PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 TRIMULYO KECAMATAN TANJUNG BINTANG TAHUN 2012/2013.

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V

SD NEGERI 2 TRIMULYO KECAMATAN TANJUNG BINTANG TAHUN 2012/2013.

Oleh S U P A R N O

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG (UNILA)

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V

SD NEGERI 2 TRIMULYO KECAMATAN TANJUNG BINTANG TAHUN 2012/2013.

Oleh Suparno

Berdasarkan hasil observasi awal di SD Negeri 2 Trimulyo kualitas aktivitas siswa rendah dan hasil belajar IPA Kelas V masih dibawah KKM. Peneletian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 2 Trimulyo dengan menggunakan media gambar. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas, prosedur tindakan siklus, setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi dan tes. Pengumpulan data digunakan instrument berupa lembar pengamatan siswa dalam proses pembelajaran, dan untuk mengetahui hasil belajar digunakan tes.

Instrument penelitian yaitu lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, dokumen tes hasil belajar siswa, kemudian data-data tersebut diberi tanda berdasarkan jenis dan sumbernya. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi terhadap data sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang masih di bawah KKM.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan media gambar dapat mengubah aktivitas dan hasil belajar siswa lebih meningkat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas siswa yang diperoleh pada siklus I hanya 19 siswa (63%) sedangkan pada siklus II menjadi 27 siswa (90%). Demikian juga hasil belajar siswa ikut mengalami peningkatan pada siklus I hanya 19 siswa (73%) yang tuntas hasil belajarnya dengan nilai rata-rata 60, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan sangat pesat menjadi 27 siswa (89%) dengan nilai rata-rata 83. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran siklus II hasil siswa telah tuntas.


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ...viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Pembatasan Masalah ... 3

1.4. Perumusan Masalah ... 4

1.5. Tujuan Penelitian ... 4

1.6. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Media ... 6

2.2. Media Pengajaran ... 7

2.3. Pemilihan Media ... 7

2.4. Fungsi Media Pembelajaran ... 9


(7)

2.5.3 Langkah-Langkah Penggunaan Media... 14

2.5.4 Kelebihan Penggunaan Media Gambar... 15

2.5.5 Kelemahan Menggunakan Media Gambar ... 15

2.6. Aktivitas Belajar... 15

2.7. Hasil Belajar ... 16

2.8. Kerangka Pikir ... 17

2.9. Hipotesis Tindakan ... 17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Metode... 18

3.1.1. Pendekatan Penelitian ... 18

3.1.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 18

3.1.3. Subjek Penelitian ... 18

3.2. Prosedur Penelitian ... 19

3.3. Tindakan ... 20

3.4. Teknik Pengambilan Data ... 26

3.5. Instrumen Penelitian ... 26

3.6. Teknik Analisis Data ... 27

3.7. Indikator Keberhasilan ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 30

4.1.1. Sejarah Singkat SDN 2 Trimulyo ... 30

4.1.2. Keadaan Guru SD Negeri 2 Trimulyo ... 31

4.1.3. Keadaan Siswa SD Negeri 2 Trimulyo ... 32

4.1.4. Kondisi Sarana Prasarana SD Negeri 2 Trimulyo ... 33

4.1.5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 33

4.2. Hasil penelitian... 34

4.2.1. Siklus I ... 34


(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 47 5.2. Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

1. Tes Formatif ... 2

2. Jenis Media Gambar ... 11

3. Analisis Aktivitas Siswa ... 27

4. Analisis Hasil Belajar Siswa ... 29

5. Nama Guru Staf Mengajar SD Negeri 2 Trimulyo ... 32

6. Jumlah Siswa ... 33

7. Nilai Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 37

8. Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 38

9. Nilai Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 42

10.Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 43

11.Perbandingan Nilai Aktivitas Siswa Siklus I dan II ... 46


(10)

DAFTAR GAMBAR


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan mutu penguasaan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam pada Umumnya di Sekolah Dasar Negeri 2 Trimulyo Kecamatan Tanjung Bintang Lampung Selatan perlu dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Karena Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fenomena-fenomena alam yang terjadi di alam yang bukan hanya menguasai kumpulan pengetahuan atua fakta, konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi suatu proses penemuan.

Pada umumnya disadari bahwa penguasaan Ilmu Pengetahuan Alam pada SDN 2 Trimulyo Kecamatan Tanjung Bintang Lampung Selatan sangatlah rendah. Dengan demikian, dalam pembelajaran IPA guru harus mempunyai kompetensi untuk menguasai konsep-konsep pembelajaran IPA, sehingga siswa mampu memahami dan menyerap konsep-konsep pelajaran yang disampaikan guru sehingga tidak berdampak kurangnya tingkat hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Pencapaian tujuan pembelajaran IPA di SDN 2 Trimulyo Kecamatan Tanjung Bintang Lampug Selatan, guru harus berusaha mencari alternative berupa media gambar, agar lebih menarik minat belajar siswa terhadap


(12)

pelajaran IPA dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

Dari penelusuran dan dokementasi diketahui hasil belajar siswa juga rendah sebagaimana dapat ditampilkan pada tabel. 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Nilai Tes Formatif Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 2 Trimulyo Kecamatan Tanjung Bintang Lampung Selatan.

No. Nilai Frekuensi Persentase Kategori

1 80 2 160 6,66 Tuntas

2 70 3 210 13,33 Tuntas

3 60 4 240 13,33 Tuntas

4 50 6 300 20,00 Belum tuntas

5 40 7 280 23,33 Belum tuntas

6 30 8 240 23,33 Belum tuntas

Jumlah 30 1430 100

Rata-rata 47,67

Dilihat dari tabel di atas, diketahui siswa yang telah tuntas baru 9 orang atau (33%), dan 21 orang atau (67%) sisanya belum tuntas. Nilai tertinggi 80 hanya diperoleh 2 orang atau (6,67%) dan yang mendapat nilai terendah 30 adalah sebanyak 8 orang atau (26,67%), hasil tersebut memperoleh rata-rata (47,67%), pada tes formatif untuk mata pelajaran IPA di kelas V SDN 2 Trimulyo belum mencapai KKM yang ditetapkan sekolah.

Dalam hal ini sejalan dengan pendapat Suryanto (2011 : 85), bahwa Pembelajaran IPA dengan menggunkan media gambar dalam pembelajaran dapat meningkatkan


(13)

penalaran dan kecerdasan peserta didik, karena materi pelajaran yang disampaikan dapat diterima, dipahami, dan dikuasai oleh siswa secara optimal.

Berdasarkan pengamatan dan observasi yang dilakukan di SDN 2 Trimulyo Kecamatan Tanjung Bintang Lampung Selatan, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “ Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SDN 2 Trimulyo Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Siswa tidak memperhatikan saat guru menjelaskan materi pelajaran. 2. Siswa sering ngobrol pada waktu pembelajaran di dalam kelas. 3. Anak pasif dalam mengikuti pelajaran.

4. Anak masih ada yang sering mengganggu teman yang lain.

1.3 Pembatasan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, untuk kecermatan penelitian ini dibatasi pada butir 4, yakni “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SDN 2 Trimulyo Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.”


(14)

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar masalah di atas, dalam penelitian ini dapat di rumuskan masalahnya adalah rendahnya nilai hasil belajar IPA dan Aktivitas belajar.

Adapun permasalahannya adalah

1) Apakah hasil belajar IPA dapat ditingkatkan dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran pada siswa kelas V SD Negeri 2 Trimulyo.

2) Apakah aktivitas belajar IPA dapat ditingkatkan dengan menggunakan media gambar.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas,tujuan penelitian dalam proses perbaikan dalam pembelajaran tersebut adalah:

a. Mengetahui apakah hasil belajar IPA dapat ditingkatkan menggunakan media gambar dalam pembelajaran.

b. Mengetahui apakah aktivitas belajar dapat diubah dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yang diharapkan adalah: 1. Bagi Siswa

Diharapkan menumbuhkan sikap positif siswa terhadap pemecahan masalah, lebih mudah memahami pembelajaran IPA, serta meningkatkan semangat atau aktivitas siswa.


(15)

2. Bagi Guru

Sebagai masukan dalam pembelajaran IPA menggunakan media gambar dan dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran mengingkatkan aktivitas belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

Model pembelajaran media gambar menjadi informasi dan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPA di SDN 2 Trimulyo Kecamatan Tanjung Bintang Lampung Selatan.


(16)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Media

Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar.

Media dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti alat. Pengajaran berarti proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan media menurut Djamarah dan Zain ( 2006:121) adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.

Pengertian media secara etimologi berarti alat, pengajaran berarti proses, cara, menjadikan orang atau mahkluk hidup belajar. Jadi media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Dalam proses pembelajaran, yang menjadi pengirim pesan adalah guru, dapat juga siswa, atau orang lain yang dilibatkan dalam proses pembelajaran, sedangkan media bisa berwujud gambar-gambar, alat-alat elektronik, buku, dan sebagainya.


(17)

2.2 Media Pengajaran

Menurut Hamalik (dalam Darsono, 2007) penggunaan sebuah media dalam pembelajaran adalah suatu metode atau teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antar guru dan siswa dalam proses pengajaran di sekolah.

Sedangkan menurut Hamalik (2008 : 43) berpendapat bahwa ” Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran”.

Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan. Gambar termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari segi biaya dan membentuk dalam proses pembelajaran.

2.3 Pemilihan Media

Dari tujuan-tujuan belajar yang telah ditetapkan, tidak semuanya dapat dicapai dengan hanya mengandalkan guru saja. Selain keterbatasan kemampuan profesional guru/trainer yang bersangkutan, faktor-faktor lain seperti misalnya faktor sarana juga menjadi penghambatnya.

Untuk itu diperlukan sumber-sumber lain yang dapat membantu atau menggantikan peranannya dalam menyampaikan isi kurikulum kepada siswa. Dalam hal ini Djamarah dan Zain ( 2002: 120) menyatakan bahwa dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disamplaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media.


(18)

Dari pendapat di atas, dalam pembelajaran dibutuhkan media yang sesuai dengan bahan yang akan disampaikan. Oleh karena itu, pemilihan media harus disesuaikan dengan masing-masing keunggulan media tersebut untuk membantu menyampaikan bahan kepada peserta didik. Hal ini yang dimaksudkan adalah jangan sampai penggunaan media justru akan menjadi penghalang proses belajar dikelas.

Berikut ini prinsip-prinsip pemilihan media dan penggunaan mendia yang dikemukankan oleh Sudirman (dalam Djamarah dan Zain, 2006 : 126).

1) Tujuan pemilihan

Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas.

2) Karakteristik media pengajaran

Dalam pemilihan media memahami karakter berbagai media adalah kemampuan dasar untuk medapat hasil yang baik.

3) Alternatif pilihan

Pada hakikatnya memilih adalah proses pembuatan keputusan dari berbagai pilihan. Guru dalam hal ini harus mampu memilih media yang sesuai dengan bahan yang akan disampaikan.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Oleh karena itu, Ketika suatu mendia dipilih, ketika suatu media akan digunakan, ketika itulah beberapa prinsip perlu guru perhatikan dan pertimbangkan.


(19)

2.4 Fungsi Media Pembelajaran

Bila ditinjau dari segi fungsi dan manfaat media gambar menurut Arsyad (2007:17) ada beberapa macam, yakni:

(1) Fungsi atensi, media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. (2) Fungsi afektif, media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa

ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.

(3) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami atau mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam media gambar diam.

(4) Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Keempat fungsi media pengajaran tersebut seharusnya dimanfaatkan oleh guru dan siswa lebih optimal. Dengan mempergunakan media pengajaran secara baik dan tepat sangat membantu untuk lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran.


(20)

Alat atau media tersebut terdiri dari yang komersial (diperjualbelikan) atau yang dapat dibuat sendiri. Alat atau media itu dapat juga dibagi atas yang dapat didengar (auditory), yang dilihat (visual) dan yang didengarkan dan dilihat (audio-visual). Di samping itu games (permainan) dapat juga digolongkan ke dalam jenis media penga-jaran, karena permainan itu tujuannya untuk membantu pelajar untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

Yang termasuk dalam kategori alat media pengajaran visual termasuk di dalamnya media gambar. Media gambar dapat dijadikan sebagai alat bantu dalam mengembangkan pengajaran bahasa.

Media gambar dapat digunakan sebagai sarana untuk melatih siswa mengarang, yakni dengan menyajikan gambar-gambar berseri dan ke-mudian siswa disuruh untuk mengembangkan suatu karangan dari gambar-gambar berseri tersebut. Media yang digunakan dalam kegiatan instruksional beraneka ragam. Menurut Rohani Ahmad (1997 : 25) pengembang instruksional dapat memilih salah satu atau beberapa di antaranya untuk digunakan dalam menyusun strategi instruksionalnya. Allen memberikan petunjuk yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih media yang sesuai dengan tujuan instruksi-onal tertentu.

Ia menggambarkan tinggi-rendahnya kemampuan setiap jenis media bagi pencapaian berbagai tujuan belajar sebagai berikut :


(21)

Tabel 1

Kemampuan Setiap Jenis Media dalam Mempengaruhi Berbagai Macam Belajar Macam Belajar Jenis Media Instruksional Belajar Informasi Faktual Belajar Pengenalan visual Belajar kon- sep, prinsip dan aturan Belajar prosedur Menyajikan Keterampi- Lan persep-si gerak Mengem- Bangkan Sikap, opini Dan motivasi Gambar diam Gambar hidup Televisi Objek tiga dimensi Rekaman audio Programmed Instruction Demonstrasi Buku teks tercetak Sajian oral Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Rendah Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Rendah Rendah Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Rendah Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Untuk menggunakan tabel tersebut seorang pengembang instruksional pertama-tama harus mempelajari macam belajar yang terkandung dalam tujuan instruksional yang akan dicapai. Dalam suatu tujuan instruksional mungkin mungkin terkandung salah satu atau beberapa macam belajar sebagai berikut: 1. Belajar informasi faktual, seperti mempelajari nama orang, tempat, tanggal

terjadinya peristiwa.

2. Belajar pengenalan visual, seperti mengamati bentuk dan gerak dari suatu benda atau peristiwa.

3. Belajar konsep, prinsip, dan aturan, seperti mempelajari fisika, matematika, atau hukum sosial.

4. Belajar prosedur, seperti mempelajari cara membuat tes, membongkar pasang pesawat radio.


(22)

5. Belajar menyajikan keterampilan atau persepsi gerak, seperti mempelajari teknik lompat tinggi, menendang bola, dan cara melintasi tikungan dalam stadion balap sepeda.

6. Belajar mengembangkan sikap, opini, dan motivasi, seperti belajar menghargai karya lukis, norma sosial suatu bangsa, perbedaan pendapat orang, dan meningkat-kan keinginan untuk lebih sering menolong sesama, serta mendorong untuk melak-sanakan perbuatan yang selaras dengan konsep hidup sehat.

2.5 Media Gambar

2.5.1 Pengertian Media Gambar

Gambar berseri termasuk media pengajaran yang dikategorikan ke dalam media pengajaran media visual (yang dilihat). Ada beberapa macam media yang dikategorikan ke dalam media visual ini, antara lain:

(1) Papan tulis. Ada banyak kegunaan papan tulis biasa atau white board. Selain untuk menulis keterangan-keterangan, denah-denah, bagan-bagan, dan sebagainya, guru juga dapat memnberi informasi melalu sarana yang menarik dengan menggunakan papan tulis, seperti dengan menyajikan gambar-gambar di papan tulis tersebut.

(2) Gambar-gambar yang ditempelkan pada karton. Ini dapat digunting dari majalah, surat kabar dan poster-poster yang sudah tua.


(23)

(3) Papan planel. Ini dapat dibuat sendiri oleh guru dari karton berlapis flanel, dan gambar-gambar guntingan yang juga berlapis flanel dari belakang. Gambar dapat ditempelkan dan diambil lagi dari papan flanel dengan mudah.

(4) Slide projector, transparancies, OHP (over head projector). Ini semua adalah alat yang komersial yang sudah banyak dimiliki oleh sekolah-sekolah di Indonesia.

Ketiga media belajar ini baik untuk menunjang pembelajaran IPA. Karena media gambar merupakan salah satu alat yang penting bagi pengajaran dan pendidikan. Oleh sebab itu gambar yang akan dipergunakan hendaknya mnemenuhi kriteria-kriteria tertentu.

Menurut Arsyad (2007 : 9) Belajar dengan menggunakan media gambar akan memberikan keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar lebih banyak dari pada jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus dengar saja. Sejalan dengan penjelasan dan pendapat di atas, maka dalam penelitian tindakan kelas ini memerlukan sebuah pendekatan atau model pembelajaran untuk melengkapi pelaksanaan tindakan kelas yang akan dilakukan. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas ini akan menggunakan Media Gambar

sebagai alternatif alat penunjang dalam pembelajaran IPA untuk anak usia Sekolah Dasar.


(24)

2.5.2 Fungsi Media Gambar

Menururt Sardiman, dkk (2003:28-29) media gambar berfungsi menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil garis besar bahwa dalam pembelajaran media gambar dapat berfungsi sebagai berikut:

a. Dapat menanamkan konsep yang konkrit dan realitas.

b. Media gambar diharapkan dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.

c. Berfungsi memotivasi dan merangsang untuk memulai pelajaran.

d. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh tiap-tiap peserta didik.

2.5.3 Langkah-Langkah Penggunaan Media

Berikut langkah-langkah penggunaan media dalam pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh pendapat (Kuncoro, 2003:8) sebagai berikut:

a. Mencari sumber bahan ajar berupa media gambar yang sesuai dengan materi.

b. Menyajikan media gambar yang menarik sesuai dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa.

c. Media gambar dipraktikkan secara langsung oleh siswa atau guru. d. Mengambil kesimpulan dari pemanfaatan menggunakan media gambar.


(25)

2.5.4 Kelebihan Penggunaan Media Gambar

Kelebihan menggunakan media gambar menurut Hamalik 1986 (dalam Agus ; 2007) menyatakan pendapatnya sebagai berikut:

a. Sifatnya konkret (gambar/foto lebih realitas menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media lainny)

b. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu

c. Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk usia berapa saja sehingga dapat mencegah dan membetulkan kesalahpahaman.

d. Harganya murah dan gampang untuk dicari. 2.5.5 Kelemahan Menggunakan Media Gambar

Kelemahan menggunakan mediagambar dalam pembelajaran menurut Sardiman (2007 : 21) adalah:

a. Gambar hanya menekankan pada indera mata.

b. Gambar yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.

c. Ukurannya terbatas untuk ukuran besar.

2.6 Aktivitas Belajar

Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman Cronbach dalam Djamarah (2002: 13) Aktifitas adalah suatu kegiatan belajar yang dilakukan seseorang berupa” Kegiatan menganalisis, berfikir, membandingkan, dan mengembangkan dengan masa lalu” (Herpratiwi, 1993 : 23).


(26)

Prinsip aktivitas belajar dari beberapa pandangan dari beberapa ahli yang telah diungkapkan bahwa dalam kegiatan belajar subjeknya siswa harus aktif berbuat. Bruton Dalam Usman (2002 : 13).

Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, kegiatan belajar tidak akan mungkin berlangsung dengan baik. Belajar adalah berbuat baik untuk mengubah tingkah laku. Jadi, tidak ada kegiatan belajar tanpa aktivitas.

2.7 Hasil Belajar

Menurut Djamarah (2000 : 45), hasil belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh-sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mencapainya. Memahami lebih mendalam mengenai makna hasil dan belajar, yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:

a) Menurut Syah (1997 : 141) menyatakan prestasi adalah taraf keberhasilan proses belajar mengajar.

b) Hamalik (2001 : 159), menyatakan prestasi merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa. Jadi prestasi adalah hasil maksimal dari sesuatu, baik berupa belajar maupun bekerja.


(27)

c) Darmita (1996 : 169), menyatakan bahwa prestasi adalah apa yang telah dicapai dari hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan kerja.

2.8 Kerangka Pikir

Pembelajaran IPA untuk usia anak SD yang tanpa menggunakan media/alat peraga dalam pembelajaran, kemudian tidak bervariatif dalam pembelajaran IPA membuat siswa merasa bosan, sehingga aktivitas dan hasil belajar IPA rendah. Penggunaan media gambar sangat cocok menjadi alternatif untuk siswa dapat memahami materi yang diberikan. Kemampuan siswa yang heterogen, siswa dibagi menjadi 6 kelompok kecil untuk saling bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Pembelajaran menggunakan media gambar diharapkan dapat memberikan pemahaman yang menarik bagi siswa. Siswa tidak sulit memahami pelajaran yang disampaikan dari gurunya, pesan pembelajaran menjadi abstrak, sehingga siswa mudah memahami. Dengan demikian, pebelajaran menggunakan media gambar siswa mendapat nilai hasil belajar yang baik.

2.9 Hipotesis Tindakan

Aktivitas dan hasil belajar IPA dapat ditingkatkan menggunakan media gambar pada siswa kelas V SD Negeri 2 Trimulyo Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.

1) Hasil belajar IPA dapat ditingkatkan dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran pada siswa kelas V SD Negeri 2 Trimulyo.


(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode

3.1.1. Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah (Classroom action research) Yaitu”suatu penelitian yang dikemas dengan pendekatan supervise.” Penelitian tindakan kelas tersebut terdiri dari empat tahap, yakni tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi (Wardani 2003 : 24).

3.1.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Trimulyo yang berlokasi di desa Trimulyo Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Dan dilakukan pada semester ganjil sebanyak 2 (dua) siklus pada tanggal 04 - 10 Oktober 2012 untuk siklus I, dan 12 - 17 November 2012 untuk siklus II.

3.1.3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V berjumlah 30 orang siswa terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan.


(29)

3.2. Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan secara bertahap dengan beberapa siklus sampai pada terlaksanannya ketercapaian indikator, yang setiap siklusnya memiliki tahapan sebagai berikut:

1) Perencanaan 2) Pelaksanaan 3) Observasi 4) Refleksi.

Proses penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Rencana Tindakan

Refleksi

observasi Pelaksanaan

Tindakan

Rencana Tindakan

Refleksi

Pelaksanaan Tindakan


(30)

Gambar 1. Spiral Tindakan Kelas Menurut Hopkins (dalam Sastro, 1993: 48) 3.3. Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam penelitian ini mengadaptasi dari Mc Taggart dalam Depdiknas (2004 : 7), yang terdiri dari beberapa tahapan:

a. Perencanaan

b. Pelaksanaan Tindakan c. Observasi

d. Refleksi untuk setiap siklus

Prosedur penelitian ini ditetapkan sebagai berikut: Siklus I

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut: a. Menyusun silabus

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA Pertemuan I dan II

c. Menyusun kisi-kisi

d. Membuat lembar kerja kelompok (LKK)

e. Membentuk 6 kelompok belajar siswa terdiri dari 5 orang siswa setiap kelompok.


(31)

f. Menyusun soal tes akhir untuk mengevaluasi hasil belajar siswa pada siklus I.

g. Menyusun instrument observasi, penilaian, aktivitas siswa dan kinerja guru. 2. Pelaksanaan

Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut: 1. Pendahuluan (10 menit)

a) Menyampaikan indikator dan kompetensi yang diharapkan.

b) Memahami cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

2. Kegiatan inti (70 menit)

a) Guru menjelaskan pada siswa mengenai penyesuaian hewan dengan lingkungannya.

b) Mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi ciri makhluk hidup dengan lingkungan.

c) Membagikan lembar latihan kepada siswa.

d) Siswa mulai mengerjakan lembar latihan berdasarkan perintah yang telah ditetapkan olah guru.

e) Tiap-tiap siswa dapat menjelaskan hasil pekerjaan yang ditugaskan oleh guru.

3. Penutup (10 Menit)

a) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan / merangkum materi pebelajaran yang telah diajarkan.


(32)

3. Observasi

Pada pelaksanaan observasi, observasi mengadakan pengamatan terhadap jalanya pembelajaran sebagai berikut:

1. Pengamatan mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung di kelas.

2. Pengamatan mengisi lembar pengamatan aktivitas siswa yang telah dipersiapkan.

4. Refleksi

Pada tahap refleksi akan dilakukan analisis hasil belajar siswa dari siklus I untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam pembelajaran. Kemudian hasil tersebut didiskusikan dengan observasi dan teman sejawat untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.


(33)

Siklus II

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut: a. Penyusunan silabus

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA Pertemuan I dan II

c. Menyusun kisi-kisi

d. Membuat lembar kerja kelompok (LKK)

e. Membentuk 6 kelompok belajar siswa terdiri dari 5 orang siswa setiap kelompok.

f. Menyusun soal tes akhir untuk mengevaluasi hasil belajar siswa pada siklus II.

g. Menyusun instrument observasi, penilaian, aktivitas siswa dan kinerja guru.

2. Pelaksanaan

Pada Siklus II, adapun pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

1. Kegiatan Awal (10 Menit) Apersepsi


(34)

a. Guru mengajak siswa mengingat materi yang lalu untuk menggali pengetahuan awal siswa.

b. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa seputar materi yang akan diajarkan.

c. Menyampaikan indikator dan kompetensi yang diharapkan.

2. Kegiatan Inti (70 Menit)

a. Guru memberikan pertanyaan yang telah dirumuskan

b. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai jumlah siswa. c. Guru menunjukkan gambar makhluk hidup dengan lingkungan penyesuaian

dirinya.

d. Siswa menemukan jawaban-jawaban dari pertanyaan gambar-gambar yang ditunjukkan oleh guru.

e. Guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi makhluk hidup dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

f. Dengna bimbingan guru dan panduan dari LKK yang diberikan, siswa diminta untuk melakukan eksperimen secara berkelompok guna memperoleh data untuk menguji hipotesis tersebut.

g. Guru sebagai fasilitator siswa mengorganisir sendiri data yang diperoleh tetapi guru tetap mengamati kegiatan siswa, dan pada akhir kegiatan siswa dalam kelompoknya mempresentasikan hasil yang mereka peroleh disertai kesimpulan sendiri dari data yang didapatnya.


(35)

h. Guru memberikan kesempatan pada siswa melakukan Tanya jawab guna mengasah kecerdasan siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru.

3. Penutup (10 Menit)

a. Guru menegaskan konsep-konsep penting yang harus dikuasai oleh siswa. b. Diakhir setiap siklus diberikan tes kemampuan hasil belajar untuk

mengetahui peningkatan penguasaan materi yang sudah dipelajari serta mengisi angket minat belajar yang menerapkan pembelajaran terbimbing.

3. Observasi

Pada pelaksanaan observasi, observer mengadakan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran sebagai berikut:

1. Pengamatan mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung di kelas.

2. Pengamatan mengisi lembar pengamatan aktivitas siswa yang telah dipersiapkan.

4. Refleksi

Pada tahap refleksi akan dilakukan analisis hasil proses belajar siswa. Analisis dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam kelas khususnya pada siklus II yang ditindak lanjuti dengan mendiskusikan dengan


(36)

observasi guna untuk mendapatkan kesimpulan akhir sesuai dengan tindakan sehingga dapat menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa yang diharapkan.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan sesuai dengan jenis data yang dicatat atau yang akan diaplikasikan dalam penelitian ini meliputi:

1. Sumber Data

a. Hasil belajar pelajaran IPA kelas V SDN 2 Trimulyo Kecamatan Tanjung Bintang Lampung Selatan.

b. Aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran setiap siklus. c. Kinerja guru dalam melaksanakan penelitian.

2. Metode Pengambilan Data

a. Hasil belajar siswa diambil dari ulangan harian (tes formatif)

b. Penilaian terhadap aktivitas siswa pada masing-masing siklus dengan menggunakan instrument penilaian aktivitas siswa.

c. Penilaian terhadap kinerja guru pada masing-masing siklus dengan menggunakan instrument penilaian kinerja guru.

3.5. Instrumen Penelitian

Untuk mempermudah penelitian, peneliti menggunakan alat bantu pengumpulan data antara lain:


(37)

1. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Lembar penilaian tes, untuk mengukur prestasi belajar siswa.

3.6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah: 1. Analisis Aktivitas Siswa

Perolehan skor aktivitas siswa dinilai berdasarkan kriteria penilaian dibawah ini:

Tabel. 3.1. Instrumen Penilaian Aktivitas Siswa

No. Aspek Kriteria Skor

1. 1. Partisipasi Siswa 1. Berperan Sangat Aktif 2. Berperan Aktif

3. Berperan Kurang Aktif 4. Tidak berperan Aktif

4 3 2 1 2 2. Motivasi Siswa 1. Sangat Semangat

2. Semagat

3. Kurang semangat 4. Tidak semangat

4 3 2 1 3 3. Interaksi siswa dengan

Guru

1. Sangat Komunikatif 2. Komunikatif

3. Kurang komunikatif 4. Tidak kumunikatif

4 3 2 1


(38)

4 4. Mengerjakan Soal 1. Benar 100% 2. Benar 75 % 3. Benar 50 % 4. Benar 25 %

4 3 2 1

Berdasarkan instrument penilaian di atas, tabel penilaian siswa dapat dilihat di bawah ini:

Tabel. 3.2. Tabel Nilai Aktivitas Siswa

No Nama

Aspek Aktivitas Yang

Dinilai SKOR Nilai

Aktivitass Kategori

1 2 3 4

Keterangan:

1. Partisipasi Siswa, 2. Motivasi Siswa,

3. Interaksi siswa dengan Guru, 4. Mengerjakan Soal

Data hasil observasi meliputi data hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata yang dihitung menggunakan rumus:

Tabel 3.3 Klasifikasi Aktivitas belajar siswa tampak di bawah ini:

No. Rentang Skor Tingkat Aktivitas Belajar Siswa


(39)

2 5 - 7 Cukup Aktif

3 < 5 Kurang Aktif

Sumber: Memes (Suherman, 2008) 2. Analisis Tes Hasil Belajar

Analisis tes hasil belajar siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa yang diperoleh dari setiap siklus. Penguasaan materi pelajaran dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa pada setiap akhir pertemuan pembelajaran. Hasil belajar dapat dihitung menggunakan rumus:

Jumlah Skor Perolehan

Nilai = x 100

Jumlah Skor

Tabel 3.4 Klasifikasi Hasil belajar siswa tampak di bawah ini:

No. Rentang Skor Tingkat Aktivitas Belajar Siswa

1 80-100 Tinggi

2 60-80 Sedang

3 < 60 Rendah

Sumber: Memes (Suherman, 2008) Keterangan:

Tinggi : Tuntas Sedang : Tuntas Rendah : Tidak Tuntas

Siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM dinyatakan mengalami kesulitan belajar sedangkan siswa yang mencapai KKM dinyatakan telah tuntas belajar. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal dihitung dengan rumus:

Jumlah Siswa Yang tuntas Belajar


(40)

Jumlah Seluruh Siswa

3.7. Indikator Keberhasilan

Keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini apabila adanya peningkatan aktivitas belajar siswa minimal 75% dari jumlah 30 orang siswa dinyatakan aktif. Hasil belajar siswa dinyatakan tuntas apabila mengalami peningkatan minimal 80% dari jumlah 30 orang siswa setelah tuntas belajarnya dengan KKM yang telah ditentukan di sekolah sebesar 60.


(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pembelajaran IPA menggunakan media gambar aktivitas siswa meningkat pada siklus I mencapai 63% (cukup aktif), dan meningkat pada siklus II menjadi 90% (aktif).

2. Pembelajaran IPA menggunakan media gambar hasil belajar siswa meningkat pada siklus I hanya 19 siswa (73%) yang tuntas dengan nilai rata – rata 60 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 27 siswa (89 %) yang tuntas dengan nilai rata-rata 83.

5.2 Saran

1. Bagi Siswa

Agar senantiasa membiasakan untuk belajar dan bekerja sama dengan siswa lain guna memperkaya ilmu pengetahuan yang maksimal agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.


(42)

2. Bagi Guru

Dalam rangka kegiatan pembejaran IPA (memahami penyesuaian makhlukhidup terhadap lingkungan), rekan-rekan guru dapat menggunakan media gambar menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V.

3. Bagi Peneliti

Upaya para peneliti berikutnya, tentunya dapat lebih mengembangkan lagi penggunaan media gambar dalam pembelajaran sebagai salah satu bahan penelitian dalam konteks pembelajaran sekolah dasar.

4. Bagi Lembaga

Kepada lembaga/sekolah hendaknya memfasilitasi adanya media gambar dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan pada sekolah itu sendiri.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. 2006. Media Pembelajaran.Jakarta: PT Rajawali Grafindo Persada. Darsono, dkk. 2007.Penggunaan Sebuah Media dan Pengajaran di Sekolah.

Bandung: Bumi Aksara.

Dick, Asra.2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Departemen Pendidikan Nasional. 1994. Strategi Pembelajaran SD. UT. 2001, Jakarta.

.2003. Belajar dan Pembelajaran SD. 2001. Jakarta .2006. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Sekolah Dasar. Jakarta.

Djamarah, S.B. 2006. Psikologi Belajar. Bandung: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 1986. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Hoopkins. 1993. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas di SD. Bandung: Rosda

Karya.

Huberman, 2007. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Kuncoro, ddk. 2003. Penggunaan Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada.

Sardiman,Arif,dkk. 2003. Media Pendidikan.Jakarta PT. Raja Grasindo Persada Siswoyo, dkk. 2007. Ilmu Pendidikan.Yogyakarta: UNY.Press.


(44)

(1)

2 5 - 7 Cukup Aktif

3 < 5 Kurang Aktif

Sumber: Memes (Suherman, 2008)

2. Analisis Tes Hasil Belajar

Analisis tes hasil belajar siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa yang diperoleh dari setiap siklus. Penguasaan materi pelajaran dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa pada setiap akhir pertemuan pembelajaran. Hasil belajar dapat dihitung menggunakan rumus:

Jumlah Skor Perolehan

Nilai = x 100

Jumlah Skor

Tabel 3.4 Klasifikasi Hasil belajar siswa tampak di bawah ini:

No. Rentang Skor Tingkat Aktivitas Belajar Siswa

1 80-100 Tinggi

2 60-80 Sedang

3 < 60 Rendah

Sumber: Memes (Suherman, 2008) Keterangan:

Tinggi : Tuntas Sedang : Tuntas Rendah : Tidak Tuntas

Siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM dinyatakan mengalami kesulitan belajar sedangkan siswa yang mencapai KKM dinyatakan telah tuntas belajar. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal dihitung dengan rumus:

Jumlah Siswa Yang tuntas Belajar


(2)

30

Jumlah Seluruh Siswa

3.7. Indikator Keberhasilan

Keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini apabila adanya peningkatan aktivitas belajar siswa minimal 75% dari jumlah 30 orang siswa dinyatakan aktif. Hasil belajar siswa dinyatakan tuntas apabila mengalami peningkatan minimal 80% dari jumlah 30 orang siswa setelah tuntas belajarnya dengan KKM yang telah ditentukan di sekolah sebesar 60.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pembelajaran IPA menggunakan media gambar aktivitas siswa meningkat pada siklus I mencapai 63% (cukup aktif), dan meningkat pada siklus II menjadi 90% (aktif).

2. Pembelajaran IPA menggunakan media gambar hasil belajar siswa meningkat pada siklus I hanya 19 siswa (73%) yang tuntas dengan nilai rata – rata 60 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 27 siswa (89 %) yang tuntas dengan nilai rata-rata 83.

5.2 Saran

1. Bagi Siswa

Agar senantiasa membiasakan untuk belajar dan bekerja sama dengan siswa lain guna memperkaya ilmu pengetahuan yang maksimal agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.


(4)

52

2. Bagi Guru

Dalam rangka kegiatan pembejaran IPA (memahami penyesuaian makhlukhidup terhadap lingkungan), rekan-rekan guru dapat menggunakan media gambar menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V.

3. Bagi Peneliti

Upaya para peneliti berikutnya, tentunya dapat lebih mengembangkan lagi penggunaan media gambar dalam pembelajaran sebagai salah satu bahan penelitian dalam konteks pembelajaran sekolah dasar.

4. Bagi Lembaga

Kepada lembaga/sekolah hendaknya memfasilitasi adanya media gambar dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan pada sekolah itu sendiri.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. 2006. Media Pembelajaran.Jakarta: PT Rajawali Grafindo Persada. Darsono, dkk. 2007.Penggunaan Sebuah Media dan Pengajaran di Sekolah.

Bandung: Bumi Aksara.

Dick, Asra.2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Departemen Pendidikan Nasional. 1994. Strategi Pembelajaran SD. UT. 2001, Jakarta.

.2003. Belajar dan Pembelajaran SD. 2001. Jakarta .2006. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Sekolah Dasar. Jakarta.

Djamarah, S.B. 2006. Psikologi Belajar. Bandung: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 1986. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Hoopkins. 1993. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas di SD. Bandung: Rosda

Karya.

Huberman, 2007. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Kuncoro, ddk. 2003. Penggunaan Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada.

Sardiman,Arif,dkk. 2003. Media Pendidikan.Jakarta PT. Raja Grasindo Persada Siswoyo, dkk. 2007. Ilmu Pendidikan.Yogyakarta: UNY.Press.


(6)

Suratno, dkk. 2011. Penelitian Pembelajaran IPA dan Metode Menggunakan Media Gambar. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Taggart, Michele. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. PT. Sayap Mas Utama.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IVA SD NEGERI 1 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 11 48

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V A SD NEGERI 10 METRO TIMUR

6 61 50

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS II SD NEGERI 2 BERINGIN RAYA BANDAR LAMPUNG

0 23 43

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 10 48

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI KELAS IV SD NEGERI 2 REJOSARI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 TRIMULYO KECAMATAN TANJUNG BINTANG TAHUN 2012/2013.

0 6 44

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD N 1 WAY KANDIS KECAMATAN TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG

0 3 34

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TEMA LINGKUNGAN MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD NEGERI I WAY KANDIS BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014

1 18 66

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PERMAINAN BAHASA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I B SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 12 82

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS I SD ARTIKEL PENELITIAN

0 0 12