Analisa Tentang Biaya Operasional Pada Dinas Pertambangan Dan Energi Sumatera Utara.

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

ANALISA TENTANG BIAYA OPERASIONAL PADA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

M. RANDY FAHLEWI NST

112101013

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis ucapakan kehadirat Allah SWT karena atas segala berkat-Nya, karunia dan kasih sayang-Nya yang melimpah, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Ini. Dan tak lupa pula shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa kita dari dunia kegelapan ke dunia terang seperti sekarang ini. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “ANALISA TENTANG BIAYA OPERASIONAL PADA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI SUMATERA UTARA.” Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat akademis untuk dapat menyelesaikan studi Program Studi Diploma III Jurusan Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa penyajian tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan segala kritik yang sehat dan saran dari pembaca sehingga dapat berguna bagi penulis untuk dijadikan sebagai bahan masukan di masa yang akan datang.

Di masa perkuliahan hingga selesainya tugas akhir ini, penulis sungguh merasakan banyak bantuan moril dan m ateril baik secara langsung dan tidak langsung dari beberapa pihak. Pada kesempatan ini, penulis dengan sepenuh hati mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr. Azhar Maksum, SE,M.Ec,Ak,CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr.Yeni Absah, SE, M.Si selaku ketua Program Studi DIII Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(3)

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE. M.Si selaku Sekretaris Program Studi DIII Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Lucy Anna M.Si selaku Dosen Pembimbing yang banyak memberikan masukan untuk penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Khususnya Ucapan terima kasih kepada Ibunda tercinta Imma Sari Siregar dan adikku Chadijah Ika Puteri yang telah memberikan kasih sayang dan semangat yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan studi serta Khusus kepada Ayahanda Alm. Darwis Nasution yang Telah menghadap Allah SWT

6. Buat teman-teman kampus penulis : Dicky, Faza, Dimas, Harry, Imam, Nuel, Hamra terima kasih karena kalian selalu ada dalam suka maupun duka.

7. Buat teman-teman HMK : Rido, Ihsan, Alder, Anes, Fadel, dan teman-teman yang lain terima kasih kepada kalian atas suka maupun duka dalam kegiatan kampus selama ini.

8. Buat teman-teman kontrakan : Ade, Aan, Iqbal, Agus Terima kasih penulis ucapkan atas semangat yang kalian berikan.

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Apabila ada perkataan penulis yang salah, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Medan, Januari 2015


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………...i

DAFTAR ISI ………....iii

DAFTAR TABEL ...iv

DAFTAR GAMBAR ...v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………....………...…..1

B. Rumusan Masalah ………...3

C. Tujuan Penilitian ………...3

D. Manfaat Penilitian ...4

BAB II PROFIL DINAS DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI A. Sejarah Singkat Dinas Pertambangan dan Energi ...5

B. Struktur Organisasi ...11

C. Job Description ...15

D. Kinerja Terkini ...34

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya...35

B. Klasifikasi Biaya...36

C. Perencanaan Biaya Operasional...38

D. Prosedur Penyusunan Anggaran...41

E. Pengendalian Biaya Operasional ...44

F. Pengawasan Biaya Operasional...46

G. Fungsi Biaya Operasional Pada Kinerja Operasi Pada DinasPertambangan dan Energi ...50

H. Realisasi Anggaran Biaya Operasional pada dinas Pertambangan dan Energi Pada tahun 2011, 2012, dan 2013...51

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...61

B. Saran...62


(5)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1

Rincian Anggaran Biaya Umum dan Administrasi

Periode Tahun 2011-2013...43 Tabel 3.2

Realisasi Anggaran Biaya Umum dan Administrasi

Periode Tahun 2011-2013...52 Tabel 3.3

Perbandingan Anggaran dan Realisasi Anggaran

Periode Tahun 2011-2013... ...54 Tabel 3.4

Total Realisasi Anggaran Biaya Operasional


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Bagan 2.1Struktur Dinas Pertambngan dan Energi


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap organisasi dalam menjalankan usahanya akan mengeluarkan. Agar dapat menjalankan kegiatan usahanya demi kelangsungan perusahaannya tersebut. Dalam menjalankan semua kegiatannya, sebuah perusahaan tentu membutuhkan sumber dana untuk digunakan dalam membiayai seluruh kegiatan.

Secara umum dalam menjalankan kegitan, dibutuhkan biaya untuk membiayai operasi sehari-hari. Istilah biaya atau cost sering digunakan dengan arti yang berbeda-beda. Sehubungan dengan pengertian biaya (cost) maka terlebih dahulu perlu memberikan pengertian yang tepat atas biaya yang dimaksud, sehingga biaya dapat digolongkan kedalam beberapa pengertian sesuai dengan tujuan penggunaan biaya tersebut.

Biaya sangat dibutuhkan dalam kegiatan operasi, hal ini untuk menghindari timbulnya biaya yang tidak diperlukan yang akan menyebabkan pengeluaran menjadi besar. Besarnya biaya akan menyebabkan pengeluaran yang besar dan kondisi ini sangat merugikan instansi. Biaya adalah keseluruhan pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memperoleh atau menghasilkan barang dan jasa. Suatu perusahaan atau instansi dalam menjalankan operasinya terlebih dahulu menyusun suatu rencana biaya agar tujuan dapat tercapai dan dapat membantu manajemen dalam mengambil jalannya perusahaan ataupun instansi. Untuk mendapatkan biaya operasional yang baik, dibutuhkan kerjasama


(8)

Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia. Provinsi Sumatera Utara memiliki beberapa Dinas yang mengurusi seperti: Dinas Pendidikan, Dinas Perhubungan, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Pertamanan, Dan lain-lain.

Dinas Pertambngan dan Energi merupakan instansi yang bergerak dalam menangani migas di daerah Provinsi Sumatera Utara. Dinas Pertambangan dan Energi memiliki 4 (empat) bidang yang dibawahi langsung oleh kepala dinas, yaitu: Bidang Pertambangan Umum, Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral, Bidang Minyak dan Gas Bumi, Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi. Biaya Operasional di Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara merupakan rincian jenis pengeluaran/penggunaan dana guna melakukan berbagai kegiatan operasional di dinas tersebut.

Dalam suatu instansi, Biaya Operasional merupakan pengeluaran/Pengunaan anggaran ( budget ) dalam kegiatan operasional instansi . Berhasil atau tidaknya suatu instansi dalam mencapai tujuan, umumnya ditandai dengan kemajuan manajemen dalam melihat kemungkinan dan kesempatan di masa mendatang. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan perencanaan dan susunan biaya yang disusun secara teliti, penuh pertimbangan serta disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan pada saat ini. Kegiatan perencanaan harus memadai sesuai dengan besarnya instansi/lembaga tersebut. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam instansi merupakan kegiatan yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan akan berakibat terhadap kegiatan yang lain.


(9)

Melihat betapa pentingnya penyusunan biaya operasional pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara. Maka saya memlih judul

“ANALISIS TENTANG BIAYA OPERASIONAL PADA

DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI SUMATERA UTARA”

B. Rumusan Masalah

Penyusunan biaya operasional sangat dibutuhkan di dalam instansi/lembaga untuk mencapai tujuannya. Selain untuk mempermudah aktivitas insatansi/lembaga juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu dirumukan masalah sebagai berikut: Seberapa besar fungsi dari biaya operasional di dalam aktivitas kinerja operasi pada Dinas Pertambangan dan Energi

C. Tujuan Penilitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai biaya operasional pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui bagaimana tahap penyusunan biaya operasional pada Dinas Pertambangan dan Energi Sumatera Utara


(10)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

1. Bagi instansi yang diteliti sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan.

2. Bagi peneliti sebagai tambahan pengetahuan agar dapat belajar secara langsung tentang analisis biaya operasional

3. Bagi peneliti lainnya sebagai bahan acuan dan perbandingan untuk melakukan penelitian di masa yang akan datang


(11)

BAB II

PROFIL DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI

SUMATERA UTARA

A. Sejarah Singkat Dinas Pertambangan dan Energi

Berdirinya Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara diawali ddari terbentuknya Kantor Perwakilan Departemen Pertambangan Sumatera Utara bagian Utara (Sumbagut) di Medan pada tahun 1970, kemudian menjadi kantor wilayah pada tahun 1977. Kantor wilayah ini adalah instansi vertikal. Pembentukan Dinas Pertambangan dan Energi di daerah tingkat I, yang tanggung jawabnya dipegang oleh Gubernur.

Adapun tugas yang dibebankan adalah sebagai berikut:

A. Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi Departemen Pertambangan dan Energi di wilayah bersangkutan.

B. Menyelenggarakan hubungan kerja sama dengan Gubernur KDH tingkat I dan instansi lain terkait dalam rangka koordinasi, pertimbangan, petunjuk, dan bantuan teknis serta memberikan laporan mengenai usaha Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara.

C. Menerapkan prinsip Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing, antara satuan organisasi dalam departemen serta dengan instansi vertikal lainnya dan pemerintah daerah dengan tugas pokoknya masing-masing.


(12)

1.a Makna Logo Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara

Logo Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara ditunjukkan oleh gambar berikut:

Gambar: Logo Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara Makna Logo adalah sebagai berikut:

A.Kepalan Tangan yang diacungkan keatas dengan menggenggam rantai beserta perisainya melambangkan kebulatan tekad perjuangan rakyat Provinsi Sumatera Utara melawan Imperalisme, Feodalisme dan Komunisme.

B.Batang bersudut lima, Perisai dan Rantai melambangkan kesatuan masyarakat didalam membela dan mempertahankan Pancasila.

C.Pabrik, Pelabuhan, Pohon Karet, Pohon Sawit, Daun Tembakau, Ikan, Daun Padi tulisan “SUMATERA UTARA” melambangkan daerah yang indah permai masyur dengan kekayaan alamnya yang melimpah-limpah.


(13)

D.17 (Tujuh belas) kuntum kapas, delapan sudut sarang laba-laba dan empat puluh lima butir padi menggambarkan tanggal, bulan dan tahun Kemerdekaan dimana ketiga-tiganya ini berikut tongkat dibawah kepalan tangan melambangkan watak kebudayaan yang mencerminkan kebesaran bangsa, patriotism, pecinta keadaan dan pembela keadilan. E.Bukit Barisan yang berpuncak lima melambangkan tata

kemasyarakatanyang berkepribadian luhur, bersemangat Persatuan Kegotong-royongan yang dinamis.

1.b Visi dan Misi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara

Mengacu pada visi Gubernur Sumatera Utara yang dituangkan kedalam RPJMD Dan Renstra Provinsi Sumatera Utara tahun 2009 - 2013, disusunlah rencana strategis Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara tahun 2009 – 2013 dengan visi: “Terwujudnya Pengusahaan Pertambangan dan Energi Berwawasan Lingkungan Yang Memberi Nilai Tambah Untuk Mencapai Masyarakat Sumatera Utara Yang Maju, Sejahtera dalam Keberagaman”.

Dengan Visi tersebut di atas, diharapkan kedepan masyarakat Sumatera Utara menjadi lebih baik, lebih cerdas dan peningkatan ekonomi keluarga sehingga punya masa depan yang lebih cerah.

Makna atau pengertian dari Visi tersebut di atas dapat diuraikan sebagai berikut:


(14)

A. Terwujudnya pengusahaan pertambangan dan energi melalui pengelolaan pembangunan yang berwawasan lingkungan berarti pengusahaan pertambangan dan energi dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah pertambangan dan energi yang baik dan benar dari aspek teknis pertambangan, keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan hidup serta aspek hukum;

B. Terwujudnya pengusahaan pertambangan dan energi yang menghasilkan nilai tambah yaitu usaha pertambangan dan energi yang dapat meningkatkan kualitas dan keanekaragaman pemanfaatan bahan tambang dan enrgi;

C. Terwujudnya pengusahaan pertambangan dan energi yang menghasilkan kemajuan bagi masyarakat berarti dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan;

D. Terwujudnya pengusahaan pertambangan dan energi yang menghasilkan kesejahteraan masyarakat berarti masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidup dan mampu meningkatkan kualitas hidupnya;

E. Terwujudnya pengusahaan pertambangan dan energi yang bermanfaat bagi komponen masyarakat yang beragam.

Dari penjelasan visi ini, maka 5 (lima) tahun kedepan akan menjadikan masyarakat Sumatera Utara yang lebih sehat, lebih cerdas, dengan peningkatan ekonomi keluarga yang baik sehingga punya masa depan lebih cerah.


(15)

Untuk mewujudkan visi yang telah diterapkan, maka Misi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara adalah:

A. Meningkatkan profesionalisme, etika dan moral aparatur yang mencerminkan pemerintah yang baik, bersih, transparan dan akuntabel serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (good governance);

B. Meningkatkan kualitas penyediaan data dan potensi sumber daya mineral, energi dan air tanah dalam rangka pengembangan dan pengusahanya;

C. Meningkatkan kualitas informasi potensi bencana alam geologi (tanah longsor, letusan gunung api, gempa bumi) dalam rangka upaya penanggulangan dan pencegahannya;

D. Meningkatkan pencarian sumber-sumber mineral dan energi baru untuk kelangsungan ketersediaan sumber daya mineral dan energi; E. Meningkatkan dan mendorong pengusahaan pertambangan dan

energi yang berwawasan lingkungan;

F. Membangun dan menumbuhkan koordinasi yang erat dengan pihak terkait untuk memenuhi dan menjaga pasokan tenaga listrik bagi masyarakat dan industri di Sumatera Utara;


(16)

1.c. Tujuan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara Untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan dan memperhatikan tugas pokok dan fungsi, maka Dinas Pertambangan dan Energi Sumatera Utara mempunyai tujuan sebagai berikut :

A. Meningkatkan penyelidikan dan pengembangan potensi energi dan sumberdaya mineral serta potensi bencana alam geologi.

B. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi lingkungan hidup, kehutanan dan instansi terkait dalam rangka pengusahaan energi dan sumber daya mineral.

C. Meningkatkan pengelolaan pengusahaan energi dan sumber daya mineral agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

D. Meningkatkan penerimaan pajak, PNBP dan retribusi dari sektor energi dan suber daya mineral.

E. Meningkatkan pemanfaatan energi dan energi baru terbarukan serta air tanah.


(17)

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah salah satu fungsi pembagian kerja atau tanggungjawab serta wewenang dan penetapan unsur-unsur organisasi sehingga dapat berjalan sesuai dengan sistem yang berlaku untuk mencapai tujuan dan sasaran yang didukung oleh sarana dan prasarana.

Organisasi dalam perusahaan merupakan tempat untuk melakukan tugas-tugas atau pekerjaan dalam menetapkan tanggungjawab dalam suatu badan atau inti usaha guna terealisasinya rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Faktor penilaian organisasi adalah: A. Rumusan yang jelas

B. Pembagian kerja

C. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab D. Rentang kekuasaan

E. Pengawasan

Struktur organisasi adalah satu bagan yang menggambarkan secara skematis penetapan tugas-tugas, fungsi wewenang serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan bakat, pendidikan, pengalaman, dan keahlian. Struktur organisasi berfungsi untuk menyelenggarakan tugas kedinasan untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan oleh kantor, staf, dan pegawai, sehingga mereka mengetahui kewajiban, tugas, wewenang dan tanggung jawab serta pegawai dapat mengerjakan tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik dan penuh tanggungjawab.


(18)

Berdasarkan peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No. 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Dinas-Dinas Provinsi dan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2009 tentang Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara, bahwa Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara terdiri dari:

A. Kepala Dinas (Eselon II A) B. Sekretariat Dinas, terdiri dari:

1. Sub bagian Umum 2. Sub bagian Keuangan 3. Sub bagian Program

C. Bidang Pertambangan Umum, terdiri dari: 1. Seksi Perizinan

2. Seksi Pembinaan Usaha 3. Seksi Pertambangan Umum

D. Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral, terdiri dari: 1. Seksi Sumber Daya Mineral

2. Seksi Hidrogeologi

3. Seksi Geologi Lingkungan

E. Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi, terdiri dari: 1. Seksi Perizinan

2. Seksi Energi Baru 3. Seksi Ketenagalistrikan


(19)

F. Bidang Minyak dan Gas Bumi, terdiri dari: 1. Seksi Usaha Hulu minyak dan Gas Bumi 2. Seksi Distribusi Minyak dan Gas Bumi 3. Seksi Minyak dan Gas Bumi

G. Unit Pelaksana Teknis

H. Kelompok Jabatan Fungsional.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal. Struktur organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi sumatera Utara adalah sebagai berikut :


(20)

SEKSI USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

Gambar 2.1 STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI SUMATERA UTARA

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Sumatera Utara

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Sumatera Utara KEPALA DINAS BIDANG LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI BIDANG GEOLOGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BIDANG PERTAMBANGAN UMUM SEKSI PERIZINAN SEKSI SUMBERDAYA MINERAL SEKSI PEMBINAAN USAHA SEKSI DISTRIBUSI MINYAK DAN GAS BUMI SEKSI ENERGI BARU SEKSI PERTAMBAN GAN UMUM SEKSI KETENAGALISTRI KAN SEKSI MINYAK DAN GAS BUMI SEKSI GEOLOGI LINGKUNGAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUB BAG UMUM SUB BAG PROGRAM SUB BAG KEUANGAN SEKRETARIS SUB BAG UMUM SUB BAG PROGRAM SUB BAG KEUANGAN SEKSI HIDRO GEOLOGI SEKSI PERIZINAN


(21)

C. Job Description

Struktur organisasi yang digunakan pada Dinas Pertambangan dan Energi berbentuk garis Vertikal dan Horizontal yang saling berinteraksi. Artinya seluruh anggota yang berada di dalam suatu organisasi tersebut diharuskan saling bekerjasama dengan baik untuk mencapai tujuan sesuai dengan Visi dan Misinya. Adapun tugas pokok dan fungsinya adalah:

C.1 Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara

A.Tugas Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara adalah melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang administrasi umum, pertambangan umum, geologi, dan sumber daya mineral, listrik dan pemanfaatan energi, minyak dan gas bumi serta tugas pembantuan;

B.Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan kebijakan teknis di bidang pertambangan umum, geologi dan sumber daya mineral, listrik dan pemanfaatan energi, minyak dan gas bumi;

2) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang pertambangan umum, geologi dan sumber daya mineral, listrik dan pemanfaatan energi, minyak dan gas bumi;


(22)

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pertambangan dan energi;

4) Pelaksanaan tugas pembantu pemerintah di bidang pertambangan dan energi;

5) Pelaksanaan pelayanan administrasi internal dan eksternal; 6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai

dengan tugas dan fungsinya C.2 Kepala Dinas

A.Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur dalam melaksanakan tugas otonomi, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantu di bidang pertambangan dan energi;

B.Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut pada ayat 1 pasal ini, Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi:

1)Penyiapan konsep kebijakan daerah, ketentuan dan standar pelaksanaan tugas-tugas daerah kabupaten/kota serta standar-standar pelaksanaan tugas-tugas dinas di bidang pertambangan dan energi;

2)Pelaksanaan dan pengendalian pembangunan jangka menengah dan tahunan di bidang pengembangan geologi dan sumberdaya mineral, pertambangan umum, tenaga listrik dan pertambangan energi, sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan;

3)Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama kemitraan dengan pihak terkait dalam pelaksanaan, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;


(23)

4)Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur dan Sekretaris Daerah, sesuai bidang tugas dan fungsinya;

5)Pemberian masukan yang perlu kepada Gubernur dan Sekretaris Daerah, sesuai bidang tugas dan fungsinya;

6)Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Gubernur, melalui Sekretaris Daerah sesuai standar yang ditetapkan.

C.3 Sekretaris Dinas

A.Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Dinas di bidang Umum, Keuangan, Kepegawaian, Organisasi dan Hukum;

B.Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada butir (1), Sekretaris menyelenggarakan fungsi:

1)Penyusunan dan penyempurnaan standar penyelenggaraan, urutan umum, pengelolaan keuangan, pemberdayaan pegawai, pemberdayaan organisasi dan penyiapan produk-produk hukum;

2)Perencanaan kebutuhan internal dan kebutuhan administratif dinas, serta penyempurnaan/peningkatan pengelolaan dan pengendalian atas pelaksanaannya sesuai ketentuan standar yang ditetapkan;

3)Perencanaan, pengelolaan dan pengurusan pertanggungjawaban keuangan Dinas, sesuai ketentuan standar yang ditetapkan;


(24)

4)Perencanaan, pengelolaan dan peningkatan pendayagunaan kepegawaian, sesuai ketentuan standar yang ditetapkan;

5)Perencanaan dan peningkatan sesitem kerja serta pengelolaan produk Hukum Dinas, sesuai ketentuan standar yang ditetapkan;

6)Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala dinas, sesuai bidang dan fungsinya;

7)Pemberian masukan yang perlu kepada kepala dinas, sesuai bidang dan fungsinya;

8)Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada kepala dinas, sesuai ketentuan standar yang ditetapkan.

Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugasnya sekretaris dibantu oleh:

1. Sub Bagian Umum 2. Sub Bagian Keuangan 3. Sub Bagian Program

C.4 Kepala Sub Bagian Umum

A.Melaksanakan pengumpulan data/bahan untuk kebutuhan pelaksana tugas dan fungsi sekretaris.

B.Melaksanakan penyusunan perencanaan/program kerja sekretaris dan sub bagian umum.


(25)

D.Melaksanakan penyiapan dan pengusulan kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala dan pensiun pegawai, peninjauan masa kerja dan pemberian penghargaan, serta tugas/ijin belajar, pendidikan dan pelatihan kepepimpinan/struktural, fungsional dan teknis. E.Melaksanakan penyiapan bahan pengembangan karir dan mutasi

serta pemberhentian pegawai.

F. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan kepada unit dilingkungan dinas.

C.5 Kepala Sub Bagian Keuangan

A.Melaksanakan pengumpulan data/bahan untuk kebutuhan pelaksana tugas dan fungsi sekretaris.

B.Melaksanakan penyusunan perencanaan/program kerja sekretaris dan sub bagian Keuangan.

C.Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan dinas.

D.Melaksanakan penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan daerah.

E.Melaksanakan pembayaran gaji pegawai dan penghasilan tambahan lainnya.

F. Melaksanakan penatausahaan belanja langsung dan belanja tidak langsung pada dinas dan unit pelaksana teknis.


(26)

C.6 Kepala Sub Bagian Program

A.Mengumpulkan data-data sebagai bahan referensi untuk kebutuhan pelaksanaan tugas dinas;

B.Menyusun perencanaan program kerja secretariat maupun sub bagian program;

C.Mengelola dan membina system informasi pertambangan dan energi;

D.Melaksanakan pendidikan dan pelatihan ( DIKLAT) teknis dan fungsional tertentu sektor energi dan sumber daya mineral;

E.Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

F. Memberikan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai dengan fungsinya terhadap Kepala Dinas.

C.7 Kepala Bidang Pertambangan Umum

A.Kepala Bidang Pertambangan Umum mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam pelayanan perijinan, pembinaan usaha, pengawasan pertambangan umum dan panas bumi;

B.Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada butir (1), Kepala Bidang Pertambangan Umum menyelenggarakan fungsi: 1)Penyusunan dan penyempurnaan standar-standar pelaksanaan

kewenangan daerah kabupaten/kota dan standar pelaksanaan tugas-tugas dinas di bidang pelayanan perijinan, pembinaan usaha dan pengawasan pertambangan umum dan panas bumi;


(27)

2)Pelaksanaan, pengkoordinasian dan pengevaluasian pelayanan perijinan, pembinaan dan pengawasan pertambangan umum dan panas bumi, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan; 3)Pengelolaan data dan informasi mineral, batubara dan panas

bumi serta pengusahaan sistem informasi geografis wilayah kerja pertambangan;

4)Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas, sesuai bidang tugas dan fungsinya;

5)Pemberian masukan yang perlu kepada kepala dinas, sesuai bidang tugas dan fungsinya;

6)Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada kepala dinas, sesuai standar yang ditetapkan. Kepala Bidang Pertambangan Umum dibantu oleh:

a. Seksi Perizinan Pertambangan Umum b. Seksi Pembinaan Usaha Pertambangan c. Seksi Pengawasan Pertambangan Umum

C.8 Seksi Perizinan Pertambangan Umum

A.Melaksanakan pengumpulan data/ bahan dan penyusunan dalam rangka pembuatan perturan perundang-undangan daerah provinsi dibidang mineral, batubara dan panas bumi.

B.Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data informasi usaha pertambangan mineral dan batubara serta panas bumi lintas kabupaten/kota.


(28)

C.Melaksanakan pengkajian, pemeriksaan berkas, evaluasi standar operasional pengelolaan lingkungan, pengkoordinasian, pemberian izin usaha pertambangan mineral dan batubara untuk operasi produksi, yang berdampak lingkungan langsung lintas kabupaten/ kota.

D.Melaksanakan pengkajian, pemeriksaan berkas, pengkoordinasian, pemberian izin usaha jasa pertambangan mineral, batubara dan panas bumi dalam rangka PMDN lintas kabupaten/kota.

E.Melaksanakan, melaporkan dan mempertanggungjawabkan atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Bidang Pertambangan Umum sesuai dengan standar yang ditetapkan.

C.9 Seksi Pembinaan Usaha Pertambangan Umum

A.Melaksanakan pengkoordinasian, evaluasi teknis, pembinaan pelaksanaan izin usaha pertambangan mineral, batubara dan panas bumi pada wilayah kabupaten/kota.

B.Melaksanakan koordinasi, bimbingan dan evaluasi teknis dala rangka pembinaan pengusahaan KP lintas kabupaten/kota.

C.Melaksanakan pengumpulan data/bahan, penyusunan, pengelolaan data dan informasi mineral, batubara dan panas bumi serta pengusahaan Sistem Informasi Geografis wilayah kerja pertambangan diwilayah provinsi.


(29)

D.Melaksanakan koordinasi, pengumpulan data/bahan, dalam rangka penyusunan penetapan potensi panas bumi, neraca sumber daya dan cadangan mineral dan batubara diwilayah provinsi.

E.Melaksanakan, melaporkan dan mempertanggungjawabkan atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Bidang Pertambangan Umum sesuai dengan standar yang ditetapkan.

C.10 Kepala Seksi Pengawasan Pertambangan Umum

A.Melaksanakan pengawasan teknis dan admnistrasi dalam pelaksanaan izin usaha pertambangan mineral, batubara dan panas bumi pada wilayah kabupaten/kota paling jauh 12 mil laut diukur dari garis pantai kearah laut lepas dan kearah perairan kepulauan. B.Melaksanakan pengawasan teknis dan admnistrasi dalam rangka

pelaksanaan izin usaha izin usaha pertambangan mineral, batubara dan panas bumi dalam rangka penanaman modal lintas kabupaten/kota.

C.Melaksanakan pengawasan pelaksanaan izin usaha pertambangan mineral dan batubara untuk operasi produksi serta panas bumi. D.Melaksanakan proses pemberian izin Kartu Izin Meledakkan

(KIM), proses pengesahan Kepala Teknik Tambang yang diangkat oleh perusahaan sebagai pihak yang bertanggungjawab tehadap semua kegiatan dilapangan.

E.Melaksanakan proses penerbitan izin gudang bahan peledak untuk kegiatan usaha pertambangan mineral, batubara dan panas bumi.


(30)

C.11 Kepala Geologi dan Sumber Daya Mineral

A.Kepala Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral, mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam pengembangan sumber daya mineral, geologi lingkungan dan hidrogeologi;

B.Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada butir (1), Kepala Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan dan penyempurnaan standar-standar pelaksanaan kewenangan daerah kabupaten/kota dan standar pelaksanaan tugas-tugas dinas dalam pemantauan dan pengembangan sumber daya mineral, pelayanan pengelolaan air bawah tanah, geologi lingkungan dan hidrogeologi;

2. Pelaksanaan, pengkoordinasi dan pengendalian pemantauan, survey, penelitian dan pemetaan sumber daya mineral, geologi lingkungan dan hidrogeologi, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

3. Pemberian masukan yang perlu kepada kepala dinas, sesuai bidang tugas dan fungsinya;

Kepala Geologi dan Sumber Daya Mineral dibantu oleh: a. Kepala Seksi Sumber Daya Mineral

b. Kepala Seksi Hidrogeologi


(31)

C.12 Kepala Seksi Sumber Daya Mineral

A.Melaksanakan inventarisasi geologi dan sumber daya mineral dengan metode penyelidikan geologi, geokimia, geofisika dan pemboran.

B.Melaksanakan inventarisasi panas bumi dengan metode penyelidikan geologi, geokimia, geofisika dan pemboran. C.Melaksanakan pengelolaan data dan informasi sumber daya

mineral.

D.Melaksanakan penetapan neraca sumber daya dan cadangan mineral.

E.Melaksanakan penetapan neraca sumber daya dan cadangan batubara..

F. Melaksanakan, melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral.

C.13 Kepala Seksi Hidrogeologi

A.Melaksanakan pelayanan pemberian rekomendasi teknis untuk izin pengurapan mata air pada cekungan air tanah sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

B.Melaksanakan eksplorasi dan eksploitasi air tanah, pemetaan Hidrogeologi, penetapan nilai perolehan air tanah pada cekungan air tanah sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.


(32)

C.Melaksanakan penyelidikan pencemaran air tanah, inventarisasi potensi air bawah tanah, pengawasan pemakian dan pengusahaan air tanah, pengendalian pemakaian dan pengusahaan air tanah.

C.14 Kepala Seksi Geologi Lingkungan

A.Melaksanakan dan menetapkan pengelolaan lingkungan geologi. B.Melaksanakan penyelidikan geologi teknik, gerakan tanah

longsor, daerah rawan gempa bumi dan pemantauan aktivitas gunung api.

C.Melaksanakan inventarisasi lingkungan geologi, geologi teknik dan kawasan rawan bencan geologi.

D.Melaksanakan pengelolaan data dan informasi bencana geologi, sosialiasasi mitigasi bencan geologi dan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral sesuai bidang tugasnya.

E.Melaksanakan, melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral.


(33)

C.15 Kepala Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi

A.Kepala Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam pengembangan, pengawasan dan pelayanan perijinan ketenaga listrikan, energi baru dan terbarukan;

B.Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada butir (1), Kepala Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan dan penyempurnaan standar-standar pelaksanaan kewenangan daerah kabupaten/kota dan standar pelaksanaan tugas-tugas dinas dalam pengembangan, pengawasan dan pelayanan perijinan ketenagalistrikan, dan energi baru dan terbarukan;

2. Pelaksanaan, pengkoordinasian dan pengendalian, pengembangan, pengawasan dan pelayanan perijinan ketenagalistrikan dan energi baru dan terbarukan;

3. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada kepala dinas, sesuai standar yang ditetapkan. Kepala Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi, dibantu oleh: a) Kepala Seksi Perijinan Ketenagalistrikan.

b) Kepala Seksi Pengembangan Ketenagalistrikan dan Energi Baru.


(34)

C.16 Kepala Seksi Perijinan Ketenagalistrikan

A.Mengumpulkan data/bahan refrensi, program kerja untuk kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi Kepala Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi.

B.Menyelenggarakan pengaturan harga jual tenaga listrik untuk pemengang izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik yang izinnya dikeluarkan Provinsi dan pemberian izin operasi penyediaan Tenaga Listrik yang sarana instalasinya mecakup lintas kabupaten/kota.

C.Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan usaha ketenagalistrikan yang izinnya diberikan oleh provinsi. D.Melaksanakan tugas lain, sesuai bidang tugasnya.

C.17. Kepala Seksi Pengembangan Ketenagalistrikan dan Energi Baru.

A.Melaksankan pengumpulan data/bahan refrensi, program kerja untuk kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi Kepala Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi.

B.Melaksanakan penyusunan perencanaan/program kerja Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi dan Seksi Pengembangan Ketenagalistrikan dan Energi Baru.

C.Melaksanakan penyusunan Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD) regional.


(35)

D.Melaksanakan pengembangan dan pemanfaatan intensifikasi, diversifikasi dan konservasi energi.

E. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.

F. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

C.18. Kepala Seksi Ketenagalistrikan

A.Melaksankan pengumpulan data/bahan refrensi, program kerja untuk kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi Kepala Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi.

B.Melaksanakan penyusunan perencanaan/program kerja Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi dan Seksi Pengawasan Ketenagalistrikan.

C.Melaksanakan sosialiasasi cara-cara berhemat energi dengan mengadakan pembinaan dan pengendalian pengawasan ketenagalistrikan dan energi lainnya, sesuai dengan ketentuan yang diterapkan.

D.Melaksanakan pengawasan ketenagalistrikan disektor pembangkitan, transmisi, distribusi mulai dari tahap prakonstruksi, konstruksi, operasional sampai pasca operasional, sesuai ketentuan dan standar yang diterapkan.

E.Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.


(36)

C.19. Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi

A.Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi, mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam pengembangan, pengendalian dan pengawasan minyak dan gas bumi;

B.Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada butir (1), Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi menyelenggarakan fungsi: 1)Penyusunan dan penyempurnaan standar-standar pelaksanaan

Kewenangan Daerah Kabupaten/Kota dan Standar pelaksanaan tugas-tugas dinas dalam pengembangan dan pengawasan minyak dan gas bumi serta minyak pelumas;

2)Pelaksanaan, pengkoordinasian dan pengendalian pengembangan, pengawasan minyak dan gas bumi serta minyak pelumas, sesuai ketentuan standar yang ditetapkan; 3)Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan

fungsinya kepada kepala dinas, sesuai standar yang ditetapkan. Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi, dibantu oleh:

a) Kepala Seksi Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi

b) Kepala Seksi Pengendalian Distribusi Minyak dan Gas Bumi


(37)

C.20. Kepala Seksi Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi

A.Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan/data untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan, pengembangan dan peningkatan usaha hulu Minyak dan Gas Bumi.

B.Melaksanakan sosialisasi, evaluasi, pembinaan dan pengembangan usaha hulu Minyak dan Gas Bumi, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

C.Melaksanakan pelayanan pemberian rekomendasi penggunaan wilayah kerja, kontrak kerja sama untuk kegiatan lain diluar kegiatan minyak dan gas bumi pada lintas kabupaten/kota sesuai dengan standar yang diterapkan.

D.Melaksanakan tugas dan perhitungan produksi dan realisasi lifting minyak dan gas bumi pada wilayah provinsi bersama pemerintah, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

E.Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi, sesuai standar yang ditentukan.


(38)

C.21. Kepala Seksi Pengendalian Distribusi Minyak dan Gas Bumi A.Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian

bahan/data untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan, pengembangan dan peningkatan usaha hulu Minyak dan Gas Bumi.

B.Melaksanakan sosialisasi, evaluasi, pembinaan dan pengembangan usaha hulu Minyak dan Gas Bumi, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

C.Melaksanakan pelayanan pemberian rekomendasi penggunaan wilayah kerja, kontrak kerja sama untuk kegiatan lain diluar kegiatan minyak dan gas bumi pada lintas kabupaten/kota sesuai dengan standar yang diterapkan.

D.Melaksanakan pelayanan pemberian rekomendasi pendirian gudang bahan peledak dalam rangka kegiatan minyak dan gas bumi

E.Melaksanakan perhitungan produksi dan realisasi lifting minyak dan gas bumi pada wilayah provinsi bersama pemerintah, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

F. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi, sesuai standar yang diperlukan.


(39)

C.22. Kepala Seksi Minyak dan Gas Bumi

A.Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan/data untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan, pengembangan dan peningkatan pengawasan Minyak dan Gas Bumi, sesuai standar yang ditetapkan..

B.Melaksanakan sosialisasi, evaluasi, pembinaan dan pengembangan usaha hulu Minyak dan Gas Bumi, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

C.Melaksanakan pengawasan teknis dan lindungan lingkungan terhadap kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi.

D.Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan usaha perusahaan jasa penunjang Minyak dan Gas Bumi untuk bidang usaha jasa E.Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan

tugasnya kepada Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi, sesuai standar yang diperlukan.

Bidang tersebut masing-masing melaksanakan tugas sesuai dengan aturan yang telah ditentukan demi terwujudnya Visi dan Misi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara sebagaimana yang diharapkan. Dalam mencapai tujuan tersebut diharapkan masing-masing bidang menjalin hubungan kerja sama yang baik, saling memberikan motivasi agar lebih mudah menyelesaikan segala aktivitas kedinasan.


(40)

D.Kinerja Terkini

Kinerja terkini Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara yaitu sebagai Penyelenggara sebagian kewenangan pemerintah Propinsi, tugas desentralisasi dan dekosentrasi khususnya bidang pertambangan dan energi serta tugas pembantu yang diberikan gubernur. Untuk menyelenggarakan kinerja terkini, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara mempunyai fungsi sebagai berikut :

A. Meningkatkan Profesionalisme sumber daya manusia, aparatur dan pengusahaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

B. Meningkatkan kegiatan penyelidik Potensi Pertambangan dan Energi. C. Meningkatkan kualitas penyediaan data dan informasi sumber daya

mineral dan energi serta sumber daya air tanah yang memiliki kelayakan ekonomi untuk dikembangkan.

D. Menyusun Peraturan Daerah (PERDA) tentang pengusahaan Pertambangan, Migas dan Ketenagalistrikan serta Sumber Daya Air Tanah E. Meningkatkan pengembangan wilayah dan masyarakat (Community

Development) di sekitar wilayah Pertambangan.

F. Meningkatkan pemberian pelayanan kepada masyarakat berorientasi.

G. Meningkatkan pengendalian pengelolaan lingkungan Pertambangan, Migas dan Ketenagalistrikan serta Sumber Daya Air Tanah.


(41)

BAB III

PEMBAHASAN

A.Pengertian Biaya

Biaya adalah aliran dana atau sumber daya yang dihitung dalam satuan moneter yang dikeluarkan guna memenuhi pengeluaran perusahaan atau sering disebut bebean perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (1999:12), biaya adalah Penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus kas atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

Menurut Purba, dan radiks (2006:209) , Tentative set of Broad Accounting Principles Enterprise, biaya dinyatakan sebagai harga penukaran atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh manfaat. Bila istilah biaya digunakan secara spesifik, istilah ini dilengkapi menunjukkan objek yang bersangkutan, misalnya biaya langsung, biaya konversi, biaya tetap, biaya variabel, biaya standar , biaya diffrensial, biaya kesempatan dan sebagainya. Setiap perlengkapan mempunyai arti dalam menghitung dan mengukur biaya yang akan berguna bagi pimpinan dalam mencapai sasaran perencanaan dan pengawasan.


(42)

Selain itu,pengertin biaya secara luas mengandung 4 (empat) unsur antara lain:

1. Merupakan pengorbanan sumber ekonomi 2. Diukur dengan satuan uang

3. Yang telah terjadi atau yang akan terjadi 4. Untuk tujuan tertentu

B. Klasifikasi Biaya

Kartadinata (2011:28) mengelompokkan biaya non produksi antara lain

1. Biaya Administrasi Umum

Biaya administrasi umum meliputi semua biaya dalam melakukan fungsi administasi yaitu biaya perencanaan dan penentu strategi dan kebijakan, pengarahan dan pengendalian kegiatan agar berdaya guna dan berhasil guna.

Yang merupakan golongan biaya administrasi umum pada perusahaan adalah :

A. Gaji dan upah

B. Kesejahteraan pegawai

C. Biaya reparasi dan pemeliharaan D. Biaya pemeliharaan aktiva tetap

E. Biaya administrasi umum lainnya seperti Biaya etak, alat tulis, perlengkapan kantor, biaya air, biaya listrik dan biaya lainnya


(43)

2. Biaya Pemasaran

Biaya Pemasaran meliputi semua rangkaian biaya dalam pemasaran atau kegiatan untuk menjual barang atau jasa perusahaan kepada pembeli sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas

3. Biaya Financial

Biaya financial adalah semua biaya dalam fungsi financial yaitu biaya bunga, biaya penerbitan atau emisi obligasi, biaya financial lainnya.

Uraian ini dapat membantu penguraian jenis biaya operasi yang terdapat pada Dinas Pertambnganan dan Energi Provinsi Sumatera Utara. Instansi tersebut tidak mempunyai banyak nama-nama perkiraan biaya operasi dalam menjalankan aktivitas kerjanya. Dalam Kasus ini Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara merupakan perusahaan yang non profit dan merupakan bagian dari pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Sehingga biaya pemasaran dan biaya finansial tidak ada dalam biaya operasional pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi sumatera Utara. Kemudian Dinas Pertambangan membagi biaya administrasi umum sebagai berikut :

1. Perjalanan Dinas 2. Penyusutan Gedung 3. Penyusutan Mobil 4. Penyusutan Inventaris 5. Alat-alat kantor


(44)

7. Rekening listrik 8. Rekening telepon 9. Pemeliharan mobil

10.Keamanan dan kebersihan

C.Perencanaan Biaya Operasional

Perusahaan selalu dihadapkan pada berbagai jenis dan kondisi keterbatasan. Kondisi ini memaksa untuk menyusun suatu rencana yang tepat agar sumber daya yang terbatas dimanfaatkan sedemikaian rupa mmebri kegunaan yang optimal dalam perencapaian tujuan.

Perencanaan pada dasarnya adalah memilih alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan dengan mempertimbngkan tujuan usaha serta sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan dan kendala-kendala yang dihadapi. Untuk tujuan tersebut manajemen harus mengetahui data-data yang relevan terutama yang menyangkut keuntungan dan biaya dimasa yang akan datang. Menurut Welsch dkk ( 2000 : 3 ) perencanaan merupakan suatu proses mengembangkan tujuan perusahaan dan memilih kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tersebut. Pada dasarnya perencanaan yang baik dapat menjadi alat bantu bagi manajemen dalam mengukur produktivitas dan efisiensi dalam mencapai sasaran perusahaan.

Dari efisiensi tersebut dapat dikesimpukan bahwa perencanaan akan menetapkan suatu cara bertindak sebelum tindakan itu sendiri dilaksanakan. Dengan kata lain bahwa dalam perencanaan orang diharapkan berpikir lebih


(45)

dahulu tetang apa yang dilakukan bagaimana melakukan dan siapa akan melaksanakannya serta pertanggungjawaban terhadap kegiatan yang dilakukan.

Biaya operasional merupakan elemen pentng dalam bagian suatu perusahaan. Oleh karena itu biaya operasional harus direncanakan sesuai anggaran dengan sebaik-baiknya. Perencanaan biaya operasional dilaksanakan melalui penyusunan anggaran biaya. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu perusahaan atau instansi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi anggaran bukan tujuan.

Menurut Harahap ( 2001 : 68 ) agar suatu perencanaan dapat berjalan lancar maka perencanaan tersebut harus memenuhi syarat sebagai berikut

1. Perencanaan harus memahami tujuan yang ingin dicapai. 2. Memulai tujuan dengan tepat dan proses penyusunannya tepat 3. Rencana harus konsisten.

4. Komunikasi harus baik, instruksi lengkap dan efektif. 5. Berikan penghargaan kepada yang berprestasi.

6. Harus melibatkan partisipasi semua orang.

7. Harus terintegrasi dengan tujuan lainnya serta keterbatasan yang ada dalam perusahaan.

Anggaran dapat dianggap sebagai sistem yang otonom karena mempunyai sasaran serta cara-cara kerja tersendiri dan berbeda dengan sasaran serta tata kerja sistem diperusahaan, tetapi dapat dianggap sebagai subsistem, yaitu bagian dari sistem yang lebih besar.


(46)

Anggaran yang disusun Dinas Pertambangan dan Energi melibatkan semua pihak oada tingkatan manajemen dalam penyusunan programnya. Penyusunan anggaran ini dilakukan bersama, mulai dari pimpinan berserta staff keuangan dalam instansi tersebut. Sehingga manajemen Dinas Pertambangan dan Energi menetapkan bahwa anggaran yang telah disahkan merupakan suatu komitmen atau kesanggupan untuk melaksanakan rencana yang telah dianggarkan demi menjalannkan operasional instansi. Dinas Pertambangan dan Energi menggunakan beberapa dasar penyusunan perencanaan anggaran yaitu:

1. Anggaran Tahun Lalu

Salah satu pertimbangan di dalam penyusunan anggaran tahun yang akan datang adalah anggaran tahun-tahun yang sudah lewat.

2. Realisasi Tahun Berjalan

Realisasi tahun berjalan merupakan hal yang paling penting diperhatikan dalam menyusun anggaran, karena angka-angka dalam realisasi merupakan data yang akurat.

3. Ramalan Yang Akan Datang

Ramalan yang dimaksud adalah hal-hal yang kemungkinan akan terjadi pada masa yang akan datang yang disesuaikan, sehingga anggaran yang disusun nantinya mendekati realisasi yang diinginkan.


(47)

D.Prosedur Penyusunan Anggaran

Suatu penganggaran dalam prosedur penyusunan dapat berfungsi dengan baik apabila taksiran-taksiran yang dimuat didalamnya cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya. Untuk bisa melakukan penaksiran secara akurat, diperlukan berbagai data , informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan untuk menyusun anggaran.

Anggaran biaya operasional adalah anggaran atau taksiran semua biaya yang dikeluarkan dalam masa satu tahun buku. Penyusunan angggran biaya operasional Dinas Pertambangan dan Energi dilakukan bersama-sama dengan anggaran lainnya, oleh karena itu perusahaan tidak menggunakan panitia anggaran yang menangani penyusunan anggaran.

Instruksi penyusunan disampaikan pada bagian sub keuangan untuk memberikan pengaruh dalam penyusunan anggaran. Kemudian sub keuangan menginformasikan kepada Divisi pertambangan Umum, Divisi Migas , Divisi Geologi dan Sumber daya Mineral, dan Divisi Pemanfaatan Energi untuk menyusun anggaran. Berdasarkan pengarahan kepala divisi tentang sasaran dan target yang ingin dicapai maka masing-masing divisi menyusun anggaran berdasarkan bahan-bahan rencana untuk tahun berikutnya.

Anggaran yang telah disusun oleh tiap-tiap bagian diserahkan kepada sub keuangan. Selanjutnya bagian keuangan menyusun anggaran tiap-tiap divisi menjadi anggaran yang homongen atau anggaran keseluruhan yang disertai


(48)

anggaran tersebut diberikan kepada pimpinan untuk disetujui, bila pimpinan menyetujuinya maka mulailah pelaksanaan anggaran. Anggaran Dinas Pertambangan dan Energi juga dijadikan acuan dalam melakukan penilaian prestasi kerja. Namun pimpinan tidak menetapkan anggaran apabila terjadi suatu penyimpangan antara anggaran dan raelisasi pada satu bagian yang merupakan penurunan prestasi kerja, divisi bagaian akan menganalisis kembali sebab-sebab terjadi penyimpangan. Adapun lampiran anggaran operasional pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara. Namun sesuai kelompoknya hanya ada bagian administrasi & umum yang terdiri atas:

1. Perjalanan Dinas

2. Pemerilaharaan Gedung 3. Pemeliharaan Mobil 4. Penyusutan Gedung 5. Penyusutan Mobil 6. Penyusutan Inventaris 7. Alat-alat Kantor 8. Rekening Listrik 9. Rekening air 10.Rekening Telepon


(49)

Berikut adalah rincian anggaran biaya umum dan adminsitrasi yang telah disusun oleh Dinas Pertambangan dan Energi Porvinsi Sumatera Utara selama tahun 2011-2013.

Tabel 3.1

DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI

RINCIAN ANGGARAN BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI PERIODE BERJALAN TAHUN 2011- TAHUN 2013

(Dalam Rupiah)

Sumber data : Dinas Pertambngan dan Energi Provinsi SumateraUtara

No Keterangan Biaya

ANGGARAN

2011 2012 2013

1 Perjalanan Dinas

290,000,000 320,000,000 340,000,000

2 Pemeliharaan gedung

6,500,000 7,400,000 8,000,000

3 Pemeliharaan kenderaan

11,000,000 13,000,000 17,000,000

4 Penyusutan gedung

60,000,000 70,000,000 90,000,000

5 Penyusutan kenderaan

30,000,000 35,000,000 45,000,000

6 Penyusutan Inventaris

12,000,000 14,000,000 16,000,000

7 Alat-alat kantor

18,000,000 25,000,000 27,000,000

8 Rekening Listrik

15,000,000 17,000,000 20,000,000

9 Rekening Telepon

4,000,000 5,000,000 7,000,000

10 Rekening air

6,500,000 7,500,000 7,500,000

11 Keamanan dan Kebersihan

4,000,000 4,500,000 6,000,000

Jumlah


(50)

E. Pengendalian Biaya Operasional

1. Konsep Dasar Sistem Pengendalian

Pengendalian dilakukan untuk menganalisis dan mengevaluasi penyimpangan yang terjadi antara apa yang telah ditetapkan dalam anggaran dengan realisasinya dan pertimbngan bagi perencanaan yang lebih baik dimasa yang akan datang. Pengendalian dilaksanakan berdasarkan standar dan budget yang disusun atau pertimbangan manajemen, peramalan dengan perhitungan matematis dan pengalaman lalu.

Pengendalian sebagaimana halnya perencanaan dan pengorganisasian merupakan salah satu fungsi yang vital dalam proses manajemen.. Biaya dapat dikatakan terkendali jika para divisi mempunyai kebijakan dalam keputusan terjadinya biaya atau secara signifikan dapat mempengaruhi jumlah biaya dalam suatu periode tertentu yang biasanya jangka pendek.

Pengendalian biaya operasional pada Dinas Pertambangan dan Energi diadakan melalui anggaran. Evaluasi terhadap anggaraan ditimbulkan untuk mengetahui kelemehan-kelemahan dalam pelaksanaannya. Apabila ada kelemahan maka diambil tindakan korektif untuk periode anggaran berikutnya. Instansi menganut prinsip fleksibilitas anggaran artinya dalam rangka mengoptimalkan pencapaian rencana kerja selalu diadakan penyesuaian-penyesuaian terhadap alokasi pada biaya anggaran. Untuk itu penulis membandingkan anggaran dengan realisasi anggarannya dari semua perkiraan yang terdapat di dalam anggaran operasional tersebut.


(51)

2. Pengendalian Anggaran Biaya Administrasi & Umum

Pengendalian yang dilakukan Dinas Pertambangan dan energi terhadap biaya administrasi & umum adalah sebagai berikut:

a. Membuat anggaran biaya administrasi dan umum pada awal periode b. Mengalokasikan secara terpat


(52)

F. Pengawasan Biaya Operasional

Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang menempati urutan yang paling bawah, tetapi bukan berarti bahwa fungsi ini kalah penting artinya dari fungsi-fungsi yang lain. Karena pangawasan justru sudah ada sejak penetapan struktur organisasi itu sendiri. Pengawasan adalah apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana.

Pengertian ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan. Seperti terlihat dalam kenyataan, langkah awal proses pengawasan sebenarnya bermula dari langkah perencanaan, penetapan tujuan, dan penetapan standar atau sasaran kegiatan. Pengawasan membantu penilaian apakah perencanaan telah dilaksanakan secara efektif. Pengawasan biaya yang efektif mempunyai 2 (dua) aspek, yakni :

1. Pengawasan operasional

Pengawasan operasional adalah pengawasan biaya yang dilakukan manajemen melalui kegiatan (operasi). Namun dengan sasaran yang hendak dicapai, pengawasan operasional tidak dapat dipertahankan lebih lama karena hal demikian merupakan pemborosan dan tidak efisien.Oleh karenanya pengawasan operasional perlu ditambah dengan pengawasan akuntansi.


(53)

2. Pengawasan akuntansi

Pengawasan akuntansi adalah pengawasan biaya yang dilakukan melalui prosedur-prosedur akuntansi dan pencatatan-pencatatan biaya. Karena sasaran pokok tertuju pada pengelompokan biaya, maka perhatian yang lebih besar tertuju pada pengawasan akuntasi. Pengawasan akuntansi bertujuan untuk menciptakan suatu sistem pencatatan yang dapat mengembangkan pertanggungjawaban biaya-biaya dan arus pekerjaan, serta memberikan laporan singkat tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengawasan dan laporan statistik untuk mengetahui perkembangan orang-orangyang bertanggung jawab atas biaya, apakah melaksanakan tugasnya sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan atau tidak. Disamping itu pengawasan akuntansi juga dibutuhkan untuk meyakinkan bahwa manajemen serta perusahaan dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dengan tepat, rnisalnya penggunaan perangkat komputer untuk mengerjakan pencatatan-pencatatan dari semua kegiatan instasnsi, mengelompokkan biaya dan penyusunan laporan dengan cepat dan tepat.

Akuntansi merupakan alat bagi manajemen untuk mengetahui kejadian-kejadian keuangan selama jangka waktu tertentu, sehingga manajemen dapat menguasai jalannya perusahaan dan memungkinkan untuk melakukan pengawasan dengan baik. Dengan demikian akuntansi mempunyai peranan sebagai sumber informasi bagi para divisi. Agar informasi tersebut benar dan tepat pada saat diperlukan maka salah satu syaratnya adalah sistem akuntansinya harus baik.


(54)

Pengawasan biaya operasional pada Dinas Pertambangan dan Energi dilakukan melalui anggaran yang telah kita ketahui. Pengawasan ini tidak hanya pada evaluasi akhir periode, namun juga pengawasan dilakukan pada saat periode berjalan. Instansi juga harus menganut prinsip fleksibilitas anggaran artinya dalam rangka mengoptimalkan pencapaian rencana kerja selalu diadakan penyesuaian terhadap alokasi biaya yang dianggarkan. Untuk melaksanakan pengawasan terhadap anggaran biaya operasional, instasnsi membandingkan rencana anggaran dan realisasi yang terjadi setiap perkiraan-perkiraan yang terdapat di dalam anggaran biaya operasional.

Syarat penting didalam pengawasan anggaran biaya operasional adalah sebagai berikut:

1. Pengelompokan secara tepat terhadap semua elemen biaya operasional serta pembukuannya

2. Penentuan pertanggungjawaban atas biaya operasional pada tingkatan bagian tertentu secara individual.

Untuk dapat memenuhi kedua syarat terssebut, maka didalam pengawasan biaya operasional diperlukan beberapa langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menggolongkan elemen-elemen biaya operasional atas jenis biaya 2. Mengalokasikan setiap jenis biaya operasional pada setiap divisi

yang berhubungan dengan fungsinya masing-masing

3. Menentukan teknik-teknik pengawasan biaya operasional di setiap fungsi


(55)

Berdasarkan data ini dapat dibuat pengawasan biaya operasional pada Dinas Pertambangan dan Energi, langkah-langkah yang mereka lakukan adalah sebagai berikut:

1. Membuat anggaran biaya operasional pada awal periode 2. Mengalokasikan setiap jenis biaya operasional secara tepat

3. Memeriksa bukti-bukti serta hal-hal yang menyamngkut pengeluaran tentang biaya operasional

Setelah langkah langkah diatas hal terakhir yang dilakukan instansi adalah melakukan pengawasan dengan membandingkan anggaran yang telah ditetapkan dengan realisasi yang terjadi.


(56)

G. Fungsi Biaya Operasional Pada Kinerja Operasi Pada Dinas Pertambangan dan Energi

Biaya operasional harus direncanakan terlebih dahulu guna mendapatkan perencanaan yang baik dan mencapai sasaran sesuai dengan apa yang diharapkan oleh instansi/lembaga. Fungsi dari biaya operasional pada aktvitas kinerja operasi pada Dinas Pertambangan dan Energi adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa besar jumlah pengeluaran biaya untuk membiayai kebutuhan opersasi di Dinas Pertambangan dan Energi.

2. Untuk mempermudah dalam melakukan setiap keperluan-keperluan Dinas Dinas Pertambangan dan Energi.

3. Untuk melihat betapa pentingnya perencanaan anggaran biaya operasional yang kemudian bisa direalisasikan untuk memenuhi kebutuhan yang akan datang.

4. Untuk melihat anggaran biaya operasional tersebut sudah digunakan dengan baik dan benar atau sudah dipakai untuk kebutuhan Dinas Pertambangan dan Energi, seperti untuk pemeliharaan-pemeliharaan pada dinas, perjalanan dinas serta keperluan-keperluan lainnya

5. Untuk menilai kinerja dari semua staff bagian keuangan, apakah sudah mampu dalam megklasifikasikan perencanaan biaya operasional untuk menjalankan kegiatan operasional instansi masa yang akan datang.


(57)

H. Realisasi Anggaran Biaya Operasional Pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara Untuk tahun 2011, 2012, dan 2013

Tindak lanjut dari anggaran adalah merealisasikan anggaran yang telah dialokasikan kepada instansi/lembaga sesuai apa yang direncanakan. Dalam hal ini yang ditindaklanjuti adalah realisasi terhadap kegiatan yang sudah untuk di laksanakan dalam satu tahun anggaran. Dengan demikian yang dimaksud dengan realisasi anggaran sesuai dengan alokasi dana yang telah direncanakan.

Selain itu tingkat keberhasilan suatu lembaga/instansi dalam pelaksanaan operasional dilihat dari realisasi kegiatan yang telah direncanakan pada awal penyusunan rencana kegiatan anggaran. Dinass Pertambangan dan energi memiliki tugas dan tanggungjawab dalam merealisasikan kegiaatan atau program yang telah direncanakan dalam penyusunan anggaran.

Berikut adalah realisasi anggaran biaya operasional Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara tahun 2011, 2012,dan 2013.


(58)

Tabel 3.2

DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI

REALISASI ANGGARAN BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI PERIODE TAHUN 2011 - TAHUN 2013

(Dalam Rupiah)

Sumber data : Dinas Pertambngan dan Energi Provinsi SumateraUtara

No Keterangan Biaya

REALISASI

2011 2012 2013

1 Perjalanan Dinas

266,783,000 299,864,000 320,125,000

2 Pemeliharaan gedung

5,946,000 6,932,000 7,532,000

3 Pemeliharaan kenderaan

10,458,000 12,524,000 16,595,000

4 Penyusutan gedung

55,000,000 66,393,000 86,560,000

5 Penyusutan kenderaan

27,500,000 33,736,000 43,800,000

6 Penyusutan Inventaris

10,000,000 12,928,000 15,132,000

7 Alat-alat kantor

16,594,000 23,505,000 26,433,000

8 Rekening Listrik

14,235,000 16,192,000 19,186,000

9 Rekening Telepon

3,689,000 4,687,000 6,597,000

10 Rekening air

5,893,000 6,829,000 7,450,000

11 Keamanan dan Kebersihan

3,797,000 4,339,000 5,878,000

Jumlah


(59)

Pada table 3.2 menjelaskan tentang jumlah realisasi anggaran biaya operasional tahun 2011, 2012, dan 2013 tabel ini menjelaskan tentang realisasi anggaran untuk biaya operasional pada Dinas Pertambangan dan Energi sesuai dengan apa yang direncanakan di awal dan ada pula yang sesuai rencana kegiatan yang telah disusun.

H.1 Perbandingan Realisasi Anggaran Biaya Operasional pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara Untuk tahun 2011-2013

Tingkat realisasi anggaran biaya operasional dari tahun 2011, 2012, dan 2013 tentu tidak sama walaupun rencana kegiatan anggaran hampir tidak ada perubahan setiap tahunnya. Berikut ini adalah Perbandingan realisasi anggaran biaya operasional pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara untuk tahun 2011, 2012, dan 2013


(60)

Tabel 3.3

Perbandingan Anggaran dan Realisasi Anggaran Periode Tahun 2011,2012, dan 2013

Sumber data : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara, 2014

No Keterangan Biaya 2011 2012 2013

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %

1 Perjalanan Dinas 290,000,000 266,783,000 91.9 320,000,000 299,864,000 93.7 340,000,000 320,125,000 94.1 2 Pemeliharaan gedung 6,500,000 5,946,000 91.5 7,400,000 6,932,000 93.7 8,000,000 7,532,000 94.2 3 Pemeliharaan kenderaan 11,000,000 10,458,000 95.1 13,000,000 12,524,000 96.3 17,000,000 16,595,000 97.6 4 Penyusutan gedung 60,000,000 55,000,000 91.7 70,000,000 66,393,000 94.8 90,000,000 86,560,000 96.1 5 Penyusutan kenderaan 30,000,000 27,500,000 91.7 35,000,000 33,736,000 96.4 45,000,000 43,800,000 97.3 6 Penyusutan Inventaris 12,000,000 10,000,000 83.3 14,000,000 12,928,000 92.3 16,000,000 15,132,000 94.6 7 Alat-alat kantor 18,000,000 16,594,000 92.2 25,000,000 23,505,000 94.02 27,000,000 26,433,000 97.9 8 Rekening Listrik 15,000,000 14,235,000 94.9 17,000,000 16,192,000 95.2 20,000,000 19,186,000 95.9 9 Rekening Telepon 4,000,000 3,689,000 92.2 5,000,000 4,687,000 93.7 7,000,000 6,597,000 94.2 10 Rekening air 6,500,000 5,893,000 90.7 7,500,000 6,829,000 91.1 7,500,000 7,450,000 99.3 11 Keamanan dan Kebersihan 4,000,000 3,797,000 94.9 4,500,000 4,339,000 96.4 6,000,000 5,878,000 97.9


(61)

1) Perjalanan dinas, tingkat realisasi anggaran untuk kegiatan ini setiap tahunya mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 tingkat realisasinya mencapai 91,9% dengan jumlah anggaran sebesar Rp.266,783,000. Pada tahun 2012 tingkat realisasi anggarannya mencapai 93,7% dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 299,864,000, sedangkan pada tahun 2013 tingkat realisasi anggarannya mencapai 94,1% dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 320,125,000. Dari peningkatan tingkat realisasi dari setiap tahun yang menunjukkan bahwa penyusunan anggaran benar-benar serius dalam menentukan anggaran yang efektif.

2) Pemeliharaan Gedung, tingkat realisasi anggaran untuk kegiatan ini setiap tahunya mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 tingkat realisasinya mencapai 91,5% dengan jumlah anggaran sebesar Rp.5,946,000. Pada tahun 2012 tingkat realisasi anggarannya mencapai 93,7% dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 6,932,000, sedangkan pada tahun 2013 tingkat realisasi anggarannya mencapai 94,2% dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 7,532,000. Dari peningkatan tingkat realisasi dari setiap tahunnya menunjukkan bahwa peningkatan dalam pemeliharaan gedung demi kelancaran aktivitas operasi pada lembaga. 3) Pemeliharaan Kenderaan, tingkat realisasi anggaran untuk kegiatan ini

setiap tahunya mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 tingkat realisasinya mencapai 95,1% dengan jumlah anggaran sebesar Rp.10,458,000. Pada tahun 2012 tingkat realisasi anggarannya mencapai 96,3% dengan jumlah anggaran sebesar Rp.12,524,000, sedangkan pada tahun 2013 tingkat realisasi anggarannya mencapai


(62)

97,6% dengan jumlah anggaran sebesar Rp.16,595,000. Dari peningkatan tingkat realisasi dari setiap tahunnya menunjukkan bahwa peningkatan dalam pemeliharaan kenderaan dinas.

4) Penyusutan Gedung, tingkat realisasi anggaran untuk penyusutan ini setiap tahunya mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 tingkat realisasinya mencapai 91,7% dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 55,000,000. Pada tahun 2012 tingkat realisasi anggarannya mencapai 94,8% dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 66,393,000, sedangkan pada tahun 2013 tingkat realisasi anggarannya mencapai 96,1% dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 86,560,000. Dari peningkatan tingkat realisasi dari setiap tahunnya menunjukkan bahwa peningkatan dalam penyusutan gedung.

5) Penyusutan Kenderaan, tingkat realisasi anggaran untuk penyusutan ini setiap tahunya mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 tingkat realisasinya mencapai 91,7% dengan jumlah anggaran sebesar Rp.27,500,000. Pada tahun 2012 tingkat realisasi anggarannya mencapai 96,4% dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 33,736,000, sedangkan pada tahun 2013 tingkat realisasi anggarannya mencapai 97,3% dengan jumlah anggaran sebesar Rp.43,800,000. Dari peningkatan tingkat realisasi dari setiap tahunnya menunjukkan bahwa peningkatan dalam penyusutan kenderaan.

6) Penyusutan Inventaris, tingkat realisasi anggaran untuk penyusutan ini setiap tahunya mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 tingkat realisasinya mencapai 83,3% dengan jumlah anggaran sebesar


(63)

Rp.10,000,000. Pada tahun 2012 tingkat realisasi anggarannya mencapai 92,3% dengan jumlah anggaran sebesar Rp.12,928,000, sedangkan pada tahun 2013 tingkat realisasi anggarannya mencapai 94,6% dengan jumlah anggaran sebesar Rp.15,132,000. Dari peningkatan tingkat realisasi dari setiap tahunnya menunjukkan bahwa peningkatan dalam penyusutan inventaris

7) Alat-alat Kantor, tingkat realisasi anggaran untuk penyediaan alat-alat ini setiap tahunya mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 tingkat realisasinya mencapai 92,2% dengan jumlah anggaran sebesar Rp.16,594,000. Pada tahun 2012 tingkat realisasi anggarannya mencapai 94,02% dengan jumlah anggaran sebesar Rp.23,505,000, sedangkan pada tahun 2013 tingkat realisasi anggarannya mencapai 97,9% dengan jumlah anggaran sebesar Rp26,433,000. Dari peningkatan tingkat realisasi dari setiap tahunnya menunjukkan bahwa peningkatan penyediaan alat-alat kantor setiap tahunnya.

8) Rekening Listrik, tingkat realisasi anggaran untuk tagihan rekening listrik setiap tahunya mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 tingkat realisasinya mencapai 94,9% dengan jumlah anggaran sebesar Rp.14,235,000. Pada tahun 2012 tingkat realisasi anggarannya mencapai 95,2% dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 16,192,000, sedangkan pada tahun 2013 tingkat realisasi anggarannya mencapai 95,9% dengan jumlah anggaran sebesar Rp19,186,000. Dari peningkatan tingkat realisasi dari setiap tahunnya menunjukkan bahwa peningkatan tagihan rekening listrik setiap tahunnya


(64)

9) Rekening Telepon, tingkat realisasi anggaran untuk tagihan rekening telepon setiap tahunya mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 tingkat realisasinya mencapai 92,2% dengan jumlah anggaran sebesar Rp.3,689,000. Pada tahun 2012 tingkat realisasi anggarannya mencapai 93,7% dengan jumlah anggaran sebesar Rp4,687,000, sedangkan pada tahun 2013 tingkat realisasi anggarannya mencapai 94,2% dengan jumlah anggaran sebesar Rp.6,597,000. Dari peningkatan tingkat realisasi dari setiap tahunnya menunjukkan bahwa peningkatan tagihan rekening telepon setiap tahunnya

10) Rekening air, tingkat realisasi anggaran untuk tagihan rekening air setiap tahunya mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 tingkat realisasinya mencapai 90,7% dengan jumlah anggaran sebesar Rp5,893,000. Pada tahun 2012 tingkat realisasi anggarannya mencapai 91,1% dengan jumlah anggaran sebesar Rp6,829,000, sedangkan pada tahun 2013 tingkat realisasi anggarannya mencapai 99,1% dengan jumlah anggaran sebesar Rp.7,450,000. Dari peningkatan tingkat realisasi dari setiap tahunnya menunjukkan bahwa peningkatan tagihan rekening air setiap tahunnya

11) Keamanan dan kebersihan, tingkat realisasi anggaran untuk tagihan rekening keamanan dan kebersihan setiap tahunya mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 tingkat realisasinya mencapai 94,9% dengan jumlah anggaran sebesar Rp.3,797,000. Pada tahun 2012 tingkat realisasi anggarannya mencapai 96,4% dengan jumlah anggaran sebesar Rp4,339,000, sedangkan pada tahun 2013 tingkat realisasi anggarannya


(65)

mencapai 97,9% dengan jumlah anggaran sebesar Rp5,878,000. Dari peningkatan tingkat realisasi dari setiap tahunnya menunjukkan bahwa peningkatan tagihan keamanan dan kebersihan setiap tahunnya.


(66)

Dari hasil analisis perbandingan tersebut, dapat dilihat bahwa setiap tahunnya mengalami kenaikan anggaran maupun realisasinya. Hal ini tidak lepas dari bertambahnya biaya-biaya dalam operasi pada Dinas Pertambangan dan Energi yang berdampak pada peningkatan operasi kegiatan di lembaga tersebut.


(67)

Tingkat realisasi dari setiap kegiatan tetntunya akan mempengaruhi tingkat realisasi total dana anggaran biaya operasional secara keseluruhan dari tahun 2011, 2012, dan 2013

Tabel 3.4

Total Realisasi Anggaran Biaya Operasional Tahun 2011, 2012, 2013

No Tahun Jumlah Realisasi % Sisa

1 2011 Rp.457,000,000 Rp.419,895,000 91.9 Rp.37,105,000

2 2012 Rp.518,400,000 Rp.487,929,000 94.1 Rp.30,471,000

3 2013 Rp.583,500,000 Rp.555,288,000 95,1 Rp.28,212,000 Sumber data : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara, 2014

Tabel 3.4 memaparkan tentang total realisasi anggaran biaya operasional secara keseluruhan mulai tahun 2011, 2012, dan 2013 pada Dinas pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara. Pada Tahun 2011 dengan jumlah total anggaran biaya operasional sebesar Rp.457,000,000 dengan tingkat realisasinya mencapai 91,9% yaitu Rp.419,895,000 dengan sisa anggaran Rp37,105,000. Pada tahun 2012 dengan jumlah total anggaran biaya operasional sebesar Rp.518,400,000 dengan tingkat realisasinya mencapai 94,1% yaitu Rp.487,929,000 dengan sisa anggaran Rp.30,471,000. Sementara Pada tahun 2013 dengan jumlah total anggaran biaya operasional sebesar Rp.558,500,000 dengan tingkat realisasinya mencapai 95,1% yaitu Rp.555,288,000 dengan sisa anggaran Rp.28,212,000. Tingkat realisasi tahun


(68)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah membahas permasalahan yang ada pada bab-bab sebelumnya, maka diberikasn kesimpulan dari pembahasan yang ada. Dari hasil analisis terhadap biaya operasional pada Dinas pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara maka diambil kesimpulan adalah:

1. Dinas Pertambangan dan energi merupakan instansi yang dibawahi oleh pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pertambangan dan Energi adalah instansi yang bergerak menangani dan mengawasi seluruh pertambangan yang ada di Provinsi Sumatera Utara

2. Anggaran biaya operasional yang disusun berdasarkan pedoman anggaran biaya operasional ini berfungsi sebagai pedoman kerja sekaligus target instansi/lembaga.

3. Dinas Pertambangan telah menyusun anggaran biaya operasional dengan baik, yaitu dengan berdasarkan anggaran biaya operasional tahun-tahun sebelumnya, dan melihat ramalan kondisi ekonomi secara umum.

4. Anggaran yang disusun Dinas Pertambangan dan Energi cukup baik karena melibatkan semua divisi yang ada di dalam instansi/lembaga sehingga pihak penyusun dapat bertanggungjawab terhadap penyusunan dan pelaksanaannya.


(69)

5. Jumlah anggaran biaya operasional setiap tahunnya mengalami kenaikan dan tingkat realisasi anggaran setiap tahun mengalami kenaikan dan tahun 2013 merupakan tingkat realisasi tertinggi dari tahun 2011 dan 2012 dan keterangan biaya operasional setiap tahunnya tidak megalami perubahan hanya alokasi yang berubah di setiap biaya-biaya operasional yang dikeluarkan

B. Saran

Adapun beberapa saran yang dapat diberikan kepada Dinas pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara, sebagai berikut:

1. Mengingat pentingnya Anggaran biaya operasional, maka sebaiknya anggaran disusun secara teliti sehingga benar-benar menjadi pedoman kerja.

2. Agar biaya operasional dapat memenuhi fungsinya sebagai alat perencanaan dan pengawasan serta peningkatan mutu kinerja dalam beroperasi , masih perlu diadakan peningkatan dalam hal kegiatan dan analisis.

3. Dalam upaya mewujudkan tujuan instansi yang sebenarnya, maka kiranya perlu diambil beberapa kebijaksanaan agar instansi mampu memperhitungkan kejadian pada masa yang akan datang sehingga realisasi dengan anggaran tidak jauh berbeda.


(70)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri. 2004. Anggaran Perusahaan. Buku Satu. Yogyakarta: BPFE.

Blocher, Chen, Lin, 2000, Manajemen Biaya, Jakarta Salemba Empat

Daires, Nurlan, 2009, Pengelolaan Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah(SKPD), Indeks, Jakarta

Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Budgeting: Penganggaran Perencanaan Lengkap. Cetakan Kedua. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Kartadinata, Abas, 2001, Akuntansi dan Analisi Biaya, Jakarta, Rineka Cipta. Nafarin, M. 2008. Penganggaran Perusahaan. Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba

Empat. 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.

P, Darsono dan Ari Purwanti. 2008. Penganggaran Perusahaan. Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Tunggal, Amin Widjaja, 2005, Dasar-dasar Budgeting, Jakarta, Cetakan pertama, Rineka Cipta


(1)

mencapai 97,9% dengan jumlah anggaran sebesar Rp5,878,000. Dari

peningkatan tingkat realisasi dari setiap tahunnya menunjukkan bahwa


(2)

Dari hasil analisis perbandingan tersebut, dapat dilihat bahwa setiap

tahunnya mengalami kenaikan anggaran maupun realisasinya. Hal ini tidak

lepas dari bertambahnya biaya-biaya dalam operasi pada Dinas Pertambangan

dan Energi yang berdampak pada peningkatan operasi kegiatan di lembaga


(3)

Tingkat realisasi dari setiap kegiatan tetntunya akan mempengaruhi tingkat

realisasi total dana anggaran biaya operasional secara keseluruhan dari tahun

2011, 2012, dan 2013

Tabel 3.4

Total Realisasi Anggaran Biaya Operasional Tahun 2011, 2012, 2013

No Tahun Jumlah Realisasi % Sisa

1 2011 Rp.457,000,000 Rp.419,895,000 91.9 Rp.37,105,000

2 2012 Rp.518,400,000 Rp.487,929,000 94.1 Rp.30,471,000

3 2013 Rp.583,500,000 Rp.555,288,000 95,1 Rp.28,212,000

Sumber data : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara, 2014

Tabel 3.4 memaparkan tentang total realisasi anggaran biaya operasional

secara keseluruhan mulai tahun 2011, 2012, dan 2013 pada Dinas

pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara. Pada Tahun 2011 dengan

jumlah total anggaran biaya operasional sebesar Rp.457,000,000 dengan

tingkat realisasinya mencapai 91,9% yaitu Rp.419,895,000 dengan sisa

anggaran Rp37,105,000. Pada tahun 2012 dengan jumlah total anggaran biaya

operasional sebesar Rp.518,400,000 dengan tingkat realisasinya mencapai

94,1% yaitu Rp.487,929,000 dengan sisa anggaran Rp.30,471,000. Sementara

Pada tahun 2013 dengan jumlah total anggaran biaya operasional sebesar

Rp.558,500,000 dengan tingkat realisasinya mencapai 95,1% yaitu


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah membahas permasalahan yang ada pada bab-bab sebelumnya,

maka diberikasn kesimpulan dari pembahasan yang ada. Dari hasil analisis

terhadap biaya operasional pada Dinas pertambangan dan Energi Provinsi

Sumatera Utara maka diambil kesimpulan adalah:

1. Dinas Pertambangan dan energi merupakan instansi yang dibawahi oleh

pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pertambangan dan Energi

adalah instansi yang bergerak menangani dan mengawasi seluruh

pertambangan yang ada di Provinsi Sumatera Utara

2. Anggaran biaya operasional yang disusun berdasarkan pedoman

anggaran biaya operasional ini berfungsi sebagai pedoman kerja

sekaligus target instansi/lembaga.

3. Dinas Pertambangan telah menyusun anggaran biaya operasional

dengan baik, yaitu dengan berdasarkan anggaran biaya operasional

tahun-tahun sebelumnya, dan melihat ramalan kondisi ekonomi secara

umum.

4. Anggaran yang disusun Dinas Pertambangan dan Energi cukup baik

karena melibatkan semua divisi yang ada di dalam instansi/lembaga

sehingga pihak penyusun dapat bertanggungjawab terhadap penyusunan


(5)

5. Jumlah anggaran biaya operasional setiap tahunnya mengalami

kenaikan dan tingkat realisasi anggaran setiap tahun mengalami

kenaikan dan tahun 2013 merupakan tingkat realisasi tertinggi dari

tahun 2011 dan 2012 dan keterangan biaya operasional setiap tahunnya

tidak megalami perubahan hanya alokasi yang berubah di setiap

biaya-biaya operasional yang dikeluarkan

B. Saran

Adapun beberapa saran yang dapat diberikan kepada Dinas pertambangan

dan Energi Provinsi Sumatera Utara, sebagai berikut:

1. Mengingat pentingnya Anggaran biaya operasional, maka sebaiknya

anggaran disusun secara teliti sehingga benar-benar menjadi pedoman

kerja.

2. Agar biaya operasional dapat memenuhi fungsinya sebagai alat

perencanaan dan pengawasan serta peningkatan mutu kinerja dalam

beroperasi , masih perlu diadakan peningkatan dalam hal kegiatan dan

analisis.

3. Dalam upaya mewujudkan tujuan instansi yang sebenarnya, maka kiranya

perlu diambil beberapa kebijaksanaan agar instansi mampu

memperhitungkan kejadian pada masa yang akan datang sehingga realisasi


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri. 2004. Anggaran Perusahaan. Buku Satu. Yogyakarta: BPFE.

Blocher, Chen, Lin, 2000, Manajemen Biaya, Jakarta Salemba Empat

Daires, Nurlan, 2009, Pengelolaan Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah(SKPD), Indeks, Jakarta

Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Budgeting: Penganggaran Perencanaan Lengkap. Cetakan Kedua. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Kartadinata, Abas, 2001, Akuntansi dan Analisi Biaya, Jakarta, Rineka Cipta.

Nafarin, M. 2008. Penganggaran Perusahaan. Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Empat. 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.

P, Darsono dan Ari Purwanti. 2008. Penganggaran Perusahaan. Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Tunggal, Amin Widjaja, 2005, Dasar-dasar Budgeting, Jakarta, Cetakan pertama, Rineka Cipta