Feminisme Sosialis Kapitalisme dan Patriarki

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 38 menentukan pola pengalaman manusia, kepribadian, dan tatanan sosial, kondisi itu berubah sepanjang waktu karena dinamika yang terdapat di dalamnya. Feminisme sosialis adalah gerakan untuk membebaskan para perempuan melalui perubahan struktur patriarki. Perubahan struktur patriarki bertujuan agar kesetaraan gender dapat terwujud. Secara garis besar dapat dilihat beberapa konsep dasar pemikiran feminis sosialis yaitu berdasarkan konsep patriarki, kelas, gender, dan reproduksi. 22 Didalam kerangka feminisme sosialis cara-cara pemecahannya masalah untuk perubahan, meliputi perubahan-perubahan sosial radikal instuisi-instuisi. Mitchell dengan jelas mensejajarkan konsep-konsep patriarki dan kapitalisme. Ia menolak gagasan bahwa persamaan akses, revolusi ekonomi atau kontrol reproduksi, akan menghapuskan penindasan wanita. Ia menunjukkan mode ideologis patriarki terpisah dan berbeda dari mode produksi ekonomi. Kedua bentuk penindasan itu, perlu dilenyapkan untuk membebaskan wanita. 23 Feminisme sosialis mengadopsi teori praksis Marxisme, yaitu teori penyadaran pada kelompok tertindas agar perempuan sadar bahwa mereka merupakan kelas yang dirugikan. Proses penyadarannya adalah dengan cara membangkitkan emosi para perempuan agar mereka mengubah keadaannya. Proses penyadaran ini menjadi inti feminisme sosialis. 24 22 Jane C.O. Helen A.R, Sosiologi Wanita, Jakarta: PT Rineka Putra, 1996 . 30 23 ibid 24 Ratna Megawangi, Membiarkan Berbeda? Sudut Pandang Baru tentang Relasi Gender. Bandung: Mizan Pustaka, 1999, 133 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 39 Menurut mereka, banyak para perempuan yang tidak sadar bahwa mereka adalah kelompok yang tertindas. Feminisme sosialis menggunakan analisis kelas dan gender untuk memahami penindasan perempuan. Ia sepaham dengan feminisme Marxis bahwa kapitalisme merupakan sumber penindasan perempuan. Akan tetapi, aliran feminis sosialis ini juga setuju dengan feminisme radikal yang menganggap patriarkilah sumber penindasan itu. Kapitalisme dan patriarki adalah dua kekuatan yang saling mendukung. Asumsi yang digunakan oleh feminisme sosialis adalah bahwa dalam masyarakat, kapitalis bukan satu-satunya penyebab utama keterbelakangan wanita sebagai wanita. Mereka mengatakan faktor gender, kelas, ras, individu atau kelompok dapat juga berkontrabusi bagi keterbelakangan wanita. Seorang laki-laki kelas menengah harus tau garis keturunannya sendiri agar pembagian harta dan warisan tidak disalahgunakan. 25 Solusi yang diberikan Engels untuk membebaskan perempuan dari penindasan dalam keluarga adalah dengan mengajak perempuan untuk masuk ke sektor publik. Partisipasi wanita dalam sektor publik dapat membuat wanita produktif menghasilkan materiuang, sehingga konsep pekerjaan domestik perempuan akan mempunyai posisi tawar menawar yang lebih kuat dalam relasinya dengan pria. 26 Usaha penghapusan keberadaan institusi keluarga perlu dilakukan karena keluarga dianggap sebagai institusi yang melahirkan kapitalisme. Ini mengingat sistem 25 Ratna Saptar, Perempuan Kerja dan Perubahan Sosial., Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1997 .53 26 Ratna Megawati, Membiarkan Berbeda, Bandung: Mizan, 1999.132 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 40 patriakatnyayang menurut kaum feminis mengeksplositasi para wanita dirumah. Sehingga gantinya dapat di ciptakan suatu keluarga kolektif dimana pekerjaan rumah tangga dilakukan secara kolektif termasuk pengasuhan dan pendidikan anak yang dilakukan misalnya di tempat pengasuhan anak. Dengan ini wanita bebas berkiprah di sektor publik yang dapat meningkatkan kepemirikan materi dan kekuasaan para wanita. 27 Dalam derajat tertentu, sejauh keluarga tersebut tidak memiliki tenaga pembantu rumah tangga, kontrol atas tenaga kerja sebenarnya juga penting karena pekerjaan rumah tangga yang dilakukan istri memungkinkan laki-laki untuk keluar rumah mencari upah. Apalagi tenaga kerja perempuan tidak dikontrol dengan baik dalam arti dibatasi untuk tidak keluar mencari penghasilan sendiri, pertama statusnya akan merosot karena ia dianggap tidak bisa menghidupi istri. Kedua, ia harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang berarti ia tidak bisa memenuhi fungsinya sebagai pencari nafkah keluarga. Bagi laki-laki kelas bawah, karena tidak adanya harta untuk diwariskan, soal penjagaan garis keturunan bukan merupakan masalah yang terlalu diprioritaskan. Kaum perempuan kelas bawah, walaupun umumnya juga harus melakukan pekerjaaan rumah juga dibutuhkan untuk memperoleh penghasilan karena upah suami umumnya tak cukup untuk menghidupi satu keluarga. Lebih mendalam lagi bahwa kaum perempuan mempunyai dua beban yakni di wilayah rumah mengurus keluarga dan harus bekerja. 27 Riant, Nugroho, Gender dan Strategi Pengrus-utamaannya di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011. 74 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 41 Beban kerja perempuan lebih berat dari pada laki-laki yang disebabkan oleh pelabelan perempuan sebagai makhluk domestik. Mereka harus benar-benar bisa membagi waktu antara keluarga dan bekerja dipasar. Kita dapat melihat perempuan pedagang sayur kehidupan keluarga pekerja sebagai perempuan tidak hanya bekerja di ranah rumah tangga mencuci, mengurus anak dan suami, memasak, menyapu akan tetapi juga bekerja di ranah publik sebagai pedagang sayur karena penghasilan suami tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan mengharuskan mereka bekerja sebagai pedagang sayur dipasar. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 42

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, rasional, empiris, dan sistematis. 1 A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi yang alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen, langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci, penelitian kualitatif lebih bersifat deskriftif yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar sehingga tidak menekankan pada angka-angka. penelitian ini berbeda dengan penelitian kuantitatif yang didalamnya terdapat angket dalam pengambilan data. Kemudian informasi yang dapat tersebut dibandingkan dengan teori yang ada untuk menghasilkan suatu strategi komunikasi antara persolan yang tepat serta memberikan suatu solusi dan informasi kepada masyarakat. Penelitian kualitatif berakar pada latar belakang alamiah sebagai suatu keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri, memanfaatkan metode 1 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, Bandung: Alfabeta,2015 .3 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 43 kualitatif, lebih mementingkan proses daripada produk atau outcome, membatasi seperangkat kriteria untuk memberikan keabsahan dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak yaitu peneliti dengan subyek yang diteliti. 2 Alasan kenapa peneliti memilih penelitian berjenis kualitatif karena peneliti akan menghabiskan banyak waktu dilapangan, mengumpulkan data yang luas. Penelitian berpartisipasi dalam suatu bentuk penelitian ilmiah sosial dan kemanusiaan yang tidak memiliki petunjuk yang berstruktur atau prosedur spesifik serta selalu berkembang dan berubah, dan peneliti akan terlibat dalam kegiatan narasumber. Relevansi penelitian kualitatif dengan subjek dan objek penelitian yaitu karateristik latar belakang perempuan pedagang sayur dan penelitian dapat menggambarkan fakta-fakta yang akurat sesuai dengan fenomena yang ada.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di pasar umum Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo. Ditempat inilah yang menjadi objek peneliti, peneliti melakukan disini dikarenakan lokasi penelitian ini terdapat banyak pedagang mikro pedagang sayur. Peneliti tertarik untuk menggali secara mendalam mengenai perempuan peran ganda dalam peningkatan ekonomi keluarga tersebut 2 Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan RD. Bandung: CV Alvabeta, 2013, 12 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 44 Waktu penelitian dilakukan pada tanggal sampai 2 November 2016 sampai 28 Februari 2017. Pada tanggal 2 November 2016 jam 04.00 pagi peneliti melakukan observasi melihat keadaan pasar umum yang terletak Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo karna pada jam 04.00 pagi para perempuan pedagang sayur sudah berdatangan disekitar terminal Besuki. Peneliti berkeliling pasar untuk mengamati wilayah sekitar, hari pertama peneliti mengamati pasar bagian selatan dekat dengan terminal. Dan hari berikutnya peneliti mengamati wilayah pasar bagian utara, mengelilingi melihat hubungan sosial masyarakat. Persiapan proposal disiapkan selama dua minggu dan ujian proposal dilakukan pada tanggal 17 November 2016. Setelah ujian proposal selesai peneliti meminta ijin penelitian kepada pihak pengurus pasar umum Besuki Situbondo secara langsung, pihak pengurus pasar mengijinkan dalam pengambilan data meski tidak adanya surat ijin resmi penelitian dari universitas. Peneliti memilih informan dari siapa saja yang kebetulan ada atau dijumpai menurut keinginan peneliti yang sesuai kriteria informan, Pada 06.45 pagi tanggal 29 November 2016 sampai 1 Desember 2017 melakukan wawancara pedagang sayur wilayah selatan pasar bernama Maria, Bu Ramla serta suaminya Suyitno. Pada tanggal 3-4 Desember 2017 melakukan wawancara pada bu Mai dan Susiani. Pada tanggal digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 45 18-28 Februari 2017 melakukan wawancar pedagang sayur diwilayah utara pasar. Peneliti tetap membuat surat ijin penelitian meski observasi dan wawancara sudah dilakukan. Pada tanggal 9 Januari 2017 peneliti membuat surat ijin penelitian, surat ijin penelitian membutuhkan 3 hari jadi, peneliti menyerahkan surat ijin pada pihak pengurus pasar pada tanggal 12 Januari 2017. pada tanggal 18 januari 2017 sampai 18 Februari 2017 pengambilan data berhenti selama sebulan karena peneliti melakukan kegiatan kampus yakni kuliah kerja nyata KKN 18 Februari 2017 untuk melanjutkan pengambilan data dipasar umum Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo. C. Pemilihan Subjek Penelitian Pemilihan subjek penelitian kualitatif adalah sebagai perencana, pelaksana, pengumpulan data, analisa, penafsiran data dan pada akhirnya menjadi pelopor hasil penelitian. Pemilihan subjek penelitian memiliki beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti yaitu informan perempuan pedagang sayur yang sudah berkeluarga, dan suami perempuan pedagang sayur, untuk teknik pemilihan subjek penelitian menggunakan teknik Snowbol. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel data yang pada awalnya jumlahnya sedikit tersebut belum mampu memberikan data yang lengkap maka harus mencari orang lain yang dapat digunakan sebagai sumber data. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 46 Dengan menggunakan teknik Snowball Sampling yang merupakan teknik sampling yang banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Satuan sampling dipilih atau ditentukan berdasarkan informasi dari responden sebelumnya. Pengambilan sample untuk suatu populasi dapat dilakukan dengan cara mencari contoh sampel dari populasi yang kita inginkan, kemudian dari sample yang didapat dimintai partisipasinya untuk memilih komunitasnya sebagai sample lagi. Seterusnya sehingga jumlah sample yang kita inginkan terpenuhi. 3 Peneliti memilih informan pertama yang dikenal yaitu Ibu Susi dan kemudian Ibu Susi menunjukkan informan lainnya yang juga pedagang sayur. Berdasarkan uraian diatas peneliti menggunakan informan terdiri dari: Tabel. 3.1. Data Informan No Nama Umur Jumlah Anak Pendidikan terakhir Pekerjaan sebelunya 1 Maria 28 tahun 2 SD Pedagang Kripik 2 Ibu Susi 35 Tahun 1 SD Ibu rumah tangga 3 Ulber Silalahi. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Refika Aditama, 2009 hal. 272

Dokumen yang terkait

Sikap Petani Terhadap Pedagang dan Harga Sayur Mayur di Kelurahan Tanah enam ratus kecamatan medan Marelan Kota Medan.

0 31 118

Nilai Anak Perempuan Dalam Ekonomi Keluarga Suku Nias (Suatu analisis gender di Desa Sisobambowo, Kecamatan Mandrehe, Kabupaten Nias)

1 38 129

Kontribusi Petani Perempuan Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupetan Simalungun

8 66 113

Peran Wanita Pedagang Sayur Terhadap Pendapatan Dan Pengambilan Keputusan Keluarga

43 216 78

Relasi Gender Pada Keluarga Perempuan Pedagang di Pasar Klewer Kota Surakarta

1 6 207

ANALISIS KARAKTERISTIK PEDAGANG DAN JARINGAN PERDAGANGAN SAYUR PASAR TAWANGMANGU KABUPATEN Analisis Karakteristik Pedagang dan Jaringan Perdagangan Sayur Pasar Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.

3 15 14

ANALISIS KARAKTERISTIK PEDAGANG DAN JARINGAN PERDAGANGAN SAYUR PASAR TAWANGMANGU Analisis Karakteristik Pedagang dan Jaringan Perdagangan Sayur Pasar Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.

0 3 16

KEHIDUPAN PEREMPUAN PEDAGANG PADA MALAM HARI DI PASAR TRADISIONAL DALAM PERSPEKTIF GENDER Kehidupan Perempuan Pedagang Pada Malam Hari Di Pasar Tradisional Dalam Perspektif Gender (Studi Kasus Di Pasar Legi Kota Surakarta).

0 3 18

KEHIDUPAN PEREMPUAN PEDAGANG PADA MALAM HARI DI PASAR TRADISIONAL DALAM PERSPEKTIF GENDER Kehidupan Perempuan Pedagang Pada Malam Hari Di Pasar Tradisional Dalam Perspektif Gender (Studi Kasus Di Pasar Legi Kota Surakarta).

0 4 11

View of Dinamika Gender dan Peran Perempuan dalam Ekonomi Keluarga

1 1 22