tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Undang-Undang ITE telah mengatur mengenai pranata hukum dan ketentuan-ketentuan yang
mengakomodasi tentang pedagangan elektronik yang merupakan salah satu ornamen utama dalam bisnis. Dengan adanya regulasi khusus yang mengatur
perjanjian virtual ini, maka secara otomatis perjanjian-perjanjian di Internet tersebut tunduk pada Undang-Undang No 11 tahun 2008 dan hukum
perjanjian yang berlaku. Sebagaimana dalam perdagangan konvensional, e-commerce menimbulkan
perikatan antara para pihak untuk memberikan suatu prestasi. Implikasi dari perikatan itu adalah timbulnya hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh
para pihak yang terlibat. disebutkan dalam BAB VII tentang perbuatan yang dilarang yang terdapat dalam pasal 27 Undang-Undang ITE sebagai berikut :
Undang-Undang ITE Pasal 27
1 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan danatau mentransmisikan danatau membuat dapat diaksesnya Informasi
Elektronik danatau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.
2 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan danatau mentransmisikan danatau membuat dapat diaksesnya Informasi
Elektronik danatau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian.
3 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan danatau mentransmisikan danatau membuat dapat diaksesnya Informasi
Elektronik danatau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan danatau pencemaran nama baik.
4 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan danatau mentransmisikan danatau membuat dapat diaksesnya Informasi
Elektronik danatau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan pemerasan danatau pengancaman.
Dalam Undang-Undang ITE ini disebutkan tentang perbuatan yang dilarang yang terdapat dalam pasal 27. Di sini terlihat upaya negara untuk melindungi
warga negaranya dari bahaya tindakan penjudian online yang makin marak pada masa sekarang ini karena teknologi semakin berkembang serta untuk
menekan laju perjudian online yang telah berkembang. Tetapi didalam prakteknya, pasal demi pasal ini dianggap rancu oleh masyarakat. Hal
tersebut dikarenakan pasal-pasal ini tidak menerangkan dengan pasti maksud dari penjelasan pasal tersebut.
B. Kerangka Pikir
Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk bertingkah laku terhadap suatu objek yang dapat menimbulkan perasaan menyukai atau menolak suatu
objek, sikap sangat menentukan cara hidup seseorang dalam bermasyarakat. Penulis berpendapat bahwa permainan judi online dapat menimbulkan
dampak negatif terhadap perilaku remaja, seperti penyimpangan perilaku
yang bersifat amoral dan penyimpangan perilaku melanggar hukum.
Maka dari itu diperlukan adanya pengawasan dan filterisasi situs-situs dan link yang memfokuskan terhadap permainan judi online yaitu dengan cara
menutup akses link-link tersebut agar tidak dapat diakses oleh para remaja dibawah usia 21 tahun. Selain itu juga, diperlukan kesadaran diri dari remaja
dengan dibantu pendekatan dan pengawasan orangtua kepada anak-anaknya melalui pemberian perhatian yang lebih didalam lingkungan keluarga.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Dampak Negatif
Kebiasaan Bermain Judi
Online
Penyimpangan perilaku yang
bersifat amoral
Penyimpangan perilaku yang
melanggar hukum
Sikap Remaja
Menyenangi Membenci Mendekati Menjauhi
Menerima Menolak