PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TEMA LINGKUNGAN MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD NEGERI I WAY KANDIS BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014

(1)

(2)

PEMBELAJARAN TEMATIK TEMA LINGKUNGAN MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA

KELAS I SD NEGERI I WAY KANDIS BANDARLAMPUNG TAHUN

PELAJARAN 2013-2014

Oleh

Marsaulina Sitompul

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik dengan tema Lingkungan di SD Negeri I Way Kandis Bandarlampung, Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pembelajaran tematik pada tema Lingkungan di SD Negeri I Way Kandis Bandarlampung melalui media gambar.

Ketuntasan belajar siswa dengan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yang digunakan di SD Negeri I Way Kandis Bandar Lampung sebesar 6.5. Penelitian ini dilaksanakan dengan model Penelitian Tindakan Kelas melalui siklus berdaurulang. Setiap siklusnya terdiri atas : (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) obsevasi, (4) refleksi.

Hasil penelitian pembelajaran tematik dengan tema Lingkungan menggunakan media gambarmenunjukan bahwa : (1) terdapat peningkatan aktivitas siswa pada siklus I dan II. Dari hasil penilitian siklus I dan II terjadi peningkatan aktivitas sebesar 18,57% dari 63,69% menjadi 82,40%, (2) kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung baik. Peningkatan kinerja guru dari siklus I ke siklus II sebesar18,14% dari 63,17% menjadi 81,31% (3) hasil pembelajaran tematik menunjukan peningkatan dengan ketuntasan belajarnya sebesar 48,57 dari 45,71% menjadi 94,28%, pada siklus I siswa yang tuntas belajar baru 16 siswa 47,71% , pada siklus II meningkat menjadi 33 siswa 94,28% dengan katagori “ sangat baik”.


(3)

(4)

(5)

(6)

Halaman

Daftar tabel ... iv

Daftar digram ... v

Daftar gambar ... vi

Daftar lampiran ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaan Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar ... 7

2.2.Pengertian Aktivitas Belajar ... 8

2.3 Pengertian Hasil Belajar ... 9

2.4 Pembelajaran Tematik ... 12

2.4.1 Pengertian Pembelajaran Tematik ... 12

2.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik.... 14

2.4.3 Ciri Pembelajaran Tematik ... 16

2.4.4 Rambu-rambu Pembelajaran Tematik ... 17

2.4.5 Manfaat Pembelajaran Tematik ... 18

2.5 Pengertian Media Pembelajaran ... 18

2.5.1 Jenis-jenis Media Pembelajaran ... .. 19

2.5.2 Manfaat dan Fungsi Media ... .. 20

2.6 Pengertian Media Gambar ... 21

2.6.1 Kelebihan Media Gambar ... 22

2.6.2 Kelemahan Media Gambar ... 22

2.6.3 Langkah-langkah Penerapan Media Gambar ... 23


(7)

3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Setting Penelitian ... 27

3.2.1 Waktu Penelitian ... 27

3.2.2 Tempat Penelitian ... 27

3.2.3 Subjek Penelitian ... 27

3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 27

3.3.1 Tehnik Pengumpulan Data ... 27

3.3.2 Alat Pengumpulan Data ... ... 28

3.4 Teknik Analisis data... 28

3.4.1 Data Kualitatif ... 29

3.4.2 Data Kuantitatif ... 29

3.5 Rincian Persedur Penelitian ... 31

3.6 Indikator Keberhasilan... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Dikripsi Laporan Tindakan Siklus I ... 34

4.1.1 Perencanaan ... 34

4.1.2 Tindakan ... 35

4.1.3 observasi ... 38

4.1.4 Refleksi ... 41

5.1 Tahap Hasil Tindakan Siklua II ... 43

5.2 Hasil Observasi Tindakan Siklus II ... 46

5.3 Refleksi ... 50

5.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Saran ... 57

Daftar Pustaka ... 59


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perubahan dan perkembangan pendidikan terus mengalami perubahan, sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan mutu pendidikan pada semua tingkat perlu terus dilakukan sebagai antisipasi untuk kepentingan masa depan. Untuk mendukung pembangunan masa depan pendidikan diharapkan mampu mengembangkan potensi siswa sebagai peserta didik, sehingga peserta didik mampu menghadapinya. Pendidikan semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan masyarakat dan dunia kerja karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problem yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, saat ini maupun saat yang akan datang. Pembelajaran yang baik dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa, itu yang diharapkan dalam Pendidikan Nasional.

Peraturan Menteri Pendidikan No. 22 Tahun 2006 tentang Standar isi dalam KKM tiap mata pelajaran berkisar 0-100% Kriteria idial ketuntasan untuk masing-masing indikator minimal 75%. Permendiknas no 20 Tahun 2007 Pasal 10 kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKM)yang ditentukan satuan pendidikan. Selanjutnya untuk mencapai KKM mata pelajaran yang ditetapkan dalam kurikulum harus dikembangkan dalam


(9)

pembelajaran untuk menumbuhkan percaya diri serta prilaku yang sesuai dengan tujuan pembelajaran Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan yang mendidik anak usia 6 – 12 tahun. Di SD khususnya kelas rendah kelas I, II, dan III dituntut untuk mengajarkan beberapa mata pelajaran yang terangkum dalam satu tema yang dikenal dengan pembelajaran Tematik. Konsep pembelajaran tematik tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ), yang dijelaskan bahwa pembelajaran tematik adalah pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas rendah.

(Departemen Pendidikan Nasional, 2006)

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti yang dilakukan di kelas I SD Negeri I Way Kandis Bandarlampung pada pelaksanaan pembelajaran Tematik kurang memuaskan terlihat dari tabel berikut ini :

Tabel I.I Data Hasil Evaluasi Pra Penelitian Kelas I SD Negeri I Way Kandis Bandarlampung

No Nilai Siswa Jumlah Siswa Persentase % Keterangan

1 < 65 25 71,4 Belum Tuntas

2 ≥ 65 10 28,6 Tuntas

Jumlah 35 100 100

Berdasarkan tabel di atas, nilai rata-rata prestasi di kelas I SD Negeri I Way Kandis Bandarlampung semester I (satu) tahun pelajaran 2013/2014 belum mencapai ketuntasa belajar secara klasikal karena dari 35 orang jumlah


(10)

keseluruhan siswa baru 10 orang yang mencapai nilai KKM yang ditentukan sekolah yaitu 65.Ini berati hanya 28,6% yang tuntas belajar. Siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 25 orang dengan persentase 71,4%. Idealnya ≥ 75% dari jumlah keseluruhan siswa telah mencapai ketuntasan belajar. Kondisi ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa kelas I SD Negeri I Way Kandis Bandarlampung kurang memuaskan. Hal ini disebabkan karena :

 Perencanaan pembelajaran tematik belum dipersiapkan secara baik.  Pembelajaran yang cenderung membosankan.

 Metode yang digunakan dalam pembelajaran kurang bervariasi.  Siswa kurang bervokus dalam pembelajaran tematik

 Siswa kurang aktif cenderung pasif.

 Kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru  Pemisahan mata pelajaran masih tampak jelas walaupun fokus

pembelajaran diarahkan pada tema-tema .

Sehubungan dengan permasalahan di atas, diperlukan adanya suatu model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar. Dengan harapan setelah menggunakan model pembelajaran ini membuat murid lebih tertarik.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu meningkatkan kemampuan anak dalam pembelajaran tematik adalah dengan menggunakan media gambar. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu kiranya dilakukan perbaikan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media gambar untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran tematikkelas SD Negeri I Way Kandis Bandarlampung tahun ajaran 2013 / 2014.


(11)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas I SD Negeri I Way Kandis dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1.2.1 Rendahnya aktivitas belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran tematik.

1.2.2 Rendahnya hasil belajar pembelajaran tematik.

1.2.3 Perencanaan pembelajaran tematik belum dipersiapkan secara baik. 1.2.4 Pembelajaran yang cenderung membosankan.

1.2.5 Metode yang digunakan dalam pembelajaran kurang bervariasi. 1.2.6 Siswa kurang bervokus dalam pembelajaran tematik

1.2.7 Siswa kurang aktif cenderung pasif.

1.2.8 Kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru

1.2.9 Pemisahan mata pelajaran masih tampak jelas walaupun fokus pembelajaran diarahkan pada tema-tema .

1.3 Perumusan Masalah

Atas dasar latar belakang identifikasi masalah di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas pembelajaran tematik

dengan tema lingkungan melalui media gambar kelas I SD Negeri I Way Kandis Bandarlampung ?

2. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar pembelajaran tematik dengan tema kegemaran melalui media gambar kelas I SD Negeri I Way Kandis


(12)

Bandarlampung ? 1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran tematik dengan tema lingkungan melalui media gambar kelas I SD Negeri I Way Kandis Bandarlampung.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar pembelajaran tematik dengan tema melalui media gambar kelas I SD Negeri I Way Kandis.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Siswa

a . Dapat lebih memahami materi-materi pembelajaran yang diajarkan dengan pembelajaran tematik.

b . Dapat tertarik/ aktif mengikuti proses belajar mengajar dalam pembelajaran tematik dengan menggunakan media gambar.

c . Dapat lebih mudah menguasai konsep-konsep pelajaran dengan adanya perpaduan antara mata pelajaran.

2. Guru

Dapat menjadi salah satu metode pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami bagi siswa sehingga siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dan meningkatkan kreatifitas guru dalam memilih dan mengembangkan tema pembelajaran.

3. Sekolah

1. Sebagai tolak ukur dalam peningkatan dan perbaikan mutu pembelajaran tematik di sekolah.


(13)

2. Mengembangkan penerapan pembelajaran tematik . 4. Peneliti

Bertambahnya wawasan dan pengetahuan peneliti dalam menerapkan metode pembelajaran tematik yang menarik bagi siswa kelas I SD Negeri I Way Kandis untuk meningkatkan mutu pembelajaran.


(14)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah kunci yang paling vital dalam pendidikan, sehingga tanpa belajar sesunggunya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan. Pada dasarnya belajar merupakan proses perubahan yang dimaksud adalah perubahan mental, psikis karena pengaruh interaksi sosial.

Pendapat ini sejalan dengan apa yang disimpulkan oleh Mudzakir

(1997:34) bahwa belajar adalah suatu usaha kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan didalam diri seseorang, mencakup penambahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan

dan sebagainya.

Menurut Natawijaya (1997:1) bahwa belajar merupakan suatu

proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman terorganisir.

2.2 Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan faktor yang menentukan keberhasilan siswa, karena pada dasarnya belajar adalah berbuat. Menurut Sardiman aktivitas belajar adalah yang bersifat fisikmaupun mental. Dalam kegiatan belajar, kedua aktivitas itu


(15)

harus saling berkaitan. Ini sejalan dengan pendapat Rohani ( 2004 : 6 ) bahwa belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu bermain, atau bekerja ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Dan aktivitas belajar dialami oleh siswa sebagai suatu proses yaitu prses belajar sesuatu yang merupakan kegiatan mental mengolah bahan belajar atau pengalaman lain ( Dimyati dan Mudjiono, 2006 : 236-238 )

Menurut Poerwadarminto dalam Sugiharto ( 2011 : 102 ) aktivitas adalah kegiatan atau kesibukan. Nasution dalam Sugihharto (2011 : 102) mengemukakan aktivitas adalah keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-duanya harus dihubungkan.

Menurut Hamalik ( 2011: 90-91 ) kegiatan aktivitas belajar dibagi menjadi 8 kelompok sebagai berikut:

a. Kegiatan vitsusl : membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksprimen, demontrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain.

b. Kegiatan-kegiatan lisan : menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan , memberi saran, mengemukakan pendapat,berwawancara, berdiskusi.

c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan, atau berdiskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrukmen musik, mendengarkan radio.

d. Kegiatan kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa laporan, memeriksa karangan, membuat skesta, atau membuat

rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.

e. Kegiatan menggambar: menggambar grafik, diagram, peta

f. Kegiatan-kegiata matrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan peran, membuat model, menyelenggarakanpermainan (simulasi), menari, berkebun.

g. Kegiatan-kegiata mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalesis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan.

h.Kegiata-kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang. Berdasarkan uraian di atas peneliti simpulkan bahwa aktivitas belajar adalah

interaksi guru dan siswa atau siswa dan siswa untuk melakukan kegiatan tertentu hingga tujuan yang diharapkan tercapai.


(16)

2.3 Pengertian Hasil Belajar

Dalam dunia pendidikan dan pengajaran, hasil belajar memegang peranan penting. Dimana hasil belajar merupakan gambaran keberhasilan siswa dalam belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Bloom (dalam Hudoyo, 1975:28) bahwa hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang diterapkan.

Menurut Hamalik ( 2006 : 30 ) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misal dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Menurut peneliti, hasil akhir dari suatu proses belajar yang dilakukan berulang-ulang dan akan tersimpan dalam waktu lama untuk membentuk pribadi yang lebih baik

(Menurut Sardiman, 2008 : 108 ) faktor yang mempengaruhi aktivitas dan hasil

belajar dibedakan menjadi dua katogeri yaitu:

1. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisikologis dan psikologis.


(17)

a. Faktor fisikologis

Faktor-faktor fisikologis ini mencangkup faktor matrial pembelajaran, faktor lingkungan, faktor instrumental dan faktor kondisi indifidual subjek didik.

b. Faktor psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah kegiatan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama proses belajar adalah kecerdasan siswa, motifasi, minat, sikap dan bakat.

2. Faktor eksternal

Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksentral juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Faktor-faktor eksentral yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkunga sosial dan faktor lingkungan non sosial.

a. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa( Sardiman, 2008 : 108 )

a.1 Lingkungan sosial masyarakat

Kondisi lingkungan sosial masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa.

a.2 Lingkungan sosial keluarga

Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar, ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga(letak rumah ), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa.


(18)

b. Lingkungan non sosial

menurut Sardiman (2008:108) Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial yaitu:

b.1 Lingkungan alamiah

Lingkungan alamiah meliputi kondisi udara segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar mata yang tidak selalu silau/kuat atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang

b.2 Faktor Instrumental

Perangkat instrumental yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama hardware, seperti : gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabus dan lain sebagainya.

b.3 Faktor materi pelajaran

Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu , agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.


(19)

2.4.1 Pengertian Pembelajaran Tematik

Sesuai dengan tahap perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep balajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran Tematik. Pengertian Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. (tematik)

Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pembelajaran. Batasan waktu dan cakupan materi kegiatan siswa di sekolah didasarkan pada tema yang dikembangkan, bukan di dasarkan pada mata pelajaran ( Permendiknas No 22.th.2006 ).

Peserta didik yang berada di sekolah dasar kelas I,II,III berada pada rentangan usia dini. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan ( holistic ) serta mampu memahami hubungan antara konsep sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung pada objek-objek konkret dan pengalaman yang di alami secara langsung.

Sesuai dengan tahap perkembangan anak maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas I,II,dan III, sebaiknya di lakukan dengan pembelajaran tematik. Tema merupakan pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Menurut pendapat Sugiharto (2011 : 12) Tema tersebut diharapkan dapat memberikan banyak keuntungan diantaranya :

(1) siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu ; (2) siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antara mata pelajaran dalam tema yang sama ; (3) pemahaman terhadap


(20)

materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; (4) kompetensi dasar dapat di kembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa; (5) siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi di sajikan dalam konteks tema yang jelas; (6) siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata,untuk mengemangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari pelajaran lain;dan (7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang di sajikan secara tematik dapat di persiapkan sekaligus dan di berikan dalam dua atau tiga pertemuan ,waktu selebihnya dapat di gunakan untuk kegiatan remedial ,pemantapan,atau pengayaan ( Permendiknas No. 22 th 2006).

2.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik

a. Kelebihan pembelajaran tematik

Kelebihan pembelajaran tematik menurut Kunandar (2007: 315 ) pembelajaran tematik memiliki kelebihan yaitu :

1. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik. 2. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan

dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.

3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna. 4. Mengembangkan keterampilan berfikir anak didik sesuai dengan

persoalan yang dihadapi.

5. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.

6. Memiliki sikap toleransi komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

7. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.

b. Kelemahan pembelajaran tematik

Menurut Kunandar ( 2007 : 315 ) kelemahan pembelajaran tematik yaitu jika guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan materi pokok setiap mata pelajaran.

2.4.3 Karakteristik Pembelajaran Tematik


(21)

sebagai berikut:

a. Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa. Hal ini sesuai dengan pendekatan pembelajaran moderen yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai objek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. b. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran temati dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada suatu yang nyata ( konkrit ) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

c. Pemisahan pembelajaran tidak begitu jelas

Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

d. Menyajikan konsep berbagai mata pelajaran

pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran. Dengan demikian siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

e. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersiat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, bahkan mengaitkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

f. Hasil membelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

2.4.4 Ciri Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki ciri khas tersendiri. Antara lain :

(1) pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat pengembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar

(2) kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari dari minat dan kebutuhan siswa

(3) kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama

(4) membantu ketrampilan berfikir siswa

(5) menyajikan kegiatan belajar yang besifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik dilingkungannya

(6) mengembangkan ketrampilan siswa seperti kerja sama,toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.


(22)

Penggabungan beberapa kompetensi dasar, indikator, serta isi dalam pembelajaran tematik akan terjadi penghematan kerena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Siswa mampu melihat hubunga bermakna, sebab isi atau materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan merupakan tujuan akhir ( Kunandar 2007: 337 ).

Sehubungan dengan hal di atas, pembeljaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar lebih bermakna dan utuh. Strategi pembelajaran tematik lebh mengutamakan pengalaman belajar siswa, yakni melalui belajar yang menyenangkan tanpa tekanan dan ketakutan, tetapi tetap bermakna bagi siswa. Penanaman konsep atau pengetahuan dan ketrampilan pada siswa tidak harus memberikan latihan menghafal berulang-ulang ,melainkan siswa belajar melalui pengalaman langsung dan menghubungkan dengan konsep yang sudah dipahami.

2.4.5 Rambu-rambu Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki rambu-rambu sebagai berikut: (1) tidak semua mata pelajaran dapat dipadukan; (2) dimungkinkan terjadinya penggabungan kompetensi dasar lintas semester; (3) kopetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan untuk dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan secara tersendiri ; (4) kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri ; (5) Kegiata pembelajaran ditekankan pada

kemampuan membaca, menulis, minat, lingkungan, dan daerah setempat ( KTSP 2006 ).


(23)

2.4.6 Manfaat Pembelajaran Tematik

Menurut jacobs (1998 : 17) Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu:

1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih matri dapat dikurangi bahkan dapat dihilangkan,

2) Siswa mampu melihat hubunga- hubungan yang bermakna sebab isi /materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir,

3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah,

4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.

2.5 Pengertian Media Pembelajaran

Pengertian media pembelajaran menurut ( Aqib : 50). 1. Media : Perantara, pengantar.

2.Media pembelajaran: Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada pembelajaran. 3. Makna media pembelajaran lebih luas dari alat peraga, alat bantu mengajar, media audio vitsual.

Media pembelajaran adalah alat bantu dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa. Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya (Nana Sudjana, 1982:2 dalam Arsyad 2000:3).

2.5.1 Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran banyak jenisnya dan macamnya, dari yang murah sampai yang mahal dan yang sederhana hinggga yang canggih. Media pembelajaran bisa diambil dari lingkungan sekolah ( nyata) atau dapat dibuat guru.


(24)

Sementara itu Sehram (dalam Ahmad Sudrajat 2008) menggolongkan media menjadi dua golongan yaitu media besar (media besar mahal dan kompleks misalnya: Film, TV, Video, LCD) dan media kecil (media sederhana dan murah misalnya: Slide, Audio, Transparansi, dan teks).

Berdasarkan jenisnya, media dapat dibedakan atas (1) Media audiktif, (2) Media visual, (3) Media audiovisual. Media audiktif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, misalnya: tape recorder dan radio. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan, misalnya: gambar, foto serta benda nyata yang tidak bersuara. Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan gambar, misalnya: telivisi, video, film atau demonstrasi langsung.

Media audiovisual dapat dibedakan menjadi audiovisual diam dan audiovisual gerak. Audiovisual diam adalah media yang menampilkan suara dan gambar diam ( tidak bergerak ), misalnya: film bingkai suara sound system, film rangkai suara dan cetak suara. Audiovisual gerak adalah media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, misalnya: film suara dan video kaset.

2.5.2 Manfaat dan Fungsi Media

Menurut Maria Yasinta (2013: 25) manfaat media dalam proses belajar pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dan siswa sehingga kegiatan pembelajaranakan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. mengedentifikasikan beberapa media dalam pembelajaran yaitu:

a. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan. b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.


(25)

c. Proses membelajaran menjadi lebih interaktif. d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.

e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.

g. Media dapat menumbuhkan sikap positif terhadap materi dan proses belajar.

Fungsi media pembelajaran antara lain:

a. Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar. b. Melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan belajar mengajar.

c. Mendorong motifasi belajar.

d. Menambah variasi dan penyajian materi.

e. Menambah pengertian nyata tentang suatu pengetahuan. f. Mudah diserna dan tahan lama dalam menyerap pesan-pesan. (Yusinta 2011: 18)

2.6 Pengertian Media Gambar

Menurut Oemar Hamalik (1986:43) berpendapat bahwa gambar adalah sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran. Media gambar lebih umum dipakai di antara berbagai macam media pembelajaran. Media gambar merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Media gambar sangat penting digunakan dalam usaha memperjelas pengertian pada peserta didik, sehingga dengan menggunakan media gambar peserta didik dapat lebih memperhatikan terhadap benda-benda atau hal-hal yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan pelajaran.

Pepatah Cina yang mengatakan bahwa ”Sebelum gambar berbicara banyak dari pada seribu kata”, karena gambar, pengalaman dan pengertian peserta didik


(26)

menjadi luas, lebih jelas dan tidak mudah dilupakan, serta lebih konkret dalam ingatan setiap peserta didik.

Pengertian media gambar dalam kamus besar Bahasa Indonesia ( 2001: 329 ) gambar adalah tiruan binatang, tumbuhan, dan sebagainya.

Pemilihan media gambar sebagai media pembelajaran terutama untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan tingkat sekolah dasar sangat besar manfaatnya. Hal ini dikarenakan pada usia ini anak masih berada pada tahap berpikir konkret dan belum mampu berpikir abstrak. Oleh karenat itu media gambar yang disajikan hendaknya mampu melukiskan situasi yang dimaksudkan, komposisi gambar dan ukuran objek jelas, memperlihatkan aktivitas tertentu, menarik, dan memiliki nilai seni sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Penggunaan media gambar sangatlah membantu siswa dalam memahami konsep tertentu yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan bahasa.

2.6.1 Kelebihan Media Gambar

Media gambar merupakan salah satu contoh media pembelajaran visualsangatmembantu proses pembelajaran.

Beberapa kelebihan media gambar (Yustina 2011: 17) yaitu: (1) Sifat konkret, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan perbal semata, (2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu,tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek atau peristiwa tersebut, (3) Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Misalnya, sel atau penampang daun yang tidak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar, (4) Gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah pahaman, (5) Gambar harganya murah dan gampang didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.

2.6.2 Kelemahan Media Gambar

Menurut Yustina (2011:17) Beberapa kelemahan media gambar yaitu: (1) Gambar hanya menekankan persepsi indara mata


(27)

(2) Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran

(3) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar

Selain itu, ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran ( Yustina 2011: 17) yaitu:

(1) Autentik, gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti jika seseorang sedang melihat benda sebenarnya, (2) Sederhana, komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar, (3) Ukuran relatif, gambar yang membesarkan atau memperkecil objek benda sebenarnya. Hendaknya dalam gambar tersebut terdapat sesuatu yang telah dikenal anak-anak sehingga dapat membantunya membayangkan gambar, (4) Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. Gambar yang baik tidaklah menunjukkan objek dalam keadaan diam, tetapi memperlihatkan aktifitas tertentu, (5) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran walaupun dari segi mutu kurang

2.6.3 Langkah-langkah Penerapan Media Gambar dalam Pembelajaran di SD kelas I

Sebelum KBM dilakukan guru mengawalinya dengan berbagai kegiatan pra KBM yang dapat merangsang dan menggali pengalaman berbahasa anak. Percakapan-percakapan ringan diantara guru dan siswa sebelum kegiatan KBM dimulai merupakan langkah awal yang bagus untuk membuka komunikasi. Sapaan-sapaan hangat dan berbagai pertanyaan ringan akan membuat siswa bermotivasi untuk betah belajar di sekolah.

Adapun langkah-langkah penerapan media gambar (Yustina 2011: 18) adalah :

1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan kebutuhan 2 Guru menyiapkan media gambar

3. Guru menunjukan gambar- gambar bangun datar

4. Guru menerangkan berkaitan dengan materi pembelajaran 5. Masing – masing siswa mencermati gambar

6. guru membagi lembar kerja pada masing-masing kelompok 7. Masing-masing anggota kelompok mengerjakan lembar LKS 8. Masing-masing kelompok mengumpulkan lembar LKS


(28)

2.7 Hipotesis

Apabila pembelajaran tematik dengan media gambar pada tema lingkungan di kelas II SD Negeri I Way Kandis Bandarlampung dilaksanakan dengan langkah- langkah yang tepat maka aktivitas dan hasil belajar siswa akan meningkat.


(29)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lajim dikenal dengan classroom actionresearch Wardani, dkk., ( 2007: .1.3 ) pengemukakan penelitian tindakan kelas ( PTK ) adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu pelajaran. Menurut Hopkins ( dalam Arikunto, dkk, 2006:58 ) daur ulang penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action), mengobservasi tindakan (observing) dan melakukan refleksi (reflection) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dengan pelaksanaan dua siklus, tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yakni: perencanaan, pelaksanaan, obsevasi, dan refleksi. Pada akhir kegiatan diadakan tes formatif. Siklus penelitian ini digambarkan sebagai berikut :


(30)

Gambar I. Alur siklus PTK. Adaptasi dari Arikunto (2004: 16)

SIKLUS I

Pengamatan I

Refleksi I Pelaksanaan I

Perencanaan II

SIKLUS II

Pelaksaan II

Refleksi II

Pengamatan II

Dan seterusnya


(31)

3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan di bulan Agustus 2013. 3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas I SD Negeri I Way Kandis Bandarlampung tahun 2013. Pemilihan tempat ini adalah berdasarkan sebagai tempat tugas peneliti. Selain itu juga untuk efesien waktu dan biaya peneliti.

3.2.3 Subjek Penelitian

Sabjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas II dengan jumlah siswa 35 terdiri dari 20 laki-laki dan 15 perempuan.

3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik-teknik pengumpulan data, tes dan non test melelui berbagai aspek.

1. Data tes

Data tes, bertujuan untuk melihat hasil belajar siswa, yang diperoleh dari nilai pada siklus 1 dan II melalui observasi

2. Non tes

Data non tes diperoleh melalui observasi. Pengelolaan data yang

dilakukan terhadap lembar observasi bertujuan untuk memperoleh data aktivitas siswa dan kinerja guru.


(32)

3.3.2 Alat Pengumpulan Data

1. Lembar panduan observasi, digunakan untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dan kinerja guru menggunakan media gambar

dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa maupun kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Soal-soal tes formatif digunakan untuk pengumpulan data yang berupa nilai-nilai siswa setelah menggunakan media gambar guna mengetahui hasil belajar siswa.

3.4 Teknik Analisis Data

Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif dan data Kuantitatif

3.4.1 Data kualitatif

Analisis kualitatif ini digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan perkembangan suatu data dengan tidak memerlukan statistik. Analisis data tersebut menunjukan proses dengan memberikan pemaknaan secara kontektual dan mendalam sesuai dengan peningkatan

aktivitas dan hasil belajar pada pembelajaran tematik tema lingkungan dan kinerja guru,yang bersumber dari observasi.Aktivitas siswa dan kinerja guru diperoleh rumus berikut ini.


(33)

NP =

Keterangan :

NP = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh SM = Skor maksimum yang diharapkan 100 = Bilangan tetap

Purwanto (2008: 102).

Tabel 1.2 Klasifikasi Aktivitas Belajar Siswa dan Kinerja Guru

Persentase Keterangan

86% - 100% 71% - 85% 56% - 70% 41% - 55% 26% - 40%

Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang

Adaptasi dari Arikunto (2007: 17) 3.4.2 Data Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk mendiskripsikan kemampuan belajar siswa yang erat hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan

guru. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar siswa secara individu digunakan rumus sebagai berikut di bawah ini :

S = x 100 Keterangan :


(34)

R = Jumlah skor yang dijawab benar N = Nilai maksimum

100 = Bilangan tetap ( Purwanto, 2008: 112 ).

Untuk menghitung nilai rata-rata seluruh siswa didapat dengan menggunakan rumus berikut : =

Keterangan :

= Nilai rata-rata yang dicari

∑x = Jumlah nilai

N = Banyak siswa ( Muncarno, 2010; 15)

Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal

digunakan rumus sebagai berikut :


(35)

Tabel1.3 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa

No Tingkat keberhasilan Keterangan

1 80 Baik Sekali

2 66 – 81 Baik

3 56 – 66 Cukup

4 41 – 56 Kurang

5 41 Gagal

( Sumber : Arikunto dalam Suherman, 2008 ; 30)

3.5 Rincian Prosedur Penelitian

Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi langkah- langkah sebagai berikut:

SIKLUS I

1. Tahap Perencanaan ( Planning )

a. Bersama dengan observer membuat jadwal perencanaan tindakan untuk menentukan tema dan sub tema pokok yang akan diajarkan. b.Mempersiapkan kelengkapan yang digunakan dalam prose pembelajaran seperti jaringan tema, pemetaan SK-KD, silabus, Rencana pelaksanaan Pembelajaran

c. Merancang model pembelajaran klasikal.

d. Mempersiapkan media pembelajaran melalui media gambar. e. Menyiapkan instrumen penelitian yang berupa,pedoman observasi siswa dan guru, tes akhir.


(36)

2. Tahap Pelaksanaan ( Action )

a.Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah perencanaan.

b. Peneliti menerapkan model pembelajaran klasikal.

c. Peneliti melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan yang dilaksanakan.

d. Peneliti memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang yang dilaksanakan.

e. Peneliti mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat melakukan tahap tindakan.

3. Tahap Mengamati ( observasi )

a. Peneliti melakukan diskusi dengan observer ( guru pendamping atau teman sejawat ) dan kepala sekolah untuk rencana observasi.

b. Observer mengamati kegiatan guru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan media gambar.

c. Peneliti melakukan pengamatan terhadapkegiatan belajar siswa. d. Obsever mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat belajar.


(37)

4. Tahap Refleksi ( Reflection )

a. Menganalisis temuan saat melakukan observasi.

b. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan media pembelajaran menggunakan media gambar.

c. Melakukan refleksi terhadap penerapan media pembelajaran dengan menggunakan media gambar.

3.6 Indikator Keberhasilan

Penggunaan media gambar dalam pembelajaran tematik dengan tema lingkungan dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila tingkat keberhasilan siswa secara klasikal mencapai 75 % dari total jumlah 35 siswa telah lulus KKM dengan nilai sekurang-kurangnya 65


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan refleksi dan diskusi peneliti dengan observer pada bab sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran tematik dengan tema lingkungan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil bekajar siswa kelas I SD Negeri I Way Kandis Bandarlampung. Pada siklus I keaktifan belajar siswa 63,69%, dan siklus II mencapai 82,40% dengan demikian terjadi peningkatan belajar sebesar 18,57%. Pada kinerja guru siklus I 63,17%, dan siklus II mencapai 81,31% dengan demikian terjadi peningkatan 18,14%.

2. Peningkatan hasil belajar siswa siklus I sebanyak 16 atau 45,71% belum mencapai ketuntasan minimal dan pada siklus II meningkat menjadi 33 orang siswa atau 94,28% dengan peningkatan sebesar 48,57%.

5.2 Saran

Beberapa saran dalam pembelajaran melalui media gambar dalam pembelajaran tematik dengan tema kegemaran untuk perbaikan di masa mendatang sebagai berikut :


(39)

1. Bagi Guru

a. Dalam penyusunan RPP guru yang menggunakan media gambar sebagai media pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini, untuk selanjutnya dapat menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran di kelas. b. Pembelajaran tematik dengan media gambar lebih efektif, guru harus mempersiapkan dan memperhatikan bahan ajar, metode, sarana dan pasarana serta kondisi siswa, agar siswa dapat terlibat ke dalam proses pembelajaran dan dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif.

C Guru hendaknya selalu mencoba kemampuannya dalam upaya menciptakan proses pembelajaran yang efektif dengan bermacam-macam variasi gaya mengajar yang lebih baik .

2. Bagi Sekolah

Adanya keperdulian kepala sekolah dan guru untuk bersama-sama satu tujuan dalam rangka meningkatkan kesadaran dalam meningkatkan kualitas pendidik dengan mencari media-media yang sesuai untuk diberikan dalam proses pembelajaran.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno. 1997. Psikologi Pendidikan. Pustaka Setia. Bandung

Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta Aqib, Zainal dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. Yrma Widya. Bandung.

Bloom. 1981. Evaluationin Education. Allynand Bacon. New York.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1994/1995. Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar. DirjenDikdasmen. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Depdikbud.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Hambalik Oesman. 2001. Proses Belajar Mengajar. Balai Pustaka. Jakarta. Hambalik Oesman. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bumi Angkasa. Bandung. Komalasari. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung .

Kusnandar. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Kusnandar. 2007. Langkah Mudah Penelitian Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. PT Rajawali Pres. Jakarta.

Maria Yasinta Sartini. Sekripsi PTK Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Pembelajaran Tematik. 2013. UNILA. Lampung

Muncarno. 2010. Ajar Statistik Pendidikan. Bahan Ajar. Metro.

Natawijaya, Rachman. 1997. “ Konsep Dasar Penelitian Tindakan ( Action Research ) “. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. IKIP Bandung. Ngalim, Purwanto. 2008. Prinsip-prinsip Tehnik dan Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.


(41)

Panduan Kurikulum Tingkat Satua Pendidikan ( KTSP SD/ MI. 2006. Daripada Wikimedia, ensekklopedia bebas.

Prabowo. 1984. Pengertia Pembelajaran Terpadu. Di akses 4 Juli 2013 pada 07.05 dari anwarholil.blogspot.com 2008/04/pengertian-pembelajaran- terpadu-html

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa 1991 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke 2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Pustaka Jakarta

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa 2001 Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Pustaka Jakarta

Rohani. 2004. Pengelolaan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Rudi Unesa. Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu. Di akses 4 Juli 2013.pada 07.44. dari rudi-unesa-blogspot.com/204/01/kekuatan- dan-kelemahan-pembelajaran.htlm

Sardiman. 2008. Intraksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sugiharto.2011. Pengertian Aktivitas Belajar. Bumi Aksara. Jakarta. Sujana Nana. 2006. Penelitian Hasil Proses Pelajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Suherman.,dkk. 2001. Strategi Pembelajaran. UPI-JIKA. Bandung.

Wardani. IGAK dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta. Yustina Supartini. Sekripsi PTK Peningkatan Kemampuan Pembaca Permulaan. 2011. UNILA. Lampung


(42)

(43)

(44)

(45)

(46)

(47)

(48)

Nama Sekolah : SD Negeri I Way Kandis

Tema : Lingkungan

Sub Tema : Ciri-ciri benda Kelas/ Semester : 1/1

Alokasi waktu : 35 x 2 jam pelajaran

Standar Kompetensi 1. Bahasa Indonesia

Menulis permulaan dengan menjiplak , penebalkan, mencontoh melengkapi, dan penyalin.

2. Matematika

Mengenal beberapa bangun datar. 3. Seni Budaya dan Ketrampilan . Mengespresikan karya seni rupa. Kompetensi Dasar

1. Bahasa Indonesia

Melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah atau petunjuk sederhana 2. Matematika

Mengelompokka berbagai bangu ruang (sigi tiga, persegi, persegi panjang, Lingkaran


(49)

Indikator

1. Menulis bangun datar

2. Menyebutkan bermacam-macam banyun datar 3. Menyebutkan contoh benda-benda bangun datar 4. Mengelompokkan bangun datar

5. Mewarnai gambar bangun datar I. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui tuntunan guru siswa dapat menulis bangun datar

2. Melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan bermacam-macam bangun datar

3. Melalui metode demonstrasi siswa dapat menyebutkan contoh benda benda bangun datar

4. Melalui metode diskusi siswa dapat mengelompokkan bangun datar 5. Melalui pemberian tugas siswa dapat mewarnai gambar berbentuk gambar bangun datar

II. Materi Ajar

1. Menulis bangun datar

2. Macam-macam bangun datar III. Metode Pembelajaran

1. Ceramah 2. Tanya jawab


(50)

5. Pemberian tugas

IV. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I

A. Kegiatan Awal

1. Mengkondisikan kelas sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai agar siswa siap untuk belajar.

2. Kegiatan diawali dengan berdoa bersama. 3. Menyampaikan salam pembuka.

4. Mengabsen siswa sesuai dengan nomer urut. 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran

6. Membagi siswa dalam kelompok belajar masing-masing kelompok menjadi 5 orang

B.Kegiatan Inti

1. Siswa di bagi menjadi tujuh kelompok. 2 Guru menyiapkan media gambar .

3. Guru menunjukan gambar- gambar bangun datar segi tiga, persegi , persegi panjang, lngkaran

4. Guru menerangkan berkaitan dengan tayangan gambar dan materi pembelajaran.

5. Masing – masing siswa mencermati gambar.


(51)

C. Kegiatan Akhir

1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang baru saja di pelajari.

2. Siswa mengerjakan soal evaluasi.

3. Melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Pertemuan II A. Kegiatan Awal

1. Mengkondisikan kelas sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai agar siswa siap untuk belajar.

2. Kegiatan diawali dengan berdoa bersama. 3. Menyampaikan salam pembuka.

4. Mengabsen siswa sesuai dengan nomer urut. 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran

6. Membagi siswa dalam kelompok belajar masing-masing kelompok menjadi 5 orang

B. Kegiatan Inti

1. Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “ Lingkaran Kecil “ 2. Tanya jawab tentang lagu dan materi yang telah lalu.


(52)

5. Siswa masuk dalam kelompok diskusi seperti pembelajaran terdahulu. 6. Guru memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas diskusi dalam kelompok belajar yaitu :

a. Mengisi lembar LKS.

b. Mewarnai bangun datar sesuai dengan perintah. 7. Tiap-tiap kelompok melaporkan hasil kerja kelompok. C. Kegiatan Akhir

1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang baru saja di pelajari.

2. Siswa mengerjakan soal evaluasi.

3. Melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

4. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) sesuai dengan materi bangun datar

V. Alat dan Sumber Bahan

1. Alat : Gambar bangun-bangun datar

2. Sumber belajar : Buku Tematik Karangan Maryanti, S.Pd VI. Penilaian

Jenis :

a.Soal-soal evaluasi tertulis dan pilihan ganda


(53)

Kepala Sekolah Guru Kelas I

( Ester Krishati.AMD ) (MarsaulinaSitompul) NIP 19540214 1978 022001 NIP


(54)

Nama : Kelas : No absen : Mata Pelajaran :

A. Tulislah nama-nama bangun di bawah ini 1.

2.

3.

4.


(55)

Nama : Kelas : No Absen : Mata Pelajaran :

A. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a,batau c ! 1. Benda di bawah ini yang berbentuk segi tiga adalah ...

a.

b.

c.

2. Nama bangun di samping adalah...

a. lingkaran b. persegi panjang c. persegi

3.Pintu berbentuk bangun ... a. persegi panjang


(56)

a.

b.

c.

5. Contoh benda yang berbentuk lingkaran adalah ... a. uang logam

b. pintu c. jendela

B. Isilah dengan benar !

1. uang kertas berbentuk bangun ... 2. sapu tangan berbentuk bangun ... 3. Prmukaan gelas berbentuk bangun ...

4. Bangun di samping , bangun segi ...


(57)

Kelas : No Absen : Mata Pelajaran :

Warnailah bangun-bangun di bawah ini 1.Warna merah untuk bangun persegi 2. Warna hijau untuk bangun lingkaran

3. Warna kuning untuk bangun persegi panjang 4. Warna biru untuk bangun segi tiga


(58)

Nama Sekolah : SD Negeri I Way Kandis

Tema : Lingkungan

Sub Tema : Ciri-ciri benda Kelas/ Semester : 1/1

Alokasi waktu : 35 x 2 jam pelajaran

Standar Kompetensi 1. Bahasa Indonesia

Menulis permulaan dengan menjiplak , penebalkan, mencontoh melengkapi, dan penyalin.

2. Matematika

Mengenal beberapa bangun datar. 3. Seni Budaya dan Ketrampilan . Mengespresikan karya seni rupa. Kompetensi Dasar

1. Bahasa Indonesia

Melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah atau petunjuk sederhana 2. Matematika

Mengelompokka berbagai bangu ruang (sigi tiga, persegi, persegi panjang, Lingkaran)


(59)

1. Menulis bangun datar

2. Menyebutkan bermacam-macam banyun datar 3. Menyebutkan contoh benda-benda bangun datar 4. Mengelompokkan bangun datar

5. Mewarnai gambar bangun datar I. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menulis bangun datar

2. Siswa dapat menyebutkan bermacam-macam banyun datar 3.Siswa dapat menyebutkan contoh benda-benda bangun datar 4. Siswa dapat mengelompokkan bangun datar

5.Siswa dapat mewarnai gambar berbentuk gambar bangun datar II. Materi Ajar

1. Menulis bangun datar

2. Macam-macam bangun datar III. Metode Pembelajaran

1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Demontrasi 5. Pemberian tugas


(60)

1. Mengkondisikan kelas sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai agar siswa siap untuk belajar.

2. Kegiatan diawali dengan berdoa bersama. 3. Menyampaikan salam pembuka.

4. Mengabsen siswa sesuai dengan nomer urut. 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran

6. Membagi siswa dalam kelompok belajar masing-masing kelompok menjadi 5 orang

B.Kegiatan Inti

1. Siswa di bagi menjadi tujuh kelompok. 2 Guru menyiapkan media gambar .

3. Guru menunjukan gambar bangun-bangun datar.

4. Guru menerangkan berkaitan dengan materi pembelajaran. 5. Masing – masing siswa mencermati gambar.

6. guru membagi lembar kerja pada masing-masing kelompok. 7. Masing-masing anggota kelompok mengerjakan lembar LKS. 8. Masing-masing kelompok mengumpulkan lembar LKS.

C.Kegiatan Akhir

1. Guru mengajukan pertanyaan materi yang diajarkan. 2. Siswa mengumpulkan tugas sesuai materi yang diajarkan.


(61)

A. Kegiatan Awal

1. Mengondisikan kelas sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai agar siswa siap belajar

2. Me gisi daftar kelas, erdo’a, e yiapka ateri. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

4. Mengabsensi seswa. B. Kegiatan Inti

1. Guru bertanya jawab dengan siswa berkaitan dengan pelajaran sebelumnya. 2. Guru mengajak siswa mengulangi kembali pelajaran dengan media gambar. 3. Guru memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas diskusi dalam kelompok dan mengerjakan lembar kerja siswa .

4. Tiap-tiap kelompok menyajikan hasil kerja kelompok.

5. Kelompok lain memberikan penilaian apakah hasil kerja yang disajikan benar atau salah.

C. Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan akhir, guru:

1. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang baru saja dipelajari.

2. Siswa mengerjakan evaluasi.


(62)

Sumberbelajar

1.Pengembangan guru disesuaikan dengan matri pelajaran 2. Buku Tematik Karangan Maryanti, S.Pd

Alat peraga

Gambar bangun-bangun datar I. Penilaian

Jenis

a.Tes tertulis

Soal-soal evaluasi tertulis dalam bentuk isian. b. Tes perbuatan / Kenerja

Aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui media gambar.

Mengetahui Bandar Lampung, 8 Oktober 2013 Kepala Sekolah Guru Kelas I

( Ester Krishati.AMD ) (Marsaulina Sitompul) NIP 19540214 1978 022001 NIP 196008171982032011


(63)

1.

2.


(64)

Jawab 1...

2 ...

3 ...

B. Warnailah gambar-gambar di atas dengan : 1. Warna merah untuk bangun segi tiga 2. Warna hijau untuk bangun persegi panjang 3. Warna biru untuk bangun lingkaran

4. Warna kuning untuk bangun segi empat 5. Warna biru untuk bangun segi enam

Nama : Kelas : No absen : Mata Pelajaran :


(65)

(66)

(1)

3. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan. Pertemuan II

A. Kegiatan Awal

1. Mengondisikan kelas sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai agar siswa siap belajar

2. Me gisi daftar kelas, erdo’a, e yiapka ateri. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

4. Mengabsensi seswa. B. Kegiatan Inti

1. Guru bertanya jawab dengan siswa berkaitan dengan pelajaran sebelumnya. 2. Guru mengajak siswa mengulangi kembali pelajaran dengan media gambar. 3. Guru memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas diskusi dalam kelompok dan mengerjakan lembar kerja siswa .

4. Tiap-tiap kelompok menyajikan hasil kerja kelompok.

5. Kelompok lain memberikan penilaian apakah hasil kerja yang disajikan benar atau salah.

C. Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan akhir, guru:

1. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang baru saja dipelajari.

2. Siswa mengerjakan evaluasi.


(2)

4. Guru memberikan PR. H. Alat dan Sumber belajar Sumberbelajar

1.Pengembangan guru disesuaikan dengan matri pelajaran 2. Buku Tematik Karangan Maryanti, S.Pd

Alat peraga

Gambar bangun-bangun datar I. Penilaian

Jenis

a.Tes tertulis

Soal-soal evaluasi tertulis dalam bentuk isian. b. Tes perbuatan / Kenerja

Aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui media gambar.

Mengetahui Bandar Lampung, 8 Oktober 2013 Kepala Sekolah Guru Kelas I

( Ester Krishati.AMD ) (Marsaulina Sitompul) NIP 19540214 1978 022001 NIP 196008171982032011


(3)

LEMBAR EVALUASI SIKLUS II

1.

2.


(4)

A. Tulislah bangun –bangun apa saja pada soal no 1, 2, dan 3 ?

Jawab 1...

2 ...

3 ...

B. Warnailah gambar-gambar di atas dengan : 1. Warna merah untuk bangun segi tiga 2. Warna hijau untuk bangun persegi panjang 3. Warna biru untuk bangun lingkaran

4. Warna kuning untuk bangun segi empat 5. Warna biru untuk bangun segi enam

Nama : Kelas : No absen : Mata Pelajaran :


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA TEMA DIRI SENDIRI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD NEGERI 4 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 19 64

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS II SD NEGERI 2 BERINGIN RAYA BANDAR LAMPUNG

0 23 43

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 WAY KANDIS BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 15

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN TEMA KEGEMARAN MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS II SD SETIA BUDI TELUK BETUNG SELATAN BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014

6 64 56

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI I WAY KANDIS BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 4 82

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PERMAINAN BAHASA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I B SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 12 82

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV B SD NEGERI 02 KOTAGAJAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 19 83

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN TEMA LINGKUNGAN MELALUI METODE BERMAIN KARTU SISWA KELAS I A SD XAVERIUS I TELUK BETUNG BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 48

PENINGKATAN KEAKTIFAN MEMBACA LANCAR MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD NEGERI Peningkatan Keaktifan Membaca Lancar Melalui Media Gambar pada Siswa Kelas I SD Negeri Kedalon 03 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2014-2015.

1 3 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA KONKRIT PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS I SD

0 0 10