Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian sepeda motor Honda (studi kasus pengguna sepeda motor Honda di wilayah kelurahan Bintaro Jakarta Selatan)

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR

HONDA (STUDI KASUS PENGGUNA SEPEDA MOTOR HONDA DI WILAYAH KELURAHAN BINTARO JAKARTA SELATAN)

Oleh:

Ashabul Yamin Ayil Jamil

108081000149

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ii

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR

HONDA (STUDI KASUS PENGGUNA SEPEDA MOTOR HONDA DI WILAYAH KELURAHAN BINTARO JAKARTA SELATAN)

Oleh:

Ashabul Yamin Ayil Jamil

108081000149

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP (Curriculum Vitae) Data Pribadi

Nama lengkap : Ashabul Yamin Ayil Jamil Panggilan : Yamin

Tempat&tanggal lahir : Jakarta, 16 Januari 1990 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl.Mawar II Rt 005/013 No.06 Kel.Bintaro-Kec.Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan

No Telfon : 089666990036 / 021-73882381 Status : Single

Email : Ashabul_yamien@ymail.com Yamien omenz@gmail.com Pendidikan Formal

2008 – 2014 : Program Sarjana (S-1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2005 – 2008 : Madrasah Aliyah Negeri 4 Model Jakarta (IPS) 2002 – 2005 : SMPN 178 Jakarta

1996 – 2002 : SDN 09 Pagi 1995 – 1996 : TK Al-Husna Pendidikan Informal

 Seminar-seminar

Language English Center (LEC)

Pengalaman Organisasi

1. Koordinator Departemen Seni dan Budaya BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2010/2011.


(8)

viii

2. Koordinator Ta’aruf Divisi Perlengkapan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2010/2011.

3. Koordinator Karang Taruna RT 005/013 periode 2013 – sekarang. 4. Ketua Karang Taruna Rt 001/001Kel. Rempoa periode 2011/2012. 5. Anggota Sepak Bola Madrasah Aliyah Negeri 4 Model Jakarta. 6. Anggota Pramuka SMPN 178 Jakarta.

7. Anggota Pramuka SDN 09.

Pengalaman Bekerja

 Magang/KKN Sebagai Crew disebuah Perusahaan PT Kynia selama 1 Bulan bertempat di Bintaro jakarta Selatan.

 Magang sebagai SPB Animator Nitros disebuah Perusahaan Bintang 7 (Kalbe) selama 2 Minggu (event Grand Opening) bertempat di jakarta Selatan.

 Magang sebagai CS disebuah Perusahaan Q Billyard (senayan city) selama 6 Bulan. jakarta Selatan.

 Bekerja di PT Circle K Utama Indonesia sebagai CSR Periode 23 Maret 2012 – 28 Juni 2012.

 Magang sebagai SPB Extra Joss Blend disebuah Perusahaan Bintang 7 (Kalbe) selama 1 Minggu (event Grand Opening) bertempat di jakarta Timur.

Keahlian

Komputer : Microsoft Office (Word, Excel, Power Point) Olahraga : Sepak Bola, Futsal, Badminton, Renang

Jakarta, Maret 2015


(9)

ix

ABSTRACT

The Title of this research: Analysis of Factors Affecting Consumer Purchase Decision Making Motorcycles Honda (User Case Study Honda Motorcycles in South Jakarta area).

The study aims to analyze the factors that affecting the purchase decisions of Honda motorcycles. The data used is primary data through questionnaires with sample number 105 respondents. Number of factors examined 35 factors, there are three factors that have a value of less than 0.5 so that the MSA was issued. Furthermore, the data were processed using factor analysis of 32 factors that can be analyzed further. Data processing is done by using SPSS version 21.

The results showed formed new factors as many as 10 factors that effecting purchasing decisions the total contribution of 71.029% which consists of; favorite motorcycle contribution of 20.611%, excellence Honda of 9.191%, 7.377% by credit contributions, tribe spare a contribution of 7.005%, designation motorcycle Honda is a contribution of 6.157, the contribution rates of 5,163% pieces, service dealer contribution of 4,441%, the contribution of diversity Type 4.020%, Model Modern contribution of 3.910%, and efficient fuel contribution of 3,154%.


(10)

x

ABSTRAK

Judul Skripsi: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda (Studi Kasus Pengguna Sepeda Motor Honda di Wilayah Kelurahan Bintaro Jakarta Selatan).

Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian sepeda motor Honda. Data yang digunakan adalah data primer melalui pengisian kuesioner dengan jumlah sample 105 responden. Jumlah faktor yang diteliti sebanyak 35 faktor, terdapat 3 faktor yang mempunyai nilai MSA kurang dari 0.5 sehingga dikeluarkan. Selanjutnya data yang diolah menggunakan analisis faktor sebanyak 32 faktor yang dapat dianalisis lebih lanjut. Pengolahan Data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 21.

Hasil penelitian menunjukkan terbentuk faktor baru sebanyak 10 faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dengan total kontribusi sebesar 71.029 % yaitu terdiri dari; motor favorit memberikan kontribusi sebesar 20.611 %, keunggulan Honda memberikan sebesar 9.191%, secara kredit kontribusi 7.377 %, suku cadang kontribusi sebesar 7.005 % sebutan motor adalah Honda kontribusi sebesar 6.157%, potongan harga konstribusi sebesar 5.163%, pelayanan dealer kontribusi sebesar 4.441 %, keragaman tipe kontribusi sebesar 4.020, model modern kontribusi 3.910 %, dan irit bahan bakar kontribusi sebesar 3.154%.


(11)

xi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira kepada hambanya. Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya guna memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Judul Skripsi ini adalah “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian sepeda motor Honda (studi kasus pengguna sepeda motor Honda di wilayah Kelurahan Bintaro Jakarta Selatan)”. Semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada semua pihak dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca.

Tentunya keberhasilan penyusunan skripsi ini tak lepas dari adanya orang-orang yang selalu siap membantu dan terus memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua Orang Tua Penulis, Ayahanda tercinta Nur Kholiq dan Ibunda tercinta Mutmainah, terima kasih atas doa dan kasih sayang serta kesabarannya selama ini telah merawat dan mendidik anakmu tanpa lelah dan tanpa pamrih. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada Ibu dan Ayah tercinta. Aamiin.

2. Bapak Yahya Hamja,Dr.,MM dosen pembimbing I dan Bapak Ade Suherlan,MM.,MBA selaku dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.


(12)

xii

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan FEB, Ibu Leis Suzanawaty, SE.,M.Si selaku Wadek I FEB, Ibu Yulianti, SE., M.Si selaku Wadek II FEB, dan Bapak Herni Ali HT, SE., MM selaku Wadek III FEB, yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Muniaty Aisyah, Ir., MM selaku Ketua Jurusan Manajemen, Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Sekertaris Jurusan Manajemen dan Bapak Heryanto, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis, terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk berkarya.

5. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah mengajarkan ilmu, semoga amal baktinya dijadikan amalan sholeh. Aamiin.

6. Staf tata usaha FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Ibu Siska, Pak Ismet, Pak Sofyan, Pak Alfred yang telah membantu penulis dalam mengurus kebutuhan administrasi dan lain-lain.

7. Kakak dan adik saya Isfakhi, Khusna, Jannah, Anaf, dan Auliya, saudaraku yang selalu memberikan motivasi kepada penulis. Semoga bisa mencapai cita-cita yang diinginkan, serta Mba Andjani yang telah membantu saya dalam memberikan dukungan dan bantuannya.

8. Keluarga besar penulis yang senantiasa menanti kelulusan saya, terima kasih

atas do’a, semangat dan motivasi yang selalu diberikan. Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

9. Sahabatku Nur Padilah, Ahmad Sofyan, Doris Saparudin, Khairul Tamami, Kiki Afiat. Sahabat rumah Rhido, Adi, Luky, Agung, Nizar. yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis, serta selalu ada dalam keadaan susah dan senang. Semoga persahabatan kita tidak akan pernah ada akhir. Aamiin.

10. Teman-teman seperjuangan Manajemen D 2008, M. Anisil Fuad, Rivai Ahsani, Ade Muhtadin, Firly Basuni, Ervan Fauzi, Rizky Astreanto, Maulana Putra, Septian, M. Arya Agung, Hasan Arrafi, Chairul Irfani, M. Rayhan, Nurdin Rohendi, Ali Fasihi, Permana Sukma, Inggrit, Dian, Levyta, Novita. Tanpa mengurangi rasa persahabatan penulis tidak bisa menyebutkan satu per satu, semoga ukhuwah kita tetap terjaga.


(13)

xiii

11.Teman-teman Manajemen Pemasaran angkatan 2008, semoga kita bisa menjadi ahli pemasaran yang handal dan tangguh, terlebih penting lagi semoga ilmu kita bisa bermanfaat untuk diri kita dan orang lain.

12.Teman-teman Anggota BEM, baik BEM Fakultas maupun BEM Jurusan, terima kasih atas kerjasama dan persahabatannya.

13.Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, semoga bantuan yang telah diberikan baik berupa moril maupun materil menjadi amal ibadah yang selalu berlipat ganda pahalanya. Aamiin yaa robbal’alamiin.

Atas segala kontribusinya, penulis mendoakan semoga mendapat balasan dari Allah SWT dengan sebaik-baiknya balasan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari skripsi ini, akan tetapi semoga dapat memberi manfaat bagi para pembaca.

Jakarta, Maret 2015 Penulis


(14)

xiv DAFTAR ISI

CAVER

COVER Dalam

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING. ... iii

PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF. ... iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI. ... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . ... vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. ... vii

ABSTRACT ... ix

ABSTRAK . ... x

KATA PENGANTAR. ... xi

DAFTAR ISI. ... xiv

DAFTAR TABEL. ... xviii

DAFTAR GAMBAR. ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN. ... xxii

BAB. I. PENDAHULUAN. ... 1

A. Latar Belakang Penelitian. ... 1

B. Perumusan Masalah. ... 9

C. Pembatasan Masalah. ... 9

D. Tujuan dan Manfaat. ... 9

BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA. ... 11


(15)

xv

1. Pengertian Pemasaran . ... 11

2. Keputusan Pembelian . ... 14

1. Tahap Proses Pembelian. ... 14

2. Peranan Konsumen Dalam Keputusan Pembelian. ... 17

3. Kualitas Produk. ... 19

a. Pengertian Produk. ... 19

b. Pengertian Kualitas Produk. ... 25

c. Dimensi Kualitas Produk. ... 25

4. Harga . ... 28

a. Pengertian Harga. ... 28

b. Pedoman dalam Memilih Metode Penentuan Harga yang Tepat 31 c. Situasi Penetapan Harga . ... 32

d. Tujuan Penetapan Harga. ... 33

5. Citra Merek. ... 35

a. Pengertian Citra Merek. ... . 35

b. Pengertian Merek. ... 36

c. Manfaat merek. ... 41

d. Pengertian Brand Image. ... 42

e. Pengukur Citra Merek (Brand Image). ... 42

B. Penelitian Terdahulu. ... 44

C. Kerangka Pemikiran . ... 45

BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN…. ... 47


(16)

xvi

B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel . ... 47

1. Populasi . ... 47

2. Sampel . ... 47

C. Metode Pengumpulan Data. ... 48

D. Metode Analisis Data. ... 49

1. Uji Instrumen Data. ... 50

a. Uji Validitas.. ... 49

b. Uji Reliabilitas . ... 50

2. Analisis Faktor... 51

E. Operasional Variabel Penelitian. ... 52

BAB. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. ... 56

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian. ... 56

1. Sejarah Sepeda Motor Honda. ... 56

2. Perkembangan Sepeda Motor Honda di Indonesia . ... 62

B. Analisis dan Pembahasan . ... 67

1. Temuan dan pembahasan . ... 67

a. Analisis Deskriptif . ... 67

b. Uji Kualitas Data. ... 87

1) Hasil Uji Validitas. ... 87

2) Hasil Uji Reliabilitas... 91

c. Pembahasan Analisis Faktor. ... 92


(17)

xvii

BAB. V. KESIMPULAN DAN SARAN. ... 128

A. Kesimpulan. ... 128

B. Saran. ... 129


(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu . ... 44

Tabel 3.1 Skala Likert . ... 51

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian . ... 53

Tabel 4.1. Identifikasi Responden . ... 67

Tabel 4.2 Keragaman Tipe (X12) ... 69

Tabel 4.3 Mesin Kuat dan Handal (X14) . ... 69

Tabel 4.4 Spesifikasi Peralatan (X15) . ... 70

Tabel 4.5 Suku Cadang Asli (X16). ... 70

Tabel 4.6 Baik dan Tahan Lama (X17). ... 71

Tabel 4.7 Irit Bahan Bakar (X18). ... 72

Tabel 4.8 Pelayanan Dealer (X19). ... 72

Tabel 4.9 Layanan Garansi (X10). ... 73

Tabel 4.10 Design Bagus (X111). ... 74

Tabel 4.11 Model Sepeda Motor (X112). ... 74

Tabel 4.12 Paling Mengena di Hati (X113) . ... 75

Tabel 4.13 Membeli Motor berarti Honda (X114) ... 75

Tabel 4.14 Sesuai Kemampuan (X22) . ... 76

Tabel 4.15 Harga Jual Kembali (X23) . ... 76

Tabel 4.15. Potongan Harga (X24) . ... 77

Tabel 4.17 Even Harga dan Hadiah (X25) . ... 78


(19)

xix

Tabel 4.19 Membeli Secara Kredit (X27) . ... 79

Tabel 4.20 Syarat Kredit Mudah ( X28) . ... 80

Tabel 4.21 Proses Kredit Cepat (X29) . ... 80

Tabel 4.22 Mudah Dikenali (X31) . ... 81

Tabel 4.23 Familiar dengan Konsumen (X32) . ... 82

Tabel 4.24 Model Mengikuti Perkembangan Zaman (X33) . ... 82

Tabel 4.25 Banyak Pilihan Model (X34) . ... 83

Tabel 4.26 Mesin Handal (X35) ... 84

Tabel 4.27 Sesuai Kebutuhan (X36) . ... 84

Tabel 4.28 Merek Terkenal (X37) . ... 85

Tabel 4.29 Motor dengan Sebutan Honda (X38) . ... 86

Tabel 4.30 Suara Mesin Halus (X39) . ... 86

Tabel 4.31 Nyaman Digunakan (X310) . ... 87

Tabel 4.32 Kesediaan Suku Cadang (X311) . ... 88

Tabel 4.33 Memiliki Bengkel Terbesar (X312) . ... 88

Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas . ... 89

Tabel 4.6. Hasil Uji Reliabilitas . ... 91

Tabel 4.7. KMO and Bartlett's Test . ... 93

Tabel 4.8. Nilai MSA Anti Image Correlation 1 . ... 94

Tabel 4.9. KMO and Bartlett's Test . ... 95

Tabel 4.10. Nilai MSA Anti Image Correlation 2 . ... 96

Tabel 4.11. KMO and Bartlett's Test . ... 97


(20)

xx

Tabel 4.13. KMO and Bartlett's Test . ... 99

Tabel 4.13. Nilai MSA Anti Image Correlation 4 . ... 100

Tabel 4.14. Communalities . ... 102

Tabel 4.15. Total Variance Explained . ... 108

Tabel 4.16. Component Matrix. ... 114

Tabel 4.17. Rotated Component Matrix . ... 117

Tabel 4.18. Rotated Component Matrix . ... 118


(21)

xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model lima tahap proses pembelian . ... 15

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran . ... 46

Gambar 4.1 Jenis Transmisi Motor Honda . ... 64

Gambar 4.2 Motor Honda 1947-1981 . ... 65


(22)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian. ... 135 Lampiran 2 : Hasil Analisis Descriptives . ... 140 Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas . ... 150 Lampiran 4 : Hasil Uji Reliabilitas . ... 153 Lampiran 5 : Hasil Analisis Faktor . ... 156 Lampiran 6 : Hasil Try Out . ... 165


(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pada masa ini perkembangan akan permintaan kendaraan bermotor semakin bertambah, terutama di kota-kota besar yang memang bukan hal yang ladzim lagi bagi setiap orang memiliki suatu kendaraan baik pria maupun wanita, muda maupun tua, semua kendaraan tersebut biasa digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Kendaran bermotor sendiri sekarang semakin mudah kita jumpai, baik di Jakarta maupun kota-kota lainnya banyak dealer yang menawarkan berbagai jenis kendaraan bermotor dengan berbagai jenis kendaraan bermotor yang masuk ke negeri kita ini, beberapa produk ternama yaitu HONDA, YAMAHA, KAWASAKI, SUZUKI dan lain-lain.

Indonesia merupakan pasar yang bisa dibilang besar untuk memasarkan kendaraan bermotor dimana hampir setiap keluarga bahkan individu memiliki kendaraan bermotor untuk melakukan kegiatan aktivitasnya. Hal ini tentu saja suatu peluang bagi perusahaan kendaraan bermotor untuk berlomba-lomba mempromosikan produk kendaraan bermotor mereka kepada konsumen. Indonesia saat ini telah mampu menempatkan diri sebagai produsen sepeda motor terbesar ketiga dunia setelah Tiongkok dan India. Penjualan sepeda motor Indonesia pada 2013 telah mencapai angka sebesar 7,7 juta unit atau naik sekitar 9% jika dibandingkan dengan 2012 mencapai angka penjualan sebesar 7,1 juta


(24)

2 unit sepeda motor, (http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2014/04/08/227964 /indonesia-produsen-sepeda-motor-terbesar-ketiga-di-dunia).

Saat ini dapat kita lihat banyak sepeda motor yang berada di jalan disetiap sudut negeri kita ini, bagi perusahaan ini adalah hal yang janjikan bagi mereka untuk terus mengembangkan perusahaan mereka, perusahaan kendaraan bermotor terus mengembangkan produk mereka, memberikan apa yang konsumen inginkan untuk dapat terus bisa memuaskan konsumen mereka. Perusahaan saling berlomba untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Suatu perusahaan harus dapat bersaing dengan perusahaan lainya agar perusahaan tersebut bisa bertahan dan di sisi lain perusahaan juga harus mengerti apa yang diinginkan oleh konsumen, sehingga konsumen akan merasa terpuaskan. secara otomatis dengan banyaknya produsen maka akan semakin banyak pula persaingan. Pada dasarnya dengan semakin banyaknya pesaing maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan apa yang menjadi harapannya. Sehingga konsekuensi dari perubahan tersebut adalah pelanggan menjadi lebih cermat dan pintar dalam menghadapi setiap produk yang beredar di pasar.

Salah satu cara yaitu perusahaan melebarkan sayapnya memperluas pasar untuk mendapatkan tempat di hati konsumen. Karena konsumen merupakan sebagai tolak ukur keberhasilan perusahaan, bagi seorang pemasar harus dapat mengetahui apa yang di butuhkan oleh konsumen, pemasar harus bisa menyusun strategi untuk dapat memuaskan kebutuhan konsumen, dimana kebutuhan konsumen akan bergerak dinamis sesuai dengan perkembangan


(25)

3 zaman, sehingga para pemasar harus peka membaca setiap perubahan selera konsumennya. Untuk mendapatkan keunggulan kompetitif maka setiap perusahaan dituntut untuk mampu memuaskan konsumennya.

Pada hakekatnya konsumen merupakan faktor penting bagi berlangsungnya hidup perusahaan, karena sekarang ini konsumen sudah pintar dan cermat dalam mencari sebuah informasi atas produk maupun jasa, yang nantinya bisa bermanfaat memenuhi keinginan dan bisa memuaskannya. Persaingan yang begitu ketat dewasa ini menuntut perusahaan- perusahaan agar mampu memainkan strategi pemasaran yang handal dan mampu menarik minat konsumen sehingga dapat memenangkan pasar. Perusahaan sudah semestinya lebih terfokus pada konsumen agar dapat memenangkan persaingan. Dengan memberikan kepuasan pada konsumen maka akan dapat membangun kepercayaan konsumen dan akhirnya tercipta hubungan yang erat antara konsumen dan perusahaan. Menurut konsep pemasaran, perusahaan yang bisa bertahan dan memenangkan persaingan di pasar global adalah perusahaan yang mampu menawarkan nilai lebih dan sesuai dengan keinginan pelanggan (Kotler, 2009:45).

PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor. Saat itu, PT Federal Motor hanya merakit, sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock down). Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar sepeda motor terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham di pabrikan sepeda motor Honda ini.


(26)

4 Pada tahun 2001 PT Federal Motor dan beberapa anak perusahaan di merger menjadi satu dengan nama PT Astra Honda Motor, yang komposisi kepemilikan sahamnya menjadi 50% milik PT Astra International Tbk dan 50% milik Honda Motor Co. Japan. PT Astra Honda Motor memiliki 3 fasilitas pabrik perakitan, pabrik pertama berlokasi Sunter, Jakarta Utara yang juga berfungsi sebagai kantor pusat. Pabrik ke dua berlokasi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, serta pabrik ke 3 yang berlokasi di kawasan MM 2100 Cikarang Barat, Bekasi. Pabrik ke 3 ini merupakan fasilitas pabrik perakitan terbaru yang mulai beroperasi sejak tahun 2005.

Dengan keseluruhan fasilitas ini PT Astra Honda Motor saat ini memiliki kapasitas produksi 4.2 juta unit sepeda motor per-tahunnya, untuk permintaan pasar sepeda motor di Indonesia yang terus meningkat. Salah satu puncak prestasi yang berhasil diraih PT Astra Honda Motor adalah pencapaian produksi ke 40 juta pada tahun 2013. Prestasi ini merupakan prestasi pertama yang yang berhasil diraih oleh industri sepeda motor di Indonesia bahkan untuk tingkat ASEAN. Guna menunjang kebutuhan serta kepuasan pelannggan sepeda motor Honda, saat PT Astra Honda Motor di dukung oleh 1.800 showroom penjualan, 3.600 layanan service atau bengkel AHASS (Astra Honda Authorized Service Station), serta 7.550 gerai suku cadang, yang siap melayani jutaan penggunaan sepeda motor Honda di seluruh Indonesia. Industri sepeda motor saat ini merupakan suatu industri yang besar di Indonesia. Karyawan PT Astra Honda Motor saja saat ini berjumlah sekitar 20.000 orang, ditambah ratusan vendor dan supplier serta ribuan jaringan lainnya, yang kesemuanya ini memberikan


(27)

5 dampak ekonomi berantai yang luar biasa. Keseluruhan rantai ekonomi tersebut diperkirakan dapat memberikan kesempatan kerja kepada sekitar setengah juta orang. PT Astra Honda Motor akan terus berkarya menghasilkan sarana transportasi roda 2 yang menyenangkan, aman dan ekonomis sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat Indonesia. (http://www.astra-

honda.com/index.php/sejarah-astra-honda-motor/http://www.astra-honda.com/index.php /sejarah-astra-honda-motor/).

Tidak heran jika merek Honda telah menjadi “Top of Mind” di

masyarakat Indonesia. Sudah bertahun-tahun Honda adalah pemimpin pasar yang tidak pernah tergeser dari posisinya di puncak sebagai produsen sepeda motor yang paling banyak menjual produknya, akan tetapi beberapa tahun belakangan ini posisi Honda tergeser oleh Yamaha yang semakin gencar melakukan periklanan dan mengeluarkan beberapa merek sepeda motor yang banyak diminati oleh masyarakat. Melihat posisinya yang sudah mulai terkejar oleh Yamaha maka Honda mulai melakukan pembenahan yang cukup signifikan. Pembenahan itu sendiri dapat dilihat oleh semakin gencarnya iklan Honda di berbagai media saat ini. Mempelajari kesuksesan pesaingnya Yamaha yang mampu membidik kalangan anak muda, maka Honda saat ini juga melakukan hal yang sama dengan lebih banyak membidik kalangan anak muda baik dari iklan maupun tampilan sepeda motor yang diproduksi. Untuk kegiatan promosi sendiri PT Astra Honda Motor (AHM) mengusung tema "One Heart" yang kini menjadi salah satu slogan perusahaan, sekaligus untuk memperkuat kampanye corporate brand image dan juga memperkenalkan nilai lebih


(28)

6 perusahaan yang tercermin pada produk dan teknologi. Pada kesempatan tersebut dijelaskan mengenai fase-fase kebersamaan perusahaan di dalam mewujudkan tujuan dan impian dalam kehidupan. Selain itu ada juga situasi yang menggambarkan keberadaan sebagai mitra sehari-hari dalam memenuhi kepentingan konsumen. Secara keseluruhan, konsep ini merupakan penerjemahan dari filosofi yang ingin selalu satu hati dengan konsumen. One Heart merupakan corporate brand image yang ingin disosialisasikan oleh perusahaan dalam rangka memberi spirit baru bagi perusahaan dan konsumennya. Faktor harga merupakan faktor yang dianggap paling menarik bagi konsumen dalam menentukan keputusan untuk membeli suatu produk. Penetapan harga yang tepat dapat mempengaruhi jumlah produk yang mampu dijual perusahaan. Dalam sebagian besar kasus, biasanya permintaan dan harga berbanding terbalik, yakni semakin tinggi harga, semakin rendah permintaan terhadap produk. Untuk faktor harga sendiri motor Honda mempunyai harga yang cukup bersaing dengan produsen lainnya. Meskipun dalam beberapa jenis motor Honda memiliki harga yang lebih tinggi dibanding para pesaingnya.

Kualitas produk merupakan salah satu faktor penting, karena dengan kondisi sekarang ini produk yang berkualitas mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan produk pesaing. Kualitas merupakan totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Kualitas yang bagus dan terpercaya, maka produk senantiasa akan tertanam dibenak konsumen, karena konsumen bersedia membayar seumlah uang untuk membeli produk yang


(29)

7 berkualitas. Persepsi konsumen terhadap kualitas produk akan membentuk preferensi dan sikap yang pada gilirannya akan mempengaruhi keputusan untuk membeli atau tidak. Produk berkualitas perlu adanya perencanaan, agar produk yang dihasilkan perusahaan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh konsumen, dan produk yang dihasilkan mencerminkan hasil yang baik. Agar tercipta pula tujuan perusahaan yang dimana produk yang dihasilkan bisa diterima dan sesuai dengan kebutuhan konsumen dan dapat memuaskan konsumen.

Kualitas produk merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan konsumen sebelum membeli suatu produk. Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan dan fungsinya, termasuk di dalamnya daya tahan, ketidak tergantungan pada produk lain atau komponen lain, eksklusifitas, kenyamanan. Produk Honda dikenal sebagai motor yang irit, mesin yang bandel dan suku cadang yang awet. Akan tetapi dalam desain produk sendiri motor Honda kadang dianggap motor yang modelnya kuno dan kurang inovatif. Namun perusahaan melakukan inovasi untuk memenuhi keinginan dari konsumen, untuk dapat menarik minat konsumen membeli produk yang dianggapnya sesuai dengan apa yang mereka harapkan.

Dalam pengambilan keputusan pembelian suatu produk dalam hal ini sepeda motor konsumen selain mempertimbangkan kualitas produk juga mempertimbangkan harga, dengan disesuaikan kualitas yang didapat dan kondisi keuangan yang dimiliki. Harga dapat mengkomumunikasikan positioning nilai yang dimaksudkan dari produk atau merek perusahaan ke pasar. Produk yang dirancang dang dipasarkan dengan baik atau dengan kualitas tinggi


(30)

8 dapat dijual dengan harga tinggi. Harga kendaraan bermotor roda merek Honda merupakan harga yang kompetetif dibanding dengan harga produk kendaraan bermotor merek lain.

Merek (brand) bukanlah sekedar nama, istilah (term), tanda (sign), simbol atau kombinasinya. Lebih dari itu merek adalah janji perusahaan secara konsisten memberikan features, benefits, dan services kepada para pelanggan.

Dan “janji” inilah yang membuat masyarakat luas mengenal merek tersebut lebih dari yang lain. Dari pernyataan tersebut membuktikan bahwa citra merek dapat memberikan keyakinan bagi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk. Karena persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen maka dapat diramalkan jika persepsi kualitas konsumen negatif, produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama di pasar. Sebaliknya, jika persepsi kualitas pelanggan positif, produk akan disukai, dengan beranggapan kualitas produk yang baik merupakan jaminan kepuasan dalam menggunakan produk tersebut untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan persepsi kualitas yang baik akan menciptakan suatu image yang baik bagi suatu produk yang akan menimbulkan keputusan pembelian oleh konsumen. Citra merek adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penelitian tertarik untuk mengadakan penelitian pada perusahaan Honda tentang, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda. (Studi Kasus Pengguna Sepeda Motor Honda di Wilayah Kelurahan Bintaro Jakarta selatan).


(31)

9 1. Identifikasi Masalah

Konsumen sudah pintar dan cermat dalam mencari sebuah informasi atas produk dimana saat ini banyak bermunculan merek sepeda Motor sehingga konsumen sangat detail dalam memilih dan membandingkan kualitas produk Honda dengan produk merek lain.

Persaingan harga juga kompetetif karena konsumen akan memilih harga yang murah dengan produk yang berkualitas.

Merek sepeda motor Honda sudah sangat terkenal namun karena banyaknya produk merek lain menawarkan berbagai keunggulan maka dapat membuat konsumen berpaling ke merek lain.

2. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu faktor; Kualitas Produk, Harga dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda, dengan studi kasus dilakukan pada pengguna sepeda motor Honda di wilayah Kelurahan Bintaro Jakarta selatan.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan


(32)

10 C.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ada beberapa tujuan penelitian skripsi adalah: Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian sepeda motor Honda.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan dan tujuan maka, manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi penulis, penelitian ini memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyelaraskan ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan, mengembangkan pengetahuan penulis di bidang Pemasaran yang telah menjadi ketertarikan penulis, meningkatkan kompetensi diri, kecerdasan intelektual dan emosional.

b. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dan juga dapat sebagai bacaan yang bermanfaat bagi yang memerlukan.

c. Bagi Universitas, hasil studi ini dapat dipergunakan sebagai bahan referensi untuk pengembangan kualitas pendidikan Universitas selanjutnya di masa depan.

d. Bagi Perusahaan, adanya input informasi bagi perusahaan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan, serta dapat dijadikan pedoman untuk melakukan perbaikan saat ini maupun masa yang akan datang.


(33)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen Pemasaran

Suatu perusahaan dalam mengelola kegiatannya diperlukan manajemen, misalnya digunakan pada saat merencanakan suatu aktivitas hingga penilaian out

put yang ingin dicapai. Dalam melakukan kegiatan pemasaran juga sangat dibutuhkan manajemen, untuk itu perlu kiranya mengetahui pengertian dari manajemen. Pengertian manajemen sebagaimana dikemukakan oleh Lee dalam (Swastha dan Sukotjo, 2002 : 82), “Manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.”

Dari definisi tentang manajemen tersebut, dapatlah diambil kesimpulan bahwa manajemen mempunyai lima fungsi, yaitu:

1. Perencanaan 2. Pengorganisasian 3. Pengarahan 4. Pengkoordinasian 5. Pengawasan

Kelima macam fungsi manajemen ini sangat penting di dalam menjalankan semua kegiatan. Secara keseluruhan dimaksudkan agar kegiatan


(34)

12 apapun yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Semua perusahaan berusaha memproduksi dan memasarkan produk atau jasa yang dihasilkan untuk ditawarkan kepada konsumen. Pengertian Pemasaran menurut Asosiasi Pemasaran Amerika definisi formalnya adalah,

Kotler (2007 : 8), ”Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.” Sedangkan definisi yang dikemukakan oleh Stanton dalam (Swastha, 2002 : 178) adalah;

”Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.” Pengertian pemasaran menurut

Kotler (2007 : 6) adalah, ”Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka perlukan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan saling bertukar produk dan layanan yang bernilai secara bebas dengan pihak lain.” Sedangkan definisi manajerial pemasaran sering disebut sebagai“seni untuk menjual produk”.

Dari definisi para ahli tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya proses pemasaran itu terjadi atau dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi. Keputusan-keputusan dalam pemasaran harus dibuat untuk menentukan produk dan pasarnya, harganya, dan promosinya. Kegiatan pemasaran tidak bermula


(35)

13 pada saat selesainya proses produksi, juga tidak berakhir pada saat penjualan sudah dilakukan. Konsep paling pokok yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Dengan adanya perkembangan jaman kebutuhan berkembang menjadi suatu keinginan mengkonsumsi suatu produk dengan ciri khas tertentu. Munculnya keinginan akan menciptakan permintaan spesifik terhadap suatu jenis produk. Seseorang dalam menentukan keputusan pembelian akan mempertimbangkan nilai dan kepuasan yang akan didapat dari mengkonsumsi suatu produk. Apabila konsumen yakin akan nilai dan kepuasan yang akan didapat, maka konsumen akan melakukan pertukaran dan transaksi jual beli barang dan jasa. Hal inilah yang mendasari terjadinya pasar. Pasar secara tradisional merupakan tempat secara fisik di mana para penjual dan pembeli berkumpul untuk membeli dan menjual barang. Para ahli ekonomi

menggambarkan, “pasar sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang

melakukan transaksi atas sebuah produk atau kelompok produk tertentu

misalnya, pasar perumahan atau bahan makanan” (Kotler, 2009:12).

Pengertian Manajemen Pemasaran menurut William dalam (Alma,

2007:130) memberikan definisi, ”Marketing management is the planning, direction and control of the entire marketing activity of a firm or devision of a firm (Managemen marketing ialah merencanakan, pengarahan dan pengawasan

seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun bagian dari perusahaan).”


(36)

14

“Manajemen Pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,

menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.”

Dari definisi diatas menunjukkan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu proses, dimana menekankan efektivitas dan efisiensi yaitu memaksimalkan hasil yang hendak dicapai yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Pemasaran menunjukkan dengan tepat segmen pasar yang dapat dilayani dengan sangat baik oleh perusahaan.

B.Keputusan Pembelian

Pada dasarnya keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh motif-motif pembelian dimana bisa karena pembeli melaksanakan pembelian hanya pertimbangan (motif = terdorong) secara emosional, seperti bangga, sugesti, dan sebagainya. Tetapi juga pembeli membeli secara rasional seperti harganya (Daryanto, 2011:94).

1. Tahap Proses Pembelian

Perusahaan yang cerdas berusaha untuk memahami proses keputusan pembelian pelanggan secara penuh semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan, bahkan menyingkirkan produk. Periset pemasaran telah mengembangkan model tingkat keptusan pembelian


(37)

15 Gambar 2.1

Model lima tahap proses pembelian

Sumber: Kotler dan Keller (2008:235)

Untuk sampai pada tahap pembelian, terdapat langkah langkah dalam proses pembelian dengan suatu tahap proses pengambilan keputusan meliputi serangkaian tahap. Meliputi: identifikasi kebutuhan, pencarian alternative, evaluasi alternative, perilaku pembelian dan perilaku purna beli. Keputusan pembelian konsumen merupakan keputusan pembelian konsumen akhir perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi (Kotler, 2009:184), sedangkan menurut Tjiptono (2011:25) keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan satu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.

Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut Swastha (2011:10), merupakan sebuah tindakan yang dilakukan konsumen untuk


(38)

16 membeli suatu produk. Setiap produsen pasti menjalankan berbagai strategi agar konsumen memutuskan untuk membeli produknya.

Menurut Kotler (2008), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk yang sudah dikenal oleh masyarakat. Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu, (1)pengenalan masalah, (2) pencarian informasi. (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli atau tidak, (5) perilaku pascapembelian. Pengertian lain tentang keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2008: 437) adalah “the selection of an option from two or alternative choice”, dapat diartikan, keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.

Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk. Oleh karena itu, pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.


(39)

17

2.

Peranan Konsumen Dalam Keputusan Pembelian

Menurut Swastha (2011) berpendapat bahwa lima peran individu dalam sebuah keputusan membeli, yaitu:

1.

Pengambilan inisiatif (initiator): individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu atau yang mempunyai kebutuhan atau keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri.

2.

Orang yang mempengaruhi (influencer): individu yang mempengaruhi untuk keputusan membeli baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

3.

Pembuat keputusan (decider): individu yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan dimana membelinya.

4.

Pembeli (buyer): individu yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

5.

Pemakai (user): individu yang menikmati atau memakai produk atau jasa yang dibeli.

Suatu perusahaan perlu mengenal peranan tersebut karena semua peranan mengandung implikasi guna merancang produk, menentukan pesan dan mengalokasikan biaya anggaran promosi serta membuat program pemasaran yang sesuai dengan pembeli.

Proses Keputusan Pembelian mengutip dari Kotler dan Keller (2008:235) yaitu: 1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal dan eksternal.


(40)

18 Para pemasar perlu mengidentifikan keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen.

2. Pencarian informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level rangsangan. Pada level pertama orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Level kedua, orang Mungkin mulai aktif mencari informasi, mencari bahan bacaan, menelpon teman dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu.

3. Evaluasi alternatif

Beberapa konsep akan membantu kita memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produJk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbedabeda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuadkan kebutuhan.

4. Keputusan Pembelian

Konsumen dapat membentuk niat untuk membeli merk yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima sub keputusan; merek, dealer, kuantitas, waktu dan metode pembayaran.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Konsumen memungkinkan mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan fitur-fitur tertentu yang menganggu atau mendengar hal-hal yang


(41)

19 menyenangkan tentang merk lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan membantu merasa nyaman dengan merk.

C. Kualitas Produk

Inti merek yang hebat adalah produk yang hebat. Produk adalah elemen kunci dalam penawaran pasar. Pemimpin pasar bisanya menawarkan produk dan jasa bermutu tinggi yang memberikan nilai pelanggan yang paling unggul. Kotler dan Keller (2013 : 5).

1. Pengertian Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, property, organisasi, informasi dan ide. Kotler & Keller (2013 : 4). Orang akan memuaskan keinginan dan kebutuhannya melalui produk. Istilah lain yang dipakai untuk menyebutkan produk adalah penawaran dan pemecahan. Produk atau penawaran dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu barang fisik, jasa dan gagasan. Tingkat kepentingan produk fisik lebih tergantung pada jasa yang mereka berikan pada pemiliknya, sehingga produk fisik sebenarnya adalah sarana yang memberikan jasa pada kita. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan,


(42)

20 termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide (Kotler dan Amstrong, 2009:4).

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan produk adalah segala sesuatu baik berwujud barang atau jasa yang digunakan untuk memuaskan konsumen, dimana tiap barang atau jasa tersebut memiliki manfaat yang berbeda. Dapat dikatakan pelanggan dalam membeli barang tidak hanya membeli sekumpulan atribut fisiknya saja tetapi lebih dari itu, pelanggan tersebut membayar sesuatu yang diharapkan agar dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan.

a. Lima Tingkatan Produk

Menurut Kotler (2009:4) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product, expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah:

1) Pada tingkat dasar adalah manfaat inti (core benefit): layanan atau manfaat yang benar-benar dibeli pelanggan.

2) Pada tingkat kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar (basic product).

3) Pada tingkat ketiga, pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan (expected product), sekelompok atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk ini.

4) Pada tingkat keempat, pemasar menyiapkan produk tambahan (augmented product) yang melebihi harapan pelanggan.


(43)

21 5) Tingkat kelima adalah produk potensial (potential product), yang mencakup semua kemungkinan tambahan dan transformasi yang mungkin dialami sebuah produk atau penawaran di masa depan. Ini adalah tempat dimana perusahaan mencari cara baru untuk memuaskan pelanggan dan membedakan penawaran mereka.

b. Klasifikasi Produk

Kotler & Keller (2013:5) mengklasifikasikan produk berdasarkan ketahanan, keberwujudan dan kegunaan (konsumen atau industri).

(1). Ketahanan (durability) dan keberwujudan (tangibility)

a) Barang-barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Karena barang-barang ini sering dibeli, strategi yang tepat adalah membuat barang-barang tersebut tersedia di banyak lokasi dan beriklan secara besar-besaran untuk membangun percobaan serta membangun preferensi.

b) Barang tahan lama (durable goods) adalah barang-baranng berwujud yang biasanya dapat digunakan untuk waktu lama. Produk-produk ini biasanya memerlukan penjualan personal dan jasa, menuntut margin yang lebih tinggi, dan memerlukan garansi penjual yang lebih banyak.

c) Jasa (service) adalah produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, bervariasi, dan dapat musnah. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan


(44)

22 kendali kualitas, kredibilitas pemasok, dan kemampuan adaptasi yang lebih besar.

(2). Barang Konsumen

a) Barang sehari-hari (convenience goods)

(1)Barang kebutuhan pokok/staples: barang yang dibeli konsumen secara teratur.

(2)Barang impuls: barang yang dibeli tanpa usaha perencanaan atau pencarian.

(3)Barang darurat: barang yang dibeli ketika ada kebutuhan mendesak.

b) Barang belanja (shopping goods): barang yang secara karakteristik dibandingkan oleh konsumen berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya. Barang belanja dapat dikategorikan menjadi dua: (1)Barang belanja homogen: memiliki kualitas yang serupa, tetapi

harganya cukup berbeda, sehingga memberikan alasan kuat bagi perbandingan belanja.

(2)Barang belanja heterogen: memiliki fitur produk dan jasa yang berbeda yang mungkin lebih penting daripada harga.

c) Barang khusus (specialty goods): memiliki karakteristik atau identifikasi merek yang unik dimana ada cukup banyak pembeli yang bersedia melakukan usaha pembelian khusus. Barang khusus tidak memerlukan perbandingan, pembeli hanya menginvestasikan waktu untuk menjangkau penyalur yang menjual produk-produk yang diinginkan. Penyalur tidak memerlukan lokasi yang nyaman,


(45)

23 meskipun mereka harus membuat calon pembeli mengetahui lokasi mereka.

d) Barang yang tak dicari (unsought goods): barang yang tidak dikenal konsumen atau biasanya tidak terpikirkan untuk dibeli. Barang yang tidak dicari memerlukan dukungan iklan dan penjualan personal. (3). Barang industri

Barang ini diklasifikasikan berdasarkan biaya relatif mereka dan bagaimana mereka memasuki proses produksi, meliputi bahan dan suku cadang, barang modal, serta pasokan dan layanan bisnis

a) Bahan dan suku cadang (materials and parts): barang yang seluruhnya menjadi bagian dari produk produsen.

(1)Bahan mentah: dibagi menjadi produk pertanian dan produk alami.

(2)Bahan dan suku cadang manufaktur

(a)Bahan komponen: biasanya diproses lagi, keandalan pemasok dan harga merupakan faktor pembelian kunci.

(b)Suku cadang komponen: memasuki produk jadi tanpa perubahan bentuk lagi. Harga dan layanan menjadi pertimbangan pemasaran utama, dan penetapan merek serta iklan cenderung tidak terlalu penting.

b) Barang modal (capital items): barang tahan lama yang memfasilitasi pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Barang ini meliputi dua kategori, yaitu:


(46)

24 (1)Instalasi: terdiri dari bangunan dan peralatan berat. Instalasi biasanya dibeli secara langsung dari produsen, yang tenaga penjualannya mencakup personel teknis dan periode negosiasi panjang sebelum penjualan pada umumnya. Produsen harus bersedia merancang sesuai spesifikasi dan memasok layanan purnajual. Iklan tidak terlalu penting dibandingkan penjualan personal.

(2)Peralatan: meliputi perlengkapan dan peralatan pabrik portabel dan perlengkapan kantor. Meskipun beberapa produsen perlengkapan menjual secara langsung, mereka lebih sering menggunakan perantara. Karena pasar tersebar secara geografis, pembeli banyak dan pesanan sedikit. Kualitas, fitur, harga, dan jasa menjadi pertimbangan utama. Tenaga penjualan cenderung menjadi lebih penting dibandingkan iklan.

c) Layanan bisnis dan pasokan (supplies and business services): barang dan jasa jangka pendek yang memfasilitasi pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Pasokan sama dengan barang sehari-hari, biasanya dipasarkan melalui perantara karena nilai unit mereka yang rendah serta jumlah dan sebaran geografis pelanggan yang besar. Harga dan jasa menjadi pertimbangan penting karena pemasok terstandarisasi serta preferensi merek tidak tinggi. Terdapat dua macam pasokan, yaitu barang pemeliharaan dan perbaikan, serta pasokan operasi. Sedangkan layanan bisnis meliputi jasa pemeliharaan dan perbaikan, serta jasa penasihat bisnis. Jasa


(47)

25 pemeliharaan dan perbaikan biasanya dipasok dengan kontrak oleh produsen kecil atau tersedia dari produsen perlengkapan asli. Jasa nasihat bisnis biasanya dibeli berdasarkan reputasi dan staf pemasok.

2. Pengertian Kualitas Produk

Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan

adalah kualitas produk. Menurut Davis dalam Yamit (2005:8), “kualitas

merupakan suatu kondisi yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.” (Menurut

American Society for Quality Control, kualitas adalah “The totality of features and characteristics of a product or service that bears on its ability to satisfy given needs”, artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen. (www .jurnal-sdm.blogspot.com).

3. DimensiKualitas Produk

Menurut Simamora (2003:30) menyatakan bahwa banyak hal yang perlu dipikirkan mengenai produk, seperti :

a. Bagaimana variasi produk, apakah hanya satu versi atau beberapa versi b. Bagaimana kualitas produk, apakah tinggi, sedang, rendah. Kualitas c. Bagaimana desain produk


(48)

26 d. Fitur-fitur apa yang perlu ditampilkan pada produk

e. Apa mereknya f. Kemasan bagaimana g. Ukuran bagaimana

h. Apa perlu pakai ada jaminan

i. Apa perlu ada layanan tambahan, seperti layanan diantar ke rumah j. Apakah perusahaan menerima pengembalian produk kalau terjadi

sesuatu masalah.

Menurut Kotler dan Keller (2008:11), apabila perusahan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari:

a. Kinerja (performance), karakteristik operasi suatu produk utama, seperti kemudahan dan kenyamanan.

b. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat digunakan. Dimensi ini mencakup umur ekonomis.

c. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformence to specification), yaitu sejauh mana karakteristik oprasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukanya cacat pada produk.


(49)

27 d. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (feature), yaitu karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

e. Reabilitas (reliability), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.

f. Estetika (estethic), yaitu daya tarik produk terhadap panca indra, misalkan model atau desain yang artistik, warna dan sebagainya.

g. Kesan kualitas (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

Dimensi kualitas produk yang akan digunakan dalam penelitian ini menurut Garvin dalam Yamit (2005:10):

1. Performance (kinerja) yaitu karakteristik pokok dari produk inti. 2. Feature, yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan

3. Reability, (kehandalan), yaitu kemungkinan tingkat kegagalan pemakaian

4. Conformance, (kesesuaian), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Durability (daya tahan) yaitu berapa lama produk dapat terus digunakan

6. Serviceability, yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan dan kemudahan dan penangangan keluhan yang memuaskan.


(50)

28

7. Estetika, yaitu menyangkut citra, rasa dan daya tarik produk

8. Perceived, yaitu menyangkut citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

D. Harga

1. Pengertian Harga

Harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan; elemen lain menghasilkan biaya. Mungkin harga adalah elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan; fitur produk, saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga mengkomunikaskan positioning nilai yang dimaksudkan dari produk atau merek perusahaan ke pasar. Produk yang dirancang dan dipasarkan dengan baik dapat dijual dengan harga tinggi dan menghasilkan laba yang besar. Kotler dan Keller (2013 : 67).

Persepsi mengenai harga diukur berdasarkan pesepsi pelanggan yaitu dengan cara menanyakan kepada pelanggan variabel-variabel apa saja yang menurut paling penting dalam memilih sebuah produk. Rangkuti (2009 : 104) Persepsi harga sering diidentifikasikan dengan persepsi kualitas dan persepsi biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk.

Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler dan Armstrong, 2010:314). Harga adalah salah satu variabel penting dalam pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil


(51)

29 keputusan untuk membeli suatu produk, karna berbagai alasan. Alasan ekonomis akan menunjukan bahwa harga yang rendah atau harga yang berkompetisi merupakan salah satu pemicu penting untuk meningkatkan kinerja pemasaran, tetapi alasan psikologis dapat menunjukan bahwa harga justru merupakan indicator kualitas dan karena itu dirancang sebagai salah satu instrument penjualan sekaligus sebagai instrument kompetisi yang menentukan (Agusty Ferdinand, 2000).

Harga menurut Umar (2000:32) dalam Wijayanti (2006:4) adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.

Harga adalah Service as a signal of quality (Hawkins, Best & Coney, 1995; Schiffman & Kanuk, 1994 dalam Bachriansyah, 2011:29). Hal ini akan terjadi apabila :

a. Konsumen yakin bahwa harga mampu memprediksi kualitas.

b. Ketika kualitas yang konsumen ketahui / rasakan (Real perceived quality) berbeda-beda diantara para pesaing.

c. Ketika konsumen sulit untuk membuat keputusan tentang kualitas secara obyektif, atau dengan menggunakan nama merek atau citra toko.

Harga yang terjangkau dapat menjadi senjata yang ampuh dalam menghadapi persaingan di pasar, karena harga menjadi atribut yang paling


(52)

30 diperhatikan ketika menghadapi pasar di Indonesia yang sangat sensitif terhadap harga (Yashinta Soelasih,2005:64 dalam Adiputra, 2011:29). Jika konsumen merasakan manfaat produk lebih kecil dari uang yang dikeluarkan maka konsumen akan beranggapan bahwa produk tersebut mahal dan konsumen akan berpikir dua kali untuk melakukan pembelian ulang, pembelian konsumen dipengaruhi oleh pendapatan konsumen, dimana penghasilan yang tinggi biasanya akan diikuti dengan penbelian yang besar, sebaliknya penghasilan yang rendah maka pembelian yang dilakukan cenderung lebih kecil (Wijayanti, 2006:4).

Harga merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan merek yang berkaitan dengan keputusan membeli konsumen, ketika memilih diantara merek-merek yang ada, konsumen akan mengevaluasi harga secara absolut tetapi dengan membandingkan beberapa standar harga sebagai referensi untuk melakukan pembelian (Bachriansyah, 2011:31).

Berdasarkan pendapat Hermawan Kertajaya (2002) dalam Ilmaya (2011:26), bahwa indikator dari harga dapat dinyatakan dalam penilaian konsumen terhadap besarnya pengorbanan finansial yang diberikan dalam kaitannya dengan spesifikasi yang berupa kualitas produk. Kemudian pendapat dari Ritawati Tedjakusuma (2001) dalam Ilmaya (2011:27) yang menyatakan bahwa penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen, sebab harga yang dapat dijangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Selain itu, pendapat dari Ferdinand (2001) dalam


(53)

31 Ilmaya (2011:27) yang menyatakan bahwa dalam banyak kasus harga merupakan variabel keputusan yang paling penting yang diambil oleh pelanggan karena berbagai alasan, salah satunya adalah alasan ekonomis yaitu harga yang rendah atau harga yang bersaing merupakan salah satu pemicu penting untuk meningkatkan kinerja pemasaran. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan kategori harga yaitu harga terjangkau, harga bersaing, dan harga sesuai kualitas.

2. Pedoman dalam Memilih Metode Penentuan Harga yang Tepat

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006:107) metode perusahaan dalam penentuan harga sangat tergantung dari banyak hal, karena memang tidak ada satu pun metode yang tepat untuk semua kondisi. Hal tersebut diantaranya : 1. Besarnya Anggaran Iklan/Promosi yang diinginkan

Jika anggaran promosi rendah mungkin karena harga barang atau jasa rendah. Untuk meningkatkan promosi maka harga harus ditingkatkan. 2. Jenis Produk

Harga produk sebaiknya kompetitif 3. Sasaran Pangsa Pasar

Pangsa pasar dan harga biasanya berbanding terbalik. Jika ingin pangsa pasar yang tinggi maka harga harus rendah, begitu juga sebaliknya.

4. Saluran Pemasaran (Distribusi)

Semakin banyak tingkatan saluran pemasaran, maka harga yang ditetapkan semakin tinggi.


(54)

32 5. Pandangan tentang Laba

Jika perusahaan ingin menutup biaya maka harga awal hendaknya tinggi, sementara untuk memelihara penjualan jangka panjang maka harga hendaknya ditetapkan rendah.

6. Keragaman atau Keunikan Produk

Produk yang mempunyai banyak fungsi dapat dikenakan harga yang tinggi daripada produk dengan satu fungsi.

7. Ada atau Tidaknya Jasa Tambahan

Dalam produk ada kalanya kita menemukan jasa tambahan. Contoh: instalasi dan pelatihan.

8. Siklus Hidup Penggunaan Produk

Produk yang tahan lama dapat dikenakan harga yang lebih tinggi daripada produk sekali pakai.

9. Amonisasi Investasi

Penutupan investasi dapat dilakukan secara cepat dengan menetapkan harga yang tinggi daripada harga yang rendah.

10.Ancaman Pesaing Baru

Jika ancaman persaingan muncul, sebaiknya menetapkan harga yang rendah. Jika tidak ada ancama

3. Situasi Penetapan Harga

Menurut Cravens (1996:55) situasi penetapan harga dalam suatu organisasi memusatkan perhatian yang terus-menerus karena kondisi eksternal,


(55)

33 tindakan pesaing, dan peluang untuk memperoleh keunggulan bersaing melalui tindakan penetapan harga yang senantiasa berubah. Situasi penetapan harga meliputi :

1) Menentukan bagaimana sebaiknya menetapkan suatu harga produk baru. Seringkali, terdapat kelenturan dalam memilih suatu harga. 2) Mengevaluasi kebutuhan untuk menyesuaikan harga karena adanya

kekuatan eksternal dan perubahan dalam daur hidup produk.

3) Mengubah strategi penentuan posisi yang mensyaratkan modifikasi terhadap strategi harga yang sekarang.

4) Menanggapi tekanan-tekanan dari perang harga dan ancaman-ancaman persaingan lainnya.

4. Tujuan Penetapan Harga

Menurut Cravens (1996 : 57) Tujuan penetapan harga berbeda-beda menurut faktor-faktor situasi yang ada dan preferensi manajemen. Harga rendah mungkin dimaksudkan untuk memperoleh posisi pasar, melemahkan pesaing baru atau menarik pembeli baru. Berikut ini adalah beberapa contoh tujuan penetapan harga.

Mendapatkan posisi pasar Sebagai contoh adalah penggunaan harga rendah untuk mendapatkan penjualan dan pangsa pasar. Pembatasan meliputi perang harga dan pengurangan (atau penghapusn) konstribusi laba.


(1)

163

Rotated Component Matrix

a

Component

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

X12

.056

.067

.049 .130 .133

.017

.203

.809

-.186

-.007

X14

.100

.102

.033 -.037 .007

.087

.043

.755

.183

.040

X15

.592

-.032

.351 .019 -.115

.223

.186

-.028

.248

-.051

X16

.563

-.149

.230 .121 .093

-.018

.464

-.126

.344

-.157

X17

.721

.057

.107 .081 .119

-.103

-.142

.441

.025

.107

X18

-.052

-.005

.136 .133 .166

.073

-.039

.025

-.185

.811

X19

.141

.115

.004 .159 .031

-.102

.829

.063

-.137

-.028

X10

.074

.043

.062 -.091 -.016

.262

.797

.218

.042

.085

X111

.827

.061

.034 -.030 .063

-.071

.099

.080

-.015

-.153

X112

.476

.138

.052 -.148 -.035

.075

.232

.150

.314

.526

X113

.756

.247

.070 .092 .161

.012

.046

-.013

-.211

.178

X114

.503

.311

-.122 .050 .170

.079

.351

-.068

-.438

.244

X22

.118

-.011

.694 .057 -.158

-.014

.058

.195

.002

-.071

X23

.189

.107

.662 .294 .300

.009

.060

-.003

-.224

-.017

X24

.077

.011

.029 .009 .084

.880

-.027

.069

-.042

-.018

X25

-.117

.027

.168 .037 .099

.862

.129

.013

-.006

.114

X26

-.074

.137

.692 .054 .047

.193

-.005

.062

.210

.133

X27

.074

.183

.773 .044 .338

-.129

.051

-.178

-.073

.020

X28

.175

.255

.606 .070 -.022

.217

-.050

-.017

-.024

.226

X29

.092

.049

-.234 -.066 .420

.321

.189

.267

.297

.075

X31

-.006

.689

.050 .312 -.021

-.222

-.062

.135

.225

-.006

X32

-.042

.444

.058 .670 -.247

-.096

-.096

.140

.089

.132

X33

.016

.263

-.025 .229 .089

-.050

-.077

.015

.721

-.093

X34

.007

-.011

.033 .577 .421

-.055

.156

-.098

.036

.337

X35

.083

.641

.104 -.214 .440

.006

-.064

.081

.050

-.001

X36

.040

.474

.178 .216 .429

.000

.210

.035

.002

-.067

X37

.167

.225

.142 .714 .205

-.027

.078

.072

.040

-.189

X38

.137

.308

.031 -.122 .771

.068

-.050

.047

-.038

-.038

X39

.119

.773

.179 .129 .072

.151

.176

.000

.068

.045

X310

.177

.741

.193 .332 .174

.102

.065

.080

-.048

.046

X311

-.012

.105

.153 .765 -.173

.143

.025

-.003

.092

.082

X312

.054

.030

.130 .073 .764

.122

-.003

.073

.044

.192

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

a. Rotation converged in 12 iterations.


(2)

164

Component Transformation Matrix

Component

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

.451

.509

.416

.329

.351 .139

.244

.178

.049

.145

2

.584

-.376

-.173

-.514

.055 .204

.381

.156

-.084

.037

3

-.459

.002

.078

-.282

.505 .609

-.080

-.021

-.127

.233

4

.001

-.408

.745

.078

-.395 .254

.045

-.223

-.018

.027

5

-.223

.011

-.284

.325

-.403 .456

.360

.427

.283

.047

6

.084

.167

.222

-.411

-.096 .091

-.472

.394

.524

-.277

7

.141

-.106

-.015

.096

-.181 -.052

-.467

.450

-.369

.606

8

.371

.039

-.310

.169

-.079 .379

-.361

-.552

.319

.221

9

.014

-.624

.004

.390

.500 -.142

-.097

.188

.378

-.020

10

-.173

.060

.092

-.279

-.046 -.348

.278

-.119

.489

.653

Extraction Method: Principal Component Analysis.


(3)

165

Lampiran 6 : Hasil

Try Out

Correlations Kualitas Produk

Correlations

X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X10 X111 X112 X113 X114 TotSX1 X11 Pearson Correlation 1 .224 .077 -.100 -.046 .375 -.030 .129 .602

** -.066 .253 .153 .247 .335 .408

Sig. (2-tailed) .343 .746 .676 .848 .103 .902 .588 .005 .782 .282 .520 .293 .149 .074 X12 Pearson Correlation .224 1 .453

* .426 .280 .105 .554* .616** .126 .449* .385 .553* .699** .510* .769**

Sig. (2-tailed) .343 .045 .061 .233 .660 .011 .004 .595 .047 .094 .011 .001 .022 .000 X13 Pearson Correlation .077 .453* 1 .254 .320 .142 .320 .385 .024 .462* .033 .527* .246 .228 .529* Sig. (2-tailed) .746 .045 .281 .169 .549 .169 .094 .920 .040 .891 .017 .295 .334 .017 X14 Pearson Correlation -.100 .426 .254 1 .275 .084 .620** .331 .125 .487* .590** .426 .388 .319 .622**

Sig. (2-tailed) .676 .061 .281 .240 .724 .004 .154 .601 .029 .006 .061 .091 .171 .003 X15 Pearson Correlation -.046 .280 .320 .275 1 .167 .286 .200 .075 .204 .442 .433 .256 .316 .493* Sig. (2-tailed) .848 .233 .169 .240 .482 .222 .397 .752 .389 .051 .056 .275 .174 .027 X16 Pearson Correlation .375 .105 .142 .084 .167 1 .206 .238 .620** .010 .045 .433 -.057 .316 .483* Sig. (2-tailed) .103 .660 .549 .724 .482 .383 .313 .004 .968 .849 .056 .811 .174 .031 X17 Pearson Correlation -.030 .554* .320 .620** .286 .206 1 .439 .129 .287 .467* .579** .513* .458* .712**

Sig. (2-tailed) .902 .011 .169 .004 .222 .383 .053 .587 .220 .038 .007 .021 .042 .000 X18 Pearson Correlation .129 .616** .385 .331 .200 .238 .439 1 .040 .187 .327 .572** .206 .222 .587**

Sig. (2-tailed) .588 .004 .094 .154 .397 .313 .053 .866 .430 .159 .008 .384 .347 .007 X19 Pearson Correlation .602** .126 .024 .125 .075 .620** .129 .040 1 .158 .277 .138 .232 .233 .483* Sig. (2-tailed) .005 .595 .920 .601 .752 .004 .587 .866 .506 .237 .561 .325 .324 .031 X10 Pearson Correlation -.066 .449* .462* .487* .204 .010 .287 .187 .158 1 .214 .341 .134 .197 .457* Sig. (2-tailed) .782 .047 .040 .029 .389 .968 .220 .430 .506 .365 .142 .572 .405 .043 X111 Pearson Correlation .253 .385 .033 .590** .442 .045 .467* .327 .277 .214 1 .343 .314 .315 .582**

Sig. (2-tailed) .282 .094 .891 .006 .051 .849 .038 .159 .237 .365 .138 .177 .176 .007 X112 Pearson Correlation .153 .553* .527* .426 .433 .433 .579** .572** .138 .341 .343 1 .353 .445* .765**

Sig. (2-tailed) .520 .011 .017 .061 .056 .056 .007 .008 .561 .142 .138 .127 .049 .000 X113 Pearson Correlation .247 .699** .246 .388 .256 -.057 .513* .206 .232 .134 .314 .353 1 .426 .622**

Sig. (2-tailed) .293 .001 .295 .091 .275 .811 .021 .384 .325 .572 .177 .127 .061 .003 X114 Pearson Correlation .335 .510* .228 .319 .316 .316 .458* .222 .233 .197 .315 .445* .426 1 .671**

Sig. (2-tailed) .149 .022 .334 .171 .174 .174 .042 .347 .324 .405 .176 .049 .061 .001

TotSX1

Pearson Correlation .408 .769** .529* .622** .493* .483* .712** .587** .483* .457* .582** .765** .622** .671** 1

Sig. (2-tailed) .074 .000 .017 .003 .027 .031 .000 .007 .031 .043 .007 .000 .003 .001

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(4)

166

Correlations Harga

Correlations

X21

X22

X23

X24

X25

X26

X27

X28

X29

TotSX2

X21

Pearson Correlation

1

.637

**

.304

.324

.595

**

.444

*

.425

.563

**

.229

.717

** Sig. (2-tailed)

.003

.193

.164

.006

.050

.062

.010

.330

.000

X22

Pearson Correlation

.637

**

1

.039

.490

*

.563

**

.268

.000

.393

.217

.570

** Sig. (2-tailed)

.003

.871

.028

.010

.254

1.000

.086

.357

.009

X23

Pearson Correlation

.304

.039

1

.033

.393

.280

.393

.548

*

.607

**

.647

** Sig. (2-tailed)

.193

.871

.892

.087

.232

.087

.012

.005

.002

X24

Pearson Correlation

.324

.490

*

.033

1

.473

*

.506

*

-.237

.434

-.046

.488

* Sig. (2-tailed)

.164

.028

.892

.035

.023

.315

.056

.848

.029

X25

Pearson Correlation

.595

**

.563

**

.393

.473

*

1

.611

**

.429

.623

**

.386

.831

** Sig. (2-tailed)

.006

.010

.087

.035

.004

.059

.003

.093

.000

X26

Pearson Correlation

.444

*

.268

.280

.506

*

.611

**

1

.339

.592

**

.288

.712

** Sig. (2-tailed)

.050

.254

.232

.023

.004

.143

.006

.218

.000

X27

Pearson Correlation

.425

.000

.393

-.237

.429

.339

1

.374

.496

*

.529

* Sig. (2-tailed)

.062

1.000

.087

.315

.059

.143

.104

.026

.017

X28

Pearson Correlation

.563

**

.393

.548

*

.434

.623

**

.592

**

.374

1

.481

*

.843

** Sig. (2-tailed)

.010

.086

.012

.056

.003

.006

.104

.032

.000

X29

Pearson Correlation

.229

.217

.607

**

-.046

.386

.288

.496

*

.481

*

1

.645

** Sig. (2-tailed)

.330

.357

.005

.848

.093

.218

.026

.032

.002

TotSX2

Pearson Correlation

.717

**

.570

**

.647

**

.488

*

.831

**

.712

**

.529

*

.843

**

.645

**

1

Sig. (2-tailed)

.000

.009

.002

.029

.000

.000

.017

.000

.002

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(5)

167

Correlations Citra Merek

Correlations

X31

X32

X33

X34

X35

X36

X37

X38

X39

X310

X311

X312

TotSX3

X31

Pearson Correlation

1

.632

**

.295

-.062

.648

**

.160

-.040

.087

.452

*

.662

**

.422

.211

.481

*

Sig. (2-tailed)

.003

.207

.796

.002

.501

.866

.714

.045

.001

.064

.371

.032

X32

Pearson Correlation

.632

**

1

.228

-.033

.608

**

.304

.013

.285

.345

.302

.205

.312

.477

*

Sig. (2-tailed)

.003

.333

.891

.004

.192

.958

.224

.137

.196

.387

.180

.034

X33

Pearson Correlation

.295

.228

1

.423

.565

**

.395

.147

.237

.224

.364

.601

**

.309

.570

**

Sig. (2-tailed)

.207

.333

.063

.009

.084

.536

.314

.343

.115

.005

.185

.009

X34

Pearson Correlation

-.062

-.033

.423

1

.064

.593

**

.802

**

.441

.137

.241

.410

.624

**

.651

**

Sig. (2-tailed)

.796

.891

.063

.790

.006

.000

.052

.564

.307

.073

.003

.002

X35

Pearson Correlation

.648

**

.608

**

.565

**

.064

1

.436

.180

.333

.486

*

.670

**

.541

*

.276

.673

**

Sig. (2-tailed)

.002

.004

.009

.790

.055

.448

.152

.030

.001

.014

.239

.001

X36

Pearson Correlation

.160

.304

.395

.593

**

.436

1

.610

**

.638

**

.281

.424

.551

*

.657

**

.787

**

Sig. (2-tailed)

.501

.192

.084

.006

.055

.004

.002

.230

.063

.012

.002

.000

X37

Pearson Correlation

-.040

.013

.147

.802

**

.180

.610

**

1

.516

*

.338

.341

.437

.559

*

.690

**

Sig. (2-tailed)

.866

.958

.536

.000

.448

.004

.020

.146

.141

.054

.010

.001

X38

Pearson Correlation

.087

.285

.237

.441

.333

.638

**

.516

*

1

.227

.508

*

.405

.773

**

.722

**

Sig. (2-tailed)

.714

.224

.314

.052

.152

.002

.020

.335

.022

.076

.000

.000

X39

Pearson Correlation

.452

*

.345

.224

.137

.486

*

.281

.338

.227

1

.671

**

.521

*

.220

.591

**

Sig. (2-tailed)

.045

.137

.343

.564

.030

.230

.146

.335

.001

.019

.352

.006

X310

Pearson Correlation

.662

**

.302

.364

.241

.670

**

.424

.341

.508

*

.671

**

1

.618

**

.472

*

.756

**

Sig. (2-tailed)

.001

.196

.115

.307

.001

.063

.141

.022

.001

.004

.036

.000

X311

Pearson Correlation

.422

.205

.601

**

.410

.541

*

.551

*

.437

.405

.521

*

.618

**

1

.347

.734

**

Sig. (2-tailed)

.064

.387

.005

.073

.014

.012

.054

.076

.019

.004

.134

.000

X312

Pearson Correlation

.211

.312

.309

.624

**

.276

.657

**

.559

*

.773

**

.220

.472

*

.347

1

.768

**

Sig. (2-tailed)

.371

.180

.185

.003

.239

.002

.010

.000

.352

.036

.134

.000

TotSX3

Pearson Correlation

.481

*

.477

*

.570

**

.651

**

.673

**

.787

**

.690

**

.722

**

.591

**

.756

**

.734

**

.768

**

1

Sig. (2-tailed)

.032

.034

.009

.002

.001

.000

.001

.000

.006

.000

.000

.000

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(6)

168

Try Out

Reliability

Reliability Kualitas Produk

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N

%

Cases

Valid

20

100.0

Excluded

a

0

.0

Total

20

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.841

14

Reliability Harga

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.832

9

Reliability Citra Merek

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items