Efektivitas Penerapan Etika Pers Terhadap Psikologi Wartawan Di HU Galamedia Bandung

Tabel 4.22 Persepsi n = 26 No Kategori Jawaban F 1 Sangat Setuju 14 53,8 2 Setuju 12 46,2 3 Cukup Setuju 0,0 4 Tidak Setuju 0,0 5 Sangat Tidak Setuju 0,0 Jumlah 26 100 Sumber : Penelitian lapangan angket, Juni 2010 Dari tabel 4.22 dapat dilihat bahwa responden mayoritas memilih jawaban Sangat Setuju yaitu sebanyak 14 responden dengan persentase 53,8. Sedangkan sisanya sebanyak 12 responden 46,2 memilih jawaban setuju dan tidak ada responden memilih jawaban cukup setuju, tidak setuju serta sangat tidak setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa wartawan HU Galamedia Bandung memiliki persepsi yang sangat positif dengan adanya pesan penerapan etika pers yang disampaikan oleh pemimpin redaksi sehingga dalam setiap bekerja wartawan selalu menerapkan etika pers. Tabel 4.23 Sikap n = 26 No Kategori Jawaban F 1 Sangat Setuju 18 69,2 2 Setuju 8 30,8 3 Cukup Setuju 0,0 4 Tidak Setuju 0,0 5 Sangat Tidak Setuju 0,0 Jumlah 26 100 Sumber : Penelitian lapangan angket, Juni 2010 Dari tabel 4.23 dapat dilihat bahwa responden mayoritas memilih jawaban Sangat Setuju yaitu sebanyak 14 responden dengan persentase 53,8. Sedangkan sisanya sebanyak 12 responden 30,8 memilih jawaban setuju dan tidak ada responden memilih jawaban cukup setuju, tidak setuju serta sangat tidak setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa wartawan HU Galamedia Bandung memiliki sikap yang sangat positif terhadap setiap kondisi kerja sehingga semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan berkualitas. Tabel 4.24 Kepribadian n = 26 No Kategori Jawaban F 1 Sangat Setuju 15 57,7 2 Setuju 11 42,3 3 Cukup Setuju 0,0 4 Tidak Setuju 0,0 5 Sangat Tidak Setuju 0,0 Jumlah 26 100 Sumber : Penelitian lapangan angket, Juni 2010 Dari tabel 4.24 dapat dilihat bahwa responden mayoritas memilih jawaban Sangat Setuju yaitu sebanyak 15 responden dengan persentase 57,7. Sedangkan sisanya sebanyak 11 responden memilih jawaban setuju dengan persentase sebesar 42,3 dan tidak ada responden memilih jawaban cukup setuju, tidak setuju serta sangat tidak setuju. Tabel tersebut memperlihatkan bahwa kepribadian wartawan HU Galamedia Bandung sangat menentukan kinerja wartawan. Wartawan HU Galamedia telah memiliki kepribadian yang sangat baik sehingga dalam bekerja jarang sekali wartawan HU Galamedia yang tersandung kasus pelanggaran etika pers. Hal tersebut dikarenakan wartawan bekerja dengan profesional dan memiliki kepribadian yang sangat baik. Tabel 4.25 Motivasi n = 26 No Kategori Jawaban F 1 Sangat Setuju 16 61,5 2 Setuju 10 38,5 3 Cukup Setuju 0,0 4 Tidak Setuju 0,0 5 Sangat Tidak Setuju 0,0 Jumlah 26 100 Sumber : Penelitian lapangan angket, Juni 2010 Dari tabel 4.25 dapat dilihat bahwa responden mayoritas memilih jawaban Sangat Setuju yaitu sebanyak 16 responden dengan persentase 61,5. Sedangkan sisanya sebanyak 10 responden dengan persentase sebesar 38,5 memilih jawaban setuju dan tidak ada responden memilih jawaban cukup setuju, tidak setuju serta sangat tidak setuju. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa dengan adanya imbalan yang diberikan oleh HU Galamedia, wartawan HU Galamedia Bandung sangat termotivasi untuk lebih meningkatkan prestasi dalam bekerja dengan menerapkan etika pers. Dengan demikian, memotivasi wartawan untuk lebih berprestasi merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan kinerja, hal tersebut telah dilakukan oleh HU Galamedia Bandung. 4.3.10 Korelasi Antara Efektivitas Penerapan Etika Pers Terhadap Psikologi Wartawan Di HU Galamedia Bandung Perhitungan korelasi antara Efektivitas Penerapan Etika Pers Terhadap Psikologi Wartawan Di HU Galamedia Bandung dilakukan dengan menggunakan program SPSS 12.0 sehingga dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.26 berikut ini: Tabel 4.26 Korelasi Antara Efektivitas Penerapan Etika Pers Terhadap Psikologi Wartawan Di HU Galamedia Bandung Correlations Efektivit as Psikolog i Spearmans rho Efektivitas Correlation Coefficient 1.000 .750 Sig. 2-tailed . .000 N 26 26 Psikologi Correlation Coefficient .750 1.000 Sig. 2-tailed .000 . N 26 26 Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Hasil analisis dari tabel 4.26 di atas, angka korelasi antara efektivitas penerapan etika pers terhadap psikologi wartawan sebesar 0,750 yang berarti hubungan yang tinggi;kuat. Hubungan antara indikator dan variabel bersifat signifikan, hal ini diketahui dari angka tingkat signifikan sig sebesar 0,000 yang berada dibawah 0,01. Serta bersifat searah karena korelasi positif. Pengaruh efektivitas penerapan etika pers terhadap psikologi wartawan dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan Koefisien Determinasi KD sebagai berikut : KD = r² x 100 = 0,750² x 100 = 0,56 x 100 = 56 Artinya kontribusi efektivitas penerapan etika pers terhadap psikologi wartawan sebesar 56, sedangkan sisanya 44 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Uji Hipotesis : H1 : Jika efektivitas penerapan etika pers baik, maka psikologi wartawan di HU Galamedia juga baik. Ho :Jika efektivitas penerapan etika pers tidak baik, maka psikologi wartawan di HU Galamedia juga tidak baik. t hitung t tabel = Ho ditolak dan diterima H1 t hitung t tabel = Ho diterima dan ditolak H1 Untuk menguji Hipotesis menggunakan rumus sebagai berikut : Rumus t hitung = r √ n-2 √ 1-r² Dimana : r = besarnya korelasi n = jumlah sampel Proses perhitungan : t hitung = r √ n-2 √ 1 - r² = 0,750 √ 26-2 √1-0,750² = 0,750 x √24 0,608 = 0,750 x 4,899 0,608 = 3,674 0,608 = 6,043 mencari t tabel : dk = derajat kebebasan dk = n – 2 dimana n = jumlah sampel dk = 26 – 2 dk = 24 Untuk menghitung t tabel maka digunakan rumus dk = n-2 dimana n adalah jumlah sampel. Jadi diperoleh t tabel dengan dk = 24 dengan alpha 0,05, maka diperoleh t tabel sebesar 2,064 lihat lampiran tabel distribusi t, maka diperoleh kurva uji t, sebagai berikut: Gambar 4.5 Kurva Uji t Daerah Ho diterima Daerah Ho Daerah Ho Ditolak Ditolak -6,043 -2,064 t tabel 2,064 t hitung 6,043 Sumber: Analisis Peneliti, Juni 2010 Dari Gambar 4.5 di atas, terliahat bahwa t hitung jatuh di daerah H0 ditolak , yang berarti H1 diterima t hitung 6,043 t tabel 2,064. Dengan demikian, efektivitas penerapan etika pers mempengaruhi psikologi wartawan di HU Galamedia Bandung. 4.3.11 Korelasi antara variabel X Efektivitas dengan variabel Y Kinerja Korelasi Efektivitas Penerapan Etika Pers Terhadap Kinerja Wartawan Di HU Galamedia Perhitungan Korelasi dilakukan dengan menggunakan program SPSS 12.0 sehingga dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.27 berikut ini : Tabel 4.27 Korelasi antara variabel X Efektivitas dengan variabel Y Kinerja Correlations Efektivit as Kinerja Spearmans rho Efektivitas Correlation Coefficient 1.000 .741 Sig. 2-tailed . .000 N 26 26 Kinerja Correlation Coefficient .741 1.000 Sig. 2-tailed .000 . N 26 26 Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Berdasarkan hasil kriteria di atas, maka hasil analisis SPSS menunjukan bahwa besarnya korelasi antara variabel X adalah sebesar 0,741 Artinya hubungan antara variabel X dan Variabel Y adalah hubungan yang tinggi;kuat dan signifikan penting . Bersifat searah karena angka korelasi bernilai positif. Korelasi dikatakan signifikan penting yang berarti bahwa Efektivitas penerapan etika pers merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja wartawan di HU Galamedia Bandung, karena angka probabilitas sig sebesar 0,000 yang dimana angka tersebut lebih kecil dari 0,01. 0,000 0,01. Pengaruh efektivitas penerapan etika pers terhadap kinerja wartawan dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan Koefisien Determinasi KD sebagai berikut : KD = r 2 x 100 = 0,741 2 x 100 = 0,55 x 100 = 55 Artinya kontribusi efektivitas penerapan etika pers terhadap kinerja wartawan di HU Galamedia sebesar 55, sedangkan sisanya 45 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Uji Hipotesis : H1 : Jika penerapan etika pers baik, maka kinerja wartawan di HU Galamedia Bandung juga baik. Ho : Jika penerapan etika pers tidak baik, maka kinerja wartawan di HU Galamedia juga tidak baik. t hitung t tabel = Ho ditolak dan diterima H1 t hitung t tabel = Ho diterima dan ditolak H1 Untuk menguji Hipotesis menggunakan rumus sebagai berikut : Rumus t hitung = r √ n-2 √ 1-r² Dimana : r = besarnya korelasi n = jumlah sampel Proses perhitungan : t hitung = r √ n-2 √ 1 - r² = 0,741 √ 26-2 √1-0,741² = 0,741 x √24 0,672 = 0,741 x 4,899 0,672 = 3,630 0,672 = 5,401 mencari t tabel : dk = derajat kebebasan dk = n – 2 dimana n = jumlah sampel dk = 26 – 2 dk = 24 Untuk menghitung t tabel maka digunakan rumus dk = n-2 dimana n adalah jumlah sampel. Jadi diperoleh t tabel dengan dk = 24 dengan alpha 0,05, maka diperoleh t tabel sebesar 2,064 lihat lampiran tabel distribusi t, maka diperoleh kurva uji t, sebagai berikut: Gambar 4.6 Kurva Uji t Daerah Ho diterima Daerah Ho Daerah Ho Ditolak Ditolak -5,401 -2,064 t tabel 2,064 t hitung 5,401 Sumber: Analisis Peneliti, Juni 2010 Dari Gambar 4.6 di atas, terliahat bahwa t hitung jatuh di daerah H0 ditolak , yang berarti H1 diterima t hitung 5,401 t tabel 2,064. Dengan demikian, efektivitas penerapan etika pers mempengaruhi kinerja wartawan di HU Galamedia Bandung.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

HU Galamedia Bandung Grup Pikiran Rakyat didirikan di Bandung pada tahun 1968. Perusahaan mengkhususkan kegiatan yang bergerak dibidang penerbitan surat kabar. HU Galamedia merupakan media massa yang dinobatkan sebagai koran terbaik nasional 2005 oleh Dewan Pers bersama sembilan surat kabar lain. Yakni HU Kedaulatan Rakyat Yogyakarta, HU Kompas Jakarta, HU Pelita Jakarta, HU Pos Kupang Kupang, HU Republika Jakarta, HU Serambi Indonesia Nanggroe Aceh Darussalam, HU Suara Pembaruan Jakarta, HU Transparan Palembang, dan HU Waspada Medan. Selain itu HU Galamedia memperoleh keberhasilan sebagai peringkat ke-2 pembaca di Jawa Barat setelah HU Pikiran Rakyat dan salah satu koran terbaik dari 10 media massa di Indonesia HU Pikiran Rakyat Edisi 16 Agustus 15 Oktober 2006. Setelah terbit lebih dari 13 tahun sebagai harian, oplah Gala mencapai 118.500 eksemplar ketika musim pembunuhan misterius pada tahun 1982-1983, oplah surat kabar harian di atas mencapai 100.000 eksemplar merupakan oplah terbesar penerbitan surat kabar harian daerah se-Indonesia saat itu. Sebenarnya, jumlah oplah masih bisa ditingkatkan sampai 150.000 eksemplar kalau saja mesin cetak mampu mencetak sebanyak itu. Keberhasilan Galamedia mencapai oplah dan pemasaran yang sangat bagus ini bukan semata-mata adanya berita-berita kriminal melainkan hasil pembenahan penampilan redaksional dan perwajahan yang dilakukan setelah kembali menggunakan nama Galamedia. Berhasilnya Galamedia memiliki penampilan redaksional dan perwajahan yang khas ini mampu menyedot segmen pembaca tersendiri dan mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak. Dengan kondisi ini, HU Galamedia dianggap mencapai sasaran misinya yaitu untuk kepentingan masyarakat dan juga tidak bersaing dengan surat kabar lainnya yang telah memiliki ciri dan atribut tersendiri. Keberhasilan HU Galamedia tersebut tidak akan terlepas dari peran wartawan sebagai pencari dan pengolah berita. Bahkan mungkin saja faktor utama dalam keberhasilan tersebut karena wartawannya yang mencari dan mengolah sesuai dengan etika kewartawanan. Untuk itu HU Galamedia selalu menekankan agar dalam bekerja wartawan menaati etika pers. Etika pers disini tidak hanya dalam bentuk tertulis seperti undang-undang pers dan kode etik jurnalistik tetapi juga etika yang tidak tertulis misalnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Seorang wartawan harus bekerja sesuai dengan adat budaya masyarakat, dan harus menggunakan hati nurani agar tidak menyimpang dari aturan yang ada. Agar wartawan paham mengenai etika