21
Gambar 3.7. PLC
Analog
OMRON C200H-MAD01
3.1.2.3 Kontaktor Magnet
Magnetic Contactor
Kontaktor berfungsi sebagai pengaman PLC dari elemen pemanas, karena merupakan pemutus dan penghubung tegangan PLC ke elemen pemanas.
Kontaktor pada pin A
2
akan mendapatkan
output
dari relay yang terhubung oleh PLC dan kontaktor pada pin 2
T1
dan 4
T2
akan terhubung ke elemen pemanas. Kontaktor yang digunakan mempunyai kemampuan daya 5,5 KWatt, kemampuan
menghantarkan arus sebesar 40 A dan kemampuan tegangan dari kumparan magnet 200
– 220 VAC. Sumber tegangan yang dibutuhkan untuk mengaktifkan
kontaktor sebesar 220 VAC.
22
Gambar 3.8. Kontaktor Magnet
Magnetic Contactor
3.1.2.4 Relay
Relay merupakan saklar yang berfungsi sebagai pemutus dan penghubung tegangan. Kondisi relay akan NO
Normally Open
apabila koil pada relay dalam keadaan tidak terhubung arus listrik, sehingga kontak yang ada pada relay dalam
kondisi terbuka atau tidak terhubung dan kondisi relay akan NC
Normally Close
apabila koil pada relay dalam keadaan terhubung arus listrik, sehingga kontak yang ada pada relay dalam kondisi tertutup atau terhubung [6]. Relay yang
digunakan yaitu relay 24 VDC, yang mempunyai kemampuan kerja pada tegangan 28 VDC dan 240 VAC, serta mampu menghantarkan arus sebesar 5 A, sehingga
relay dapat bekerja dan mengaktifkan komponen pada tegangan DC maupun AC. Pada sistem pemanas air ini, relay digunakan sebagai saklar yang dapat
mengaktifkan
input
dan
output
pada PLC. Komponen yang diaktifkan oleh relay yaitu :
1.
Input
PLC pada pin 00.00 dan 00.01 dari saklar transistor atas dan saklar transistor bawah yang mendapat tegangan 24 VDC gambar
3.15. dan 3.16..
23 2.
Solenoid valve electric
sebagai
output
dari PLC dengan pin 10.00 dan 10.01 yang menggunakan tegangan kerja 220 VAC gambar 3.10. dan
3.11.. 3.
Kontaktor sebagai
output
dari PLC dengan pin 10.02 yang akan mengaktifkan elemen pemanas, dengan menggunakan tegangan kerja
220 VAC gambar 3.12..
Gambar 3.9. Relay Omron 24 VDC
Gambar 3.10. Relay Pada
Solenoid Valve Electric
Atas
24
Gambar 3.11. Relay Pada
Solenoid Valve Electric
Bawah
Gambar 3.12. Relay Pada Kontaktor dan Elemen Pemanas
3.1.2.5
Solenoid Valve Electric
Jenis
valve
yang digunakan pada sistem adalah
Solenoid Valve Electric
dengan ukuran pipa keluaran 12
inch
. Sumber tegangan yang dibutuhkan untuk mengaktifkan
solenoid valve electric
ini sebesar 220 VAC. Katup pada
solenoid valve electric
akan terbuka jika diberikan tegangan 220 VAC dan katup akan menutup jika tidak ada tegangan masukan [7].
Solenoid valve electric
ini berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air yang akan masuk ke dalam
tangki untuk bagian atas dan aliran air yang akan keluar dari tangki untuk bagian bawah.
25 Pada bagian atas tangki,
solenoid valve electric
pada terminal masukan
Inlet Port
terpasang selang yang terhubung pada keran air PDAM, sedangkan pada bagian terminal keluaran
Outlet Port
terhubung pada badan tangki untuk dapat mengalirkan dan mengisi air ke dalam tangki. Pada bagian bawah tangki,
solenoid valve electric
pada terminal masukan
Inlet Port
terhubung pada badan tangki, sedangkan bagian terminal keluaran
Outlet Port
untuk dapat mengalirkan dan mengeluarkan air dari dalam tangki.
Gambar 3.13.
Solenoid Valve Electric
Gambar 3.14. Struktur Bagian Dalam
Solenoid Valve Electric
26 Pada perancangan sistem, salah satu kabel pada
solenoid valve electric
terhubung dengan relay pada kaki no. 9 dan kaki no. 5 pada relay terhubung dengan catu daya 220 VAC. Sedangkan satu kabel lainnya pada
solenoid valve electric
langsung terhubung pada
ground
. Relay
solenoid valve electric
tersebut terhubung pada pin 10.00 untuk
solenoid valve electric
atas dan pin 10.01 untuk
solenoid valve electric
bawah sebagai keluaran dari PLC.
3.1.2.6 Modul Saklar Transistor