SIKAP MASYARAKAT TERHADAP LESBIAN (Studi kasus di Kelurahan Sepang Jaya Bandar Lampung )

(1)

ABSTRACT

The Attitude Of Society Towards Lesbians

(Case studies in Kelurahan Sepang Jaya Bandar Lampung)

By Anisa Febriyanti

This research aims to know the views or feelings against an object that is an attitude. In addition the study also aimed to find out how the attitude of Society towards women interested in sex that is a Lesbian. This research was conducted on the General Wards Sepang Jaya Bandar Lampung. This type of research using qualitative research. The number of informants in this study amounted to 5 informant, based on the results of the research there are 2 factors known to cause lesbians, first from internal factors, such as trauma towards men, both from external factors, for example from environmental play or intercourse in everyday life so that it can be influenced and features a lesbian who thrive in a society synonymous with masculine appearance.


(2)

ABSTRAK

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP LESBIAN (Studi kasus di Kelurahan Sepang Jaya Bandar Lampung )

Oleh Anisa Febriyanti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan atau perasaan terhadap suatu objek yakni Sikap. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana Sikap Masyarakat terhadap perempuan penyuka sesama jenis yaitu Lesbian. Penelitian ini dilakukan pada masyarakat Kelurahan Sepang Jaya Bandar Lampung. Tipe penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah 5 informan, Berdasarkan hasil penelitian diketahui terdapat 2 faktor penyebab lesbian, pertama dari faktor internal, misalnya trauma terhadap laki-laki, kedua dari faktor eksternal, misalnya dari lingkungan bermain atau pergaulan di kehidupan sehari-hari sehingga dapat terpengaruhi dan ciri-ciri seorang lesbian yang berkembang di masyarakat identik dengan penampilan maskulin.


(3)

i

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP LESBIAN

(Studi kasus di Kelurahan Sepang Jaya Bandar Lampung )

Oleh

ANISA FEBRIYANTI

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIOLOGI

Pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

i

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP LESBIAN

(Studi kasus di Kelurahan Sepang Jaya Bandar Lampung )

(Skripsi)

Oleh

ANISA FEBRIYANTI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Bagan Kerangka Pikir... 25


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK . ... ii

HALAMAN JUDUL ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

PERNYATAAN ... vii

RIWAYAT HIDUP ... viii

MOTO ... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ... x

SANWACANA ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian . ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Sikap ... 5

1. Definisi Sikap ... 5

2. Struktur Sikap ... 6

3. Tingkatan Sikap ... 7

4. Sifat Sikap ... 8

5. Ciri-ciri Sikap ... 8

6. Faktor yang Mempengaruhi Sikap ... 9

7. Cara Pengukuran Sikap ... 11

8. Cara Pembentukan atau Perubahan Sikap ... 11

B. Tinjauan Masyarakat ... 12

1. Definisi Masyarakat ... 12

2. Ciri-ciri Masyarakat ... 14

C. Tinjauan Lesbian ... 15

1. Definisi Lesbian ... 15

2. Ciri-ciri Lesbian ... 17

3. Istilah-istilah dalam Lesbian ... 18

4. Faktor yang Mempengaruhi Lesbian... 19

5. Lesbian dalam Sudut Pandang Sosiologi ... 20


(7)

III. METODE PENELITIAN

A.TipePenelitian ... 26

B.Fokus Penelitian ... 27

C.LokasiPenelitian ... 28

D.Penentuan Informan ... 28

E. Jenis dan Sumber Data ... 29

F. TeknikPengumpulan Data ... 30

1. Observasi ... 30

2. Wawancara ... 31

3. Dokumentasi ... 32

G.TeknikAnalisa Data ... 33

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A.Geografi ... 35

1. Letak Kelurahan Sepang Jaya ... 35

2. Sejarah Singkat Kelurahan Sepang Jaya ... 36

B. Demografi ... 37

1. Penduduk berdasarkan Umur ... 37

2. Penduduk berdasarkan Gender ... 38

3. Penduduk berdasarkan Agama ... 38

4. Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 39

C. Gambaran umum Pemerintah dan Perangkat Kelurahan Sepang Jaya ... 40

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil informan dan Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 68

B.Saran ... 69 Daftar Pustaka


(8)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.Pedoman Wawancara

Lampiran 2. Percakapan Wawancara Lampiran 3. Matriks analisis Hasil Lampiran 4. Dokumentasi


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi jumlah penduduk berdasarkan umur ... 37

2. Komposisi penduduk berdasarkan gender ... 38

3. Komposisi penduduk berdasarkan agama ... 38

4. Tingkat pendidikan masyarakat ... 39

5. Susunan organisasi Kelurahan Sepang Jaya ... 40


(10)

(11)

(12)

MOTO

“learn from yesterday, live for today, hope for

tomorrow”.

By Albert Einstein

Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas

banyak kesabaran yang kau jalani

If you born poor

It’s not your mistake,

But if you die poor

It’s your mistake


(13)

(14)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim, Dengan mengucap

syukur kehadirat Allah SWT, aku persembahkan

karya ini kepada :

Ayah dan Ibuku tercinta yang tak henti

mengalunkan doa terindah, memberikan semangat,

kasih sayang dan motivasi

Adik dan keluarga besarku,

Serta almamater tercinta.


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Anisa Febriyanti. Lahir di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung merupakan anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak Jumat dan Ibu Fitria. Penulis memiliki dua adik laki-laki dan satu adik perempuan. Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam. Pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis :

1. SD Al-azhar Bandar Lampung, diselesaikan tahun 2005 2. SMPN 19 Bandar Lampung, diselesaikan tahun 2008 3. SMA Al-azhar 3 Bandar Lampung, diselesaikan tahun 2011

Pada tahun 2011 penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi. Pada Januari 2014 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata di Desa Labuhan Ratu V Kecamatan Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur. Pada semester akhir tahun 2015 penulis telah menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sikap Masyarakat terhadap Lesbian (studi kasus di Kelurahan Sepang Jaya Bandar Lampung).”


(16)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Sikap Masyarakat Terhadap Lesbian”adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosiologi di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si.,selaku dekan Fisip Unila;

2. Bapak Drs. Susetyo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Sosiologi dan dosen penguji terima kasih atas saran dan masukan.

3. Bapak Drs. Ikram, M.Si., selaku pembimbing utama terima kasih atas masukan, saran, dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini;

4. Bapak Drs. Abdulsyani, M.I.P selaku dosen pembimbing akademik; 5. Seluruh Dosen dan Staf administrasi Fisip Unila;

6. Bapak dan Ibuku tersayang, terima kasih atas doa, semangat dan semuanya yang tiada henti,

7. Keluarga besarku, adik-adik ku tercinta Aji Setioko, adek gita, adek sigit yang bikin suasana dirumah rame, bikin mba pusing dan selalu jadi semangat buat mba nyelesain skripsi ini, terima kasih buat senyuman kalian

8. Sahabat tersayang, margaretta (tante salon  sukses ya say salon nya, jadi basecamp buat galau bareng), yunita sari, novella, veni, wina terima kasih untuk kalian yang tiada henti nya selalu memberikan semangat dan dorongan buat selesain skripsi ini, kalian sahabat terbaik selamanya tetap


(17)

terbaik , selalu ada, selalu nemenin disetiap keluh kesah gue, dan tangisan gue, love you so much best friend 

9. Buat sahabat seperjuangan cindy anatika, partini yang udah lulus duluan, marlina safitri, terima kasih buat kalian semoga kita sukses.

10.Seluruh teman seperjuangan jurusan Sosiologi angkatan 2011: Siska Amelia, Renny Suspa Diyanti, Hestiana Meganingrum, Dwi Oktaviani, Vinta Riasyahrani, Fetia Irtama Reza, Indah Julita Hasibuan, Wilfrida Oktavia, Eva Etiningsih, YuliA tika Sari, Dina Purnama Sari, Annisa Oktaviani, Hestiana Meganingrum, Desi Relga Budi Calestin, Ali Fatiah, Yulica Inggraini, Monika Damayanti, Elvita Sofianti, Eri Wahidiyanti, Anisa Nurlaila Sari, Ayu Alvica Reneo, Putu Diana Putri, Agus Windu Santoso, Yudi Apriansyah, Deni Juliyan Ganesa, Fahru Kurniawan, Achmad Fahri Setiawan, Anton Prasetyo Wijaya, Tomi Nugroho, Arif Sobarudin, Widya Ningsih, semoga silaturahmi kita tetap terjaga,

11.Terima kasih buat keluarga besar mba Ria bujung, mami, serumpun, abang zafran yang gemesin, rumah kalian adalah rumah kedua ku, tempat menenangkan fikiran sejenak  mendengarkan nasehat mami dan semangat , semoga tetap menjadi saudara.

12.Terima kasih untuk mba cintya, mba mona, dan abang tingkat jurusan Sosiologi yang telah memberikan arahan dan semangat..

13.Buat Reza maulana penyemangat ku , calon imamku, terima kasih untuk semuanya perhatian, selalu ada buat aku, nemenin aku selama masa kuliah dan memberi dorongan buat cepet lulus hingga skripsi ini terselesaikan,


(18)

yang tiada henti-henti nya memberikan aku semangat buat gak putus as, terima kasih banyak buat kamu, semoga kelak bisa jadi imamku yaa  14.Buat Desa Labuhan Ratu V, Pak lurah Sudarmanto dan bu lurah , ibu-ibu

PKK dan para warga Labuhan Ratu V terima kasih buat pengalaman berharga nya selama berada di desa tersebut, banyak pelajaran yang dapat kami ambil dan terukir indah dalam kenangan dan memoriku. Semoga makin maju dan sukses.

15.Teman-teman KKN yang telah memberikan cerita baru, pengalaman, serta pelajaran yang berkesan untuk penulis. Kepada Anton P.S (kordes), Iis priatun, Amilya Rahayu, Anisa incamilla, Algi, Berry, Anisa Nurdina, Anggun Muthia Pratiwi, terima kasih untuk 40 harinya dan sampai saat ini,

16.Terima kasih buat para warga Kelurahan Sepang Jaya ibu aria, sari, unna, wawan, doni, untuk dapat menjadi informan dalam penelitian saya terima kasih banyak untuk informasi dan waktunya.

17.Mba Tia penjaga kantin yang baik hati yang mau dengerin curhat, dan berbagi pengalaman, terima kasih mbake..

18.Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini belum seideal dan sebaik harapan, namun harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, 22 Desember 2015 Penulis


(19)

1

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dalam proses kehidupan, seseorang dituntut untuk melakoni aktifitas hidup yang tidak menyimpang. Hal ini dilakukan, agar kita sebagai manusia dapat diterima di lingkungan sosial. Salah satunya seperti menentukan identitas pribadi yang paling krusial. Identitas krusial yaitu bagian di mana manusia menggolongkan dirinya sebagai perempuan atau sebagai laki-laki.

Situasi dan lingkungan merupakan salah satu faktor yang menentukan peristiwa tersebut. Sebab, dalam menjalani hidup, manusia dihadapkan dengan berbagai macam pilihan seperti apa yang kita kenakan dan makan, bagaimana cara berinteraksi satu sama lain, dan di mana saja kita menghabiskan waktu dalam kehidupan sehari-hari. Keempat hal ini sangat menentukan dimana posisi sosial atau status sosial kita berada. Karena keadaan tersebut dapat mempengaruhi identitas pribadi yang ada dalam diri manusia itu sendiri. Di lingkungan masyarakat, manusia selalu diikuti oleh keberadan status sosial yang dikenal masyarakat sebagai “Gaya Hidup”. Seiring dengan perkembangan zaman gaya hidup yang dimunculkan seringkali tidak biasa atau terlihat menyimpang. Belakangan ini muncul wacana pasangan sejenis yang menarik perhatian di masyarakat. Sejumlah orang terang-terangan mempublikasikan diri sebagai kaum homoseksual di kota-kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Makassar dan Yogyakarta. Mereka pun akhirnya bertemu dan membentuk suatu komunitas.


(20)

2

Seperti hal ada satu contoh kasus yaitu ada seseorang perempuan feminin yang memiliki seorang teman yang berpakaian maskulin (tomboy) yang secara nyata dia adalah seorang perempuan namun akibat penampilan nya yang terlihat maskulin tersebut timbul berbagai pandangan di masyarakat dimana kedua sahabat itu berinteraksi terjadi sebuah gesekan kecil yang menimbulkan konflik akibat dari sebuah penampilan. Dalam masyarakat sendiri pandangan atau sikap mengenai homoseksualitas sangat beragam, namun terlepas dari perbedaan tersebut sosiologi memberikan perhatian terhadap pelaku homoseksualitas maupun perilaku homoseksualitas itu sendiri. Dalam hakikatnya sebagai makhluk sosial manusia akan membentuk sebuah struktur ataupun sistem masyarakat, selanjutnya struktur maupun sistem dalam masyarakat tersebut akan melahirkan standar nilai maupun norma yang akan menjadi pedoman hidup bagi warga masyarakatnya. Ketika suatu kelompok maupun individu tidak mampu memenuhi standar nilai maupun norma yang berlaku dalam masyarakat, maka individu maupun kelompok tersebut akan diangggap menyimpang.

Menurut Matlin (2004) lesbian adalah perempuan yang secara psikologis, emosi dan seksual tertarik kepada perempuan lain. Seorang lesbian tidak memiliki hasrat terhadap gender yang berbeda/ laki-laki, akan tetapi seorang lesbian hanya tertarik kepada gender yang sama/perempuan. Mereka berpendapat bahwa istilah lesbian menyatakan komponen emosional dalam suatu relationship, sedangkan istilah homoseksual lebih fokus kepada seksualitas. Lesbian adalah istilah bagi perempuan yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada sesama perempuan atau disebut juga perempuan yang mencintai perempuan baik secara fisik, seksual, emosional atau secara spiritual


(21)

3

Pada awalnya istilah homoseksual digunakan untuk mendeskripsikan seorang pria yang memiliki orientasi seksual terhadap sesamanya. Namun dalam perkembangannya, istilah homoseksual digunakan untuk mendefinisikan sikap seorang individu (pria maupun wanita) yang memiliki orientasi seksual terhadap sesamanya. Adapun ketika seorang pria memiliki orientasi seksual terhadap sesama pria maka fenomena tersebut dikenal dengan istilah gay, sementara fenomena perempuan yang memiliki orientasi seksual terhadap sesamanya disebut lesbian. Baik gay maupun lesbian, keduanya memiliki citra yang negatif dalam masyarakat.

Dalam kaitannya sebagai bentuk perilaku menyimpang, secara sosiologis maupun umum lesbian dapat diartikan sebagai perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dalam sudut pandang masyarakat luas maupun masyarakat tempat pelaku penyimpangan berada. Lesbi merupakan salah satu bentuk perilaku menyimpang yang bukan hanya secara gamblang telah menyalahi norma-norma yang ada dalam banyak masyarakat namun juga turut mendorong terciptanya upaya sadar dari sebagian elemen masyarakat yang berwenang untuk menekan perkembangan komunitas lesbi dalam suatu masyarakat.

Penilaian masyarakat yang mengecam homoseksual diberikan dalam beberapa bentuk. Dari sudut pandang agama, homoseksualitas dianggap sebagai dosa. Dari sudut pandang hukum, dilihat sebagai penjahat. Dari sudut pandang medis terkadang masih dianggap sebagai penyakit. Dan dari sudut pandang opini publik, dianggap sebagai penyimpangan sosial. Sementara itu, kelompok masyarakat yang memiliki pandangan


(22)

4

berlawanan dengan persepsi di atas, menganggap homoseksualitas sebagai suatu gaya hidup

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di dapat rumusan masalah mengenai Sikap Masyarakat terhadap Lesbian ialah bagaimana Sikap Masyarakat terhadap Lesbian.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Sikap Masyarakat terhadap Lesbian.

D. Manfaat Penelitian

dengan melakukan penelitian yang berjudul Sikap Masyarakat terhadap Lesbian jadi masyarakat luas dapat lebih mengetahui dan mengenal komunitas tersebut supaya tidak ada kesalahpahaman dalam berfikir. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis dan praktis.

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan keilmuan sosiologi.

2. Secara praktis, penelitian ini berguna sebagai acuan dan pengetahuan bagi masyarakat tentang penelitian mengenai lesbian.


(23)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Sikap

1. Definisi Sikap

a. Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan yang objek tadi ( Purwanto,H. 1998)

b. Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. (Widayatun,T.R, 2009)

Terdapat beberapa pendapat diantara para ahli apa yang dimaksud dengan sikap itu. Ahli yang satu mempunyai batasan lain bila dibandingkan dengan ahli lainnya. Untuk memberikan gambaran tentang hal ini, diambil beberapa pengertian yang diajukan oleh beberapa ahli, antara lain:

Thrustone berpendapat bahwa sikap merupakan suatu tingkatan afeksi, baik bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis, seperti: simbol, frase, slogan, orang, lembaga, cita-cita dan gagasan ( Zuriah ,2003 )

Howard Kendle mengemukakan, bahwa sikap merupakan kecendrungan (tendensy) untuk mendekati (approach) atau menjauhi (avoid), atau melakukan sesuatu, baik secara positif maupun secara negatif terhadap suatu lembaga, peristiwa, gagasan atau konsep. Sikap dikatakan sebagai suatu respon evaluatif.


(24)

6

Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual. Respons evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap (Azwar, 2007). Sikap adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap stimulus atau objek (masalah kesehatan, termasuk penyakit). Sikap yang terdapat pada individu akan memberikan warna atau corak tingkah laku ataupun perbuatan individu yang bersangkutan. Sikap merupakan reaksi atau objek (Notoadmodjo, 2003).

2. Struktur Sikap (Azwar.S, 2009):

Struktur sikap dibagi menjadi 3 komponen yang saling menunjang yaitu:

a. Komponen kognitif berisi kepercaayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Seperti dalam keyakinan ibu bahwa dengan adanya pengambilan sikap yang tepat dapat mengatasi gumoh pada bayi.

b. Kompenen affektif menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Ibu merasa bertanggung jawab terhadap keadaan bayinya.

c. Komponen konatif menunjukkan bagaimana kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.


(25)

7

3. Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo (2003) sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni : a. Menerima (receiving)

 Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

b. Merespon (responding)

 Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.

c. Menghargai (valuing)

 Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seorang mengajak ibu yang lain tetangga, saudaranya, dsb) untuk menimbang anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.


(26)

8

d. Bertanggung jawab (responsible)

 Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.

4. Sifat Sikap

Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif:

1. Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.

2. Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu. (Purwanto,H. 1998)

5. Ciri-ciri Sikap Ciri-ciri sikap adalah :

1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenetis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.

2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan karena itu pula sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu obyek. Dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.


(27)

9

4. Obyek sikap itu merupakan satu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

5. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan, Sifat iniah yang membedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang. (Purwanto,H. 1998)

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap obyek sikap antara lain a. Pengalaman Pribadi

 Pengalaman yang terjadi secara tiba-tiba atau mengejutkan yang meninggalkan kesan paling mendalam pada jiwa seseorang. Kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus-menerus, lama-kelamaan secara bertahap diserap kedalam individu dan mempengaruhi terbentuknya sikap.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

 Dalam pembentukan sikap pengaruh orang lain sangat berperan. Misal dalam kehidupan masyarakat yang hidup dipedesaan, mereka akan mengikuti apa yang diberikan oleh tokoh masyarakat.

c. Kebudayaan

 Dimana kita hidup mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan sikap. Dalam kehidupan dimasyarakat, sikap masyarakat diwarnai dengan kebudayaan yang ada didaerahnya.


(28)

10

d. Media Massa

 Media masa elektronik maupun media cetak sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Dengan pemberian informasi melalui media masa mengenai sesuatu hal akan memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap

e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

 Dalam lembaga pendidikan dan lembaga agama berpengaruh dalam pembentukan sikap, hal ini dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan kkonsep moral dalam diri individu.

f. Faktor Emosional

 Sikap yang didasari oleh emosi yang fungsinya hanya sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego, sikap yang demikian merupakan sikap sementara dan segera berlalu setelah frustasinya hilang, namun bisa juga menjadi sikap yang lebih persisten dan bertahan lama. (Azwar, 2009).


(29)

11

7. Cara Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengena obyek sikap yang hendak diungkap. Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai obyek sikap, yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau memihak pada obyek sikap. Pernyataan ini disebut dengan pernyataan yang favourable. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal negatif mengenai obyek sikap yang bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap obyek sikap. Pernyataan seperti ini disebut dengan pernyataan yang tidak favourable. Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan favourable dan tidak favourable dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif yang seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung sama sekali obyek sikap (Azwar, 2005).

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat/ pernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan pendapat responden melalui kuesioner (Notoatmodjo, 2003).

8. Cara Pembentukan atau Perubahan Sikap


(30)

12

1) Adopsi, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang dan terus-terusan, lama-kelamaan secara bertahap ke dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya sikap.

2) Diferensiasi, dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terdapatnya objek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula. 3) Intelegensi, tadinya secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu.

4) Trauma, pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman - pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya

sikap (Azwar, 2007 ).

B. Tinjauan Tentang Masyarakat 1. Definisi masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen. istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.


(31)

13

Untuk mengerti bentuk dan sifat masyarakat dalam mekanismenya ada ilmu masyarakat (sosiologi). Pengertian secara sosiologis atau ilmiah ini sesungguhnya sudah memadai bagi seseorang profesional supaya ia lebih efektif menjalankan fungsinya di dalam masyarakat, khususnya bagi pendidik. Bahkan bagi setiap warga masyarakat adalah lebih baik apabila ia

mengenal “masyarakat” dimana ia menjadi bagian dari padanya. Lebih dari pada

itu, bukanlah seseorang itu adalah warga masyarakat yang sadar atau tidak, selalu terlibat dengan proses dan mekanisme masyarakat itu.

Tiap-tiap pribadi tidak saja menjadi warga masyarakat secara pasif, melainkan dalam kondisi-kondisi tertentu ia menjadi warga masyarakat yang aktif. Kedudukan pribadi yang demikian di dalam masyarakat, berlaku dalam arti, berlaku dalam arti, baik masyarakat luas maupun masyarakat terbatas, dalam lingkungan tertentu adalah suatu kenyataan bahwa kita hidup, bergaul, bekerja sampai meninggal dunia, di dalam masyarakat. Masyarakat sebagai lembaga hidup bersama sebagai suatu gemeinschafts, bahkan tidak dapat dipisahkan. Masyarakat sebagai community, dapat dilihat dari dua sudut pandang. Pertama, memandang community sebagai unsur statis, artinya community terbentuk dalam suatu wadah atau tempat dengan batas-batas tertentu, maka ia menunjukkan bagian dari kesatuan-kesatuan masyarakat sehingga ia dapat pula disebut sebagai masyarakat setempat, misalnya kampung, dusun atau kota-kota kecil. Kedua, community dipandang sebagai unsur yang dinamis, artinya menyangkut suatu proses-(nya) yang terbentuk melalui faktor pisikologis dan hubungan antar manusia, maka didalamnya ada yang sifatnya fungsional. Dalam hal ini dapat


(32)

14

diambil masyarakat pegawai negeri sipil, masyarakat ekonomi, mahasiswa, dan sebagainya (Abdul Syani dalam Basrowi, 2005: 37)

Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurus suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan terikat oleh satu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat, 2009: 118)

2. Ciri-ciri masyarakat

a. Masyarakat adalah Manusia Yang Hidup Berkelompok

Ciri-ciri masyarakat yang pertama adalah Manusia yang hidup secara bersama dan membentuk kelompok. Kelompok ini lah yang nantinya membentuk suatu masyarakat. Mereka mengenali antara yang satu dengan yang lain dan saling ketergantungan. Kesatuan sosial merupakan perwujudan dalam hubungan sesama manusia ini. Seorang manusia tidak mungkin dapat meneruskan hidupnya tanpa bergantung kepada manusia lain.

b. Masyarakat ialah Yang Melahirkan Kebudayaan

Ciri ciri masyarakat yang berikutnya ialah yang melahirkan kebudayaan. Dalam konsepnya tidak ada masyarakat maka tidak ada budaya, begitupun sebaliknya. Masyarakatlah yang akan melahirkan kebudayaan dan budaya itu pula diwarisi dari generasi ke generasi berikutnya dengan berbagai proses penyesuaian.

c. Masyarakat yaitu yang Mengalami Perubahan

Ciri ciri masyarakat yang berikutnya yaitu yang mengalami perubahan. Sebagaimana yang terjadi dalam budaya, masyarakat juga turut mengalami perubahan. Suatu perubahan yang terjadi karena faktor-faktor yang berasal dari


(33)

15

dalam masyarakat itu sendiri. Contohnya : dalam suatu penemuan baru mungkin saja akan mengakibatkan perubahan kepada masyarakat itu.

d. Masyarakat yaitu Terdapat Kepimpinan

Ciri ciri masyarakat yang berikutnya yaitu terdapat kepemimpinan. Dalam hal ini pemimpin adalah terdiri daripada ketua keluarga, ketua kampung, ketua negara dan lain sebagainya. Dalam suatu masyarakat Melayu awal kepimpinannya bercorak tertutup, hal ini disebabkan karena pemilihan berdasarkan keturunan.

e. Masyarakat yaitu adanya Stratifikasi Sosial

Ciri ciri masyarakat yang terakhir ialah adanya stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial yaitu meletakkan seseorang pada kedudukan dan juga peranan yang harus dimainkannya di dalam masyarakat.

C. Tinjauan tentang Lesbian 1. Definisi Lesbian

Lesbianisme sendiri berasal dari kata Lesbos. Lesbos adalah sebutan bagi sebuah pulau ditengah Lautan Egeis, yang pada zaman kuno dihuni oleh para wanita (dalam Kartono,2009). Homoseksualitas dikalangan wanita disebut dengan cinta yang lesbis atau lesbianisme. Memang, pada usia pubertas, dalam diri individu muncul predisposisi (pembawaan, kecenderungan) biseksual, yaitu mencintai seorang teman puteri, sekaligus mencintai teman seorang pria.

“Konon siapa saja yang lahir di pulau itu nama belakangnya akan diikuti kata

Lesbia, namun tidak semua orang yang memakai nama tersebutadalah lesbian. Mereka meneruskan kebiasaan tersebut untuk menghormati leluhur sebelumnya dan agar kebiasaan itu tidak hilang oleh waktu karenasemakin zaman terus


(34)

16

berkembang orang-orang pun lebih mengenal istilah lesbian sebagai lesbian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lesbian adalah wanita yang mencintai atau merasakan rangsangan seksual sesama jenisnya; wanita

homoseks.”

Oetomo dalam (Susilandari, 2009) juga menjelaskan, lesbianisme adalah sekelompok social yang terpinggirkan dalam masyarakat karena orang tidak bisa menerima orientasi homoseksual. Orientasi seksual mereka dianggap menyimpang dalam hal aspek psikologis, aspek sosial, budaya, dan agama, mereka tidak hanya dianggap sebagai menyimpang, tetapi juga sebagai individu sakit. jadi, bagi orang normal, mereka dianggap terlalu aneh dan harus dihindari. Tapi, untuk kaum homoseksual, mereka menyebut setara dengan masyarakat heterosexual. Kelompok homoseksual pada umumnya merasa bahwa mereka

bukan kelompok orang “sakit”. Yang secara psikologis, emosi dan seksual tertarik

kepada perempuan lain. Seorang lesbian tidak memiliki hasrat terhadap gender yang berbeda / laki-laki, akan tetapi seorang lesbian hanya tertarik kepada gender yang sama/perempuan. Mereka berpendapat bahwa istilah lesbian menyatakan komponen emosional dalam suatu relationship, sedangkan istilah homoseksual lebih fokus kepada seksualitas.

Gay atau lesbian memiliki minat erotis pada anggota gender mereka sendiri, tetapi identitas gender mereka (perasaan menjadi pria atau wanita) konsisten dengan anatomi seks mereka sendiri. Mereka tidak memiliki hasrat untuk menjadi anggota gender yang berlawanan atau merasa jijik pada alat genital mereka, seperti yang dapat kita temukan pada orang-orang dengan gangguan identitas


(35)

17

gender. Jadi, lesbian itu bukan merupakan gangguan identitas gender, akan tetapi orientasi seksual mereka yang menyimpang.

2. Ciri-ciri Lesbian

Sebelum mengenal kata lesbian, kita tahu bahwa lesbian adalah istilah untuk wanita penyuka sejenis. Lesbian, kelainan seksual ini telah melanda lapisan masyarakat dan bahkan terorganisir dengan sangat kuat dan rapi. Jutaan masyarakat di Amerika, Eropa sampai masyarakat miskin di berbagai kawasan kumuh pun trekena kelainan seksual ini. Termasuk Indonesaia yang saat ini kelainan seksual lesbian telah berkembang dimana-mana, salah satunya Bandung yang diduga sebagai kota dengan komunitas lesbian terbesar dengan mulai diperlihatkannya keberadaan mereka di umum maka orang-orang pun sudah sedikit banyak telah menyadari keberadaan komunitas ini. Kelainan seksual ini bercirikan masing-masing jenis, maksudnya perempuan senang mengadakan hubungan dengan perempuan lain. Dibawah ini adalah ciri-ciri remaja bergejala lesbian

1. Remaja ini lebih senang bergaul dengan anak-anak berjenis kelamin yang sama dan berusia dibawahnya.

2. Biasanya anak ini takut berbicara dengan lawan jenisnya.

3. Berpakaian seperti atau menyenangi kegiatan yang biasa dikerjakan laki-laki.

4. Banyak juga dijumpai lesbian yang gayanya seperti perempuan normal, cenderung feminim, bahkan lebih feminim dari perempuan yang normal. Tingkah lakunya mungkin bisa saja lebih halus dari perempuan normal pada umumnya.


(36)

18

5. Biasanya penampilan feminine terkesan dingin. Selalu ketergantungan sama pasangan, tidak mandiri, sering cemas, jaga jarak dengan wanita lain yang bukan pasangannya.

6. Cenderung sensitif dan dingin kepada laki-laki. Tapi ini bukan ciri yang akurat, hanya ciri inilah yang kebanyakan muncul.

3. Istilah-istilah dalam Lesbian

Istilah-istilah bagi para lesbian ada tiga jenis yaitu :

b. Butch atau butchy, biasanya dilabelkan pada pasangan yang lebih dominan dalam hubungan seksual. Butch lebih digambarkan sebagai sosok yang tomboy, agresif, aktif, melindungi dan biasanya berlaku sebagai laki-laki.

c. Femme, kata Femme digunakan dalam komunitas transgender (gender

yang berpindah-pindah, misalnya dulu laki-laki lalu menjadi perempuan).

Kata ini berasal dari bahasa Perancis yang berarti “as a women”, tapi oleh

banyak kalangan diganti menjadi pemale. Lalu berubah jadi Femme yang digambarkan sebagai sosok yang sangat peminim (kewanitaan). Dengan memakai baju seperti wanita dan berprilaku sebagai wanita. Dalam hubungan lesbian, femme ini berperan sebagai sang perempuan.

d. Andro, dilabelkan pada orang yang diwaktu-waktu tertentu bisa berperan sebagai butchy atau femme. Sebutan untuk lesbian sebenarnya masih ada dan cukup diketahui oleh orang-orang diluar komunitasnya, dan dari penelitian tersebut peneliti mengetahui


(37)

19

istilah lines dan lesbiola juga dipakai untuk menyebut para lesbian yang keberadaannya tidak ingin diketahui atau untuk mengelabui orang-orang yang berada disekitanya agar pembicaraan mereka tidak dimengerti. Oleh karena itu komunitas ini lebih menghargai bila seseorang menyebutkan istilah tersebut dibandingkan dengan sebutan lesbian sendiri. Istilah tersebut hingga saat ini belum di ketahui darimana datangnya kata itu muncul.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Lesbian

e. Rasa Aman

Banyak kaum lesbian yang memandang bahwa memiliki hubungan spesial dengan wanita lain jauh lebih aman dibanding bila

berhubungan dengan lelaki. f. Sakit hati

Sebenarnya inilah alasan terbanyak yang membuat banyak wanita hingga perempuan muda menjadi lesbian. Rasa sakit hati yang ditimbulkan oleh laki-laki mampu mengubah orientasi seksual seorang wanita.

g. Lebih aman

Selain rasa aman dan sakit hati, kaum lesbi menilai kelebihan yang didapat dari pasangan sesama wanita ialah kebebasan. Kalau berhubungan dengan laki-laki banyak aturannya.

h. Lebih nyambung


(38)

20

adanya pengaruh dan kebiasaan dalam keluarga. Misalnya pada masa kanak-kanak ia melihat perlakuan yang tidak baik ayahnya kepada ibu, sehingga timbul rasa tidak tenang berdekatan dengan seorang lelaki.

i. Lalu kurangnya perhatian

dari faktor internal maupun eksternal yang dibutuhkan oleh pelaku, sehingga lebih memilih untuk mencari perhatian dengan berperilaku yang berbeda tersebut.

Pertumbuhan psikisnya tidak diarahkan sebagai perempuan. Mungkin karena orangtuanya menginginkan anak lelaki tetapi yang lahir perempuan. Akibatnya perlakuan terhadap dia, perlakuan terhadap seorang lelaki.

Penyebab lainnya, bisa juga karena mendapat perlakuan seksual yang tidak wajar dari lawan jenis dan mengakibatkan trauma. Sehingga lebih menyukai sesama jenis.

Akibat pengaruh pergaulan yang mengarahkan pada hal-hal yang lebih mencintai dan menyayangi pada sesama jenis. Sehingga menjadi kebiasaan dan sudah tidak asing lagi terhadap pasangan yang sesama jenis.

5. Lesbian dalam Sudut Pandang Sosiologi

Dalam memahami perilaku individu, sosiologi memusatkan perhatian pada hubungan antara pengaruh perilaku seorang individu terhadap lingkungan dan dampak lingkungan terhadap individu itu sendiri. Lingkungan merupakan tempat perilaku seorang individu dikembangkan, namun perilaku individu itu


(39)

21

sendiri juga mempengaruhi lingkungan tempat si individu itu berada. Sosiologi melihat sosialisasi yang muncul pada masa lalu seorang lesbian akan menentukan perilaku individu tersebut, hal inilah yang mempengaruhi perubahan orientasi seksualnya menjadi homoseksual.

Tallcot parsons (1980-an) menjelaskan dalam konsep fungsionalisme structural, masyarakat dilihat sebagai sebuah hal yang terdiri dari sistem maupun unsur dalam sistem (sub-sistem) yang akan menentukan bagaimana kehidupan sosial dalam suatu masyarakat dapat berjalan dengan baik. Menurut teori fungsionalisme struktural, maka ketika salah satu sistem maupun sub-sistem dalam masyarakat tidak berfungsi sebagaimana mestinya dapat menyebabkan terciptanya penyimpangan dalam diri seorang individu yang terkait dengan sistem maupun sub-sistem tersebut. Perilaku menyimpang yang muncul dalam diri seorang lesbian diakibatkan oleh sosialisasi dari sistem maupun sub-sistem dalam masyarakat yang berjalan tidak semestinya. Beberapa unsur masyarakat yang dapat dikatakan sebagai sistem yang membentuk masyarakat antara lain adalah lingkungan keluarga dan pergaulan.

Dalam sudut pandang sosiologi, penyimpangan dimungkinkan terjadi karena seseorang menerapkan peranan sosial yang menunjukan perilaku menyimpang. Bagaimana seseorang dapat memainkan peran sosial yang menyimpang sangat terkait dengan sosialisasi yang ia dapat dalam sistem masyarakat tempat ia berada. Seperti telah dijelaskan diatas, keluarga dan lingkungan pergaulan akan sangat mempengaruhi pembentukan peranan sosial seorang individu, hal ini dikarenakan keluarga dan lingkungan


(40)

22

pergaulan merupakan salah satu sistem penopang masyarakat dimana seorang individu memiliki intensitas interaksi yang tinggi terhadapnya. Dalam konteksnya sebagai salah satu bentuk penyimpangan sosial seorang lesbi pada awalnya memperoleh sosialisasi untuk menjadi homoseksual dari lingkungan dan keluarganya.

Salah satu fenomena yang saat ini terjadi dalam kajian homoseksual adalah bergesernya pandangan dan reaksi masyarakat terhadap kaum lesbi maupun homoseksual secara keseluruhan. Seiring dengan berkembangnya perubahan sosial kontemporer seperti kampanye hak asasi manusia dan kesetaraan gender maka keseluruhan hal tersebut turut mempengaruhi perspektif masyarakat terhadap kaum homoseksual. Beberapa negara saat ini mulai melegalkan homoseksual serta pernikahan sesama jenis, hal ini dilandasi oleh gagasan antidiskriminasi sebagai wujud perlindungan hak asasi manusia. Namun dalam ruang lingkup yang lebih luas, hingga saat ini masih muncul banyak perdebatan mengenai moralitas seorang homoseksual. Perdebatan ini dipicu oleh kenyataan bahwa homoseksual telah melanggar mayoritas nilai dan norma yang ada dalam agama, budaya, maupun hukum yang dianut dan diterapkan oleh mayoritas masyarakat dunia saat ini. Namun diluar segala kontroversinya, hingga saat ini kaum lesbi telah terbukti mampu menunjukkan eksistensi ditengah masyarakat yang menentangnya. Kaum lesbi yang telah terorganisir dalam banyak kelompok homoseksual mampu menemukan solidaritas yang didasari persamaan sebagai kaum lesbi. Solidaritas yang muncul tersebut selanjutnya menjadi media sosialisasi mereka yang bertujuan agar kaum lesbi dapat diterima oleh masyarakat.


(41)

23

Melihat fenomena yang banyak terjadi di sekitar kita, terkadang masyarakat memiliki pendapat, pandangan, serta persepsi yang berbeda- beda, apalagi mengenai persepsi masyarakat terhadap komunitas homoseksual terutama dalam bentuk lesbian, tentu nya masyarakat memiliki persepsi berbeda–beda atau mungkin ada yang tidak mengetahui apa sebetulnya lesbian tersebut. Homoseksual adalah rasa ketertarikan rasa kepada sesama jenis.

Sebagai orientasi seksual, homoseksualitas mengacu kepada "pola berkelanjutan atau disposisi untuk pengalaman seksual, kasih sayang, atau ketertarikan romantis" terutama atau secara eksklusif pada orang dari jenis kelamin sama, "Homoseksualitas juga mengacu pada pandangan individu tentang identitas pribadi dan sosial berdasarkan pada ketertarikan, perilaku

ekspresi, dan keanggotaan dalam komunitas lain yang berbagi itu.” Dan

Istilah umum dalam homoseksualitas yang sering digunakan adalah lesbian untuk perempuan pecinta sesama jenis dan gay untuk pria pecinta sesama jenis, meskipun gay dapat merujuk pada laki-laki atau perempuan. Bagi para peneliti, jumlah individu yang diidentifikasikan sebagai gay atau lesbian dan perbandingan individu yang memiliki pengalaman seksual sesama jenis sulit diperkirakan atas berbagai alasan. Dalam modernitas Barat, menurut berbagai penelitian, 2% sampai 13% dari populasi manusia adalah homoseksual atau pernah melakukan hubungan sesama jenis dalam hidupnya.

Melihat ciri-ciri lesbian tersebut pasti masyarakat mempunyai persepsi tersendiri ketika melihat fenomena tersebut contoh nya :


(42)

24

a. Seseorang yang berjalan dengan sesama perempuan secara intens dan terlihat sangat akrab.

b. Seseorang yang berpakaian tomboy atau seperti laki – laki berjalan dengan teman berpakaian feminin.

Kedua contoh tersebut merupakan sedikit Sikap dari masyarakat yang hanya melihat yang tampak luar nya saja yang terkadang menjadi sebuah kontroversi di masyarakat .karena persepsi masyarakat berbeda-berbeda maka itu penelitian ini diadakan untuk mengetahui Sikap masyarakat terhadap Lesbian.

B. Kerangka Berfikir

Pada era modernisasi saat ini, tidak sedikit remaja yang menyalahgunakan dan terjerumus akibat pengaruh barat. banyak remaja yang terlibat penyimpangan-penyimpangan baik seksual maupun seksual. homoseksualitas semakin marak dan semakin merajalela di masyarakat. menjadi seorang lesbian bukanlah seorang takdir lebih kepada pilihan hidup individu itu sendiri. Banyak hal menyebabkan seseorang menjadi seseorang menjadi lesbi. Tidak sedikit dari para lesbi karena merasa sakit hati atau trauma terhadap laki- laki. Para lesbi menjalani hidup sehari- hari layaknya wanita normal pada normalnya. Mereka tetap dapat berinteraksi secara bebas dengan masyarakat sekitar, tapi dengan menutupi identitas diri mereka di hadapan masyarakat umum. Tapi tidak sedikit masyarakat yang mengetahui keberadaan para lesbian dan tetap mau bergaul dengan mereka .masyarakat tersebut menganggap bahwa para lesbi juga mempunyai hak yang sama untuk bebas bergaul. Tetapi, tidak dapat dipungkiri ada juga sebagian masyarakat yang sangat membenci kaum lesbian


(43)

25

bahkan mengucilkan kaum lesbian. Seperti telah dijelaskan dapat diambil kesimpulan pengaruh yang terbatas dalam kehidupan dewasa mereka. Jelas, keadaan biologis mereka yang merupakan faktor kunci dalam menciptakan pola perilaku mereka. mengenai persepsi masyarakat terhadap mereka itu merupakan sesuatu yang sah sah saja karena dalam apapun masyarakat memiliki sikap sendiri dengan apa yang mereka dengar dan mereka lihat. Penelitian ini akan membahas tentang Sikap masyarakat terhadap Lesbian di Kelurahan Sepang Jaya.

a. Skematika kerangka pemikiran LESBIAN 1. Pengertian 2. Ciri-ciri 3. faktor

SIKAP MASYARAKAT 1. Sikap terhadap lesbian

2. Sikap apabila teman/saudara merupakan lesbian

3. Yang dirasakan ketika berinteraksi dengan lesbian

4. Pandangan/harapan kedepan terhadap lesbian

PERSEPSI MASYARAKAT 1. Persepsi positif


(44)

26

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan studi kasus (case study), karena studi kasus merupakan suatu pencarian keterangan secara ilmiah dengan menyelidiki fenomena yang terjadi di kehidupan nyata. Dimana penelitian menggunakan metode kualitatif ini didasarkan pada kenyataan bahwa konsep yang dikaji adalah sifat naturalistik yang muncul dan dipengaruhi oleh fenomena atau peristiwa nyata, dan bukan sebaliknya.

Metode penelitian menurut Sugiyono (2011: 3) pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Pada dasarnya metode penelitian adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa factor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh. Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kualitatif. Alasan mengapa menggunakan Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistic (naturalistic research), karena penelitian dilakukan dalam kondisi yang alamiah (natural setting) sehingga sangat cocok untuk digunakan dalam penelitian ini. Disebut juga penelitian etnografi, karena pada awalnya metode ini banyak digunakan


(45)

27

untuk penelitian bidang antropologi budaya. Selain itu disebut sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan dianalisis lebih bersifat kualitatif. Pada penelitian kualitatif, penelitian dilakukan pada objek yang alamiah maksudnya, objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut.

Sebagaimana dikemukakan dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau peneliti itu sendiri (humane instrument). Untuk dapat menjadi instrumen maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.

B.Fokus Penelitian

Fokus penelitian pada dasarnya adalah masalah yang bersumber pada pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang diperolehnya melalui keputusan ilmiah maupun keputusan lainnya. (Moleong, 2002:65). Fokus penelitian yang dimaksud untuk membatasi studi kualitatif sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang relefan, agar tidak dimasukan kedalam data yang sedang dikumpulkan, walaupun data itu menarik.

Adapun yang menjadi fokus penelitian dalam penelitian ini adalah: a. Pengetahuan masyarakat terhadap lesbian.

1. Pengetahuan masyarakat terhadap pengertian lesbian

2. Pengetahuan masyarakat terhadap ciri-ciri dan simbol-simbol yang dipakai lesbian


(46)

28

3. Pengetahuan masyarakat mengapa seseorang menjadi lesbian. b. Sikap masyarakat terhadap lesbian.

1. Bagaimana sikap masyarakat terhadap lesbian.

2. Bagaimana sikap masyarakat apabila salah satu dari teman atau saudaranya ternyata adalah lesbian.

3. Bagaimana ketika masyarakat berinteraksi dengan lesbian apa yang dirasakan oleh masyarakat itu sendiri. (dampak terhadap masyarakat itu sendiri dan dampaknya terhadap lingkungan sosial)

4. Bagaimana pandangan/ harapan masyarakat kedepannya terhadap lesbian.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sepang Jaya Bandar Lampung. Pemilihan lokasi ini dikarenakan menghemat waktu, dana dan biaya.

D. Penentuan Informan

Penulis memilih masyarakat yang ada di Kelurahan Sepang Jaya sebagai informan. Informan adalah orang yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pihak peneliti. Moeleong (2010:132) mendeskripsikan subjek penelitian sebagai informan, yang artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dalam studi ini penulis menggunakan teknik penentuan informan secara snowball (sampel bola salju), yaitu suatu pencarian informan dengan mencari dari satu orang ke orang lain sampai akhirnya mendapatkan


(47)

29

informan yang benar-benar sesuai dengan penelitian yang dimaksud. Teknik penentuan informan secara snowball sangat tepat digunakan bila populasinya sangat spesifik dan belum banyak diketahui oleh peneliti. Cara pengambilan sample dengan teknik ini dilakukan secara berantai, mulai dari ukuran informan yang kecil, maka makin lama menjadi besar seperti halnya bola salju yang menggelinding menuruni lereng gunung atau bukit.

Agar memperoleh informasi yang lebih terbukti, ada beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan yaitu :

a. Informan yang masih terkait secara penuh dan aktif pada lingkungan seperti tokoh masyarakat.

b. Mempunyai cukup banyak informasi , banyak waktu dan kesempatan untuk dimintai keterangan seperti ibu rumah tangga, remaja.

c. Informan yang berada pada sasaran penelitian.

Maka dalam penelitian ini yang menjadi sumber informasi adalah masyarakat di Kelurahan Sepang Jaya.

E. Jenis dan Sumber Data

1. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dengan cara menengahi dari sumber sumber informai (informan) dan catatan lapangan yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti.

2. Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung dan mencari fakta yang sebenarnya dari hasil wawancara mendalam yang telah dilakukan maupun mengecek data yang sudah ada sebelumnya. Data tersebut bersumber dari dokumentasi dari arsip-arsip.


(48)

30

F. Teknik pengumpulan data

Pada penelitian ini digunakan beberapa metode yang tepat untuk mengumpulkan data yang tepat yaitu :

1. Teknik Observasi

Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat situasi penelitian. Teknik ini sangat relevan digunakan dalam penelitian kelas yang meliputi pengamatan kondisi interaksi pembelajaran, tingkah laku anak dan interaksi anak dan kelompoknya. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam pengamatan adalah lembar pengamatan, ceklist, catatan kejadian dan lain-lain.

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, perasan.Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.

a. Observasi partisipatif

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.


(49)

31

Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia akan melakukan penelitian, sehingga mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas si peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau si peneliti menyatakan terus terang maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan penenlitian.

c. Observasi tak berstruktur

Observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek. Manfaat dari observasi ini antara lain peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh, dengan observasi akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif ini membuka kemungkinan penemuan atau discovery.

1. Teknik Wawancara

Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara


(50)

32

dengan informan atau orang yang diwawancarai, atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama (Sutopo 2006: 72).

Jenis interview meliputi interview bebas, interview terpimpin, dan interview bebas terpimpin (Sugiyono, 2008: 233). Interview bebas, yaitu pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang dikumpulan. Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci. Interview bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal .Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden) (Sugiyono, 2008: 227).

2. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan


(51)

lain-33

lain. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kridibel atau dapat dipercaya kalau di dukung oleh sejarah pribadi kehidupan masa kecil, sekolah, di tempat kerja, di masyarakat dan lain-lain (sugiyono ,2011).

G. Teknik analisis data

Setelah semua data terkumpul maka dilakukan analisis dengan menggunakan analisis data menurut Miles dan Hubermen, yang mana analisis ini dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data ini yaitu dengan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting untuk dicari tema dan polanya (data reduction), kemudian data disajikan dalam sebuah pola yang sesuai dengan kajian (data display), dan setelah itu ditarik sebuah kesimpulan yang menghasilkan sebuah hipotesis dan deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap menjadi jelas (conclusion drawing) atau (verification).

a. Reduksi data

Merupakan kegiatan merangkun, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya.

b. Penyajian Data

Menurut Miles and Huberman, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yangbersifat naratif.


(52)

34

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.


(53)

35

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. GEOGRAFI

1. Letak Kelurahan Sepang Jaya

Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung, sekaligus sebagai pusat perdagangan dan jasa terbesar di Provinsi ini. Selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan dan kebudayaan juga merupakan pusat kegiatan perekonomian Provinsi Lampung. Kota ini terletak diwilayah strategis karena merupakan daerah transit kegiatan perekonomian antar Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, sehingga menguntungkan bagi pertumbuhan dan pengembangan kota.

Secara Geografis Kota Bandar Lampung terletak pada 5’20’ sampai dengan

5’30’ lintang selatan dan 105’28 sampai dengan 105’37 bujur timur. Ibukota

Provinsi Lampung ini berada di Teluk Lampung yang terletak di ujung selatan Pulau Sumatera. Sedangkan, luas Wilayah daratan 169,21 km² yang terbagi kedalam 20 Kecamatan dan 126 Kelurahan dengan populasi penduduk 1.446.160 jiwa (berdasarkan data tahun 2012), kepadatan penduduk sekitar 8.546 jiwa/km² dan diproyeksikan pertumbuhan penduduk mencapai 2,4 juta jiwa pada tahun 2030. Saat ini kota Bandar Lampung merupakan pusat jasa, perdagangan, dan perekonomian di provinsi Lampung.


(54)

36

Secara administratif Kota Bandar Lampung dibatasi oleh Kecamatan Natar, Lampung Selatan dan Kabupaten Pesawaran salah satu wilayah pemekaran di sebelah utara. Lalu, dibagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran serta perairan Teluk Lampung. Selanjutnya, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang, Lampung selatan dan Kabupaten Pesawaran dibagian barat bersebelahan Kota Bandar Lampung.

Secara khusus Kelurahan Sepang Jaya merupakan tempat pemukiman penduduk yang dulunya masih berupa kampung atau desa yang terdiri atas lahan sawah yang begitu besar dan kini semakin hari banyak dibangun pemukiman warga, karena lokasi Kelurahan Sepang Jaya tidak begitu jauh dengan pusat kota dan tidak begitu jauh dengan pusat pendidikan yaitu universitas negeri atau universitas swasta.

2. Sejarah singkat Kelurahan Sepang Jaya

Sejarah Kelurahan Sepang Jaya disusun berdasarkan fakta yang masih ada, dan keterangan dari beberapa orang tua-tua kampung yang masih hidup. Adapun kata SEPANG JAYA berasal dari 2 desa yang dijadikan satu kelurahan yaitu KOTA SEPANG dan JAYAPURA, yang rata-rata yang berdomisili sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Karena dahulu kota sepang dan jayapura adalah lokasi persawahan yang luas dan kini lokasi persawahan tersebut semakin sempit Karena sudah banyaknya pendatang baru yang membangun pemukiman atau rumah.


(55)

37

Pada saat ini Kelurahan Sepang Jaya mempunyai luas wilayah 48 Ha dengan batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Labuhan Ratu Raya Kecamatan Labuhan Ratu

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kedaton Kecamatan Kedaton

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Labuhan Ratu Kecamatan Labuhan

Ratu.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu .

Secara geografis Kelurahan Sepang Jaya merupakan daerah daratan dan sebagian besar lahan pemukiman yakni seluas 45 ha/m2, kemudian sebagian lain untuk perkebunan, persawahan, kuburan, pekarangan, taman, perkantoran dan sarana prasarana lainya.

B. Demografi

Penduduk Kelurahan Sepang Jaya pada tahun 2014 berjumlah 3.701 jiwa dan terdiri dari 854 KK. Adapun Jumlah penduduk berdasarkan umur dan jumlah penduduk berdasarkan gender dapat dilihat melalui tabel berikut:

Tabel 1. Komposisi Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

no Indikator TH 2013 TH 2014

1 2 3 4

1 0-12 bulan 60 orang 100 orang

2 >1 - < 5 tahun 146 orang 140 orang


(56)

38

4 > 7 - < 15 tahun 388 orang 385 orang

5 > 15 – 56 tahun 2.545 orang 2.571 orang

6 > 56 tahun 591 orang 614 orang

(Sumber: profil Kelurahan Sepang Jaya 2014)

Tabel 2. Komposisi Jumlah Penduduk Berdasarkan Gender

No Indicator TH 2013 TH 2014

1 1 2 3

1 Jumlah Penduduk 3.691 orang 3.701 orang 2 Jumlah Laki-Laki 1.722 orang 1.846 orang 3 Jumlah Perempuan 1.969 orang 1.855 orang 4 Jumlah Kepala

Keluarga

846 KK 900ang

a. Penduduk Kelurahan Sepang Jaya berdasarkan agama

Penduduk Kelurahan Sepang Jaya sebagian besar memeluk agama islam. Adapun komposisi jumlah penduduk pada tahun 2014 berdasarkan agama dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama.

no Agama Laki-laki Perempuan

1 2 3 4

1 Islam 1.746 orang 1.254 orang

2 Kristen 135 orang 123 orang

3 Katolik 112 orang 107 orang


(57)

39

5 Budha 20 orang 13 orang

6 Khonghucu 15 orang 10 orang

7 Kepercayaan kepada Tuhan YME

12 orang 13 orang

8 Aliran kepercyaan lainnya 13 orang 7 orang

Jumlah 2137 orang 1588 orang

(sumber: profil Kelurahan Sepang Jaya 2014)

b. Penduduk Kelurahan Sepang Jaya berdasarkan tingkat pendidikan Adapun komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Tingkat Pendidikan Masyarakat

No Tingkat pendidikan Laki-laki perempuan

1 2 3 4

1 TK 85 orang 76 orang

2 SD 345 orang 333 orang

3 SMP 603 orang 413 orang

4 SMA 777 orang 653 orang

5 D1-D3 75 orang 67 orang

6 S1 93 orang 90 orang

7 S2 57 orang 33 orang

8 S3 20 orang 13 orang


(58)

40

C. Gambaran umum Pemerintah dan Perangkat Kelurahan Sepang Jaya Untuk menunjang pelaksanaan pemerintahan Kelurahan Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung didukung perangkat kelurahan yang berjumlah 5 orang dengan susunan seperti pada tabel berikut :

Tabel 5. Susunan Organisasi Kelurahan Sepang Jaya

No NAMA JABATAN

1 2 3

1 Drs. Hartoyo Lurah

2 Yantinuraini, SE Sekretaris

3 Sri hartati, S.Sos Kasi pemerintahan

4 A. gani Kasi trantib

5 Eprielitas K,SH,MH Kasi pembangunan

6 Jumiati, SE Kasi pemberdayaan

masyarakat (sumber: profil kelurahan Sepang Jaya 2014)

Pemerintah kelurahan Sepang Jaya terdiri dari :

a. Lurah

Lurah diangkat oleh bupati/walikota atas usul camat dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat.


(59)

41

b. Perangkat desa

1. Sekretaris Kelurahan

Kedudukan dari sekretaris kelurahan yaitu sebagai staf pembantu lurah dan pemimpin secretariat kelurahan sendiri. Tugasnya yaitu menjalankan administrasi pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan desa serta memberikan pelayanan administrasi kepada lurah.

2. Kepala Seksi

Kedudukan kepala seksi yaitu sebagai unsure pembantu sekretaris kelurahan dalam bidang tugasnya. Tugas utamanya yaitu menjalankan kegiatan-kegiatan sekretaris lurah dalam bidang tugas nya masing-masing. Kepala seksi di Kelurahan Sepang Jaya ada 4 yaitu, Kepala Seksi Pemerintahan, Kepala Seksi keamanan dan ketertiban, kepala seksi pembangunan, kepala seksi pembinaan masyarakat.


(60)

68

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Sepang Jaya mengenai Sikap Masyarakat Terhadap Lesbian, maka terdapat hal yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini. dilihat dari aspek kognitif yang mengacu pada suatu objek dalam hal ini lesbian, hasil wawancara terhadap kelima informan diketahui bahwa masyarakat Kelurahan Sepang Jaya cukup mengetahui tentang lesbian. Hal ini dapat dilihat dari pengetahuan, ciri-ciri, dan penyebab lesbian secara umum.

dilihat dari aspek afektif yang mengacu kepada suka atau tidak nya masyarakat Kelurahan Sepang Jaya terhadap lesbian yaitu hasil wawancara terhadap kelima informan menunjukkan bahwa diketahui sikap masyarakat Kelurahan Sepang Jaya hampir serupa. Dimana kelima informan memilih bersikap biasa saja dalam memperlakukan dan berinteraksi dengan lesbian. Tetapi beberapa diantara masyarakat merasa takut dan tidak nyaman lebih menjaga jarak untuk berinteraksi langsung dengan lesbian. Selain itu muncul persepsi positif dan negatif. terhadap lesbian masyarakat yang berpersepsi positif misalnya tidak menilai seseorang dari penampilan nya saja, dan tidak mengucilkan mereka ataupun menjauhi mereka tetapi merangkul mereka, sedangkan masyarakat yang berpersepsi negative misalnya mengintimidasi mereka dengan hal-hal yang belum terbukti contohnya para lesbi yang suka bernampilan tomboy


(61)

69

menjadikan persepsi masyarakat bahwa orang yang bernampilan tomboy adalah seorang lesbian dan mengucilkan nya. semua itu muncul dipicu dari sebuah Sikap yakni pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan yang objek tadi. Lesbian lebih banyak disebabkan karena faktor lingkungan atau pergaulan. Dari sini dapat terlihat pro dan kontra terhadap fenomena lesbian. Dimana yang pro lebih mengetahui lesbian itu sendiri karena pernah memiliki seorang teman yang lesbian, sedangkan yang kontra lebih ke masyarakat yang tidak memiliki teman yang lesbian. Tetapi dari adanya pro dan kontra tersebut terdapat manfaat dalam penelitian ini yakni apapun pilihan hidup seseorang pasti menimbulkan sebuah reaksi yang cukup berpengaruh di kehidupan, sebagai masyarakat yang memiliki toleransi tinggi sebaiknya lebih berfikir bijak dalam bertindak dan menentukan sikap agar tidak terjadi konflik antar masyarakat dan semoga masyarakat Kelurahan Sepang Jaya dapat lebih menghargai pilihan hidup seseorang.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian tersebut, maka penulis mencoba untuk memberikan masukan atau saran sebagai berikut :

1. diharapkan kita semua dituntut untuk memiliki ketahanan mental agar tidak mudah tergoda untuk melakukan hal-hal yang tidak sewajarnya sehingga akhirnya menjadi menyimpang. Untuk memperoleh ketahanan mental tersebut kita sudah diberikan acuan dan pedoman berupa norma-norma agama, norma etika maupun norma social. Oleh karena itu berperilakulah yang normal dalam


(62)

70

artian bertingkah laku mengikuti norma agama, norma etika dan norma social yang berlaku.

2. setiap pilihan selalu memiliki konsekuensi atau resiko yang harus dihadapi. Dalam masalah diatas, penulis berharap pada masyarakat luas agar dapat mengambil sikap yang tidak dapat merugikan pihak manapun. Sehingga untuk ke depan, pilihan apapun yang diambil seseorang bukan suatu paksaan dari harapan masyarakat semata.

3. disetiap penampilan seseorang memiliki penilaian tersendiri di mata masyarakat karena apa yang kita pakai akan menjadi sebuah penilaian di masyarakat, penulis berharap agar masyarakat tidak menilai seseorang dari penampilan luar nya saja dan untuk kita sebaiknya bernampilan yang sesuai dengan diri kita.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar. 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.Yogyakarta : Pustaka Pelajar Basrowi M.S, 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor : Ghalia Indonesia

Desmita, 2011. Psikologi perkembangan.PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Hamilton, peter. 1990. Tallcot parsons dan pemikirannya: sebuah pengantar. Tiara wacana.

Howard S. friedman& Miriam W. Schustack .2006. Kepribadian Teori Klasik dan Riset modern .Erlangga , Jakarta

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Miftah thoha.2009. Perilaku Organisasi (Konsep dasar dan perilakunya).Jakarta : rajawali press.

Moleong, Lexy J.2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta Purwanto,H. 1998. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan Jakarta : EGC

Robbins, S.P. Perilaku Organisasi. Jilid I, Jakarta: PT INDEKS Kelompok Garmedia, 2003.

Saifudin.2006. Sikap manusia dan Pengukurannya. Jakarta : Rineka Cipta

Sarlito W. Sarwono . 2012. Psikologi Remaja. PT. rajagrafindo persada , Jakarta


(64)

Sugiyono, 2008.Metode Penelitian kuantitatife, Kualitatife, dan R & D. Bandung: ALFABETA.

Sutopo, HB. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press Talcot parsons, 1980.Teori fungsionalisme.

Widayatun,T,R. 2009. Ilmu Perilaku M.A.104. Jakarta : CV Agung Seto

Sumber- sumber lain :

octaadhiana.blogspot.com/2010/09/pengertian-lsbian.html

pendidikanseks.blogspot.com/.../lesbian-adalah-perempuan-yang-secara....

terry-psikologi.blogspot.com/.../analisis-skripsi-kualitatif-dari-konsep.ht...

www.dharmasehat.com/2012/05/arti-homoseksual-dan-lesbian.html

12017th.blogspot.com/2013/.../lesbian-gaya-hidup-atau-abnormalitas.ht...

http://id.wikipedia.org/wiki/Lesbian.diunduh pada tanggal 14 januari 2015 pukul 10:44

http://sukma-stc.blogspot.com/2012/05/definisi-perilaku-menyimpang.html . diunduhpada tanggal 22 maret 2015 pukul 19:00

http://sarahku-sarahku.blogspot.com/2008/05/meneropong-jejak-kaum-lesbian_19.html

htthttp://www.acehforum.or.id/ciri-ciri-remaja-t18186.html?s=4cccfea093c91a4ae505d04974262bf6&amp


(65)

http://intropeksidiri.wordpress.com/2007/11/19/nasib-kaum-homo-dan-lesbi/#more-29

http://sepocikopi.com/2010/02/06/noktah-merah-teori-teori-menarik-tentang-munculnya-lesbian/ , diunduh pada tanggal 17 mei pukul 19:00

http://www.acehforum.or.id/ciri-ciri-remaja-t18186.html?s=4cccfea093c91a4ae505d04974262bf6&amp , diunduh pada tanggal 17 mei 2015 pukul 19:00

http://davitariputra-david.blogspot.com/2011/11/karakteristik-masyarakat-masyarakat.html, diunduh pada tanggal 28 juni pukul 23:00


(1)

68

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Sepang Jaya mengenai Sikap Masyarakat Terhadap Lesbian, maka terdapat hal yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini. dilihat dari aspek kognitif yang mengacu pada suatu objek dalam hal ini lesbian, hasil wawancara terhadap kelima informan diketahui bahwa masyarakat Kelurahan Sepang Jaya cukup mengetahui tentang lesbian. Hal ini dapat dilihat dari pengetahuan, ciri-ciri, dan penyebab lesbian secara umum.

dilihat dari aspek afektif yang mengacu kepada suka atau tidak nya masyarakat Kelurahan Sepang Jaya terhadap lesbian yaitu hasil wawancara terhadap kelima informan menunjukkan bahwa diketahui sikap masyarakat Kelurahan Sepang Jaya hampir serupa. Dimana kelima informan memilih bersikap biasa saja dalam memperlakukan dan berinteraksi dengan lesbian. Tetapi beberapa diantara masyarakat merasa takut dan tidak nyaman lebih menjaga jarak untuk berinteraksi langsung dengan lesbian. Selain itu muncul persepsi positif dan negatif. terhadap lesbian masyarakat yang berpersepsi positif misalnya tidak menilai seseorang dari penampilan nya saja, dan tidak mengucilkan mereka ataupun menjauhi mereka tetapi merangkul mereka, sedangkan masyarakat yang berpersepsi negative misalnya mengintimidasi mereka dengan hal-hal yang belum terbukti contohnya para lesbi yang suka bernampilan tomboy


(2)

69

menjadikan persepsi masyarakat bahwa orang yang bernampilan tomboy adalah seorang lesbian dan mengucilkan nya. semua itu muncul dipicu dari sebuah Sikap yakni pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan yang objek tadi. Lesbian lebih banyak disebabkan karena faktor lingkungan atau pergaulan. Dari sini dapat terlihat pro dan kontra terhadap fenomena lesbian. Dimana yang pro lebih mengetahui lesbian itu sendiri karena pernah memiliki seorang teman yang lesbian, sedangkan yang kontra lebih ke masyarakat yang tidak memiliki teman yang lesbian. Tetapi dari adanya pro dan kontra tersebut terdapat manfaat dalam penelitian ini yakni apapun pilihan hidup seseorang pasti menimbulkan sebuah reaksi yang cukup berpengaruh di kehidupan, sebagai masyarakat yang memiliki toleransi tinggi sebaiknya lebih berfikir bijak dalam bertindak dan menentukan sikap agar tidak terjadi konflik antar masyarakat dan semoga masyarakat Kelurahan Sepang Jaya dapat lebih menghargai pilihan hidup seseorang.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian tersebut, maka penulis mencoba untuk memberikan masukan atau saran sebagai berikut :

1. diharapkan kita semua dituntut untuk memiliki ketahanan mental agar tidak mudah tergoda untuk melakukan hal-hal yang tidak sewajarnya sehingga akhirnya menjadi menyimpang. Untuk memperoleh ketahanan mental tersebut kita sudah diberikan acuan dan pedoman berupa norma-norma agama, norma etika maupun norma social. Oleh karena itu berperilakulah yang normal dalam


(3)

70

artian bertingkah laku mengikuti norma agama, norma etika dan norma social yang berlaku.

2. setiap pilihan selalu memiliki konsekuensi atau resiko yang harus dihadapi. Dalam masalah diatas, penulis berharap pada masyarakat luas agar dapat mengambil sikap yang tidak dapat merugikan pihak manapun. Sehingga untuk ke depan, pilihan apapun yang diambil seseorang bukan suatu paksaan dari harapan masyarakat semata.

3. disetiap penampilan seseorang memiliki penilaian tersendiri di mata masyarakat karena apa yang kita pakai akan menjadi sebuah penilaian di masyarakat, penulis berharap agar masyarakat tidak menilai seseorang dari penampilan luar nya saja dan untuk kita sebaiknya bernampilan yang sesuai dengan diri kita.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar. 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.Yogyakarta : Pustaka Pelajar Basrowi M.S, 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor : Ghalia Indonesia

Desmita, 2011. Psikologi perkembangan.PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Hamilton, peter. 1990. Tallcot parsons dan pemikirannya: sebuah pengantar. Tiara wacana.

Howard S. friedman& Miriam W. Schustack .2006. Kepribadian Teori Klasik dan Riset modern .Erlangga , Jakarta

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Miftah thoha.2009. Perilaku Organisasi (Konsep dasar dan perilakunya).Jakarta : rajawali press.

Moleong, Lexy J.2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta Purwanto,H. 1998. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan Jakarta : EGC Robbins, S.P. Perilaku Organisasi. Jilid I, Jakarta: PT INDEKS Kelompok Garmedia, 2003.

Saifudin.2006. Sikap manusia dan Pengukurannya. Jakarta : Rineka Cipta

Sarlito W. Sarwono . 2012. Psikologi Remaja. PT. rajagrafindo persada , Jakarta


(5)

Sugiyono, 2008.Metode Penelitian kuantitatife, Kualitatife, dan R & D. Bandung: ALFABETA.

Sutopo, HB. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press Talcot parsons, 1980.Teori fungsionalisme.

Widayatun,T,R. 2009. Ilmu Perilaku M.A.104. Jakarta : CV Agung Seto

Sumber- sumber lain :

octaadhiana.blogspot.com/2010/09/pengertian-lsbian.html

pendidikanseks.blogspot.com/.../lesbian-adalah-perempuan-yang-secara....

terry-psikologi.blogspot.com/.../analisis-skripsi-kualitatif-dari-konsep.ht...

www.dharmasehat.com/2012/05/arti-homoseksual-dan-lesbian.html

12017th.blogspot.com/2013/.../lesbian-gaya-hidup-atau-abnormalitas.ht...

http://id.wikipedia.org/wiki/Lesbian.diunduh pada tanggal 14 januari 2015 pukul 10:44

http://sukma-stc.blogspot.com/2012/05/definisi-perilaku-menyimpang.html . diunduhpada tanggal 22 maret 2015 pukul 19:00

http://sarahku-sarahku.blogspot.com/2008/05/meneropong-jejak-kaum-lesbian_19.html

htthttp://www.acehforum.or.id/ciri-ciri-remaja-t18186.html?s=4cccfea093c91a4ae505d04974262bf6&amp


(6)

http://intropeksidiri.wordpress.com/2007/11/19/nasib-kaum-homo-dan-lesbi/#more-29

http://sepocikopi.com/2010/02/06/noktah-merah-teori-teori-menarik-tentang-munculnya-lesbian/ , diunduh pada tanggal 17 mei pukul 19:00

http://www.acehforum.or.id/ciri-ciri-remaja-t18186.html?s=4cccfea093c91a4ae505d04974262bf6&amp , diunduh pada tanggal 17 mei 2015 pukul 19:00

http://davitariputra-david.blogspot.com/2011/11/karakteristik-masyarakat-masyarakat.html, diunduh pada tanggal 28 juni pukul 23:00


Dokumen yang terkait

Kesadaran hukum dan persepsi masyarakat terhadap perceraian (studi kasus perceraian di desa serdang jaya kecamatan betara kabupaten Tanjab Barat Jambi)

1 14 182

SOSIALISASI BAHASA DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK (Studi pada Orag Tua di Kelurahan Sepang Jaya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung)

1 44 187

SOSIALISASI BAHASA DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK (Studi pada Orag Tua di Kelurahan Sepang Jaya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung)

1 23 120

EFEKTIVITAS SOSIALISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG TENTANG WAKTU PEMBUANGAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN (Studi pada Kelurahan Sepang Jaya Kota Bandar Lampung)

2 18 112

PERSEPSI ELIT PARTAI POLITIK LAMPUNG TERHADAP WACANA PEMILIHAN GUBERNUR OLEH DPRD PROVINSI

0 116 295

EFEKTIVITAS SOSIALISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG TENTANG WAKTU PEMBUANGAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN (Studi pada Kelurahan Sepang Jaya Kota Bandar Lampung)

2 50 116

SIKAP REMAJA TERHADAP DAMPAK NEGATIF KEBIASAAN BERMAIN JUDI ONLINE DI RT 05 LINGKUNGAN 003 KELURAHAN SEPANG JAYA KEDATON BANDAR LAMPUNG

0 14 65

PENGARUH PEMEKARAN KELURAHAN TERHADAP KEPUASAN PELAYANAN KEPENDUDUKAN (Studi Pada Kelurahan Kota Sepang dan Kelurahan Labuhan Ratu Raya Kota Bandar Lampung)

2 51 107

IDENTIFIKASI PENDIDIKAN MASYARAKAT KELURAHAN SEPANG JAYA KECAMATAN KEDATON PADA PEMILIHAN ANGGOTA DPD LAMPUNG TAHUN 2014

2 30 63

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PARTAI POLITIK ISLAM (Studi Kasus Kelurahan Korpri Jaya, Kecamatan Sukarame, Kota Bandar Lampung) - Raden Intan Repository

0 0 94