Kontribusi Petani Perempuan Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupetan Simalungun

(1)

KONTRIBUSI PETANI PEREMPUAN TERHADAP SOSIAL

EKONOMI KELUARGA DI DESA SIBANGUN MARIAH

KECAMATAN SILIMAKUTA KABUPATEN

SIMALUNGUN

Skripsi

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

CASTRI DELFI SARAGIH

070902028

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2011


(2)

UNIVERSITAS SUMETERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Castri Delfi Saragih

Nim : 070902028

ABSTRAK

KONTRIBUSI PETANI PEREMPUAN TERHADAP SOSIAL EKONOMI KELUARGA DI DESA SIBANGUN MARIAH KECAMATAN SILIMAKUTA KABUPETAN SIMALUNGUN. Skripsi ini terdiri dari 6 bab: 93 halaman, 33 kepustakaan, 36 tabel serta lampiran).

Penelitian ini menyoroti tentang kontribusi petani dalam kaitannya dengan sosial ekonomi keluarga di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun, yaitu dengan melihat peranan perempuan terhadap perekonomian dan kehidupan sosial keluarga petani. Pada masyarakat pedesaan para perempuan sudah dituntut untuk hidup mandiri dan bekerja karena tuntutan ekonomi. Hal ini mendasari peran perempuan desa tidak hanya bekerja sebagai pembantu laki-laki khususnya dalam pertanian dan mengelola lahan pertanian dengan sendiri.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana kontribus petani perempuan terhadap sosial ekonomi keluarga di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun. Guna memperolah data atau tanggapan dari pertani perempuan secara langsung terkait pekerjaan mereka dan kontribusinya terhadap sosial ekonomi keluarga mereka. Penulis terjun ke lapangan melakukan penelitian serta membagikan angket (kuesioner) dan melakukan wawancara kepada sejumlah petani perempuan di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun. Populasi dari penelitian ini adalah petani perempuan yang budidaya tanamannya adalah sayur mayur dengan luas lahan yang dikelola maksimal 1 ha. Sehingga diperoleh 15 populasi dan populasi tersebut dijadikan sampel.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa menyimpulkan bahwa petani perempuan memberikan kontribusi yang besar dan baik dalam kehidupan social ekonomi keluarga. Hal tersebut terlihat dari kemampuan mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari dari penghasilan bekerja sebagai petani dan keterlibatan responden serta peran dalam kehidupan sosial.


(3)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

FACULTY OF SOCIAL, SCIENCE, AND POLITICAL SCIENCE SCENCE DEPARTEMENT OF SOCIAL WELFARE

Name : Castri Delfi Saragih Nim : 070902028

ABSTRACT

WOMEN FARMERS ON SOCIAL CONTRIBUTIION OF ECONOMIC FAMILY IN THE VILLAGE DISTRICT SIBANGUN MARIAH SELIMAKUTA SIMALUNGUN DISTRICT. (This thesis is composed of: 6 chapters, 93 pages, 36 tables and appendix).

This study highlights the contribution of women as fermers in reelation to socioeconomic families in the village District Sibangun Mariah Silimakuta Simalungun District, namely by looking at the role of women to the economy and social life of family fermers. On rural communities the women are required to live independently and work because the demands of economy, this is the underlying role of rural women had the oppurtunnity to work as farmers and farming with his own.

The porpuse of this study was to see how the contribution of women to socio-economic farmer family in the Village Sibangun Mariah Silimakuta Simalungun District. To obtain data or the response of women farmers is directly related to their work and contribution to socio-economic lives of their families, the author falls spaiciousness conduct research and distribute the questionnaire (questionnaires) and interview to a number of women farmers in the village of Silimakuta Sibangun Mariah Simalungun District. The population of this study is that women farmers culvating vegetables crops is land that is managed by a maximum of 1 ha. 15 respondents in order to obtain population and population is sampled rate translation.

Based on the result of research and analysisi concludes that the peasant women contributed a great and good in the socio-economic life of the and economic such as the daily necessities of income working as farmers and the involvement of the respondents as well as role in social life Rate translation.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas berkat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa karena penulis diberikan waktu, pikiran, kesehatan dan kekuatan mental sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dengan judul skripsi “ Kontribusi Petani Perempuan Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun”. Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat dalam menempuh Ujian Komprehensif untuk mencapai gelar Sarjana Sosial pada Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Selama penyusunan skrpisi ini, penulis menyadari akan sejumlah kekurangan dan kelemahan sehingga mengurangi nilai kesempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman penulis. Maka dengan kerendahan hati penulis membuka diri untuk saran dan kritik yang dapat membangun guna perbaikan di masa akan datang.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini, dengan secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Badaruddin, M.si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, M.SP selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Berlianti, M.SP, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia menyediakan waktu dan tenaga membimbing penulis serta memberi dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.


(5)

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen dan Pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara untuk segala ilmu pengetahuan, bimbingan, dan jasa-jasanya hingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan.

5. Bapak Metton Manihuruk, selaku Kepala Desa Sibangun Mariah yang telah memberikan izin penelitian di desa tersebut.

6. Buat orang tua saya, Alm Bapak Tarida Manihuruk dan Ibu Rusmi Girsang tersayang yang telah membesarkan , mendidik dan memotivasi saya. Buat ayah terimakasih atas doa dan dukungannya selama ini, terimakasih sudah menjadi sumber motivasi dan inspirasi serta sudah menjadi ayah yang terhebat bagi saya. Terimakasih buat Ibu yang telah memberikan kasih sayang dan doanya yang senantiasa mengiringi langkahku, terimakasih buat kerja kerasnya dan bantuan moril material selama perkuliahan hingga sampai ke tahap penyelesaian skripsi ini tetaplah menjadi ibu yang kuat dan hebat. Semoga saya dapat membalas semua jasa kalian dan menjadi anak yang membanggakan buat kalian, I love you mom, I love you dad.

7. Buat abang dan kakak , bang Jaberti Saragih dan keluarga, bang Sarma Saragih, kak Siti Sahmalum dan keluarga, kak Enika Sinaria dan keluarga yang memberikan kasih sayang, perhatian, motivasi serta dukungan serta bantuan moril maupun materil selama perkuliahan hingga sampai ke tahap penyelesaian skripsi ini.

8. Buat keponakanku tersayang. Eplin Jesica Girsang, Edrian Girsang, Naura Sari Girsang, Gomgom Alfarelta Saragih, Rosetta ( Ochen) Saragih, Ramos Sipayung ( Sigendut) serta ponakanku yang paling kecil


(6)

yang baru saja lahir pada tanggal 05 Agustus 2011. Jangan nakal dan jadilah anak-anak yang baik, sayang kepada orang tua, rajin belajar dan takut akan Tuhan sehingga kelak jadi anak yang membanggakan keluarga besar kita.

9. Teman-teman di stambuk 2007 IKS my best friend , Lukas, Alexander, Septian, Frans Sinaga, Yohana, Petrus, terima kasih buat bantuan dalam mengerjakan skripsi ini dan juga buat kebaikan kalian, banyak suka duka dan pengalaman yang kita lalui bersama kiranya itu bisa menjadi pelajaran untuk membentuk kita menjadi lebih baik. Dan kepada teman-teman 07 yang lain Novanta, Kristina, Endika Pratama, Deddy, Andri, Riswan, Sunario dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semangat dan semoga kita dapat mencapai cita-cita yang kita inginkan terimakasih buat perjalanan serta kenangan indah di perkuliahan selama ini.

10.Buat teman-teman Se*SOOY Christy, Lydia Pasaribu, Tri Angel, Tissa, Maya dan Sheila, terimakasih buat bantuan dan dukungannya selama mengerjakan skripsi ini semoga apa yang kita jalani di perkuliahan menjadi pelajaran yang berharga dalam hidup kita, semangat dan sukses buat kita semua.

11.Buat Teman-teman Seperjuangan di GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) FISIP USU Gunawan ,Hilda Simatupang, Nina Karina, Jeng Karona, Bang Frans, Kak Yusniar, Kak Pertiwi Ginting, Kakanda Zidane Pall, Riyama, Rasna dan yang tidak dapat disebutkan satu-persatu terimakasih buat bantuan dalam penyelesaian skripsi ini dan juga atas doa serta dukungan motivasinya. Saya tidak akan melupakan pengalaman dan


(7)

pelajaran yang kita lalui bersama, dan kepada seluruh civitas GMKI tetap semangat dalam pelayanan, tinggi iman, tinggi ilmu, tinggi pengabdian,UT OMNES UNUM SINT.

12.Teman-teman di kos Gg. Dame No. 5 yang membantu menginspirasi dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini, sukses selalu buat kita semua. 13.Buat orang-orang yang tidak tersebutkan namanya yang sudah

mendukung dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terimakasih saya ucapkan. Biarlah ilmu yang kita miliki dapat kita pergunakan untuk keharuman dan kebanggaan almamater kita.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik guna menyempurnakannya. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.

Medan, Agustus 2011 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN

ABSTRAK ………... i

KATA PENGANTAR ………iii

DAFTAR ISI ………... vii

DAFTAR TABEL ………... x

DAFTAR GAMBAR ………... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………. 1

1.2. Perumusan Masalah ……….. 7

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………. 7

1.3.1. Tujuan Penelitian ………... 7

1.3.2. Manfaat Penelitian ………. 7

1.4. Sistematika Penulisan ……… 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kontribusi ... 10

2.1.1. Pengertian Kontribusi ... 10

2.2. Petani Perempuan ... 11

2.2.1 Petani ...11

2.2.2. Perempuan Sebagai Petani ... 12

2.3. Sosial Ekonomi ... 14

2.3.1. Pendapatan ... 19


(9)

2.5. Kesejahteraan Sosial ... 22

2.5.1. Pengertian KesejahteraaN Sosial ... 22

2.6. Kerangka Pemikiran ...25

2.7. Defenisi Konsep dan Definisi Operasional ... 26

2.7.1. Defenisi Konsep ... 26

2.7.2. Defenisi Operasional ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian ………. 31

3.2. Lokasi Penelitian ……….. 31

3.3. Populasi dan Sampel ……… 31

3.4. Teknik Pengumpulan Data ………... 32

3.5. Teknik Analisa Data ……… 33

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1. Sejahtera Desa Sibangun Mariah ………. 35

4.2. Letak Geografis Desa dan Iklim ……….. 36

4.3. Pola Pemukikam ... 38

4.4. Bahasa ... 39

4.5. Komposisi Penduduk ... 40

4.5.1. Gambaran Umum Penduduk ... 40

4.5.2. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Usia ... 40

4.5.3. Komposisi Penduduk Menurut Suku Bangsa ... 41

4.5.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 41


(10)

4.6. Sarana dan Prasarana di Desa Sibangun Mariah ...43

4.6.1. Sarana Ibadah ... 43

4.6.2. Sarana Pendidikan ... 44

4.6.3. Sarana Jalan dan Transportasi ... 45

4.6.4. Sarana Kesehatan ... 47

4.6.5. Sarana Penerangan dan Air Bersih ... 48

4.7. Struktur Sosial dan Organisasi Kemsyarakatan ... 49

4.7.1. Sistem Kepemimpinan ... 51

4.8. Organisasi Sosial di Desa Sibangun Mariah ... 52

4.8.1. Organisasi Keagamaan ...52

4.8.2. Organisasi Kepemimpinan ... 52

4.8.3. Organisas Kemasyarakatan ... 53

BAB V ANALISA DATA 5.1. Analisis Karakteristik Responden ... 55

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...55

5.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Bangsa/Etnis ...56

5.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Agama ... 57

5.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 58

5.1.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga. 59 5..1.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Suami ... 60

5.2. Sosial Ekonomi Keluarga ... 62

5.2.1. Jawaban Responden Berdasarkan Pendapatan ...62

5.2.2. Jawaban Responden Berdasarkan Luas Lahan Yang Dikelola ... 63 5.2.3. Jawaban Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan


(11)

Pertanian ... 65

5.2.4. Jawaban Responden Berdasarkan Darimana Mendapat Modal Usaha Pertanian ... 66

5.2.5. Jawaban Responden Berdasarkan Lokasi Penjualan Hasil Pertanian ...67

5.2.6. Jawaban Responden Berdasarkan Pemanfaatan Pendapatan Responden ... 68

5.2.7. Jawaban Responden Berdasarkan Kepemilikan Tabunga ... 69

5.2.8. Jawaban Responden Berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari ... 70

5.2.9. Jawaban Responden Berdasarkan Konsumsi Hasil Panen ...71

5.2.10. Jawaban Responden Berdasarkan Kondisi Rumah ... 72

5.2.11. Jawaban Responden Berdasarkan Kepemilikan Rumah ... 74

5.2.12. Jawaban Responden Berdasarkan Kepemilikan Kendaraan ... 75

5.2.13. Jawaban Responden Berdasarkan Tempat Berobat Keluarga Yang Sakit ... 76

5.2.14.Jawaban Responden Berdasarkan Kondisi Anak Dalam Keluarga ... 77

5.2.15.Jawaban Responden Berdasarkan Keterlibatan Pengambilan Keputusan Pendidikan Anak ... 79

5.2.16.Jawaban Responden Berdasarkan Sumber Dana Pendidikan Anak... 80

5.2.17.Jawaban Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja Sebagai Petani ...81 5.2.18.Jawaban Responden Berdasarkan Dorongan Bekerja Sebagai


(12)

Petani ...82 5.2.19. Jawaban Responden Berdasarkan Pengguna KB ... 83

5.2.20.Jawaban Responden Berdasarkan Keterlibatan Dalam Pengambilan Keputusan Dalam Keluarga ... 84 5.2.21.Jawaban Responden Berdasarkan Frekuensi Mengikuti Kegiatan

Sosial di Lingkungan Sekitar ... 85 5.2.22.Jawaban Responden Berdasarkan Jenis Kegiatan Sosial Yang

Paling Sering Diikuti ... 86 5.2.23.Jawaban Responden Berdasarkan Tanggapan Responden

Terhadap Aktivitas Pekerjaan Yang Dilakukan ... 88 5.2.24.Jawaban Responden Berdasarkan Interaksi Responden Dengan

Keluarga dan Keluarga Sekitar ... 89

BAB VI KESIMPULAN

6.1. Kesimpulan ... 91 6.2. Saran ... 92


(13)

DAFTAR TABEL

TABEL JUDUL HALAMAN

4.1. Komposisi Luas Wilayah Desa Sibangun Mariah ……… 37

4.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia Produkstif …... 41

4.3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian …………... 42

4.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 43

4.5. Sarana Ibadah ... 44

4.6. Sarana Pendidikan ... 44

5.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 55

5.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Bangsa/Etnis ...56

5.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Agama ... 57

5.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 58

5.1.5. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak ... 59

5.1.6. Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan Suami ... 60

5.2.1. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan /Minggu ... 62

5.2.2. Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan Yang Dikelola ... 63

5.2.3. Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan ...65

5.2.4. Distribusi Responden Berdasarkan Modal Usaha Pertanian ... 66

5.2.5. Distribusi Responden Berdasarkan Lokasi Penjualan Hasil Pertanian ... 67

5.2.6. Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Pendapatan Responden ... 68


(14)

5.2.8. Distribusi Responden Berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan

Sehari-hari ...70

5.2.9. Dsitribusi Responden Berdasarkan Konsumsi Hasil Panen ...71

5.2.10. Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Rumah ...72

5.2.11. Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Rumah ... 74

5.2.12. Dstribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Kendaraan... 75

5.2.13. Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Berobat Keluarga Yang Sakit ... 76

5.2.14.Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Pendidikan Anak Dalam Keluarga... 77

5.2.15.Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Pengambilan Keputusan Pendidikan Anak ... 79

5.2.16.Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Dana Pendidikan Anak...80

5.2.17.Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja Sebagai Petani...81

5.2.18.Distribusi Responden Berdasarkan Dorongan Bekerja Sebagai Petani ... 82

5.2.19. Distribusi Responden Berdasarkan Ikut Program KB ... 83

5.2.20. Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Pengambilan Keputusan Dalam Keluarga ... 84

5.2.21.Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Mengikuti Kegiatan Sosial di Sekitar Lingkungan ... 85 5.2.22.Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kegiatan Sosial Yang


(15)

Paling Banyak Diikuti ... 86 5.2.23.Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Responden Terhadap

Aktivitas Pekerjaan Yang Dilakukan ……… 88 5.2.24.Distribuís Responden Berdasarkan Interaksi Responden Dengan Keluarga dan Lingkungan Sekitar……… 89


(16)

DAFTAR GAMBAR

2.1. Bagan Kerangka Pemikiran ……… 26


(17)

UNIVERSITAS SUMETERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Castri Delfi Saragih

Nim : 070902028

ABSTRAK

KONTRIBUSI PETANI PEREMPUAN TERHADAP SOSIAL EKONOMI KELUARGA DI DESA SIBANGUN MARIAH KECAMATAN SILIMAKUTA KABUPETAN SIMALUNGUN. Skripsi ini terdiri dari 6 bab: 93 halaman, 33 kepustakaan, 36 tabel serta lampiran).

Penelitian ini menyoroti tentang kontribusi petani dalam kaitannya dengan sosial ekonomi keluarga di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun, yaitu dengan melihat peranan perempuan terhadap perekonomian dan kehidupan sosial keluarga petani. Pada masyarakat pedesaan para perempuan sudah dituntut untuk hidup mandiri dan bekerja karena tuntutan ekonomi. Hal ini mendasari peran perempuan desa tidak hanya bekerja sebagai pembantu laki-laki khususnya dalam pertanian dan mengelola lahan pertanian dengan sendiri.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana kontribus petani perempuan terhadap sosial ekonomi keluarga di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun. Guna memperolah data atau tanggapan dari pertani perempuan secara langsung terkait pekerjaan mereka dan kontribusinya terhadap sosial ekonomi keluarga mereka. Penulis terjun ke lapangan melakukan penelitian serta membagikan angket (kuesioner) dan melakukan wawancara kepada sejumlah petani perempuan di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun. Populasi dari penelitian ini adalah petani perempuan yang budidaya tanamannya adalah sayur mayur dengan luas lahan yang dikelola maksimal 1 ha. Sehingga diperoleh 15 populasi dan populasi tersebut dijadikan sampel.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa menyimpulkan bahwa petani perempuan memberikan kontribusi yang besar dan baik dalam kehidupan social ekonomi keluarga. Hal tersebut terlihat dari kemampuan mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari dari penghasilan bekerja sebagai petani dan keterlibatan responden serta peran dalam kehidupan sosial.


(18)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

FACULTY OF SOCIAL, SCIENCE, AND POLITICAL SCIENCE SCENCE DEPARTEMENT OF SOCIAL WELFARE

Name : Castri Delfi Saragih Nim : 070902028

ABSTRACT

WOMEN FARMERS ON SOCIAL CONTRIBUTIION OF ECONOMIC FAMILY IN THE VILLAGE DISTRICT SIBANGUN MARIAH SELIMAKUTA SIMALUNGUN DISTRICT. (This thesis is composed of: 6 chapters, 93 pages, 36 tables and appendix).

This study highlights the contribution of women as fermers in reelation to socioeconomic families in the village District Sibangun Mariah Silimakuta Simalungun District, namely by looking at the role of women to the economy and social life of family fermers. On rural communities the women are required to live independently and work because the demands of economy, this is the underlying role of rural women had the oppurtunnity to work as farmers and farming with his own.

The porpuse of this study was to see how the contribution of women to socio-economic farmer family in the Village Sibangun Mariah Silimakuta Simalungun District. To obtain data or the response of women farmers is directly related to their work and contribution to socio-economic lives of their families, the author falls spaiciousness conduct research and distribute the questionnaire (questionnaires) and interview to a number of women farmers in the village of Silimakuta Sibangun Mariah Simalungun District. The population of this study is that women farmers culvating vegetables crops is land that is managed by a maximum of 1 ha. 15 respondents in order to obtain population and population is sampled rate translation.

Based on the result of research and analysisi concludes that the peasant women contributed a great and good in the socio-economic life of the and economic such as the daily necessities of income working as farmers and the involvement of the respondents as well as role in social life Rate translation.


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perempuan yang menjadi kunci pembangunan pertanian dan sebagai penyelamatan krisis pangan yang terjadi 2 tahun terakhir ini. Dalam laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dikeluarkan pada tahun 2008 menunjukkan bahwa pertanian menjadi sumber utama kehidupan untuk perempuan dibanyak negara berkembang dan menjadi jalan keluar utama untuk mengatasi kemiskinan di keluarganya. Namun demikian banyak perempuan di berbagai wilayah pedesaan tidak mempunyai akses untuk input dan sumber daya produksi bagi pertaniannya serta pelayanan publik yang memadai. Mereka juga tidak mendapatkan insentive yang memadai dalam usahanya serta sangat rentan upaya produktivitasnya di pertanian. Padahal pertanian yang dihasilkan para perempuan ini menjadi tumpuan hidup dan kehidupan banyak keluarga miskin. Bahkan pertanian menjadi kunci dari pembangunan banyak negara berkembang.

Perempuan menjadi kunci dalam produksi pertanian di negara berkembang. Dimana 32% dari mereka hanya bekerja sebagai buruh dan hidup dalam keterbatasan di areal pedesaan (70%). Perempuan menjadi sumber yang potensial tenaga kerja dalam produksi pangan yang dikonsumsi masyarakat lokal. Pertanian di berbagai negara termasuk di wilayah Asia dan Afrika menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dan menjadi basis kehidupan di pedesaan. Lebih banyak proposi produksi pertanian dihasilkan oleh perempuan, sehingga perempuan menjadi agen yang cukup penting dalam ketahanan pangan dan kesejahteraan keluarga. Untuk itulah sudah sewajarnya


(20)

perempuan mendapatkan prioritas dalam program pertanian dan mendapatkan dukungan dari kebijakan pembangunan pertanian karena dialah sumber daya dalam keberlanjutan kehidupan pedesaan dan pengurangan kemiskinan (Pertiwi. 2010, Pembangunan Pertanian yang Responsif Gender. di akses dari

Negara Indonesia dikenal dengan negara agraris hal ini disebabkan karena sebagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari Produk Domestik Bruto dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini didukung karena potensi sumber daya alam Indonesia, lahan yang luas dan juga tanah yang masih subur di berbagai daerah dan iklim yang baik untuk pertanian juga menjadikan negara Indonesia tetap bertahan dan bertumpu pada sector pertanian. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 45,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 18,3% dari total pendapatan domestik bruto. Negara Indonesia sebagai negara agraris didukung dengan banyaknya penduduk Indonesia yang bermata pencaharian sebagai petani (Wikipedia. 2010. Petani. Diakses dari http://id.wikipedia.org).

Pertanian masih merupakan sektor strategis bagi bangsa Indonesia untuk waktu lima dan sepuluh tahun ke depan. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar penduduk Indonesia hidup di wilayah pedesaan dengan mata pencaharian


(21)

utama sebagai petani. Keberadaannya merupakan suatu kekuatan tersendiri bagi pembangunan nasional. Oleh karena itu pengaruhnya masih sangat besar terhadap pembangunan bangsa.

Pertanian yang begitu banyak memberikan partisipasinya terhadap pembangunan seolah tidak disadari hal ini dapat dilihat dari kurangnya perhatian terhadap masyarakat petani. Semakin lama para petani semakin kurang terjamin kesejahteraannya, kemiskinan petani yang semakin hari semakin memperihatinkan, apabila dilihat secara seksama faktor penyebab kemiskinan petani tidak hanya dipicu oleh kepemilikan lahan, tetapi juga sering dipicu oleh kebijakan pemerintah yang terkesan setengah hati untuk berpihak kepada petani, karena tidak disertai perangkat aturan yang akan memberi sanksi apabila kebijakan tersebut tidak dijalankan (Samsudin. 2011, Pelatihan Peningkatan Pertanian Sehat. Diakes dari www.pertaniansehat.or.id ).

Sebagai negara agraris, jumlah perempuan usia di atas 15 tahun dalam sektor pertanian luas yang berada di wilayah pedesaan mencapai 40 persen. Berbagai penelitian dalam sektor pertanian menunjukkan bahwa peran perempuan pada kegiatan pertanian sangat substansial. Kesemuanya menyebut adanya pembagian kerja seksual dimana perempuan melakukan kerja selama proses produksi yang meliputi penanaman, penyiangan, pemeliharaan, panen, pasca panen, pemasaran, baik yang bersifat manajerial tenaga buruh, pada komoditi tanaman pangan ataupun tanaman industri yang diekspor. Beberapa pekerjaan justru dianggap sebagai pekerjaan perempuan seperti halnya menanam bibit, menabur benih dan menyiang. Dalam proses budi daya, nyaris tak ada benih jatuh ke bumi tanpa sentuhan tangan perempuan. Bahkan dalam pengairan, yang selama ini dianggap kerja laki-laki,


(22)

perempuan ternyata ikut menentukan kapan pengairan dilakukan, banyaknya kuantitas air, kedalaman air, frekuensi pengairan, termasuk “bagian kerja laki-laki”. Tanpa keterlibatan perempuan, proses produksi tak akan berlangsung, termasuk komoditi ekspor yang diperdagangkan secara internasional (Peran Perempuan Pedesaan dalam Ekonnomi Global (Yana. 2010. Peran Perempuan Pedesaan Dalam Ekonomi Global. Diakses dari http://lajur-kiri.com).

Peran perempuan dalam dunia pertanian tidak sekadar menjadi teman atau pembantu laki-laki dalam mengerjakan lahan pertanian. Pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan dapat lebih berat dari laki-laki. Selain mengurus dan menyiapkan anak ke sekolah, perempuan juga harus menyiapkan dan mengirimi makan suami di lahan. Tidak berhenti disitu saja, perempuan membantu pekerjaan suami yang sedang dikerjakan. Bahkan apabila pekerjaan di lahan sudah selesai hari berikutnya perempuan dapat bekerja di lahan milik orang lain. Mereka dapat menjadi buruh untuk tanam, pemupukan dan membersihkan lahan dari rumput dan gulma. Pada saat panen perempuan jarang dilibatkan karena dianggap tidak memiliki cukup tenaga. Meskipun demikian peran lain untuk tetap menjaga ketahanan pangan keluarga masih dapat dilakukan. Peran yang sering dilakoni adalah bekerja mengumpulkan bulir-bulir padi yang tertinggal di batang pada saat panen (Resyidi. 2010. Pertanian Perempuan di Desa. Diakses dari http://rumahsurvey.blogspot.com).

Pada pencapaian keadaan perempuan Indonesia dalam tahun 1990-an berdasarkan data statistik, hasil sensus 1990 menunjukkan penduduk perempuan masih tetap sedikit lebih banyak daripada laki-laki. Dari segi kuantitas perempuan adalah sumber daya manusia yang sama dengan laki-laki sehingga penting untuk


(23)

dikaji bagaimana kualitas perempuan sebagai sumber daya manusia (Sadli, 2010: 2010).

Dalam hal sumber pendapatan dan solidaritas rumah tangga sumbangan perempuan sangat besar terhadap keluarga dalam sumber penghasilan keluarga yang tercermin dari bekerja di lahan usahanya sendiri maupun buruh di lahan orang lain. Namun di samping sumbangan perempuan yang tinggi terhadap sumber pendapatan khususnya sumber pendapatan keluarga perempuan petani di desa masih sering kurang diperhatikan kebutuhannya dan sering ditempatkan dalam posisi marginal kurang dianggap bisa berperan dalam pengambilan keputusan, bahkan juga sering menjadi pihak yang dikorbankan dalam pemenuhan kesehatan reproduksi. Perempuan punya beban ganda sebagai ibu dan sebagai istri yang mengharuskannya menomor duakan perhatiannya terhadap kesehatan reproduksinya (Bataviase. 2010. Perempuan Petani Masih Dikorbankan. Diakses dar Pekerjaan petani perempuan dalam usaha taninya harus dapat diseimbangkan dengan perhatian terhadap petani perempuan akan resiko pekerjaan petani. Namun sering perempuan kurang diperhatikan peran sosialnya. Kodrat perempuan dan paham-paham tentang kodrat perempuan bahwa perempuan masih didominasi oleh laki-laki masih sangat mempengaruhi kontribusi perempuan dalam kehidupan sosial ekonomi.

Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun merupakan daerah yang pada umumnya sumber pendapatannya berasal dari pertanian, perempuan di desa ini tidak lagi hanya bekerja di rumah dan mengurus pekerjaan rumah, merawat anak namun di desa ini perempuan sudah ikut bekerja sebagai petani dan mengelolah lahan pertanian baik lahan pertanian milik sendiri maupun lahan pertanian yang di sewa. Di desa Sibangun Mariah terdapat


(24)

perempuan yang bekerja sebagai petani dan sudah menikah untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya. Petani perempuan tidak lagi hanya mengerjakan pekerjaan yang biasanya dikerjakan perempuan dalam bertani seperti membersihkan tanah dari rumput, memupuk atau sekedar membantu suami dan mengantar makanan suami di saat bekerja di lahan pertanian. Di desa ini perempuan juga mengerjakan pekerjaan yang biasa yang di lakukan laki-laki seperti menyemprot pestisida, mengangkat peralatan-peralatan pertanian dan waktu yang di gunakan para perempuan petani di desa ini dalam mengelola lahan pertaniannya lebih banyak dari pada laki-laki padahal setelah bekerja di lahan pertanian juga harus mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci dan lain-lain.

Di desa tersebut juga ada perempuan yang bekerja sebagai petani tetapi suaminya tidak bekerja bersama pada usaha pertanian dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya. Hal ini terlihat bahwa perempuan memiliki peran yang besar dalam perekonomian di desa tersebut khususnya dalam perekonomian keluarganya. Walaupun perempuan sudah mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya dengan bekerja sebagai petani namun kodrat perempuan yang masih muncul sebagai indikator sosial dan kemampuan perempuan sebagai pencari nafkah untuk kebutuhan keluarganya sering dikatakan sebagai pencari nafkah tambahan karena senantiasa laki-laki yang dianggap sebagai tuan untuk pencari nafkah dalam pemenuhan kebutuhan keluarga hal ini terjadi karena budaya partiarki yang masih berkembang di dalam kehidupan masyarakat khususnya masyarakat desa dan bukan tidak mungkin hal ini mempengaruhi kontribusi perempuan dalam bidang social ekonomi keluarga di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun.


(25)

Melihat betapa pentingnya kontribusi petani perempuan dalam kehidupan keluarga khususnya dalam peningkatakn pendapatan membuat penulis menjadi tertarik untuk melakukan penelitian tentang keterkaitan petani perempuan terhadap peningkatan kehidupan sosial ekonomi keluarga dengan judul ” Kontribusi Petani Perempuan Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” .

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: “ Bagaimana Kontribusi Petani Perempuan Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun”

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kontribusi Petani Perempuan Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada ilmu pengetahuan khususnya terhadap studi masyarakat yang membahas masalah petani perempuan yang sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat dalam kaitannya dengan ilmu kesejahteraan sosial, selain itu dapat


(26)

memperluas wawasan serta mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Kesejahteraan Sosial.

1.4. Sistematika Penulisan

Rencana dan hasil penelitian ini akan dilaporkan menurut sistematika penulisan sebagai berikut.

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian teoritis tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran yang kemudian dituangkan dalam bentuk bagan alur pikiran, definisi konsep dan definisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian serta teknik penarikan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data yang diterapkan.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan uraian tentang gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini.


(27)

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh dari pengumpulan data penelitian yaitu melalui observasi, kuisioner, dan wawancara.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan penelitian dan saran yang direkomendasikan berdasarkan kesimpulan penelitian yang diperoleh.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kontribusi

2.1.1. Pengertian Kontribusi

Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute, contribution, maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan bersama (Wikipedia. 2011. Kontribusi. Diakses dari http://id.wikipedia.org). Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain. Sebagai contoh, seseorang melakukan kerja bakti di daerah rumahnya demi menciptakan suasana asri di daerah tempat ia tinggal sehingga memberikan dampak positif bagi penduduk maupun pendatang.

Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha meningkatkan efisisensi dan efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan dengan cara menajamkan posisi perannya, sesuatu yang kemudian mejadi bidang spesialis, agar lebih tepat sesuai dengan kompetensi. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme, finansial, dan lainnya.

Dari rumusan pengertian kontribusi yang dikemukakan di atas maka dapat diartikan bahwa kontribusi adalah suatu keterlibatan yang dilakukan oleh seseorang yang kemudian memposisikan dirinya terhadap peran dalam keluarga sehingga memberikan dampak yang kemudian dinilai dari aspek sosial dan aspek ekonomi.


(29)

2.2. Petani Perempuan 2.2.1. Petani

Penggunaan kata “perempuan” karena akan dibahas adalah jenis kelamin yang tergolong perempuan sebagai lawan jenis kelamin laki-laki. Serta lebih memantapkan informasi yang menjelaskan arti kata perempuan adalah yang diempukan (empu artinya induk atau ahli) sehinggaa tersirat arti penghormatan (Sadli,2010:3)Dalam keseharian perilaku perempuan sering dikaitkan dengan aspek jasmaniah. Dalam budaya indonesia aspek jasmaniah secara langsung maupun tidak langsung sering di interpreasikan secara populer sebagai perempuan dan kodratnya.

Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain (Wikipedia. 2010. Petani. Diakses dari http://id.wikipedia.org).

Dari rumusan pengertian petani yang dikemukakan di atas maka dapat diartikan bahwa petani adalah orang yang mata pencahariannya bercocok tanam dengan melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain.

Terdapat tiga golongan petani yaitu petani berlahan sempit yaitu golongan pemilik-penyewa penggarap, pemilik penggarap dan penyewa penggarap serta dua golongan petani berlahan luas yaitu golongan pemilik-penyewa penggarap dan pemilik penggarap. Kendala utama bagi usaha tani lahan luas golongan pemilik-penyewa adalah modal sedangkan untuk golongan pemilik penggarap adalah biaya


(30)

pupuk kandang. Harga bayangan dari setiap kendala atau sumberdaya langka tersebut menunjukkan bila menambah ketersediaan sumberdaya tersebut satu rupiah akan mendatangkan pendapatan sebesar harga bayangannya (shadow price). Analisis sensitivitas menunjukkan batasan perubahan dari harga dan biaya agar tidak merubah keadaan optimal (Yuningsih. 1999. Analisis Optimalisasi Pendapatan Usaha Tani Pada Keragaman Jenis Usaha Petani. Diakses dari http://repository.ipb.ac.id).

Menurut Jayadinata, menyebutkan bahwa cara-cara untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi petani dapat dilakukan dengan cara

1. Meningkatkan pendidikan keterampilan

2. Mengusahakan perubahan mata pencaharian jika pendapatan dalam pertanian tidak dapat ditingkatkan.

3. Memperluas dan memperbaiki usaha tani.

4. Mengikut sertakan para keluarga petani dalam kegiatan masyarakat dan kegiatan kelembagaan ( Jayadinata, 1992:2).

2.2.2. Perempuan Sebagai Petani

Kedudukan perempuan dalam aspek sosiologi menunjukan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Kedudukan Perempuan dalam pengertian ini memposisikan perempuan sebagai kelompok sosial yang berstatus lebih rendah dari laki-laki di lingkungan tempat berinteraksi. Status sosial yang dimaksud ditujukan kepada kemampuan menerjemahkan dan teknologi sebagai ukuran interaksi yang dibentuk dari esensi-esensi kemampuan komunikasi sosial yang berada dalam skala rendah. Dalam proses-proses pembangunan terdapat hubungan timbal balik antara perempuan dan laki-laki. Jika perbedaan-perbedaan hakiki yang menyangkut jenis kelamin tidak bisa diganggu gugat dimana bahwa secara biologis perempuan


(31)

memiliki kemampuan mengandung dan melahirkan sementara laki-laki tidak, dan sejenisnya. Maka perbedaan perbedaan gender juga harus bisa dirubah karna yang menjadi akarnya adalah faktor-faktor sosial dan sejarah (Macdonal, dkk: 13).

Pengakuan bahwa perempuan dan laki-laki sama, yaitu sama-sama manusia yang mempunyai pikiran, perasaan dan pendapat memang dibutuhkan oleh perempuan, karena selama berabad-abad itu masih disangkal. Banyak kerugian-kerugian yang disebabkan yang tidak mengenal atau mengakui perbedaan-perbedaan ini. Pengakuan akan perbedaan antara perempuan dan laki-laki dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan perempuan. Peranan yang berbeda antara perempuan dan laki-laki dalam keluarga dan masyarakat merupakan akibat pembagian kerja secara seksual. Pembagian kerja secara seksual ini bertahan karena mendapat kekuatan dari masa ke masa melalui sosialisasi dan enkulturalisasi. Peran perempuan selalu dikaitkan dengan urusan domestik dan laki-laki di ruang publik (Primariantari, dkk 1998:121).

Pada dasarnya perempuan Indonesia, khususnya mereka yang tinggal di daerah pedesaan dan miskin peranan ganda bukanlah merupakan sesuatu hal yang baru. Pada masyarakat pedesaan para perempuan sudah dituntut untuk hidup mandiri dan bekerja karena tuntutan perekonomian, hal ini yang mendasari peran perempuan desa tidak hanya lagi bekerja sebagai pembantu laki-laki khususnya dalam pertanian, perempuan sudah memiliki kesempatan untuk bekerja sebagai petani dan mengelola lahan pertanian dengan sendiri. Dalam pertanian perempuan juga sudah dapat memiliki tanah pertanian dan mengawasi penggarapannya. Dengan demikin perempuan tidak mengalami kesulitan untuk menghidupi dirinya sendiri dan keluarganya.


(32)

Jadi yang dimaksud dengan petani perempuan merupakan perempuan yang bekerja sebagai petani yang bercocok tanam dengan melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk di gunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain memperoleh pendapatan dan tidak lagi tergantung kepada laki-laki.

2.3. Sosial Ekonomi

Sosial berasal dari istilah bahasa Inggris yaitu society ( berasal dari bahasa Latin socius, yang berarti ”kawan”) kata ini lazim dipakai dalam tulisan-tulisan ilmiah maupun bahasa sehari-hari untuk menyebutkan kesatuan hidup manusia ( Koentjaningrat, 2005:119)

Kata sosial menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Sedangkan dalam sosiologi manusia sering disebut mahluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup dengan wajar tanpa orang lain di sekitarnya. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari interaksi dengan manusia baik individu, kelompok dan lingkungan alam.

Kegiatan sosial tidak terlepas dari tindakan-tindakan sosial dan interaksi sosial, tindakan sosial adalah hal-hal yang dilakukan individu atau kelompok. Di dalam interaksi adalah proses dimana individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok yang satu dengan yang lain ( Narwoko, dkk, 2006: 20.)

Kepentingan interaksi mempunyai kepentingan praktis yang sesuai dengan hakikat manusia sebagai mahluk sosial. Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Kegiatan sosial adalah hubungan interaksi sosial dan


(33)

merupakan keadaan dimana seseorang melakukan hubungan respon dengan orang lain ataupun kelompok. Dalam diri manusia terdapat dua kepentingan, yaitu kepentingan individu dan kepentinga bersama.

Manusia sebagai mahluk sosial, artinya manusia sebagai warga masyarakat, dalam kehidupan sehari-hari tidak mungkin dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri tanpa orang lain. Kebutuhan fisik (sandang, pangan dan papan) sedangkan kebutuhan sosial ( pergaulan, pengakuan, sekolah, pekerjaan) dan kebutuhan psikis termasuk rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan religiositas semua hal tersebut tidak mungkin terpenuhi tanpa orang lain ( Tumanggor, dkk, 2010: 53-54).

Apabila dilihatt dari arti kata kehidupan sebenarnya adalah cara atau keadaan tentang hidup, dan arti kata sosial adalah sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat, sedangkan kata ekonomi adalah ilmu mengenai azas-azas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan seperti hal keuangan, perindustrian dan perdagangan (Astarhadi, 1995:52).

Istilah ekonomi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ” oikos” artinya rumah tangga dan ”nomos” artinya mengatur, jadi secara harafiah ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga dalam pengertian yang paling sederhana. Serta penegrtian ekonomi juga lebih luas seiring dengan perkembangan dan perubahan masyarakat ekonomi juga sering diartikan sebagai cara manusia memenuhi kebutuhan sehari-hari ( Sudarman, 2004: 25).

Kehidupan sosial ekonomi harus dipandang sebagai sistem (sistem sosial), yaitu suatu keseluruhan bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam suatu kesatuan. Kehidupan sosial adalah kehidupan bersama manusia atau kesatuan manusia yang hidup dalam suatu pergaulan. Oleh karena itu kehidupan sosial pada dasarnya ditandai dengan :


(34)

1. Adanya kehidupan bersama yang pada ukuran minimalnya berjumlah dua atau lebih.

2. Manusia tersebut bergaul (berhubungan) dan hidup bersama dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu berhubungan dan bergaul cukup lama dan hidup bersama, maka akan terjadi adaptasi dan pengorganisasian perilaku serta munculnya suatu perasaan sebagai kesatuan (kelompok). 3. Adanya kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan.

4. Suatu kehidupan sistem bersama (Soleman. 1986:9).

Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun material. Kebutuhan pokok atau basic human needs dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia. Kehidupan sosial ekonomi adalah perilaku sosial dari masyarakat yang menyangkut interaksinya dan perlaku ekonomi dari masyarakat yang kehidupan sosial ekonomi juga berarti membahas tentang kebutuhan dan bagaimana seseorang berusaha memenuhi kebutuhan tersebut, dan pemanfaatan hasil ekonomi yang diperoleh. Jadi, kehidupan sosial ekonomi yang dimaksud adalah cara-cara atau strategi yang diterapkan seseorang dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, serta pemanfaatan penghasilan atau hasil ekonomi yang diperoleh, dan juga berbicara mengenai keadaan hidup sehari-hari.

Manusia dikatakan hidup layak jika mampu memenuhi kebutuhan hidup minimalnya. Kebutuhan idup tersebut dimaksud meliputi sandang, pangan, dan papan serta, pendidikan, kesehatan. Abraham Maslow, seperti dikutip oleh Wayne K.Hoy Dan Cecil G. Miskel (1978) berpendapat bahwa kebutuhan manusia terdiri atas lima tingkatan yaitu:


(35)

1. Kebutuhan fisik atau biologik dengan indikator lapar, haus, seks, rasa enak, tidur dan istirahat.

2. Kebutuhan rasa aman dengan indikator psikologik terhindar dari bahaya dan bebas dari rasa takut atau terancam.

3. Kebutuhan disertakan, rasa cinta, dan aktivitas sosial dengan indikator psikologok berupa rasa bahagia, berkumpul dan berserikat, perasaan diterima dalam kelompok, rasa bersahabat dan afeksi.

4. Kebutuhan rasa hormat dengan indikator psikologik: menerima keberhasilan diri, kompetensi, keyakinan, rasa diterima orang lain, apresiasi dan martabat.

5. Kebutuhan aktualisasi atau realisasi diri dengan indikator psikologik berupa keinginan mengembangkan diri secara optimal melalui usha sendiri, kreativitas dan ekspresi (Danim, 1995:34-35).

Kebutuhan-kebutuhan di atas harus dipenuhi oleh manusia demi kelangsungan hidupnya, mendorong manusia untuk bekerja sebagai upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya. Demikian konsekuensi yang tidak dapat ditawar lagi. Manusia memang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, karena dengan demikian manusia akan mendapatkan hasil yang dapat digunakan demi kelangsungan hidupnya.

Menurut Krench, kehidupan sosial ekonomi seseorang atau keluarga di ukur melalui pekerjaan, tingkat pendidikan, pendapatan. Sedangkan Werner memberikan ciri-ciri berupa pekerjaan, pendapatan, jenis rumah tinggal dan daerah tempat tinggal. Sementara menurut Sugihen kondisi ekonomi dan sosial seseorang cenderung menjadi rujukan dalam penentuan statusnya dalam masyarakat. Ukuran yang dipakai didasarkan pada salah satu atau kombinasi yang mencakup tingkat pendapatan,


(36)

pendidikan, prestise atau kekuasaan. Menurut Koetjaraningrat selain faktor pekerjaan, pendapatan, dan pendidikan faktor lain yang sering diikut sertakan oleh beberapa ahli lainnya adalah perumahan, kesehatan, dan sosialiasi dalam lingkungan masyarakat ( Mulyanto, 1986:16).

Dalam pemenuhan kebutuhannya manusia bekerja dan menghasilkan barang dan jasa. Selain itu juga manusia mempunyai sumber daya dimana sumber daya manusia yang dimaksud adalah:

1. Sumber daya manusia mengandung pegantian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini sumber daya manusia mencerminkan kualitas usaha yang di berikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa.

2. Sumber daya manusia menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan barang dan jasa tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan dan menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia (Simanjuntak, 1985: 1).

Salah satu faktor yang penting untuk membangun masyarakat yang sejahtera adalah sebuah teori sosial ekonomi yang baik. Sepanjang sejarah, manusia terus mencari jawaban bagaimana sumberdaya di bumi ini yang dapat dipergunakan dan dibagikan dengan baik. Tambahan pula, masyarakat memerlukan suatu sistem pemerintahan yang dapat memenuhi semua kebutuhan anggotannya. Jawaban masyarakat atas keperluan itu menggambarkan nilai-nilai sosial ekonomi yang diikuti masyarakat pada saat itu.

Menurut Melly G Tan bahwa kedudukan sosial ekonomi mencakup 3 (tiga) faktor yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Pendapat diatas didukung oleh MaMahbud UI Hag dari Bank Dunia bersama dengan James Grant dari Overseas


(37)

Development Council mengatakan bahwa kehidupan sosial ekonomi dititik beratkan pada pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan dan air yang sehat yang didukung oleh pekerjaan yang layak (Melly, dalam Susanto, 1984:120).

2.3.1. Pendapatan

Pendapatan atau penghasilan secara umum dapat diartikan sebagai penerimaan atau sejumlah yang didapat dari hasil utama. Menurut Sadono dan Sukirno (1988) mengemukakan bahwa ”pendapatan adalah penghasilan yang diterima tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima oleh suatu negara”. Sementara dalam istilah pajak pendapatan dapat didefenisikan sejumlah uang atau nilai uang yang diperoleh seseorang sebagai hasil usaha dan tenaga, barang bergerak, barang tak bergerak, harta bergerak, dan hak atas bayaran berkala. Dari uraian tersebut disimpulkan bahwa dalam kategori sebagai berikut:

1.Pendapatan berupa uang, yaitu:

a. Dari gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-kadang.

b. Dari usaha senndiri yang meliputi hasil bersih dari usaha itu sendiri, komisi dan penjualan kerajinan rumah tangga.

c. Dari hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah.

d. Dari keutungan sosial yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial.

2. Pendapatan berupa barang, yaitu:

a. Bagian pembayaran upah dan gaji yang dibentukkan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi.


(38)

b. Barang yang diproduksi dan konsumsi rumah tangga, antara lain pemakaian barang yang diproduksi di rumah , sewa yang harus dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati (Sumardi, 1985: 94). Pengamatan selama ini membuktikan bahwa tingkat kemakmuran negara dapat dilihat dari tingkat pendapatan perkapita rakyatnya. Semakin tinggi tingkat pendapatan perkapita suatu negara, maka semakin tinggi kemakmuran suatu negara. Diantara pengeritik pola pembangunan ekonomi yang telah ditempuh oleh kebanyakan negara berkembang, termasuk Indonesia terdapat banyak anggapan bahwa pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan pembagian pendapatan tersebut. Suatu trade off yang membawa implikasi bahwa pemetaan dalam pembagian pendapatan hanya dapat dicapai jika laju pertumbuhan ekonomi diturunkan (Wie. 1986:3).

2.4. Keluarga

Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta "kulawarga". Kata kula berarti "ras" dan warga yang berarti anggota. Keluarga adalah lingkungan di mana terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Keluarga dirumuskan sebagai unit masyarakat kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Pengertian keluarga dapat dilihat dalam arti sempit dan luas. Keluarga dalam arti sempit didefinisikan sebagai kelompok yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum dewasa/ belum kawin. Sedangkan, definisi keluarga dalam arti luas adalah satuan keluarga yang meliputi lebih dari satu generasi dan suatu lingkungan keluarga yang


(39)

luas daripada ayah, ibu dan anak-anaknya (Wikipedia. 2011. Keluarga. Diakses dari http://id.wikipedia.org).

Kata keluarga menurut sosiolog yaitu kesatuan kemasyarakatan (sosial) berdasarkan hubungan perkawinan atau pertalian darah. Berdasarkan pengertian dapat dibedakan yaitu keluarga ini terdiri dari bapak, ibu dan anak, pasangan menikah tanpa anak, kelompok anak yang di tinggalkan orangtua, seseorang yang hidup berpoligami dengan atau tanpa anak, dan beberapa sanak saudara dengan anaknya yang berumah tangga. Tidak akan ada masyarakat jika tidak ada keluarga, artinya masyarakat merupakan kumpulan dari keluarga-keluarga (Subhan, 2004:1-3).

Dari bentuknya yang paling dasar, sebuah keluarga terdiri atas seorang laki-laki dan seorang perempuan dengan anak-anak mereka yang biasanya tinggal dalam suatu rumah yang sama yang disebut keluarga inti. Walaupun suatu keluarga inti secara resminya selalu terbentuk oleh adanya hubungan perkawinan yang berdasar atas peraturan perkawinan yang sah, tetapi tidak selamanya keluarga inti terwujud karena telah disahkan oleh suatu peraturan perkawinan.

Keluarga yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat di dalamnya terdapat konsep dan nilai serta pembagian kerjanya masing-masing. Di dalam keluarga tradisional, peran domestik merupakan wilayah yang identik dengan perempuan,sedangkan peran publik adalah wilayahnya laki-laki (Mudzakkir, 2010: 20).

Berkeluarga dalam era pembangunan saat ini berarti bahwa keluarga harus mampu menghadapi berbagai perubahan nilai yang berlangsung. Dlam proses menghadapi perubahan nilai, timbul berbagai kebutuhan baru dalam keluarga yang tidak jarang menyebabkan konflik dalam diri seseorang maupun dengan orang lain pada umumnya dan anggota keluarga khususnya. Maka pada berbagai fungsi


(40)

keluarga yang salah satunya saja berfungsi ada setiap anggota keluarga dapat mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi diri.

Berbagai fungsi keluarga dari bertanggung jawab memenuhi kebutuhan fisik sampai dengan mempersiapkan anggotanya menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab. Selain itu juga sebagai pusat penerus nilai karena lingkungan keluarga yang pertama tama untuk berperilaku sesuai dengan budaya dan harapan masyarakat dimanapun berada. Itu artinya dua fungsi penting keluarga adalah penyesuaian diri atau beradaptasi. Dalam lingkungan keluarga dan hubungan antar manusia pada umumnya ( Sadli, 2010: 143-144). Seperti bagaimana perempuan dapat secara langsung mengambil inisiatif untuk menyelamatkan rumah tangga.

2.5. Kesejahteraan Sosial

2.5.1. Pengertian Kesejahteraan Sosial

Dalam sistem kenegaraan Indonesia, Konsep kesejahteraan sosial terdapat dalam Undang-Undang Kesejahteraan Sosial No. 11 tahun 2009, pasal satu yang menyebutkan bahwa kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spritiual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya (Elmussi, Rahmatullah. 2010. Memahami Dinamika Perilaku Manusia Dalam Implementasi Kesejahteraan Sosial. Diakses dari http:// rahmatullah.banten-instuste.org).

James Midgley (1997:5) mendefinisikan kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi yang harus memenuhi tiga syarat utama: (1) ketika masalah sosial dapat di-manage dengan baik; (2) ketika kebutuhan terpenuhi; (3) ketika peluang-peluang sosial terbuka secara maksimal. Pengertian lain juga dapat dikembangkan dari hasil Pre-Conference Working for the 15th International Conference of Social Welfare


(41)

yakni kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha social yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Di dalamnya tercakup pula unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti pendapatan, perumahan, kesehatan, rekreasi budaya, dan lain sebagainya. Dalam konteks Indonesia sendiri, kesejahteraan sosial dapat dimaknai dengan terpenuhinya kebutuhan seseorang, kelompok atau masyarakat dalam hal material, spiritual maupun sosial. Ini seperti yang tertuang dalam Undang-Undang tentang Kesejahteraan Sosial yang baru disahkan pada 18 Desember 2008 sebagai pengganti terhadap UU No.6 Tahun 1974 juga tentang Kesejahteraan Sosial. Dalam pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa, “Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.” (Huda, 2009: 72-73).

Berdasarkan definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Kesejahteraan Sosial mencakup berbagai usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, baik itu dibidang fisik, mental, emosional, sosial ekonomi ataupun kehidupan spiritual.

2.5.2. Usaha Kesejahteraan Sosial

Perhatian pemerintah atas taraf kehidupan yang lebih baik dari warganya di wujudkan dengan penyediaan berbagai bentuk berbagai kesejahteraan sosial yang konkret (nyata) berusaha menjawab kebutuhan ataupun masalah yang dihadapi anggota masyarakat. Usaha kesejahteraan sosial itu sendiri dapat diarahkan pada individu, keluarga, kelompok ataupun komunitas, berdasarkan hasil diatas dapat


(42)

dirasakan bahwa kesejahteraan sosial tidaklah bermakna bila tidak diterapkan dalam bentuk usaha kesejahteraan sosial yang nyata menyangkut kesejahteraan warga masyarakat.

Usaha kesejahteraan sosial seharusnya merupakan upaya yang konkret (nyata) baik yang bersifat langsung (direct service) ataupun tidak langsung (indirect service), sehigga apa yang dilakukan dapat dirasakan sebagai upaya yang benar-benar ditujukan untuk menangani masalah ataupun kebutuhan yang dihadapi masyarakat. Usaha kesejahteraan sosial dibutuhkan karena pada berbagai negara terdapat warga masyarakat mempunyai kebutuhan dan masalah di luar kemampuan mereka untuk mengatasinya. Hal ini tentunya ditunjang dengan perkembangan dunia, bahwa kesejahteraan sosial (dan juga usaha kesejahteraan sosial) telah diterima masyarakat industrial modern sebagai salah satu fungsi guna membantu masyarakat dalam mengatasi masalah mereka. Masalah yang dihadapi warga masyarakat saat ini, bila ditelusuri, terkait dengan perubahaan sosial yang tejadi secara cepat.

Sebagai patokan dan pemberi arahan, pembangunan bidang kesejahteraan sosial di Indonesia yang bertanggung jawab adalah departemen sosial, secara asasi dan fundamental. Disusun pula berdasarkan pembangunan bidang kesejahteraan sosial yang dalam pelaksanannya menganut prinsip melanjutkan, meningkatkan, mengembangkan. memperbaiki serta memperbaharui segala hasil pembangunan bidang kesejahteraan sosial (Huda, 2009:15-17).


(43)

2.6. Kerangka Pemikiran

Ada banyak faktor yang perempuan bekerja dan sering juga menjadi tulang punggung perekonomian dalam keluarga. Perempuan sebagai bagian terbesar dari jumlah cenderung terabaikan dari peran sosial ekonomi karena didominasi laki-laki dengan pendangan-pandangan sempit tentang perempuan selama ini. Kehidupan perekonomian yang membuat perempuan harus berperan aktif dalam meningkatkan perekonomian keluarga. Kehidupan keluarga dan tekanan kemiskinan yang menyebabkan perempuan berperan ganda yaitu sebagai pengasuh anak dan juga membantu menghidupi dalam ekonomi keluarga. Hal ini merupakan peningkatan yang di rasakan oleh perempuan dimana perempuan tidak lagi hanya tergantung hidupnya terhadap laki-laki maupun saudara laki-laki. Dengan pendapatan yang diperoleh perempuan sebagai petani akan memperngaruhi kehidupan sosial seperti bagaimana keluarga mampu melakukan interaksi social.


(44)

Untuk memperjelas alur pemikiran diatas dapat dilihat pada bagan berikut ini:

2.7. Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional 2.7.1. Defenisi Konsep

Konsep adalah suatu makna yang di dalam pikiran atau di dunia kepahaman manusia yang dinyatakan kembali dengan sarana lambang perkataan atau kata-kata (Suryanto, dkk. 2008: 49). Defenisi Konsep merupakan suatu istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, Kelompok atau individu yang menjadi perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1989:34). Dalam hal ini konsep penelitian bertujuan untuk merumuskan dan mendefenisikan istilah-istilah

KONTRIBUSI PETANI PEREMPUAN

SOSIAL EKONOMI KELUARGA - Pendapatan - Kebutuhan Pokok

Keluarga - Kesehatan

- Pendidikan Anak. - Tabungan Masa Depan - Interaksi Sosial


(45)

yang digunakan secara mendasar agar tercipta statu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian

Adapun batas yang menjadi batasan konsep dalam penelitan adalah:

1. Kontribusi adalah sumbangan terhadap variabel tertentu. Dalam hal ini maksud kontribusi adalah sumbangan dari perempuan yang bekerja sebagai petani terhadap sosial ekonomi keluarga di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun.

2. Petani Perempuan adalah perempuan yang bekerja sebagai petani perempuan yang bekerja sebagai petani yang bercocok tanam dengan melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara di gunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain.

3. Sosial Ekonomi adalah kemampuan seseorang untuk mampu menempatkan diri dalam lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas apa yang dimilikinya dan kemampuan mengenai keberhasilan menjanlakan usaha dan berhasil mencukupinya.

4. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

5. Kebutuhan merupakan segala yang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan manusia yang didasarkan kepada pendapatan, kesehatan dan pangan.

6. Sosial Ekonomi keluarga berkaitan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya yang ditentukan oleh tingkat pendapatan yang diterima.


(46)

7. Kesejahteraan Sosial adalah sistem yang terorganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat.

Dengan demikian dapat diambil definisi konsep secara keseluruhan. Yang dimaksud dengan Kontribusi Petani Perempuan terhadap Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun adalah suatu pengamatan terhadap sumbangan dari perempuan yang bekerja sebagi petani yang dalam hal ini adalah perempuan yang sudah menikah dan suaminya tidak bekerja sebagai petani namun usaha tani merupakan usaha yang paling utama dalam pemenuhan kebutuhan social ekonomi keluarga di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun.

2.7.2. Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris. Bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan. Oleh karena itu diperlukan operasionalisasinya dari konsep-konsep yang menggambarkan tentang apa yang harus diamati (Nawawi, 1998:20). Dengan demikian peneliti dapat dengan mudah melakukan penelitian di lapangan.


(47)

Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan pokok keluarga yaitu kebutuhan pangan (makanan), sandang (pakaian) dan papan (tempat tinggal) petani perempuan dan keluarganya.

2. Pendapatan yaitu jumlah yang diterima dari usaha pertanian.

3. Pendidikan Anak : Usaha-usaha yag di lakukan untuk mengubah sikap dan tata laku melalui upaya pengajaran dan pelatihan baik secara formal maupun informal seperti mendidik di rumah maupun menyekolahkan anak.

4. Tabungan adalah pendapatan yang disisihkan untuk disimpan yang bertujuan untuk prinsip jaga-jaga. Dari penghasilan yang di peroleh dari pertanian bagaimana responden mampu menyisihkan penghasilannya. 5. Interaksi Sosial adalah keadaan di mana seseorang melakukan

hubungan saling berbalas respon dengan orang lain, aktivitasnya beragam mulai dari mengobrol, berjabat tangan dan juga bersaing. Hal ini seperti bagaimana hubungan dengan keluarga dan lingkungn sekitar. 6. Kesehatan adalah suatu keadaan bebas dari penyakit yang dialami oleh petani perempuan dan keluarganya dengan indikator:

a. Kesehatan Jasmani meliputi penyakit yang pernah di derita oleh para petani dan keluarganya.

b. Kesehatan Rohani yaitu suatu keadaan yang dialami oleh responden dalam berinteraksi dengan lingkungan tempat tinggalnya.


(48)

Dalam penelitian ini yang dilakukan dalam melihat kontribusi petani perempuan dengan cara melakukan pengamatan langsung untuk melihat apakah petani perempuan memiliki kontribusi terhadap sosial ekonomi keluarganya.


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.1. Tipe Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, dapat di artikan sebagai suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian sebagai suatu saat tertentu. Penelitian deskrifptif adalah suatu metode yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status variabel atau tema, gejala atau keadaan yang ada pada saat penelitian dilakukan (Mukhtar, 2000:15). Dalam hal ini peneliti harus mengumpulkan informasi tentang hal-hal atau keadaan yang terjadi saat penelitian.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi tersebut adalah karena banyak perempuan yang bekerja sebagai petani bersama suami untuk memenuhi kebutuhan dirinya keluarganya serta ada juga perempuan yang bekerja sebagai petani namun suaminya tidak ikut bekerja sebagai petani.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai, test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 1998:141). Berdasarkan pendapat tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian seluruh perempuan yang sudah sudah menikah yang bekerja sebagai petani yang budidaya tanamannya adalah sayur-mayur, memiliki luas


(50)

lahan pertanian maksimal 1 ha dan memiliki suami yang tidak bekerja sebagai petani yang ada di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun yaitu berjumlah 15 orang.

Sampel adalah wakil dari populasi yang dianggap representatif atau memenuhi syarat untuk menggambarkan keseluruhan populasi yang diwakilinya. Adapun kriteria yang menjadi sampel adalah sebagai berikut: adapun kriteria yang menjadi sampel adalah sebagai berikut:

1. Perempuan yang sudah menikah 2. Suami tidak bekerja sebagai petani 3. Budidaya tanaman dalah sayur mayur 4. Memiliki luas lahan maksimal 1 ha.

Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik sampel diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi (Arikunto, 1998:120). Penelitian ini termasuk penelitian populasi karena dalam penelitian ini populasi adalah sampel (N=n) yaitu berjumlah 15 orang.

3.3.2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sebagai berikut.

1. Studi Pustaka

Teknik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari ldan menelaah buku-buku, majalah, surat kabar, karya ilmiah, artikel, buletin dan lain-lain yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini.


(51)

2. Studi Lapangan

Pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung, turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan kontribusi petani perempuan terhadap sosial ekonomi keluarga.

a. Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian yaitu melakukan kunjungan lapangan atau pengamatan langsung terhadap masyarakat setempat.

b. Kuisioner, mengumpulkan data dan informasi dengan cara menyebarkan angket yang kemudian dijawab oleh responden

c. Wawancara terstruktur yaitu dimaksudkan untuk mengajukan pertanyaan secara tatap muka dengan responden dan wawancara ini dilakukan jika peneliti mengetahui dengan jelas dan terperinci apa informasi yang dibutuhkan dan memiliki satu daftar pertanyaan yangtelah disusun sebelumnya yang akan disampaikan kepada responden.

3.4. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen, (1982) analisis data adalah proses mencari dan mengatur secara sistematis catatan lapangan dan bahan-bahan lain yang ditemukan di lapangan (Mukhtar, 2000:123). Dengan demikian peneliti harus mampu mengatur secara sistematis catatatan lapangan dan bahan-bahan lain yang sifatnya berkaitan dengan penelitian.

Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif dimana data yang didapat dari hasil wawancara kemudian diolah secara manual karena data yang


(52)

didapat dari lapangan sifatnya sangat luas dan banyak sehingga tidak semua data tersebut dibutuhkan untuk memperkuat analisa data dan mendukung tujuan penelitian. Informasi yang didapat dari lapangan dikelompokkan dan lebih disederhanakan dengan sistematis untuk membuat deskripsi yang jelas mengambarkan bagaimana kontribusi petani perempuan terhadap sosial ekonomi keluarga, sehingga jawaban relevan yang didapat pada saat wawancara dapat dipakai dalam analisa data.


(53)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Sejarah Desa Sibangun Mariah

Desa Sibangun Mariah pada mulanya disebut huta lama (huta = kampung/desa, lama = lama) yang artinya desa lama yang terletak 2 km kesebalah Timur Laut Desa Sibangun Mariah saat ini. Perpindahan penduduk dari desa lama ke-desa yang baru bukanlah karena alasa kepadatan penduduk, akan tetapi masyarakat pindah karena alas an ekonomi praktis.

Menurut orangtua dahulu, perpindahan pertama kali terjadi sekitar tahun 1950, yang diwakili perpindahan keluarga Jinta Purba dengan alasan agar dekat ke-areal pertanian yang dia miliki. Setelah perpindahan itu berangsur—angsur penduduk berpindah dengan alasan yang sama. Dari tahun 1965 seluruh penduduk desa Huta Lama telah menetap di desa yang baru yang disebut Desa Sibangun Mariah. Sedangkan pendiri desa atau marga tanah adalah keturunan Raja Silimakuta, yang bermarga Girsang, dan hingga sekarang penduduk desa tersebut mayoritas bermarga Girsang. Marga lain yagbertempat tinggal di sana adalah marga Sinaga, Saragih, Purba, Damanik, Sipayung. Sedangkan marga pendatang misalnya dari daerah Karo seperti marga Tarigan, Barus, Sembiring, dari daerah Toba (Tapanuli) seperti marga Tampubolon, Silalahi, Manurung, Manullang, Siregar, Nainggolan, Pakpahan, Hutabarat, Marbun, Sihombing, Siagian, dan lain sebagainya. Sedangkan etnis lain yang tinggal di desa ini seperti Jawa, Nias. Penduduk pendatang adalah orang-orang yang berasal dari daerah lain dan menetap sebagai warga desa akibat dari perkawinan dengan putra/putri desa, namun sebagian besar ada yang tidak didasari oleh alasan perkawinan, tetapi ada yang sengaja datang mencari pekerjaan sebagai buruh tani dan akhirnya memilih untuk tinggal menetap di desa Sibangun Mariah.


(54)

4.2. Letak Geografis Desa dan Iklim

Lokasi wilayah merupakan salah satu penunjang bagi kemajuan suatu daerah dimana kemajuan ini akan mendukung peningkatan kesejahteraan hidup penduduknya. Desa Sibangun Mariah meerupakan salah satu desa di lingkungan kepenghuluan yaitu Bangun Saribu, Jandi Mariah dan Situri-turi yang secara administrasinya berada di wilayah kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara, dengan batas – batas sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Saibu Dolok - Sebelah Selatan berbatasan dengan Tapanuli Utara - Sebelah Barat berbatasan dengan Silimakuta Barat - Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Purba

Kemudian letak desa Sibangun Mariah lebih kurang 2 km dari Kantor Camat Silimakuta, dan 56 km dari Kantor Bupati Pematang Raya.

Adapun luas Desa Sibangun Mariah adalah 20.360 ha .Bila ditinjau dari luas daerah ini berdasarkan penggunaan tanahnya maka kehidupan penduduknya diwarnai dengan kehidupan agraris, dengan mananam berbagai jenis tanaman misalnya sayur sayuran, kopi, jagung dan tanaman holikultural lainnya yang seluruhnya dapat dihasilkan di desa tersebut. Hal ini juga dudukung oleh kondisi tanahnya yang sangat subur sehingga sangat cocok untuk usaha agraris. Sedangkan untuk areal persawahan hampir tidak ada dipakai oleh petani, karena petani di desa ini menanam padi di lahan kering. Alasan petani tidak menanam padi di sawah disebabkan beberapa hal, yakni irigasi yang sangat sulit, karena memang air yang sangat sulit dan hampir tidak ada sumber air di desa ini. Alasan lain dikarenakan petani menanam padi bukan untuk dijual tetapi hanya untuk kepentingan sendiri, sehingga mereka tidak harus


(55)

menanam dalam jumlah yang banyak, akan tetapi menanam sesuai kebutuhan mereka dalam satu tahun saja.

Tabel 4.1.

Komposisi Luas Wilayah Desa Sibangun Mariah

No. Jenis Areal Luas (Ha) Persentase( %)

1. Perkampungan 8 0,03

2. Persawahan 32 0,15

3. Lahan Kering 632 3,10

4. Hutan reboisasi 9500 46,66

5. Perkuburan 4 1,015

6. Lahan Kosong 9.108 44,73

7 Hutan alam 76 0,32

Jumlah 20.360 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Sibangun Mariah, 2011

Iklim adalah keadaan cuaca pada suatu tempat yang relatif luas dalam waktu yang cukup lama. Iklim pada suatu tempat berbeda-beda, tergantung pada letak lintangnya. Daerah Sibangun Mariah memiliki iklim tropis, berhawa sejuk dan dingin karena secara topografi desa ini tergolong kepada daerah dataran tinggi, dengan ketinggian antara 1.100 – 1.200 meter di atas permukaan laut. Desa ini mengenal dua pergantian musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan berlangsung sepanjang bulan Septermber sampai dengan Februari, sedangkan musim kemarau berlangsung bulan April sampai dengan bulan Agustus. Namun terkadang musim yang biasanya berlangsung setiap tahunnya tidak lagi dapat diprediksi dengan pasti karena perubahan iklim yang juga berpengaruh terhadap musim biasanya berlangsung di desa tersebut.


(56)

4.3. Pola Pemukiman

Pola pemukiman penduduk Desa Sibangun Mariah, umumnya berada di tepi jalan lintas desa, berderet rapat dan memanjang kebelakang, berhadap-hadapan satu sama lainnya dibatasi jalan lintas. Letak rumah penduduk satu dengan yang lain disepanjang jalan berjarak kira-kira 4 m atau hanya dipisahkan jalan kecil saja. Perumahan di desa ini tergolong rapat dengan rumah yang di sampingnya.

Tipe rumah penduduk bermacam-macam, sebagian permanen memiliki pekarangan sendiri dengan memakai gerbang atau tembok sama halnya bangunan rumah di perkotaan. Bangunan rumah seperti ini terbuat dari batu, berlantai semen atau tegel. Ada juga bangunan rumah yang semi permanen yaitu rumah penduduk yang berdinding papan, dan juga bambu yang dibelah dan sebagian memakai tepas, berlantai tanah. Namun bangunan rumah yang seperti ini berkisar 10 rumah saja. Ada juga beberapa rumah yang memakai tangga dipintu masuk. Bagi rumah yang tidak berpagar besi atau tembok cukup dipagar dengan bambu saja atau bunga-bungaan yang ditanam membentuk pagar, sehingga terlihat perbatasan antara halaman rumah masing-masing penduduk.

Lokasi pemukiman di desa ini dikelilingi perladangan sehingga ada sebagian rumah penduduk yang letaknya di pinggir perkampungan sudah sangat dekat dengan lokasi perladangan, hanya berjarak 10 m daru rumah penduduk. Pekarangan penduduk umumya sudah sangat sempit karena memang sudah dibatasi jarak rumahnya yang satu dengan yang lain. Dilokasi perkampungan telah dibuat jalan keliling desa sehingga penduduk tidak kesulitan apabila ingin berkunjung kerumah penduduk yang lain. Demikian juga halnya kendaraan roda dua dan roda empat bebas keluar masuk ke lokasi dan dari perkampungan.


(57)

4.4. Bahasa

Mengingat penduduk Sibangun Mariah adalah mayoritas suku Simalungun maka dengan sendirinya bahasa sehari-hari masyarakat bahasa batak Simalungun atas. Ada juga sebagaian yang memakai bahasa Batak Toba. Pada umumnya yang memakai bahasa batak Toba adalah masyarakat pendatang yang baru datang ke desa tersebut. Karena pendatan gatau perantau yang datang ke desa ini banyak berasal dari daerah Toba. Selain itu juga ada yang memakai bahasa Karo bagi suku Karo. Tetapi ada juga penduduk setempat yang bukan suku Karo menggunakan bahasa Karo dengan orang yang bersuku Karo. Karena pada umumnya penduduk desa ini mengetahui tiga bahasa daerah yaitu bahasa Simalungun, bahasa Toba, dan bahasa Karo. Hal tersebut dikarenakan letak daerahnya yang berada diperbatasan wilayah Karo dengan Toba.

Namun lambat laun masyarakat yang tidak suku Simalungun juga mengetahui bahasa tersebut sehingga bahasa ini merupakan bahasa ibu, dipergunakan dalam kegiatan sehari-hari, baik di rumah maupun di tempat umum. Sementara penggunaan bahasa Indonesia biasanya dipakai terbatas pada sekolah-sekolah ataupun pada saat berinteraksi dengan orang bukan berasal dari suku Simalungun, Toba dan Karo misalnya Jawa, Nias. Pada umumnya anak-anak penduduk yang masih balita sudah dilatih berbahasa Indonesia sejak kecil walaupun nantinya anak-anak tersebut juga akan mengetahui bahasa Simalungun dengan sendirinya.


(58)

4.5. Komposisi Penduduk

Penduduk merupakan modal dasar pembangunan suatu daerah, maka peranan penduduk pada suatu daerah sangat penting juga sebagai tenaga kerja dalam pembangunan sebab salah satu prinsip berdirinya suatu negara haruslah ada penduduk atau rakyat. Jika penduduk tidak ada maka negarapun tidak akan terbentuk dan sumber daya yang tersedia tidak akan berfungsi.

Menurut data yang diambil tahun 2011 jumlah penduduk Desa Sibangun Mariah saat ini mencapai 1833 jiwa. Dimana suku bangsa yang dijumpai di sini sudah campuran yaitu suku batak Simalungun, batak Toba, batak Karo, Jawa dan lain sebagainya, namun secara mayoritas adalah suku batak Simlungun. Tetapi dalam kehidupan sehari-hari penduduk desa ini masih memegang penuh suatu sifat kekeluargaan, seperti saling menyapa, saling menegnal satu sama lain.

4.5.1. Gambaran Umum Penduduk

Jumlah penduduk desa Sibangun Mariah saat ini secara keseluruhan mencapai 1.833 jiwa. Dengan jumlah penduduk tersebut maka Desa Sibangun Mariah terdiri dari 260 keluarga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

4.5.2. Komposisi Penduduk Manurut Kelompok Usia

Untuk melihat keberadaan penduduk dari tingkat usia maka dapat dilihat pada tabel berikut ini.


(1)

begitu baik misalnya karena masalah kurang begitu perduli antara satu sama lain namun sejauh ini interaksi yang ada di desa ini masih tergolong baik.

Berikut hasil wawancara dengan Ibu Erika Sembiring salah satu responden di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun:

” Saya dan keluarga punya interaksi yang baik karena keluarga saya tempat saya hidup dan saya bekerja juga demi keluarga saya. Kalau dengan lingkungan sekitar saya berinteraksi dengan baik karena semua saling membutuhkan makanya selalu saling membantu. Di desa ini semua sudah seperi keluarga itu sebab jarang ada perselisihan kalaupun ada perselisihan biasanya dibantu Gamot atau yang sering disebut dengan kepala masyarakat untuk menyelesaikan”

Berdasarkan hasl obeservasi di Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun bahwa Interaksi sosial respoden di desa tersebut baik hal ini terlihat dari kondisi keseharian responden yang senantiasa memperhatikan anggota keluarga dan senantiasa saling bertegur sapa dengan tetangga dan masyarakat sekitar dan tidak lepas dari candaan, selain itu juga kepedulian dan interaksi yang baik itu terlihat di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun yaitu seluruh masyarakat desa saling mengenal satu sama lain walaupun jarak rumah mereka tidak berdekatan.


(2)

BAB VI

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebagaimana diuraikan pada bab-bab terdahulu, maka pada bab-bab ini penulis akan berupaya mengemukakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian berdasarkan analisa dan interpretasi data dari penelitian yang dilakukan mengenai Kontribusi Petani Perempuan Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun. Kemudian setelah itu penulis akan memberikan saran-saran yang sifatnya berupa sumbangan pikiran demi tercapainya peningkatan kesejahteraan yang lebih baik. Adapun penulis membuat beberapa kesimpulan serta saran yang dianggap perlu.

6.1. Kesimpulan

1. Sesuai dengan hasil penellitian dilihat bahwa Petani Perempuan di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun memberikan kontribusi yang baik terhadap sosial ekonomi keluarga. Hal tersebut terlihat dari kemampuan responden untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara sosial ekonomi seperti kebutuhan sehari-hari dan dan keterlibatan responden dalam kehidupan sosial keluarga sangat mempengaruhi peran responden dari segi kehidupan sosial.

2. Di samping pekerjaan responden mereka masih kurang memperhatikan kesehatannya khususnya kesehatan reproduksi dikarenakan minimnya kesempatan untuk memperolah informasi tentang kesehatan kurangnya kesadaran para responden tentang petingnya kesehatan reproduksi perempuan


(3)

3. Peran perempuan sudah semakin dianggap penting hal ini terlihat bahwa para responden sudah lebih diberikan kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan dalam keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa peran perempuan dalam hal peningkatan perekonomian keluarga akan memperngaruhi peran perempan dalam bidang sosial.

4. Bekerja sebagai petani masih dianggap merupakan pekerjaan yang baik untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5. Responden sebagai petani perempuan bukan lagi meruapakan pencari nafkah tambahan namun merupakan pencari nafkah pokok karena penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan untuk peningkatan kehidupan sosial ekonomi keluarga.

6. Para responden walaupun dengan kesibukannya dalam bekerja sebagai petani masih mampu menyeimbangkan interaksi antara keluarga dan lingkungannya dengan masih senantiasa mengikuti kegiatan kelompok social yang ada di desa.

6.2. Saran

1. Perlunya responden mendapatkan kesempatan untuk memperoleh memperoleh informasi tentang kesehatan khususnya kesehatan reproduksi. 2. Perlu adanya pendidikan ataupun pelatihan tentang pertanian kepada

responden untuk meningkatkan pengetahuan tentang usaha pertanian sehingga dengan pengetahuan yang didapat mampu memperoleh hasil pertanian yang berlimpah otomatis penghasilan merekapun meningkat dan bisa membiayai kebutuhan sehari-hari dan biaya pendidikan.


(4)

3. Diharapkan kepada pemerintah kiranya melakukan sosialisasi tentang informasi kesehatan khususnya kesehatan reproduksi perempuan agar disamping bekerja sebagai petani responden senantiasa memberikan waktunya untuk memeriksakan kesehatan reproduksi dan menganggap penting hal tersebut.

4. Perlunya responden mendapatkan perhatian akan pekerjaan mereka dan anggota keluarga seperti suami untuk meringankan pekerjaan mereka sebagai petani dan juga sebagai ibu rumah tangga.


(5)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitan Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Astarhadi, Danim. 1995. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Danim, Sudarman. 2004, Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta.

Huda, Miftachul. 2009. Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Jayadinata. 1992. Usaha-usaha Pertanian Padi. Jakarta: Media Presindo. Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Macdonal, Sprenger, Dubel. 1999. Gender dan Perubahan Organisasi. Amsterdam: INSIST

Mudzakkir, dkk. 2010. Identitas Perempuan Indonesia: Status, Pergeseran Relasi Gender, dan Perjuangan Ekonomi Politik. Jakarta: Desantara Foundation. Mukhtar, Widodo, Erna. 2000, Kontruksi ke arah Penelitian Deskripsi. Yogyakarta:

Avyrouz.

Mulyanto, Sumari, dkk. 1986. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta: CV. Rajawali.

Narwoko, J. Dwi,. Bagong Suyanto. 2006, Sosiologi- Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta: Kencana.

Nawawi, Hadari. 1998. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Pers.

Primariantari, Pratiwi, Nelwan, Hardy. 1998. Perempuan dan Politik Tubuh Fantastis. Yogyakarta: Kanisius.

Sadli, Saparinah. 2010, Berbeda Tetapi Setara- Pemikiran Tentang Kajian Perempuan. Jakarta: Kompas.

Simanjuntak, Pyaman. 1985. Pengangguran dan Setengah Pengangguran. Jakarta: PRISMAN.

Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.


(6)

Subhan, Zaitunah. 2004. Membina Keluarga Sakinah. Yogyakarta: Pustaka Pesantren.

Sumardi, MD. 1985. Koperasi Dalam Orde Ekonomi Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Suryanto, Bagong dan Satinah. 2008. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Andi. Susanto, Astrid S. 1984. Sosiologi Pembangunan. Jakarta: Bina Cipta.

Tumanggor. Rusmin, dkk. 2010, Ilmu Sosial Dasar dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Wie, Thee, Kian. 1986.Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan. Jakarta: LP3ES. Sumber Lain

Pertiwi, Gita. 2010, Pembangunan Pertanian yang Responsif Gender. di akses dari

Samsudin. 2011, Pelatihan Peningkatan Pertanian Sehat. Diakes dari www.pertaniansehat.or.id 11-03-2011 pukul 20.35 WIB.

Resyidi, Zudan. 2010. Pertanian Perempuan di Desa. Diakses dari http://rumahsurvey.blogspot.com. 12-03-2011 pukul 22.30 WIB.

Yana. 2010. Peran Perempuan Pedesaan Dalam Ekonomi Global. Diakses dari http://lajur-kiri.com. tanggal 20-03-2011 pukul 16.00 WIB

Bataviase. 2010. Perempuan Petani Masih Dikorbankan. Diakses dari

Wikipedia. 2011. Kontribusi. Diakses dari http://id.wikipedia.org. 22-03-2011 pada pukul 21.35 WIB.

Wikipedia. 2010. Petani. Diakses dari http://id.wikipedia.org. 22-03-2011 pada pukul 21.45 WIB.

Wikipedia. 2011. Keluarga. Diakses dari http://id.wikipedia.org. 23-03-2011 pada pukul 20.25 WIB

Elmussi, Rahmatullah. 2010. Memahami Dinamika Perilaku Manusia Dalam Implementasi Kesejahteraan Sosial. Diakses dari http:// rahmatullah.banten-instuste.org. 30-03-2011 pada pukul 21.25 WIB.

Yuningsih, Yuyun. 1999. Analisis Optimalisasi Pendapatan Usaha Tani Pada Keragaman Jenis Usaha Petani. Diakses dari http://repository.ipb.ac.id. tanggal 05-04-2011 pada pukul 12.45 WIB.