DAMPAK NEGARA ASAL PRODUK, CITRA MEREK, DAN PENGETAHUAN PRODUK TERHADAP PERSEPSI KUALITAS (Studi Pada Pegawai Yang Memiliki Laptop atau Notebook Toshiba di Bandar Lampung)

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari negara asal produk (X1), citra merek (X2), pengetahuan produk (X3) secara parsial terhadap persepsi kualitas (Y) pada pegawai yang memiliki laptop atau notebook Toshiba di Bandar Lampung, dan untuk mengetahui pengaruh dari negara asal produk (X1), citra merek (X2), pengetahuan produk (X3) secara simultan terhadap persepsi kualitas (Y) pada pegawai yang memiliki laptop atau notebook Toshiba di Bandar Lampung dibeberapa kecamatan. Setelah dilakukan peninjauan pustaka dan penyusunan hipotesis, data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada 60 pegawai yang memiliki laptop atau notebook Toshiba dengan teknik analisis regresi linear berganda menggunakan SPSS 16.0 dengan media komputer.

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatif. Populasi yang digunakan adalah pegawai yang memiliki laptop atau notebook Toshiba di Bandar Lampung. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang tidak signifikan pada negara asal produk dan citra merek terhadap persepsi kualitas. Sedangkan pengetahuan produk berpengaruh signifikan terhadap persepsi kualitas.

Kata kunci : Negara Asal Produk, Citra Merek, Pengetahuan Produk, dan Persepsi Kualitas.


(2)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of the country of origin of the product (X1), brand image (X2), product knowledge (X3) partially to the perception of quality (Y) to employees who have a Toshiba laptop or notebook in Bandar Lampung, and to determine the effect of country of origin of the product (X1), brand image (X2), product knowledge (X3) simultaneously to the perception of quality (Y) to the employees who have a Toshiba laptop or notebook in Bandar Lampung in several districts. After reviewing the literature and formulation of hypotheses, data were collected by distributing questionnaires to 60 employees who have a Toshiba laptop or notebook with multiple linear regression analysis using SPSS 16.0 with computer media.

This type of research is an explanatory. The population used is an employee who has a laptop or notebook Toshiba in Bandar Lampung. Hypothesis testing results show that there is no significant effect on the country of origin of the product and brand image on perceived quality. While knowledge of the products significantly influence the perception of quality.

Keywords: Country of Origin, Brand Image, Product Knowledge and Perception of Quality.


(3)

DAMPAK NEGARA ASAL PRODUK, CITRA MEREK, DAN PENGETAHUAN PRODUK TERHADAP PERSEPSI KUALITAS (Studi Pada Pegawai Yang Memiliki Laptop atau Notebook Toshiba

di Bandar Lampung)

Oleh

JUWITA RATNA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk mencapai gelar SARJANA ADMINISTRASI BISNIS

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Palas Aji pada tanggal 23 Januari 1993, merupakan Amanah yang Allah berikan kepada pasangan Bapak Mahdiman dan Ibu Saimah. Penulis dilahirkan sebagai anak kedua dari tiga bersaudara.

Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah pada tahun 2004 menyelesaikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Palas Lampung Selatan, pada tahun 2007 menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Palas Lampung Selatan dan pada tahun 2010 menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMA Perintis 1 Bandar Lampung. Kemudian pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik , program Sarjana pada Jurusan Ilmu Admiistrasi Bisnis melalui jalur SNMPTN di Universitas Lampung.

Selama tercatat sebagai mahasiswa peneliti melaksanakan Praktek Kerja Lapangan pada bulan Januari-Februari 2013 di Kabupaten Mesuji dan mengikuti seminar yang dilaksanakan oleh jurusan maupun universitas.


(8)

Terucap syukur dalam iringan doa kupersembahkan sebuah karya kecilku untuk kedua orang tuaku tercita papa (Mahdiman) dan emak (Saimah) yang telah

memberikan kasih sayang sehingga aku tumbuh mnejadi dewasa serta do’a dan

perjuangan mereka agar aku tumbuh menjadi pribadi yang dapat mereka banggakan, sehingga aku dapat menyelesaikan sebuah karya kecilku atas doa dan semangat dari kalian. Aku tidak akan seperti ini tanpa doa dan bimbingan dari emak dan papa. Aku belajar kuat dari papa dan belajar sabar dari emak. Terimakasih aku sayang kalian orang tuaku.

Kakakku tersayang (Ana Septiana, S.Pd) yang telah memberikan semangat dan doanya kepadaku dalam meraih langkahku menjadi seorang sarjana. Adikku (Dimas Arya Dinata) tersayang yang selalu memberikan tawa di setiap langkahku, dasn tetap semangat untuk sekolah perjalananmu masih panjang adikku.

Terimakasih kepada Aan Setiawan tersayang (Oyot dan keluarga) yang lebih dari sekedar teman dalam hidupku telah memberikan semangat dan warna dalam hari-hariku dan menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik.

Sahabat dan teman-teman, saudara serta keluarga besar Administrasi Bisnis yang telah memberikan motifasi dan semangatnya dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Lampung selama ini.


(9)

MOTO

“ Perjuangkan

yang pantas untuk diperjuangkan”

“Pertahankan mana yang bai

k untuk

dipertahankan”

(Juwita)


(10)

SANWACANA

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji hanyalah milik Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang yang tiada hentinya memberikan nikmat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam kepada Rasullulah SAW yang selalu dinanikan syafa’atnya di Yaumul akhir.

Skripsi dengan judul “Dampak Negara Asal Produk, Citra Merek dan Pengetahuan Produk terhadap Persepsi Kualitas (Studi pada pegawai yang memiliki laptop atau notebook Toshiba)” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis (S.A.B) di Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa kehendak Allah SWT dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh Karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. H. Agus Hadiawan, M.Si. selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. A. Efendi, M.M. selaku pembantu dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.


(11)

4. Bapak Drs. Pairul Syah, M.H. selaku pembantu dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

5. Bapak Dr. Suripto, S.Sos., M.A.B. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

6. Ibu Dr. Baroroh Lestari, S.Sos, M.A.B selaku Dosen Penguji, terimakasih atas segala saran dan arahan yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Wheny Khristianto, S.Sos, M.A.B selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan masukan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini. 8. Bapak Dr. Suripto, S.Sos., M.A.B selaku Dosen Pembimbing Utama yang

telah memberikan masukan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini dan juga sebagai dosen pembimbing akademik.

9. Terimakasih kepada papa Mahdiman dan emak Saimah atas doa dan bimbingannya selama ini, sehingga anak mu dapat menyelesaikan sebuah karya kecil untuk papa dan emak.


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ……… 29

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ……… 36

Tabel 3.2 Hasil Pengujian Validitas ……… 41

Tabel 3.3 Hasil Pengujian Reabilitas ……… 43

Tabel 3.4 Pedoman Interpretasiterhadap Koefisien Korelasi ……… 46

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……… 54

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ……… 55

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Penggunaan ……… 56

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Responden ……… 56

Tabel 4.5 Tanggapan Responden untuk Item 1 Negara Asal Produk ……… 57

Tabel 4.6 Tanggapan Responden untuk Item 2 Negara Asal Produk ……… 58

Tabel 4.7 Tanggapan Responden untuk Item 3 Negara Asal Produk ……… 58

Tabel 4.8 Tanggapan Responden untuk item 1 Citra Merek ……… 59

Tabel 4.9 Tanggapan Responden untuk item 2 Citra Merek ……… 59

Tabel 4.10 Tanggapan Responden untuk item 3 Citra Merek ……… 60

Tabel 4.11 Tanggapan Responden untuk item 4 Citra Merek ……… 60

Tabel 4.12 Tanggapan Responden untuk item 1 Pengetahuan Produk ……….. 61

Tabel 4.13 Tanggapan Responden untuk item 2 Pengetahuan Produk ……….. 61

Tabel 4.14 Tanggapan Responden untuk item 3 Pengetahuan Produk ……….. 62

Tabel 4.15 Tanggapan Responden untuk Item 1 Persepsi Kualitas ……… 62

Tabel 4.16 Tanggapan Responden untuk Item 2 Persepsi Kualitas ……… 63

Tabel 4.17 Tanggapan Responden untuk Item 3 Persepsi Kualitas ……… 63

Tabel 4.18 Tanggapan Responden untuk Item 4 Persepsi Kualitas ……… 64

Tabel 4.19 Tanggapan Responden untuk Item 5 Persepsi Kualitas ……… 64

Tabel 4.20 Tanggapan Responden untuk Item 6 Persepsi Kualitas ……… 65

Tabel 4.21 Tanggapan Responden untuk Item 7 Persepsi Kualitas ……… 65

Tabel 4.22 Hasil Uji Multikolonieritas ……… 68

Tabel 4.23 Hasil Regresi Linier Berganda ……… 70


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Proses Persepsi ……… 13

Gambar 2.2 Desain Penelitian……… 33

Gambar 4.1 Normal Plot Regression ……… 67


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……… 1

1.2 Rumusan Masalah ……… 6

1.3 Tujuan Penelitian ……… 6

1.4 Kegunaan Penelitian ……… 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ……… 8

2.1 Pengertian dan Konsep Pemasaran ……… 8

2.2 Konsep Perilaku Konsumen ……… 9

2.3 Pengertian dan Konsep Persepsi ……… 12

2.3.1 Konsep Persepsi ……… 12

2.3.2 Persepsi Kualitas ……… 14

2.3.3 Proses Pembentukan Persepsi Kualitas ……… 15

2.3.4 Faktor Mempengaruhi Persepsi Kualitas ……… 16

2.3.5 Prinsip Persepsi terhadap Kualitas ……… 17

2.3.6 Produk ……… 17

2.3.7 Dimensi Kualitas Produk ……… 19

2.4 Negara Asal Produk ……… 20

2.4.1 Pengertian Negara Asal Produk ………. 20

2.4.2 Konsep Negara Asal Produk ………. 21

2.4.3 Citra Negara ……… 22

2.5 Konsep Merek ……… 24

2.5.1 Pengertian Merek ………. 24

2.5.2 Pengertian Citra Merek ………. 25

2.5.3 Fungsi dan Peran Citra Merek ……… 26

2.5.4 Indikator Citra Merek ………. 27

2.6 Pengetahuan Produk ………. 27

2.6.1 Pengertian Pengetahuan Produk ………. 27

2.6.2 Pengukuran Pengetahuan Produk .……… 28

2.7 Penelitian Terdahulu ……… 29

2.8 Pengaruh Hubungan Negara Asal Produk, Citra Merek dan Pengetahuan Produk terhadap Persepsi Kualitas ……… 30

2.9 Kerangka Pikir ………. 31


(15)

3.3 Operasional Variabel ………. 35

3.4 Populasi dan Sampel ………. 36

3.4.1 Populasi ……… 36

3.4.2 Sampel ……… 37

3.5 Jenis dan Sumber Data ……… 38

3.5.1 Data Primer ……… 38

3.5.2 Data Sekunder ……… 38

3.6 Teknik Pengumpulan Data ……… 38

3.7 Skala Pengukuran Variabel ……… 39

3.8 Teknik Pengujian Instrumen ………. 39

3.8.1 Uji Validitas ……… 39

3.8.2 Uji Reliabilitas ……….. 41

3.9 Uji Asumsi Klasik ……… 43

3.9.1 Uji Normalitas ………. 43

3.9.2 Uji Multikolonieritas ………. 44

3.9.3 Uji Heteroskedastisitas ………. 44

3.10 Teknik Analisis Data ………. 45

3.10.1 Regresi Linier Berganda ………. 45

3.11 Uji Hipotesis ………..……... 46

3.11.1 Koefisien Determinasi R2 ………... 46

3.11.2 Uji Simultan ………... 47

3.11.3 Uji Parsial .……… 49

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ……… 51

4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan ……… 51

4.1.2 Visi dan Misi ……… 52

4.1.3 Profil Perusahaan ……… 52

4.2 Karakteristik Responden ……… 53

4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ………....……… 53

4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Pemakaian …… 54

4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……... 55

4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ………… 55

4.3 Gamabaran Deskripsi Jawaban Responden ……… 56

4.3.1 Deskripsi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Negara Asal Produk ……… 56

4.3.2 Deskripsi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Citra Merek ……… 58

4.3.3 Deskripsi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Pengetahuan Produk ……… 60

4.3.4 Deskripsi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Persepsi Kualitas ……….. 61


(16)

4.4.2 Uji Multikolonieritas ……… 66

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas ……… 61

4.5 Analisis Regresi Linear Berganda ……… 69

4.6 Uji Hipotesis ……… 71

4.6.1 Koefisien Determinasi (R2) ……… 72

4.6.2 Uji F (Uji Simultan) ……… 72

4.6.3 Uji t (Uji Parsial) ……… 73

4.7 Pembahasan ……… 74

4.7.1 Pengaruh Negara Asal Produk Terhadap Persepsi Kualias. 74 4.7.2 Pengaruh Citra Merek Terhadap Persepsi Kualitas ……… 76

4.7.3 Pengaruh Pengetahuan Produk Terhadap Persepsi Kualitas. 78 4.7.4 Pengaruh Negara Asal Produk, Citra Merek dan Pengetahuan Produk Terhadap Persepsi Kualitas ……….. 79

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……… 81

5.2 Saran ……… 82 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia yang mempunyai penduduk sangat banyak menjadi pasar yang potensial bagi perusahaan-perusahaan yang akan memasarkan produk-produk mereka. Perusahaan-perusahaan asing maupun dalam negeri bersaing dalam mengembangkan usahanya disini untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Hal ini dapat menciptakan persaingan yang sangat ketat dalam dunia bisnis sehingga mendorong perusahaan-perusahaan untuk menciptakan bermacam-macam produk dengan merek tertentu yang sesuai dengan selera dan kebutuhan konsumen.

Negara asal produk, citra merek dan pengetahuan produk mempengaruhi persepsi dari kualitas suatu produk. Persepsi kualitas meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan bagaimana suatu merek dipersepsikan, sehingga dengan diketahuinya persepsi pelanggan terhadap kualitas dari merek yang dimiliki maka produsen dapat menentukan langkah-langkah apa yang dapat diambil guna memperkuat persepsi pelanggan terhadap merek yang dimiliki oleh produsen tersebut. Persepsi kualitas dibangun melalui beberapa dimensi seperti karakteristik produk, proses manufaktur produk, kinerja produk, umur ekonomis produk, pelayanan dan mutu produk yang dapat membentuk suatu kesan dari kualitas produk.


(18)

Citra suatu negara mengenai kinerjanya, inovasi, teknologi yang berkelanjutan, secara logis akan diperhitungkan ke dalam fitur-fitur produk yang diproduksi oleh negara tersebut (Acharya dan Elliot, 2001). Negara asal produk mempunyai peranan yang sangat penting dalam strategi pemasaran untuk membedakan suatu produk perusahaan dengan produk pesaingnya. Peran dari negara pembuat produk akan menjadi semakin penting. Negara asal produk tidak cukup untuk menawarkan produk berkualitas tinggi dalam menarik perhatian dan minat konsumen, tetapi juga perlu menjaga citra dari negara tersebut di pasar.

Seperti yang terjadi beberapa tahun belakangan ini, banyak perusahaan-perusahaan besar dari negara yang berbeda memproduksi produk elektronik lainnya yang memiliki fungsi atau penggunaan yang sama dan memasarkan produknya dengan berbagai macam merek dan teknologi yang ditawarkan. Pada era globalisasi, produk elektronik berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya kulkas, televisi, komputer, laptop, notebook, radio, mesin cuci, dan produk elektronik lainnya.

Citra merek suatu produk juga dapat membantu konsumen dalam memilih produk yang akan digunakannya. Semakin baik citra dari produk tersebut dipasaran, maka konsumen akan memberikan kesan atau persepsi yang baik pula dengan kualitas produk tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa citra merek juga berperan dalam memberikan persepsi tentang kualitas suatu produk, karena persepsi kualitas adalah bukan kualitas yang sebenarnya namun hal yang dirasakan konsumen dalam menggunakan suatu produk.


(19)

dibutuhkan dalam melakukan aktifitas sehari-hari dan merupakan alat yang dapat membantu mempermudah aktifitas seseorang. Produk elektronik juga memiliki fungsi lain seperti memberikan informasi melalui media telekomunikasi. Salah satu media informasi dapat diakses melalui komputer adalah jaringan internet. Kemudahan dalam mengakses internet membuat kalangan masayarakat memiliki pengetahuan yang lebih terhadap produk yang akan dibelinya. Pengetahuan yang didapat konsumen merupakan salah satu hal yang dapat membantu konsumen untuk mempersepsikan kualitas barang yang akan dibelinya atau barang yang digunakannya.

Yang akan diteliti saat ini adalah pegawai yang memiliki laptop atau notebook di Bandar Lampung. Saat ini banyak kalangan yang menggunakan komputer beralih menggunakan laptop atau notebook yang mudah di bawa kemana saja dan dapat digunakan dimana saja. Contoh produk notebook atau laptop Toshiba, Dell, Axio, Acer, Zyrex, Hp Compag, Vaio, dan Advan. Namun, diantara berbagai merek produk tersebut Toshiba memiliki tingkat penjualan yang cukup tinggi di Indonesia.

Produk Toshiba bearsal dari negara Jepang, yang dikenal dengan kualitas yang baik namun dengan harga yang mahal. Banyak fitur yang ditawarkan produk dari negara sakura ini. Produk dengan label made in Japan ini sudah akrab dikalangan konsumennya, selain itu juga Jepang juga terkenal dengan tekhnologi canggihnya dalam membuat peralatan elektronik. Dan banyaknya produk baru yang ditawarkan dipasaran dengan berbagai merek, salah satunya Toshiba banyak dikenal oleh para konsumennya.


(20)

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dari produk yang akan dipilih oleh konsumen adalah negara asal produk, citra merek, pengetahuan produk, harga, gaya hidup dan lain-lain. Hal ini dinilai dapat membantu mempermudah konsumen untuk memilih produk laptop dari berbagai alternatif yang ada serta dapat mengetahui berbagai informasi mengenai laptop yang akan dipilih.

Negara asal produk, nama merek dan pengalaman konsumen dengan sebuah produk menghasilkan efek yang utama terhadap persepsi kualitas produk (Teas dan Argawal, 2001). Negara asal produk adalah persepsi umum konsumen akan suatu kualitas produk yang dibuat oleh suatu negara. Para konsumen mengevaluasi sebuah produk tidak hanya melalui penampilan dan karakteristiknya saja, tetapi juga negara asal dimana produk dibuat. Hal ini disebut efek dari negara asal yang biasanya dikomunikasikan lewat frase “made in” mempunyai pengaruh yang besar terhadap mutu sebuah poduk yang banyak beredar dipasar.

Citra merek adalah jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan kepada sebuah merek (Shimp dalam siddiq, 2001). Selain itu citra merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Toshiba memiliki citra merek yang berorientasi pada gaya hidup yang santai, mewah, dan memiliki tampilan yang elegant. Pada umumnya mahasiswa adalah salah satu golongan yang ingin dituju oleh produk laptop Toshiba. Hal ini berhubungan dengan banyaknya mahasiswa yang menggunakan laptop Toshiba yang dapat


(21)

mempersepsikan kualitas yang dirasakan selama menggunakan produk Toshiba.

Hal lain yang berpengaruh terhadap konsumen dalam mempersepsikan kualitas produk yang digunakannya adalah pengetahuan produk. “Product knowledge is a perception consumershave towards certain product, including previous experience of using the product” artinya: Pengetahuan produk adalah konsumen memiliki persepsi terhadap produk tertentu,termasuk pengalaman sebelumnya menggunakan produk (Nan-Hong Lin, 2007). Pengetahuan adalah informasi yang disimpan dalam ingatan/benak konsumen.

Pengetahuan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pengetahuan pembelian, pengetahuan pemakaian, dan pengetahuan produk. Selain itu pengukuran pengetahuan ada dua, yaitu pengetahuan objektif dan pengetahuan subjektif. Pengetahuan objektif (objective knowledge) adalah pengukuran yang menyadap apa yang benar-benar sudah disimpan oleh konsumen dalam ingatannya. Sedangkan pengetahuan subjektif (objective knowledge) menyadap persepsi konsumen mengenai banyaknya pengetahuan mereka sendiri. Pengetahuan produk merupakan informasi yang disimpan dalam ingatan mengenai kategori produk seperti merek dalam kategori tersebut, terminologi produk, atribut produk dan keyakinan mengenai kategori produk dan merek spesifik. Pengetahuan konsumen tentang suatu produk dapat berpengaruh terhadap kesan kualitas yang dirasakan oleh konsumen.

Pengetahuan konsumen terhadap suatu produk memiliki peranan penting dalam proses pembelian. Salah satunya adalah pengetahuan produk dapat membantu konsumen mengetahui kualitas suatu barang yang akan digunakan. Dengan


(22)

menggunakan pengalaman yang diketahuinya untuk mempermudah dalam memilih berbagai produk dalam merek dan dari negara asal yang berbeda. Kesan kualitas yang dirasakan konsumen dalam menggunakan produk Toshiba dipengaruhi oleh negara asal produk, citra merek, dan pengetahuan produk yang dimiliki oleh konsumen. Banyaknya penggunaan laptop dan notebook Toshiba dikalangan pegawai menjadi populasi yang tepat untuk melakukan penelitian di Bandar Lampung.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang dapat diambilkan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh negara asal produk terhadap persepsi kualitas

laptop/notebook Toshiba?

2. Seberapa besar pengaruh citra merek terhadap persepsi kualitas laptop/notebook Toshiba?

3. Seberapa besar pengaruh pengetahuan produk terhadap persepsi kualitas laptop/notebook Toshiba?

4. Seberapa besar pengaruh negara asal produk, citra merek, dan pengetahuan produk secara simultan terhadap persepsi kualitas laptop/notebook Toshiba?

1.3 `Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penjelasan tentang besarnya pengaruh negara asal produk terhadap persepsi kualitas pada pemilik laptop atau notebook Toshiba di Bandar Lampung.


(23)

terhadap persepsi kualitas pada pemilik laptop atau notebook Toshiba di Bandar Lampung.

3. Untuk mengetahui penjelasan tentang besarnya pengaruh pengetahuan produk terhadap persepsi kualitas pada pemilik laptop atau notebook Toshiba di Bandar Lampung.

4. Untuk mengetahui penjelasan tentang besarnya pengaruh negara asal produk, citra merek, dan pengetahuan produk terhadap persepsi kualitas pada pengguna laptop atau notebook Toshiba di Bandar Lampung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan informasi mengenai p e n g a r u h negara asal produk, c i t r a merek, dan pengetahuan produk yang mempengaruhi persepsi kualitas produk laptop dan notebook Toshiba pada pegawai negeri dan pegawai swasta di Bandar Lampung. 2. Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam melakukan penelitian dengan objek ataupun masalah yang sama dimasa yang akan datang, maupun untuk penelitian selanjutnya.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Konsep Pemasaran

Pada dasarnya pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai dengan yang lain (Kotler dan Armstrong, 2001). Perusahaan yang mengarahkan kegiatan pemasarannya ke konsumen akhir termasuk dalam kegiatan pemasaran produk konsumsi, produk yang dipasarkan merupakan produk konsumsi dan pasarnya disebut pasar konsumen. Sedangkan perusahaan yang mengarahkan kegiatan pemasarannya ke indusri termasuk dalam kegiatan pemasaran produk industri, produk yang dipasarkan merupakan produk industri dan pasarnya disebut pasar industri atau pasar bisnis. Pemasaran produk konsumsi dan pemasaran produk industri memiliki karakteristik yang berbeda, baik dilihat dari sifat produk maupun perilaku pembelinya.

Dengan demikian kegiatan pemasaran memiliki cakupan luas. Fokus pemasaran yang utama adalah menjadikan kebutuhan dan keinginan para konsumen. Filsafat pemasaran yang berorientasi ke konsumen dikenal sebagai konsep pemasaran. Asumsi pokok yang mendasari konsep pemasaran adalah jika perusahaan ingin meraih sukses maka perusahaan harus menentukan kebutuhan dan keinginan


(25)

berbagai target pasar tertentu dan memberikan kepuasan yang diinginkan lebih baik dari pada pesaing. Konsep pemasaran didasarkan pada dasar pemikiran bahwa pemasar harus membuat apa yang dapat dijualnya, dari pada berusaha menjual apa yang telah dibuatnya.

Konsep penjualan berfokus pasa kebutuhan penjual, sedangkan proses pemasaran berfokus pada kebutuhan pembeli sejumlah faktor yang menunjukkan luasnya cakupan kegiatan pemasaran, sebagai berikut :

1. Melibatkan berbagai pihak.

2. Konsep penjualan berfokus pada kebutuhan penjual, sedangkan konsep pemasaran berfokus pada kebutuhan yang menunjukkan luasnya cakupan kegiatan pemasaran.

3. Melibatkan berbagai pihak fungsi manajerial yang dipasarkan bukan hanya barang tetapi produk dalam arti luas termasuk gagasan, jasa, informasi, dan pengalaman. Sasaran yang dicapai adalah kepuasan pihak yang terlibat dalam pertukaran (Kotler, 2003).

Terdapat sejumlah konsep inti yang terkandung dalam pemasaran. Mempelajari konsep inti pemasaran akan sangat membantu dalam memahami hakekat pemasaran selain itu jugan perilaku konsumen berperan dalam pemasaran.

2.2 Konsep Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen


(26)

akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan. Atau kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user. Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.

Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing. Peran yang dilakukan tersebut sebagai berikut:


(27)

2. Influencer yaitu individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak.

3. Decider yaitu yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya.

4. Buyer yaitu individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya. 5. User yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis, sosiologis dan antropologis.

Perilaku konsumen juga tidak lepas dari riset pemasaran yang pengumpulannya didapat dari informasi tentang sikap, motivasi, keinginan, dan hal-hal lainnya tentang konsumen. Selain itu juga menurut model Horwars-Sheth perilaku konsumen memiliki pengaruh dari beberapa variabel yaitu pemahaman merek, kualitas harga, kekhususan, servis, keterlibatan sosial, keluarga, kelompok referensi, kelas sosial, kebudayaan, pengaruh organisasi, keuangan, keyakinan motif pembelian, tujuan pembelian dan sikap. Atau hal lain yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen sebagai berikut :

1. Motivasi

Motivasi sebagai tenaga dorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. 2. Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia.


(28)

3. Sikap

Terdapat beberapa pengertian sikap yang disampaikan oleh para ahli. Intinya sikap adalah perasaan dari konsumen (positif dan negatif) dari suatu objek setelah dia mengevaluasi objek tersebut. Sikap memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, ego defensive, ekspresi nilai, dan pengetahuan. 4. Gaya Hidup

Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk menggunakan waktu, uang dan energi dan merefleksikan nilai-nilai, rasa, dan kesukaan dalam pemilihan kebutuhan.

2. Kelas Sosial

Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama`dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah.

3. Budaya

Budaya merupakn hal yang selalu ada dimana kita bbisa memaknai kebudayaan itu sendiri baik dari dalam negeri mauapun budaya luar. (Tengku Ezni Balqiah, 2009)

Hal- hal ini merupakan beberapa variabel dari perilaku konsumen yang mempengaruhi suatu produk yang akan dipasarkan.

2.3 Pengertian dan Konsep Persepsi

2.3.1 Konsep Persepsi

Persepsi adalah suatu proses pengorganisasian dan pemaknaan terhadap kesan-kesan sensori untuk memberi arti pada lingkungannya (Robbins, 2008). Proses persepsi dapat didefinisikan sebagai interaksi yang rumit dari penyeleksian, pengorganisasian, dan penafsiran terhadap stimulus (Luthans, 2002). Sedangkan (Handoko, 2004) mengatakan persepsi adalah proses seleksi, organisasi, dan interpretasi stimulus yang berasal dari lingkungan.

Persepsi konsumen dapat mempengaruhi evaluasi konsumen terhadap produk yang pada akhirnya akan mempengaruhi pilihan konsumen terhadap suatu produk.


(29)

Persepsi sebagai tindakan seleksi, organisasi, dan intepretasi dari stimuli pemasaran dan lingkungan kedalam gambaran yang koheren. Stimuli pemasaran merupakan komunikasi atau stimuli fisik yang didesain untuk mempengaruhi konsumen (Assael, 2001).

Alur terjadinya proses persepsi:

Gambar 1.The Perceptual Process

(Sumber : Assael, Consumer Behavior, 2001)

Proses seleksi terjadi karena adanya exposure yaitu stimulus yang ditimbulkan oleh penglihatan, pendengaran, sentuhan dan penciuman yang dirasakan konsumen yang dilanjutkan dengan attention dimana konsumen memiliki pemhaman dan terbiasa akan produk yang digunakannya. Setelah terjadinya proses seleksi maka akan menjadi sekumpulan yang dapat diproses menjadi interprestasi melalui categorization yaitu dimana konsumen memproses informasi yang telah diketahuinya selama menggunakan produk dan inference akan membantu mengembangkan informasi yang ada. Dalam hal ini pemasar akan

Selection

Organization

interpretation

Exposure

attention

Categorization


(30)

berusaha mendapatkan perhatian konsumen melalui iklan, tampilan, baud an suara orang yang terkenal dalam promosi iklan.

2.3.2 Persepsi Kualitas

Apabila bicara mengenai kualitas, maka terdapat objektif dan kualitas menurut konsumen (perceived quality), yang terpenting adalah persepsi yang dirasakan konsumen (Simamora, 2000). Persepsi kualitas tidak hanya diciptakan oleh kualitas merek yang tampak seperti keandalan atau kinerja merek, namun juga dapat dibentuk oleh beberapa dimensi lain, seperti asosiasi merek (Rahmawati, 2000 ).

Persepsi kualitas meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan bagaimana suatu merek dipersepsikan, sehingga dengan diketahuinya persepsi pelanggan terhadap kualitas dari merek yang dimiliki maka produsen dapat menentukan langkah-langkah apa yang dapat diambil guna memperkuat persepsi pelanggan terhadap merek yang dimiliki oleh produsen tersebut. Persepsi terhadap kualitas yang positif dapat dibangun melalui upaya identifikasi dimensi kualitas yang dianggap penting oleh pelanggan, dan membangun persepsi terhadap kualitas pada dimensi penting merek tersebut (Robbins, 2008).

Dalam literatur-literatur pemasaran, istilah kualitas mempunyai ruang lingkup yang beragam. Kualitas dalam pandangan konsumen lebih merupakan respon subjektif konsumen terhadap fenomena produk sehingga cenderung relatif. Persepsi kualitas mempunyai peranan yang penting dalam membangun suatu merek. Secara umum persepsi kualitas dapat menghasilkan nilai-nilai seperti


(31)

alasan untuk membeli, diferensiasi atau posisi, harga premium, perluasan saluran distribusi, perluasan merek.

2.3.3 Proses Pembentukan Persepsi Kualitas

Dalam mempelajari persepsi ada dua hal yang penting yang diperhatikan, yaitu: 1. The absolute threshold yaitu suatu tingkatan terendah dimana seseorang

dapat merasakan adanya sensasi atau nilai minimum dari suatu rangsangan agar dapat diterima secara sadar.

2. The defferent threshold atau just noticeable different yaitu perbedaan minimum yang dapat dideteksi diantara dua rangsangan yang muncul secara bersamaan (Kotler dan Amstrong, 2004).

Dalam persepsi banyak menggunakan panca indera untuk menangkap rangsangan (stimulus) dari objek-objek yang ada di sekitar lingkungan. Suatu stimulus, sebagai masukan untuk panca indera atau sensory reception. Fungsi dari sensory receptor adalah untuk melihat, mendengarkan, mencium aroma, merasakan, dan menyentuh. persepsi, adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Robbins, 2008). Proses terjadinya persepsi meliputi :

1. Proses fisis, dimana obyek menimbulkan stimulus, dimana stimulus mengenai alat indera.

2. Proses fisiologis, stimulus yang diterima alat indera dan dilanjutkan oleh saraf sensoris ke otak.

3. Proses psikologis, terjadi proses pengolahan di otak, sehingga individu menyadari tentang apa yang ia terima dengan alat indera sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterima


(32)

Persepsi tidak hanya tergantung pada sifat-sifat rangsangan fisik, tapi juga pada pengalaman dan sikap sekarang dari individu. Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatannya di masa lampau atau dapat pula dipelajari, sebab dengan belajar seseorang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman yang berbeda-beda, akan membentuk suatu pandangan yang berbeda sehingga menciptakan proses pengamatan dalam perilaku pembelian yang berbeda pula.

2.3.4 Faktor Mempengaruhi Persepsi Kualitas

Konsep kualitas yang dirasakan, diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu atribut intrinsik dan atribut ekstrinsik. Kedua kelompok kesan kualitas tersebut baik atribut intrisnsik maupun ekstrinsik dibentuk oleh atribut produk yang berbeda :

1. Atribut intrinsik berkaitan dengan aspek fisik produk (seperti warna, rasa, aroma, bentuk, penampilan).

2. Atribut ekstrinsik berkaitan dengan produk namun tidak dalam bagian fisik dari produk (seperti nama merek, tanda kualitas, harga, toko, pengemasan dan informasi produksi) (Bernue et all, 2003).

Selain itu juga persepsi kualitas mempunyai atribut penting yang dapat diaplikasikan dalam berbagai hal seperti:

1. Kualitas aktual atau objektif

Perluasan ke suatu bagian dari produk atau jasa yang memberikan pelayanan yang lebih baik.

2. Kualitas isi produk

Karakteristik dan kuantitas unsur, bagian atau pelayanan yang disertakan. 3. Kualitas proses manufaktur


(33)

2.3.5 Prinsip Persepsi Terhadap Kualitas

Tiga prinsip tentang persepsi kualitas, yaitu :

1. Kualitas bersumber aspek produk, non produk atau seluruh kebutuhan bukan harga (non price needs) yang dicari konsumen untuk memuaskan kebutuhannya. Yang dipertimbangkan konsumen dari sebuah produk mencakup 3 aspek utama, yaitu harga, produk, dan non produk. Produk adalah standar yang diharapkan dari sebuah produk. Pada sebuah televisi misalnya, aspek produk adalah ukuran layar, suara, gambar, dan kelengkapan fungsi serta desain. Sedangkan aspek non produk terdiri dari garansi, reputasi dan layanan perbaikan bengkel resmi.

2. Kualitas ada jika sesuai dengan persepsi konsumen. Apabila konsumen mempersepsikan kualitas sebuah produk rendah, maka kualitas produk itu rendah, apapun (keadaaan) realitasnya. Persepsi lebih penting dari realitas. Konsumen membuat keputusan berdasarkan persepsi.

3. Persepsi kualitas (perceived quality)diukur secara relatif terhadap pesaing. Kalau produk A sederhana saja, akan tetapi produk pesaing lebih sederhana lagi, maka produk A mempunyai kualitas. Atau, bila produk B menawarkan produk yang baik, akan tetapi produk pesaing lebih baik lagi, maka produk B dikatakan tidak memiliki kualitas. (Cleland dan Bruno dalam Simamora, 2001).

Persepsi kualitas meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan bagaimana suatu merek dipersepsikan sehingga dengan diketahuinya persepsi pelanggan terhadap kualitas dari merek yang dimiliki maka perusahaan dapat menentukan langkah-langkah apa yang dapat diambil guna memperkuat persepsi pelanggan terhadap merek yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Persepsi kualitas dipengaruhi oleh dua dimensi, yaitu dalam bentuk kualitas produk dan kualitas jasa (Lindawati, 2005).

2.3.6 Produk

Produk adalah salah satu yang ditawarkan kesuatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan dalam skala internasional, produk adalah barang atau jasa yang berarti :


(34)

1. Hasil kegiatan atau proses (produk wujud dan terwujud seperti jasa, program komputer, desain, petunjuk pemakaian).

2. Suatu kegiatan proses (seperti pemberian jasa atau pelaksanaan proses produksi). Pentingnya suatu produk fisik bukan terletak pada kepemilikannya tetapi pada jasa yang dapat diberikannya (Kotler, 2002).

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa produk itu bukan hanya berupa barang melainkan jug dapat berupa jasa.

Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk.Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.

Kualitas produk adalah “the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” (Kotler dan Armstrong, 2004), yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.

Kualitas produk dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu sudut pandang internal dan sudut pandang eksternal. Maka yang digunakan untuk melihat kualitas produk adalah sudut pandang eksternal. Pelanggan menilai baik buruknya


(35)

kualitas suatu produk itu berdasarkan persepsinya (Adam dan Ebert, 2002). Suatu produk dikatakan berkualitas jika memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli. Kualitas ditentukan oleh pelanggan dan pengalaman mereka terhadap produk dan jasa.

Berdasarkan teori tersebut, maka dapt disimpulkan bahwa kualitas produk adalah kemampuan suatu produk dalam menjalankan fungsinya, yang merupakan suatu pengertian gabungan dari daya tahan, keandalan, ketetapan, kemudahan pemeliharaan serta atribut-atribut. Seseorang dapat memberikan kesan atau persepsi terhadap poduk dapat melalui faktor atau dimensi yang mempengaruhinya. Persepsi dari kualitas produk bukan kualitas yang sebenarnya, namun seseorang memiliki kesan tersendiri dalam menggunakan sebuah produk.

2.3.7 Dimensi Kualitas Produk

Mengungkapkan ada tujuh dimensi kualitas produk, yaitu:

1. Performance, yang meliputi karakteristik operasi dari suatu produk.

2. Features, merupakan tambahan untuk menjadi pembeda yang penting untuk dua produk yang tampak sama.

3. Conformance with the specifications or the absence of defects, merupakan pandangan mengenai kualitas proses manufaktur yang berorientasi tradisional.

4. Reliability, yaitu konsistensi kinerja dari pembelian satu ke pembelian lainnya dan presentase waktu yang dimiliki produk untuk berfungsi sebagaimana mestinya.

5. Durability, mencerminkan umur ekonomis suatu produk.

6. Serviceability, mencerminkan kemampuan suatu produk dalam memberikan layanan.

7. Fit and Finish, yaitu mengarah pada penampilan mutu (Garvin dalam Nasution M.N, 2001).


(36)

2.4 Negara Asal Produk

2.4.1 Pengertian Negara Asal Produk

Negara asal atau dalam bahasa awamnya terkenal dengan nama “made in” merupakan salah satu hal yang menarik yang terdapat dalam produk yang menandakan tempat dimana produk tersebut dibuat. Adanya pengaruh negara asal produk produk tersebut muncul atau dibuat, dan hal itu mempunyai pengaruh berupa persepsi konsumen pada kualitas, sikap, dan niat beli.

Negara asal produk, nama merek dan pengalaman konsumen dengan sebuah produk menghasilkan efek yang utama terhadap persepsi kualitas (Teas dan Argawal, 2001). Namun kata made in tidak selalu merujuk pada negara asal peoduk, karena bisa saja dalam kemasan produk tercantum made in China tetapi produk tersebut hanya dirakit atau diproduksi sebuah pabrik di China, sedangkan negara asalnya adalah Jepang. Maka perlu dipahami terlebih dahulu mengenai konsep negara asal produk.

Penelitian dalam dampak negara asal produk memiliki berbagai fenomena yang dapat dipengaruhi oleh keadaan demografi, usia konsumen, pendidkan dan keyakinan politik yang dimiliki konsumen dan situasi yang dirasakan oleh konsumen, citra dari negara pembuat produk yang dapat menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk memilih suatu produk. Citra suatu negara akan berubah ketika konsumen mengenal negara asalnya dan kualitas yang dirasakan semakin meningkat dan konsumen akan menggunakan Negara asal produk sebagai


(37)

pertimbangan ketika konsumen tidak familiar dengan merek produk yang bersangkutan.

Negara asal produk merupakan suatu pencintraan terhadap negara asal pembuat produk. negara asal produk memberikan petunjuk terhadap suatu produk untuk membedakannya dengan produk pesaing. Negara asal dari sebuah produk dapat menjadi pertimbangan bagi setiap konsumennya. Dengan kata lain produk dari tiap negara memiliki persepsi kualitas yang berbeda dikalangan konsumennya. Citra dari sebuah negara memiliki peran yang penting untuk sebuah produk yang akan dipasarkan.

2.4.2 Konsep Negara Asal Produk

Konsep nagara asal produk mengalami perkembangan sehingga memunculkan istilah-istilah baru:

1. Country of Origin (CoO), didefinisikan sebagai negara dimana suatu produk diproduksi atau dapat diartikan CoO adalah negara asal perusahaan atau negara dimana nama merek berasal (Yassin et al., 2008).

2. Country of Manufacture (CoM), merupakan negara tempat produk dimanufaktur/diproduksi atau dirakit (Okechuku dan Onyemah dalam Wong et al.,2008).

3. Country Of Design (CoD), merupakan negara tempat produk didisain dan biasanya menjadi tempat merek secara umum diasosiasikan (Chao dalam Insch dan Bride, 2004).

4. Country of Assembly (CoA); merupakan negara dimana sebagian besar perakitan produk akhir dilakukan (Insch dan McBride, 2004).


(38)

5. Country of Part (CoP), merupakan negara tempat sebagian besar material yang digunakan dalam produk dihasilkan, atau negara tempat bagian / komponen produk dibuat (Insch dan McBride, 2004).

2.4.3 Citra Negara

Persepsi terhadap negara asal produk mengandung makna yang luas yang pada dasarnya merupakan persepsi tentang citra negara (country image). Citra suatu negara mengenai kinerjanya, inovasi, teknologi yang berkelanjutan, secara logis akan diperhitungkan kedalam fitur-fitur produk yang diproduksi oleh negara tersebut (Acharya dan Elliot, 2001). Nama suatu negara sebagai CoO yang biasanya dihubungkan dengan persepsi kualitas dari suatu produk, maupun nama negara tersebut sebagai sebuah ”merek”.

Country image yang sesuai dengan produk yang bersangkutan dapat memberi keuntungan tambahan untuk perusahaan (Ellerman, 2000). Ketika suatu produk diproduksi dinegara yang mendukung citra produk tersebut atauapabila produk tersebut dipasarkan di luar negara pembuatnya, yang mana produk domestik negara tersebut citranya masih kalah jika dibandingkan dengan produk luar, maka hal tersebut akan membantu persepsi konsumen tentang produk tersebut.

Keuntungan lain dari negara asal tersebut dapat terlihat pada bauran pemasaran perusahaan, yaitu:

1. Produk, negara asal yang sesua iakan menguntungkan dalam keputusan produk sebab hal tersebut dapat mendukung citra barang yang akan diproduksi di negara tersebut.

2. Harga, menjual produk dengan harga yang lebih murah dapat dilakukan pada konsumen yang tidak peduli terhadap asal negara produk tersebut.


(39)

3. Distribusi alternatif lain dari strategi pemasaran adalah pemilihan saluran distribusi yang tepat untuk dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk.

4. Promosi dan Komunikasi berbagai alternatif komunikasi dapat digunakan oleh pemasar untuk mempengaruhi konsumen agar mengkonsumsi produk yang ditawarkan. (Kotabe et al., 2008)

Negara asal memiliki peran yang penting seperti yang telah dijelaskan oleh Kotabe bahwa Negara asal produk memiliki keuntungan sendiri dalam mempengaruhi sikap konsumen dalam menentukan pilihannya. Selain itu konsumen dapat mempersepsikan kualitas dari produk tersebut dengan melihat atau mengetahui asal dari Negara pembuat produk itu sendiri.

Pada dasarnya, citra negara dalam perspektif pemasaran dapat didefinisikan pada tiga tingkat, yaitu : overall country image, aggregate product country image, dan specific product country image.

1. Overall country image (citra negara keseluruhan); merupakan keseluruhan kepercayaan, ide dan kesan dari suatu negara tertentu sebagai hasil evaluasi konsumen atas persepsinya tentang kelebihan dan kelemahan negara tersebut.

2. Aggregate product country image (citra negara asal produk keseluruhan); merupakan keseluruhan perasaan kognitif yang diasosiasikan dengan produk dari negara tertentu atau kesan terhadap keseluruhan kualitas produk yang berasal dari suatu negara tertentu. Misalnya pandangan umum konsumen terhadap produk buatan Jepang berteknologi tinggi, produk buatan Cina harganya murah, dan produk buatan Jerman memiliki daya tahan tinggi. 3. Specific product country image (citra negara asal dilihat pada kategori

produk tertentu); merupakan keseluruhan perasaan kognitif yang diasosiasikan denganspesifikasi produk dari negara tertentu. Misalnya pandangan umum konsumen yang mengapresiasi kosmetik buatan Perancis, susu olahan dari Belanda, barang elektronik dari Jepang. (Demirbag, 2010)


(40)

2.5 Konsep Merek

2.5.1 Pengertian Merek

Merek adalah nama, istilah, tanda lambang, desain, atau kombinasi dari semua ini yang memperlihatkan identitas produk atau jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakan produk itu dari produk pesaing (Kotler dan Amstrong, 2008). Sedangkan Asosasi Pemasaran Amerika mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing (Kotler dan Keller, 2008).

Berdasarkan berbagai uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa merek merupakan sesuatu yang dapat berupa tanda, gambar, simbol, nama, huruf, angka- angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya untuk membedakan sebuah produk dengan produk pesaing melalui keunikan serta segala sesuatu yang dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggan dengan tujuan untuk menjalin sebuah hubungan yang erat antara konsumen dan perusahaan melalui sebuah makna psikologis.

Penggunaan merek memiliki berbagai macam tujuan, yaitu:

1. Sebagai identitas perusahaan yang membedakannya dengan produk pesaing, sehingga pelanggan mudah mengenali dan melakukan pembelian ulang. 2. Sebagai alat promosi yang menonjolkan daya tarik produk (misalnya dengan

bentuk desain dan warna-warni yang menarik).

3. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta citra prestise tertentu kepada konsumen.

4. Untuk mengendalikan dan mendominasi pasar. Artinya,dengan membangun merek yang terkenal, bercitra baik, dan dilindungi hak ekslusif berdasarkan


(41)

hak cipta/paten, maka perusahaan dapat meraih dan memperthankan loyalitas konsumen. (Tjiptono dan Diana, 2001)

Agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin disampaikan, maka ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan:

1. Merek harus khas atau unik.

2. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan pemakaianya.

3. Merek harus menggaambarkan kualitas produk. 4. Merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat.

5. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk dinegara dan dalam bahasa lain.

6. Merek harus dapat menyesuaikan diri dengan produk baru yang mungkin ditambahkan ke lini produk. (Tjiptono dan Diana, 2001)

2.5.2 Pengertian Citra Merek

Citra merek adalah jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat suatu merek tertentu (Shimp, 2003). Citra merek dibangun berdasarkan kesan, pemikiran ataupun pengalaman yang dialami seseorang terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan. Berdasarkan beberapa definisi tersebut,maka dapat disimpulkan bahwa citra merek adalah sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap merek tertentu dan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan.

Citra merek mewakili keseluruhan persepsi tentang merek dan dibentuk berdasarkan kesimpulan yang konsumen buat tentang merek, baik berdasarkan stimuli eksternal atau fantasi (Assael, 2001). Citra merek memiliki 3 (tiga) variabel pendukung, yaitu:

1. Citra perusahaan (corporate image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa. Dalam penelitian ini citra pembuat meliputi: popularitas,


(42)

kredibilitas serta jaringan perusahaan,

2. Citra pemakai (user image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. Meliputi : pemakai itu sendiri, gaya hidup/kepribadian, serta status sosialnya.

3. Citra Produk (product image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. Meliputi artibut produk tersebut, manfaat bagi konsumen, penggunanya, serta jaminan. (Biels yang dikutip oleh Simamora, 2003)

2.5.3 Fungsi dan Peran Citra Merek

Citra merek memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai pintu masuk pasar karena citra merek yang baik akan dikenal konsumen dengan baik dipasaran, citra merek sebagai nilai tambah bagi produk dalam memasarkan produknya, dan kekuatan citra merek berpengaruh dalam penyaluran produk dari perusahaan dan sebagi nilai bagi perusahaan untuk mempertahankan produknya. Citra merek atau produk dari suatu negara, dimana simbol nasional dari negara tersebut meliputi produk yang membentuk citra.

Beberapa merek dapat diilhami dengan daya tarik nasional yang kuat, yang mencerminkan citra negara tersebut. Daya tarik nasional tersebut dihubungkan sebagai interaksi antara citra merek dan citra Negara (Kleppe, 2002). Daya tarik nasional tersebut dihubungkan sebagai interaksi antara citra merek dan citra negara. Berbagai informasi dari penelitian tersebut nantinya akan bermanfaat dalam mengetahui segala sesuatu yang mendasari sikap-sikap konsumen dalam menilai produk berdasarkan negara tertentu dan dapat mempersepsikan kualitas produk tersebut.


(43)

2.5.4 Indikator Citra Merek

Merek memberikan empat hal pokok yang harus diperhatikan dalam sebuah merek, yaitu :

1. Recognition

Merupakan tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen, jika sebuah merek tidak dikenal maka produk dengan merek tersebut harus dijual dengan mengandalkan harga terendah.

2. Reputation

Merupakan suatu tingkat reputasi atau status yang cukup tinggi bagi sebuah merek karena lebih memiliki track record yang baik. Sebuah produk dengan merek yang disukai konsumen akan lebih mudah dijual dan sebuah produk yang dipersepsi memiliki kualitas yang tinggi akan mempunyai reputasi baru.

3. Affinity

Merupakan suatu emotional relationship yang timbul antara sebuah merek dengan konsumennya.

4. Loyality

Menyangkut seberapa besar kesetiaan konsumen dari suatu produk yang menggunakan merek yang bersangkutan. (Kartajaya dkk, 2004)

2.6 Pengetahuan Produk

2.6.1 Pengertian Pengetahuan Produk

Definisi pengetahuan produk yaitu “Product knowledge is a perception consumers have towards certain product, including previous experience of using the product” (Nan-Hong Lin, 2007), artinya: Pengetahuan produk adalah konsumen memiliki persepsi terhadap produk tertentu, termasuk pengalaman sebelumnya menggunakan produk.

Penegetahuan merupakan hal yang diketahui oleh konsumen yang didapat dari informasi atau pengalaman bagi konsumen yang pernah menggunakan sebuah produk. “Product knowledge is a complex, multidimensional construct that is characterized by the structure and the content of information stored in memory.


(44)

(Baker dan Ballington, 2002)Artinya: Pengetahuan produk adalah membangun, kompleks multidimensi yang ditandai oleh struktur dan isi dari informasi yang tersimpan dalam memori.

Pengetahuan yang dimiliki konsumen terhadap suatu produk dapat membantu konsumen untuk mempersepsikan kualitas dari produk tersebut. Dengan bantuan diantaranya informasi yang didapat dari pengalamam sendiri, dari mulut ke mulut, dan informasi dari media lain. Pengetahuan produk dapat mempengaruhi persepsi komsumen tentang kualitas dari produk yang digunakannya.

2.6.2 Pengukuran Pengetahuan Produk

Dalam mengukur pengetahuan produk dengan tiga cara, yaitu:

1. Subjective knowledge, merupakan tingkat pengertian konsumen terhadap suatu produk,sering disebut menilai pengetahuan sendiri (self-assessed knowledge) 2. Objective knowledge, yaitu tingkat dan jenis pengetahuan produk yang

benar-benar tersimpan dalam memori konsumen,disebut juga pengetahuan actual (actual knowledge).

3. Experience-based knowledge, merupakan pengalaman sebelumnya dari pembelian atau penggunaan produk. (Lin dan Lin, 2007)

Pengetahuan produk diperlukan sebagai dasar suksesnya suatu produk, biasanya melalui penggunaan/keterlibatan suatu pada suatu produk. Pengetahuan konsumen tentang suatu produk yang diharapkan dapat mempengaruhi kepuasan secara positif, sebab suatu pengetahuan akan membuat tentang produk akan lebih realistis. Efek pengetahuan positif apabila penggunaan pengetahuan diperlukan sebagai dasar suksesnya suatu produk, biasanya melalui penggunaan atau keterlibatan pada suatu produk, pengetahuan produk menyiratkan suatu struktur


(45)

memori dalam benak konsumen, pengetahuan produk mencangkup beberapa kategori, yaitu :

1. Kesadaran akan kategori dan merek produk didalam kategori produk 2. Terminologi produk

3. Atribut atau cirri produk

4. Kepercayaan tentang kategori produk secara umum. (Sambandan dan Lord dalam Kussujaniatun, 2011)

Secara keseluruhan pengetahuan produk memiliki dampak bagi konsumen untuk menentukan pilhannya dalam menggunakan produk. pengetahuan produk erat kaitannya dengan informasi dan pengalaman konsumen dalam menggunakan produk. serta dapat menilai produk tersebut melalui kategori-kategori yang ada.

2.7 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian

Syaiko Rosyidi 2009 Analisis Pengaruh Brand, Country of Design dan Country of Assembly Pada Persepsi Kualitas dan Niat Beli

- Penilaian konsumen terhadap faktor seperti brand,country of design dan

country of manufacture berdampak pada persepsi kualitas dan niat beli. Erna Listiana 2013 Pengaruh Country Of Origin

terhadap Perceived Quality

Dengan Moderasi Etnosentris Konsumen (Studi Kasus Pada Pengguna Notebook Asing di Kota Pontianak)

- Country of origin dan perceived quality secara keseluruhan berada pada kategori tinggi, artinya penilaian yang positif tentang negara asal merek laptop/notebook yang digunakan dan memberikan penilaian positif pula tentang kualitas yang dirasakan. - Country of origin berpengaruh

signifikan terhadap kualitas yang dirasakan pada kedua kelompok responden dengan tingkat etosentrisme tinggi dan rendah. Pengaruh country of origin terhadap kualitas yang dirasakn lebih besar pada kelompok responden etnosentris rendah dari pada responden etnosentrisme tinggi.


(46)

Eko Aditia Sri Utomo dan Sanaji

2013 PengaruhCountry of Origin Dan Persepsi Kualitas Terhadap Persepsi Nilai Pada Produk Telepon Selular

- Country of origin berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi kualitas pada telepon seluler. Dilihat dari hasil analisis data,variabel country of origin

terhadap persepsi kualitas produk telepon seluler.

- Pengetahuan responden sebagai pengguna telepon seluler akan negara asal (pembuat) telepon seluler membantu dalam memberikan persepsi kualitas pada responden atau pengguna telepon seluler.

2.8 Pengaruh Hubungan Negara Asal Produk, Citra Merek, dan Pengetahuan Produk Terhadap Persepsi Kualitas

Negara asal produk mengandung makna yang luas yang pada dasarnya merupakan persepsi tentang citra negara (country image). Citra suatu negara mengenai kinerjanya, inovasi, teknologi yang berkelanjutan, secara logis akan diperhitungkan kedalam fitur-fitur produk yang diproduksi oleh negara tersebut (Acharya dan Elliot, 2001). Nama suatu negara sebagai CoO yang biasanya dihubungkan dengan persepsi kualitas dari suatu produk, maupun nama negara tersebut sebagai sebuah ”merek”. Selain negara asal produk, citra merek dan pengetahuan produk juga berpengaruh terhadap persepsi kualitas.

Citra merek atau produk dari suatu negara, dimana simbol nasional dari negara tersebut meliputi produk yang membentuk citra (Kleppe, 2002). Beberapa merek dapat diilhami dengan daya tarik nasional yang kuat, yang mencerminkan citra negara tersebut, daya tarik nasional tersebut dihubungkan sebagai interaksi antara citra merek dan citra negara. Daya tarik nasional tersebut dihubungkan sebagai interaksi antara citra merek dan citra negara.


(47)

Berbagai informasi dari penelitian tersebut nantinya akan bermanfaat dalam mengetahui segala sesuatu yang mendasari sikap-sikap konsumen dalam menilai produk berdasarkan citra merek yang dimiliki oleh produk yang dapat mempengaruhi kesan dari kualitas produk tersebut. Selain itu citra merek berperan untuk membangun image suatu produk dikalangan konsumennya.

“Product knowledge is a perception consumers have towards certain product, including previous experience of using the product” (Nan-Hong Lin, 2007), artinya pengetahuan produk adalah konsumen memiliki persepsi terhadap produk tertentu, termasuk pengalaman sebelumnya menggunakan produk. Berdasarkan pendapat para ahli menunjukkan bahwa pengetahuan produk berpengaruh terhadap persepsi kualitas. Karena konsumen dapat memberikan kesan kualitas suatu produk yang sesuai dengan pengetahuan yang didapatnya dan juga pengalaman dalam menggunakan sebuah produk.Sehingga dapat disimpulkan bahwa negara asal produk, citra merek dan pengetahuan produk memiliki pengaru terhadap persepsi kualitas.

2.9 Kerangka Pikir

Konsumen dapat melihat dan mengevaluasi produk dengan hanya melihat negara asal produk tersebut .Negara asal produk memiliki pengaruh yang besar terhadap persepsi kualitas produk hal ini berkaitan dengan pencitraan suatu negara pembuat produk. Banyak konsumen yang akan membeli sebuah produk mempertimbangkan dari mana asal sebuah produk, oleh karena itu negara asal produk memiliki pengaruh yang besar kepada konsumen dalam memberikan persepsinya terhadap kualitas produk.


(48)

Negara asal produk yang sering dikenal dengan made in menandakan dimana sebuah produk itu dibuat. Hal ini sering berdampak pada persepsi konsumen terhadap kualitas dari produk. Semakin dikenalnya negara asal produk tersebut dipasaran maka konsumen dapat mempersepsikan kualitas dari produk dengan selalu menjaga citra dari negara asal produk.

Selain dari citra negara, citra merek juga berpengaruh terhadap konsumen dalam mempersepsikan kualitas dari produk. Citra merek merupakan kesan yang dimiliki seseorang terhadap suatu merek. Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh citra merek tersebut. Selain itu juga citra merek merupakan syarat dari merek yang kuat. Citra yang dibentuk harus jelas dan memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan pesaingnya. Saat perbedaan dan keunggulan dihadapkan dengan merek lain, muncullah posisi merek dikalangan konsumen dipasaran yang membedakan satu produk dengan produk pesaingnya.

Citra merek merupakan serangkaian asosiasi yang ada dalam benak konsumen terhadap suatu merek, biasanya terorganisasi menjadi suatu makna. Hubungan terhadap suatu merekakan semakin kuat jika didasarkan pada pengalaman dan mendapat banyak informasi. Informasi-informasi tersebut biasanya dapat digunakan konsumen dalam mempersepsikan kualitas produk. Sebuah produk harus dapat mempertahankan citra mereknya di pasar dan dibenak konsumennya.

Dalam mempersepsikan kualitas dari produk, konsumen tentu memiliki pengetahuan tentang produk tersebut. Pengetahuan produk berpengaruh terhadap kesan yang dirasakn konsumen selama menggunakan produk dan dapat


(49)

mempersepsikan kualitas dari produk. “Product knowledge is a perception consumers have towards certain product, including previous experience of using the product” artinya pengetahuan produk adalah konsumen memiliki persepsi terhadap produk tertentu, termasuk pengalaman sebelumnya menggunakan produk (Nan-Hong Lin, 2007). Pengetahuan produk yang berdasarkan pada pengalaman dengan melihat dari informasi yang didapat dari negara asal produk dan citra merek. Selama seseorang menggunakan suatu produk, maka ia mendapatkan pengalamannya sendiri terhadap produk tersebut dan mendapatkan pengetahuan terhadap produk yang digunakannya dan dapat mempersepsikan kulaitas dari produk tersebut.

Berdasarkan teori diatas, maka desain penelitian dapat dibuat secara skematis sebagai berikut :

Gambar 2.1 Model Penelitian

2.10 Hipotesis

Berdasarkan teori, tinjauan literatur serta kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah :

Negara Asal Produk (X1) (Simamora, 2000 )

Citra Merek (X2) (Kotler, 2004 )

Pengetahuan Produk (X3) (Nan-Hong Lin, 2007)

Persepsi Kualitas (Y) (Robbins, 2008)


(50)

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara negara asal produk terhadap persepsi kualitas

H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara citra merek terhadap persepsi kualitas

H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan produk terhadap persepsi kualitas

H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara negara asal produk, citra merek, dan pengetahuan produk terhadap persepsi kualitas.


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian explanotory atau penelitian tingkat penjelasan. Menurut Sugiyono (2010), metode explanatory survey merupakan metode penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta pengaruh antara satu variabel dengan variabel yang lain. Berdasarkan jenis penelitian tingkat penjelasan, maka tipe penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih. Pada akhirnya hasil penelitian ini menjelaskan hubungan kausal antar variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Pada penelitian ini penulis berusaha menjelaskan hubungan antar variabel negara asal produk (X1), citra merek (X2), penetahuan produk (X3), dan persepsi kualitas (Y).

3.2 Definisi konseptual

1. Negara asal produk

Negara asal produk adalah negara asal perusahaan atau negara dimana nama merek berasal atau dikenal dengan istilah ”made in” (Yassin, 2007)


(52)

2. Citra merek

Citra merek adalah jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat suatu merek tertentu (Shimp, 2003)

3. Pengetahuan produk

Pengetahuan produk adalah konsumen memiliki persepsi terhadap produk tertentu, termasuk pengalaman sebelumnya menggunakan produk (Nan-Hong Lin, 2007)

4. Persepsi kualitas

Persepsi terhadap kualitas yang positif dapat dibangun melalui upaya identifikasi dimensi kualitas yang dianggap penting oleh pelanggan, dan membangun persepsi terhadap kualitas pada dimensi penting merek tersebut (Robbins, 2008)

3.3 Operasionalisasi Variabel

Guna mendapatkan data yang relevan dengan hipotesis penelitian, maka dilakukan pengukuran terhadap variabel-variabel yang telah didefinisikan secara konseptual. Pengukuran tersebut dapat dilakukan setelah dibuat definisi variabel secara operasional. Definisi operasional merupakan suatu definisi yang menunjukan bagaimana suatu variabel di ukur atau prosedur yang dilakukan dalam suatu penelitian.

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bersumber pada dua variabel yaitu negara asal produk, citra merek dan pengetahuan produk sebagai variabel independen (X1, X2, X3) dan persepsi kualitas sebagai variabel dependen (Y). Secara rinci operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:


(53)

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Indikator 1. Negara Asal Produk Merupakan Negara asal suatu

merek produk atau Negara dimana kantor pusat perusahaan pemilik merek produk tersebut berlokasi

a. Kepercayaan terhadap suatu Negara

b. Citra Negara

c. Informasi suatu negara 2. Citra Merek Pandangan konsumen

terhadap suatu produk/ nilai yang diberikan konsumen terhadap produk

a. Dikenalnya sebuah merek

b.Reputasi atau status yang tinggi terhadap merek

c. Hubungan emosional d.Kesetian konsumen 3. Pengetahuan Produk Informasi yang diketaui

konsumen tentang produk baik melalui pengalaman atau media informasi yang lain.

a. Kesadaran produk b.Terminology produk c. Atribiut atau ciri produk d.Kepercayaan terhadap

produk 4. Persepsi Kualitas Persepsi /kesan kualitas yang

dirasakan konsumen bukanlah kualitas yang sebenarnya, melainkan hal yang dirasakan selama menggunakan produk tersebut.

a. Kinerja produk b.Ciri produk c. Kesesuaian dengan

spesifikasi d.Keandalan e. Ketahanan f. Pelayanan g.Hasil akhir

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakterisik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian di tarik kesimpulanya (Sugiyono, 2012). Berdasarkan teori tersebut maka populasi dan penelitian ini adalah pegawai dan operator sekolah yang memiliki laptop atau notebook Toshiba di Kecamatan Tanjung Karang Timur, Sukarame dan Kedamaian di Bandar Lampung.


(54)

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu ( Sugiyono, 2008). Berdasarkan teori tersebut maka populasi dan penelitian ini adalah pegawai yang memiliki laptop atau notebook Toshiba di kecamatan Sukarame, Tanjung Karang Timur, dan Kedamaian di Bandar Lampung.

Jumlah sampel ini di perkuat juga oleh teori cara menentukan sampel dalam penelitian, yaitu:

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500 orang.

2. Jika sampel dibagi dalam kategori (misalnya pria-wanita, pegawai negeri-pegawai swasta dan lain-lain), maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30 orang.

3. Jika di dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana,yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel maing-masing antara 10 sampai 20 orang. (Roscoe dalam Sugiyono, 2011)

Berdasarkan poin ketiga yaitu jika pada penelitian akan menggunakan analisis multivariate (korelasi atau regresi ganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti, maka sampel dalam penelitian ini adalah 15 kali variabel yang diteliti yaitu 60 responden pegawai yang memiliki laptop atau notebook Toshiba yang akan diambil datanya.


(55)

3.5 Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari obyeknya (Tjiptono, 2001). Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil dari pengisian kuesioner oleh pegawai yang memiliki laptop atau notebook Toshiba yang berada di kecamatan Tanjung Karang Timur, Sukarame dan Kedamaian di kota Bandar Lampung.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui pihak lain, atau laporan historis yang telah disusun dalam arsip yang dipublikasikan atau tidak dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain (Tjiptono, 2001). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh dari data atau arsip yang dimiliki oleh perusahaan dan sumber-sumber yang terkait lainnya, seperti literatur, buku, jurnal, dan internet.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner (angket). Kuisioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden


(56)

dengan harapan akan memberi respon atas pertanyaan yang diajukan (Sugiyono, 2012).

3.7 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono 2008). Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel dimana responden dalam menentukan jawaban dengan mengikuti pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya disusun melalui indikator-indikator yang ditentukan. Jawaban setiap indikator instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari nilai tertinggi sampai nilai yang terendah.

Pilihan jawaban yang bisa dipilh oleh responden dalam penelitian ini adalah: 1. Sangat tidak setuju dengan skor 1

2. Tidak setuju dengan skor 2 3. Netral dengan skor 3 4. Setuju dengan skor 4

5. Sangat setuju dengan skor 5

3.8 Teknik Pengujian Instrumen

3.8.1 Uji Validitas

Valid berarti instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2012). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini (content validity)


(57)

menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data dengan apa yang akan diukur (Ferdinand, 2006). Biasanya digunakan dengan menghitung korelasi antara setiap skor butir instrumen dengan skor total (Sugiyono, 2012). Dalam melakukan pengujian validitas, digunakan alat ukur berupa program komputer yaitu SPSS for Windows 17, dan jika suatu alat ukur mempunyai korelasi yang signifikan antara skor item terhadap skor totalnya maka dikatakan alat skor tersebut adalah valid (Ghozali, 2001).

Validitas dapat diketahui dengan menggunakan rumus Product Moment Coefficient of Correlation (Sugiyono, 2011):

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

= Koefisien korelasi antara X dan Y

X = Jumlah skor dari masing – masing variabel (variabel yang mempengaruhi) Y = Skor dari sebuah variabel (skor total)

n = Banyaknya variabel sampel yang dianalisis

Selanjutnya harga yang diperoleh diinterprestasikan dengan tabel harga kritis r product moment untuk menyimpulkan bahwa data yang terkumpul valid. Pada penelitian ini, peneliti menguji validitas masing-masing item pertanyaan variabel dilakukan dengan melihat korelasi antara skor masing-masing item dalam kuesioner dengan total skor yang ingin diukur, yaitu dengan menggunakan Coefficient Correlation Pearson dalam SPSS. Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis pengaruh negara asal produk, citra merek dan pengetahuan produk terhadap persepsi kualitas pada pemilik laptop/notebook Toshiba di Bandar Lampung, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Negara asal produk (X1) berpengaruh tidak signifikan terhadap persepsi kualitas pada pemilik laptop/notebook Toshiba di Bandar Lampung.

2. Citra merek (X2) berpengaruh tidak signifikan terhadap persepsi kualitas pada pemilik laptop/notebook Toshiba di Bandar Lampung.

3. Pengetahuan produk (X3) berpengaruh signifikan terhadap persepsi kualitas pada pemilik laptop/notebook Toshiba di Bandar Lampung.

4. Negara asal produk (X1), Citra merek (X2) dan Pengetahuan produk (X3) berpengaruh signifikan terhadap persepsi kualitas pada pemilik laptop/notebook Toshiba di Bandar Lampung.

Dengan demikian baik atau buruknya negara asal produk dan citra merek suatu produk tidak mempengaruhi secara signifikan persepsi kualitas pada produk


(2)

laptop atau notebook Toshiba, karena pengetahuan produk yang banyak diketahui oleh pemilik laptop atau notebook Toshiba sudah mendukung terbentuknya persepsi kulaitas yang baik bagi produk yang digunakannya.

5.2 Saran

Beberapa saran dan pertimbangan dari penelitian ini antara lain:

1. Penelitian ini hanya mengambil satu subjek penelitian yaitu hanya pada pegawai yang memiliki laptop/notebook Toshiba di Kecamatan Tanjung Karang Timur, Sukarame dan Kedamaian Bandar Lampung. Sebaiknya dalam penelitian-penelitian berikutnya, perlu diperluas subjek penelitiannya seperti meneliti semua yang memiliki laptop/notebook Toshiba bukan berdasarkan kategori pegawai di Bandar Lampung atau responden yang terlibat lebih besar misalnya mencangkup seluruh produk elektronik Toshiba lainnya.

2. Berdasarkan hasil penelitian maka perusahaan harus lebih memperhatikan fitur dan kualitas serta informasi yang baik bagi laptop atau notebook Toshiba, karena sebagian besar konsumen mempersepsikan kualitas produk melalui pengetahuan yang diketahuinya melalui informasi yang tersebar dimedia.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

A, Shimp, Terence. 2003. Periklanan Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jilid I ( Edisi 5), Jakarta Erlangga.

Acharya, C., Dan Elliot, G. 2001. AnExamination Of The Effects Of Country Of Design And Country Of Assembly On Quality Perception And Purchase Intention. Australasian Journal Of Marketing. Vol.9.

Adhiputra, Danang. 2011. Analisis Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, Asosiasi Merek, Dan Loyalitas Merek Yang Mempengaruhi Ekuitas. (Skripsi). Universitas Dipenogoro. Semarang

Agarwal, Sanjeev, R.K. Teas. 2001. Perceived Value: Mediating Role Of Perceived Risk. Journal Of Marketing Theory And Practice.

Augusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajeme: Pedoman Penelitian Untuk Penelitian Skripsi, Tesis dan Disertai Ilmu Manajemen. Badan Penerbit Universitas Dipenegoro. Semarang

Assael, Henry. 2001. Consumer Behavior 6th Edition.New York. Thomson-Learning.

Baker, M. & Ballington, L. 2002. Country Of Origin As A Source Of Competitive Advantage. Journal Of Strategic Marketing, Vol. 10

Balqiah, Tengku Ezni dan Hapsari Setyowati. 2009. Perilaku Konsumen. Universitas Terbuka. Jakarta.

Bernues, A., Olaizola A. And Corcoran K. 2003. Extrinsic Attributes Of Red Meat As Indicators Of Quality In Europe: An Application For Market Segmentation. Food Quality And Preference. Vol. 14

Bilson, Simamora. 2001. Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif Dan Profitabel. Edisi Pertama. Jakarta. Pt. Gramedia Pustaka Utama.

Demirbag, Mehmet, Ekrem Tatoglu, Mehmet Tekinkus, Selim Zaim. 2006. An Analysis Of The Relationship Between Tqm Implementation And Organizational Performance: Evidence From Turkish Smes. Journal Of Manufacturing Technology Management Vol. 17.


(4)

Durianto, Darmadi, Et Al. 2004a. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Dan Perilaku Merek. Cetakan Ketiga. Pt Gramidia Pustaka Utama, Jakarta. Garvin, David. Managing Quality. di dalam Nasution, M.N. 2001. Manajemen

Mutu Terpadu (Fotal Quality Management). Jakarta. Ghalia Indonesia. Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi

2. Badan Penerbit Universitas Dipenegoro. Semarang.

. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Dipenegoro. Semarang.

Insch, G. S. dan Mcbride, J. B. 2004. The Impact Of Country-Of-Origin Cues On Consumers Perceptions Of Product Quality: A Binational Test Of The Decomposition Of Country Of Origin Construct. Journal Of Business Research. Vol. 57.

Kartajaya. H, Yuswohadi, Jacky M Ussry, Taufik. 2004. Positioning, Diferensiasi dan Brand. Pt. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Kotabe, Masaaki dan Helsen, Kristiaan. 2008. Global Marketing Management. 4th Ed., John Wiley & Sons, Inc., Danvers.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi Milenium. Jakarta. Prehallindo.

. 2003. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jakarta. Indeks kelompok. Gramedia.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jilid 1 Edisi Kedelapan,.Alih Bahasa Oleh Damos Sihombing, MBA. Penerbit Erlangga. Jakarta.

. 2004. Prinsip-Prinsip Marketing. Edisi Ketujuh. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

. 2004. Principles Of Marketing. 10th Edition. New Jersey. Prentice Hall. Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.

. 2008. Prinsip - Prinsip Pemasaran. Edisi Kedua Belas. Jilid 1. Erlangga. Jakarta

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas. Cetakan Ketiga. Pt. Indeks. Jakarta.


(5)

Kussujuniatun Dan Wisnalmawati. 2011. Pengaruh Pengetahuan Produk, Nilai, dan Kualitas Yang Dipersepsikan Terhadap Kepuasan Pelanggan Mobil Toyota. Jurnal Bisnis Dan Manajemen.

Lin, Nan-Hong. 2007. The Effect Of Brand Image And Product Knowledge On Purchase Intention Moderated By Price Discount. Journal Of International Management Studies. Tatung University. Taiwan

Lin, Nan Hong dan Lin, Bih Shya. 2007. The Effect Of Brand Image And Product

Knowledge On Purchase Intention Moderated By Price Discount. Journal

Of International Management Studies.

Listiana, Erna. 2013. Pengaruh Country of Origin Terhadap Perceived Quality dengan Moderasi Etnosentris Konsumen.Jurnal Administrasi Bisnis

Rezvani, Dkk. 2012. A Conceptual Study On The Country Of Origin Effect On Consumer Purchase Intention. Canadian Science Of Education. Cyberjaya, Malaysia.

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi 12 Ed. Jakarta. Salemba Empat.

Rosyidi, Syaiko. 2009. Analisis Pengaruh Brand, Country Of Design dan Country of Assembly pada Persepsi Kualitas dan Niat Beli. Potensio.

Schiffman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen. Edisi Ketujuh. Pt. Indeks. Jakarta.

Siddiq, Aqmal. 2013. Pengaruh Pengetahuan Produk Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis

Simamora, Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Edisi Pertama. Jilid Dua. Jakarta. Salemba Empat.

. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketiga. Yogyakarta. Yppkn.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. R&D Bandung. Alfabetta.

. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabetta . 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. CV Alfabetta

. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. R&D Bandung. Alfabetta.


(6)

Utomo, Eko Aditia Sri dan Sanaji. 2013. Pengaruh Conuntry of Origin dan

Persepsi Kualitas terhadap Nilai pada Produk Telepon Selular.

Universitas Dipenegoro. Semarang.

Yassin, N. M,, Noor, M. N. dan Mohammad. 2008. Does Image Of Contry of Origin Matter to Brand Equity ?. Emerald Full Text Article.

Internet