Perilaku Sosial Kebutuhan Remaja dan Perilakunya

9 Kota Salatiga” persepsi seks pranikah.

2.2 Perilaku Sosial

Perilaku adalah ativitas atau tindakan yang dilakukan individu atau kelompok di dalam interaksi dan situasi sosial tertentu Syarbaini, 2009. Perilaku terbentuk berdasarkan respon terhadap keinginan dan harapan norma orang lain. Dengan kata lain, perilaku adalah hasil dari interaksi sosial. Perilaku sosial berkembang tidak hanya karena kita merespons harapan orang lain saat kita dihadapkan dengan norma-norma mereka, tetapi juga melalui interaksi sosial saat kita mengantisipasi tanggapan orang lain dan menyesuaikan dengan perilaku kita. Perilaku seseorang yang didasarai perkiraan bagaimana ia harus bertindak, disebut dengan perencanaan peran, dan persepsi seseorang terhadap perilaku orang lain disebut dengan pengambilan peran.

2.3 Kebutuhan Remaja dan Perilakunya

Definisi remaja penting digunakan untuk memandang para remaja sebagai suatu kelompok yang heterogen karena kemunculan sebuah gambaran yang berbeda tergantung pada seperangkat kareakteristik khusus para remaja yang digambarkan Santrock, 2002. Masa remaja digambarkan sebagai suatu masa dimana kematangan sudah dicapai, suatu masa trasisi dari kanank-kanak menuju dewasa, suatu masa dimana kematangan emosional seseorang masih belum stabil, sedangan fisik dan mentalnya sudah mengalami pertumbuhan. Dimasa ini pula remaja mulai mengenal seks. Hall juga berpendapat bahwa remaja merupakan strum and drang yaitu periode yang berada dalam situasi antara kegoncangan, penderitaan, asmara, dan pemberontakan dengan otoritas orang dewas Bachtiar, 2004. Hurlock 1980 istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere kata bedanya adolescentia yang berarti remaja yang berati tumbuh. 10 Istilah remaja mempunyai arti yang mencakup kematang mental, emosional, sosial dan fisik. Menurut Piaget, secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama. Dari beberapa definisi mengenai remaja dapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa transisi atau masa peralihan dari status kanak-kanak menuju status dewasa. Pada masa ini remaja mulai tertarik untuk mengenal hal-hal baru seperti seks, dimana remaja mempunyai hasrat yang sangat kuat dan mereka cenderung akan selalu berusaha memenuhi hasrat tersebut. Sebagai pedoman umum dapat menggunakan batasan usia 11-21 tahun dan belum menikah untuk remaja Indonesia dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut Sarwono, 2000 : a. Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai nampak kriteria fisik. b. Banyak masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akhir balik, baik menurut adat maupun agama, sehingga tidak lagi diperlakukan sebagai anak-anak kriteria sosial. c. Mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri, tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual dan tercapainya puncak perkembangan kognitif maupun moral kriteria psikologis. d. Batas usia 21 tahun merupakan batasan maksimal yaitu untuk memberikan peluang bagi mereka yang sampai batas tersebut masih bergantung pada orang tua, belum bisa memberikan pendapat sendiri, belum dapat memenuhi prasyarat kedewasaan secara sosial maupun psikologis, masih dapat digolongkan remaja. 11 e. Status perkawinan sangat menentukan, karena arti perkawinan masih sangat penting dimasyarkat secara menyeluruh. Orang yang sudah menikah, dianggap sebagai dewasa penuh, baik secara hukum maupun kehidupan bermasyarakat dan keluarga. Garrison mencatat 7 kebutuhan khas remaja sebagai berikut Sarwono, 2000 : a. Kebutuhan akan kasih sayang, terlihat adanya sejak masa yang lebih muda dan menunjukkan berbagai cara perwujudan selama masa remaja. b. Kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok merupakan hal yang sangat penting, sejak remaja “melepaskan diri” dari keterikatan keluarga dan berusaha memnatapkan hubungan-hubungan dengan teman lawan jenis. c. Kebutuhan untuk berdiri sendiri yang dimulai sejak usia lebih muda menjadi sangat penting selama masa remaja, manakala remaja dituntut untuk membuat berbagai pilihan dan mengambil keputusan. d. Kebutuhan untuk berprestasi menjadi sangat penting dan pasti seirama dengan pertumbuhan secara individual mengarah pada kematangan atau kedewasaan. e. Kebutuhan akan pengakuan dari orang lain sangat penting sejak mereka bergantung dalam hubungan teman sebaya dan penerimaan teman sebaya. f. Kebutuhan untuk dihargai dirasakan berdasarkan pandangan atau ukurannya sendiri yang menurutnya pantas bagi dirinya dan menjadi bertambah penting seirama denga pertambahan kematangan.

2.4 Bepacaran

Dokumen yang terkait

Studi Kualitatif Perilaku Seks Pranikah Remaja Putri Di Kota Gunungsitoli Tahun 2013

10 70 131

PERILAKU SEKS PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Perilaku Seks Pranikah Di Kalangan Remaja Kota Surakarta)

1 12 143

PERILAKU SEKS PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA KOTA SURAKARTA.

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Seks Pranikah dalam Berpacaran:studi kasus perilaku seks pranikah di lingkungan remaja di kota Salatiga T1 352010007 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Seks Pranikah dalam Berpacaran:studi kasus perilaku seks pranikah di lingkungan remaja di kota Salatiga T1 352010007 BAB IV

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Seks Pranikah dalam Berpacaran:studi kasus perilaku seks pranikah di lingkungan remaja di kota Salatiga T1 352010007 BAB V

0 6 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Seks Pranikah dalam Berpacaran:studi kasus perilaku seks pranikah di lingkungan remaja di kota Salatiga T1 352010007 BAB VI

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Seks Pranikah dalam Berpacaran:studi kasus perilaku seks pranikah di lingkungan remaja di kota Salatiga

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Seks Pranikah dalam Berpacaran:studi kasus perilaku seks pranikah di lingkungan remaja di kota Salatiga

0 2 29

Latar Belakang Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja

0 1 4