Kepentingan Industri Pariwisata Kampung Majapahit
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
kebersamaan sebagai jati diri dari nilai-nilai sosial kemasyarakatan, adat dan agama menyatu dalam kesatuan yang dilukiskan sebagai wadah dalam bentuk
kerajinan patung cor kuningan. “patung cor kuningan ini menyatukan orang-orang di sini, dari yang
bekerja di pabrik kembali kerumah dan ikut kerja sebagai pengerajin cor kuningan.” Tutur Jamal Pengerajin patung cor kuningan.
11
Hal ini diyakini dapat dijadikan pedoman dalam melangkah selanjutnya menuju masyarakat yang rukun dan damai. Pedoman yang menekankan
bahwasannya berkerja dengan usaha sendiri, dirumah sendiri dan dengan keahlian sendiri lebih menyenangkan dan menenangkan dibandingkan harus kerja keluar
pegawai industri. Begitulah kehidupan di desa Bejijong yang menomorsatukan hidup secara rukun dan damai antar warga dengan terus menjaga kelestarian
budaya lokal di Kampung Majapahit. Bentuk dan hiasan yang diciptakan juga merupakan jati diri masyarakat
Majapahit. Patung cor kuningan merupakan salah satu media yang telah di wariskan oleh tetua di desa tersebut, sebagai upaya mempertahankan budaya
terhadap pengaruh budaya luar, minimal dalam penyerapan pengaruh dapat mengintegrasikan unsur-unsur budaya luar kedalam budaya daerah sendiri.
Patung cor kuningan merupakan produk yang ditawarkan masyarakat desa Bejijong tepatnya di Kampung Majapahit, terletak di kecamatan Trowulan
kabupaten Mojokerto. Kampung Majapahit merupakan desa yang terletak diruang
11
Wawancara dengan Jamal nama disamarkan merupakan pemuda asli desa Bejijong, saat ini Jamal berkerja sebagai pengerajin patung cor kuningan di Gotro Patung Majapahit Budha
Special. Saat ditemui Jamal sedang bekerja mencairkan malam sebagai bahan utama pembuatan patung cor kuningan di dapur tempat pembuatan patung. Wawancara pada 07 April 2017 pukul
11.25 WIB
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
lingkup daerah keraja mayoritas berpencah
pemasarannya hasil daerah wisata, terutam
Usaha patung c Diawal perkembanga
membuat kerajinan dipertahankan dan di
disangka-sangka kera berbagai seniman. Pa
wilayah Mojokerto, sebagai konsumen pa
cor kuningan untuk dalam suatu perlomba
secara turun temurun i
ajaan Majapahit. Di Kampung Majapahit ini, aharian petani dan pengrajin patung cor kuni
sil patung pribumi Kampung Majapahit dikir ama di Bali dan Jogyakarta.
ung cor kuningan diwarisi sejak berjayanya kera gannya sangat sedikit orang yang menguasai
n patung cor kuningan ini, akan tetapi usa n dikembangkan oleh beberapa pengerajin
kerajinan patung cor kuningan mendapatkan Patung cor kuningan ini justru lebih dikenal
o, seperti yang telah disebutkan diatas, Bali patung cor kuningan hingga saat ini sering m
uk di fungsikan dibeberapa tempat bahkan sa baan. Tidak heran, jika omset kerajinan patun
un ini mencapai puluhan juta rupiah.
ni, masyarakatnya kuningan. Dalam
kirim ke berbagai
kerajaan Majapahit. sai teknik dan cara
usaha ini terus n patung. Tanpa
kan perhatian dari nal konsumen luar
li dan Jogyakarta memesan patung
n sampai diikutkan tung cor kuningan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Gambar 4.4 Patung Cor Kuningan Sumber : Dokumentasi Pribadi
Di Kampung Majapahit hampir seluruh warganya bekerja membuat kerajinan patung cor kuningan baik menjadi pengerajin maupun pemilik usaha.
Karena sudah turun-temurun desa ini terkenal sebagai pembuat kerajinan patung cor kuningan, oleh karenanya kerajinan ini terus dikembangkan dan dilestarikan
oleh masyarakat setempat. Seiring berjalannya waktu, usaha ini makin berkembang, hingga membuat
sebagian warga beralih profesi menjadi pengerajin kuningan. Lama-kelamaan desa Bejijong atau Kampung Majapahit ini semakin banyak bermunculan
pengerajin dan hampir seluruh tempat dapat dijumpai pengerajin patung cor kuningan.
Menurut bapak Agus Kasiyanto tingginya minat pembeli dari berbagai daerah ini diantaranya karena barang-barang tersebut selain bernilai seni, yang
terpenting karena setiap desain yang di ciptakan memiliki sejarah dan nilai tersendiri, menciri khaskan kerajaan Majapahit dimana patung cor kuningan di
ciptakan dengan desain patung-patung dewa pada zaman kerajaan Majapahit juga produksinya bertempatan di wilayah Majapahit itu sendiri.
Temuan Data
Dalam pelaksanaan pembangunan Kampung Majapahit di Desa Bejijong masyarakat berperan secara aktif dalam hal partisipasi yang
ditunjukkan sebagai berikut : a.
Swadaya Masyarakat
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Swa pembanguna
merupaka Didalam i
memiliki dan pengor
Ga
“da dibe
Jatm
karena ada unsur buda
karena pe dinilai. Ti
bermasyar
12
Wawancara d berkunjung. Kamis 04 Ap
wadaya masyarakat merupakan satu dari aks gunan Kampung majapahit, dengan maksud
kan makhluk sosial, hidup dalam lingkung interaksi sosial manusia diberi tanggung ja
ki hak juga memiliki kewajiban, dituntut ada gorbanan.
Gambar 4.3 wawancara dengan kepala desa Be yang sudah berbentuk rumah Majapahita
Sumber : Dokumentasi Pribadi dalam pembangunan Kampung Majapahit
diberlakukan aturan, atau adanya swadaya masya tmiko menjelaskan bahwa seseorang mau ber
adanya kesadaran, kesadaran itu sendiri bersum budaya dalam diri manusia. Sebagai mahkluk y
perkembangan jaman dan juga berbudaya manusi . Timbulnya tanggung Jawab justru karena ma
yarakat dan hidup dalam lingkungan alam.
a dengan Jatmiko, ditemui di rumah pada saat pertama k pril 2017, pukul 10.13 WIB
aksi pelaksanaan sud bahwa manusia
ngkungan masyarakat. jawab, disamping
danya pengabdian
ejijong dirumah hitan
di hit, di desa ini
syarakat.”
12
bertanggung jawab sumber pada unsur-
uk yang sudah maju anusia menilai dan
manusia itu hidup
a kali peneliti
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
“Masyarakat desa Bejijong mau mengemban tanggung jawab atas pembangunan Kampung Majapahit karena kesadaran rasa
memiliki kampung bersama, tidak mau terlihat berbeda dengan tetangga, artinya setiap warga menginginkan pembangunan
rumah Majapahit juga di bangun di setiap depan rumahnya.”
13
Jatmiko menuturkan bahwa swadaya masyarakat di desa Bejijong sudah seperti kewajiban atau beban yang mana ditujukan
untuk kebaikan pihak yang berbuat itu sendiri atau pihak lain yang ada disekitarnya. Dengan demikian keseimbangan, keserasian, keselarasan
antara sesama manusia dan lingkungan terpelihara dengan baik. Dalam usaha memunculkan keserasian baik kepala desa maupun
perangkat desa yang memegang tanggung jawab menyatukan suara warga untuk bisa menjadikan lingkungan desa menjadi kampung
bernuansa Majapahitan juga mendapat kendala, diantaranya yaitu adanya beberapa warga yang menolak dilakukannya pembangunan
rumah model pendopo atau rumah Majapahitan didepan rumahnya. Bermacam alasan muncul dari warga yang menolak, ada penolakan
warga dengan alasan rumah yang sudah dibangun sudah bagus, berpagar paten dan halaman rumah sudah tidak memungkinkan untuk
ditambah oleh bangunan rumah bermodelkan Majapahitan lagi. Ada juga alasan dari warga yang takut mengeluarkan biaya ketika
pembangunan dilaksanakan, pasalnya mengingat pembangunan ini merupakan program dari pemerintah daerah untuk melestarikan
budaya. Beberapa alasan tersebut diterima oleh kepala desa dan perangkat desa lainnya, akan tetapi tidak begitu saja diterima, ada
13
Ibid, Kamis 04 April 2017, pukul 10.13 WIB
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
sebuah usaha pendekatan kembali kepada warga untuk ikut serta menselaraskan wajah lingkungan desanya.
Dari beberapa kali pendekatan yang dilakukan oleh perangkat desa membuahkan hasil, diantara warga yang menolak dengan alasan
takut mengeluarkan biaya pada akhirnya menerima dengan senang hati ketika didepan rumah dibangun pendopo atau rumah Majapahitan.
Akan tetapi untuk warga yang menilak dengan alasan rumahnya sudah bagus dan berpagar kokoh tidak mendapat paksaan karena warga yang
menolak tersebut tidak serta merta menolak program pemberdayaan Kampung Majapahit, mereka yang menolak sangat mendukung
progran dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya melestarikan budaya lokal hanya saja untuk masalah pembangunan
rumah tersebut tidak bisa dilakukan, beginilah keserasian dan keselarasan diimbangi juga dengan keseimbangan dan kedamaian
warga Kampung Majapahit. b.
Bantuan Pemerintah Bantuan pemerintah dalam kaitannya dengan pembangunan
Kampung Majapahit antara lain berbentuk dukungan atas inovasi yang dikeluarkan oleh masyarakat desa Bejijong untuk menghidupkan
kembali cakrawala Majapahit yang dulu pernah berjaya. Selain dukungan pemerintah juga memberikan bantuan berupa
alokasi dana pembangunan desa. “Kampung Majapahit dibangun dengan bantuan dana dari
pemerintah, bantuan dana tidak turun begitu saja, akan tetapi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
warga berembuk untuk mengajukan proposal yang akhirnya mendapat ACC, setelah itu dana turun dan akhirnya satu per satu
rumah warga di sulap menjadi rumah Majapahitan”.
14
Jatmiko menegaskan bahwasannya pembangunan Kampung Majapahit di desa Bejijong dilakukan di 94 rumah yang terasnya bakal
dipugar menjadi rumah Mahapahit, puluhan rumah tersebut terletak di sepanjang jalan utama desa yang menghubungkan By Pass Mojokerto
dengan Candi Brahu, jalan ini juga menjadi akses beberapa objek wisata sejarah lainnya, seperti jalan menuju ke pertapaan Siti Inggil,
Maha Vihara Majapahit dan Candi Gentong. Selain itu mengingat desa Bejijong terkenal dengan sentra
pengerajin patung cor kuningan maka pembangunan Kampung Majapahit yang menggunakan anggaran APBD pemerintah kabupaten
Mojokerto dan pemerintah provinsi Jawa timur yang mencapai 7,4 miliar bertujuan sebagai fasilitas penunjang adanya beberapa situs
purbakala yang kini menjadi destinasi wisata di desa Bejijong. Usaha masyarakat tersebut menjadi bentuk pengabdian atau
perbuatan baik yang berupa pikiran pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan kepada pimpinan, cinta, kasih sayang, hormat
14
Wawancara dengan Jatmiko, Jatmiko, berumur 42 tahun. Informan adalah kepala desa Bejijong kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Jatmiko berhasil merubah desa yang dulunya
sunyi, tidak terlalu ramai, dan bisa dikatakan sebagai desa yang biasa-biasa saja tanpa ada ciri khas yang menonjol menjadi suatu desa yang memiliki ciri khas sangat menarik dan berbeda dengan
desa-desa pada umumnya, desa ini mendapat sebutan Kampung Majapahit yang dalam waktu 2 tahun terakhir menjadi magnet wisata. Meskipun wisatawan yang banyak berdatangan tidak semua
berkunjung ke rumah-rumah Majapahitan ini akan tetapi lebih banyak ke situs-situs candi di desa Bejijong. Jatmiko mengembangkan potensi daerah sesuai kearifan lokal yang dimiliki. Jatmiko
menceritakan, awalnya tidak mudah merangkul warga dalam pembangunan rumah majapahitan ini, akan tetapi usaha terus di upayakan dengan bantuan dari berbagai pihak yang pada akhirnya
terwujudnya Kampung Majapahit.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
atau suatu ikatan dimana semuanya itu dilakukan dengan penuh ikhlas.
Bantuan pemerintah di desa Bejijong memicu timbulnya pengabdian pada hakekatnya adanya rasa tanggung jawab.
15
Karena pemerintah merupakan lembaga masyarakat yang terbesar diatas desa,
sedangkat masyarakat itu sendiri pada hakekatnya adalah bagian dari suatu warga pemerintahan. Karenanya bantuan dari pemerintah oleh
masyarakat desa Bejijong benar-benar dimanfaatkan dengan baik sebagai wujud adanya pengabdian warga pemerintah yang baik.
c. Program Pengembangan Kecamatan PPK
Program Pengembangan Kecamatan PPK merupakan program yang menentukan prioritas. Kecamatan memiliki prioritas dan tuntutan
dasar atas karakter yang diterapkan di lingkungan mereka. Jika suatu kecamatan menentukan suatu prioritas dalam pengembangan
lingkungannya maka berhasil atau tidaknya kriteria itu mesti dapat dibuktikan melalui terealisasinya pembangunan, pelestarian budaya
yang menarik dan pengembangan kemajuan atas perkembangan lingkungan yang di adakan program di hadapan para pemangku
kepentingan pihak kecamatan dan masyarakat. Hal ini dirasa penting karena Kecamatan Trowulan merupakan pusat ibukota dari kerajaan
Majapahit pada saat itu, pelestariannya terus dilakukan dan dikembangkan mulai dari perawatan candi-candi yang sudah ada
15
Lies Sudibyo, Agus Sudargono, Titik Sudiatmi, Bambang Triyanto, Ilmi Sosial Budaya Dasar, Yogyakarta: C.V ANDI AFFSET, 2013, 109
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
hingga mumunculkan situs-situs baru seperti halnya memunculkan rumah Majapahit ini sebagai upaya memperkaya khasanah penjagaan
aset busaya lokal. Tanpa adanya prioritas yang jelas proses evaluasi atas berhasil
atau tidaknya pengembangan program akan menjadi tidak jelas. Oleh karena itu prioritas akan nilai pengembangan lingkungan bernuansa
Majapahit dirumuskan dengan jelas dan tegas, diketahui oleh setiap pihak yang terlibat dalam proses pengembangan dalam artian proses
sosialisasi program yang direncanakan tersampaikan dengan baik dan masyarakat sebagai penggerak mampu menjalankan program dengan
benar.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Tabel 4.1 Kategorisasi temuan data
No. Nama
Kondisi Rumah
Penghayatan Nilai- Nilai Kultural
Kepentingan Industri Pariwisata
1. Jatmiko
Kepala Desa Bejijong
Sudah berbentuk
rumah Majahapitan
Pemerataan pembangunan rumah
Majapahitan, kebersamaan dan
kegotong-royongan dalam pembangunan
Kampung Majapahit Kampung Majapahit
Sebagai Income bagi warga untuk
kedepannya
2. Ismanto
Ketua Ladewi
Sudah berbentuk
rumah Majahapitan
Warisan budaya masa Majapahit merupakan
nilai luhur dan sebuah kebanggaan bagi
masyarakat Penunjang
perekonomian warga desa Kampung
Majapahit jika mendapat legitimasi
sebagai tempat wisata
3. Kasiyadi
Pimpinan Bhagaskara
Kampung Majapahit
Mojokerto Sudah
berbentuk rumah
Majahapitan Kebangwananan
warga desa Bejijong dengan Kampung
Majapahitnya Dibangun fasilitas
atau rumah Majapahitan yang
lebih baik di tiap rumah warga demi
kenyamanan para wisatawan yang
secara langsung atau tidak bisa
dipergunakan oleh penduduk lokal
4. Agus
Kasiyanto pengusaha
patung dan manik-manik
cor kuningan terbesar di
desa Bejijong Sudah
berbentuk rumah
Majahapitan Meleburkan kuningan
dan sejarah tragedi kerajaan Majapahit
sebagai bentuk melestarikan sejarah
dan budaya Mendorong warga
desa Bejijong untuk berwiraswasta atau
membuka usaha dirumah
5. Atim
pengerajin batik dan
pemilik tempat pelatihan
pembuatan batik di desa
Bejijong Sudah
berbentuk rumah
Majahapitan Karena Majapahit
tidak hanya Candi, akan tetapi budaya
lainnya, seperti batik dan prosesnya, dan
meningkatkan ketertarikan para
pemula pembatik Meningkatkan
pendapatan masyarakat desa
Bejijong
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
ketika ditempatkan di rumah dengan nuansa
majapahitan
6. Teguh
perangkat desa Bejijong
Sudah berbentuk
rumah Majahapitan
Semangat untuk terus meningkatkan
pelestarian budaya ketika sudah ada
tombak awal yang baik, seperti bangunan
rumah Majapahitan sebagai simbol utama
adanya sejarah Majapahit di desa
Bejijong Membuka peluang
usaha dan meningkatkan
pendapatan masyarakat dan
pemerintah daerah
7. Jamal
seniman sekaligus
pekerja patung cor kuningan
di desa Bejijong
Sudah berbentuk
rumah Majahapitan
Patung-patung, artefak-artefak, dan
candi-candian secara tidak langsung
memaksa orang memahami sejarah dan
budaya Membuka peluang
kerja bagi pemuda- pemuda di kampung
halaman sendiri, mulai dari pekerja
pembuat patung dan mungkin bisa jadi
tour guide nantinya kalau sudah resmi
dijadikan wisata Kampung Majapahit
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id