Hasil Penelitian Sebelumnya Indikator Kepatuhan Wajib Pajak

Juli 2005: 7- 14 modifikasi atau penolakan terhadap teori tersebut. Di dalam bidang perpajakan misalnya teori tentang pemungutan pajak, baik dari yang konvensional maupun teori yang sudah modern seperti yang di kemukakan Rochmat Soemitro yaitu: 1. Teori Asuransi 2. Teori Daya Pikul 3. Teori Kepentingan 4. Teori Daya Beli 5. Teori Kewajiban Pajak Mutlak 6. Teori Pembenaran Pajak menurut Pancasila. Yang dimana semua teori tersebut dihubungkan dengan falsafah pancasila 6 Purwanto Risalah Hukum, Juni 2006, Hal 1- 8 ISSN 021-969X Efektivitas Sanksi Pidana Dalam Sistem Perpajakan di Indonesia Optimalisasi pengaturan dan penerapan sanksi denda yang sebanding dengan pelanggaran ketentuan perpajakan lbig efektif untuk diterapkan karena denda atas pelanggaran perpajakan tersebut akan menjadi Variable Independen yang digunakan sama yaitu: Sanksi. Hanya terdapat satu variable di dalam jurnal ini. sumber pendapatan negara. 7 Ni Ketut Muliari Putu Ery Setiawan Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur Persepsi wajib pajak tentang sanksi perpajakan berpengaruh secara siginifikan terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratam Denpasar Timur. Variable Independen yang digunakan sama yaitu: Sanksi perpajakan. Berbeda pada variabel Indepen X 2 yaitu Kesadaran Wajib Pajak 8 Lars P. Feld University of Marburg and Bruno S. Frey University of Zurich ISSN 1424- 0459 Tax Compliance as the Result of a Psychological Tax Contract: The Role of Incentives and Responsive Regulation In this paper, we have argued that tax compliance results from a complicated interaction of deterrence measures and responsive regulation. Citizens and the state develop their fiscal relationships according to a psychological tax contract that establishes fiscal exchange between taxpayers and tax authorities. Variabel dependen yang digunakan sama: Kepatuhan pajak. Berbeda pada variable independe nnya.

2.2 Kerangka Pemikiran

Seperti diketahui permasalahan pada sistem perpajakan selalu diawali dengan menentukan terlebih dahulu kebijakan perpajakan tax policy, yang selanjutnya kebijakan perpajakan tersebut diolah, diproses lalu dimplementasikan kedalam bentuk undang-undang perpajakan tax law. Kemudian dari situlah dibahas masalah yang menyangkut aturan perpajakan dan pemungutan yang dilakukan oleh aparat perpajakan yang termasuk dalam ruang lingkup administrasi perpajakan tax administration. Ketiga unsur sistem perpajakan tersebut haruslah saling tergantung satu sama lainnya. Untuk mencapai suatu sistem perpajakan yang sehat secara menyeluruh, diperlukan kesadaran yang lebih tinggi akan saling ketergantungan tersebut. Penerapan Hukum Pajak sangatlah penting terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Ini dikarenakan jika salah satu dari unsur tersebut tidak berjalan dengan baik, maka tingkat kepatuhan Wajib Pajak tidak akan terjadi dengan baik. Seperti yang diungkapkan Rochmat Soemitro yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu 2010:75 menyatakan bahwa Hukum Pajak sebagai suatu kumpulan peraturan- peraturan yang mengatur hubungan antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai pembayar pajak. Sedangkan menurut R. Santoso Brotodiharjo yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu 2010:76 mengatakan bahwa Hukum Pajak adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali kepada masyarakat dengan melalui kas negara, sehingga ia merupakan bagian dari Hukum Publik, yang mengatur hubungan hukum antara negara dan orang atau badan yang berkewajiban membayar pajak selanjutnya sering disebut wajib pajak. Dengan selalu memperhatikan prinsip-prinsip keadilan equity, kepastian hukum certainty, efisiensi ekonomis economy, ketepatan waktu convenience Siti Kurnia Rahayu, 2010:61. Dalam hal Self Assesment System menjadi kebijakan dari Dirjen Pajak yang sangat berpengaruh bagi Wajib Pajak. Dalam hal ini Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang seharusnya terutang, akan tetapi di sisi lain masih sering kali ditemukan Wajib Pajak yang tidak patuh dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya, sehingga mengharuskan Fiskus melakukan pemeriksaan terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak tersebut atas pelaporan pajak yang telah dilakukan. Dengan dilakukannya pemeriksaan pajak yang dilakukan sesuai dengan hukum pajak dalam hal ini ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, diharapkan Wajib Pajak bersedia memenuhi kewajiban perpajakannya sehingga dapat meningkatkan atau mengoptimalisasikan penerimaan pajak. Akan tetapi, meski Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung, melaporkan dan membayarkan jumlah pajak yang harus dibayar sendiri, Wajib Pajak harus tetap jujur serta berpedoman kepada semua ketentuan perundang- undangan perpajakan yang berlaku. Ini berarti jika terdapat Wajib Pajak yang terbukti melakukan penyimpangan dari ketentuan kewajiban perpajakannya misalnya jika menyampaikan SPT tapi telah melebihi batas waktu yang telah ditetapkan atau bahkan Wajib Pajak sama sekali tidak menyampaikan SPT, maka kepadanya dapat diberikan sanksi administratif berupa denda, bunga dan kenaikan. Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan norma perpajakan akan dituruti ditaati dipatuhi, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan Mardiasmo, 2006:39.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees)

11 50 87

Pengaruh Hukum Pajak Dan Sanksi Administrasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Bandung Karees)

0 3 1

Pengaruh Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Perpajakan (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Bandung Karees)

6 52 48

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Atas Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Bandung Cibeunying

4 45 141

Pengaruh Biaya Kepatuhan dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Tegallega)

12 62 52

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Soreang)

0 14 36

Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Di KPP Pratama Cianjur).

0 11 26

Pengaruh Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Tegallega.

0 1 25

Pengaruh Upaya Ekstensifikasi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak: Survey terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Bandung Bojonegara.

3 5 21

Pengaruh PEnerapan e-SPT terhadap Kepatuhan Wajib Pajak: Survey Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar Di KPP Pratama Tegallega Bandung.

0 1 21